The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by irma210116, 2021-10-28 13:26:22

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Keywords: Ski,sejarah,islam,andalusia

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Daftar Isi

Peta Konsep ........................................... i
Tujuan ............................................... ii
Daftar Isi .......................................... iii
Pendahuluan ........................................... 1
Bagian Pertama ........................................ 5

A. Keruntuhan Dinasti Umayyah I di Damaskus dan
Berdirinya Dinasti Umayyah II di Andalusia ........ 5

Bagian Kedua .......................................... 9
A. Sistem pemerintahan Dinasti Umayyah II ............ 9
B. Perkembangan Seni di Dinasti Umayyah II .......... 11
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dinasti Umayyah II
................................................. 13
D. Perkembangan Ekonomi di Dinasti Umayyah II ....... 16
E. Kondisi Pertahanan dan Keamanan di Dinasti Umayyah
II ............................................... 17
F. Kondisi Sosial di Dinasti Umayyah II ............. 17

Bagian Ketiga ........................................ 19
A. Keruntuhan Dinasti Umayyah II .................... 19

Daftar Pustaka

iii

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Peradaban Islam Daulah Umayyah di
Andalusia

Pendahuluan

Sebelum datangnya Islam ke Andalusia, wilayah
Andalusia dikuasai oleh Visigoth atau Gotik Barat, Suku
liar yang tinggal di Kekaisaran Roma dan hidupnya gemar
berpindah-pindah serta melakukan peperangan jika bertemu
dengan suku atau kelompok lain karena dianggap musuh.1
Gotik Barat mulai menguasai Andalusia pada abad ke-5 M,
diawal kekuasaannya berhasil membuat rakyatnya hidup aman
dan tentram sehingga rakyatnya sangat mendukung
kekuasaanya hingga mampu berkuasa selama 200 tahun. Akan
tetapi semakin lama penguasa Gotik Barat hanya berfoya -
foya saja yang menimbulkan para rakyat membenci
kekuasaanya. Pemerintahan saat itu juga sangat kejam dan
kondisi manyarakat semakin terpuruk sehingga banyak
terjadi kemiskinan, kekerasan, perampokan, pelecehan dan
pemerkosaan dan masih banyak kejahatan – kejahatan lain.

Gelombang pertama penaklukkan Andalusia oleh Dinasti
Umayyah dimulai ketika Tharif bin Malik diutus oleh
gubernur Afrika Utara Musa bin Nusair untuk melakukan
penyelidikan di daerah Andalusia. Tharif membawa sekitar
500 tentara, sengaja tidak membawa jumlah tentara yang
banyak karena tujuannya hanya untuk melakukan penyelidikan
dengan mendarat di semenanjung Tarifa yang diambil dari
namanya Tharif. Pasukan musuh yang berjaga di wilayah itu

1 Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam (Bangka: Shiddiq Press, 2015), hlm. 57.

Irma Agustiana 1

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

berhasil dikalahkan oleh Tharif dan pasukannya. Kemudian
Tharif mengambil harta rampasan perang tersebut dan
kembali ke Afrika Utara. Tharif dan pasukannya tidak
meneruskan untuk menaklukkan Andalusia karena hanya
ditugaskan sebagai pasukan awal untuk merintis dan
menyelidiki wilayah Andalusia.

Melihat keberhasilan Tharif tersebut, Musa bin Nusair
mengutus Thariq Ibn Ziyad untuk menaklukkan Andalusia.
Mendengar kedatangan Thariq, Raja Roderick sangat
menyiapkan penyerangan tersebut. Raja Roderick menyiapkan
pasukan sebanyak 70.000 pasukan dan ada juga yang
mengatakan 100.000 pasukan.2 Sedangkan Thariq hany membawa
7000 pasukan yang berangkat dari Afrika Utara menuju
Andalusia dengan menaiki kapal. Thariq dan pasukannya
mendarat di sebuah gunung batu yang kemudian di namai
Jabal al- Tareq atau Gibraltar.3 Thariq berinisiatif
membakar kapal - kapal itu agar pasukannya tidak mundur
dan semangat berperang meskipun pasukannya lebih sedikit
daripada pasukan musuhnya.

Dalam pertempuran itu, Raja Roderick diserang oleh
Thariq. Thariq memukul Raja Roderick dengan tongkatnya
hingga akhirnya Raja Roderick meninggal sehingga Andalusia
tidak memiliki raja lagi.4 Kemudian Thariq dan pasukannya
melanjutkan untuk menaklukkan wilayah - wilayah lainnya
seperti Cordova, Granada dan Toledo. Musa bin Nusair juga
menginginkan untuk mengikuti penaklukkan di Andalusia
tersebut. Bersama pasukannya Musa bin Nusair pergi ke

2 Syamruddin Nasution, Sejarah peradaban islam (Riau: Pusaka Riau, 2013), hlm.
141.
3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997), hlm. 89.
4 Kartika Sari, op. cit., hlm. 59.

Irma Agustiana 2

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Andalusia, wilayah-wilayah yang dilaluinya seperti
Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida berhasil ditaklukan.
Kemudian Musa bin Nusair dan pasukannya bergabung dengan
Thariq di Toledo sehingga pasukan mereka semakin banyak
dan kuat hingga mereka berhasil menaklukkan Andalusia
bagian Utara mulai dari Saragosa sampai Navarre.5

Musa bin Nusair, Thariq dan pasukannya hendak
melanjutkan ke pegunungan Pyrenia di utara dan selatan
Perancis akan tetapi khalifah al-Walid bin Abdil Malik
meminta mereka untuk melaporkan hasil taklukkannya hingga
akhirnya mereka kembali. Jika mereka tidak diminta
melaporkan hasil taklukkannya mungkin saja mereka bisa
menguasai seluruh Andalusia sampai dengan Perancis, Italia
bahkan Eropa Barat karena kondisi politik dan ekonomi
mereka waktu itu sedang tidak baik. Sehingga penaklukkan
gelombang pertama di Andalusia terhenti.

Gelombang kedua pada masa pemerintahan khalifah Umar
bin Abdul Aziz berniat melanjutkan penaklukan Andalusia
untuk menguasai pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan.6
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menunjuk al-Samah untuk
menjadi pemimpin pasukan. Akan tetapi al-Samah terbunuh
sehingga usaha tersebut gagal. Selanjutnya pemimpin
pasukan diserahkan kepada Abdul Rahman bin Abdullah. Akan
tetapi penaklukkannya ke Perancis tidak berhasil, Abdul
Rahman bin Abdullah dan pasukannya mundur dan kembali ke
Andalusia karena kondisi sosial, politik maupun ekonomi
disana sudah membaik. Walaupun jarak gelombang pertama
dengan gelombang kedua hanya sekitar lima tahun, yaitu

5 Abdul Mun’im Majid. Sejarah Kebudayaan Islam (Surabaya: TT Pustaka, 1997),
hlm. 182.
6 Abdul Mun’im Majid, op. cit., hlm. 144.

Irma Agustiana 3

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

pada tahun 712 M hingga 717 M tetapi perubahannya sangat
signifikan sehingga sulit untuk meneruskan penaklukkan
tersebut.

Scan kode QR untuk Penjelasan lebih
lanjut

Irma Agustiana 4

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Bagian Pertama

Awal Mula Dinasti Umayyah di Andalusia

A. Keruntuhan Dinasti Umayyah I di Damaskus dan Berdirinya
Dinasti Umayyah II di Andalusia
Dinasti Umayyah terbagi menjadi dua periode yaitu
Dinasti Umayyah I yang berpusat di Damaskus atau Syiria
dan Dinasti Umayyah II yang berpusat di Andalusia atau
Andalusia. Dinasti Umayyah I yang berpusat di Damaskus
diakhir kekuasaannya mengalami banyak permasalahan yang
menyebabkan keruntuhan. Diantaranya diskriminasi antara
kaum muslim bangsa Arab dan non-Arab (Mawali) yang lebih
mengutamakan bangsa Arab. Hal tersebut membuat bangsa
Mawali membenci hal tersebut hingga berniat menjatuhkan
Dinasti Umayyah kemudian bergabung dengan Syiah dan
Khawarij hingga adanya gerakan Bani Abbas dan mereka
bergabung karena berniat mengembalikan hak - hak mereka.
Kemudian juga terjadi separatisme antara Arab Utara dengan
Arab selatan.7 Dan juga terjadi kefanatikan kesukuan
(tribal spirit) sebagai masalah lama yang muncul kembali.
Pertikaian ini muncul sejak masa khalifah Yazid Ibn
Muawiyah yang benih-benihnya mulai muncul ketika Muawiyah
keadaan ini terhenti ketika Umar ibn Abdul Aziz menjadi
khalifah tanpa membeda - bedakan Arab utara dan Arab
selatan. Setelah Umart ibn Abdul Aziz wafat timbullah
masalah ini lagi hingga akhir Dinasti Umayyah.
Selain itu, persaingan jabatan sangat berpengaruh
dalam keruntuhan Dinasti Umayyah yang diawali oleh

7 Ibid, hlm, 49.

Irma Agustiana 5

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

khalifah Marwan ibn Hakam. Dalam bangsa Arab Selatan (Suku
Kalb) sendiri memiliki dua perbedaan pendapat, sebagian
menginginkan Khalid ibn Yazid dan sebagian menginginkan
Amr bin Ash menjadi khalifah selanjutnya. Akan tetapi
Marwan sendiri telah menunjuk putranya yaitu Abdul Malik
dan Abdul Aziz. Dengan keputusan ini, berarti Marwan telah
mengabaikan putusan Mu’tamar al-Jabiyan. Persaingan-
persaingan demikian terus berlanjut hingga puncaknya
ketika masa al-Walid II, Yazid II, Ibrahim Ibn Walid dan
Marwan Ibn Muhammad (Marwan II). Didukung dengan dekadensi
dan demoralisasi khalifah, dimana Yazid ibn Abdul Malik
diceritakan memiliki akhlak yang buruk, gemar berfoya -
foya, minum - minuman keras dan bersenang - senang dengan
dayang - dayangnya daripada mengurusi pemerintahannya.8
Yazid ingin digantikan oleh putranya Walid ibn yazid
tetapi Walid masih kecil sehingga di gantikan den Hasyim
ibn Abd Malik dengan catatan Walid ibn Yazid yang akan
menjadi khalifah selanjutnya. Setelah Hasyim wafat
digantikan oleh Walid ibn Yazid di dampingi Abd. Shamad
yang sama-sama memiliki akhlak kurang baik sehingga rakyat
melakukan pemberontakan dan membunuh Walid ibn Yazid dan
kemudian membaiat Yazid ibn Walid (Yazid II) sebagai
khalifah.

Gerakan Dinasti Abbas dan penyerbuannya terhadap
Dinasti Umayyah I terjadi ketika Umar bin Abdul Aziz
menjabat sebagai khalifah, disusunlah secara diam - diam
propaganda untuk menegakkan Dinasti Abbasiyah. Sikap
toleransi Umar ibn Abdul Aziz dalam memerintah menyebabkan
suburnya propaganda tersebut. Pelopor gerakan ini adalah

8 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam. (Medan: Perdana Publishing, 2016),
hlm. 83.

Irma Agustiana 6

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Ali ibn Abdillah ibn Abdul Abbas dan puteranya Muhammad
ibn Ali. Gerakan ini dimulai di Hunainah. Akan tetapi nama
Bani Abbas tidak begitu ditonjolkan tetapi lebih
ditonjolkan Bani Hasyim maka tersimpullah keturunan Ali
dan Bani Abbas. Serangan terhadap Dinasti Umayyah I
dimulai dari Khurasan, Persia dilanjutkan ke Kufah, Irak.
Pada tahun 750 M di Irak Dinasti Umayyah mengalami
kekalahan dan Marwan II terbunuh, tak lama kemudian
Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbasiyah.

Setelah jatuhnya

Dinasti Umayyah di

Damaskus, Dinasti

Abbasiyah mengambil alih

kekhalifahannya. Akan

tetapi salah satu pangeran

Dinasti Umayyah berhasil

melarikan diri hingga ke

Andalusia yang bernama

Abdurrakhman bin Muawiyah Gambar 1.1 Wilayah Keamiran Andalusia
bin Syam. Dalam Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Emirate
pelariannya, Abdurrakhman _of_C%C3%B3rdoba

sampai di Andalusia dan bertemu dengan Yusuf bin

Abdirrahman atau gubernur Andalusia masa itu yang telah

menyatakan tunduk pada kekhalifahan Dinasti Abbasiyah di

Baghdad. Sehingga terjadilah persaingan politik dan

perebutan pengaruh di Andalusia. Akan tetapi Abdurrakhman

berhasil memenangkan persaingan kekuasaan tersebut dan

menyatukan Andalusia dalam pengaruhnya. Tahun 756 M,

Abdurrakhman kemudian memproklamirkan berdirinya keamiran

Andalusia atau Dinasti Umayyah II yang berpusat di Cordoba

Irma Agustiana 7

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

dan tidak tunduk kepada kekuasaan Dinasti Abbasiyah.9
Abdurrakhman kemudian mendapat julukan ad-Dakhil yang
berarti “masuk”. Hingga setelah itu keamiran Andalusia
mengalami perkembangan pesat dan berkembang menjadi salah
satu pusat kebudayaan Islam yang berkembang pesat meskipun
tetap tidak bisa menandingi kemajuan pada Dinasti
Abbasiyah.

9 Ubadah, Peradaban Islam di Andalusia dan Pengaruhnya terhadap Peradaban Dunia
Barat. Jurnal Hunafa. Vol. 5. No 2. 2008, hlm. 163.

Irma Agustiana 8

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Bagian Kedua

Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan
Daulah Umayyah di Andalusia

A. Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah II

Sejak awal Islam masuk ke Andalusia hingga akhir
kekuasaannya sekitar lebih dari 7 abad, pemerintahan di
Andalusia dapat terbagi menjadi 4 periode:10

a. Periode pertama, pada periode ini Islam di Andalusia
masih belum stabil, ada pergantian gubernur sebanyak 20
kali dalam waktu 45 tahun karena tidak ada gubernur
yang tangguh dan mampu mempertahankan kekuasaanya dalam
waktu yang lama. Perbedaan pandangan politik membuat
sering terjadinya peperangan.

b. Periode kedua tahun 756 M - 912 M, sejak pembentukan
Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia di bawah
seorang yang bergelar amir (gubernur), tetapi tidak
tunduk kepada pemerintahan Islam pusat Dinasti
Abbasiyah di Baghdad. Pada saat ini Dinasti Umayyah di
Cordova dipimpin oleh tujuh orang amir, yaitu
Abdurrahman I (756 M - 788 M), Hisyam I (788 M - 796
M), Hakam I (796 M – 822 M), Abdurrahman II (822 M –
852 M), Muhammad I (852 M - 886 M), Munzir (886 M - 888
M) dan Abdullah (888 M - 912 M).

c. Periode ketiga tahun 912 M - 1012 M, di bawah
pemerintahan seorang pimpinan yang bergelar khalifah,
pada saat itu terdapat empat khalifah, yaitu Abdurahman

10 Ibid., hlm. 149.

Irma Agustiana 9

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

III (912 M - 961 M), Hakam II (961 M - 976 M), Hisyam
II (976 M - 1000 M) dan Muhammad II bin Abi Amir atau
Hajib al-Mansur (1000 M - 1010 M).

d. Periode keempat tejadi pada masa kemunduran yang
dipimpin oleh Muluk al-Thawaif yaitu raja golongan -
golongan atau negara - negara kecil yang berpusat di
berbagai provinsi - provinsi.

Kemajuan pemerintahan mulai terlihat pada periode

ketiga. Dimana Abdurrahman III memimpin menggantikan

ayahnya dan mendirikan Kekhalifan Andalusia atau Cordoba.

Terbukti dengan didirikannya Universitas Cordova yang

perpustakaannya memiliki

ratusan ribu buku dan

masyarakat dapat

menikmati kesejahteraan

dan kemakmuran serta

pembangunan kota

berlangsung cepat.11

Abdurrahman III yang

kuat, mempesona dan

berbakat menyelamatkan

imperium muslim yang Gambar 2.1 Wilayah Kekhalifahan Andalusia
hampir hancur di tangan Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Caliphate
ayahnya Abdullah. Setelah _of_C%C3%B3rdoba

menjabat Abdurrahman III membuat Islam berdiri kokoh di

Andalusia, beliau sangat melindungi warganya dengan cara

memperkuat penjagaan seperti polisi dan lainnya. Dengan

keadaan yang aman warga bisa dengan bebas menjalankan

proses berdagang yang menjadikan ekonomi semakin baik.

11 W. Montogomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian kritis dari tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), hlm. 218.

Irma Agustiana 10

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Uang negara yang berjumlah besar diasumsikan untuk
membangun jalan-jalan, bangunan umum, jembatan, sekolah-
sekolah dan masih banyk lagi.

Setelah Abdurrahman meninggal kekuasaan digantikan
oleh putranya yaitu Hakam II. Hakam II adalah pemimpin
yang adil, bijak dan penuh pengertian. Hakam II juga
menjalankan ajaran agama yang ketat dan juga melakukan
anjuran sunnah-sunnah Rasulullah. Namun Hakam II lebih
dikenal sebagai pecinta ilmu pengetahuan dan
kesusastraannya sehingga Hakam II menjadi penyempurna
peradaban Andalusia pada saat itu, bayak universitas-
universitas yang maju serta banyak pendatang baik kalangan
Islam maupun Kristen untuk bersekolah di Andalusia. Hakam
II meninggal saat putranya yang bernama Hisyam II berumur
11 tahun. Dikarenakan putranya masih dini dan belum bisa
meneruskan kekuasaan ayahnya sehingga ibu dan sekretaris
negaranya saat itu yang mengambil alih tugas pemerintahan.
Sebenarnya dahulu Hakam II mengangkat sekretarisnya yang
bernama Muhammad bin Abi Amir ini sebagai pengasuh
anaknya, akan tetapi sepeninggal Hakam II, Muhammad bin
Abi Amir mengambil alih kekuasaannya dengan gelar Hijab
al-Mansur yang menjadikannya sebagai penguasa sebenarnya.
Tiga kekuasan inilah yang membawa pengaruh besar di
Andalusia.

B. Perkembangan Seni di Dinasti Umayyah II

Dalam bidang musik khususnya seni suara di Andalusia
terkenal dengan nama zaryab, setiap ada jamuan atau
pertemuan penting pasti ada pertunjukan zaryab didalamnya.
Sastra Arab telah mejadi bahasa administrasi Islam di
Andalusia, bahkan orang Andalusia menomorduakan bahasa
asli mereka, mereka juga memiliki banyak orang yang ahli

Irma Agustiana 11

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata
bahasa. Tokoh - tokoh tersebut diantaranya Ibn Sayyidih,
Ibn Malik (pengarang kitab Alfiyah), Ibn Khuruf, Ibn al-
Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn Usfur, Abu
Hayyan al-Ghamathi dan sebagainya. Seiring dengan kemajuan
bahasa, karya-karya sastra juga bermunculan, seperti Al-
’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji
Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid
buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.12
Selain itu seni arsitektur juga sangat berkembang pada
masa ini dapat dilihat dari:

a.Kota Cordova, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
Emirat Umayyah. Selain dihiasi oleh masjid megah,
jembatan besar, dan istana mewah, juga dipenuhi dengan
300 tempat pemandian umum, 73 perpustakaan, toko - toko
buku dan 700 masjid.

b.Masjid Cordova, yang didirikan pada tahun 786 M. Dengan
menghabiskan dana 80.000 dinar. Panjang masjid itu dari
utara ke selatan adalah 175 meter, sedangkan lebarnya
dari barat ke timur adalah 134 meter, tinggi menaranya
20 meter yang didukung oleh 300 buah pilar yang terbuat
dari marmer. Di tengah masjid terdapat tiang agung yang
menyangga 1000 buah lentera. Masjid ini jatuh ke tangan
Kristen ketika Cordova jatuh ke tangan Fernando III pada
tahun 1236 M.13 Hingga saat ini bangunan Masjid Cordova
masih kokoh berdiri dengan nama Chathedral of Cordova
atau dalam bahasa Spanyol disebut La Mezquita (masjid).
Bangunan ini diakui oleh UNESCO sebagai salah satu situs
warisan peradaban dunia. Pada awal tahun 2000 umat Islam

12 Ubadah, op. cit., hlm. 123.
13 W. Montogomery Watt, op. cit., hlm. 169.

Irma Agustiana 12

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

pernah meminta haknya untuk sholat didalam masjid
cordova, tapi permintaan ini ditolak oleh orang katolik
di Spanyol sehingga sampai sekarang masjid Cordova tetap
menjadi katedral.

Gambar 2.2 masjid-katedral Cordoba
Sumber: https://www.kompasiana.com/rhtourtravel/5d5368e00d82303b4b1b4432

/megahnya-arsitektur-masjid-cordoba-di-eropa

c.Pada tahun 936 M, Al-Nashir membangun kota satelit
dengan nama al-Zahra, kota tersebut terletak disebuah
bukit di pegunungan Sierra Morena. Bagian atas terdiri
dari istana dan gedung-gedung. Sedangkan ditengahnya
terdapat taman dan tempat rekreasi dan bagian bawahnya
terdapat rumah-rumah, masjid, toko-toko, dan bangunan -
bangunan umum lainnya.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dinasti Umayyah II
Pada masa Dinasti Umayyah II ilmu pengetahuan sangat

berkembang pesat, ini terjadi karena ada beberapa fakor
pendukung. Kesuburan tersebut yang sudah terjamin
menyebabkan majunya ekonomi yang menghasilkan pemikir –

Irma Agustiana 13

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

pemikir intelektual, kemajukan masyarakat yang berasal
dari berbagai daerah terdiri dari orang Arab Utara maupun
Selatan, orang Barbar dari Afrika Utara, al-Muwalladun
(orang Andalusia yang masuk Islam) dan orang Andalusia
yang masih beragama Kristen maupun orang Yahudi. Semua
golongan tersebut kecuali orang Kristen memberikan
pemikiran intelektual untuk kebangkitan budaya ilmiah,
sastra, dan kesenian, diantaranya:
a.Filsafat

Filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M selama pemerintahan Muhammad ibn
Abdurrahman (832 M – 886 M). Kemudian atas inisiatif
al-Hakam karya - karya ilmiah dan filosof diimpor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan
perpustakaan, toko-toko buku dan universitasnya mampu
menjadikan peradaban Islam di Andalusia menjadi lebih
baik meskipun tidak sampai menyaingi Baghdad yang pada
waktu itu menjadi pusat kejayaan Islam:14
1.Tokoh pertama dalam filsafat Arab-Andalusia adalah Abu

Bakar Muhammad bin al-Sayyigh yang lebih dikenal
dengan Ibn Bajjah. Sama seperti al-Farabi dan Ibn Sina
di Timur, dia melakukan kajian filsafat pada bidang
yang bersifat etis dan eskatologis.
2.Tokoh kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail yang lebih
dikenal dengan Ibn Thufail. Dia banyak menulis masalah
- masalah terkait kedokteran, astronomi dan filsafat.

14 Majid Fajhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), hlm.
357.

Irma Agustiana 14

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Karya filsafatnya yang terkenal sampai sekarang adalah
Hay ibn Yaqzhan.

3.Tokoh ketiga adalah pengikut

Aristoteles yang terbesar di

gelanggang filsafat dalam

Islam, yaitu Ibn Rusyd dari

Cordova. Di Barat dikenal

dengan nama Averoes.15

Kebesaran Ibn Rusyd nampak

Gambar 2.3 Lukisan Ibnu Rusyd
dalam karya-karyanya
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu

yang selalu membagi pembaha_sRaunsnydya dalam tiga bentuk,

yaitu komentar, kritik dan pendapat. Dengan hal

tersegut Ibn Rusyd atau Averoes dikenal sebagai

seorang komentator sekaligus kritikus yang sangat

logis dan adil.

b.Sains

Dalam bidang kedokteran dikenal Ahmad bin Ibas
sebagai ahli dalam bidang obat-obatan. Ummi al-Hasan
binti Abi Ja’far adalah ahli kedokteran dari kalangan
wanita. Dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah
Abbas bin Farnas. Abbas bin Farnas adalah orang pertama
yang menemukan pembuatan kaca dari batu serta Ibrahim
bin Yahya al Naqqash yang terkenal dalam bidang ilmu
astronomi. Ibrahim bin Yahya al-Naqqash dapat menentukan
waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya terjadi gerhana matahari tersebut.16

c.Sejarah dan Geografi

15 Samsul Munir Amin, Islam Sejarah Peradaban, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2009), hlm. 173.
16 Ibid., hlm. 166.

Irma Agustiana 15

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Dalam bidang sejarah dan geografi memiliki banyak
tokoh ilmuwan seperti Ibn Jubeir dari Valencia (1145 M
- 1228 M) yang menulis tentang Negeri - Negeri Muslim
Mediterania dan Sicilia, Ibn Batutah dari Tangier (1304
M - 1377 M) mencapai Samudra Pasai di Indonesia dan
sampai ke Cina, Ibn al-Khatib (1317 M - 1374 M) menyusun
riwayat Granada dan Ibn Khaldun dari Tunis tetapi
tinggal di Andalusia adalah perumus filsafat sejarah.
Semua sejarawan tersebut bertempat tinggal di Andalusia
tetapi kemudian ada beberapa yang pindah ke Afrika.

d.Ilmu fiqih

Pada masa ini Andalusia dikenal menggunakan madzhab
Maliki, Hasyim I adalah penyokong madzhab Maliki. Hasyim
I memerintahkan ulama’ untuk pergi ke Madinah
mempelajari madzhab Maliki dan ajaran dari Imam Maliki
yang terdapat di kitab Al-Muwatha’ dan kemudian kembali
menyebarkan ajaran tersebut secara menyeluruh di
berbagai penjuru Dinasti Umayyah II.

D. Perkembangan Ekonomi di Dinasti Umayyah II

Pada awal mula Islam masuk ke Andalusia kondisi
ekonomi dan sosial masyarakat sangat buruk. Hal ini
terjadi karena banyaknya perpecahan politik pada masa itu.
Peradaban Islam di Andalusia menjadikan perekonomian
masyarakat semakin baik, karena keamanan yang sangat
terjaga. Diantaranya adalah bidang perdagangan, jalan -
jalan besar dan pasar-pasar banyak dibangun. Bidang
pertanian diperkenalkan dengan irigasi baru kepada
masyarakat Andalusia yang belum mereka kenal sebelumnya.
Banyak dam - dam, kanal - kanal, saluran - saluran air dan
bahkan jembatan air didirikan. Dengan begitu tempat -

Irma Agustiana 16

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

tempat yang tinggi mendapat jatah air. Disamping itu,
orang - orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi,
perkebunan jeruk, kebun - kebun dan tanam - tanaman.
Selain perdaganagan dan pertanian, juga dibangun industri-
industri, sebagai tulang punggung ekonomi Islam Andalusia.
Di antaranya adalah industri tekstil, kayu, kulit, logam
dan industri barang - barang tembikar.

E. Kondisi Pertahanan dan Keamanan di Dinasti Umayyah II

Pertahanan keamanan mulai bergerak ketika
Abdurrahman menjabat sebagai pemimpin. Berulang kali Islam
diserang oleh orang Kristen akan tetapi dengan sekuat
tenaga Abdurrahman menjadikan Dinasti Umayyah II kokoh.
Abdurahman membentuk pasukan polisi sehingga masyarakat
menjadi aman, orang - orang asing dan para pedagang bebas
berpergian ke daerah - daerah yang paling sukar atau
terpencil tanpa merasa takut ada penganiayaan dan
gangguan. Dengan demikian ekonomi dapat berjalan lancar.
Keamanan juga benar - benar dijaga Abdurrahman III. Dia
mempunyai tentara regular yang sangat disiplin. Sehingga
orang-orang Kristen, Yahudi dan suku - suku lain tidak
dapat bergolak atau memberontak. Abdurrahman III juga
melebur semua ras, suku, etnik di negeri itu menjadi satu
bangsa.

F. Kondisi Sosial di Dinasti Umayyah II

Masyarakat Andalusia merupakan masyarakat yang
majemuk.17 Dimana mereka memiliki latar belakang yang
berbeda - beda. Akan tetapi kepemimpinan Islam yang sangat
bertoleransi pada saat itu, membuat orang-orang yang bukan
Islam juga ikut berkontribusi khususnya dalam hal ilmu

17 W. Montogomery Watt, op. cit., hlm. 172.

Irma Agustiana 17

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

pengetahuan. Karena dulunya Dinasti Umayyah I telah
menguasai Andalusia sehingga dalam mempengaruhi
peperangan politik untuk tidak tunduk pada Dinasti
Abbasiyah lebih mudah. Hingga Andalusia tunduk pada
Dinasti Umayyah II setelah diproklamirkan keamiran
Andalusia atau Dinasti Umayyah II oleh Abdurrahman ad-
Dakhil.

Irma Agustiana 18

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Bagian Ketiga

Keruntuhan Dinasti Umayyah II

A. Proses Runtuhnya Dinasti Umayyah II
Perkembangan ilmu pengetahuan yang amat pesat di

Dinasti Umayyah II, ternyata bukan hanya berdampak positif
akan tetapi juga berdampak negatif pada aspek lain.
Dinasti Umayyah II terlalu fokus pada bidang ilmu
pengetahuan yang dapat dilihat dari kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahuan pada masa itu menyebabkan ketidakseimbangan
pada bidang lain seperti pada bidang ekonomi yang kurang
tertata karena kurang diperhatikan dengan baik sehingga
ekonomi masa itu sangat turun.18 Ekonomi yang turun
tersebut tentunya berdampak besar pada kehidupan
masyarakatnya. Ilmu pengetahuan yang sangat maju tersebut
juga diikuti dengan ketidakmajuan dalam bidang dakwah. Hal
tersebut ditunjukkan oleh para penguasa yang mencintai
dunia dan menjalankan pola kehidupan hedonisme yang
menggerogoti istana. Seperti pada masa Dinasti Umayyah I
ketika di Damaskus, Dinasti Umayyah II di Andalusia ini
juga tidak menyamaratakan atau membeda-bedakan antara
golongan orang Islam Arab dengan orang Islam pribumi
dengan menyebutnya Ibad atau Muwalladun yang dinilai
merendahkan. Hal tersebut menyebabkan orang - orang Islam
non-Arab membencinya sehingga merusak perdamaian di
Andalusia yang berdampak pada keadaan sosial dan ekonomi.

Pada bidang politik, Dinasti Umayyah II memberikan
kelonggaran dalam sistem kekuasaan dengan memberikan

18 Syamruddin Nasution, op. cit., hlm. 150.

Irma Agustiana 19

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

sistem otonomi bagi penguasa daerah yang justru menjadi

bumerang bagi keberlangsungan Dinasti Umayyah II. Penguasa

- penguasa daerah yang ada justru bertindak sebagai raja

- raja kecil yang menimbulkan ketidakstabilan kekuasaan.

Hal itu semakin diperburuk oleh perebutan kekuasaan yang

terjadi berkali - kali. Dimana dalam tempo 22 tahun

terjadi 14 kali pergantian khalifah.19 Selain itu, para

penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna

hanya dengan melakukan penagihan upeti dan memperbolehkan

kerajaan-kerajaan Kristen hasil taklukannya

mempertahankan adat dan hukum asalnya tanpa mengikuti adat

dan hukum Islam. Sehingga sering terjadi konflik antara

Islam dengan Kristen.

Gambar 3.1 Peta wilayah kekuasaan taifa atau raja - raja kecil
Sumber: https://www.spainthenandnow.com/spanish-history/11th-c-al-

andalus-taifa-kingdoms

19 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern.
(Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 96-97.

Irma Agustiana 20

Peradaban Islam Daulah Umayyah di Andalusia

Hingga pada akhirnya Dinasti Umayyah II runtuh pada
1031 M ketika khalifah Hisyam III mengundurkan diri.
Kemudian kekuasaan diambil alih oleh Dinasti Murabitun dan
Dinasti Muwahidun hingga kekuasaan Islam di Andalusia
terpecah - pecah menjadi taifa atau penguasa-penguasa
kecil yang kemudian tunduk dibawah kerajaan Kristen
Kastilia dan Leon.

Irma Agustiana 21

Daftar Pustaka

Amin, SM. 2009. Islam Sejarah Peradaban. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.

Fajhri, Majid. 1986. Sejarah Filsafat Islam. Jakarta:
Pustaka Jaya.

Fu’ad, Zakki. 2016. Sejarah Peradaban Islam Paradigma
Teks, Reflektif, dan Filosofis. Surabaya: IP Press.

Majid, AB. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Surabaya: TT
Pustaka.

Maryam, Siti, dkk. 2002. Sejarah Peradaban Islam dari Masa
Klasik hingga Modern. Yogyakarta: LESFI.

Nasution, Syamsudin. 2013. Sejarah peradaban islam. Riau:
Pusaka Riau.

Sari, Kartika. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Bangka.
Shiddiq Press.

Ubadah. 2008. Peradaban Islam di Spanyol dan Pengaruhnya
terhadap Peradaban Dunia Barat. Jurnal Hunafa. Vol.
5. No 2.

Watt, WM. 1990. Kejayaan Islam: Kajian kritis dari tokoh
Orientalis. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Yatim, Badri.1997. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Zubaidah, Siti. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Medan:
Perdana Publishing.

Biodata Penulis

Nama : Irma Agustiana

TTL : Banyuwangi, 04 Agustus 2001

Alamat : Dusun Selorejo RT/RW
Jenis Kelamin 02/03, Desa Temurejo,
Kecamatan Bangorejo,
Kabupaten Banyuwangi

: Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Asal Instansi : Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang

Status Perkawinan : Belum kawin

Kewarganegaraan : Indonesia

Nomor Telepon : 085847323595

Email : [email protected]


Click to View FlipBook Version