E-MODULE
KELARUTAN
DAN HASIL KALI
KELARUTAN
Tetapan hasil kali kelarutan,
kelarutan & Ion Senama Pada
Larutan
Muhammad Rafli Alifianur
1
Daftar Isi
ILUSTRASI .................................................................................................................................................................................. 2
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN............................................................................................................... 2
A. KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN ................................................................................................ 2
B. PENGARUH ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN ................................................................................. 4
C. PENGARUH pH TERHADAP KELARUTAN....................................................................................................... 6
D. REAKSI PENGENDAPAN......................................................................................................................................... 8
2
ILUSTRASI
Mineral dan permata termasuk sebagian kreasi alam yang paling indah.
Contohnya adalah rubi yang merupakan oksida logam dan berbagai jenis kuarsa yang
kandungan utamanya silikon dioksida. Kebanyakan batu permata sendiri atas logam
silikat, termasuk zamrud, topaz, aquamarin, dan turmalin. Namun, sebagian besar
mineral dan beberapa baru permata adalah karbonat. Salah satu mineral yang paling
berlimpah di bumi adalah batu kapur (kalsium karbonat) yang juga menyusun
sebagian besar kerang dan karang. Apakah semua mineral dan permata memiliki
kesamaan? Mineral dan permata tidak larut atau sedikit larut dalam air. Jika mudah
larut, benda-benda tersebut akan terlarut di danau dan lautan. Kelarutan dan tetapan
hasil kali kelarutan zat-zat terlarut dijelaskan dalam modul ini.
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
A. KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
1. Kelarutan (Solubility)
Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat
larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam mol/liter. Jadi, kelarutan
sama dengan kemolaran dalam larutan jenuhnya. Contohnya, .kelarutan AgCl dalam air sebesar
1 x 10-5 mol L-1
2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan
antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut.
MxAy(s) xMy +(aq) + yAx −(aq)
Karena zat padat tidak mempunyai molaritas, maka tetapan kesetimbangan reaksi di atas
hanya melibatkan ion-ionnya saja, dan tetapan kesetimbangannya disebut tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp) (James E. Brady, 1990).
Ksp = [M y+ ]x[Ax−]y
3. Hubungan Kelarutan Dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Oleh karena s dan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka antara s dan Ksp ada
hubungan yang sangat erat. Jadi, nilai Ksp ada keterkaitannya dengan nilai s. Secara umum
hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan elektrolit
AxBy dapat dinyatakan sebagai berikut.
3
A xB y (s) xA y+ (aq) + yBx− (aq)
s xs ys
Ksp = [A y+ ]x[Bx− ] y
Ksp = (xs) x ( ys) y
Ksp = x x y y s(x+ y)
Contoh soal:
1) Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan Ag2CrO4
tersebut dalam mol L-1 . (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)
Pembahasan:
Kelarutan = Molaritas larutan jenuh ; s = n/V
Mol Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4/Mr Ag2CrO4
= 4,35 x 10-3 gram /332 gram/mol
= 1,31 x 10-5 mol
Kelarutan (s) = mol / volume
= 1,31 x 10-5 mol /0,1 L
= 1,31 x 10-4 mol L-1
2) Tuliskan rumus tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa Mg(OH)2!
Pembahasan:
Mg(OH)2 dalam larutan akan terurai menjadi ion-ionnya,
Mg(OH) 2 Mg 2+ + 2OH−
Maka dari rumus Ksp diperoleh Ksp = [Mg2+][OH-]2
3) Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga tetapan hasil kali
kelarutannya!
Pembahasan:
AgIO 3 Ag + + IO −
3
s ss
Konsentrasi ion Ag+ = konsentrasi ion IO3− = s = kelarutan AgIO3 = 2 × 10-6
Ksp = [Ag + ][IO − ]
3
Ksp = (s)(s)
Ksp = (2 10−6 )(2 10−6 ) = (4 10−12 )
4
4) Bila diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4.10-12 maka konsentrasi CrO4 dalam larutan jenuh AgCrO4
adalah
Pembahasan:
Ag2CrO4⇄ 2Ag+ + CrO 2−
4
s 2s s
Ksp = (Ag+)2(CrO4-2)
4.10-12 = (2s)2(s)
4.10-12 = 4s3
10-12 = s3
s = 10-4( CrO 2− )
4
s = 10-4
B. PENGARUH ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN
1. Pengertian
Ion senama adalah ion yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam sistem
keseimbangan. Untuk menerapkan rumus ion senama harus menggunakan asas. Asas yang
dimaksud adalah Asas Le Chatelier. Asas Le Chatelier adalah asas yang digunakan untuk
memprediksi pengaruh perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia. Asas atau prinsip ini
dinamai sesuai dengan nama penemunya yaitu Henry Louis Le Chatelier (1850-1936).
Dimana, bunyi asas Le Chatelier adalah “Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan
suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran)
yang cenderung untuk mengurangi pengaruh aksi tersebut.”
Kita ambil contoh larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan
terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu:
AgCl(s) ↔ Ag+(aq) + Cl–(aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag+ karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag+.
Reaksi yang terjadi yaitu:
AgNO3(aq) ↔ Ag+(aq) + NO3–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri.
Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak mempengaruhi harga
tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah.
Kesimpulan :
a. Keberadaan ion senama atau sejenis dalam suatu larutan justru akan memperkecil
kelarutan (s)
5
b. Ion senama tidak akan mempengaruhi besarnya Ksp, selama suhu tidak berubah (tetap).
2. Penerapan Ion Senama Terhadap Kelarutan
a) Pembentukan Stalaktit dan Stalagmit
Di daerah batu kapur, gua terbentuk oleh air hujan yang mengandung gas karbon
dioksida (CO2) yang di serap dari atmosfer.batu kapur tersusun dengan bahan
utama kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbonat larut oleh asam lemah. Kemudian
membentuk saluran, saluran dalam jangka waktu yang lama. Reaksi kimia ini
merupakan reaksi kesetimbangan.
H2O(l) + CO2 (aq) H2CO3
H2CO3 (aq)+CaCO3 (s) Ca2+ + 2HCO3−
Karena merupakan reaksi kesetimbangan, reaksi tersebut dapat mengalami pergeseran
sehingga membetuk stalagmit dan stalaktit. Stalagmit adalah batuan seperti es yang tumbuh
dari dasar gua akibat tetesan, sedangkan stalaktit adalah batuan mirip es yang menggantung
di atap gua.
Pembentukan pilar stalaktit dan stalagmite terjadi ketika air mengandung kalsium
karbonat menguapa secara berulang-ulang. Dengan kata lain, jumlah CaCO3 berkurang.
Menurut prinsip Le Chatelier, jika konsentrasi zat berkurang, reaksi akan bergeser ke arah
zat yang berkurang tersebut. Jadi, reaksi akan bergeser ke kiri (pembentukan CaCO3). Hal itu
dapat di amati dari jatuhnya larutan Ca2+ dan HCO3- yang berada di atap gua. Penguapan
dalam gua terjadi dalam waktu yang sangat lambat. Penyebabnya, karena tidak ada radiasi
matahari untuk menarik molekul air, kecilnya pergerakan udara bahkan hampir tidak ada,
dan hampir semua udara yang jenuh dengan uap air. Pertambahan panjang stalaktit hanya
0.2 mm pertahun. Lambatnya laju pengendapan ini juga di pengaruhi oleh gerakan udara dan
campuran di dalam batu kapur.
b) Pembentukan Kerang Mutiara
Mutiara terbentuk ketika suatu Objek Mikroskopis, (misalnya pasir) masuk ke dalam
kulit kerang mutiara (Pinctada maxima)
Yang terbentuk dengan reaksi kesetimbangan :
CaCO3 Ca2+ + CO32−
CaCl2 Ca 2+ + 2Cl−
c) Pemisahan Logam dengan Sulfida
Pemisahan Logam dengan Ion Sulfida dilakukan dengan mencampurkan Ion Sulfida
(H2S) ke dalam logam yang telah digali.
6
Contoh soal:
1) Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga tetapan hasil
kali kelarutannya!
Pembahasan:
Ksp Ag2CrO4 = 4 s3 = 4(10–4)3 = 4 × 10–12
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [ CrO24− ]
4 × 10–12 = [Ag+]2 × 10–2
[Ag+] = 2 × 10–5 M
Ag2CrO4 ⟶ 2Ag+ + CrO 2−
4
Kelarutan Ag2CrO4 = 1 × 2 × 10–5 = 10–5 M
2
Jadi, kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 adalah 10–5 M.
C. PENGARUH pH TERHADAP KELARUTAN
Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat
larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan
dalam mol L-1. Jadi, kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya. Tetapan
kesetimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit larut disebut tetapan hasil
kali kelarutan (solubility product constant) dan dinyatakan dengan lambing Ksp.
Jika garam CaF2 dan garam AgCl dilarutkan dalam air, maka garam akan melarut dan
membentuk ion-ionnya.
CaF2 (s) ⇄ Ca2+ (aq) + 2F- (aq)
AgCl(s) ⇄Ag+(aq) + Cl-(aq)
Apakah hanya reaksi kesetimbangan diatas yang terjadi bila kalian melarutkan kedua garam
tersebut dalam air? Anion F- yang terbentuk dari garam CaF2 merupakan basa konjugasi dari asam
lemah HF, sehingga akan terhidrolisis dalam air melepas ion OH-. Kesetimbangan yang terjadi:
F-(aq) + H2O (l) ⇄ HF (aq) + OH- (aq)
7
Karena terdapat OH- dalam larutan. Lalu bagaimanakah pada anion Cl-? anion ini merupakan
basa konjugasi dari asam kuat HCl maka di dalam air tidak akan terhidrolisis. Lalu apakah kelarutan
AgCl akan berpengaruh jika terjadi perubahan pH?
1. pH dan Kelarutan Basa
Jika pH ↑, artinya konsentrasi OH- ↑
Maka kesetimbangan bergeser ke kiri, kelarutan ↓
Mg(OH)2 (s)⇄Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
Jika pH ↓, artinya konsentrasi OH- ↓
Maka kesetimbangan bergeser ke kiri, kelarutan ↑
Pada umumnya basa mudah larut dalam larutan asam, tetapi sebaliknya akan sukar larut
dalam larutan basa. Jika kedalam larutan basa ditambahkan asam, maka konsentrasi ion H+ akan
bertambah dan konsentrasi ion OH- akan berkurang. Jika ion OH- berkurang maka kelarutannya
juga akan berkurang. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan bertambah
sehingga kelarutannya juga akan bertambah.
2. pH dan Kelarutan Garam
Perubahan pH hanya akan berpengaruh apabila garam sukar larut berasal dari asam lemah
atau garam yang terhidrolisis sebagian dari asam lemah dan basa kuat.
Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut dalam air, maka
keseimbangan berikut ini akan terjadi dalam larutan:
1) Anion CO32− adalah anion dari asam lemah yang dapat terhidrolisis
Jika pH ↑, artinya [OH-] ↑
Kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [ CO32− ] ↑
CO32-(aq)+ H2O(l) ⇄ H CO32− (aq) + OH-(aq)
Jika pH ↓, artinya [OH-] ↓
Kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [ CO32− ] ↓
Kemudian dalam persamaan berikut:
Jika pH ↑, maka [ CO32− ] ↑ sehingga
Kesetimbangan bergeser ke kiri, kelarutan ↓
BaCO3(s) ⇄ Ba2+(aq) + CO2−
3 (aq)
Jika pH ↓, maka [ CO32− ] ↓ sehingga
Kesetimbangan bergeser ke kanan, kelarutan ↑
8
2) Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam larutan HCl.
Fakta ini dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Dalam larutan jenuh CaCO3 terdapat kesetimbangan sebagai berikut.
CaCO3 (s) ↔ Ca2+ (aq) + CO2−
3 (aq)
b. Dalam larutan asam, ion CO32− akan diikat oleh ion H+ membentuk HCO3-atau H2CO3.
H2CO3 selanjutnya akan terurai membentuk CO2 dan H2O. Hal ini akan menggeser
kesetimbangan di atas ke kanan atau dengan kata lain’ menyebabkan CaCO3 melarut.
D. REAKSI PENGENDAPAN
1. Pengertian
Reaksi pengendapan (presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan dalam larutan atau di
dalam padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan yang dapat terjadi karena adanya difusi
dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair, padatan terbentuk disebut sebagai
endapan. Bahan kimia yang menyebabkan adanya padatan disebut pengendap. Tanpa kekuatan
energi gravitasi yang cukup untuk membawa partikel-partikel padat ke bawah bersama-sama,
maka endapan akan tetap sebagai suspense. Setelah terjadi sedimentasi, endapan dapat disebut
sebagai pellet. Cairan yang sudah tidak mempunyai endapan supernatant.
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan. Pengendapan dapat
terjadi dengan cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat kaitannya dengan hasil kali kelarutan
(Ksp). Dalam padatan, pengendapan terjadi jika konsentrasi salah satu padatan berada di atas
batas kelarutan.
2. Jenis Reaksi Pengendapan
1) Persamaan Molekul
9
Persamaan molekul adalah persamaan yang menulis bahwa semua spesi-spesi di anggap
sebagai molekul, maupun semua senyawa di tulis tanpa harus menulis senyawa yang
berperan dalam suatu keberlangsungan reaksi pengendapan. Contoh:
Reaksi antara natrium sulfat dengan barium klorida menghasilkan endapan barium
sulfat dalam larutan natrium klorida.
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
2) Persamaan Ionik
Persamaan ionik adalah persamaan yang menunjukkan spesi-spesi yang terlarut dalam
bentuk ion-ion bebas. Untuk ion-ion yang tidak terlibat dalam reaksi disebut ion
pendamping. Karena ion pendamping muncul pada kedua ruas persamaan dan tidak
berubah selama reaksi kimia sehingga dapat diabaikan. Contoh:
Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2Na+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)
Ion-ion Na+ dan NO3- adalah sebagai ion pendampingnya. karena dalam penulisan
persamaan rumus reaksi pengendapan kita memerlukan pemusatan terhadap perubahan
yang sebenarnya terjadi maka di perlukan persamaan ionik total.
3) Persamaan Ionik Total
Persamaan ionik total adalah persamaan reaksi yang menunjukkan hanya spesi-spesi
yang benar-benar berperan dalam suatu reaksi. Contoh:
Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2Na+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)
Persamaan ionik total dari persamaan reaksi diatas adalah,
Pb2+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s)
Sehingga hanya ion-ion yang menyebabkan terbentuknya endapan saja yang di tulis.
Suatu persamaan reaksi yang memiliki persamaan ionik total hanya yang dapat
menghasilkan endapan saja, untuk reaksi yang tidak menghasilkan endapan tidak memiliki
persamaan ionik total.
3. Zat Pengendap
Zat pengendap atau precipitating agent adalah zat tertentu yang ditambahkan ke dalam
reaksi sehingga bisa menghasilkan endapan. Berikut adalah senyawa yang dapat diendapkan
oleh zat-zat pengendap tertentu:
1) Senyawa Hidroksida dan Garam
Senyawa – senyawa hidroksida dan garam bisa diendapkan dengan cara menaikkan pH
larutan secara perlahan – lahan. Biasanya larutan amonia (NH3) dengan perbandingan 1 : 1
sering digunakan untuk tujuan ini di banyak percobaan laboratorium.
2) Barium, Strontium, dan Kalsium
10
Ketiga unsur diatas adalah unsur golongan IIA. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
senyawa – senyawa sulfat yang dibentuk oleh unsur – unsur ini adalah sukar larut dalam air
dan akhirnya mengendap. Oleh karena itu, metode terbaik yang digunakan untuk
mengendapkan ketiganya adalah dengan menggunakan zat pengendap yang bisa
menghasilkan ion sulfat (SO42-) seperti asam sulfatmik dan dimetil sulfat. Asam sulfamik
ketika dilarutkan ke dalam air bisa membebaskan ion sulfat yang kemudian akan bereaksi
dengan barium, stontium atau kalsium membentuk endapan.
NH2SO3H + H2O → NH4+ H++ SO 2−
4
Ca2+ + SO 2− → CaSO4(s) ↓
4
3) Zat-zat yang Mengendap Sebagai Senyawa Sulfat
Ada zat (ion atau unsur) yang mengendap sebagai senyawa sulfat. Untuk itu kita harus
sediakan zat pengendap yang dapat membebaskan senyawa sulfat seperti trimetil fosfat.
Trimetil fosfat dapat terhidrolisis didalam air membebaskan ion fosfat ( P O 3− ) yang
4
kemudian akan bereaksi dengan zat yang ingin diendapkan.
4. Warna Endapan
Banyak senyawa yang mengandung ion logam menghasilkan endapan dengan warna
yang khas. Berikut ini adalah warna khas untuk berbagai logam. Namun demikian, banyak
dari senyawa ini dapat menghasilkan warna yang sangat berbeda.
Senyawa Warna
Emas Oranye
Krom Hijau tua, hijau keruh, oranye, ungu, kuning, coklat
Kobalt Warna merah muda
Tembaga Biru
Besi (II) Hijau
Besi (III) Coklat kemerahan
Mangan Merah muda pucat
Hijau
Nikel
Contoh soal:
1) Periksalah dengan suatu perhitungan apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 mL larutan
CaCl2 0,2 M di reaksikandengan 10 mL larutanNaOH 0,02 M. (KspCa(OH)2 = 8 x 10-6)
11
Pembahasan:
Langkah pertama adalah menentukan mol masing masing zat.
n CaCl2 = M × V = 0,2 × 10 = 2 mmol
n NaOH = M × V = 0,02 × 10 = 0,2 mmol
Reaksi yang terjadi adalah:
CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2 + 2NaCl
Ca(OH)2 adalah zat yang sukar larut yang jika terion menjadi :
Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-
Jumlah mol ion Ca2+ berasal dari CaCl2-, sedangkan jumlah mol ion OH-berasal dari NaOH,
untuk itu kita cari konsentrasinya setelah larutan dicampur.
Vcampuran = 10 + 10 = 20 mL
[Ca2+] = 2 = 0,1 M
20
[OH-] = 0,2 = 0,01 M
20
Qc Ca(OH)2 = [Ca+2] × [OH-]
= 0,1 x 0,01
= 0,001 = 10-3
Qc>Ksp = 10-3> 8 × 10-6 = Terjadi endapan
2) Dalam suatu larutan terdapat CaCl2 dan BaCl2 masing masing 0,01 M. Larutan ini ditetesi
sedikit demi sedikit Na2SO4. Anggaplah volume larutan tidak berubah dengan penambahan
Na2SO4 0,01 M tersebut. Ion manakah yang akan diendapkan terlebih dahulu?(Ksp CaSO4 = 9,1
x 10-6 dan Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10)
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi adalah :
CaCl2 + Na2SO4 → CaSO4 + 2NaCl
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl
Garam yang diperkirakan akan mengendap adalah CaSO4 dan BaSO4 (Jika tidak tahu
menentukan garam mana yang akan mengendap maka lihat saja data Ksp -nya)
Kita lihat dulu reaksi pertama = Garam CaSO4
Garam ini akan mengion menjadi :
CaSO4 → Ca2+ + S O 2−
4
12
Konsentrasi ion Ca2+ didapat dari CaCl2 = 0,01 M = 10-2 M
Konsentrasi ion S O 2− didapat dari Na2SO4 = 0,01 M = 10-2 M
4
Qc CaSO4 = [Ca2+][ SO 2− ]
4
= (10-2)( 10-2)
= 10-4
Harga Qc untuk CaSO4 akan sama dengan BaSO4 karena memiliki konsentrasi yang sama yaitu
10-4.
Dari hal ini dapat diambil kesimpulan:
Karena Qc > Ksp CaSO4 dan Ksp BaSO4 ,maka kedua garam akan mengendap
Yang mengendap dahulu adalah yang Ksp nya paling kecil yaitu BaSO4 (ion Ba2+).