KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut penulis ucapkan selain
mengucap rasa syukur. Karena berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Ebook yang
berjudul “Pengantar Akuntansi” telah selesai disusun, semoga buku ini dapat memberikan
sumbangsih keilmuan dan penambah wawasannya bagi siapa saja yang memiliki minat
terhadap pembahasan tentang Akuntansi,
Penulis menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun buku ini,, penulis
dengan senang hati secara terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran dari para pembaca
sekalian, hal tersebut tentu sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya untuk terus melakukan
perbaikan dan penyempurnaan karya selanjutnya di masa yang akan datang.
Terakhir, ucapan terima kasih pemulis sampaikan kepada Bapak Sarip Kosim.SE.,MM
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Akuntansi yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan buku ini kemudian kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan turut andil dalam seluruh rangkaian proses penyusunan dan penerbitan buku
ini, sehingga buku ini bisa hadir di hadapan pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Bekasi, 05 November 2022
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
a. Sejarah Akuntansi
b. Pengertian Akuntansi
c. Kegunaan Akuntansi
d. Pemakai Informasi Akuntansi
e. Bidang-Bidang Akuntansi
BAB 2 PROSES AKUNTANSI
a. Proses Akuntansi
b. Persamaan Dasar Akuntansi
c. Analisis Transaksi
d. Akun dan Kode Akun
BAB 3 JURNAL UMUM, BUKU BESAR, POSTING, DAN NERACA SALDO
a. Jurnal Umum
b. Buku Besar
c. Posting
d. Neraca Saldo
BAB 4 JURNAL PENYESUAIAN
a. Jurnal Penyesuaian
b. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
BAB 5 NERACA LAJUR DAN JURNAL PENUTUP
a. Neraca Lajur
b. Format Neraca Lajur
c. Tahap-Tahap Penyusunan Neraca Lajur
d. Jurnal Penutup
e. Komponen Jurnal Penutup
BAB 6 LAPORAN KEUANGAN
a. Laporan Keuangan
b. Tahapan dalam Membuat laporan Keuangan
BAB 7 STUDI KASUS
a. Perusahaan Jasa
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
A. Sejarah Akuntansi
1. Sejarah Akuntansi Dunia
Pada tahun 1494, Luca Pacioli mempublikasikan buku yang berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractus de
Computies et Scriptoris” yang mengajarkan sistem pembukuan berpasangan. Subjudul inilah
yang menjadi cikal bakal munculnya akuntansi.
Setahun setelah buku tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di Italia.
Seiring berjalannya waktu, akuntansi mulai diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Setelah
Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa di dunia barat. Bagi banyak negara,
akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktek nasional yang melekat erat
dengan hukum dan aturan profesional.
Dari sistem ini, pembukuan dan laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis dan terpadu
karena dapat menggambarkan laba, rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.
Selanjutnya, sistem akuntansi diberi nama sesuai dengan nama orang yang
mengembangkannya atau dari nama negara masing-masing. Seperti misalnya, Sistem Anglo
Saxon di Amerika Serikat dan Inggris serta Sistem Kontinental di Belanda.
Saat ini, sistem akuntansi yang paling banyak digunakan adalah Anglo Saxon. Ini disebabkan
karena Anglo Saxon dapat mencatat berbagai macam transaksi secara lebih mudah. Di samping
itu, sistem Anglo Saxon melakukan pembukuan yang terdapat dalam satu bagian akuntansi.
Sedangkan sistem lain justru memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi.
2. Sejarah Akuntansi di Indonesia
Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan sistem Kontinental
atau tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Meskipun sama-sama berasal dari pembukuan
berpasangan, tetapi akuntansi berbeda dengan tata buku.
Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya sistem pembukuan di Indonesia pun berganti dari
Kontinental menjadi Anglo Saxon.
1) Pada tahun 1957, peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan Indonesia dan Belanda,
sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda ditarik dan melanjutkan
studinya di berbagai negara. Salah satunya adalah Amerika.
2) Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif terhadap perkembangan
akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
Pada perkembangan berikutnya, akuntansi di Indonesia menerapkan Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai upaya penyesuaian terhadap kondisi global, peningkatan
transparansi laporan keuangan, dan peningkatan kualitas laporan keuangan di Indonesia.
B. Pengertian Akuntansi
Ditinjau dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata “to account” yang berarti
menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah “account” diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”.
Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai “suatu teknik atau seni
(art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan transaksi-transaksi, atau kejadia-
kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai mata uang, serta menganalisis hasil dari
teknik tersebut”.
Dengan kata lain akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran
segala transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan hasilnya.
Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli
1. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel
Bagi mereka Akuntansi merupakan sebuah bagian sistem informasi yang mengidentifikasi
sebuah catatan dan mengkomunikasikan insiden ekonomi pada suatu organisasi terhadap
pengguna yang berkepentingan”.
2. Sunyanto (1999)
Baginya akuntansi adalah suatu tahapan proses pengumpulan, pengidentifikasian, mencatat,
penggolongan, peringkasan serta penyajian atau laporan dari banyaknya transaksi keuangan
serta penafsiran hasilnya guna pengambilan keputusan.
3. Warren dkk (2005:10)
Secara umum, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-
pihak yang memiliki sebuah aktivitas ekonomi serta kondisi perusahaan.
4. American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA
Akuntansi menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) merupakan
seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan beberapa metode tertentu dalam
ukuran moneter, transaksi dan kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya dan meringkas dengan cara tertentu dalam ukuran fiskal, pertukaran
dan kesempatan yang pada umumnya yang bersifat moneter dan dalam menguraikan hasil.
5. American Acounting Association (AAA)
Akuntansi menurut American Acounting Association (AAA) merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian-penilaian, keputusan yang jelas dan tegas bagi semua yang menggunakan
informasi tersebut.
6. ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3)
Akuntansi menurut ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3) merupakan suatu
kegiatan jasa yang digunakan untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang
mempunyai sifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam memberikan keputusan
pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
C. Kegunaan Akuntansi
Dalam akuntansi lingkungan bisnis, kegunaan akuntansi secara umum antara lain untuk :
1. Menyediakan informasi ekonomis untuk pengembalian keputusan baik investasi maupun
kredit bagi perusahaan
2. Sebagai alat komunikasi bisnis antara pihak manajemen dengan pengguna lain mengenai
yang berbau akuntansi seperti arus kas, posisi keuangan, dan perubahan lainnya.
3. Memberikan gambaran tentang kemampuan perusahan menghasilkan laba rugi dan arus
kas
4. Menjadi bentuk pertanggungjawaban manajemen
5. Menentukan hak-hak yang berkepentingan dalam perusahaan
6. Manfaat yang terakhir yaitu menjadi gambaran tentang kondisi perusahaan dari satu
periode ke periode berikutnya.
D. Pemakai Informasi Akuntansi
1. Pihak Internal Pemakai Informasi Akuntansi
Pihak internal pemakai informasi akuntansi adalah individu dari dalam perusahaan yang
menggunakan informasi akuntansi untuk keperluan bisnis. Cara mereka untuk menjalankan
bisnis agar sesuai dengan tujuan perusahaan dengan menggabungkan informasi manajemen
dan akuntansi keuangan. Pihak-pihak internal yang menggunakan informasi akuntansi, antara
lain:
a. Manajemen Perusahaan
Manajemen akan menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi dan menganalisis
kinerja dan posisi keuangan perusahaan sehingga dapat mengambil suatu keputusan penting.
Selain itu informasi akuntansi akan digunakan manajemen untuk meningkatkan profitabilitas,
posisi keuangan, dan arus kas.
b. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan atau owner membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui kondisi
keuangan serta peluang usaha di masa yang akan datang dan mempertimbangkan
kepemilikannya dalam perusahaan tersebut akan dipertahankan atau dilepas.
2. Pihak Eksternal Pemakai Informasi Akuntansi
Pihak eksternal tidak akan terlibat dalam hal pembuatan keputusan perusahaan. Namun,
mereka akan tertarik pada informasi akuntansi perusahaan untuk tujuan pribadinya.
Para pemakai informasi akuntansi eksternal ini, antara lain:
a. Kreditur
Kepentingan para kreditur dalam melihat informasi akuntansi suatu perusahaan untuk menilai
perusahaan tersebut cukup menguntungkan dalam hal membayar bunga pinjaman atau tidak.
b. Tenaga Kerja
Dalam hal ini informasi akuntansi perusahaan digunakan oleh para tenaga kerja untuk menilai
kemampuan bayar (solvabilitas) perusahaan.
c. Instansi Pemerintahan
Instansi pemerintahan harus dapat memastikan bahwa informasi akuntansi perusahaan sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya untuk melindungi kepentingan pihak-pihak
yang menggunakan informasi akuntansi tersebut untuk mengambil suatu kebijakan.
d. Investor
Melakukan pinjaman modal usaha merupakan langkah umum yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam rangka memajukan dan memperbesar bisnis yang ia jalankan. Oleh karena
itu, pihak investor menggunakan informasi akuntansi untuk menentukan kemampuan
perusahaan dalam membayar pinjaman modal tersebut.
e. Supplier
Para pemasok membutuhkan informasi akuntansi perusahaan untuk melihat jumlah penjualan
produk perusahaan. Hal ini karena hal ini berkaitan dengan nilai pembayaran yang harus
dilakukan perusahaan ke supplier.
f. Pelanggan
Para pelanggan menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi keahlian perusahaan
dalam memasok kebutuhan mereka di masa depan.
g. Mitra Bisnis
Mitra bisnis akan menggunakan informasi akuntansi untuk bahan pertimbangan dalam
memutuskan hubungan bermitra atau tidak.
h. Lembaga Keuangan
Suatu lembaga keuangan membutuhkan informasi akuntansi perusahaan untuk menentukan
kelayakan suatu perusahaan dan melihat sehat atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan
tersebut.
i. Otoritas Pajak
Untuk dapat menentukan kredibilitas pajak suatu perusahaan, pihak perusahaan harus
menyertakan informasi akuntansinya. Tujuan dari hal ini supaya otoritas pajak dapat
melakukan pengecekan rekaman pencatatan keuangan perusahaan dan dapat diketahui nilai
dari pajak yang seharusnya dilaporkan.
j. Masyarakat Umum
Sebagian masyarakat umum memang ada yang memiliki ketertarikan terhadap informasi
akuntansi suatu perusahaan. Mereka ini adalah jurnalis, analis, akademisi, aktivis, dan juga
individu lainnya yang berkepentingan dengan isu perkembangan ekonomi negara.
E. Bidang-Bidang Akuntansi
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Bidang
ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan
yang dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Kegiatannya meliputi pencatatan
kegiatan finansial yang bertujuan untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang meliputi
neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan selama jangka
waktu tertentu.
2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Kegiatan yang dilakukan dalam auditing adalah pemeriksaan terhadap hasil pencatatan dan
laporan keuangan suatu badan, baik perusahaan maupun pemerintah. Bidang ini berhubungan
dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen bertujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam
menjalankan usahanya. Beberapa kegunaan akuntansi manajemen adalah mengendalikan
kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan
keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan (activity based
management) merupakan tren baru dalam akuntansi manajemen.
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya adalah bidang Akuntansi yang mencatat dan menghitung serta menganaiisis
data biaya pada perusahaan industri dalam usaha menentukan besalnya harga pokok produksi
suatu barang atau produk. Untuk itu dengan Akuntansi Biaya akan didapatkan laporan harga
untuk menyusun laporan keuangan.
5. Akuntansi Perpajakan
Perpajakan adalah bidang Akuntansi yang menekankan pada masalah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau perseorangan kepada pemerintah. Dalam perpajakan akan
dibahas tentang hukum-hukum dan perhitungan-perhtiungannya dalam usaha menetapkan
besamya pajak tersebut.
6. Peranggaran (Budgeting) Peranggaran
Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengawasannya.
Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Anggaran berisi rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan serta nilai uangnya di masa datang.
7. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi di badan
pemerintahan. Akuntansi pemerintahan menyediakan laporan akuntansi tentang aspek
kepengurusan dari administrasi keuangan negara.
8. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem Akuntansi adalah bidang Akuntansi yang melaksanakan kegiatan dengan merancang
cara melakukan pencatatan akuntansi supaya aman, efektif dan efisien, mulai dari
mengorganisir dokumen, formulir-formulir dan menyusun prosedur pencatatannya.
BAB 2
PROSES AKUNTANSI
A. Proses Akuntansi
Berdasarkan definisi akuntansi, maka proses akuntansi akan terus berulang mulai dari transaksi
keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Kegiatan tersebut dinamakan proses
akuntansi. Proses akuntansi tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pengidentifikasian
2. Pencatatan
3. Penggolongan
4. Pengikhtisaran
5. Penyusunan Laporan
B. Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi adalah perhitungan yang nantinya bisa memproyeksikan kekayaan,
hutang, serta modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Seperti yang kita ketahui, prinsip umum
akuntansi yang kita ketahui adalah adanya keseimbangan (balance) antara sisi pemasukan
dengan pengeluaran atau adanya keseimbangan antara harta/liabilitas yang dimiliki oleh
perusahaan dengan kewajiban.
Bentuk persamaan dasar akuntasi adalah sebagai berikut.
AKTIVA = PASIVA
Aktiva adalah harta perusahaan, sedangkan pasiva adalah sumber perolehan harta, disebut
modal pemilik, sehingga persamaan dasar akuntansi menjadi:
HARTA = HUTANG + MODAL PEMILIK
ASSET = LIABILITAS + EKUITAS
Persamaan dasar akuntansi dapat digunakan untuk mengikuti perubahan pada aktiva,
hutang, dan modal pemilik.
C. Analisis Transaksi
Transaksi keuangan adalah kegiatan ekonomi suatu perusahaan yang diukur dengan satuan
mata uang (di Indonesia rupiah) dan dicatat dalam sistem akuntansi, yang akan mempengaruhi
laporan keuangan perusahaan tersebut.
Transaksi keuangan dapat mempengaruhi secara bersama sisi pasiva dan sisi aktiva atau hanya
mempengaruhi sisi aktiva saja.
Berikut ini contoh beberapa transaksi keuangan perusahaan yang dianalisis dengan
menggunakan persamaan dasar akuntansi.
Contoh Soal
Analisis Per Transaksi
• Transaksi 1
Setoran uang oleh pemilik menimbulkan sisi aktiva (harta) maupun sisi pasiva (sumber
perolehan harta) bertambah. Sisi aktiva berupa kas bertambah sebesar Rp7.000.000, sisi
pasiva juga bertambah Rp7.000.000 yakni sebesar setoran pemilik yang biasa disebut
modal pemilik.
• Transaksi 2
Peminjaman uang sebesar Rp4.000.000 ini menimbulkan perubahan pada sisi aktiva dan
sisi pasiva. Sisi aktiva berupa kas bertambah Rp4.000.000, dan sisi pasiva berupa hutang
bertambah Rp4.000.000.
• Transaksi 3
Transaksi pembelian bahan habis pakai (BHP) secara kredit akan menambah aktiva (bahan
habis pakai) sejumlah angka yang sama dengan tambahan utang usaha di sisi pasiva sebesar
Rp1.600.000.
• Transaksi 4
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai akan menambah aktiva berbentuk
perlengkapan kantor dan mengurangi kas sejumlah angka yang sama sebesar Rp2.000.000.
Dari analisis empat transaksi keuangan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengaruh setiap transaksi dapat meliputi aktiva dan pasiva secara bersamaan, dan dapat
juga hanya mempengaruhi sisi aktiva saja. Pengaruhnya bisa berupa penambahan atau
pengurangan pos-pos aktiva, hutang, dan modal pemilik.
2. Jumlah sisi aktiva dan sisi pasiva dalam persamaan dasar akuntansi harus selalu
seimbang.
D. Akun dan Kode Akun
Akun / perkiraan adalah catatan untuk menampung transaksi yang dicatat lewat jurnal
pada siklus akuntansi. Istilah buku besar atau ledger adalah sebutan untuk macam-macam akun
perkiraan tersebut. Sedangkan, kode akun adalah nomor urut akun proses akuntansi yang
berguna untuk memudahkan pencatatan ke perkiraan atau buku besar (posting).
Pada dasarnya akun dapat diklasifikasikan menjadi akun neraca dan akun laba-rugi. Akun
neraca atau disebut akun riil terdiri dari akun aktiva, hutang dan modal. Sedang akun laba-rugi
atau akun nominal terdiri dari akun pendapatan, akun biaya dan akun prive.
Dari klasifikasi akun tersebut, kelompok akun meliputi kelompok aktiva, hutang, modal,
pendapatan, biaya, dan prive. Kelompok akun tersebut merupakan kelompok-kelompok dasar
akun.
Setiap kelompok dasar akun terdiri dari berbagai akun. Berikut ini disajikan pengelompokan
akun.
Penomoran Akun
Penomoran akun bertujuan untuk mempermudah pencarian nama akun dan mempermudah
posting. Metode-metode yang dipakai untuk penomoran akun adalah Kode Blok, Kode
Kelompok, dan Kode Desimal.
Berikut ini disajikan contoh penomoran akun dengan Kode Blok.
BAB 3
JURNAL UMUM, BUKU BESAR, POSTING, DAN NERACA SALDO
A. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas transaksi
keuangan dari sebuah bisnis atau usaha dalam periode tertentu untuk memudahkan pengelolaan
keuangan internal dan eksternal. Selain itu, jurnal umum juga bisa disebut sebagai jurnal yang
digunakan untuk mengakumulasi catatan di jurnal khusus. Adapun jurnal khusus meliputi
jurnal pendapatan, pembelian, penerimaan kas, hingga pembayaran kas.
Dalam akuntansi, jurnal umum idealnya memuat catatan detail seperti nama transaksi,
kelompok akun, dan nominal transaksi di kolom debit dan kredit yang disusun secara sistematis
untuk mempermudah pengelolaan keuangan.
Singkatnya, jurnal umum merupakan sebuah jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh
aktivitas keuangan sebuah bisnis atau usaha yang terjadi dalam periode tertentu untuk
memudahkan pengelolaan keuangan oleh pihak organisasi.
Bentuk Jurnal
Bentuk jurnal yang umum dijumpai adalah sebagai berikut.
JURNAL
halaman: …….......
Berikut ini keterangan elemen-elemen yang terdapat pada buku jurnal:
1. Halaman. Setiap halaman jurnal diberi nomor urut halaman, karena transaksi keuangan
yang dicatat lebih dari satu halaman jurnal.
2. Kolom Tanggal. Kolom ini digunakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun
terjadinya transaksi.
3. Kolom Keterangan. Kolom ini untuk mencatat nama akun yang didebit dan akun yang
dikredit. Akun yang didebit ditulis agak ke kiri sedang akun yang dikredit ditulis agak
ke kanan.
4. Kolom Ref atau Referensi. Kolom ini digunakan untuk mencatat nomor kode akun.
Pengisian kolom akun dilakukan setelah memposting akun tersebut.
5. Kolom Debit. Kolom ini untuk mencatat jumlah rupiah akun yang didebit.
6. Kolom Kredit. Kolom ini untuk mencatat jumlah rupiah akun yang dikredit.
B. Buku Besar
Buku besar adalah alat yang digunakan untuk mencatat segala bentuk perubahan yang terjadi
pada suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi keuangan. Buku ini berisi tentang
perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap
perubahan sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Buku besar
umumnya adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan
masukan dari semua jurnal akuntansi dan merupakan penggolongan rekening sejenis. Buku
besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi.
Bentuk akun buku besar
Bentuk akun ada yang berbentuk T karena menyerupai huruf T. Berikut ini disajikan
akun bentuk T .
Berikut ini disajikan bentuk akun buku besar selain bentuk T
C. Posting
Posting adalah pemindahan informasi transaksi dari jurnal ke buku besar. Posting dilakukan
perusahaan setelah penjurnalan.
Proses pemindahan informasi keuangan dari jurnal ke buku besar dilakukan sebagai berikut.
1. Akun-akun yang ada di buku jurnal diambil, kemudian dicatat ke masing-masing
akun.
2. Mencatat tanggal transaksi yang tercantum di buku jurnal ke kolom tanggal untuk
masing-masing akun.
3. Mencatat jumlah rupiah baik yang didebit dan yang dikredit pada buku jurnal ke kolom
debit dan kredit yang sesuai akunnya.
4. Mencatat keterangan secara singkat di kolom keterangan.
5. Mencatat nomor halaman buku jurnal ke kolom Ref untuk masing-masing akun.
6. Mencatat nomor-nomor akun di kolom Ref pada buku jurnal. Langkah ini dipakai
untuk menandakan bahwa jurnal sudah diposting.
Berikut ini diberikan contoh posting dari buku jurnal ke buku besar Biro Arsitektur Titik-
Garis-Bidang. Proses pemindahan informasi ini diperagakan sebagai berikut.
JURNAL
halaman: 1
D. Neraca Saldo
Neraca saldo atau trial balance adalah laporan pembukuan atau akuntansi yang
mencantumkan saldo di setiap akun buku besar umum organisasi. Jumlah saldo debet
terdaftar di kolom dengan judul “Saldo debet” dan jumlah saldo kredit terdaftar di kolom lain
dengan judul “Saldo kredit.” Total masing-masing dari kedua kolom ini harus sama.
Penyusunan neraca saldo dilakukan pada akhir periode, setelah perusahaan melakukan
posting.
Berikut ini adalah contoh neraca saldo Biro Arsitektur Titik-Garis-Bidang per 30 Januari
2007.
Saldo di kolom debit dan saldo di kolom kredit neraca saldo harus sama atau seimbang. Apabila
jumlah di kolom debit dan kredit tidak seimbang maka neraca saldo tersebut pasti salah, namun
jumlah yang seimbang tidak menjamin kebenaran neraca saldo.
Kesalahan neraca saldo bisa disebabkan hal-hal berikut ini:
1. Lupa menjurnal suatu transaksi. Transaksi yang lupa dijurnal ini tentu tidak nampak pada
neraca saldo. Akibat lupa menjurnal, jumlah sisi debit dan sisi kredit tetap seimbang
namun saldo keseluruhan debit dan kredit terlalu kecil.
2. Jumlah uang dari suatu transaksi salah dicatat dalam jurnal. Misalnya penerimaan piutang
usaha Rp243.000 dicatat Rp423.000. Kesalahan pencatatan tersebut tetap menunjukkan
jumlah yang seimbang di neraca saldo. Dengan kesalahan ini saldo akun tidak
menunjukkan jumlah yang benar.
3. Pencatatan transaksi dalam jurnal lebih dari sekali. Misalnya transaksi penerimaan
piutang usaha sebesar Rp200.000 dicatat dua kali, maka transaksi tersebut dicatat dua kali
didebit dan dua kali dikredit. Kesalahan pencatatan ini tetap menunjukkan saldo yang
seimbang, namun saldo akhir terlalu besar.
4. Pencatatan transaksi dalam jurnal pada akun yang tidak tepat. Misalnya transaksi
pembayaran sewa peralatan upacara sebesar Rp75.000 dicatat pada sisi debit akun Bahan
Habis Pakai dan di sisi kredit Kas. Meskipun pencatatan pada akun ini salah, namun saldo
sisi debit dan kredit tetap seimbang. Kesalahan ini menimbulkan suatu akun dicatat terlalu
besar, dan akun pengimbangnya terlalu kecil.
BAB 4
JURNAL PENYESUAIAN
A. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian atau dalam bahasa lain di kenal dengan adjusting estries dalam akuntansi
dimaknai sebagai sebuah jurnal yang harus di susun dengan tujuan menyesuaikan saldo-saldo
akun tertentu hingga akhir periode akuntasi, belum menujukan saldo sebenarnya.
Dengan memahami pengertian tersebut maka dapat di ambil point penting bahwa jurnal
penyesuaian mutlak atau wajib di susun untuk menyesuaiakan akun-akun tertentu yang
saldonya belum sesuai dalam satu periode.
Di bawah ini contoh gambar jurnal penyesuaian.
Bentuk jurnal penyesuain mirip dengan jurnal umum, hanya berbeda fungsinya. Jurnal umum
berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi keuangan yang terjadi, berbada dengan jurnal
penyesuain, jurnal penyesuain hanya untuk mencatat akun-akun yang perlu disesuaikan
saldonya pada akhir periode.
Ada dua jenis penyesuaian yang perlu dilakukan oleh perusahaan:
1. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum
dicatat.
• Biaya-biaya yang sudah terjadi, tetapi belum dibayar.
• Penghasilan-penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan, tetapi belum diterima
kasnya.
2. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah dicatat tetapi saldo akun
masih harus diperbaiki.
• Pemakaian bahan habis pakai.
• Transaksi penghasilan yang diterima di muka.
• Depresiasi aktiva tetap.
• Menaksir kerugian piutang.
Contoh Soal
Biro Arsitektur Titik-Garis-Bidang memiliki neraca saldo per 30 Januari 2007 berikut ini.
Pada akhir bulan Januari 2007 diketahui beberapa hal:
1. Bunga bank BNI yang harus dibayar adalah 12% per tahun dan dibayarkan pada awal bulan
berikutnya.
2. Biaya iklan Rp200.000 belum dibayar kantor.
3. Menurut perhitungan fisik, sisa bahan habis pakai adalah Rp400.000.
4. Dari pendapatan jasa disain, terdapat Rp1.000.000 yang merupakan pendapatan diterima di
muka.
5. Diperkirakan 1% dari piutang usaha tidak dapat ditagih.
6. Penyusutan perlengkapan kantor ditentukan sebesar 20% per tahun.
7. Biaya gaji yang masih harus dibayar untuk 2 minggu terakhir Januari adalah Rp1.300.000.
Berdasarkan pada neraca saldo dan informasi di atas, jurnal penyesuaian yang diperlukan
adalah sebagai berikut.
Informasi 1
Jumlah bunga berjalan tersebut adalah Rp40.000 sebagaimana perhitungan berikut.
12% X 1/12 X Rp3.600.000 = Rp36.000
Biaya bunga belum dibayar dan belum dibukukan. Ini berarti, utang dan biaya bunga di neraca
saldo masih terlalu rendah.
Informasi 2
Biaya iklan sebesar Rp200.000 belum dibayar dan belum dibukukan. Ini berarti hutang dan
biaya iklan yang di neraca saldo terlalu rendah.
Informasi 3
Perhitungan pemakaian bahan habis pakai adalah sebagai berikut.
• Bahan Habis Pakai per neraca saldo ........................................ Rp 1.600.000
• Bahan Habis Pakai menurut perhitungan fisik ..................... Rp 400.000 -
• Bahan Habis Pakai yang digunakan .................................... Rp1.200.000
Informasi 4
Informasi 5
Dalam kasus ini, taksiran kerugian piutang adalah 1% dari piutang usaha akhir periode. Dengan
demikian taksiran kerugian piutang adalah:
1% x Rp3.000.000 = Rp30.000
Informasi 6
Manfaat aktiva tetap lebih dari satu tahun namun terbatas masa pemakaiannya. Karena
manfaatnya terbatas maka aktiva tetap disusutkan kecuali tanah.
Alokasi harga perolehan aktiva tetap secara sistematis disebut dengan penyusutan atau
depresiasi.
Pembebanan penyusutan dicatat, melalui jurnal penyesuaian, mendebit Biaya Penyusutan atau
Biaya Depresiasi dan mengkredit Penyusutan Akumulasian.
Penyusutan Akumulasian adalah jumlah kumulatif penyusutan aktiva tetap dari seluruh periode
yang menikmati manfaat aktiva tetap.
Informasi 7
B. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP) adalah daftar dari semua akun dan saldo yang
terkandung dari buku besar setelah entri penyesuaian untuk periode akuntansi telah diposting.
Pada dasarnya, tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
1. Neraca saldo adalah langkah pertama sebelum penyusunan laporan keuangan. Ini adalah
dokumen internal atau kertas kerja berlajur yang digunakan akuntan sebagai dasar saat
menyiapkan Laporan Keuangan.
2. Dokumen ini memastikan bahwa untuk setiap entri debit yang dicatat, entri kredit yang
telah dicatat dalam pembukuan juga sama dengan entri debit. Hal itu sesuai dengan
konsep akuntansi double entry. Jika total saldo dari neraca saldo tidak sama, perbedaan
dapat ditelusuri dan diselesaikan sebelum laporan keuangan disusun.
3. Laporan neraca saldo memastikan bahwa saldo akun diekstraksi secara akurat dari buku
besar. Dokumen ini juga membantu akuntan dalam mengidentifikasi dan memperbaikan
kesalahan akuntansi yang terjadi.
Contoh Soal
Berikut ini adalah data neraca saldo PT Cerah Gemilang:
Pada akhir periode, terdapat beberapa entri atau jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Setelah memosting entri penyesuaian di atas, nilai beberapa item dalam neraca saldo yang
belum disesuaikan akan berubah.
• Pada entri penyesuaian pertama, piutang usaha didebit sehingga meningkat Rp400.000,
sedangkan pendapatan penjualan dikreditkan dan meningkat sejumlah Rp400.000
• Saldo piutang usaha akan meningkat dari Rp3.500.000 menjadi Rp3.900.000 (naik
Rp400.000). Sedangkan pendapatan penjualan akan menjadi Rp 11.400 dari saldo
sebelumnya yang berjumlah Rp11.000.000 (naik Rp400.000).
• Untuk entri selanjutnya, biaya utilitas dan utang utilitas belum ada dalam daftar akun
di neraca saldo yang belum disesuaikan. Setelah memposting entri penyesuaian di atas,
akun tersebut akan muncul dengan jumlah Rp1.900.000.
• Ketiga, biaya perlengkapan umum didebit sejumlah Rp700.000. Akun perlengkapan
umum juga dikreditkan dengan angka Rp700.000. Setelah disesuaikan,
akun perlengkapan umum memiliki saldo debit sejumlah Rp1.800.000 (berkurang
Rp700.000). Dan akun biaya perlengkapan umum akan muncul di NSSP dengan nilai
Rp700.000.
• Terakhir, belum ada akun beban penyusutan atau depresiasi dan akumulasi penyusutan
aset tetap pada neraca saldo yang belum disesuaikan. Setelah melakukan entri
penyesuaian, kedua akun tersebut akan muncul dengan nilai masing-masing sejumlah
Rp800.000.
Setelah memasukkan jurnal penyesuaian, laporan tersebut akan berubah menjadi neraca saldo
setelah penyesuaian (NSSP) di mana jumlah saldo debit dan kredit telah seimbang.
Berikut adalah contoh laporan neraca saldo setelah penyesuaian:
BAB 5
NERACA LAJUR DAN JURNAL PENUTUP
A. Neraca Lajur
Neraca Lajur atau work sheet adalah kertas kerja berkolom yang digunakan dalam proses
akuntansi manual sebagai alat bantu untuk penyusunan laporan keuangan. Dalam siklus
akuntansi pembuatan neraca lajur bukan merupakan prosedur yang wajib. Pembuatan neraca
lajur dilakukan setelah menyusun neraca saldo dan sebelum membuat jurnal penyesuaian. Di
dalam neraca lajur terdapat kolom nama akun, kolom neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom
neraca saldo setelah penyesuaian, kolom Laba-Rugi, dan kolom neraca, sehingga neraca lajur
mempermudah proses penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
B. Format Neraca Lajur
Dalam penyusunan neraca lajur ditulis nama perusahaan (paling atas), neraca lajur, dan periode
yang dirangkum. Bentuk neraca lajur ada yang berformat 5 kolom ada yang berformat 6 kolom.
Tiap-tiap kolom terbagi atas debit dan sisi kredit. Berikut ini disajikan perbandingan antara
neraca lajur bentuk 5 kolom dan bentuk 6 kolom.
1. Neraca lajur bentuk 5 kolom terdiri dari kolom-kolom:
• Neraca Saldo
• Penyesuaian
• Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSSP)
• Laba-Rugi
• Neraca
Neraca Penyesuaian NSSP Laba-Rugi Neraca
Saldo
Nama
No. Akun
Dr Kr Dr Kr Dr Kr Dr Kr Dr Kr
2. Neraca lajur bentuk 6 kolom terdiri dari kolom-kolom:
• Neraca Saldo
• Penyesuaian
• Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSSP)
• Laba-Rugi
• Perubahan Modal
• Neraca
Neraca Penyesuaian NSSP Laba - Perubahan Neraca
Rugi Modal
No. Nama Saldo
Akun
Dr Kr Dr Kr Dr Kr Dr Kr Dr Kr Dr Kr
C. Tahap-Tahap Penyusunan Neraca Lajur
1. Pengisian Kolom Neraca Saldo
Sebelum mengisi kolom neraca saldo, lakukan langkah berikut ini.
• Isilah kolom nomor dengan nomor akun yang urut
• Isilah nama akun sesuai urutan nomor akun
Setelah itu mengisi kolom neraca saldo, lakukan langkah berikut ini.
• Isilah semua saldo akun, saldo debit dimasukkan ke debit dan saldo kredit
dimasukkan ke kredit
2. Pengisian Kolom Penyesuaian
Kolom penyesuaian diisi dari informasi penyesuaian, isilah satu per satu secara urut,
angka-angka penyesuaian dimasukkan ke akun yang benar dan pada sisi yang sesuai.
3. Pengisian Kolom NSSP
Untuk pengisian kolom neraca saldo setelah penyesuaian, lakukan langkah-langkah
berikut ini:
• Gabungkan angka-angka pada neraca saldo dengan angka-angka penyesuaian dan
masukkan pada sisi yang sesuai.
• Perhatikan akun pada neraca saldo dengan akun pada kolom Penyesuaian.
• Bila sama-sama bersaldo debit maka jumlahkan dan isikan di sisi debit kolom NSSP.
• Bila yang satu bersaldo debit dan satunya kredit maka selisihkan dan hasil selisih
tersebut isikan ke sisi yang sesuai pada kolom NSSP.
• Bila sama-sama bersaldo kredit, maka gabungkan dan isikan pada sisi kredit kolom
NSSP.
4. Pengisian Kolom Laba-Rugi
Pengisian kolom Laba-Rugi dilakukan dengan cara:
• Pindahkan semua akun pendapatan dan akun biaya yang ada di neraca saldo setelah
penyesuaian ke kolom Laba-Rugi sesuai kolom saldonya.
• Jumlahkan sisi debit dan sisi kredit.
• Bila jumlah sisi debit lebih besar maka perusahaan mengalami kerugian, karena biaya
lebih besar daripada pendapatan.
• Bila sisi debit lebih kecil maka perusahaan memperoleh laba karena biaya lebih kecil
dari pendapatan.
• Bila sisi debit sama dengan sisi kredit, maka impas karena biaya = pendapatan.
5. Pengisian Kolom Neraca
• Pengisian kolon Neraca dilakukan paling akhir karena adanya penambahan informasi
baru pada kolom Laba-Rugi. Berikut ini langkah-langkah pengisian kolom Neraca:
• Pindahkan saldo debit dan kredit semua akun aktiva, hutang, dan modal yang ada di
NSSP ke kolom neraca
• Pindahkan saldo debit akun ikhtisar laba-rugi pada baris terbawah yang ada di kolom
Laba-Rugi ke saldo kredit kolom neraca. Sebaliknya, pindahkan saldo kredit akun
ikhtisar laba-rugi baris terbawah ke saldo debit kolom neraca.
Setelah menyusun neraca lajur, maka,informasi yang ada ini dapat digunakan untuk menyusun
laporan keuangan. Angka yang ada pada kolom Laba-Rugi dapat digunakan untuk menyusun
laporan laba-rugi, dan angka pada kolom neraca dapat digunakan untuk menyusun neraca.
Laporan keuangan yang diekstrak dari neraca lajur ini dapat dilihat di bab berikutnya.
D. Jurnal Penutup
Jurnal penutup merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang akan disusun pada
akhir periode pembukuan. Bagian dari laporan keuangan ini digunakan untuk menutup akun
nominal untuk menyiapkan neraca akhir periode.
E. Komponen Jurnal Penutup
1. Akun pendapatan
Akun pendapatan berisi setiap transaksi terkait penghasilan yang diterima oleh perusahaan
dalam satu periode. Pada umumnya penghasilan perusahaan dibedakan menjadi dua macam,
yaitu akibat adanya kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan lainnya.
Pasangan akun penghasilan perusahaan saat entri jurnal penutup adalah ikhtisar laba/rugi.
Akun pendapatan direkam pada posisi debet, sementara ikhtisar laba rugi menempati kredit.
Berikut adalah contoh cara mengentri jurnal penutup untuk akun pendapatan.
Nama Akun Debet Kredit
Pendapatan Jasa Rp.15.000.000 Rp.15.000.000
Ikhtisar Laba/Rugi
2. Akun beban
Beban merupakan bentuk pengeluaran perusahaan selama satu periode untuk menjalankan
kegiatan operasional agar bisa mendapatkan keuntungan. Sama halnya seperti penghasilan,
beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu beban usaha dan beban lainnya.
Nama Akun Debet Kredit
Ikhtisar Laba/Rugi Rp.7.500.000
Beban Perlengkapan Rp.1.000.000
Beban Penyusutan Mesin Rp. 2.400.000
Beban Gaji Rp. 3.600.000
Beban Bunga Rp. 500.000
3. Ikhtisar Laba/Rugi
Akun ikhtisar laba rugi ditutup setelah penyusunan laporan keuangan dengan cara
memindahkan saldonya ke dalam rekening modal. Ada dua jenis cara yang bisa dilakukan
untuk membuat jurnal penutup akun ikhtisar laba/rugi. Ini tergantung kondisi perusahaan,
apakah kemungkinannya menjadi profit atau resiko.
Apabila perusahaan mengalami laba, dimana pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
beban, maka akun ikhtisar laba rugi akan dicatat pada posisi debet. Berikut adalah contoh
penutupan akun ikhtisar laba rugi saat perusahaan mengalami profit.
Nama Akun Debet Kredit
Ikhtisar laba/rugi Rp. 17.000.000 Rp.17.000.000
Modal
Ada pula kemungkinan lain yang juga bisa terjadi berkaitan dengan keuangan perusahaan,
yakni timbulnya kerugian. Ketika perusahaan mengalami kerugian tersebut, maka saat
menyusun jurnal penutupan akun ikhtisar laba/rugi akan diposting pada sisi kredit, dengan
contoh sebagai berikut.
Nama Akun Debet Kredit
Modal Rp. 10.000.000 Rp.10.000.000
Ikhtisar Laba Rugi
4. Akun prive
Akun terakhir yang harus ditutup saat menyusun jurnal akhir periode ini adalah akun prive.
Pengertian dari prive merupakan pengeluaran pribadi oleh pemilik perusahaan yang biasanya
mempunyai jumlah minim.
Pada proses penyusunan jurnal penutup, posisi akun prive berada di sebelah kredit, sementara
pada bagian debitnya akan diisi oleh modal. Berikut adalah contoh untuk membuat jurnal
penutup yang berkaitan dengan laporan penutupan akun prive.
Nama Akun Debet Kredit
Modal
Prive Rp. 1.000.000,-
Rp.1.000.000
BAB 6
LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Keuangan
Pada prinsipnya, laporan keuangan ialah hasil akhir dari proses pencatatan transaksi
perusahaan dalam satu periode tertentu. Sementara laporan keuangan akuntansi sudah pasti
merupakan laporan dengan prinsip akuntansi. Setidak-tidaknya sebuah laporan harus
memenuhi lajur laporan keuangan.
B. Tahapan dalam Membuat Laporan Keuangan
1. Tahapan Membuat Laporan Keuangan Laba dan Rugi
Laporan ini terdiri dari dua bentuk, yakni single step dan multiple step. Bentuk single
step lebih sederhana.
Format pertama merupakan pemaparan dari pendapatan dan keuntungan yang didapatkan.
Kemudian dikurangi dengan seluruh beban atau banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
Setelah penyusunan total pendapatan dan total beban, maka akan terlihat selisih di antara
keduanya. Selisih inilah yang menunjukkan laba dan rugi perusahaan.
Berlainan dengan single step, format laporan keuangan multiple step terbilang lebih rumit.
Pertama-tama, Anda harus membedakan antara transaksi operasional dan transaksi non-
operasional.
Selanjutnya, bandingkan biaya biaya dan beban dengan pendapatan yang berkaitan. Barulah
laba operasional akan terbaca.
2. Laporan Pada Perubahan Modal
Data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah modal
awal, prive atau pengambilan dana, total laba dan rugi bersih. Pada umumnya, laporan ini
dibuat setelah penyusunan laporan laba dan rugi. Karana diperlukan data besaran laba dan rugi
sebuah perusahaan.
3. Laporan Neraca (Balance Sheet)
Laporan neraca menggunakan pedoman persamaan akuntansi yakni ‘Aset = Kewajiban +
Modal’. Secara keseluruhan, ada 3 elemen yang dimiliki: aset, liabilitas, dan ekuitas.
Penerapan aset untuk aktiva dan kewajiban serta modal digunakan untuk sisi pasiva. Karena
mengukur keseimbangan, maka idealnya kedua sisi tersebut berlaku seimbang.
4. Laporan Arus Kas (Cash flow Statement)
Laporan arus kas terdiri dari 3 aktivitas utamanya, yakni:
Aktivitas operasi atau (Operating Activies)
Aktivitas investasi atau (Inventing Activities)
Aktivitas pendanaan atau (Financing Aktivities)
Contoh Laporan Keuangan Akuntansi
Setelah mengetahui tahapan dalam pembuatan laporan keuangan, berikut ini adalah contoh
penulisan laporan keuangan akuntansi yang lengkap dan sederhana. Contoh laporan keuangan
akuntansi perbankan adalah sebagaimana berikut ini:
JAWA BALI KAYU
LABA RUGI
31/08/2018 – 1/09/2019
Pendapatan
5-50000 pendapatan 50. 490. 999, 99
Total dari Pendapatan 50. 490. 999, 99
Beban Pokok Pendapatan
6-60000 Beban Pokok Pendapatan (292. 000, 00)
Total dari Beban Pokok (292. 000, 00)
Pendapatan
Laba Kotor 50. 198. 999, 99
Beban Operasional
6-60001 iklan dan promosi (1.500. 000, 00)
6-60502 penyusutan – kendaraan (937. 500, 00)
(2.437. 500, 00)
Total dari Beban 47. 761. 499, 99
Operasional
0, 00
Laba Operasional 47. 761. 499, 99
Pendapatan (Beban Lain- 0, 00
lain) 47. 761. 499, 99
Pendapatan Lain-lain
Beban lain-lain
Total dari Pendapatan
(Beban Lain-lain)
Laba (Rugi)
Laba (Rugi) Komperhensif
Lain
Total dari Laba (Rugi)
Komperhensif Lain
Laba (Rugi) Komperhensif
untuk Periode ini
BAB 7
STUDI KASUS
A. Perusahaan jasa
Arus Kas
Pertama ada contoh laporan arus kas, yang merupakan laporan keuangan berisikan informasi
aktivitas operasional, investasi, finansial, saldo awal, saldo akhir, hingga keterangan
keuangan lainnya yang dilakukan perusahaan jasa tersebut selama periode tertentu.
Tujuannya untuk menyajikan informasi secara detail sehingga memudahkan pihak-pihak
yang berkaitan dalam menilai keuangan perusahaan.
Selain itu laporan ini juga akan digunakan pengguna laporan keuangan lainnya untuk menilai
pengaruh dari kegiatan tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan dan juga terhadap
jumlah kas.
Idealnya di dalam laporan arus kas terdapat sumber aliran kas dan akun pengeluaran kas
sehingga dapat langsung diketahui perolehan penerimaan dan pemakaian kas.
Jika terjadi adanya perubahan pada suatu akun neraca yang diimbangi dengan penambahan
kas, maka perubahannya harus memperlihatkan sumber kas.
Beberapa perubahan lainnya yang juga memperlihatkan sumber kas yaitu berkurangnya
aktiva lancar, harga perolehan dari aktiva tetap, akumulasi penyusutan aktiva tetap, hutang
yang bertambah dan peningkatan ekuitas.
Laba Rugi
Untuk contoh laporan keuangan selanjutnya adalah laporan Laba Rugi.
Adapun isi dari laporan ini adalah berupa data serta informasi terkait besarnya jumlah laba
dan rugi perusahaan.
Informasi laba rugi tersebut dihasilkan dari pendapatan serta besaran pengeluaran yang
terjadi di perusahaan pada periode tertentu.
Selain itu, biasanya laporan laba rugi juga memerlukan beberapa komponen-komponen
seperti pendapatan, harga pokok penjualan serta beban usaha.
Adapun, komponen pendapatan berisikan catatan penerimaan perusahaan pada saat penjualan
jasa.
Komponen harga pokok produksi merupakan beban pokok dari pendapatan paket jasa yang
ditawarkan kepada konsumen.
Yang terakhir adalah komponen beban usaha yang berisi beban penjualan dan umum.
Adapun di dalam laporan beban penjualan, terdapat informasi promosi dan juga iklan.
Laporan beban umum dan administrasi berisi gaji karyawan beserta tunjangan, sewa gedung,
penyusutan dan fasilitas karyawan.
Dengan dibuatnya laporan laba rugi, kamu juga bisa mengetahui bagaimana kinerja dari
perusahaan berdasarkan keuangannya.
Penyusunan laporan laba rugi juga bisa dibuat dengan dua metode, yaitu single step (seluruh
pendapatan dan beban perusahaan) dan multiple step (pengelompokkan tersendiri dari jenis
pendapatan dan beban).
Neraca
Laporan keuangan berikut ini biasanya dibuat sebelum kamu membuat laporan arus kas dan
kamu memang sebaiknya wajib mempelajari caranya membuat neraca.
Mengapa laporan neraca penting? Laporan arus kas umumnya akan berhubungan langsung
dengan laporan neraca karena beberapa komponen di dalamnya bersumber dari laporan
neraca.
Laporan neraca merupakan laporan posisi keuangan yang berisikan data informasi harta atau
aktiva (asset), utang atau kewajiban, serta modal (capital) pada periode keuangan tertentu.
Tidak hanya itu, adapun laporan neraca pada perusahaan jasa biasanya bisa dibuat ke dalam
dua bentuk yaitu neraca scontro dan neraca staffel.
Untuk laporan neraca scontro, informasi modal awalnya didapat dari laporan perubahan
modal.
Untuk membuat laporan perubahan modal, laporan tersebut harus dibuat berdasarkan laporan
laba rugi.
Sedangkan neraca staffel, bentuknya adalah laporan tabel yang dibuat secara vertikal yakni ke
bawah. Jadi, kamu akan menempatkan saldo di bagian samping pada kolom debet kredit.
Buku Besar
Laporan keuangan selanjutnya yang mungkin lebih sering didengar adalah laporan Buku
Besar.
Apa saja isi dari laporan Buku Besar? Laporan ini berisikan tentang informasi dari pencatatan
segala transaksi hasil postingan jurnal untuk periode tertentu.
Kartu Hutang
Apa itu laporan Daftar Hutang?
Dari namanya saja sudah bisa ditebak ya, bahwa laporan hutang ini merupakan susunan
laporan yang menyajikan secara detail terkait informasi transaksi penambahan dan
pengurangan hutang perusahaan jasa beserta besaran saldo akhir hutang dari masing-
masing supplier.
Tujuannya dibuat laporan hutang ini adalah untuk memudahkan dan membantu perusahaan
mencatat secara rinci serta lengkap utangnya.
Perubahan Modal
Apa sih maksud dari laporan keuangan perubahan modal? Jadi, laporan yang biasa disebut
ekuitas ini merupakan laporan keuangan yang secara khusus memberikan informasi
perubahan yang terjadi pada seluruh modal atau ekuitas suatu perusahaan.
Tidak bisa disusun sendiri, laporan perubahan modal ini juga membutuhkan komponen-
komponen untuk menyusunnya yakni data modal awal, laba rugi bersih, setoran atau
penarikan, dan modal akhir.
Adapun di dalam laporan ini, modal awal bisa saja bertambah jika ada laba yang lebih besar
dibandingkan penarikan pribadi (prive).
Lalu, modal juga bisa berkurang jika laba lebih kecil daripada prive dan rugi
ditambahkan prive.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/persamaan-dasar-akuntansi/
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-daftar-kode-akun-akuntansi-chart-
of-account/
https://www.jurnal.id/id/blog/kegunaan-dan-persiapan-dalam-membuat-neraca-saldo-setelah-
penyesuaian/
https://accurate.id/akuntansi/neraca-saldo/
https://www.gramedia.com/literasi/jurnal-penutup/
https://akuntanmuslim.com/laporan-keuangan-akuntansi/