Bagian Ketiga
Dari asumsi tersebut dapat digambarkan bahwa identitas
diri merupakan gambaran tentang diri sebelum melakukan
komuikasi atau interaksi dengan orang lain, hal ini juga
berpengaruh pada perilaku dan respon selama melakukan
komunikasi.
Teori ini masuk ke dalam tradisi sosial-budaya dan konteks
komunikasi mengarah pada budaya.
2) Communication Accommodation Theory (Teori Akomodasi
Komunikasi) Howard Giles
Teori ini percaya bahwa orang dari berbagai komunitas
budaya akan menyesuaikan dan mengadaptasi komunikasi
mereka.
Pada teori ini terdapat tiga asumsi, yaitu:
• Kesamaan dan ketidaksamaan ucapan dan perilaku
ada di semua percakapan.
• Cara kita memahami ucapan dan perilaku orang lain,
menentukan car akita mengevaluasi percakapan.
• Bahasa dan perilaku memberikan informasi tentang
situs sosial dan kepemilikan kelompok.
• Akomodasi bervariasi dalam tingkat kesesuainnya dan
norma-norma memadu proses akomodasi.
Teori ini masuk ke dalam tradisi sosio-psikologi dan
konteks komunikasi mengarah pada budaya.
3) Muted Group Theory (Teori Grup yang Teredam) oleh Cheris
Kramarae
50
Bagian Ketiga
Teori ini memandang wanita kurang kuat dan efektif,
dibandingkan pria, karena berbagai hal telah disediakan
oleh pria, sehingga sesuai dengan pengalaman pria. Teori ini
juga fokus pada kekuatan yang menyebutkan pengalaman
dan menjelaskan bahwa wanita menggunakan bahasa
buatan untuk menggambarkan pengalaman mereka. Dan
Menurut Cheris dalam teori ini tidak semua wanita
dibungkam dan semua pria memiliki suara.
Pada teori ini terdapat tiga asumsi, yaitu:
• Wanita memandang dunia secara berbeda dari pria,
karena wanita dan pria memiliki pengalaman dan
aktivitas yang berbeda yang berakar pada pembagian
kerja.
• Karena dominasi politik mereka, sistem persepsi pria
dominan, menghambat kebebasan berekspresi model
alternatif perempuan dunia.
• Untuk berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan
harus mengubah model mereka sendiri dalam hal
sistem ekspresi laki-laki yang diterima.
Dari asumsi ini perbedaan terlihat jelas pada pembagian
tenaga kerja, seperti wanita hanya bekerja dirumah,
sedangkan pria bekerja diluar rumah.
Teori ini masuk ke dalam tradisi semiotika dan tradisi kritis.
Konteks komunikasi mengarah pada budaya.
4) Feminist Standpoint Theory (Teori Sudut Pandang Feminis)
oleh Nancy CM Hartsock dan Julia T. Wood
51
Bagian Ketiga
Teori ini menyatakan bahwa orang memandang dunia sesuai
posisi atau kedudukan mereka dalam kehidupan. Sehingga
teori ini mempertimbangkan kelas sosial ekonomi dan
penerapannya pada berbagai kaum yang terpinggirkan.
Seperti orang miskin, perempuan, dan sebagainya. Dan teori
ini berpusat pada peran yang dimainkan masyarakat dalam
komunikasi antar budaya. Selain itu, teori ini berfokus pada
bagaimana perempuan membuat strategi perlawanan
terhadap ketidakadilan dalam sistem sosial. Dan teori ini
diawali dengan epistemologi atau pengetahuan yang tidak
sempurna, yang dibuat oleh manusia yang memiliki
kekuasaan dan berusaha mengembangkan pengetahuan
yang lebih baik, serta mengakui bahwa ilmu tidak bisa
dipisahkan dari politik.
Pada teori ini terdapat lima asumsi, yaitu:
• Struktur kehidupan material (atau posisi kelas) dan
membatasi pemahaman hubungan sosial.
• Ketika kehiupan material disusun dalam du acara yang
berlawanan untuk dua kelompok yang berbeda,
pemahaman masing-masing akan menjadi inversi
yang lain. Ketika ada kelompok dominan dan bawahan,
pemahaman kelompok dominan akan bersifat parsial
dan berbahaya.
• Visi kelompok berkuasa menyusun hubungan material
di mana semua kelompok di paksa untuk
berpartisipasi.
52
Bagian Ketiga
• Visi yang tersedia untuk kelompok tertindas mewakili
perjuanga dan prestasi.
• Pemahaman potensial tentang tertindas (sudut
pandang) membuat terlihat tidak manusiawi dari
hubungan yang ada di antara kelompok-kelompok dan
menggerakkan kita menuju dunia yang lebih baik dan
lebih adil.
53
Bagian Keempat
Bagian Keempat
Pengelompokan Teori Komunikasi Richard West
dan Lynn H. Turner berdasarkan 7 Tradisi Robert
Craig
BAB 12
TRADISI RETORIKA
Teori/Paradigma Alasan
Retorika
Drama Teori ini masuk ke dalam tradisi
retorika, karena konteks komunikasi
mengarah kepada publik.
Selain itu, pada saat berbicara di depan
publik atau umum sangat perlu
memperhatikan audiens, karena tujuan
dari berpidato ialah meyakinkan
audiens dengan menampilkan bukti
atau fakta yang mendukung
berdasarkan logika, serta
memperhatikan keefektifan pada saat
pidato atau berargumen.
Teori ini masuk ke dalam tradisi
retorika, karena seseorang dapat
berbicara di depan umum melalui
sebuah drama. Dan pesan atau isi dari
retorika digambarkan melalui karakter
atau peran dalam drama.
54
Bagian Keempat
Paradigma ini masuk ke dalam tradisi
retorika, karena dalam paradigma ini
Paradigma Narasi manusia secara alami dianggap
sebagai pendongeng dan
mengganggap penting penilaian
audiens, sehingga memperhatikan
kebenaran dari sebuah cerita.
BAB 13
TRADISI SEMIOTIKA
Teori Alasan
Teori Interaksi Simbolik Teori ini masuk ke dalam
tradisi semiotika, karena
menggunakan simbol untuk
menghasilkan sebuah makna
yang digunakan saat interaksi
atau berkomunikasi dengan
orang lain.
Drama Teori ini masuk ke dalam
tradisi semiotika, karena
bahasa dan simbol membentuk
sistem dan memberikan
pengaruh terhadap orang pada
saat proses komunikasi.
BAB 14
TRADISI SOSIO-PSIKOLOGI
Teori Alasan
55
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
menggambarkan keyakinan
dan perilaku individu dapat
merubah sikap, yang
Teori Disonasi Kognitif disebabkan oleh rasa tidak
Teori Pelanggaran Harapan
Teori Pengurangan nyaman atau disonasi terhadap
Ketidakpastian suatu hal/pilihan, yang berasal
dari inkonsistensi psikologi
individu.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
menggambarkan bagaiman
perilaku inidvidu sangat
penting saat berinterkasi
dengan orang lain, karena
ketika berinteraksi sebenarnya
ada sebuah harapan yang
dibawa setiap individu dan
dengan harapan tersebut dapat
menimbulkan berbagai macam
presepsi yang akan
berpengaruh pada komunikasi.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
pada saat berkomunikasi,
bagaimana individu dapat
mengurangi ketidakpastian
sehingga dapat berpengaruh
pada perilaku individu saat
berkomunikasi.
56
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
dalam berinteraksi melibatkan
Teori Pertukaran Sosial sebuah kepercayaan
Teori Penetrasi Sosial antarindividu yang hal ini
berpengaruh pada respon atau
Teori Pemrosesan Informasi
Sosial perilaku seseorang terhadap
lingkungan sosialnya.
Kelompok Berpikir
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
teori ini fokus kepada proses
penyampaian pesan
antarindividu yang akan
mempengaruhi suatu
hubungan.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
sangat perlu memperhatikan
kesan atau konteks dalam
komunikasi, sebab dapat
mempengaruhi proses
penyampaian pesan serta
perlaku individu, yang akan
berdampak pada
perkembangan hubungan.
Kelompok Berpikir masuk ke
dalam tradisi sosio-psikologi,
karena perilaku individu
berpengaruh dalam hubungan
sebuah kelompok, dan setiap
individu memiliki presepsi dan
karakteristik yang berbeda
dalam sebuah kelompok. Maka
dari itu dibutuhkan
kekompokan antar pribadi atau
57
Bagian Keempat
individu untuk bekerja sama
menjaga identitas dari
kelompok.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
dalam media menampilkan
berbagai macam isu, sehingga
secara spesifik dapat
Teori Pengaturan Agenda
Teori Spiral Keheningan mempengaruhi individu dan
Teori Negosiasi Wajah
menimbulkan berbagai
presepsi terhadap isu tersebut.
Dan dalam konteks komunikasi
mengarah kepada media.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
teori ini menggambarkan
bahwa interaksi interpersonal
sangat berpengaruh pada
lingkungan sosial, sehingga
individu akan memilih
kelompok yang akan mereka
ikuti, baik itu mayoritas
ataupun minoritas.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
jika dilihat dari asumsi teori ini
digambarkan bahwa identitas
diri merupakan gambaran
tentang diri sebelum
melakukan komuikasi atau
interaksi dengan orang lain, hal
ini juga berpengaruh pada
perilaku dan respon selama
melakukan komunikasi.
58
Bagian Keempat
Teori Akomodasi Komunikasi Teori ini masuk ke dalam
tradisi sosio-psikologi, karena
pada saat berkomunikasi
individu perlu memahami
ucapan dan perilaku orang lain,
sehingga berpengaruh pada
hubungan antarindividu.
BAB 15
TRADISI FENOMENOLOGI
Teori Alasan
Teori Interaksi Simbolik Teori ini masuk ke dalam
tradisi fenomenologis, karena
Manajemen Makna yang dalam konsep komunikasinya
terkoordinasi
teori ini fokus kepada
interpersonal atau
antarindividu, serta inti dari
teori ini ialah penafsiran.
Karena dengan penafsiran
dapat menciptakan kenytataan
bagi individu yang terjadi pada
proses interkasi atau timbal
balik antara pengalaman dan
penentuan makna
Teori ini masuk ke dalam
tradisi fenomenologi, karena
kontek komunikasi mengarah
pada pribadi dan antarpribadi,
sehingga bagaimana mereka
memahami presepsi satu
sama lain saat berkomunikasi.
59
Bagian Keempat
BAB 16
TRADISI SOSIAL BUDAYA
Teori Alasan
Manajemen Makna yang Teori ini masuk ke dalam tradisi
Terkoordinasi sosial-budaya, karena teori ini
mengarah pada interaksi sosial,
sehingga informasi bergantung
pada makna antarpribadi saat
berkomunikasi.
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial-budaya, karena
menunjukkan bahwa dalam
sebuah hubungan setiap
individu akan saling bergantung,
Teori Dialektika Relasional
dan dari sebuah hubungan
dapat menghasilkan
kontradiksi, sehingga dapat
mempengaruhi perubahan dari
sebuah hubungan.
Teori Manajemen Privasi Teori ini masuk ke dalam tradisi
Komunikasi sosial-budaya, karena pada
proses interaksi antarpribadi
menghasilkan suatu aturan
yang dipertimbangkan bersama.
60
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial-budaya karena fokus
pada interaksi sosial, dan dari
Kelompok Berpikir interaksi tersebut
Teori Strukturasi menghasilkan peran atau
Teori Budaya Organisasi
Penggunaan dan Teori aturan yang berpengaruh pada
Gratifikasi hubungan kelompok.
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial-budaya, karena dalam
proses interaksinya mengarah
pada kelompok kecil atau
organisasi yang menghasilkan
sebuah aturan, peran dan
sebagainya melalui sebuah
kelompok. serta menciptakan
realitas atau lingkungan sosial
tempat mereka berada.
Teori ini masuk kedalam tradisi
sosial-budaya, karena anggota
organisasi menciptakan realitas
mereka, serta makna dan nilai
budaya dihasilkan melalui
proses interaksi nonverbal atau
simbol.
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial-budaya, karena memiliki
pengaruh yang besar terhadap
interaksi sosial. Dan interaksi
yang berlangsung melalui
media dapat mengahsilkan
sebuah makna
61
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial budaya, karena dari
televisi dapat menciptakan
Teori Kultivasi realitas sosial yang
Teori Ekologi Media
dikonstruksi melalui bahasa
yang ditampilkan dalam televisi,
sehingga dapat menghasilkan
sebuah makna.
Teori ini masuk ke dalam tradisi
sosial-budaya, karena
menggambarkan bahwa media
dapat mempengaruhi presepsi
individu, sehingga akan
berdampak pada interaksi
sosial dalam kehidupan.
BAB 17
TRADISI SIBERNETIKA
Teori Alasan
Teori Strukturasi
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sibernetika, karena
tindakan atau perilaku saat
berinteraksi bersifat dinamis,
sehingga menghasilkan
sesuatu yang unik dan baru,
serta teori ini membahas hal
yang cukup kompleks yang
dapat saling berinteraksi dan
mempengaruhi.
62
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam
tradisi sibernetika, karena
Teori Informasi Organisasi sistem pemrosesan informasi
Teori Spiral Keheningan
elemen-elemen di dalamnya
saling berkaitan atau
berinteraksi.
Teori ini masuk juga ke dalam
tradisi sibernetika, karena
dalam pemrosesan informasi
menimbulkan interaksi dan
saling mempengaruhi antara
masyarakat mayoritas dengan
minoritas. Sehingga dapat
menimbulkan sesuatu hal yang
baru dari pemrosesan
informasi tersebut.
BAB 18 Alasan
TRADISI KRITIS Teori ini masuk ke dalam
tradisi kritis, karena dari
Teori perilaku behaviorisme
menggambarkan adanya
Drama
ketidak adilan terhadap
manusia untuk membuat atau
melakukan sebuah pilihan
63
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam tradsi
kritis, karena teori ini mengkaji
tentang institusi sosial pada
televisi, yang menggunakan
fungsi mendongengnya
(manipulasi) untuk melayani
Teori Kultivasi tujuan masyarakat. Selain itu,
Studi-studi Budaya
Teori Ekologi Media pada media juga hanya
menampilkan atau
mencerminkan kebutuhan dan
prespektif yang kelompok yang
dominan, sehingga hal ini
menimbulkan ketidak adilan.
Studi-studi Budaya masuk ke
dalam tradisi kritis, karena
terdapat ketidak adilan dalam
sebuah media bagi beberapa
kelompok sosial, terutama
kelompok bawahan.
Teori ini masuk ke dalam
tradisi kritis, karena
komunikasi dalam hal ini
dominan menampilkan
lembaga atau individu yang
memiliki kekuasaan, sehingga
hal ini dapat mempengaruhi
realitas kehidupan khalayak
melalui apa yang mereka lihat
di media.
64
Bagian Keempat
Teori ini masuk ke dalam
tradisi kritis, karena terdapat
perbedaan dan ketidak adilan,
serta terjadi kekuasaan di
salah satu pihak. Selain itu,
Teori Grup yang Teredam teori ini juga bisa masuk ke
dalam tradisi semiotika,
karena dalam teori ini
menciptakan dan
menggunakan bahasa sebagai
simbol mereka untuk
berkomunikasi.
Teori Sudut Pandang Feminis Teori ini sangat
menggambarkan tradisi kritis,
karena kelompok berkuasa
sangat dominan dalam
berbagai hal, serta terdapat
ketidak adilan dalam sistem
atau kehidupan sosial.
65
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Gurwood, A. S., & Kabat, A. G. (2009). Eleventh Edition. November
2014, 1–15.
West, R., & Turner, L. H. (2008). Introducing Communication
Theory Analysis Application.
66