Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya
(Direktorat WDB), Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kemendikbud melalui Program
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
(WBTB Indonesia), terhadap puluhan ribu karya
budaya milik bangsa yang tersebar mulai dari
ujung paling barat Indonesia, Sabang, hingga
ujung paling timur Indonesia, Merauke, yang
diperkirakan memiliki 1.340 suku bangsa. Karya
budaya yang merupakan kekayaan intelektual
milik bangsa ini jangan sampai di klaim sepihak
oleh negara lain, kekayaan ini harus kita jaga
bersama. Setiap tahunnya secara bertahap
Direktorat WDB akan menerima ratusan usulan
karya budaya dari daerah dan akan melalui
beberapa tahapan proses untuk ditetapkan
sebagai WBTB Indonesia. Sidang Penetapan
WBTB Indonesia yang biasanya digelar pada
bulan Agustus setiap tahunnya merupakan
proses akhir dari tahapan ini.
Maka kita patutlah berbangga. Ayo lestarikan
budaya bangsa!
486 NURZIANA
(TKJ-2)
Berbagai Bahasa Daerah
di Aceh Tamiang
ceh merupakan provinsi yang
terletak di bagian barat.
Walaupun Aceh terletak di bagian
barat, tetapi Aceh juga banyak
menyimpan ragam suku dan
bahasa. Masing-masing suku ini memiliki bahasa
tersendiri.
Di daerah kita ini terdapat berbagai bahasa
yaitu:
Bahasa Aceh adalah sebuah bahasa yang
dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di
wilayah pesisir, sebagian pendalaman dan
sebagian kepulauan di Aceh.
Bahasa Gayo adalah bahasa yang didukung
oleh penduduk Aceh Tengah, Bener Meriah,
Gayo Luwes, dan sebagian Aceh Tenggara, di
satu kecamatan Aceh Timur; Merupakan bahasa
dengan jumlah penutur kedua terbanyak di
Aceh. Walaupun belum ada yang meneliti
tentang kerabatan bahasa, namun masih tetap
warna Batak dan Aceh di dalam kebudayaannya.
487 RISKA M.
(TKJ-2)
Bahasa Singkil digunakan oleh sebagian
besar penduduk Kabupaten Aceh Singkil dan
Kota Subulussam. Menurut SIL Internasional
bahasa ini berkerabat dengan bahasa Karo.
Bahasa ini terdapat nama lain yaitu Bahasa Julu,
Boang, dan Kade-kade.
Bahasa Tamiang merupakan bahasa Melayu
yang digunakan oleh masyarakat Aceh Tamiang.,
meliputi Kecamatan Bendahara, Karang Baru,
Tamiang Hulu, Seruway, dan sebagian
Kecamatan Kuala Simpang.
Bahasa Aneuk Jamee, penduduknya adalah
sebagian dari penduduk Aceh Selatan dan Aceh
Barat Daya; Terbanyak penuturnya di Kecamatan
Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur, dan Sama
Dua.
Bahasa Kluet adalah sebuah bahasa yang
dituturkan oleh orang Kluet di Aceh Selatan.
Bahasa Kluet ini ada kemiripan dengan Bahasa
Batak Karo. Hingga akhirnya orang Karo, Alas,
Kluet tidak sulit saling mengartikan.
488 RISKA M.
(TKJ-2)
Bahasa Sigulai digunakan di Pulau Simuleue
bagian Barat dan sekitarnya.
Bahasa Haloban dituturkan oleh beberapa ribu
orang di Desa Haloban dan Asantola di Kecamatan
Pulau Banyak Barat. Bahasa diperkirakan di
pengaruhi oleh bahasa Nias. Karena itu Bahasa ini
mengalami kepunahan dan seiring waktu
menyusutnya jumlah penuturnya.
Bahasa Devayan, sebuah bahasa yang
dituturkan oleh suku Devayan di Semeulu Timur
dan sekitarnya.
Bahasa Jamee pada umumnya dituturkan pada
sebagian masyarakat di pesisir barat daya dan
selatan aceh.
Pengaruh bahasa Aceh sangat besar bagi tidak
bisa menggunakannya. Hal ini dapat didengar
dalam pengucapan mereka dan besarnya pengaruh
bahasa Aceh ini perlu dilakukan penelitian.
Bahasa Aceh merupakan sebuah bahasa yang
dituturkan oleh masyarakat Aceh dalam kehidupan
sehari-hari. Di antara berbagai bahasa tersebut ada
yang diturunkan oleh banyak penutur yaitu bahasa
Aceh dan bahasa Gayo.
489 RISKA M.
(TKJ-2)
TARIAN KUNTUM MENDE
Tarian tradisional yaitu tarian yang menjadi
ciri khas dari suatu daerah tertentu. Tarian
tradisional biasanya menjadi kebiasaan turun
temurun dari generasi pertama ke generasi
seterusnya. Sama halnya dengan daerah lain
daerah aceh tamiang juga memiliki tarian khas
yaitu tari kuntum mende.
Di aceh tamiang ada tarian yang bernama
tarian kuntum mende, tarian ini baru-baru saja
di populerkan lagi. Tarian kuntum mende ini
menggambarkan budaya aceh tamiang tempoe
dulu dan mengajarkan agama yang baik dan
yang harus ditingkatkan. Lagu tarian ini di
ciptakan oleh NN dan Hj. Wan Rosniah dan
dinyanyikan oleh Mozzaidaldie.
Lagu tarian kuntum
mende ini pernah
dibawakan oleh grup musik
pimpinan Teja Lily Angriani
pada seni di panggung
580 GUSNILA A.
(TKJ-3)
terbuka anjungan aceh TMII pada Minggu, 27
Juli 2014. Pada tahun 2017 tarian ini juga pernah
dibawakan oleh murid MTsN Aceh Tamiang pada
acara pernikahan yang memenuhi salah satu
adat Tamiang.
Menurut warga masyarakat kuntum mende
diartikan sebagai bunga yang bagus yang
melambangkan wanita yang baik dan anggun
atau dapat juga dimaksudkan alam yang indah.
581 GUSNILA A.
(TKJ-3)
Lambang Daerah Aceh Tamiang
Beberapa gambar yang
terdapat di dalam Lambang
Daerah Aceh Tamiang
mempunyai makna yang
mencerminkan karakteristik
dari daerah tersebut, serta
menggambarkan kondisi
alam dan budaya yang terdapat di dalam daerah
nya. Lambang daerah Aceh Tamiang sendiri
berbentuk segi lima dengan warna kuning yang
diapit oleh warna hijau yang dapat diartikan
‘kemuliaan’ dan ‘kemakmuran’sebagai daerah
yang bernegara berada dibawah falsafah
Pancasila dan kehidupan beragama dengan
tuntunan Rukun Islam yang lima.
Salah satu gambar yang terdapat di dalam
Lambang Daerah Aceh Tamiang adalah gambar
Tepak Sireh dan gambar Pucok Rebong. Gambar
Tepak sireh sendiri adalah lambang adat yang
dimiliki oleh 3 (tiga) Suku Perkauman di Tamiang
582 FENNY A.
(TKJ-2)
yaitu Suku Perkauman Aceh, Suku Perkauman
Tamiang, dan Suku Perkauman Gayo.
Tepak adalah tempat sireh yang disusun
sebagai sempene resam pengiring sembah
pembuka madah, ketika kata akan dimulai, sireh
sombul disorong dahulu. Sireh juga
melambangkan persahabatan dan persaudaraan
dimana setiap orang menyodorkan sireh untuk
dimakan, berarti perdamaian dan persahabatan
kesemuanya merupakan pelambang rukun dan
damai mencakup seluruh ruang lingkup tata
krama kehidupan. Peranan tepak yang berisi
sireh susun merupakan kelengkapan peradapan
dari resam qanun yang tersimpul dalam kate
tetuhe “Mulie Kaom Bersireh Tepak, Kembang
Kerabat Manih Bahase”.
Dan gambar Pucok Rebong merupakan
lambang dan sejarah masyarakat Tamiang yang
kekuatan legendanya telah mengikat dalam
kehidupan masyarakat sebagai awal dari asal
kata Tamiang dan dapat memberi makna kepada
suatu pertumbuhan yang kokoh dalam
persatuan. Hidupnya yang berumpun dapat
583 FENNY A.
(TKJ-2)
dicerminkan pada kehidupan bambu, dimana
yang muda menjadi benteng pelindung
mengelilingi yang lebih tua berada di tengah.
Lambang daerah berkedudukan sebagai
tanda identitas daerah dan berfungsi sebagai
pengikat kesatuan sosial budaya masayarakat
daerah dalam NKRI. Seperti pada Lambang
Daerah Aceh Tamiang yang terdapat kalimat
“Kaseh Pape Setie Mati” yang memliki makna
bahwa suatu kehidupan yang rela berkorban dan
saling bertolongan (nyeraye), dengan penuh
tanggung jawab dan kesetiaan yang kekal tanpa
pamrih.
584 FENNY A.
(TKJ-2)
Upacara Kebudayaan Peusijuek
Di Aceh Tamiang
Peusijuek merupakan suatu ritual adat
dalam suatu masyarakat Aceh. Kata pesijuek
(mendinginkan) berasal dari kata sijue yang
berarti dingin. peusijuek ini dilakukan untuk
memohon keselamatan, ketentraman, serta
kebahagaian dalan kehidupan. Tradisi peusijuek
ini sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi
peusijuek ini masih sering dilakukan sampai
sekarang.
Panas (Bahasa Aceh: Seu’uem) yaitu serupa
dengan menimbulkan bencana. Jika seseorang
memperoleh pengaruh-pengaruh “Panas“ atau
sedang berada dalam keadaan demikian, maka
orang itu akan mencari obat-obat pendingin
untuk menghilangkan atau menolak pengaruh–
pengaruh panas itu.
Pada setiap umurnya manusia tidak terlepas
dari pengaruh itu. Oleh karna nya peusijuek itu
di lakukan untuk semua umur, sebagai obat
585 PRIA A.
(TKJ-2)
pendingin termasuk juga beras (Bahasa Aceh:
breueh) dan padi (Bahasa Aceh: pade), dan dua
butir telur mentah serta semangkok air yang di
bubuhi dengan sedikit tepung beras (Bahasa
Aceh: Teupong taweue).
Dalam air itu di masukan dengen tumbuh-
tumbuhan yang bersifat dingin, yaitu (on sisijue,
on mane, manoe, dan naleueng sambo), kadang
kala dimasukan juga on kala dan on pineueng
mirah.
Kemudian tumbuhan-tumbuhan tersebut
diikat menjadi berkas kecil dan dengan itu
dipercikanlah orang yang hendak didinginkan
atau pun objek itu. Kemudian orang tersebut
disuntingkan (Bahasa Aceh: Peusunteng) ketan
kuning di belakang daun telinganya.
Kemudian acara peusijuek di
lakukan oleh masyarakat Aceh
sebagai bentuk syukur
terhadap keselamatan juga
kesuksesan atas sesuatu yang
baik berkaitan dengan orang
586 PRIA A.
(TKJ-2)
maupun benda. Peusijuek ini ditunjukan sebagai
rasa syukur kepada Allah SWT, atas nikmat yang
diberikan-Nya. Sekaligus sebagai permohonan
juga sebagai harapan untuk memperoleh
keberkahan dan keselamatan hidup. Kemudian
peusijuek juga merupakan sebuah simbol adat
untuk meminta maaf kepada seseorang atas
kesalahan dan kekhilafan.
Beberapa peusijuek yang masih
dilaksanakan oleh masyarakat yaitu:
a. Peusijuek meulangga.
Apabila terjadi perselisihan di antara
penduduk,missalnya antara si A dan si B atau
antara penduduk gampong A dengan penduduk
gampong B serta perselisihan ini mengakibatkan
keluar darah. Maka setelah diadakan
perdamaian dilakukan pula peusijuek. Peusijuek
atau tepung tawar ini sering disebut sayamyang
jumlahnya menurut kesepekatan dan apabila
perselisihan terjadi seperti si A dan si B di atas
tetapi tidak mengeluarkan darah, misalnya
perkelahian, perdamaian, dan upacara peusijuek
di lakukan juga tetapi tidak diberikan uang.
587 PRIA A.
(TKJ-2)
b. peusijuek pade bijeh
Acara peusijuek pade bijeh dilakukan oleh
petani terhadap padi yang akan dijadikan benih
atau bibit, sebelum penyemaian di sawah.
Tujuan dari peusijuek ini mengandung harapan
supaya bibit yang akan ditanam mendapakant
rahmat Allah SWT, subur, dan mendapatkan
panen yang berlimpah.
c. peusijuek tempat tinggay
Semua orang yang akan mendiami rumah
baru, mereka biasanya melakukan acara
peusijuek yang dilakukan oleh beberapa orang
terdiri dari tiga, lima orang, dan seterusnya
dalam jumlah ganjil. Upacara ini dimaksudkan
untuk mengambil berkah agar yang tinggal di
tempat tersebut mendapat ridha Allah SWT.
mudah rezeki dan juga selalu dalam keadaan
sehat wal’afiat.
588 PRIA A.
(TKJ-2)
d. Peusijuek Keurubeuen
Setiap orang islam yang mampu
memberikan kurban pada hari raya
sesuai dengan hukum agama islam.
Yang dikurbankan seekor hewan kecil seperti
(Kambing atau domba), cukup untuk korban bagi
seorang. Sedangkan tujuh orang secara bersama-
sama memberi korban seekor hewan besar
seperti (sapi). Sebelum dikurbankan pertama-
tama harus di tepung tawari atau peusijuek.
e. Peusijuek Kendaraan
adalah apabila seseorang yang baru
memiliki kendaraan atau pun
angkutan lain nya,maka di adakan
peusijuek terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar kendaraan yang akan di
gunakan terhindar dari kecelakaan.pesijuk ini
dilakukan oleh satu atau tiga orang.
589 PRIA A.
(TKJ-2)
g. Peusijuek Naik Haji, Sunnah Rasul, dan
Perkawinan
Di dalam kehidupan juga biasanya diadakan
acara peusijuek, Misalnya sunnah rasul (khitan),
pernikahan, dan sebagainya. Upacara ini masih
dilakukan di Aceh yang bermaksud agar
mendapatkan berkah bagi pengantin atau pun
orang yang dikhitan.
Adapun makna penyelenggaran peusijuek, yaitu :
1. talam; mengartikan bahwa seseorang yang
dipeusijuek akan tetap bersatu dalam
lingkungan keluarga yang ditinggalkan;
2. clok (calok); mengandung makna bahwa
orang yang dipeusijuek itu tetap berada
dalam lingkungan keluarga yang di lingkungan
keluarga (persatuan) dan berhemat;
680 PRIA A.
(TKJ-2)
3. tudung saji atau sangee; mengartikan
pengharapan untuk mendapatkan
perlindungan dari Allah SWT. dari berbagai
tipu daya yang menyesatkan;
4. beras padi; mengartikan bahwa orang yang
dipeusijuek semakin tua maka akan semakin
berilmu, dan juga merupakan makna pokok
atau benih untuk menghasilkan;
5. tepung tawar; menjelaskan sebuah makna
yaitu tepung tawar yang berwarna putih
melambangkan kebersihan juga merupakan
lambang kesejukan jiwa bagi jiwa orang yang
dipeusijuek atau ditepungtawari.
6. on manek-mano; menjelaskan bahwa sesuai
dengan deretan bunga, diharapkan digalang
persatuan dan kesatuan serta keteraturan.
7. on sijuek; mengandung makna obat penawar
atau kesejukan meresep kalbu;
8. naleung samboe; dengan sifatnya yang kokoh
dan sulit dicabut. Tanaman ini melambangkan
makna kekokohan, pendirian juga etika baik
dalam kehidupan bermasyarakat maupun
beragama.
681 PRIA A.
(TKJ-2)
9. bu leukat; mengandung makna zat perekat. Bu
leukat juga merupakan pelambang daya tarik
untuk tetap meresap dalam hati seseorang
yang dipeusijuek semua ajaran dan nasihat ke
jalan yang diridhai oleh Allah Swt.
682 PRIA A.
(TKJ-2)
SENJATA TRADISIONAL ACEH
Rencong adalah senjata tradisional Aceh.
Konon benda tajam berukuran kecil ini sudah
dikenal sejak masa kesultanan pada abad ke-17
masehi. Rencong menggantikan kedudukan
pedang karena dinilai keberadaannya tidak
mencolok. Pada masa itu budaya ngopi sudah
akrab dengan masyarakat, sehingga sultan yang
ingin ‘blusukan’ memilih membawa rencong
untuk berjaga-jaga.
Kini rencong telah bermetamorfosis dan
beralih fungsi menjadi cenderamata. Bagi Anda
pecinta wisata belanja, maka tidak ada salahnya
menambah koleksi bertema etnik. Terlebih lagi
sebilah rencong bukan senjata tajam biasa
karena benda ini menyimpan nilai historis.
Di Aceh, rencong kerab dijadikan sebagai
cenderamata bagi tamu kehormatan. Benda
tajam yang terbuat dari besi atau kuningan
bergagang tanduk atau kayu berukir ini juga
populer sebagai souvenir khas.
683 RISKI A.
(TKJ-3)
Pada zaman Kerajaaan Aceh Darussalam
yang berpusat di Kutaraja (sekarang Banda
Aceh), para pengrajin berkumpul di Gampong
Pande. Pande bermakna pandai. Dinamai
demikian karena di situlah para pandai besi
berhimpun. Perbedaan rencong zaman dulu
hanya mengenal satu model, jadi semuanya
sama. Kalau sekarang rencong sudah banyak
dikreasi khususnya pada bagian gagang, ada
yang menggunakan tanduk kerbau ada juga yang
memakai kayu atau kombinasi keduanya. “Selain
itu, motif ukirannya juga lebih kreatif,” terang
Zuhri Hasyim (52) salah seorang pengrajin
rencong dari Desa Baet Mesjid Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Proses pembuatanya
dimulai dari mengolah bahan
baku berupa besi putih atau
besi hitam. Bahan baku
tersebut diambil dari bahan
bekas yang sudah tak terpakai
atau dibelinya dari penggalas.
684 RISKI A.
(TKJ-3)
Besi batangan itu lantas dibelah sesuai
kebutuhan. Tahap selanjutnya sekaligus yang
paling menentukan adalah proses tempa.
Potongan besi dipanaskan di atas bara,
kemudian besi yang telah menyala merah itu
ditaruh di atas tatakan lantas dihantam
berulang-ulang menggunakan semacam palu
berukuran ektra besar. Begitu seterusnya hingga
mencapai hasil yang diinginkan.
Sementara proses
pembuatan gagang dimulai
dari memotong kayu atau
tanduk. Keduanya lantas
dibuat pola untuk kemudian
diukir menggunakan kikir.
Tempo dulu ukiran yang
diterapkan sebatas motif etnik seperti motif
pintu Aceh atau pucuk rebung. Namun seiring
perkembangan zaman, kini pengrajin lebih
berani berkreasi dengan menerapkan aneka
motif tumbuh-tumbuhan ataupun hewan. Yang
terakhir disebutkan tidak mempunyai makna
khusus. Tahap terakhir atau finishing, gagang
685 RISKI A.
(TKJ-3)
yang sudah diukir lantas dihaluskan dengan
menggunakan alat khusus. Lalu dimasukkan ke
dalam besi yang sudah selesai dibentuk. Jadilah
rencong Aceh.
Cara membeli agar tidak berkarat, Zuhri
menyarankan membeli rencong yang terbuat
dari besi putih. Selain itu jika memesan langsung
ke pengrajin, Anda bisa order jumlah dan motif
serta mendapatkan semacam garansi jika terjadi
kerusakan. Untuk cenderamata tentu lebih
menarik kalau dikemas dalam pigura. Anda bisa
minta sekalian dibuatkan dengan catatan di luar
harga rencong.
686 RISKI A.
(TKJ-3)
TARI TAREK PUKAT
Salah satu tarian yang berasal
dari aceh adalah tarian Tarek
Pukat, yang diciptakan oleh
Yusrizal tepatnya pada tahun
1962, yang terinspirasi dari
masyarakat nelayan di pesisir
Gampong Jawa, Kecamatan
Kuta Raja, Banda Aceh. Tarian ini sudah
berlangsung sejak abad ke-16. Pada saat itu
nelayan tidak mencari ikan dengan cara berlayar
sendiri- sendiri melainkan mereka bekerja sama
mencari ikan menggunakan jaring.
Tari tarek pukat bermula dari tradisi
masyarakat aceh yang tinggal di daerah pesisir
pantai yang masyarakatnya berprofesi sebagai
nelayan. Katanya tarek pukat atau masyarakat
aceh menyebutnya dengan tarik jala ini sudah
lama dilakukan oleh para nelayan di Aceh. Tarian
Tarek Pukat menceritakan sekelompok nelayan
yang mencari ikan di laut.
687 DINDA D.
(TKJ-3)
Tarek Pukat terbagi menjadi dua kata yaitu Tarek
yang berarti tarik, dan Pukat yang dapat
diartikan sebagai alat untuk menangkap ikan
berupa jarring yang di gunakan para nelayan
untuk mendapatkan ikan.
Biasanya tarian ini hanya dilakukan oleh
wanita secara berkelompok,yang biasanya
terdiri dari 7 orang atau lebih. Tarian ini
menggunakan tali sebagai media perlengkapan
dalam tarian tersebut. Tarian Tarek Pukat
biasanya ditampilkan pada acara adat, upacara
penyambutan, dan acara budaya. Tarian ini
memiliki makna bahwa masyarakat yang ada di
sekitar pesisir pantai memiliki sikap
kebersamaan dalam bergotong royong dan
semangat masyarakat Aceh untuk mencari ikan
secara bersama-sama. kebiasaan tersebut
ditampilkan dalam
sebuah tarian yang
sekarang disebut dengan
tarian tarek pukat.
688 DINDA D.
(TKJ-3)
Di indonesia tarian tarek pukat ini sudah diakui
sebagai salah satu tarian nasional yang berasal
dari Aceh. Tarian ini memerlukan kekompakan
dalam satu kelompok agar tarian tersebut
terlihat indah.
Tarek pukat
menceritakan sekelompok
penari yang sedang membuat
jaring dari sebuah tali yang
nantinya jaring tersebut akan
digunakan oleh para nelayan
untuk mencari ikan. Pada tari tarek pukat ini
para penari harus memiliki kekompakan dan
mereka harus saling bekerja sama agar sebuah
tali tersebut bisa menjadi sebuah jaring.
Tarian tarek pukat juga diiringi dengan
musik tradisional daerah aceh yang disebut
dengan sarune kale dan rapa’i, karena itu semua
penari harus meyesuaikan gerakan mereka
denagn lagu dengan lagu dari tarian tersebut.
Tarian ini diawali dengan posisi duduk sambil
menepuk dada dan paha sesuai dengan
689 DINDA D.
(TKJ-3)
iringan lagu. Kekompakan para penari akan
menghasilkan suatu gerakan yang sanagt indah
dan unik untuk dilihat. Keunikan dari tarian ini
adalah para penari mampu membuat seutas tali
menjadi sebuah rangkaian jaring. Tarian ini
memiliki Gerakan yang cepat dan membutuhkan
ketrampilan tangan.
Tarian ini menggunakan pakaian baju lengan
panjang, celana panjang, kain songket, sabuk
pada bagian pinggang, kerudung pada bagian
kepala dan hiasan kerudung sebagai
pemanisnya.
Gerakan tarek pukat terdiri dari :
1. Surak (berteriak); melambangkan semangat
para nelayan untuk mencari ikan di sungai.
Para nelayan meneriakkan kata kayoh yang
artinya mendayung.
2. Meukayoh (mendayung); menggambarkan
semangat para nelayan aceh yang pantang
menyerah walaupun menghadapi ombak di
lautan.
780 DINDA D.
(TKJ-3)
3. Peugot pukat (buat jaring); mereka bekerja
sama membuat jarring sebagai alat untuk
mencari ikan.
4. Tarek pukat ( Tarik jaring); menggambarkan
kebersamaan dan kekompakan.
781 DINDA D.
(TKJ-3)
MENGENAL BAHASA KHAS TAMIANG
Bahasa Tamiang atau Melayu Tamiang
(Tamiang Bahasa Temiang) adalah Variasi bahasa
melayu yang ditutur oleh suku Tamiang yang
tinggal di Aceh bagian timur yang langsung
berbatasan dengan Sumatera Utara dan Kota
Langsa.
Asal kata “Tamiang” tumbuh dari legenda
te–miyang atau da–miyang yang berarti tidak
kena gatal atau kebal gatal dari miang bambu,
berhubungan dengan cerita Raja Tamiang yang
bernama Pucok Suloh. Ketika masih bayi, ia
ditemukan dalam rumput bambu betang (dalam
Bahasa Tamiang buloh) Oleh seorang raja.
Pucok suloh diobatkan menjadi Raja
Tamiang bergelar Pucok Suloh Raja Te–miang
artinya seorang raja yang ditemukan di rumpun
rebong tetapi tidak kena gatal atau kebal gatal”.
Bahasa Tamiang terbagi menjadi 2 macam,
yaitu:
• Tamiang Hulu
• Tamiang Hilir
782 fITRIANI
(TKJ-3)
Perbedaan Bahasa Tamiang Hulu dan Hilir,
sebagai berikut:
1. Tamiang Hulu setiap akhirnya sering diganti
dengan huruf (O), sedangkan Tamiang Hilir
setiap akhirnya sering diganti dengan huruf (E).
Contoh:
Bahasa Indonesia : di mana
Tamiang Hulu : di mano
Tamiang Hilir : di mane
2. tutur Bahasa Tamiang Hulu hampir mirip
dengan bahasa dikawasan Perak dan lkidah,
sedangkan Tamiang Hilir hampir sama dengan
rumpun melayu pada umumnya tetapi hanya
sebagian kecil saja yang berbeda.
Kawasan Hulu Kawasan Hilir
783 fITRIANI
(TKJ-3)
Bahasa Tamiang sudah tidak banyak lagi yang
menggunakan, khususnya masyarakat.
Seharusnya kita sendiri yang harus melestarikan
bahasa khas daerah kita dan mengajari anak
cucu kita untuk bisa mengenal bahasa khas
daerah, budaya, adat istiadat. Salah satu cara
untuk melestarikan bahasa daerah adalah saat
berbicara menggunakan bahasa Tamiang.
Karena ini tugas kita sebagai penerus bangsa
Indonesia agar bahasa adat istiadat dan budaya
kita tekap terjaga dan bisa dikenal. Semua itu
tugas kita sebagai generasi muda. Kalau bukan
kita siapa lagi yang melestarikannya.
874 fITRIANI
(TKJ-3)
RUMAH ADAT ACEH TAMIANG
Rumah tradisional Tamiang
diberi nama sesuai dengan jumlah
tiang yang menjadi penopang
rumah, yaitu rumah tiang enam,
tiang Sembilan,dan rumah tiang
dua belas.
Di antara ketiga jenis rumah tersebut,
rumah tiang dua belas termasuk rumah yang
cukup besar. Rumah tradisional Tamiang
berbentuk rumah panggung dengan kolong di
bawahnya yang mana mempunyai ketinggian
tiang penyangga lantai setinggi 2-3 Meter. Hal ini
terjadi karena pada masa lalu perkampungan
masyarakat Tamiang berada di pinggir hutan dan
dekat dengan sungai atau pantai, sehingga untuk
menghindari binatang buas agar tidak masuk ke
dalam rumah dan terhindar dari banjir, maka
rumah tradisional dibangun tinggi-tinggi dari
permukaan tanah.
785 NURHAKIKI
(TKJ-3)
Rumah rumah berada di pinggir sungai,
maka rumah harus menghadap ke sungai karena
adalah tabu bagi sub-etnis Tamiang kalau
bubungan (atap) rumahnya melintang sungai,
dan dapat juga diusahakan menghadap ke Barat,
sehingga bentuk perkampungan pada
masyarakat Tamiang.
Rumah panggung, bertiang empat persegi,
banyaknya tiang rumah induk 6, 9 atau 12,
berbubungan panjang agak melengkung sedikit
di tengah, bubungan dapur terpisah dan agak
rendah dari bubungan rumah induk. Tinggi
rumah induk sekerunjong (sepenjangkauan
orang dewasa) atau bertangga tujuh anak
tangga (tengkah). Manju (serambi muka) dan
dapur tingginya sama, tetapi lebih rendah kira
kira 30 cm dari rumah induk.
Atap rumah Tamiang dibuat dari beberapa
bahan yaitu ada yang terbuat dari daun nipah,
seng, dan ada yang terbuat dari genteng.
Sedangkan bentuk-bentuk atap pada rumah
tradisional Tamiang dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa kelompok, yaitu:
786 NURHAKIKI
(TKJ-3)
1. Bubungan/Rabung Panjang/satu
Bentuk atap ini cukup sederhana karena itu
banyak dipakai untuk rumah di Tamiang. Bidang
atap terdiri dari dua sisi yang bertemu pada satu
garis pertemuan yang disebut bubungan.
Bangunan dengan rabung panjang biasanya
terdiri dari 6 tiang, 8 tiang, atau 9 tiang. Atap
terdapat pada dua belah sisi dengan satu
bubungan/rabung . Dalam perkembangannya,
bentuk rabung ini dapat dibuat dengan
beberapa variasi.
2. Bubungan/Rabung Lima
Atap ini tersusun dari empat bidang atap,
dua bidang bertemu pada satu garis
bubungan/rabung dan dua bidang bertemu
pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika
dilihat, terdapat dua bidang trapesium dan dua
bidang berbentuk segitiga.
3. Bubungan/Rabung Kombinasi (Pecah)
Bubungan kombinasi merupakan atap terdiri
dari lebih satu bentuk atap, misalnya rabung
lima dengan rabung panjang, rabung lima
dengan rabung piramid. Variasi atap ini dibuat.
787 NURHAKIKI
(TKJ-3)
karena bangunan itu lebih rumit dari bangunan
dengan model atap panjang. Selain terdapat
atap induk, terdapat atap tambahan yang
biasanya atap ini dipergunakan untuk
teras/serambi atau dapur.
4. Bubungan Piramid
Jenis atap ini hampir mirip dengan jenis atap
rabung lima. Perbedaannya terletak pada sisi
tiga hingga batas puncaknya.
788 NURHAKIKI
(TKJ-3)
TRADISI TEPUNG TAWAR BUDAYA TAMIANG
Keragaman budaya dalam masyarakat
Indonesia timbul dari banyaknya suku bangsa
dan setiap suku terdapat bahasa dan budaya
adatnya sendiri.Indonesia adalah salah satu
Negara Kesatuan yang mana didalamnya begitu
banyak keragaman serta kekayaan alam,
pulau,bahasa,serta adat.Budaya juga merupakan
cara hidup yang berkembang yang tidak bisa
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang yang menganggap bahwa ini di wariskan
secara genetis yaitu dari generasi ke generasi
mulai dari zaman nenek moyang kita dahulu
sampai sekarang yang kita rasakan saat ini.
Disini saya akan
menceritakan sedikit
tentang bagaimana proses
adat budaya pernikahan
yang terdapat di daerah
Aceh Tamiang yang mesih
ada sampai saat ini. Salah
789 ANNISA P.
(TKJ-3)
satunya adat tradisi pernikahan Tamiang
(melayu) yang meaih ada sampai saat ini adalah
acara Tepung Tawar. Adat pernikahan budaya
melayu tepung tawar adalah salah satu rutinitas
setiap pernikahan budaya melayu di Aceh
Tamiang yang harus dilakukan. Maksud dari
acara tepung tawar adalah ucapan rasa
berterima kasih dan bersyukur kepada Allah
SWT Yang Maha Esa.
Bahan yang disediakan yaitu beras padi
(beras kuning), telur disertai dengan air (bisa
juga jika tidak ada telur digantikan dengan
santan), daun sedingin, daun ati-ati, rumput
sambo, yang mana semua benda ini memiliki
makna yang sangat kuat dan mendalam.
Cara pelaksanaan
tepung tawar adalah
membaca shalawat Nabi
Muhammad Saw,
dilanjutkan dengan menabur
padi atau gabah yang di
gongseng kepada kedua
memplai pengantin.
880 ANNISA P.
(TKJ-3)
Kemudian dilanjutkan dengan memercikkan air
dengan berbagai daun yang telah disediakan,
dan membentuk pulut dikepal dengan tangan
dan diselipkan ke telinga sebelah kanan dan kiri
kepada kedua memplai pengantin.
Dari bahan-bahan proses tepung tawar
tersebut memiliki makna tersendiri. Beras padi
(beras kuning) maknanya semoga menjadi
mulia, bijaksana di masa depan. Daun sedingin
maknanya semoga kelak selalu aman tentram
dalam mengarungi kehidupan. Air bermakna
semoga selalu sehat. Daun ati-ati maknanya
kewaspadaan atau berhati-hati penuh dengan
kehati-hatian. Rumput sambo maknanya berupa
kekuatan semoga Allah memberikan kekuatan
kepada mereka dalam mengarungi mahligai
pernikahan. Tiada lain dan tiada bukan
keseluruhan ini merupakan rasa syukur kepada
Allah SWT, atas nikmat yang diberikan sekaligus
permohonan dan pengharapan untuk
memperoleh keberkahan dan keselamatan
hidup, terkhusus semoga Allah mengkuatkan
dan memberikan rahmatnya bagi kedua
memplai pernikahan.
881 ANNISA P.
(TKJ-3)
BUBUR PEDAS KHAS TAMIANG
Salah satu makanan khas tamiang yang tak
kalah enaknya adalah bubur pedas. Makanan
yang terbuat dari beras sebagai bahan
pokoknya. Bubur ini bukan bubur biasa seperti
pada umumnya, berasa manis, tapi bubur ini
memiliki cita rasa yang pedas dan beraroma
rempah-rempah yang sangat membuat anda
ingin menyantapnya.
Uniknya lagi terdapat
sayur-sayuran yang bisa
menyehatkan tubuh kita,
diantaranya wortel, tauge,
kentang, brokoli, kacang
tanah, udang, dan dicampuri
rempah yang membuat aroma menjadi sedap
diantaranya bawang merah, bawang putih,
lengkuas, serai, cabai merah, jeruk nipis, dan
lain-lain.
Bubur ini biasanya sering dijumpai pada
bulan ramadhan karena sering dijadikan sebagai
takjil. Namun, sudah banyak penduduk Tamiang
882 DELLA P.
(TKJ-3)
yang menjualnya di rumah makan ataupun kaki
lima.
Bubur ini sangat menyehatkan karena
terdapat karbohidrat pada beras sebagai sumber
energi bagi tubuh kita. Sayuran yang dimasak
untuk bubur ini pun memiliki multimanfaat di
antaranya mencegah penyakit, membersihkan
racun pada tubuh, menjaga kesehatan mata,
mempertahankan berat badan agar tetap
seimbang, dan masih banyak manfaat lainnya.
Jadi, kuliner-kuliner dari Aceh Tamiang harus di
jaga agar kenikmatan dan manfaatnya dapat
juga dinikmati olehgenerasi selanjutnya.
883 DELLA P.
(TKJ-3)
BERBALAS PANTUN
Salah satu adat tradisi
pernikahan di Aceh Tamiang
adalah berbalas pantun. Bagi
masyarakat, berpantun sudah
menjadi tradisi setempat
untuk menyampaikan sebuah
pesan. Tampilan berbalas pantun hanya
ditemukan diacara-acara resmi, seperti acara
pemerintah, acara pernikahan, dan acara
penyambutan tamu-tamu istimewa. Dalam
pesta pernikahan berbalas pantun termasuk
bagian dari tata cara adat pernikahan di Aceh
Tamiang khususnya Melayu.
Pantun merupakan bentuk puisi melayu
yang terdiri dari empat baris bersajak. Baris
pertama dan kedua untuk tumpuan (sindiran)
baris ketiga dan keempat merupakan isi dan
tujuan. Cara pelaksanaan berbalas pantun yang
pertama dilakukan saat pengantin pria menuju
ke tempat persandingan yang akan ditemukan
dengan pengantin wanita. Sedangkan pengantin
884 PUTRIANI W.
(APAT)
wanita berdiri menunggu pengantin pria masuk.
Selama kegiatan ini berlangsung berbalas
pantun masih terlaksana.
Dengan diadakan kegiatan tersebut. maka
maksud dan tujuan mempelai pria datang sudah
tersampaikan melalui pantun. Dalam rangkaian
kata-perkata mengandung harapan dan doa
untuk kedua mempelai pengantin.
885 PUTRIANI W.
(APAT)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
http://news.unair.ac.id/2019/12/11/manfaat-konsumsi-
sirih-pinang-pada-masa-prasejarah-di-indonesia/.Akses 22
Februari 2021.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.popmama.com/amp/pregnancy/getting-
pregnant/annas/manfaat-pinang-muda-untuk-kesuburan-
dan-organ-reproduksi-perempuan&ved/.Akses 22 Februari
2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.kompasiana.com/amp/180101107/5eda5a850
97f36201d19a583/adat-tradisi-perkawinan-di-aceh-
tamiang-gampong-sunting-kec-bandar-pusaka-kab-aceh-
tamiang&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/upacara-
adat-perkawinan-aceh&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://blogkulo.com/tari-ula-ula-lembing-aceh-tamiang/.
Akses 22 Februari 2021
86
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h
ttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10697&ved/
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk01
0ZOg3xxFsJt3-
xHAYoD6__UAHNQ%3A1613966445003&ei=bCwzYPmQPMfe
rQHX9rmACA&q=bungong+jeumpa+&oq=bungong+jeumpa/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h
ttps://amp.kompas.com/skola/read/2020/04/29/084715269/
lirik-lagu-bungong-jeumpa-dan-terjemahannya-dalam-bahasa
indonesia&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h
ttps://acehsatu.com/kaya-rempah-ini-dia-bubur-pedas-khas-
tamiang-mumpung-puasa-dicoba/%3Famp&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h
ttps://lancangkuning.com/post/6180/bubur-pedas-aceh-
tamiang.html&ved/. Akses 22 Februari 2021
87
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.kompasiana.com/amp/180101107/5eda5a850
97f36201d19a583/adat-tradisi-perkawinan-di-aceh-
tamiang-gampong-sunting-kec-bandar-pusaka-kab-aceh-
tamiang&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
http://salamjasmerah.blogspot.com/2017/08/perkawinan-
adat-tamiang.html%3Fm%3D1&ved/. Akses 22 Februari
2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
http://suku-dunia.blogspot.com/2015/02/sejarah-suku-
tamiang/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.gurupendidikan.co.id/suku-tamiang/&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://soekarnohatta-airport.co.id/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://tambahpinter.com/senjata-tradisional-aceh/&ved/.
Akses 22 Februari 2021
88
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://humas.acehtamiangkab.go.id/berita/kabar-
daerah/1403-koleksi-motif-songket-aceh-tamiang-dilirik-
oleh-upe-bi.html&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://kabartamiang.com/news/dekranasda-aceh-tamiang-
latih-10-pengrajin-songket/index.html&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://m.republika.co.id/amp/ou3vl7328&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://m.liputan6.com/citizen6/read/3046485/begini-
pelestarian-kura-kura-langka-di-aceh-tamiang&ved/. Akses
22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
http://tamiangtraveller.com/situs-purbakala-bukit-kerang-
aceh-tamiang/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bukit_Kerang_in_Ac
eh_Tamiang,_Aceh.jpg&ved/. Akses 22 Februari 2021
89
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://etd.unsyiah.ac.id/index/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://etd.unsyiah.ac.id/index.php%3Fp%3Dshow_detail%2
6id%3D8794&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://amp.kompas.com/skola/read/2021/02/16/15000056
9/ulee-balang-pakaian-adat-aceh&ved/. Akses 22 Februari
2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://amp.suara.com/lifestyle/2020/12/17/191550/6-
pakaian-adat-aceh-yang-sangat-memesona&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://budaya-indonesia.org/Kue-Rasidah-Aceh-Tamiang-
Aceh&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://lifestyle.okezone.com/amp/2015/06/10/298/116305
8/legitnya-rasyidah-dari-aceh&ved/. Akses 22 Februari 2021
90
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tari_Ranup_lam_Puan/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://blogkulo.com/tari-ranup-lampuan-aceh/&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://m.kumparan.com/amp/acehkini/melihat-ritual-
peutron-aneuk-tradisi-turun-tanah-bayi-di-aceh-
1rFBNPswEsJ&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://m.liputan6.com/regional/read/4013077/foto-tradisi-
turun-tanah-bayi-di-aceh-yang-tak-lekang-zaman&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://acehtamiangkab.go.id/berita/berita-eksekutif/440-
silat-pelintau-masuk-daftar-wbtb-indonesia/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/sejarah-silat-
pelintau-silat-asal-tamiang/&ved/. Akses 22 Februari 2021
91
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.jkma-aceh.org/dialek-bahase-temiang-tanah-
mude-sedie/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.jkma-aceh.org/dialek-bahase-temiang-tanah-
mude-sedie/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://penghubung.acehprov.go.id/berita/dendang-cinta-
tamiang-menghibur-pengunjung-anjungan-aceh-tmii/&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://aceh.tribunnews.com/amp/2012/10/14/pesona-
melayu-tamiang-di-bumi-pangeran-hamlet&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://acehtamiangkab.go.id/selayang-pandang/lambang-
daerah/. Akses 22 Februari 2021
92
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lambang_Kabupaten
_Aceh_Tamiang.png&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=360&bih
=560&tbm=vid&sxsrf=ALeKk02HacMGLOs92T20vB_Kjj9qpor
Tlw%3A1613969984928&ei=QDozYJX9N4m_9QOgkqjIAw&q
=peusijuek+di+aceh+tulisan&oq=peusijuek+di+aceh+tulisan
&gs_lcp/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=360&bih
=560&tbm=vid&sxsrf=ALeKk02HacMGLOs92T20vB_Kjj9qpor
Tlw%3A1613969984928&ei=QDozYJX9N4m_9QOgkqjIAw&q
=peusijuek+di+aceh+tulisan&oq=peusijuek+di+aceh+tulisan
&gs_lcp/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rencong&ved/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://tambahpinter.com/senjata-tradisional-aceh/&ved/.
Akses 22 Februari 2021
93
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://m.kumparan.com/amp/acehkini-admin/tarek-pukat-
tradisi-menjaring-ikan-di-aceh-
1549777912770739935&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.gatra.com/detail/news/425306/gaya%2520hid
up/wisata-budaya-tarek-pukat-sisi-indah-pesisir-banda-
aceh&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.gurupendidikan.co.id/suku-tamiang/. Akses 22
Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.jkma-aceh.org/dialek-bahase-temiang-tanah-
mude-sedie/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://liputanrakyat.com/mengenal-keunikan-budaya-di-
suku-aceh-tamiang/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Tradisional_Aceh
_Tamiang&ved/. Akses 22 Februari 2021
94
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://aceh.kemenag.go.id/berita/176329/kakankemena
g-ikut-peusijuek-wali-nanggroe-di-aceh-tamiang&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=http://digilib.unimed.ac.id/28402/%23:~:text%3DBubur%
2520pedas%2520Aceh%2520Tamiang%2520adalah,orang%
2520saja%2520secara%2520turun%2520temurun.&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://acehsatu.com/kaya-rempah-ini-dia-bubur-pedas-
khas-tamiang-mumpung-puasa-dicoba/%3Famp&ved/.
Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://strategi.id/seumapa-tradisi-berbalas-pantun-khas-
aceh/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://lingua.soloclcs.org/index.php/lingua/article/downl
oad/70/77/&ved/. Akses 22 Februari 2021
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url
=https://www.humas.acehtamiangkab.go.id/berita/kabar-
daerah/190-tepung-tawar-jama%25E2%2580%2599ah-haji-
oleh-bupati-aceh-tamiang.html&ved/. Akses 22 Februari
2021
95