The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Marymary130682, 2022-03-23 21:16:25

2106-Article Text-4157-1-10-20101231

2106-Article Text-4157-1-10-20101231

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

TINJAUAN BUKU

PERPUSTAKAAN DIGITAL : KESINAMBUNGAN DAN DINAMIKA

Judul : Perpustakaan Digital: Kesi- mengembangkan dan mengelola perpus-
nambungan dan Dinamika takaan digital.

Penulis : Putu Laxman Pendit Banyak kasus yang menunjukkan bahwa
Dimensi : 18,5 X 26,5 Cm perpustakaan digital seolah-olah bukan
Tebal : 203 halaman urusan pustakawan, tetapi urusan ahli
Penerbit : Jakarta: Cita Karyakarsa komputer. Padahal jika dilihat dari istilah
“Perpustakaan Digital” maka pengertian
Mandiri istilah tersebut adalah “Perpustakaan”.
Cetakan : I tahun 2009 Perpustakaan ini merupakan jawaban
ISBN : 978-979-16952-2-0 dari sebuah pertanyaan “apakah sebetul-
Peresensi : Abdul Rahman Saleh nya perpustakaan digital tersebut?”. Kata
digital yang mengikuti kata perpus-
Tidak banyak buku yang ditulis oleh takaan merupakan kata yang menerang-
pustakawan di negeri ini, apalagi buku kan bahwa bentuk Perpustakaan
yang membahas teknologi informasi. tersebut adalah Digital. Bukan
Satu diantara yang sedikit tersebut perpustakaan yang lain.
adalah buku yang berjudul Perpustakaan
Berbicara soal perpustakaan digital,
Digital: Kesinambungan dan Dinamika. maka kita tidak bisa terlepas dari
pembicaraan masalah sistem informasi.
Penulis buku ini patut diacungi dua Pada model sistem informasi ada lima
jempol, karena yang menulis buku ini komponen yang terlibat yaitu perangkat
adalah dari keluarga “Pustakawan” yaitu keras (hardware), perangkat lunak
Ilmuwan Bidang Perpustakaan. Mengapa (software), jaringan komputer (netware),
demikian? Pertama, belum pernah sumberdaya manusia (brainware) dan data
ditemukan buku teks yang membahas (dataware). Buku Putu Laxman Pendit ini
perpustakaan digital dalam bahasa membahas kelima komponen ini. Tentu
Indonesia yang ditulis oleh “orang saja dengan kadar kedalaman yang
perpustakaan”. Kedua, buku ini berbeda. Putu lebih banyak menekankan
membahas perpustakaan digital dari pembahasan pada dataware (termasuk
perspektif perpustakaan. Buku ini akan metadata), dan brainware atau menurut
“sedikit” menghilangkan keraguan istilah Putu adalah “Perangkat Benak”.
kolega profesi pustakawan yaitu Memang hal ini yang harus dibahas oleh
“computer scientist” akan kualitas penulis yang berasal dari kalangan
pustakawan. Mengapa dikatakan sedikit? Pustakawan.
Karena upaya Putu Laxman Pendit ini
harus diikuti oleh upaya para pustaka- Putu juga mengingatkan bahwa dengan
wan lainnya untuk meningkatkan berkembangnya perpustakaan digital ini
kualitas dan “skill”nya dalam akan terjadi perubahan peran
pustakawan. Pustakawan dalam suatu
perpustakaan mestinya melakukan
transformasi menjadi information navigator
atau cybernavigator (hal. 23), bukan hanya
memikirkan bagaimana melakukan
transaksi sirkulasi. Proses sirkulasi atau
peminjaman dan pengembalian pada
perpustakaan digital juga akan
mengalami perubahan konsep dari yang

59

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

tadinya dengan kata pinjam akan terjadi dimana pengembangan software yang
perpindahan fisik koleksi dari perpus- memakan biaya sangat besar akhirnya
takaan kepada pemustaka menjadi tidak digunakan oleh pustakawan karena
perpindahan berkas buku (e-book) dari antara kebutuhan perpustakaan
perpustakaan ke pemustaka (hal. 23). “mungkin” tidak selalu sesuai dengan
Namun demikian konsep ini menyisakan apa yang dibuat oleh pengembang, atau
pertanyaan, apakah perpindahan berkas pustakawan yang harus menjalankan
seperti ini tidak melanggar “copyright”? sistem tersebut tidak mampu mengikuti
Terutama jika buku elektronik tersebut perkembangan teknologi yang terjadi.
diproduksi sebagai komoditas bisnis. Oleh karena itu Putu melengkapi
Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi pembahasan bukunya dari sisi SDM
penyebaran yang tidak terkendali (abuse) yang mengembangkan dan menangani
terhadap berkas buku elektronik perpustakaan digital ini. Pada bagian ini
tersebut yang tentunya sangat merugikan dijelaskan bahwa pertama, sering terjadi
baik penulis maupun penerbit. pada pengembangan sistem, pustakawan
Mungkinkah dikembangkan teknologi sering “dilupakan” dan tidak diajak
dimana buku yang “dipinjam” tersebut dalam merencanakan. Menurut buku ini
akan secara otomatis “rusak” sesudah pustakawan dianggap tidak langsung
masa pinjamannya habis (expired)? berhubungan dengan strategi organisasi.

Pada halaman 26 Putu menjelaskan Kedua, sebuah penerapan teknologi
proses interaksi antara pengguna yang bersifat strategis itu sendiri sering
perpustakaan dengan perpustakaan yang diartikan dan dipusatkan pada transfor-
seolah-olah hanya melibatkan dua pihak masi organisasi lewat pembelajaran
saja, padahal sebenarnya masih ada “tiga organisasi yang tidak melibatkan
pemeran utama” yang tidak terlihat. pustakawan, karena pustakawan
Penjelasan ini sangat berguna bagi para dianggap berada di luar bidangnya.
pustakawan yang sebagian besar tidak
atau belum mengenal TI, sebab para Ketiga (dan ini yang harus menjadi
pustakawan tersebut beranggapan bahwa tantangan bagi para pustakawan),
perpustakaan digital itu bisa berjalan manajer senior dalam sebuah organisasi
dengan sendirinya setelah sistem cenderung menganggap bahwa
tersebut dibeli. pustakawan hanya dapat dikaitkan
dengan perpustakaan dalam pengertian
Pada bagian lain Putu membahas “tradisional”.
perpustakaan digital dari sisi metodologi
pengembangan sistem. Beberapa model Keempat (ini juga harus menjadi
dijelaskan seperti model waterfall, SDLC, perhatian para pustakawan), Pustakawan
SSADM dan lain-lain (hal 171 – 184). sendiri tidak merasa perlu mengubah
Pembahasan mengenai Adaptive Software persepsi itu.
Development perlu digarisbawahi, karena
sangat sesuai dengan kondisi kita. Pada Kelima, ada pola pikir yang sudah baku
bagian ini Pak Putu menjelaskan bahwa (mindset) di kalangan pustakawan yang
para pengembang software menolak sudah tidak cocok lagi dengan perkem-
membangun software monumental dan bangan lingkungan kerja organisasi.
memilih prinsip pembuatan software Salah satunya adalah pustakawan adalah
dengan teknis “tepat guna” (hal. 176). penyedia jasa, sementara lingkungan
Ini sangat cocok dengan kondisi kerja membutuhkan mitra kerja, bukan
Indonesia mengingat sebagian besar penyedia jasa. (hal. 185). Apa yang
pustakawan memang belum menguasai diungkapkan dalam buku ini mengenai
TI sehingga partisipasi pustakawan pustakawan menjadikan tantangan bagi
dalam pengembangan software memang para pustakawan dan para pendidik
sangat minimal. Banyak contoh kasus pustakawan untuk mengubah persepsi
seperti yang selama ini terjadi.
60

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

Dari segi fisik dan penampilan buku, Akhirnya, dapat dikatakan buku ini
harus diakui bahwa banyak buku lain sangat tepat untuk dijadikan buku teks
(terutama buku-buku bidang komputer) atau buku pegangan wajib bagi
yang mempunyai penampilan lebih mahasiswa jurusan perpustakaan, baik
menarik. Ukuran buku ini “agak” terlalu mahasiswa S1 lebih-lebih mahasiswa S2.
tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan Mungkin agak sulit dicerna oleh
buku teks terbitan asing. Penulisan mahasiswa tingkat program diploma.
dengan dua kolom yang sama dengan Walaupun demikian, para pustakawan
penulisan jurnal ilmiah memberi kesan praktisi ada baiknya membaca buku ini
bahwa buku ini lebih mirip jurnal ilmiah, karena buku ini pasti menggugah
padahal setelah dibaca, maka buku ini kesadaran para pustakawan mengenai
adalah buku teks. Tidak diketahui perannya dalam memainkan perpus-
apakah memang ada maksud tertentu takaan digital.
dari penulis ataupun penerbit
menampilkan buku ini mirip dengan Sekali lagi perlu diberikan apresiasi yang
jurnal ilmiah. sangat tinggi kepada penulis dengan
terbitnya buku ini yang pasti memper-
Dari aspek readability sudah bagus, kaya khasanah bacaan bidang
kecuali beberapa gambar yang tampil perpustakaan berbahasa Indonesia yang
kurang jelas (dan ini diakui oleh memang masih sangat miskin ini.
penerbitnya dengan memberikan lembar Semoga dengan terbitnya buku ini akan
ralat yang terpisah). Kalaupun harus menggugah penulis lain untuk menulis
dikritik, maka penggunaan font yang buku perpustakaan khususnya mengenai
terlalu kecil membuat pembaca yang TI di perpustakaan. (Abdul Rahman
sudah berumur agak “kesulitan” Saleh, email: [email protected]).
membaca buku ini.

61


Click to View FlipBook Version