LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “ Pengaruh Suhu dan PH terhadap Reaksi Enzim Katalase “ Disusun Oleh : KELOMPOK 5 1. Gendis Swacitasari Gayatri ( 13 ) 2. Illona Anindya (15 ) 3. Kevin Yuhan Wahyu Pratama ( 17 ) 4. Saiful Haq ( 30 ) 5. Septiana Dewi ( 31 ) 6. Tiffani Tri Aulia Zahra ( 34 ) Kelas : XII MIPA 7 SMA NEGERI 1 PALIMANAN JL. KH. AGUS SALIM NO. 128, Pegagan, Kec. Palimanan, Kab. Cirebon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan kita, manusia memiliki organ tubuh yang sangat penting yaitu hati dan jantung yang didalamnya terkandung enzim yang sangat berguna yaitu enzim katalase. Yang mana dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh suhu dan PH terhadap reaksi enzim katalase dengan menggunakan hati ayam. Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dikandung untuk memperoleh energi, menyimpan energi. Kumpulan metabolisme memerlukan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Enzim adalah suatu kelompok protein yang mengatur dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Tentunya dalam melakukan kerjanya enzim memiliki beberapa faktor penghambat seperti pH, suhu, konsentrasi asam konsentrasi enzim, dan inhibitor pH mempengaruhi laju reaksi enzim dalam bekerja. Menurut teori perubahan kondisi asam dan basa disekitar enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim. Sehingga enzim tidak dapat bekerja pada kondisi yang terlalu asam ataupun konsisi yang terlalu basa. Sedangkan suhu optimum suatu reaksi adalah 40 derajat celcius. Dalam pratikum ini kami menunjukkan pengaruh derajat keasaman dan suhu dalam kerja enzim dan pengaruh enzim sebagai biokatalisator. Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel - sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida ( H₂O₂ ) bila tidak segera diuraikan , senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H₂O₂) dapat diuraikan menjadi udara (H₂O) dan oksigen (O₂) yang tidak berbahaya. Cara kerja yang dilakukan enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lain. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk..
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Suhu dan PH terhadap Reaksi Enzim Katalase? C. Tujuan Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan diatas, maka tujuan masalahnya sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Suhu dan PH terhadap Reaksi Enzim Katalase? D. Hipotesis Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu ruang (±30°C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/download/5361/4164#:~:tex t=Enzim%20katalase%20bekerja%20secara%20optimal,Bahkan%20terhenti %20sama%20sekali.
BAB II LANDASAN TEORI Dalam kehidupan kita, manusia memiliki organ tubuh yang sangat penting yaitu hati dan jantung yang didalamnya terkandung enzim yang sangat berguna yaitu enzim katalase. Yang mana dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh suhu dan PH terhadap reaksi enzim katalase dengan menggunakan hati ayam. Berikut beberapa teori yang melandaskan praktikum : A. Enzim 1. Pengertian • Enzim merupakan biokatalisator, yaitu mampu mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia. • Menurut Kuhne, seorang ahli, enzim berasal dari kata "en" dan "zyme" yang artinya sesuatu di dalam ragi. • Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. • Enzim dapat mempercepat reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi awal yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia).
2. Struktur Enzim a. Enzim Sederhana, hanya terdiri atas protein. b. Enzim Konjugasi (Holoenzim), terdiri atas : • Protein (apoenzim) yang bersifat tidak tahan panas (termolabil). • Nonprotein (kofaktor), yang berfungsi meningkatkan kemampuan enzim berikatan dengan substrat. 3. Sifat-sifat Enzim • Enzim adalah suatu protein. • Biokatalisator, yaitu sebagai katalisator hidup yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh. • Dapat mempercepat reaksi. • Bekerja sangat spesifik, satu enzim hanya bekerja pada satu substrat saja • Dapat bekerja bolak-balik, maksudnya tidak menentukan arah reaksi, hanya mempercepat saja. • Tidak tahan terhadap suhu tinggi. Pada umumnya enzim bekerja pada suhu 30- 37°C. Pada suhu 0°C, enzim akan inaktif. Dan di atas suhu 60°C, enzim rusak. • Kerja enzim dapat dihambat oleh substrat asing (Inhibitor). 4. Cara Kerja Enzim • Kebanyakan enzim dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah substrat menjadi hasil akhir, dan sebaliknya. Contohnya enzim lipase dapat menjadi katalisator untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan juga sebaliknya. • Enzim bekerja secara spesifik. Untuk perubahan suatu zat, diperlukan enzim tertentu pula. Jika enzimnya berbeda, hasil akhirnya beda pula. Contohnya jika pemecahan rafinosa dilakukan oleh enzim sukrase akan menghasilkan melibiosa dan fruktosa, namun jika diuraikan oleh enzim emulsi akan menghasilkan sukrosa dan galaktosa. • Cara kerja : a. Kunci Gembok (Lock and Key) Menurut Emil Fisher, enzim dimisalkan sebagai gembol karena memiliki sebuah bagian kecil (sisi aktif) yang dapat berikatan dengan substrat. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan dengan sisi aktif enzim b. Kecocokan Terinduksi (Induced Fit)
Menurut Daniel Koshland, penempelan substrat pada sisi aktif enzim akan menginduksi perubahan bentuk sisi aktif enzim menjadi sesuai dengan bentuk substrat. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim a. Suhu Enzim peka terhadap suhu karena enzim tersusun atas protein. • Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein (rusak). • Suhu yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi (inaktif). • Umumnya, enzim-enzim dalam tubuh memiliki suhu optimum 30-40°C. b. Perubahan PH Perubahan PH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif untuk berikatan dengan substratnya. PH optimum berbeda-beda, tergantung jenis enzimnya. c. Konsentrasi Enzim dan Substrat d. Inhibitor Enzim
B. Enzim Katalase 1. Pengertian Enzim katalase adalah enzim yang mengandung 4 gugus heme, yaitu pada tulang, membran mukosa, ginjal, dan hati. Aktivitas enzim katalase ditemukan pada mitokondria, sitoplasma, dan peroksosom. Kegunaan enzim katalase adalah untuk menguraikan H2O2, yang merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Enzim katalase ini termasuk golongan enzim hidroperoksidae, yang melindungi tubuh dari senyawa peroksida berbahaya. 2. Fungsi dan Peranan • Menguraikan H2O2 (senyawa hasil respirasi dan dibuat dalam seluruh sel hidup). H2O2 sangat berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase inilah yang berperan untuk mengoksidasi H2O2, sehingga menghasilkan oksigen dan air. Berikut reaksinya : H2O2 ---> O2 +H2O • Berperan dalam mekanisme pertahanan sel darah merah terhadap serangan H2O2. C. Hati Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah-kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan. Berikut fungsi hati secara spesifik : 1. Membantu dalam metabolisme karbohidrat. 2. Membantu metabolisme lemak. 3. Membantu metabolisme protein. 4. Menetralisir obat-obatan, racun, dan hormon (karena enzim katalase sebagai pengkatalis racun banyak diproduksi di hati). D. Larutan yang Digunakan • HCL (pH asam <7) • KOH (pH basa >7) • H2O2 (bersifat racun)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang kamu gunakan adalah metode eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik catat yang diamati dari setiap pengaruh suhu dan pH. Adapun kegiatan yang diteliti oleh peneliti adalah pengaruh suhu dan PH terhadap reaksi enzim katalase. Catatan data yang diteliti oleh peneliti kemudian diproses menjadi bentuk laporan. Eksperimen ini dilakukan dengan percobaan menggunakan objek hati. B. Variabel Penelitian Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol yaitu : - H2O2 - Ekstrak Hati Ayam Variabel Bebas/Variabel Manipulatif, yaitu variabel yang sengaja dibuat tidak sama. Yang menjadi variabel bebas adalah Suhu dan PH (KOH, HCl). Variabel Terikat/variabel Respon, adalah variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel bebas. Yaitu Yang menjadi variabel terikat adalah : Banyaknya gelembung dan percikan-percikan api yang ditimbulkan. C. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : 8 Agustus 2023 Tempat : Laboratorium Biologi Detail tempat dan waktu : • Freezer : 3 jam • Ruang : 10-15 menit • Pembakar Spiritus : 10-15 menit • Rak gelas ukur (untuk asam, basa, netral) : 10-15 menit
D. Alat dan Bahan Alat: 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Sendok 4. Pembakar spirtus 5. Lidi 6. Mortal/lumpang 7. Pena Marker 8. Gelas kimia 9. Termometer batang Bahan: 1. Hati ayam 2. Sunlight 3. Sarung tangan latex 4. Korek api 5. Tissue 6. Lampu spirtus 7. Larutan H2O2, HCL dan KOH 8. Aquades E. Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Potong hati ayam mentah menjadi 2 bagian. 3. Letakkan salah satu bagian hati ayam pada mortal, lalu hancurkan dengan menggunakan alu sampai cukup halus. 4. Ukur tabung reaksi mulai dari bagian bawah, hingga 1 cm ke atasnya, tandai dengan spidol hitam. 5. Masukkan hati ayam yang sudah dihaluskan ke dalam 6 tabung reaksi. Masukkan menggunakan tusuk sate. 6. Sesuaikan dengan tanda spidol hitam (1 cm banyaknya). Hati ayam dapat dikurangi atau ditambah ke dalam tabung reaksi menggunakan tusuk sate. 7. Bersihkan sisa-sisa hati ayam yang ada di sekitar tabung reaksi menggunakan tisu.
8. Beri label pada 6 tabung reaksi tersebut, yaitu : a. Panas b. Dingin c. Ruang d. Asam e. Basa f. Netral 9. Lakukan prosedur berikut : a. Percobaan 1 (Panas) • Siapkan pembakar spirtus, lampu spirtus, tungku laboratorium, gelas kimia, air dan korek api. • Tuang air secukupnya pada gelas kimia, letakkan di atas tungku yang diletakkan di atas lampu spirtus. Lalu mulai nyalakan korek api. • Masukkan tabung reaksi untuk direbus, namun jangan menempel dengan air, tujuannya agar merata. • Diamkan selama 10 menit atau lebih, lalu ukur menggunakan termometer. Jika suhu belum di atas 50°C, teruskan perebusan. Jika suhu sudah di atas 50°C, angkat tabung reaksi tersebut. • Tuangkan larutan H2O2 10 tetes ke dalamnya, lalu aduk menggunakan tusuk sate. Perhatikan ada tidaknya gelembung. • Bakar tusuk sate menggunakan api dari spirtus sebelumnya, lalu matikan apinya sehingga hanya menyisakan bara apinya saja. • Masukkan ujung tusuk sate ke dalam tabung reaksi secara perlahan. Perhatikan nyala bara api yang berada di ujung lidi. • Catat hasil pengamatan. b. Percobaan 2 (Dingin) • Masukkan tabung reaksi berlabel "dingin" ke dalam freezer. Tunggu hingga 10 menit atau lebih. • Jika sudah 10 menit, ukur suhu hati ayam menggunakan termometer. Jika suhu masih di atas 0°C, dinginkan kembali. Jika suhu sudah di bawah 0°C, keluarkan dari freezer (kami sudah menunggu selama 3 jam dan suhu pada hati ayam berada pada 10°C). • Tuangkan larutan H2O2 10 tetes ke dalamnya, lalu aduk menggunakan tusuk sate. Perhatikan ada tidaknya gelembung.
• Bakar tusuk sate menggunakan api dari spirtus sebelumnya, lalu matikan apinya sehingga hanya menyisakan bara apinya saja. • Masukkan ujung tusuk sate ke dalam tabung reaksi secara perlahan. Perhatikan nyala bara api yang berada di ujung lidi. • Catat hasil pengamatan. c. Percobaan 3 (Ruang) • Letakkan tabung reaksi berlabel "ruang" pada rak tabung reaksi, tunggu sekitar 10 menit. • Setelah 10 menit, keluarkan dari rak tabung reaksi dan ukur suhu ruangan menggunakan termometer. • Tuangkan larutan H2O2 10 tetes ke dalamnya, lalu aduk menggunakan tusuk sate. Perhatikan ada tidaknya gelembung. • Bakar tusuk sate menggunakan api dari spirtus sebelumnya, lalu matikan apinya sehingga hanya menyisakan bara apinya saja. • Masukkan ujung tusuk sate ke dalam tabung reaksi secara perlahan. Perhatikan nyala bara api yang berada di ujung lidi. • Catat hasil pengamatan. d. Percobaan 4 (Asam) • Letakkan tabung reaksi berlabel "asam" pada rak tabung reaksi, tunggu sekitar 10 menit. • Setelah 10 menit, keluarkan dari rak tabung reaksi. • Tuangkan larutan HCL sebanyak 10 tetes ke dalamnya, aduk menggunakan tusuk sate. • Tuangkan larutan H2O2 10 tetes ke dalamnya, lalu aduk menggunakan tusuk sate. Perhatikan ada tidaknya gelembung. • Bakar tusuk sate menggunakan api dari spirtus sebelumnya, lalu matikan apinya sehingga hanya menyisakan bara apinya saja. • Masukkan ujung tusuk sate ke dalam tabung reaksi secara perlahan. Perhatikan nyala bara api yang berada di ujung lidi. • Catat hasil pengamatan. e. Percobaan 5 (Basa) • Letakkan tabung reaksi berlabel "basa" pada rak tabung reaksi, tunggu sekitar 10 menit.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Pengamatan 1. Tabel Hasil Pengamatan Tabel Pengaruh Suhu terhadap Reaksi Enzim Katalase pada Hati Ayam Suhu Panas (70°C) Dingin (10°C) Normal/Ruang (33°C) Bara Api -1 +2 +4 Gelembung -1 +2 +2 Tabel Pengaruh PH terhadap Reaksi Enzim pada Hati Ayam PH Asam Basa Netral Bara Api +1 +2 +4 Gelembung -1 +2 +2 Keterangan : a. Bara Api Berikut merupakan keterangan dari kondisi bara api saat kami memasukkan tusuk sate yang masih nyala bara apinya ke dalam setiap tabung reaksi : • -1 jika bara api mati. • +1 jika bara api dalam kondisi tetap. • +2 jika muncul api. • +3 jika api menyala terang. • +4 jika api menyala terang + ada percikan.
b. Gelembung Berikut merupakan keterangan dari kondisi gelembung saat kami memasukkan H2O2 ke dalam setiap tabung reaksi : • -1 jika tidak ada gelembung. • +1 jika ada sedikit gelembung. • +2 jika banyaknya gelembung melebihi 1 cm. • +3 jika gelembung naik hingga sedikit keluar dari tabung reaksi. • +4 jika gelembung keluar dari tabung reaksi dengan jumlah yang banyak.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil yang telah kami peroleh, kami dapati bahwa hasil penelitian sesuai dengan hipotesis. Dapat dilihat pada tabel pengamatan bahwa gelembung dan bara api terbanyak dihasilkan saat H2O2 dituangkan pada hati ayam yang diletakkan di suhu ruang dan pada pH netral. Sedangkan gelembung dan bara api yang paling sedikit muncul pada hati ayam yang diletakkan di suhu panas dan yang dituangkan larutan asam. Serta untuk hati ayam yang diletakkan pada suhu dingin dan dituangkan larutan basa, gelembung dan bara api yang muncul sedikit, tapi lebih banyak dibandingkan dengan yang panas dan asam. Perlu diketahui bahwa munculnya gelembung pada percobaan ini menunjukkan sedang terjadinya proses penguraian H2O2 yang bersifat racun oleh enzim katalase. Semakin banyak gelembung yang dihasilkan, artinya proses penguraian H2O2 itu semakin cepat dan berhasil. Dari tabel hasil penelitian, menunjukkan data berikut : • Pada suhu panas (-1), tidak muncul gelembung sama sekali. Yang artinya enzim tidak bekerja menguraikan H2O2. • Pada suhu dingin (+2), muncul gelembung yang jumlahnya sedikit melebihi 1 cm. Yang artinya enzim bekerja dengan lambat dalam menguraikan H2O2. • Pada suhu ruang (+2), muncul gelembung yang lumayan banyak. Yang artinya enzim bekerja menguraikan H2O2. • Pada hati ayam yang diberi larutan asam (-1), tidak muncul gelembung sama sekali. Yang artinya enzim tidak bekerja menguraikan H2O2. • Pada hati ayam yang diberi larutan basa (+2), muncul gelembung yang sedikit melebihi 1 cm banyaknya. Yang artinya enzim bekerja menguraikan H2O2 dengan cukup lambat. • Pada hati ayam yang pH nya netral (+2), muncul gelembung yang lumayan banyak. Yang artinya enzim bekerja menguraikan H2O2.
Sedangkan, kondisi bara api pada percobaan ini menunjukkan bahwa gas yang timbul dan terjebak dalam gelembung adalah oksigen (yang artinya H2O2 berhasil dipecah menjadi O2 dan H2O). Api dapat terbentuk karena adanya O2. Yang artinya semakin nyala bara apinya (terlebih jika muncul api), maka semakin berhasil juga penguraian H2O2 oleh enzim katalase. • Pada suhu panas (-1), bara api mati. Yang artinya tidak ada O2 (H2O2 tidak terurai). • Pada suhu dingin (+2), muncul sedikit api yang bertahan hanya sebentar. Yang artinya ada sedikit O2 (H2O2 kurang berhasil diuraikan). • Pada suhu ruang (+4), muncul percikan api + nyala api yang terang. Yang artinya muncul O2 yang sangat banyak (H2O2 berhasil diuraikan). • Pada hati ayam yang diberi larutan asam (+1), bara apinya tetap. Yang artinya tidak ada O2 (H2O2 tidak berhasil diuraikan). • Pada hati ayam yang diberi larutan basa (+2), muncul sedikit api. Yang artinya ada sedikit O2 (H2O2 kurang berhasil diuraikan). • Pada hati ayam yang memiliki pH netral (+4), muncul percikan api + nyala api yang terang. Yang artinya terdapat sangat banyak O2 (H2O2 berhasil diuraikan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa enzim katalase dapat bekerja dengan baik dalam menguraikan racun H2O2 adalah pada suhu ruang (±30°C), dan pada pH netral (±7). Pada suhu panas (>35°C), dan pada pH asam (<7), enzim katalase akan merusak enzim sehingga tidak dapat berfungsi. Dan pada suhu dingin (<25°C), dan pada pH basa (>7), enzim akan terdenaturasi yang menyebabkannya menjadi inaktif.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulannya,, bahwa kerja dari Enzim Katalase sangat berpengaruh pada metabolisme makhluk hidup. Ada beberapa faktor yang di pengaruhi pada Enzim Katalase ini : 1. Suhu Kita telah melakukan praktikum menggunakan 3 jumlah suhu yang berbeda, adapun suhu tersebut antara lain: a. Suhu Panas (> 50⁰), pada suhu ini Enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal hal ini terjadi karena enzim katalase ini akan rusak dan mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas) b. Suhu Ruang ( 25-38⁰), pada suhu ini Enzim akan bekerja secara optimal dan baik seperti biasanya. Hal ini di karenakan tidak adanya faktor eksternal yang mempengaruhi. c. Suhu Rendah (<0⁰), pada suhu ini Enzim katalase menjadi kurang bekerja secara optimal. Di karenakan Enzim menjadi Nonaktif sementara. Namun, pada hasil praktikum yang kita laksanakan kemarin di katakan sebaliknya. Hal ini terjadi dikarenakan oleh faktor eksternal yaitu berupa suhu yang di capau sebagai variabel praktikum tidak sesuai dengan yang di tentukan, dengan kata lain yang seharusnya 0⁰ menjadi 10⁰ 2. PH Pada variabel ini pun kita menggunakan 3 jenis laurutan yang berbeda, adapun larutan tersebut ialah : KOH (Basa), HCl (Asam), dan Netral. Pada ketiga perbedaan larutan diatas memuat hasil bahwa Enzim Katalase akan bekerja secara optimal pada ph netral, akan tetapi pada ph asam kinerja enzim akan rusak karena enzim terdenaturasi akan tetapi pada ph basa kinerja enzim akan nonaktif.
B. Saran Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA “LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE by SHINDY SAFIRA https://www.academia.edu/34920852/LAPORAN_PRAKTIKUM_ENZIM_KAT ALASE “LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE by IQBAL SAPUTRA https://www.studocu.com/id/document/ssekolah-menengah-atas-negeri-10-fajarharapan/iqbal-saputra/laporan-praktikum-enzim-katalase/31426400 “LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE by XII IPA 1 SMAN 1 TOAPAYA https://sman1toapaya.sch.id/berita/praktikum-biologi-enzim-katalase
BAB VI LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM
FOTO DOKUMENTASI ANGGOTA