KAJIAN FILM MODUL Disusun Oleh Awanis Akalili
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penyusun panjatkan pada alam dan Tuhan atas disusunnya modul bahan ajar “Kajian Film”. Modul bahan ajar ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajaridan memahami konsep dasar kajian film dan berbagai macam contoh fenomena yang menyinggung isu film. Penyusun punmenyadari jika didalampenyususan modul bahan ajar ini mempunyai kekurangan dan semoga modul bahan ajar ini memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata untuk penyempurnaan modul bahan ajar ini, maka perbaikan dan saran dari pembacasangatlah berguna untukpenyusun kedepannya. Yogyakarta, Februari 2023 Penulis
DAFTAR ISI Unsur Pembentuk Film & Jenis FIlm Sinematografi Pra Produksi Film Produksi FIlm Pasca Produksi Film Suara, Credit & Simbol dalam Film
LATAR BELAKANG Perkembangan industri film yang pesat dalam beberapa dekade terakhir telah menjadikan film sebagai salah satu bentuk media yang paling berpengaruh di dunia. Film bukan hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat pendidikan, propaganda, dan medium ekspresi artistik. Dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan yang kuat melalui visual dan audio, film memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pemikiran, budaya, dan bahkan perubahan sosial. Mengingat pentingnya film dalam berbagai aspek kehidupan, penting bagi mahasiswa perguruan tinggi untuk memahami secara mendalam tentang proses pembuatan film, elemen-elemen yang terlibat di dalamnya, serta analisis kritis terhadap konten film. Modul ini disusun untuk memberikan panduan komprehensif kepada mahasiswa dalam mempelajari kajian film. Dalam modul ini, mahasiswa akan diperkenalkan dengan berbagai aspek teknis dan kreatif yang terlibat dalam produksi film, termasuk unsur pembentukan film, sinematografi, proses pra-produksi, produksi, pasca-produksi, serta elemen suara dan simbolisme dalam film. Dengan pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek ini, diharapkan mahasiswa mampu mengapresiasi dan menganalisis film dengan lebih kritis dan terinformasi
UNSUR PEMBENTUK FILM & JENIS FILM 01
NARATIF SINEMATIK UNSUR PEMBENTUK FILM Bahan (materi) yang akan diolah penggerak sebuah cerita Cara (gaya) untuk mengolahnyaaspek teknis pembentuk film Masalah Tokoh Konflik Lokasi Waktu Kausalitas: logika sebabakibat Konteks - ruang Mise- en – scene : segala aspek visual yang muncul pada film, seperti setting, aktor, make up, latar, kostum, pencahayaan dan lain sebagainya Sinematografi : kamera dan obyek yang harus diambil Editing: transisi satu gambar/shot ke shot lain Suara: segala hal yang dapat ditangkap indera pendengaran
MEMAHAMI BAHASA FILM Bahasa Film : Kombinasi bahasa suara dan bahasa gambar Pengalaman mental dan budaya yang dimiliki penonton = mempengaruhi pemahaman penonton terhadap suatu film Narasi film = bisa tergantung bias/kepentingan sineas
JENIS FILM (Eksperimental) Umumnya tidak bercerita tentang apapun, tidak memiliki plot, abstrak, masuk dalam kategori film art, kadang menentang kausalitas Pratista, 2017: 29
Penyajian fakta Berhubungan dengan tokoh, obyek, momen, peristiwa, lokasi nyata Merekam peristiwa yang benar-benar terjadi Bertujuan: menginformasikan, berita, investigasi, fakta, biografi, pengetahuan, sosial, ekonomi, politik (propaganda), lingkungan Ada yang menggunakan metode wawancara, footage (cuplikan gambar, video) Terkadang, dalam memberikan informasi pada penonton: menggunakan narator untuk membawa narasi Bisa dengan merekam langsung pada saat peristiwa tersebut terjadi : relatif singkat – ada juga yang berbulan bulan, bahkan bertahun tahun Jarang menggunakan efek visual JENIS FILM DOKUMENTER Woodstock :merekam langsung pertunjukan musik legendaris Woodstock Festival (1969)
JENIS FILM Film dokumenter juga bisa me-rekonstruksi ulang peristiwa yang penah terjadi, Touching the Void: rekonstruksi kecelakaan panjat tebing -> berisi wawancara mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan DOKUMENTER Food Inc : mencoba menguak permasalahan oknum pelaku industri makanan di Amerika – prosedur tidak memenuhi standar kesehatan lingkungan dan konsumen Metallica: Through the Never -> dokumentasi grup band Metallica yang disisipi segmen kisah fiksi.
Umumnya berbentuk abstrak dan kurang mudah dipahami, mengapa? Sineas menggunakan simbol personal yang mereka ciptakan sendiri JENIS FILM Terkadang : struktur cerita kausalitas Memiliki karakter portagonis dan antagonis Ada masalah dan konflik yang dihadirkan Terkadang menggunakan teknik film dokumenter FIKSI EKSPERIMENTAL Ballet Mecanique mencoba memadukan unsur mekanik & sinema Pratista, 2017:34-35 Un Chien Andalou Salvador Dali Luis Buñuel Sineas surealis (seni yang menunjukkan kebebasan kreativitas sampai melampaui batas logika) dan dada (gerakan budaya, karya budaya anti seni) mulai tertarik pada medium film di era 1920 : membawa ideologi dalam film
JENIS FILM EKSPERIMENTAL Film berisi gambar spiral dengan tulisan yang berputar-putar -> Anemic Cinema karya MarchelDuchamps Dalam perkembangannya muncul juga jenis film eksprerimental – dokumenter unik : rangkaian gambar-gambar pemandangan alam, kota, hutan, perilaku manusia di berbagai belahan manusia -> Koyaanisqatsi, Baraka, Samsara. •Tidak alur cerita, tema, segmentasi, disajikan tanpa narasi •Ilustrasi musik mengiringi gambar -> membius penonton ke level alam bawah sadar •Dimaksudkan sebagai perenungan aspek kehidupan di bumi
GENRE FILM AKSI BENCANA BIOGRAFI/DOKUDRAMA FANTASI FIKSI ILMIAH HOROR THRI;LER
GENRE FILM KOMEDI MUSICAL SPORT WAR ROMAN SUPERHERO
SINEMATOGRAFI 02
The term cinematography is from the Greek (Yunani) roots meaning “ writing with motion”. SINEMATROGRAFI WHAT IS? CINEMATO GRAPHY Cinematography is more than just photography : it is the process of taking ideas, words, actions, emotional subtext, tone and all other forms of nonverbal communication and rendering them in visual terms Seni dalam membuat “visual movements” untuk tujuan spesifik seperti untuk memberikan informasi atau untuk menghibur Bahasa yang di dalamnya terdapat kosa kata dan sub bahasa tentang lensa, komposisi, desain visual, pencahayaan, image control, continuity, movement, dan point-of-view, yang dengan bahasa ini kita bisa membuat “puisi”. (Brown, 2012) (Brown, 2016) Dalam sebuah produksi film, ketika seluruh aspek mise-en scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, di sinilah unsur sinematografi mengambil peran Sinematografi mencakup perlakuan sineas terhadap kamera serta stok filmnya (data mentah). Sineas mengatur dan mengontrol bagaimana adegan tersebut akan diambil, misal: jarak, ketinggian, sudut, lama pengambilan, dsb (Pratista, 2017: 129)
SINEMATROGRAFI Setiawan, 2018: 21-22 Lumiere bersaudara (Desember 1895) menyajikan gambar bergerak berupa dokumenter berjudul “Workers Leaving the Lumiere’s Factory” Film tersebut menggambarkan para pekerja yang akan pulang dari tempat mereka bekerja Film bisu pertama berbayar kepada penonton, tetapi dengan tambahan pemain musik sebagai pemberi kesan efek audio era baru sinematografi dan dimulainya ranah bisnis industry film
SINEMATROGRAFI Kamera dan film : teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok (data mentah) film, seperti penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, efek visual, pewarnaan, dsb Framing: hubungan kamera dengan obyek yang akan diambil; lingkup wilayah gambar/frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera Durasi gambar: lamanya sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera TIGA ASPEK UMUM DALAM UNSUR SINEMATOGRAFI (Pratista, 2017: 129)
Perubahan teknologi membawa pengaruh besar bagi aspek ekshibisi di era saat ini Proyektor 35 mm tidak lagi banyak digunakan, melainkan proyektor digital Teknologi kamera digital semakin canggih, membuat film dianggap lebih mudah Misal : menggunakan kamera DSLR, bahkan kamera handphone SINEMATROGRAFI KAMERA & FILM Jenis kamera: kamera film (format seluloid) dan kamera video (format video, digital)
SINEMATROGRAFI ASPEK=ASPEK Tonalitas gambar (kualitas dan warna) dikontrol melalui pengaturan kontras, brightness, warna, dsb Lebih terang, lebih gelap. Warna tua, warna muda Hitam-putih atau bewarna Kecepatan gerak gambar: slow motion, fast motion, reverse motion Slow motion: lebih lambat dari gerak normal efek dramatik sebuah peristiwa, memperlihatkan detail aksi-aksi yang sulit, dsb Fast motion: lebih cepat dari gerak normal biasanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas rutin di sebuah ruang publik, misal suasana jalan ramai, pejalan kaki, dsb Reverse motion: cukup jarang digunakan. Mengembalikan sebuah shot (berjalan mundur/rewind). Efek lensa. Lensa kamera mampu memberi efek kedalaman, ukuran, dimensi obyek Lensa prime (fixed) : memiliki ukuran focal length yang tetap dan tidak bisa diubah Zoom: jenis lensa yang mampu mengubah ukuran focal length Penggunaan lensa mempengaruhi efek kedalaman gambar, misal: teknik deep focus, shallow focus (Pratista, 2017)
SINEMATROGRAFI ASPEK=ASPEK Tonalitas gambar (kualitas dan warna) dikontrol melalui pengaturan kontras, brightness, warna, dsb Lebih terang, lebih gelap. Warna tua, warna muda Hitam-putih atau bewarna Kecepatan gerak gambar: slow motion, fast motion, reverse motion Slow motion: lebih lambat dari gerak normal efek dramatik sebuah peristiwa, memperlihatkan detail aksi-aksi yang sulit, dsb Fast motion: lebih cepat dari gerak normal biasanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas rutin di sebuah ruang publik, misal suasana jalan ramai, pejalan kaki, dsb Reverse motion: cukup jarang digunakan. Mengembalikan sebuah shot (berjalan mundur/rewind). Efek lensa. Lensa kamera mampu memberi efek kedalaman, ukuran, dimensi obyek Lensa prime (fixed) : memiliki ukuran focal length yang tetap dan tidak bisa diubah Zoom: jenis lensa yang mampu mengubah ukuran focal length Penggunaan lensa mempengaruhi efek kedalaman gambar, misal: teknik deep focus, shallow focus (Pratista, 2017)
SINEMATROGRAFI JENIS-JENIS SHOT Short focal length (wide angle lens): . membuat obyek lebih jauh dari jarak sebenarnya. Obyek akan tampak lebih timggi dari sebenarnya. Lensa ini sering digunakan untuk pengambilan jarak jauh, memperlihakam panorama. Contoh film The Revenant (2015) yang menggunakan lensa wide angle sepanjang filmnya Normal focal length: memberikan pandangan seperti layaknya mata manusia Efek yang dihasilkan natural. Ukuran, jarak, bentuk obyek akan sama persis Lensa normal tidak memberikan efek kedalaman gambar yang ekstrem (Pratista, 2017)
SINEMATROGRAFI JENIS-JENIS SHOT Long focal length lensa ini mampu mendekatkan jarak sehingga obyek pada latar depan dan latar belakang tampak berdekatan.Memberikan efek “dekat, tetapi jauh” Deep Focus (Pratista, 2017) Shallow Focus
Film tidaklah sama seperti saat menonton teater/opera Ada kalanya kamera menggunakan jarak yang lebih dekat untuk lebih menggambarkan emosi karakter, memperlihatkan obyek tertentu secara mendetail Framing = “jendela ” penonton disuguhkan semua jalinan peristiwa Aspek rasio : perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame Off screen : ruang yang tidak nampak dalam screen On screen: ruang yang tampak dalam screen Out frame: pemain, obyek di luar frame In screen: pemain, obyek di dalam frame Kemiringan frame/canted framing: posisi kemiringan obyek terhadap garis horizontal dalam sebuah frame. SINEMATROGRAFI FRAMING Multiple Screen Kemiringan
PRAPRODUKSI FILM 03
ADA YANG BERPENGALAMAN DALAM HAL MEMBUAT FILM? PERNAH MENJADI KRU PEMBUAT FILM? SUTRADARA, ASISTEN SUTRADARA? AKTOR? BAGAIMANA PENGALAMAN ANDA?
PRA PRODUKSI PROSES PRODUKSI FILM PRODUKSI PASCA PRODUKSI
Proses perencanaan sebelum membuat film PRA PRODUKSI Perencanaan yang matang = hasil lebih maksimal Agar film lebih terstruktur
PRA PRODUKSI KONSEP Gambaran umum yang ingin dinarasikan Gambaran kasar Ingin mengangkat film horor Ingin mengangkat dokumenter sosok tertentu Menceritakan budaya di suatu wilayah SPESIFIKASI Menjelaskanlebihrinci Menentukantempat-tempat tertentu yang akan di shot Merancangdurasi Alur Narasilebihspesifik Mencari tahu sejarah rumah horror Mencari tahu background sosok yang ingin dijadikan figure film dokumenter STORYLINE naskah cerita dalam bentuk teks Aktor membuat teh, tiba-tiba ada benda jatuh SCRIPT Lebih detail lagimengenai alur cerita, dialog, percakapan Alur maju – mundur Dialog dua actor – muncul figuran
PRA PRODUKSI STORY BOARD Sketsa gambar yang berurutan sesuai dengan naskah cerita film Story board: dalam 1 story linebisabanyak story board (prediksi shoot)◦ PERSONEL Aktor, kru, asisten sutradara, dsb FUNDING Funding: cari uang, cari sponsor, produser LOCATION setting lokasi, waktu, sudut lokasi AUDITION memilih aktor Aktor dipilih dengan menyesuaikan narasi yang dibentuk Tiap aktor = memiliki genre masingmasing
PRA PRODUKSI STRUKTUR NARATIF Narasi: rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab – akibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu (Pratista, 2018:63) CERITA & PLOT Plot: rangkaian peristiwa yang disajikan secara visual maupun audio dalam film Cerita: seluruh rangkaian peristiwa baik yang tersaji dalam film maupun tidak Film yang diangkat dari novel = terkadang dalam film hanya disajikan dalam sebuah shot saja Cerita dan plot bisa berhubungan dengan film sekuel dan serinya Terkadang tidak semua rincian cerita dapat digambarkan secara visual (Pratista, 2018:64
PRODUKSI FILM 04
WAYS THAT A FILM USES FILMMAKING TECHNIQUES: NARRATION CINEMATOGRAPHY Mise-en-scene SOUND EDITING
Mise-en-scene Berasal dari Bahasa Perancis yang memiliki arti “ putting in the scene ” mis ong sen segala hal yang terletak di depan kamera yang akan digambil gambarnya dalam sebuah produksi film Mise-en-scene: unsur sinematik yang paling mudah kita kenali karena hamper seluruh gambar yang kita lihat dalam film adalah bagian dari unsur ini film perang, sejarah dapat kita kenali dari set dan kostum, film horror serta misteri, didominasi suasana gelap serta suram yang mencekam; film drama komedi bisa jadi menekankan pada acting pemain, dsb.
Mise-en-scene
Mise-en-scene Separuh kekuatan sebuah film terdapat pada aspek mise-en-scene Mise-enscene terdiri atas empat unsur utama, yaitu: Set (latar) Kostum & Tata Rias Pencahayaan Pemain & Pergerakannya Unsur-unsur mise-en-scene secara keseluruhan mampu mendukung naratif serta membangun suasana dan mood sebuah film Dalam sebuah film, unsur mise-en-scenetentu tidak berdiri sendiri dan terkait erat dengan unsur sinematik lainnya, yaitu sinematografi, editing dan suara Unsur mise-en-scene bersama aspek sinematografi, editing, dan musik berpadu sempurna membentuk kesatuan yang utuh dan harmonis Pratista, 2018: 97-98
Setting Fungsi Setting Seluruh latar bersama segala propertinya. Properti : perabot, pintu, jendela, kursi, dsb.Setting yang digunakan dalam film umumnya dibuat senyata mungkin dengan konteks cerita Setting harus mampu meyakinkan penonton nya jika film tersebut tampak sungguh-sungguh terjadi pada lokasi dan waktu sesuai konteks cerita Menunjukkan ruang dan waktu sesuai konteks Dekor setting (bersama kostum) dapat menentukan sttaus sosial para pelaku ceritanya Setting dapat memiliki motif/simbol tertentu. Misal kobaran api = amarah, tekad kuat. Set dan property kerap berfungsi aktif untuk mendukung adegan aksinya Pratista, 2018: 96-99
Setting Set Studio Shot on Location Umumnya digunakan pada produksi film ber-budget besar menghabiskan biaya produksi yang sangat besar karena harus membangun set raksasa yang megah sesuai dengan kondisi sesungguhnya Biaya produksinya besar Pembuat film bisa mengontrol segala aspek produksi tanpa terganggu cuaca, lalu lintas, dsb Produksi film dengan menggunakan lokasi aktual Belum tentu mengambil lokasi yang sama persis seperti dalam kisahnya, namun dapat menggunakan lokasi yang mirip atau mendekati lokasi cerita Biaya produksi lebih murah karena tidak perlu membangun set studio Efek realisme yang dicapai jauh lebih meyakinkan penonton Namun, tidak bisa mengontrol cuaca, lalu lintas, perijinan, dsb Terkadang ditambah efek CGI (Computer Generated Imagery) Pratista, 2018: 97- 100
Kostum & Tata Rias Kostum segala sesuatu yang dikenakan pemain bersama seluruh aksesorisnya. Misal: topi, jam, kalung, dsb. Kostum disesuaikan dengan konteks narasi cerita. Terkadang kostum tokoh superhero sering kali terinspirasi langsung dari gambaran dalam komik yang menjadi sumbernya. Kostum adalah aspek paling mudah diidentifikasi untuk menentukan latar waktu serta lokasi cerita. Ada ke-khas-an. Kostum menentukan statusi sosial, klas, kelompok dari pelaku cerita Busana yang dikenakan juga melambangkan karakter serta kepribadian tokoh cerita Kostum juga berfungsi sebagai penggerak cerita. Tata rias menggambarkan usia, luka, lebam, kemiripan dengan tokoh. Make up, tata rias karakter disesuaikan konteks dan narasi yang dibangun film Pratista, 2018: 104- 110
Pencahayaan Tanpa cahaya, benda tidak akan memiliki wujud. Secara umum, tata cahaya dikelompokkan menjadi empat unsur yaitu kualitas, arah, sumber, warna cahaya. Keempat unsur ini mempengruhi tata cahaya dalam membentuk suasana dan mood Pratista, 2018: 109-111 Hard light: cenderung menghasilkan bentuk obyek serta bayangan yang jelas Soft light: cenderung menyebarkan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang tipis Arah Pencahayaan Frontal lighting: cenderung menghapus bayangan dan menegaskan bentuk obyek Side lighting : cenderung menampilkan bayangan ke arah samping tubuh karakter atau bayangan pada wajah Back lighting : efeknya seperti cahaya senter/api Top lighting : umumnya untuk mempertegas sebuah benda/karakter.menghilang kan bayangan yang dihasilkan oleh pencahayaan utama.
Arah Pencahayaan Pratista, 2018: 109-111 Hard light Soft Light Frontal Light Side lighting Back lighting Top lighting
Rancangan Tata Lampu High key lighting: tone yang terang Pratista, 2018: 112-113 Low key lighting: didominasi warna gelap. Efek kontras gelap- terang Beberapa sineas kerap mengombinasikan kedua teknik tersebut. Misal: di film thriller, bangunan yang sama bisa terlihat berbeda pada saat cahaya pagi, dan malam
Pemain & Pergerakannya Jenis Karakter Sineas perlu mengontrol akting pemain dan pergerakannya. Pelaku cerita dapat memiliki wujud fisik yang beragam, tidak selalu berwujud manusia Performa pemain juga mendukung keberhasilan sebuah film. Pratista, 2018: 114-120 Karakter Manusia Karakter Non Manusia (dapat berwujud binatang, makhluk luar angkasa, monster, boneka bergerak layaknya manusia, dsb) Karakter non fisik: biasanya karakter supernatural seperti arwah, hantu, pintu bergerak sendiri, suara, dsb Karakter animasi : banyak digunakan pada film animasi, mampu menampilkan karakter dengan teknik animasi berupa manusia, binatang, dsb Sineas menentukan pemain disesuaikan dengan karakter dan narasi yang akan disajikan dalam film Setiap pemain memiliki kekhas-an masing-masing Perlu ada pembacaan naskah dan latihan akting bersama untuk uji coba Casting
PASCA PRODUKSI FILM 05
Pasca Produksi Ketika proses pengambilan gambar sudah selesai, pasca produksi memasuki tahap editing. Shot-shot yang telah diambil, dipilih, diolah dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian untuh Editing setelah filmnya selesai (siap ditonton): teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. Sineas memiliki kontrol yang amat luas untuk menghubungkan shot-shot dalam film mereka. Sineas dapat memilih transisi sesuai naratif dan aestetik yang diinginkan Editing film tidak bisa dilakukan linear karena terkadang pengambilan gambar yang tidak berurutan di tempat dan setting yang sama. Urutan yang loncat-loncat inilah yang membuat editing film memerlukan waktu relatif lama The Power Of Editor The editor as storyteller Cuts the film for transition purposes and to provide information to the viewer Eliminates the sections of the story that are too obvious or unnecessary Alternates two or more scenes usually happening simultaneously that culminate in a place where the characters face each other
Type Of Editing Rough cut : The editor ' s first pass at assembling the shots into a film, before tightening and polishing occurs. Final cut : The finished edit of a film, approved by the director and the producer. This is what the audience sees Iris : Visible on screen as a circle closing down over or opening up on a shot. Seldom used in contemporary film, but common during the silent era of Hollywood films. Matched cut: A cut joining two shots whose compositional elements match Jump Cut : A Jump cut is a cut in film editing in which two similar shots of the same subject are taken from camera positions that vary only slightly Montage : Scenes whose emotional impact and visual design are achieved through the editing together of many brief shots. The shower scene from Psycho is an example of montage editing. Sequence shot : A long take that extends for an entire scene or sequence. It is composed of only one shot with no editing. Shot reverse shot cutting: Usually used for conversation scenes, this technique alternates between over-the-shoulder shots showing each character speaking. Wipe : Visible on screen as a bar travelling across the frame pushing one shot off and pulling the next shot into place
Type Of Editing Eye Line Match: The matching of eyelines between two or more characters. The film technique eye-line match is associated with the continuity editing system. This technique, is based on the viewer seeing what the character is seeing in their eyes. Fade: an editing effect, that when applied slowly sends an image into darkness. Errors of continuity : Disruptions in the flow of a scene, such as a failure to match action or the placement of props across shots. Establishing shot : a shot, normally taken from a great distance or from a "bird' s eye view, " that establishes where the action is about to occur.
SUARA, CREDIT & SIMBOL DALAM FILM 06
Suara “Suara ” termasuk dalam unsur sinematik film. Dalam proses editing, sineas juga mempertimbangkan suara, musik, narator. Suara dalam film : seluruh suara yang keluar dari gambar yaitu dialog, musik, efek suara, Di era film bisu : tidak sepenuhnya bisu, karena terkadang muncul iringan suara organ, piano, narrator, musk orkestra Dialog digunakan untuk menggerakan cerita Dialog = Bahasa = Bahasa bicara mengacu pada jenis Bahasa komunikasi verbal yang digunakan Menggunakan Bahasa induk. Contohnya, film produksi Amerika/Inggris -> Bahasa Inggris, film produksi Indonesia -> Bahasa Indonesia. Dalam proses editing, suara perlu menjadi perhatian editor karena jika diatur dengan volume rendah bisa jadi tidak didengar Terkadang ada juga transisi Bahasa. Di mana dalam satu film memadukan Bahasa Induk dan Bahasa lainnya. Contohnya, dalam film produksi Indonesia -> menggunakan Bahasa Indonesia, ketika salah satu tokoh bertemu dengan tokoh asing, akan berkomunikasi melalui Bahasa Inggris Aksen juga turut memengaruhi keberhasilan cerita film karena mampu meyakinkan penonton bahwa cerita tersebut sungguh-sungguh terhadu di sebuah wilayah tertentu
Selain dialog, film juga mempertimbangkan unsur monolog Monolog: kata-kata yang diucapkan pada dirinya sendiri maupun penonton Salah satu bentuk monolog: narasi Narasi, narator. Narator karakter: berasal dari tokoh cerita, menceritakan pada penonton tentang sesuatu. Contohnya, seri film superhero X-Men, di pembuka film, Charles Xavier/Professor X memberikan monolog tentang mutan serta problem ras manusa. Monolog interior: suara pikiran, batin dari pelaku cerita Lebih ditujukan untuk pelaku cerita bersangkutan dan bukan untuk penonton, contohnya seorang tokoh menulis sebuah surat dan membacarakan apa yang ditulis melalui siara batinnya Musik dan lagu juga masuk dalam unsur film Editor menggunakan music sebagai salah satu elemen yang berperan penting dalam memperkuat mood dan suasana film empo music juga dapat memengaruhi mood, contohnya music di pembuka film Conjuring = menambah mood horror, mencekam. Selain music, lagu juga mampu membentuk karakter dan mood film, contohnya lagu tema + ilustrasi musik James Bond = membentuk karakter film, jenis lagu kerap kali identic dengan genre film tertentu seperti lagu jenis pop = digunakan film drama romantic. Elemen efek suara juga menjadi bagian dari “ suara ” di dalam sebuah film Editor perlu menambahkan efek suara agar penonton sebisa mungkin mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita sehingga terdengar nyata, seperti suara pintu berkarat, hewan bersautan, suara angin kencang