LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK GAMMA
Jl. Bestrian, Utara Pasar Simo, Ngaliyan 06/02, Kel. Pelem, Kec. Simo, Kabupaten
Boyolali
Oleh: (NIS. 190879)
1. Adinda Nur Ristiyani (NIS. 191137)
2. Salisa Eva Aryani
PROGRAM STUDI FARMASI
SMK NEGERI 1 SAMBI
BOYOLALI
2021/2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK GSMMA
Jl. Bestrian, Utara Pasar Simo, Ngaliyan 06/02, Kel. Pelem, Kec. Simo Kabupaten
Boyolali
26 Juli 2021 s/d 13 November 2021
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Dibuat UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Dalam
Menyelesaikan Pendidikan Farmasi Sebagai
Asisten Tenaga Teknik Kefarmasian
Oleh: (NIS. 190879)
1. Adinda Nur Ristiyani (NIS. 191137)
2. Salisa Eva Aryani
PROGRAM STUDI FARMASI
SMK NEGERI 1 SAMBI
BOYOLALI
2021/2022
2
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidaya Nya sehingga kami dapat
melaksanakan Praktek Kerja lapangan (Prakerin) di apotek GAMMA dengan baik dan
lancar.
Peraktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada siswa serta
meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat.
Alhamdulillah Peraktek Kerja Lapangan ini dapat di laksanakan dengan baik dan lancar
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Syamsudin S.Tp.,M.Si selaku Kepala Sekolah SMK N 1 SAMBI
2. Bapak Apt. Sariyono, S.Farm selaku kepala jurusan Farmasi SMK N 1
Sambi.
3. Ibu Yusshinta Dean Pratiwi, S.Pd selaku Guru Pembimbing kegiatan
PRAKERIN
4. Ibu Apt. Cahya Nurul Novembriati, S.Farm Selaku Pembimbing di
apotik
5. Karyawan/Pegawai Apotek Gama Simo
6. Beserta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses prnyusunan laporan ini.
Penyusunan laporn ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Diklat 2021/2022 serta sebagai
bukti bahwa telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun laporan ini sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
iv
Boyolali,November 2021
Penyusun,
Peserta PRAKERIN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................1
B. TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN .............................................2
C. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN.........................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
A. PENGERTIAN APOTEK...........................................................................5
B. TUGAS DAN FUNGSI APOTEK .............................................................5
C. KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TENTANG APOTEK.................................................................................6
D. PERSYARATAN APOTEK.......................................................................7
E. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB APA ............................................11
F. PENGELOLAAN APOTEK ....................................................................11
BAB III HASIL KEGIATAN DI APOTEK ...................................................14
A. LOKASI APOTEK ...................................................................................14
B. DENAH APOTEK....................................................................................14
C. PERLENGKAPAN APOTEK ..................................................................14
D. STRUKTUR ORGANISASI APOTEK ...................................................14
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH..........................................................16
A. SKRINING RESEP ..................................................................................16
B. ADMINISTRASI OBAT ..........................................................................16
C. PENGELOLAAN OBAT .........................................................................18
D. PENYERAHAN OBAT............................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................23
A. KESIMPULAN.........................................................................................23
vi
B. SARAN-SARAN ......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................24
LAMPIRAN....................................................................................................26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Etiket Obat Luar........................................................................................26
Gambar 2. Etiket Obat Dalam.....................................................................................26
Gambar 3. Etiket Obat Dalam Cair.............................................................................27
Gambar 4. Surat Pesanan (SP) ....................................................................................27
Gambar 5. Kartu Stok .................................................................................................28
Gambar 6. Obat Psikotropika......................................................................................28
Gambar 7. Kartu Penjualan Obat Psikotropika...........................................................29
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pendidikan Menengah Farmasi yang merupakan bagian dari tujuan
pendidikan nasional adalah mendidik tenaga-tenaga farmasi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki
intergritas dan kepribadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi
masyarakat khususnya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian. Menurut UU
no. 20 tahun 2003 Tentang Siatem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya umtuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribaian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berdasarkan tujuan di atas, maka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Farmasi mampu :
1. Melakukan profesinya dalam pelayanan kesehatan pada umumnya, khususnya
pelayanan farmasi.
2. Berperan aktif dalam mengelola pelayanan kefarmasian dengan menerapkan
prinsip administrasi, organisasi, supervisi dan evaluasi.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, bersifat terbuka,
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iptek dan berorientasi ke masa depan
serta mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat dengan
menjunjung tinggi mertabat kemanusiaan.
4. Membantu dalam kegiatan penelitian dibidang farmasi atau dibidang kesehatan
lainnya yang terkait.
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi di SMK N 1 Sambi sebagai bagian tak
terpisahkan dari sistem Pendidikan Nasional juga wajib menterjemahkan tujuna
pedidikan kejuruan secara nasional menjadi tujuan pendidikan pada tingat
kelembagaan dan/ atau sekolah.
1
Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak
terbatas di dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung padapendidikan ini
lebih ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan di luar
instiusi pendidikan seperti lingkungan kerja atau masyarakat. Dalam hal ini
praktek kerja lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh pada Proses Belajar
Mengajar (PBM). Menurut Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Praktek
kefarmasian, maka pekerjaan apoteker dan atau teknisi Kefarmasian/Asisten
Apoteker meliputi, industri farmasi ,(industri obat, obat tradisional, makanan dan
minuman, kosmetika dan alat kesehatan); Pedagang Besar Farmasi, Apotek, Toko
Obat, Rumah Sakit, Puskesmas, dan instalasi Farmasi Kabupaten.
B. TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Praktek kerja lapangan (PRAKERIN) bertujuan agar siswa mengaplikasikan
kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada duni kerja sesuai
dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja. Disamping itu melalui pendekatan
pembelajaran ini peserta Prakerin diharapkan:
1. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Memiliki tingkat kompetensi standar oleh dunia kerja.
3. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan
dan produktif.
4. Dapat menyerap pengembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan
pengembangan diri
.
C. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Kerjasama antara SMK dengan Apotek dilaksanakan dalam prinsip saling membantu,
saling mengisi, dan saling melengkai untuk kepentingan bersama.Berdasarkan pinsip
ini, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN) akan memberi nilai tambah
atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai berikut:
2
1. Manfaat Bagi Apotek
Penyelenggaran Prakerin memberi keuntungan nyata bagi Aapotek antara
lain:
a. Apotek dapat mengenal kualitas peseta Prakerin yang belajar dan bekerja di
tempat Prakerin .
b. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta Prakerin adalah tenaga kerja yang
memberi keuntungan.
c. Apotek dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin untuk kepentingan
pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
d. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta Prakerin lebih
mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan
Apotek.
e. Memberi kepuasan bagi Apotek karena diakui ikut serta menentukan masa
depan anak bangsa melalui Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN).
2. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik
lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara progam
pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and
Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaran pendidikan sekolah karena
tamatnya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk
kepentingan tematan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
3. Manfaat Bagi Praktikan/Peserta Prakerin
Hasil belajar peserta Prakerin akan lebih bermakna, karena setelah tamat
akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya
secara berkelanjutan.
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa
percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yeng lebih tinggi.Peserta
3
Prakerin akan dapat menambah waeasan yag diperoleh dari dunia kerja di
Apotek.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN APOTEK.
Sesuai dengan Peraturan Pmerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian Pasal 1 Ayat 13 disebutkan bahwa yang dimaksud Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Dalam
perturan yang sama Pasal 1 Ayat 1 dijelaskah bahwa pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat,pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional. Pada Pasal yang sama Ayat 3 dijelaskan Bahwa Tenaga
Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dan pada Ayat 6 disebutkan pula bahwa
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
B. TUGAS DAN FUNGSI APOTEK
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi Apotek adalah:
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
jumpah jabatan Apoteker.
2. Apotek berfungsi sebagai sarana pelayanan yang dapat dilakukan pekerjaan
kefarmasian berupa peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan
obat.
3. Apotek berfungsi sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
4. Apotek berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi meliputi:
5
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat.
b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu
obat serta perbekalan farmasi lainnya.
C. KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
TENTANG APOTEK
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 Tahun 1993 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberia Izin Apotek yang diperbarui menurut keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 dijelaskan tentang beberapa ketentuan
umum sebagai berikut:
1. Apotek : Suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
2. Apoteker : adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapknan
sumpah jabatan apoteker mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
sebagai apoteker.
3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : Apoteker yang telah memiliki surat izin
Apotek (SIA).
4. Apoteker Pendamping : Apoteker yang bekerjadi Apotek disamping APA dan
atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek.
5. Apoteker Pengganti : adalah Apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara trus-menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek lain.
6. Asisten Apoteker : Mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasin sebagai asisten apoteker.
Sedangkan tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan di apotek
terdiri dari Juru resep : adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.
Dan Pegawai tata usaha : adalah petugas yang melksanakan administrasi apotek dan
membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan keuangan apotek.
6
D. PERSYARATAN APOTEK
Suatu Apotek baru dapat beroprasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA).
SIA adalah surat izn yang diberikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana apotek
untuk menyelenggarakan pelayanan apotek pada suatu tempat tertentu.
Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa
persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan izin apotek,apoteker atau apoteker yang bekerjsama dengan
pemilik sarana yag telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat.
2. Perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan pebekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
3. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
4. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diuar sediaan
farmasi.
Persyaratan lain yang harus diperhatikan untuk mendirikan suatu Apotek antara lain:
1. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan PP RI No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, seorang Apoteker harus memiliki Surat Tanda Regetsrasi
Apoteker (STRA). STRA ini dapat diperoleh jika seseorang apoteker memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki Ijazah Apoteker
b. Memiliki sertifikat kompetensi apoteker.
c. Surat perernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker.
d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai surat
izin praktek.
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi. Setiap tenaga kefarmaian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian
bekerja.
7
Setiap Tenaga Kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib
meiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat Izin yang
dimaksud adlah berupa:
a. SIPA bagi Apoteker pennggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian.
b. SIPA bagi Apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian.
c. SIK bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di failitas
produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran; atau
d. SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan
kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
2. Lokasi dan Tempat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
922/Menkes/Per/X/1993 lokasi apotek tidak lagi ditentukan harus memiliki jarak
minimal dari apotek lain dan sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang
sama dengan kegiatan pekayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi,
namun sebaiknya harus mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan,
pelayanan, dan jumlah penduduk, jumlah dokter, sarana pelayanan kesehatan,
lingkungan yang higienis dan faktor-faktor lainnya. Apotek berlokasi pada
daerah yang dengan mudah dikenali oleh masyarakat.
Pada halaman apotek terdapat petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
‘APOTEK’. Apotek harus dengan mudah dijangkau masyarakat dengan
kendaraan.
3. Bangunan dan Kelengkapan
Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang
cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihira mutu perekalan kesehatan
di bidang farmasi. Yang perlu diperhatikan adalah:
a. Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, rung
administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang
peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat,kamar mandi dan
toilet.
8
b. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang
memenuhi syarat kesehatan , penerangan yang baik, Alat pemadam
kebakaran yang berfungsi baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan
memenuhi syarat higienis, papan nama yang memuat nama apotek, nama
APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor telepon apotek.
c. Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain: Alat pembuangan,
pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll.
Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti leari
obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan
plastik pengemas. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan
bahan beracun.
d. Apoteh harus memliki buku-buku stsndar farmasi antara laen: Farmakope
Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan peraturan perundang-
udanganyang berhubungan dengan apotek.
e. Apotek harus mempunyai perlengkapan administrasi, seperti blanko pesanan
obat, faktur, kwitansi, salinan resep dan lain-lain.
4. Apoteker pengelola Apotek
Berdasarkan Keputusa Menteri Kesehatan Indonesia No.
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahn atas Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.922/Menkes/Per/x/1993 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian ijin apotek pada pasal 1 dijelaskan bahwa APA adalah seorang
apoteke yang telah diberikan Surat Ijin Apotek (SIA). Apotek Pengelola Apotek
(APA) berkewajiban menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik,
mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kmampuan
mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) secara efekif, selalu belajar sepanjang
karier dan membantu memberi pendidikan serta memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan .
Selain harus memiliki Surat Ijin Praktek Apoteker (SIPA) persyaratan lain yang
harus dipenuhi untuk menjadi apoteker pengelola apotek adalah :
9
a. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker.
b. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di Apotek
lain. Seorang APA bertangung jawab terhadap kelagsungan hidup Apotek
yang dipimpinnya, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika
bekerja sama dengan pemilik sarana Apotek..Fungsi dan tugas apoteker di
Apotek adalah sebagai berikut:
1) Membuat visi dan misi apotek.
2) Membuat tujuan, strategi dan program kerja.
3) Membuat dan menetapkan peraturan (SOP) pada setiap fumgsi kegiatan
apotek.
4) Membuat dan menentujan indikatot form record pada setiap fngsi
kegiatan apotek.
5) Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SOP dan program kerja
pada setiap fungsi di apotek.
Sedangkan wewenang dan tanggung jawab apoteker di apotek adalah :
a) Menentukan arah terhadap sekuruh kegiatan.
b) Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan.
c) Mengawasi pelaksanaan SOP dan program kerja.
d) Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh
Sedangkan pengelolaan apotek oleh APA ada dua bentuk, yaitu
pengelolaan bisnis (non teknis kefarmasian) dan pengelolaan di bidang pelayanan
(teknis kefarmasian), maka untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sukses
seorang APA harus melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mematiskan bahwa jumlah dan jenis produk yang dibutuhkan senantiasa
tersedi dan diserahkan kepada yang membutuhkan.
2) Menataa apotek sedemikian rupa sehingga berkesan bahwa apotek
menyediakan berbagai obat dan perbekalan kesehatan lain secara lengkap.
3) Menetapkan harga jual produknya degan harga bersaing.
4) Mempromosikan usaha apoteknya melalui berbagai upaya.
5) Mengelola apotek sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan.
10
6) Mengupayakan agar pelayanan di apotek dapat berkembang dengan cepat,
nyaman dan ekonomis.
E. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB APA
Tugas dan kewenangan apoteker dala menjalankan pekerjaan kefarmasian
adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional. Tanggung jawab apoteker dalam pelayanan obat
yang diresepkan dokter adalah harus mengutamakan kebutuhan dan keselamatan
pasien. Tanggung jawab menyeluruh apoteker dalam pelayanan obat adalah
kepedulian farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
F. PENGELOLAAN APOTEK
1. Pengelolaan sumber daya manusia
Sesuai kebutuhan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh
seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan di apotek, Apoteker
senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan
yang baik, mengambil keputusa yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi multidisipliner, kemampuan
mengelola SDM secara efektif,selalu belajar sepanjang krier dan
membantumemberi pendidikan dan memberi peluang untuk mningkatkan
pegetahuan.
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Apotek setidak-tidaknya adalah
Pemilik Sarana Apotek (PSA), Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten
Apoeker, Juru Resep, Tenaga Tata Usaha. Pengelolaaan Sumber Daya Manusia
dalam sistem pegelolaan apotek dikategorikan sebagai pengelolaan non teknis.
Pengelolaan non teknis lainnya yang juga pening adalah meliputi semua kegiatan
administrasi, keuangan, personalia dan upaya-upaya peningkatan kompetensinya.
2. Pengelola Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya.
11
Pengelolaan jenis ini dalam sistem pengelolaanapotek dikategorikan
sebagai pengelolaan teknis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/2002, Bab VI pasal 10, dibidang kefamasian pengelolaan apotek
meliputi:
a. Pembuatan, pengelolaan , peracikan, peruahan bentuk,pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obatt atau bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi:
1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter atau tenaga kesehatan lain maupun kepada
masyarakat.
2) Pengamatan dn pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya,
mutu obat dsn perbekalan farmasi lainnya.
Secara umum pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya ini meliputi pekerjaan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan pola penyakit dan kemamuan dan budaya masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kuaitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku
c. Penyimpanan
Obat atau bahan obat harus disimpan dalamwadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis infoemasi yang jelas
pada wadah baru, adah sekurang-kurangnya memuat nomoe bets dan tanggal
kadaluarsa. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak
dan menjamin kestabilan bahan.
d. Administrasi
12
Dalam menjalankan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan
administrasi yang meliputi:
1) Adminiatrasi umum meliputi: pencatatan pengarsipan, pelaporan
narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Administrasi pelayanan meliputi: pengarsipan resep, pengrsipan catatan
pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
e. Keuangan
Dalam keuangan di Apotek ada beberapa hal yang mempengaruhi
keuangan, yakni seperti:
1) Penerimaan: berupa pekerjaan yang diakukan di apotek sehingga
menghasilkan pendapatan di Apotek, kegiatan tersebut berupa: pelayan
resep dan pelayanan non resep. Sumber pendapatan secara umum diperoleh
dari hasil penjualan dan modal dari apotek..
2) Pengeluaran: dalam apotek terdapat beberapa pengeluaran seperti biaya
rutin dari apotek. Biaya rutin yakni seperti: gaji karyawan, listrik, telepon
dan air.
13
BAB III
HASIL KEGIATAN DI APOTEK
A. LOKASI APOTEK
Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN) bertempat di Apotek Gama Simo JL.
Besttrian, Utara Pasar Simo, Ngaliyan RT.06 RW.02 Pelem, Simo, Boyolali.
B. DENAH APOTEK
Apotek Gama memilikibangunan yang strategis yaitu terdiri atas Ruang Tunggu,
Ruang Konsultasi, Etalase obat herbal, Obat bebas terbatas/OTC, Vitemin, Etalase
sirup, Meja Kasir, Etalase miyak dan salep jamur, Etalase perlengkapan bayi,Alkes
dll. Lalu dibagian belakang terdapat etlase obat generik,salep,obat paten,tetes
mata,tetes telinga,Ruang Racik, Tempat Sholat, Lemari psikotropik, lemari
pendingin, Kamar mandi, Tempat Pembuangan.Dilantai atas terdapat Gudang
obat,Ruang kerja,Alkes,Kamar mandi.
C. PERLENGKAPAN APOTEK
1. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi seperti : lemari atau rak penyimpanan
obat , dan lemari pendingin.
2. Wadah pegemas atau pembungkus obat antara lain : etiket,kertas perkamen, wadah
pengemas dan pembungkus dengan jenis ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Alat administrasi seperti : Surat Pesanan(SP), Kartu stok obat, salinen resep,
kuaitansi, fakhtur dan nota penjualan,Buku pembelian, buku penjualan, buku
Farmakope,ISO, buku De facta, buku inkaso.
D. STUKTUR ORGANISASI APOTEK
1. Pemilik Sarana Apotek : Eko Yulianto
2. Apoteker penanggung Jawab Apotek : Apt. Cahya Nurul Novembriati, S. Farm.
3. Apoteker pendamping : Apt. Hanifah Nur Aslami, S.Farm.
4. Tenaga Teknis Kefarmasian :
a. Eni Supardji, AMD. Farm
14
b. Syilfira Nur Azmi, AMD. Farm
5. Keungan : Syarifah Nur Aslami
6. Gudang : Luluk Damayanti Nurifah
7. Karyawan :
a. Ita
b. Syindi
c. Zunita
d. Atik
e. Septya
15
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
A. SKRINING RESEP
Skrining resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan
petugas apotek setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam
skrining resep yakni kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.
Skrining resep terdiri dari :
1. Kelengkapan resep.
2. Keterangan.
3. Monografi.
4. Daftar obat.
5. Perhitungan dosis.
6. Penimbangan bahan.
7. Prosedur atau cara kerja.
8. Penyerahan.
B. ADMINISTRASI OBAT
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar tindakan menejer untuk dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik.dalam perencanaan pengadaan sediaan
farmasi seperti ibat-obatan dan alat kesehatan yang dilakukan adalah
pengumpulan data obat-obatan yang akan ditulis dalam buku defacta. Sebelum
perencanaan ditetapkan, umumnya didahulukan oleh prediksi atau ramalan
tentang peristiwa yang akan datang.
Sesuai dengan peraturan Menkes No. 1027 Tahun 2004, dalam membuat
perencanan pengadaan sediaa farmasi perlu memperhatikan :
a. Pola peresepan.
b. Pola penyakit.
c. Tingkat perekonomian masyarakat.
16
d. Budaya masyarakat.
e. Ketersediaan barang / perbekalan farmasi.
2. Pengadaan
Pengadaan biasanya dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah di buat
dan di sesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada. Pengadaan barang
meliputi : pemesanan, cara pemesanan, pengatasi kekosongan dan pembayaran.
a. Pemesanan barang atau order dilakukan oleh asisten apoteker berdasarkan
catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barang-barang yang hampir
habis atau yang sudah habis di Apotek. Sebelum dilakukan order, obat yang
tertulis dalam buku habis dicocokkan dengan buku defacta.
b. Cara pemesanan barang dilakukan dengan menuliskan surat pesanan (SP).
Selain narkotika dan psikotropika meliputi tanggal, nomor pesanan, kode
supplie, nama barang, satuan barang, dan jumlah barang. SP akan diambil
selesman dari masing-masing PBF, apabila salesmen PBF tidak datang order
bisa dilakukan melalui telepon (untuk obat selain narkotika dan
psikotropika).
c. Mengatasi pemesanan obat akibat waktu antara pemesanan dan kedatangan
barang yang lama.
d. Pembayaran dapat dilakukan dengan cra COD (Cast On Delivery) atau
kredit.
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat meliputi :
a. Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis infotmasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor
batch dan tanggal kadaluarsa.
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keaanan dankestabilitasnya.
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
17
d. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
e. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) dan FIFO
(first in firt out).
4. Distribusi
Distribusi obat adalah proses yng penting dalam menjaga efikasi,
keamanan, dan kualitas suatu obat setelah proses pembuatannya. Tujuan utama
pelaksanaan distribusi obat yang baik adalah agar terslenggaranya suatu sistem
jaminan kualitas oleh distributor, mencakup terjamin penyebaran obat secara
merata dan teratur agar dapat diperoleh obat yang dibutukan pada saat
diperlukan,terlaksananya pengamanan lalu lintas dan penggunaan obat tepat.
Setiap fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi berupa obat
harus memiliki seorang apoteker sebagai penanggung jawab. Apoteker sebagai
penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh
apoteker pendamping dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
C. PENGGELOLAN OBAT
1. Obat bebas
Pengelolaan obat bebas meliputi :
a. pemesanan obat bebas : pemesanan obat bebas menggunakan surat pesanan
yang ditandatangani oleh APA.
b. Penerimaan obat bebas : apoteker akan menandatangani fakhtur yang
sebelumnya sudah sesuai dengan barang yang datang.
c. Penyimpanan : simpan ditempat sejuk kering, dan terhindar dari sinar
matahari langsung. Simpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah yang
tertutup rapat. Pisahkan penyimpanan obat dalam dan obat luar. Jangan
mencampur tablet dan kapsul dalam satu wadah.
d. Pemusnahan : obat kadaluarsa atau rusak dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan yang disaksikan oleh petugas apotek.
2. Obat keras
Cara pengelolaan obat keras yaitu :
18
a. Pemesanan : menggunakan surat pesanan yang ditandatangani oleh APA.
b. Penerimaan : dilakukan pengecekan barang sesuai fakthur dan barang datang
lalu ditandatangani oleh apoteker.
c. Penyimpanan : obat keras harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Sistem
penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi
obat serta disusun secara alfabetis.
d. Pemusnahan : obat kadaluarsa atau rusak dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan yang disaksikan oleh petugas apotek.
3. Obat narkotika
Sesuai dengan undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009, pada pasal
102 (1) yang menyebutkan bahwa pengunaan sediaan farmasi yang berupa
narkotika dan psikotropika dan hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter
atau dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan. Maka dari itu, pada peraturan
perundang-undangan No.35 Tahun 2009 tentang narkotika, pengelolaan obat
narkotika memerlukan penanganan khusus, dimana narkotika hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi karena obat narkotika ini dapat menimbulkan
ketergantungan apabia digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yag seksama.
Dalam menghindari prnyalahgunaan obat-obatan ini, maka pemerintah melakukan
pengawasan yang ketat terhadap obat golongan narkotika mulai dari pemesanan
sampai dengan pemakaiannya dan Apoteker pengelola apotek diharuskan membuat
laporan pemakaian dan pemusnahan narkotika ini.
a. Pemesanan Narkotika : pemesanan obat narkotika dilakukan dengan surat
pesanan khusus dan harus ditandatangani oleh Apoteker pengelola Apotek
dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIK, serta stempel apotek. Surat
pesanan ini dibuat rangkap 4 ( 3 lembar untuk penyalur dan 1 lembar untuk
arsip Apotek). Narkotika hanya dapat disalurkan oleh industri farmasi da
pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin khusus penyaluran narkotika
dari Menteri.
b. Penerimaan Narkotika : Dalam penerimaannya, obat narkotika harus dilakukin
oleh APA. Bila berhalangan dapat dilakukan oleh asisten apoteker melalui
19
surat kuasa untuk penerimaan obat narkotika. Bukti penerimaan narkotika dan
OTK harus juga juga ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor
SIK dan stempel apotek.
c. Penyimpanan Narkotika
Menurut pemekes no. 28/Menkes/Per/1978 diatur bahwa apotek
mempunyai lemari khusus untuk menyimpan obat obat golongan narkotika
dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Tempat tersebut seluruhnya terbuat dari kayu atau bahan lain serta
mempunyai kunci yang kuat.
2) Tempat penyimpanan tersebut dibagi dua, dan diberi kunci yang berlainan
pula. Bagian pertama untuk menyimpan morphin, pethidin dan garam-
garamnya serta sediaan lainnya.sementara itu bagian kedua digunakan
untuk penyimpanan persdian narkotika sehari-hari.
3) Lemari tersebut tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan-bahan lain
dan harus diletakkan ditempat aman serta tidak terlihat oleh umum. Kunci
dari tempat tersebut harus dipegang oleh satu orang. Apabila tempat
tersebut berupa lemari yang berukuran kurang dari 40 x 100 cm, ,maka
harus dibuat pada tembok atau lantai.
4) Pemusnahan : obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotika
dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kabupaten / Kota.
4. Obat psikotropika
Cara pengelolaan obat psikotropika yaitu :
a. Pemesanan : menggunakan surat pesanan rangkap dua, diperbolehkan lebih
dari satu item obat dalam satu surat pesanan ,boleh memesan ke berbagai PBF.
b. Penerimaan : diterima oleh APA atau dilakukan dengan sepengetahuan APA,
apoteker akan menandatangani fakhtur tersebut setelah sebelumnya dilakukan
pencocokan dengan surat pesanan.
c. Penyimpanan : diletakkan dilemari yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang kokoh dan kuat. Lemari tersebut mempunyai kunci yang dipegang oleh
asisten apoteker sebagai penanggung jawab yang diberi kuasa oleh APA.
20
d. Pelaporan : dialkukan setiap bulannya melalui SIPNAP ( sistem pelaporan
narkotika dan psikotropika). Asisten apoteker setiap bulannya meng input data
penggunaan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data
tersebut di impor.laporan meliputi laporan pemakaian psikotropika untuk
bulan bersangkutan ( meliputi nomor urut,nama bahan atau sediaan,satuan,
persediaan awal bulan). Pasword dan username didapatkan setelah melakukan
regristasi pada Dinkes setempat.
1) Pemusnahan : obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotika
dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kabupaten / Kota.
D. PENYERAHAN OBAT
1. Obat bebas
Pelayanan obat tanpa resep seperti pelayanan obat bebas, obat bebas
terbatas pelayanan terhadap ini lebih sederhana dibandingkan dengan pelayanan
terhadap resep dokter. Petugas dapat langsung mengambilkan obat yang diminta
oleh konsumen setelah harga disetujui, kemudian langsung dibayar pada kasir.
Pada saat pergantian shift, kasir akan menghitung jumlah uang yang masuk dan
diserahterimakan dengan petugas berikutnya.
2. Obat keras
Pasal 29 PP No51 Tahun 2009 atau Permenkes No 919 / Per/X/1993
Apoteker dapat menyerahkan obat keras kepada masyarakat atas resep dari dokter
sesuai dengan ketentuan peraturn perundang-undangan.
3. Obat narkotika
Apotek hanya boleh melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan
resep yang dibuat oleh Apotek itu sendiri yang belum diambil sama sekali atau aru
diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep
atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang masuk
dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah dibawah obat narkotik.
4. Obat psikotropika
Obat psikotropika hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan tidak
boleh diulang hanya bedasarkan salinan resep saja. Apabila resep itu hanya ditebus
21
sebagian, maka sebagian lagi juga harus ditebus pada apotek yang sama dalam
resep pada peracikannya, obat psikotropika digaris bawahi dengan tinta merah.
Dicatat dalam pemkaian psikotropika dengan mencantumkan tanggal penyerahan,
No resep, Nama, dan alamat pasien, Nama dan Alamat dokter, serta jumlah obat
psikotropika yang diminta.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pembelajaran di Dunia kerja, yaitu di Apotek Gama Simo merupakan suatu
strategis yang memberikan peluang kepada kami mengalami proses belajar, dan
mencari wawasan melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan
adanya Praktek Kerja Lapangan di Apotek Gama Simo, dapat melaksanakan
bagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung
dibimbing oleh pembimbing kami di Apotek Gama Simo.Bahkan kami dapat
mengukur sejauh mana penguasaan ilmu yang didapatkan di sekolah.
B. SARAN-SARAN
Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis untuk memberikan beberapa saran kepada
pihak sekolah yang sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna
kemajuan dimasa mendatang saran-saran itu adalah :
1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum praktek di
dunia kerja.
2. Adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga terjadi
sinkronisasi materi yang diajarkan disekolah dan diproses pembimbingan ditempat
praktek.
3. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun suatu
jadwal yang harus dikerjakan siswa atau siswi melaksanakan praktek kerja
lapangan (PRAKERIN).
4. Pihak sekolah agar dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan
Prakerin secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan
bersama..
23
DAFTAR PUSTAKA
Unpad.com. http://repositori.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/25475 diakses
pukul 18.30 WIB hari Rabu tanggal 17 november 2021.
Scribd.com. Pengelolaan Obat Bebas Terbatas Obat Keras.
https://id.scribd.com/presentation/327878532/Pengelolaan-Obat-Bebas-
Obat-Bebas-Terbatas-Obat-Keras. diakses pada pukul 18.30 WIB hari Rabu
Tanggal 17 November 2021.
Farmalkes.kemkes. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.
https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/12/pedoman-penggunaan-obat-bebas-
dan-bebas-terbatas/. Diakses pada pukul 18.30 WIB hari Kamis Tanggal 18
November 2021.
Supplychainindonesia.com. Pengelolaan Persediaan Obat Di Apotek.
https://supplychainindonesia.com/pengelolaan-persediaan-obat-di-apotek/.
Diakses pada pukul 18.30 WIB hari Kamis Tanggal 18 November 2021.
Pdffiles.com.Peredaran Penyimpanan dan Pemusnahan, serta Pelaporan Narkotika.
http://bprs.kemkes.go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/49%20PMK%20No.
%203%20ttg%20Peredaran%20penyimpanan%20pemusnahan%20dan%20
pelaporan%20narkotika.pdf. diakses pada pukul 18.30 WIB hari Kamis
Tanggal 18 November 2021.
Pionas.pom. pedoman umum obat. http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum. diakses
pada pukul 18.30 WIB hari Kamis Tanggal 18 November 2021.
Hukumonline.com. Pemberian Obat Keras Harus Dengan Resep Dokter.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt566ba42c541ad/pembe
rian-obat-keras-harus-dengan-resep-dokter. diakses pada pukul 18.30 WIB
hari Kamis Tanggal 18 November 2021.
SMKN 1 Sambi. 2016. Buku paduan laporan pelaksanaan praktek kerja lapangan
(PRAKERIN) th 2016/2017. Sambi : SMKN 1 Sambi.
Iaijatim.id. Permenkes Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
https://iaijatim.id/wp-content/uploads/2019/11/Permenkea-73-2016-Standar-
24
Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf. diakses pada hari Kamis tanggal 18
November 2021.
25
LAMPIRAN
Gambar 1. Etiket Obat Luar
Gambar 2. Etiket Obat Dalam
26
Gambar 3. Etiket Obat Dalam Cair
Gambar 4. Surat Pesanan (SP)
27
Gambar 5. Kartu Stok
Gambar 6. Obat Psikotropika
Gambar 6. Obat Psikotropika
28
Gambar 7. Kartu Penjualan Obat Psikotropika
29