The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini memuat tentang proses perjalanan dan hasil pelatihan dalam pendidikan calon guru penggerak angkatan 4. Modul 1 ini memuat 4 sub modul yaitu 1.1 s.d 1.4.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Iwan Suryanto, S.Pd, 2022-10-04 01:14:58

PORTOFOLIO MODUL 1 CGP

Buku ini memuat tentang proses perjalanan dan hasil pelatihan dalam pendidikan calon guru penggerak angkatan 4. Modul 1 ini memuat 4 sub modul yaitu 1.1 s.d 1.4.

Keywords: Portofolio Modul 1

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 1

Daftar Isi

Data Diri ………………………………………………………………………… 3
Tujuan ……………………………………………………………………….…… 4
Modul 1.1 ………………………………………………………………………….. 5
Modul 1.2 …………………………………………………………………….….. 13
Modul 1.3 ………………………………………………………………………... 22
Modul 1.4 ……………………………………..………………………………… 34
Dokumentasi ………………………………………….……………………… 40
Penutup …………………………………………………………………………. 43

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 2

Data Diri Penulis

Iwan Suryanto, S.Pd.SD
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
Dari SD Negeri Sidorejo
Kabupaten OKU Timur

Iwan Suryanto lahir di Desa Tawang Rejo Kecamatan Belitang pada
tanggal 21 Mei 1985. Anak ke-2 dari 3 bersaudara. Lulusan sarjana dari
Universitas Terbuka UPBJJ Palembang Pokjar Belitang pada tahun 2011.

Pengalaman mengajar dimulai tahun 2005 di SDN 1 Karsajaya saat
masih menempuh pendidikan Diploma 2 di Universitas Terbuka. Tahun
2009 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan
mengajar di SD Negeri Sidorejo sampai sekarang. Saat ini juga
menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Sidorejo.

Memiliki karakter kuat, disiplin, bertanggungjawab, mandiri, pembelajar
sepanjang hayat, dan melek teknologi.

iwansuryanto1985@gmail.com Iwan Suryanto

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 3

Tujuan

Program Guru Penggerak ini merupakan program Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia
dengan GOAL yang akan dicapai suksesnya “MERDEKA BELAJAR..!”.

Pada Modul 1 ini, Calon Guru Penggerak (CGP) dibekali untuk merefleksikan
bagaimana perihal Pendidikan. Materi mulai dari Filosofi Pendidikan menurut
Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan
Budaya Positif. CGP mendapat ilmu dan pengalaman yang lebih untuk dapat
memajukan sekolah di dampingi oleh Pengajar Praktik yang terpilih dan
berbagaisesi secara virtual dilakukan bersama Fasilitator dan Instruktur yang
sudah ahli.

Portofolio yang saya buat ini, semoga dapat menjadi bahan acuan
pembelajaran baik bagi saya sendiri maupun orang lain. Semoga apa yang
sudah saya pelajari dapat terus saya lihat dalam bentuk portofolio ini dan
dapat diterapkan di kelas maupun di sekolah/lingkungan yang lebih luas. Yang
dapat mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid.

Semoga portofolio ini dapat bermanfaat bagi semua.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 4

Modul 1.1

Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak
untuk mampu memiliki:
1. Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara(KHD),
2. Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada

konteks lokal kelas dan sekolah,
3. Sikap reflektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran

yang merefleksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid
mencapai kekuatan kodratnya.
Berikut ini alur belajar dalam Pendidikan guru penggerak Angkatan 4:

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 5

Intisari Filosofi Pendidikan Menurut
Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran
dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran
(onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses
Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak
secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),
“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk
segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-
nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 6

1. Menuntun
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang adapada anak-anak,
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidupdan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak”

Seperti bebek-bebek yang selalu dapat mengikuti arahan peternaknya.
Tugas kita sebagai guru ialah mengarahkan sesuai kodrat segala potensi
yang ada pada diri anak agar menjadi anak yang selamat & bahagia.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 7

2. Memelihara
Profesi guru sendiri dapat diilustrasikan seperti seorang petani. Seorang
petani yang memiliki bibit/biji (Anak-anak). Menanam jagung tentu perlu
dengan ilmu tanam jagung dan akan menghasilkan jagung. Begitupundengan
padi dan tanaman lainnya. Perlu kita perhatikan tanahnya, kecukupan air,
kecukupan sinar matahari, pemberian pipik hingga membasmi
ulat/jamur/hama yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
Bagaimana ketika penanaman biji jagung itu kurang optimal ? maka biji
jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

3. Membentuk Budi Pekerti / Watak / Karakter
Perpaduan harmonis / bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menghasilkan semangat. Budi (Cipta, Karsa, Karya) dan
Pekerti/Tenaga harus seimbang/selaras dalam hidup.
Ilustrasi yang menggambar Budi Pekerti ini seperti pada Gamelan yang
membutuhkan kerja sama team untuk menghasilkan nada yang indah.

4. Bermain
Bermain merupakan kodrat anak. Semua merasakan kesenangan dan
kenyamanan saat bermain. Nah, tugas guru mengarahkan permainan
sebagai pembelajaran lewat bermain membangun budi pekerti.

5. Berpihak pada anak
Pendidikan yang berpusat pada anak ialah pedidikan yang dilakukan secara
ikhlas betul-betul mengarahkan potensi anak / bebas dari segala tendensi

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 8

KUMPULAN CAPAIN TUGAS MODUL 1.1

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Modul 1.1.a.7 - Demonstrasi Kontekstual

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 9

Modul 1.1.a.10.1 - Jurnal Refleksi Minggu ke-1

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 10

Modul 1.1.a.10.2 - Jurnal Refleksi Minggu ke-2

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 11

Modul 1.1.a.10 - Laporan Aksi Nyata Modul 1.1

Aksi Nyata merupakan bentuk praktik pemahaman Anda terhadap topik yang
dipelajari dalam Pelatihan Mandiri. Aksi Nyata juga merupakan aktivitas terakhir
untuk menyelesaikan satu topik Pelatihan Mandiri.
Berikut beberapa dokumentasi aksi nyata CGP di Modul 1.1:

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 12

MODUL 1.2

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru
penggerak yang mampu:
• Memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan merefleksikan

pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak
• CGP dapat membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yangbisa

dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak
• Membuat rencana perubahan yang akan mendukung penguatan nilai dan

peran dirinya sebagai guru penggerak,

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 13

Profil Pelajar Pancasila

Pada modul sebelumnyakita sudah
mempelajari mengenai filosofi
pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Pemikiran filosofis Ki Hadjar
Dewantara dinilai masih relevan
untuk diterapkan pada dunia
pendidikan saat ini. Ki Hadjar
Dewantara menegaskan bahwa
tujuan dari pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada
pada anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Semangat agar anak bisa bebas
belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan
pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuattujuan
pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia
yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian
memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam
pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020)

Selengkapnya mengenai Profil Pelajar Pancasila, anda
dapat Scan QR Code di samping, atau anda dapat klik
linkberikut → Profil Pelajar Pancasila

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 14

Peran dan nilai Guru Penggerak

5 Peran Guru Penggerak
o Menjadi pemimpin pembelajaran
o Menggerakkan komunitas praktisi
o Menjadi coach bagi guru lain
o Mendorong kolaborasi antarguru
o Mewujudkan kepemimpinan murid

Selengkapnya mengenai Peran Guru Penggerak,
anda dapat Scan QR Code di samping, atau anda
dapat klik link berikut → Peran Guru Penggerak

Nilai Guru Penggerak
o Mandiri → Bergerak sendiri, bertanggung jawab
o Reflektif → Merefleksikan diri/Memaknai Perjalanan
o Kolaboratif → Membangun hubungan kerja
o Inovatif → Memunculkan ide/gagasan-gagasan baru
o Berpihak pada murid → Kepentingan pengembangan potensi siswa
yang dibutuhkan.

Nilai ini sendiri berkaitan erat dengan peran guru penggerak. Nilai ini yang
diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak.
Kelima ini saling mendukung satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan
menjadi pedoman berperilaku untuk seorang Guru Penggerak.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 15

KUMPULAN CAPAIN TUGAS MODUL 1.2

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pada Modul 1.2 mengenai Nilai dan Peran Guru Penggerak ini, adalah titik terang
mengenai pendidikan indonesia yang hendak kita capai. Pendidikan yang
berpihak pada murid dan berlandaskan nilai pancasila diharap dapat mencetak
generasi unggul yang tertanam nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila di dalam diri
setiap murid. Selain itu, Peran dan Nilai sebagai Guru di sekolah tentu perlu
diperhatikan. Seperti yang diketahui pada modul sebelumnya dimana guru
layaknya petani ketika menanam biji jagung diharap memiliki ilmu pembibitan
jagung tersebut. Sehingga, tepat menghasilkan buah jagung yang unggul.

Mari, kita berupaya sekuat tenaga untuk dapat mewujudkan pendidikan indonesia
yang lebih baik. Berikut adalah dokumentasi pencapaian / hasil belajar CGP di
modul 1.2 ini.

Modul 1.2.a.3. - Mulai dari diri

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 16

Modul 1.2.a.5.1. – Ruang Kolaborasi

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 17

Modul 1.2.a.7. – Demonstrasi Kontekstual

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 18

Modul 1.2.a.10 – Aksi Nyata

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 19

Modul 1.2.a.10.1. – Jurnal Refleksi Minggu ke-3

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 20

Modul 1.2.a.10.2. – Jurnal Refleksi Minggu ke-4

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 21

MODUL 1.3

Visi Guru Penggerak

Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak
untuk dapat:

1. merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar yang berpihak pada murid.

2. mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki CGP dalam mendukung penumbuhan
potensi murid.

3. membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model
inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.

4. menjalankan rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model
inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 22

Mengelola Perubahan yang Positif

Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara
mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah hendaknya
mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya
sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di
sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan
yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah
bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang
yang bersedia melawan arus naif tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan
yang bersifat manusiawi. Hal ini berarti butuh partisipasi dari semua warga
sekolah.

Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka
perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki
tujuan mencapai garis “finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama
berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan
mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai
pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.
Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble &
McGrath, 2016). Kita akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk
kita berlari mencapai garis “finish” kita yaitu visi yang kita impikan.

IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.
Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat
memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan
aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan
menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang
dimiliki organisasi, sebelum organisasimenapak pada tahap selanjutnya dalam
melakukan perencanaan perubahan.

Inkuiri Apresiatif ialah :

❖ Sebuah pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang
berbasis kekuatan

❖ menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif & pendidikan positif.
❖ paradigma berbasis kekuatan, dijalankan dalam suasana yang positif dan

apresiatif.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 23

Salah satu model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma IA ialah
"BAGJA".

BAGJA artinya Bahagia (dalam bahasa sunda)

Pemilihan bahasa ini merupakan menggambarkan proses yang akan dibawakan
sepanjang peranan model dan membawakan perubahan.

➢ B → Buat pertanyaan (menentukan arah penelusuran) 1 pertanyaan
utama yang dibuat sebagai penentu arah penelusuran, penyelidikan,
penelitian terkait perubahan yang diinginkan.

➢ A → Ambil pelajaran (menentukan pengambilan pelajaran) Dilakukan
setelah sepakat memilih pertanyaan utama.

➢ G → Gali mimpi (menyusun narasi keadaan ideal) Menggambarkan secara
rincimelalui sebuah narasi.

➢ J → Jabarkan rencana (mengidentifikasi tindakan yang diperoleh) untuk
mencapai gambaran yang diimpikan

➢ A → Atur eksekusi (membantu transfaransi rencana menjadi nyata)
sehingga jelas siapa yang terlibat di setiap rencana yang dibuat.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 24

KUMPULAN CAPAIN TUGAS MODUL 1.3

Visi Guru Penggerak

Modul 1.3.a.3 – Mulai dari diri

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 25

Modul 1.3.a.5 – Ruang Kolaborasi

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 26

Modul 1.3.a.7 – Demonstrasi Kontekstual

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 27

Modul 1.3.a.9 – Koneksi Antar Materi

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 28

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 29

Modul 1.3.a.10 – Aksi Nyata

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 30

Modul 1.3.a.10.1 – Jurnal Refleksi Minggu ke 5

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 31

Modul 1.3.a.10.2 – Jurnal Refleksi Minggu ke 6

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 32

Modul 1.3.a.10.3 – Jurnal Refleksi Minggu ke 7

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 33

MODUL 1.4

Budaya Positif

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru
penggerak yang mampu:

1. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai konsep Budaya Positif yang di
dalamnya terdapat posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhanmurid,
penerapan disiplin positif di kelas dan pelibatan murid dalam membuat
kesepakatan kelas yang efektif.

2. Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata dalam mewujudkan
budaya positif di sekolah secara efektif dalammengembangkan karakter.

3. Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa
mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 34

Budaya Positif – Disiplin Positif

Disiplin positif adalah sebuah model disiplin yang difokuskan pada perilakupositif
murid agar menjadi pribadi yang penuh hormat dan bertanggung (Nelsen, Lott &
Glenn, 2000). Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan emosional dan
keterampilan kehidupan yang penting dengan cara penuh hormat dan
membesarkan hati tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa
(termasuk orangtua, guru, staf administrasi dan lainnya). Kebalikan dari disiplin
positif adalah disiplin negatif yang berfokus pada hukuman. Disiplin negatif
cenderung menghambat perkembangan sosial, emosional dan keterampilan hidup
murid. Dengan disiplin positif, guru diharapkan dapat mewujudkan budaya positif
baik di kelas maupun sekolah.

Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat membantu sekolah memainkan
peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.
Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model; jika murid
melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan
belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinanmereka akan
menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Sekolah memiliki peran penting
dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid
mengenai perilaku yang sesuai. Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan
terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitassekolah. Sekolah perlu
bekerja dengan orangtua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan
sekolah, serta membekali mereka dengan informasi dan alat untuk
mempraktekkan disiplin positif di rumah.

Membuat Kesepakatan Kelas sebagai Langkah Awal dalam Membangun
BudayaPositif yang Berpihak pada Murid

Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid
diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanyabudaya
positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif
dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas.Hal ini juga
dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidakmenekan.
Seringkali permasalahan dengan murid berkaitan dengan komunikasi antara murid
dengan guru, terutama ketika murid melanggar suatu aturan denganalasan tidak
mengetahui adanya aturan tersebut. Kurang adanya komunikasi ini menyebabkan
relasi murid dan guru menjadi kurang baik.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 35

Sebelum Anda mempelajari lebih mendalam
mengenai kesepakatan kelas,renungkanlah dua
pertanyaan berikut ini: Apakah selama ini Anda
sudah menerapkan pemberian kesepakatan
kelas di sekolah Anda? Siapa saja yang turut
berperan dalam menentukan kesepakatan
kelas?

Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid
bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan
kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid
terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara
guru dan murid.

Dalam menyusun kesepakatan kelas, guru perlu mempertimbangkan hal yang
penting dan hal yang bisa dikesampingkan. Murid dapat mengalami kesulitandalam
mengingat banyak informasi, jadi susunlah 4 - 8 aturan untuk setiap kelas. Jika
berlebihan, murid akan merasa kesulitan dan tidak mendapatkan makna dari
kesepakatan kelas tersebut. Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga
murid dapat memahami perilaku apa yang diharapkan dari mereka.

Kesepakatan yang disusun sebaiknya mudah
dipahami dan dapat langsung dilakukan. Oleh
karena itu, dalam kesepakatan kelas gunakan
kalimat positif seperti, “Saling menghormati”
,“Berjalan jika berada di lorong kelas”. Kalimat
positif lebih mudah dipahami murid dibandingkan
kalimat negatif yang mengandung kata seperti,
“dilarang” atau “tidak”.

Kesepakatan perlu dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala, seperti
setiap awal semester. Untuk mempermudah pemahaman murid, kesepakatan
dapat ditulis, digambar, atau disusun sedemikian rupa sehinggadapat dipahami
dan disadari oleh murid. Strategi lain adalah dengan mencetaknyadi setiap buku
laporan kegiatan murid. Hal ini menjadi strategi yang baik untuk meningkatkan
komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.

Untuk membangun budaya positif, keterlibatan guru, murid, manajemen sekolah
dan orang tua sangat diperlukan. Semuanya harus bahu membahu dalam
membangun budaya positif di sekolah

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 36

KUMPULAN CAPAIN TUGAS MODUL 1.4

Budaya Positif

Peran Guru yang menuntun anak dan berpihak pada anak tentu tdak lepasdari
dukungan sekolah dan akan berdampak juga pada lingkungan sekolah.
Membentuk budaya positif/disiplin positif bukan dengan hukuman bahkan hadiah

Hal pertama yang bisa guru lakukan di kelas dengan membuat kesepakatankelas.
Agar terbentuk budaya positif di kelas dan menyebar di lingkungan sekolahbahkan
di lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Modul 1.4.a.9 – Koneksi Antar Materi

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 37

Modul 1.4.a.10 – Aksi Nyata

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 38

Modul 1.4.a.10 – Aksi Nyata

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 39

Dokumentasi

Kegiatan Pendampingan Individu dan Lokakarya

Pendampingan Individu 0

Lokakarya 0

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 40

Pendampingan Individu 1

Lokakarya 1

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 41

Pendampingan Individu 2

Lokakarya 2

“ Lokakarya adalah acara yang menyatukan hati dan fikiran CGP setelah
mendapat materi di LMS, dikemas dengan have fun di dalam kelas.”

“ Sesi Pendampingan merupakan sesi refleksi curhatan keresahan CGP secara
pribadi kepada Pengajar Praktik”.

Semua itu merupakan Pelajaran Bermakna bagi CGP.
“ Guru Bergerak, Indonesia Maju.”

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 42

Penutup

Modul 1 ini, dibuat untuk menjadi bahan acuan dan bahan refleksi terutama bagi
penulis dalam menjalankan perannya sebagai guru. Modul 1 ini, sebagai
cerita/catatan penulis dalam perannya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP). CGP
sendiri merupakan program yang baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan
Indonesia untuk meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan pembelajaran
di negeri tercinta indonesia di tahun 2021 ini.

Dalam modul 1 ini, dibahas 4 modul yang menjadi dasar guru dalam melakukan
pembelajaran. Modul-modul yang dibahas yaitu Refleksi Filosofi Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru
Penggerak, dan Budaya Positif. Semua itu bermuara pada 1 titik. Yaitu harapan
terciptanya pendidikan yang menghamba pada murid.

Materi-materi yang tersedia dalam modul-modul Program Guru Penggerak dirasa
padat dan berisi serta jelas. Membawa kita untuk senantiasa merefleksikan apa
yang sudah kita lakukan, dan bagaimana seharusnya. Mengenalkan sejarah dari
tokoh “Bapak Pendidikan Indonesia” Ki Hadjar Dewantara yang semboyannya tak
lekang oleh waktu. Dapat diterapkan dari masa ke masa. Zaman telah berubah
menuju teknologi yang lebih canggih. Maka, peradaban bangsa dan utamanya
pendidikan di indonesia diharap dapat terus lebih baik lagi.

Adapun jika masih banyak terdapat kesalahan penulis, mohon dimaafkan sebagai
bahan pembelajaran bagi penulis. Dan jika dirasa banyak manfaat dari buku ini,
penulis berharap do’a yang ikhlas bagi penulis serta penulis berharap pembaca
dapat membagikan kepada lebih banyak stakeholder bidang pendidikan.

PORTOFOLIO CGP MODUL 1 – IWAN SURYANTO 43


Click to View FlipBook Version