The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by najarispitayo, 2023-07-20 04:23:54

Buku Pacu Jalur Kuansing

Buku Pacu Jalur Kuansing

Keywords: e-book,Buku Pacu Jalur Kuansing

BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 1


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 3 PACU JALUR TRADISIONAL KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA Penyusun : Suhardiman Amby Dt. Panglimo Dalam, Emil Harda Dt. Paduko Rajo Editor : Zulkarnaini Cover/Gambar : Rhomi AB Lay out : Hepni Cetakan I : Juli 2023 Penerbit : TAMAN KARYA Anggota IKAPI Puri Alam Permai C/12 Pekanbaru e-mail: [email protected] Website www.takargroup.com Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit ISBN : 978-623-325-459-5


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 4 SEKAPUR SIRIH SEULAS PINANG Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala. Alhamdulillah, Buku “Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi Melintasi Masa” telah dapat diselesaikan walaupun dengan memakan waktu yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Doa kami semoga para pembaca yang budiman senantiasa dilimpahkan rahmat, taufik dan hidayah oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Aamiin. Salam hormat disusun jari nan sapuluh Sombah jo simpuoh mangiringi Dek takuik kato tasala, Dek suko kato tadorong, Bori mo'o dengan jari nan tasusun Kato kok salah dek manyobuik, Runding kok sosek manyampaikan, Salam taserak kek nan banyak, Sombah tatabuoh kek nan rami Kapado niniek jo mamak, torui ka alim jo ulama, Sampai kapado codiek pandai, nan mudo arif budiman, kaum Ibu samo di dalam. Niat lalamo diangan, rindu lalamo nan dicinto, nak manatiang sirih carano, kahadapan dunsanak nan basamo, Carano bukan ba isi sirih jo pinang, tapi ba isi curahan adat budaya Salam hormat disusun jari yang sepuluh Sembah dan simpuh mengiringi Karena takut kalau salah kata Karena suka kata terdorong Beri maaf dengan jari yang tersusun Kalau kata salah menyebutkannya Kalau runding sesat menyampaikan Salam ditebarkan kepada orang banyak Sembah digaungkan kepada orang ramai Kepada ninik mamak Terus kepada alim ulama Sampai kepada cerdik pandai Yang muda arif budiman Kaum ibu yang berhadir Niat yang sudah lama dalam angan-angan Rindu yang sudah lama dicinta Ingin mengangkat sirih dengan cerano Kehadapan semua saudara para pembaca Cerano bukan berisi sirih dengan pinang Tapi berisi curahan adat budaya Sampai saat ini penyusun belum pernah melihat, mendengar atau membaca sebuah buku, referensi, bahan rujukan, catatan atau postingan yang menguraikan secara lengkap tentang Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi.


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 5 Buku yang ditemukan : Hasan Moh. Khatib. (1983). Beberapa Aspek Pembuatan/Pembikinan Jalur. Taluk Kuantan. UU. Hamidy. (2005). Kesenian Jalur di Rantau Kuantan. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Propinsi Riau. Hasbullah, Rendi Ahmad Asori dan M. Nasar Almasri. (2015). Olahraga dan Magis: Kajian Terhadap Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru. Asa Riau (CV. Asa Riau) Untuk itu, penyusun mencoba mengumpulkan semua hal yang terkait dengan Pacu Jalur Tradisional tersebut melalui pencarian informasi, baik data primer maupun data sekunder, kemudian dipilih, dipilah dan disaring serta mendiskusikannya bersama Limbago Adat Nogori Kuantan Singingi (LANKUANSING) sebagai wadah berhimpunnya seluruh pemangku adat dan perangkat adat se Kabupaten Kuantan Singingi. Kami sadar sesadar-sadarnya bahwa buku yang kami susun dari pengambilan berbagai informasi yang tertera dalam buku, referensi, bahan rujukan, catatan, postingan dan hasil penggalian data primer di lapangan (dari para pemangku adat, perangkat adat dan orang tua-tua kampung yang memiliki catatan atau pengetahuan terkait Pacu Jalur Tradisional Rantau Kuantan), sesunguhnya masih jauh dari sempurna, bak kata tombo adat di Kabupaten Kuantan Singingi : Banyak lumpang nan kan disisik Banyak Sumbang kan diganti Banyak kurang nan kan ditambah Kok singkek tolong di ule, Kok panjang tolong dikorek, Sobab manusia bersifat silaf Maklumlah umur baru bebilang hari Darah baru bebilang titiek dan Akal baru selilik tunjuak Banyak yang lumpang harus disisip Banyak yang Sumbang harus diganti Banyak yang kurang harus ditambah Kalau pendek tolong disambung Kalau panjang tolong dipotong Manusia bersifat silaf Maklumlah umur baru beberapa hari Darah baru bebilang titik Akal baru sililit jari telunjuk Untuk itu, bagi para pembaca yang budiman yang memiliki informasi atau data yang mendukung kesempurnaan dari buku ini, kami dengan senang hati dan belapang dada akan menerimanya sebagai bahan perbaikan pada penerbitan berikutnya. Kok kenek tapak tangan, nyiru akan kami tadahkan untuk menerima saran dan masukan dari para pembaca yang arif bijaksana.


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 6 Tutur kata yang disusun dengan tulisan, maksud hati yang tertera. Bila ada yang tak berkenan, kami mohon maaf atas alpha. Karena tidak ada di dalam benak sekalipun, maksud-maksud untuk itu. Akhirnya ucapan terima kasih kami yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga buku ini bermanfaat Taluk Kuantan, Juli 2023 Hormat Kami Penyusun Suhardiman Amby Emil Harda Dt. Panglimo Dalam (DPD) Dt. Paduko Rajo (DPR)


SAMBUTAN BUPATI KUANTAN SINGINGI Sebagai mana kita maklumi bersama pacu jalur merupakan hasil karya budaya masyarakat Rantau Kuantan yang memiliki ciri khas dan nilai-nilai luhur yang berurat berakar sejak lama dalam kehidupan masyarakat Kuantan Singingi. Pacu jalur dalam wujudnya merupakan produk budaya lokal yang bukan hanya menonjolkan unsur olah raga hiburan saja, akan tetapi merupakan karya seni tempatan yang unik, sebagai perpaduan berbagai unsur seni. Pacu jalur menggambarkan falsafah kehidupan penuh muatan nilai-nilai luhur masyarakat dan menjadi spirit dalam membangun tatanan kehidupannya. Disana menggambarkan semangat kebersamaan, kegotong-royongan, persatuan dan silaturrahmi yang kokoh, kesamaan visi dan misi. Mulai dari proses pembuatan jalur sampai dengan pelaksanaan pacu jalur. Tukang tari, timbo ruang, anak pacu, tukang onjai merupakan gambaran filisopis bagi kita dalam bermasyarakat, bahwa kedudukan kita boleh berbeda-beda, peran kita boleh berbeda-beda, tetapi kita semua harus memberikan kontribusi, mengambil andil dalam meraih sebuah tujuan, meraih sebuah kemenangan, meraih sebuah keberhasilan. Demikian juga dalam konteks pembangunan masyarakat, pembangunan desa, pembangunan daerah dan pembangunan negara kita. Setiap kita harus seiya sekata, saling bahu membahu sesuai motto Basatu Nogori Maju. Seiiring dengan itu pula, kami selaku Kepala Daerah Kabupaten Kuantan Singingi awal tahun 2022 lalu meminta kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Limbago Adat Nogori Kuantan Singingi (LANKUANSING) Ir. Emil Harda, MM., MBA Datuk Paduko Rajo (DPR) untuk menyusun sebuah buku yang mengulas Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi secara terperinci dan lengkap. Bahan-bahan awal dan gambaran dari isi buku (outline) kami berikan. Alhamdulillah, Setelah melalui berkali-kali diskusi dan pembahasan dengan Dt. Paduko Rajo (DPR), akhirnya buku yang kami maksud terselesaikan.


Kami yakin dengan terbitnya buku yang berjudul “PACU JALUR TRADISIONAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA” ini akan menambah sarana untuk mempromosikan pacu jalur bagi para pembaca dan pemerhati pacu jalur tradisional kebanggaan masyarakat kita. Disamping itu, kami berharap dengan adanya buku ini dapat memberikan manfaat setidaknya : 1) Sebagai referensi utama bagi semua pihak, terutama bagi para pemangku kepentingan (Umaro/pemimpin, ulama dan pemangku adat) dan anak cucu kemenakan dalam menulis, menganalisa dan memperjuangkan Pacu Jalur Tradisional khususnya dan adat dan kebudayaan di Kabupaten Kuantan Singingi umumnya, 2) Sebagai pedoman bagi penyusunan kurikulum muatan lokal di semua jenjang pendidikan di Kabupaten Kuantan Singingi, Kita harapkan, in shaa Allah dengan kehadirian beberapa pejabat negara nantinya pada acara pembukaan dan pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional tanggal 23 – 27 Agustus 2023 akan menjadi peluang bagi kita untuk dapat menampilkan pacu jalur sebagai wisata budaya yang luar biasa dan potensisial untuk digaungkan ke seluruh dunia sehingga mudah- mudahan kedepan ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk mentapkan Kuantan Singingi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yang tentu itu akan berdampak pada anggaran pembangunan dari pemerintah pusat. Oleh karenanya, sekali lagi kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Kuantan Singingi untuk dapat mendukung dan mensukseskan perhelatan Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuantan Singingi.. Akhirnya semoga peluncuran buku “PACU JALUR TRADISIONAL KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA” berjalan sukses dan lancer serta disambut antusias dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Ambiak ladiang borilah ulu Di asah manjolang pagi Lah mandarah-dagiang dari dahulu Pacu Jaluar sebagai Budaya nan paliang tinggi


Iliar jaluar toduang bakotat, Bapacu dijalan sabola kiri Mari basamo bulekkan tekad Takkan Pacu Jaluar Hilang di Bumi Kuantan Singingi Teluk Kuantan, Juli 2023 Bupati Kuantan Singingi Drs. H. Suhardiman Amby, Ak., MM Datuk Panglimo Dalam


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 1 KATA PEMBUKA WEBINAR FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 Keinginan Bupati Kuantan Singingi awal Tahun 2022 agar adanya sebuah buku yang menceritakan secara lengkap dan detail terkait Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi. KEBESARAN PACU JALUR TRADISIONAL Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pesta rakyat warisan adat budaya leluhur yang yang memadukan unsur olahraga, seni dan olah batin. Pacu Jalur Tradisional adalah sebuah pesta olahraga tradisional yang mengangkat nilai seni budaya dan kearifan lokal yang senatiasa terus dilestarikan sejak tahun 1903 dan menjadi salah satu ikon kepariwisataan Provinsi Riau dan telah terdaftar pada Kalender Kepariwisataan Nasional sejak tahun 1991 (Event National Visit Indonesian Year 1991. Tahun 2015. Pacu Jalur telah pula ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai domain karya budaya tradisi dan ekspresi lisan, permainan tradisional, modal transportasi tradisional. Pacu Jalur mendapar gelar penghargaan sebagai destinasi pariwisata terpopuler di Indonesia dalam ajang Anugerah Pesona Indonesi (API) Kementerian Pariwisata Tahun 2017. Pada tahun 2019 Pacu Jalur memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia dengan kategori pacu jalur dengan peserta terbanyak diikuti oleh 175 jalur dengan 9.625 anak pacu. Dan untuk tahun 2022 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI telah menetapkan Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi pada program Kharisma Event Nusantara (KEN) tahun 2022. Masyarakat Kuantan Singingi patut berbangga di hari HUT RI ke 77 Google Doodle edisi Hari Kemerdekaan Indonesia mengambil tema balap perahu atau perahu pacu. Pacu Jalur berhasil menginspirasi seorang ilustrator Bandung, untuk menggambar bahwa pacu jalur merupakan implementasi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, sebab filosofi pacu jalur dengan puluhan atlit harus bersatu mendayung jalur dengan serentak guna meraih kemenangan sampai garis finish


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 2 Mengawali tahun 2023 Festival Pacu Jalur mendapat kesempatan pertama melakukan ekspose saat launching KEN 2023 yang digelar tanggal 28 Januari 2023 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Untuk kategori budaya, pacu jalur urutan pertama yang diberi kesempatan untuk berkolaborasi dalam acara festival event nusantara tersebut. Kemenparekraf/Baparekraf RI melalui situs resminya memasukan Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi ke dalam 6 contoh sport tourism berbasis kearifan lokal yang ternama di Indonesia. BUKU PACU JALUR TRADISIONAL KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi dengan segala kebesarannya, masih sangat minim, kalau tidah bolek dikatakan belum ada diuraikan secara lengkap (A – Z) melalui sebuah buku. Bupati Kuantan Singingi dalam Kata Sambutan “Kami yakin dengan terbitnya buku yang berjudul “PACU JALUR TRADISIONAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA” ini akan menambah sarana untuk mempromosikan pacu jalur bagi para pembaca dan pemerhati pacu jalur tradisional kebanggaan masyarakat kita. Kami berharap dengan adanya buku ini dapat memberikan manfaat setidaknya : 1. Sebagai referensi utama bagi semua pihak, terutama bagi para pemangku kepentingan (Umaro/pemimpin, ulama dan pemangku adat) dan anak cucu kemenakan dalam menulis, menganalisa dan memperjuangkan Pacu Jalur Tradisional khususnya dan adat dan kebudayaan di Kabupaten Kuantan Singingi umumnya, 2. Sebagai pedoman bagi penyusunan kurikulum muatan lokal di semua jenjang pendidikan di Kabupaten Kuantan Singingi. BUKU PACU JALUR TRADISIONAL KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA Untuk kesamaan persepsi dan pemahaman : 1. Pacu Jalur Tradisional (PJT), yaitu pacu yang jalur pesertanya adalah jalur godang/besar (jumlah anak pacuannya 40-60 orang). Istilah ini resmi dipakai mulai tahun 2019. 2. Festival Pacu Jalur Tradisional (FPJT), yaitu Pacu Jalur Tradisional event nasional yang dilaksanakan di Tepian Narosa Teluk Kuantan. Istilah ini pun resmi dipakai mulai tahun 2019. 3. Pacu Jalur Mini, yaitu pacu yang jalur pesertanya adalah jalur kenek/kecil (jumlah anak pacuannya 10-15 orang).


BAHAN FDKKS Jumat, 21 Juli 2023 3 Uraian : UNSUR MAGIS 4. Pacu Perahu/Sampan, yaitu pacu yang pesertanya adalah perahu/sampan yang jumlah anak pacuan dibawah 10 orang, 5. Pacu Eksibisi, yaitu istilah untuk pacu, baik jalur godang/tradisional atau jalur kenek/mini dengan anak pacuan dari kalangan amatiran. SISTIMATIKA DAN ALUR PIKIR PENYUSUNAN BUKU PACU JALUR TRADISIONAL KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA Informasi kebesaran PJT dan FPJT Uraian : 1. 1. Sejarah PJT dan FPJT 2. 2.Proses Pembuatan Jalur Uraian : JALUR Uraian : Pelaksanaan PJT dan FPJT Uraian : Pengembangan dan Pelestrian


DAFTAR kepustakaan 1 DAFTAR kepustakaan Abdul Gafur. (2007). ―Al-Quran dan Budaya Magi (Studi Antropologis Komunitas Keraton Yogjakarta dalam Memaknai al-Quran dengan Budaya Magi).‖ Tesis. Yogjakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Amar, Noezafri dkk. (2009). Tradisi lisan mantra pada prosesi Pacu Jalur di Desa Koto Kombu, Kuantan Hulu, Kuantan Singingi. Laporan Penelitian Balai Bahasa Pekanbaru. Asori, Rendi Ahmad. (2015). Unsur-unsur magis dalam Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi UIN Suska Riau. Abraham Maslow. (2006). On Dominace, Self Esteen and Self Actualization. Ann Kaplan: Maurice Basset. Adeng Muchtar Ghazali. (2000). Ilmu Perbandingan Agama, Pengenalan Awal Metodologi Studi Agama-agama. Bandung: Pustaka Setia. ———. (2011). Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman, Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Bandung: Alfabeta. Amat Juhari Moain. (1990). Kepercayaan Orang Melayu Berhubung dengan Pertanian. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Amran Kasimin. (2009). Sihir Suatu Amalan Kebatinan. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia. Arifuddin Ismail. (2012). Agama Nelayan: Pergumulan Islam dengan Budaya Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mutakin, Awan. Dasim Budimansyah. Gurniawan Kamil Pasyah. (2004). Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: PT Genesindo A. Samad Ahmad (Penyelenggara). (1986). Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Bustanuddin Agus. (2006). Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Deliar Noer. (1991). Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900 – 1942. Cet. Ke-6. Jakarta: LP3ES. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009). Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia. Bandung: Mizan. Olahraga dan Magis: Kajian Terhadap Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi


DAFTAR kepustakaan 2 Departemen Perdagangan RI. (2010). Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Desti Kumala Sari. (2017). Unsur Magi Tukan Tari Pada Seni Tari Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Proinsi Riau. Semarang. Universitas Negeri Semarang Dhavamony, Marisusai. (1995). Fenomenologi Agama (terjemahan). Yogyakarta: Kanisius. Edi Susrianto Indra Putra. (2019) Tradisi Pacu Jalur Masyarakat Rantau Kuantan (studi Nilai-Nilai Budaya Melayu dalam Olahraga Tradisional di Kaupaten Kuantan Singingi. Tembilahan. FKIP Universitas Inslam Indragiri. Eliade, Mircea. (1987). The Sacred and The Profan. New York: Harcout, Brace & Worlad, Inc. Emile Durkheim. (1992). The Elementary Form Of The Religious Life. New York: Free Press. Fardhuni Wulandari. (2020). Strategi Pengembangan Pariwisata Pacu Jalur Menuju Event Nasional di Kabupaten Kuantan Singingi. Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Riau Frazer, Sir James George. (1980). The Golden Bough: A Study in Magic and Religion. London: The Macmillan Press Ltd. Imelda Yance. (2020). Ekspresi Verbal Ritual Pacu Jalur dan Sistem Kognisi Pendukungnya. Jurnal Representamen Vol 6 No. 01. Judistira K. Garna. (1996). Ilmu-ilmu Sosial Dasar – Konsep – Posisi. Bandung: PPs. UNPAD. Hasan Moh. Khatib. (1983). Beberapa Aspek Pembuatan/Pembikinan Jalur. Taluk Kuantan. Hasbullah. (2015). Pacu Jalur dan Solidaritas Sosial Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kajian terhadap Tradisi Maelo). Pekanbaru. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Hasbullah, Rendi Ahmad Asori dan M. Nasar Almasri. (2015). Olahraga dan Magis: Kajian Terhadap Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru. Asa Riau (CV. Asa Riau) ———. (2020). Unsur-Unsur Magis dalam Tradisi Pacu Jalur : Perspektif Antropologi Agama Imelda Yance. (2020). Ekspresi Verbal Ritual Pacu Jalur dan Sistem Kogniti Pendukungnya. Pekanbaru. Balai Bahasa Riau. Kamus Dewan. (2005). Edisi Keempat. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.


DAFTAR kepustakaan 3 Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2021). Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia. Kemenparekraf/Baparekraf RI. Jakarta Mahmuba Rahman. (2020). Analisis Kontribusi Festival Pacu Jalur Nasional dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi. Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau Mardias Can. (2022). Melihat Gaung Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Riau Pos. Pekanbaru Muchtar Luthfi, Soewardi MS. & Wan Ghalib et.al. (Penyunting). (1977). Sejarah Riau. Pekanbaru: Pemda Tk. I Riau. Muhaimin AG. (2001). Islam dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon. Jakarta: Logos. Novri Gazali, Romi Cendra dan Yudi Putra. (2018). Perkambangan Olahraga Tradisional Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Pekanbaru. Universitas Islam Riau Pispian Rahman. (2019). Motivasi Mengembalikan Tradisi Pacu Jalur. https://pispianrahman.wordpress.com/ Putri Alastri. (2016). Strategi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Dalam Pengembangan Pariwisata Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi. Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau Rogayah A. Hamid dan Mariyam Salim (Penyelenggara). (2007). Pandangan Semesta Melayu Mantera. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Rendi Ahmad Asori. (2015). Unsur-unsur magis dalam Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi UIN Suska Riau Silawati dan Asiati. (2014). Menguak Nilai-Nilai Magis pada tradiri Pacu Jalur di Kaupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Sri Chairani, Febri Haswan dan Ria Asmeri Jafra. (2022). Unsur-Unsur Magis Tradisi Pacu Jalur dalam Persepsi Masyarakat Kenegerian KariKecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi (Prosiding Seminar Nasional). Universitas Islam Kuantan Singingi. Teluk Kuantan. Sugeng Pujileksono. (2006). Petualangan Antropologi : Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi. UPT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Sulchan Yasyin. (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.


DAFTAR kepustakaan 4 Sumaatmadja, Nursid. (2000). Manusia Dalam konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif. Jakarta: Selemba Empat. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi, Yogyakarta. Suwardi. (2007). Bahan Ajar Kebudayaan Melayu. Pekanbaru: Kampus Akademi Pariwisata Engku Puteri Hamidah. UU. Hamidy. (1986). Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ———. (1996). Masyarakat Melayu di Riau. Pusat kajian Melayu Universitas Islam. ———. (1999). Islam dan Masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru: UIR Press. ———. (2005). Kesenian Jalur di Rantau Kuantan. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Propinsi Riau. W.J.S. Poewadarminta. (1966). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wan Galib. (1986). Adat Istiadat Pergaulan Orang Melayu Riau. Pekanbaru: Pemda TK I Riau Berita-Berita yang dimuat di Media Sosial (WA Group, Facebook dan Media Online)


DAFTAR ISI ix ISI BUKU SEKAPUR SIRIH SEULAS PINANG DARI TIM PENYUSUN ........................................................................................................................... iii SAMBUTAN BUPATI KUANTAN SINGINGI ..................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ix CERITA SEPINTAS BAB SATU FESTIVAL PACU JALUR TRADISIONAL (FPJT) KUANTAN SINGINGI PESTA BUDAYA MASYARAKAT ADAT KUANTAN SINGINGI MELINTASI MASA ............................................................................................................ 1 A. Sekilas tentang Festival Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi .......... 1 Gambar 1.1 Suasana Final Pacu Jalur Tahun 2019 (atas) dan Final Pacu Jalur Tahun 2022 (bawah) Gambar 1.2 Suasana Pacu Jalur Tepian Narosa Tahun 1927 Gambar 1.3 Suasana Keramaian dan Kemeriahan Pacu Jalur di lihat Dari Sisi Desa Seberang Taluk Gambar 1.4 Jalur yang Diabadikan di Anjungan Provinsi Riau TMII Gambar 1.5 Dua Piagam Pemecahan Rekor MURI. Pacu Jalur dengan Peserta Terbanyak (kiri) dan Menari Randai dengan Penari Terbanyak (kanan) Gambar 1.6 Tukang Tari, Tukang Iriek Kayuah, Tukang Timbo Ruang, Tukang Pinggang/Juru Mudi dan Tukang Tari B. Tradisi Pacu Jalur Tradisional Masyarakat Rantau Kuantan .................. 12 C. Pacu Jalur menjadi Tema Google Doodle HUT RI Ke-77............................ 15 Gambar 1.7. Google Doodle edisi Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022 Tema Balap Perahu atau Pacu Jalur D. FPJT Kembali Masuk KEN Tahun 2023 dan Tampil Perdana pada Launching KEN 2023 di TMII Jakarta............................................................... 17 Gambar 1.8. Kemeriahan Penampilan Atraksi Pacu Jalur pada Launching KEN 2023, TMII Jakarta, 28 Januari 2023


DAFTAR ISI x BAB DUA SEJARAH DAN PROSES PEMBUATAN JALUR ................................. 19 A. Sejarah Pacu Jalur ................................................................................................. 19 1. Awal mulanya Jalur 2. Awal mulanya Pacu Jalur Gambar 2.1 Marewa Gambar 2.2 Bentuk Perahu yang Mula-Mula Dipacukan, Bermuatan Kira-Kira 40 Orang Gambar 2.3 Jalur yang Bermotif Kepala Binatang 3. Pacu Jalur Zaman Belanda Gambar 2.4. Kondisi Tepian Narosa dan Pasar Taluk Tahun 1927 Gambar 2.5 Suasana Kapal Singgah di Sungai Kuantan Tahun 1927 Gambar 2.6 Tonggol 4. Pacu Jalur Zaman Jepang 5. Pacu Jalur Pasca Zaman Jepang dan Agresi Belanda (Orde Lama) 6. Pacu Jalur Era Orde Baru sd Sekarang B. Proses Pembuatan Jalur....................................................................................... 32 1. Rapek Kampuang (Musyawarah Kampung/Desa) 2. Mencari kayu. Gambar 2.7 Kayu Jalur Desa Seberang Taluk (29 Desember 2008) 3. Menobang kayu. Gambar 2.8 Pentiraman Tepung Tawar Sekeliling Kayu Jalur Gambar 2.9 Persembahan Bakar Kemenjan dan Memotong Ayam (Kayu Jalur Desa Seberang Taluk Gambar 2.10 Catuk Pertama Mengambil Kakok Tuo Gambar 2.11 Pelepasan Ayam Sebelum Kayu Jalur di Tebang Gambar 2.12 Proses Menobang Kayu Jalur 4. Mengabuang. 5. Melepas benang. 6. Pendadaan. 7. Mencaruk. 8. Menggiling. 9. Manggaliak. 10. Membuat poruik. 11. Membuat lubang kakok. 12. Manggaliak. 13. Membuat timbuku.


DAFTAR ISI xi 14. Membentuk haluan dan kemudi. 15. Maelo (menarik) jalur. Gambar 2.13 Proses Maelo Jalur Gambar 2.14 Pengangkutan Kayu Jalur dengan Alat Berat 16. Menghaluskan. Gambar 2.14 Pengangkutan Kayu Jalur dengan Alat Berat 17. Malayur/Mendiang jalur. Gambar 2.16 Melayur/Mendiang Jalur Gambar 2.17 Suhardiman Amby Melayur Jalur di Desa Sangau 18. Penurunan Jalur. 19. Mengecat Jalur. Gambar 2.18 Nama Jalur di Tulis di Haluan, Nama Desa di Timbo Ruang Dan Tahun Pembuatan di Kemudi Jalur 20. Menghias Jalur BAB TIGA PACU JALUR ..................................................................................................... 79 A. Bagian, Peralatan dan Hiasan Jalur ................................................................ 79 1. Bagian-Bagian dari Jalur a. Luan b. Talingo (dopan) c. Papan Tungkahan d. Panggar e. Tembuku. f. Timbo Ruang g. Talingo (belakang) h. Kamudi i. Pandaro/Pinaro j. Ular-ular Gambar 3.1 Bagian-Bagian dari Sebuah Jalur Lambai-lambai/ Selembayung Gambar 3.2 Berbagai Macam Bentuk dan Corak Selembayung Jalur


DAFTAR ISI xii 2. Pembagian Tugas dan Fungsi Tukang dalam Jalur ................................ 85 a. Anak Pacuan/Pemacu Jalur b. Tukang Tari Gambar 3.3 Pesona Bocak Cilik si Tukang Tari c. Tukang Irik Kayuah (Komando Irama Dayung). d. Tukang Timbo atau Tukang Concang e. Tukang Pinggang/Juru Mudi f. Tukang Onjai 3. Peralatan Khas yang Ada dalam Budaya Pacu Jalur........................... 87 a. Pancang Gambar 3.4 Pancang yang Digunakan pada Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2019 di Tepian Narosa Teluk Kuantan b. Cagak/Meriam Karbit c. Bendera Pemanggil dan Pelepasan Jalur d. Tim Penyelamat dan Tim Kesehatan (Tim SAR, Search and Rescue) e. Baju Seragam Gambar 3.5 Baju Seragam Anak Pacuan Jalur f. Undian Pacu Jalur Tradisional Gambar 3.6 Wawancara dengan Pemerhari Pacu Jalur Gambar 3.7 Bentuk Undian Pacu Jalur Tahun 1989 Gambar 3.8 Undian Pacu Jalur Tahun 1998, (Peserta Pacu Paling Sedikit dalam kurun 33 Tahun terakhir), sebagai Dampak Krisis Moneter) Gambar 3.9 Undian Pacu Jalur Tahun 2016, Peserta Pacu Paling Banyak (191 Jalur) Gambar 3.10 Piagam Penghargaan untuk Bapak Yusran Murti g. Tenda Jalur dan Tambatan Jalur Gambar 3.11 Tenda/Kajang Jalur yang Didirikan di Pinggir Sungai Kuantan (atap terpal Warna hijau) h. Tribun Hakim (Pancang Akhir) Gambar 3.12 Tribun Hakim Pacu Jalur Tradisional Tepian Narosa Teluk Kuantan,Ruang Tengah Paling Atas adalah Ruang Hakim


DAFTAR ISI xiii B. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Jalur ......................................................... 103 1. Nilai adaptasi 2. Nilai kedekatan dengan alam 3. Nilai ekonomi 4. Nilai seni Gambar 3.14. Keindahan Sebuah Jalur 5. Nilai estitika 6. Nilai sosial 7. Nilai pariwisata BAB EMPAT PELAKSANAAN PACU JALUR ............................................................. 109 A. Tata Cara Pelaksanaan Pacu Jalur ................................................................ 111 Tabel 4.1 Rekapitulasi Pacu Jalur Tepian Narosa Teluk Kuantan 33 Tahun Terakhir (1989 – 2022) Tabel 4.2 Pacu Jalur Tepian Narosa Teluk Kuantan dalam Kurun waktu 30 Tahun Terakhir (1989 – 2019) Terjadi 13 kali Putaran Final Segitiga B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kemenangan Pacu Jalur.................... 119 C. Tujuan Pacu Jalur ................................................................................................. 120 D. Pacu Jalur Tingkat Rayon/Ajang Uji Coba dan Event Kebudayaan ...... 120 Tabel 4.3 Ringkasan Pacu Jalur Rayon dan Ajang Uji Tahun 2019 E. Pacu Jalur Event Nasional (Festival Pacu Jalur Tradisional) .................... 123 CERITA DETAIL F. Konsep Festival Pacu Jalur tradisional tahun 2019....................................... 125 G. Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2019 ................................................... 145 H. Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2022 .................................................. 165 I. Persiapan Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2023 …………………………. 177


125 BAB EMPAT PELAKSANAAN PACU JALUR TRADISIONAL Mengawali Bab Empat ini penyusun paparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang sering terdapat dalam perhelatan (Festival) Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuantan Singingi, yaitu : 1. Pacu Jalur Tradisional, yaitu pacu yang jalur pesertanya adalah jalur godang/besar (jumlah anak pacuannya 40-60 orang). Istilah ini resmi dipakai mulai tahun 2019. 2. Festival Pacu Jalur Tradisional, yaitu Pacu Jalur Tradisional event nasional yang dilaksanakan di Tepian Narosa Teluk Kuantan. Istilah ini pun resmi dipakai mulai tahun 2019. 3. Pacu Jalur Mini, yaitu pacu yang jalur pesertanya adalah jalur kenek/kecil (jumlah anak pacuannya 10-15 orang). 4. Pacu Perahu/Sampan, yaitu pacu yang pesertanya adalah perahu/sampan yang jumlah anak pacuan dibawah 10 orang, 5. Pacu Eksibisi, yaitu istilah untuk pacu, baik jalur godang/tradisional atau jalur kenek/mini dengan anak pacuan dari kalangan amatiran. 6. Podo, yaitu istilah jika kedua buah jalur yang berpacu berakhir seri/sama (ujung haluan jalur bersamaan masuk di pancang akhir/finish) 7. Menang Bay, yaitu istilah jika jumlah dari seluruh jalur yang ikut menjadi peserta dalam (Festival) Pacu Jalur Tradisional berjumlah ganjil, sehingga ada sebuah jalur dalam pencabutan undian tidak memiliki lawan, maka jalur ini disebut menang bay. 8. Pacu Final Segitiga, yaitu istilah jika jalur pemenang yang masuk pada putaran final terdapat 3 buah jalur. 9. Menang Menunggu, yaitu istilah untuk jalur yang pada pencabutan undian pacu final segitiga tidak mendapat lawan. Perbedaan jalur menang menunggu dengan jalur menang bay adalah kalau jalur pemenang bay otomatis menang dan langsung berhak untuk ikut berpacu pada hari atau putaran selanjutnya. Sedangkan jalur yang menang menunggu tidak otomatis menang, tetapi menunggu jalur pemenang pacu final segitiga putaran pertama. Jika jalur


126 yang menang menunggu tadi (pacu final segitiga putaran kedua) kalah melawan jalur pemenang pacu final segitiga putaran pertama, maka jalur lawan tersebut meraih juara satu dan jalur menang menunggu harus harus berpacu lagi dengan jalur yang kalah pada pacu final segitiga putaran pertama untuk memperbutkan posisi runner up (juara kedua). Jika jalur menang menunggu kalah lagi pada pacu final segitiga putaran ketiga, maka jalur menang menunggu hanya meraih juara tiga, tapi apabila jalur menang menunggu menang, maka jalur menang menunggu meraih juara dua (runner up). 10. Gagal Dilepas yaitu istilah untuk jalur yang sudah masuk ke pancang awal/start namun tidak jadi dilepas karena sebab-sebab yang akan diuraikan dalam bagian berikutnya. 11. Start Gantuang, yaitu istilah jika jalur yang sudah 2 (dua) kali gagal dilepas, maka untuk selanjutnya dilaksanakan start gantuang, yaitu jalur tidak lagi berputar tapi sama-sama mundur kebelakang dan setelah haluan sama di pancang awal/start segera akan dilepas oleh panitia pelepas. 12. Pacu godok, yaitu istilah dalam Pacu Jalur Tradisional atau latihan pacu yang hanya diikuti oleh jalur-jalur dari desa-desa yang berdekatan yang tujuannya utamanya adalah untuk melihat kesempurnaan dari jalur yang baru dibuat atau baru diperbaiki dengan hadiah ala kadarnya (istilah zaman dahulu kue godok). 13. Jalur turun mandi, yaitu jalur yang baru pertama kali mengikuti (Festival) Pacu Jalur Tradisional. 14. Gelanggang, yaitu arena (Sungai Batang Kuantan) tempat diselenggarakannya (Festival) Pacu Jalur Tradisonal. 15. Doyong, yaitu istilah untuk jalur yang mendapat keuntungan dari kecepatan awal memasuki pancang awal/start. 16. Perwakilan Jalur, yaitu orang yang ditunjuk oleh pengurus jalur dan atau pawang/dukun jalur mewakili jalurnya untuk : 1) petugas pencabutan undian, 2) petugas di pancang awal/start dan 3) petugas di pancang akhir/finish 17. Hulu Pancang Awal, yaitu istilah untuk tempat berkumpulnya jalur-jalur yang menunggu giliran untuk hilir berpacu


127 18. Melando Pancang, yaitu istilah untuk jalur yang sedang berpacu menabrak pancang dan jalur tersebut dinyatakan kalah (didiskualifikasi). 19. Tetombor, yaitu istilah untuk tindakan yang tidak sengaja menabrak sesuatu di gelanggang pacuan (Batang Kuantan). 20. Pancang Hanyuik, yaitu istilah jika pancang pemisah (6 buah untuk Pacu Jalur Tradisional dan 5 buah untuk Pacu Jalur Mini) karena satu atau lain hal tapi lebih sering akibat naiknya air Batang Kuantan karena hujan lebat sehingga salah satu pancung hanyut dibawa arus sungai. 21. Dak Osa, yaitu istilah untuk menyatakan sesuatu itu tidak sah 22. Kajang, yaitu istilah untuk tempat berkumpulnya seluruh yang terkait dengan jalur di tepian gelanggang tempat dilaksankannya pacu jalur. A. TEROBOSAN BARU PADA FESTIVAL PACU JALUR TRADISIONAL TAHUN 2019 Untuk pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 terdapat beberapa terobosan baru yang berawal dari keprihatinan masyarakat kenegerian Taluk Kuantan terhadap perhelatan Pacu Jalur Tradisional dari tahun ke tahun, ditambah lagi tidak masuknya Pacu Jalur dalam 100 Calender of Event Wonderful 2019. Sebagai ujud keprihatinan dan kepedulian, maka diadakanlah musyawarah masyarakat adat kenegerian Taluk Kuantan di Masjid Kenegerian Taluk Kuantan, Al Jihad Koto Taluk hari Selasa tanggal 12 Februari 2019 yang dihadiri oleh Datuk Penghulu Nan Berompek dan Urang Nan Onam Bole, Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua Pemuda, Tokoh Masyarakat, ninik mamak, alim ulama, pejabat pemerintahan yang berasal dari Kenegerian Taluk Kuantan serta tuak ompek dari 7 desa (Desa Koto Taluk, Sawah, Seberang Taluk, Pulau Aro, Pulau Kedundung, Beringin Taluk dan Seberang Taluk Hilir) dan 3 kelurahan (Kelurahan Pasar, Simpang Tiga dan Sungai Jering) se Kenegerian Taluk Kuantan (Gambar 4.1).


128 Musyawarah ditaja oleh Panitia Musyawarah Besar (MUBES) Masyarakat Adat Kenegerian Taluk yang kebetulan penyusun yang dipercayakan dan diamanahkan sebagai ketuanya. Hasil musyawarah dituangkan dalam bentuk surat kepada Bupati Kuantan Singingi yang intinya sebagai berikut : Gambar 4.1. Musyawarah Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan “Kami masyarakat Kenegerian Taluk Kuantan yang bersentuhan langsung dengan kegiatan Pacu Jalur Tradisional di Tepian Narosa merasa sangat kecewa dan menyayangkan tidak masuknya Pacu Jalur dalam 100 Calender of Event Wonderful 2019, sehingga sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan kami segera mengadakan pertemuan melalui Panitia Musyawarah Besar (MUBES) pada tanggal 12 Februari 2019 bertempat di Masjid Kenegerian Taluk Kuantan Al Jihad Desa Koto Taluk. Hasil dari pertemuan tersebut dapat kami sampaikan bahwa pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional semakin tahun semakin bias dari konsep dasarnya bahwa Pacu Jalur Tradisional adalah budaya kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai tradisional, baik dalam pelaksanaan dalam Pacu Jalur Tradisional itu sendiri maupun pada rangkaian kegiatan yang menyertainya. Bila kita berkaca pada pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional tahun 2018 seperti yang telah kami sampaikan kepada Bapak melalui hasil MUBES masyarakat Kenegerian Taluk Kuantan tanggal 24 Oktober 2018 yang lalu, dimana ternyata telah banyak melanggar kaedah-kaedah adat istiadat dan bahkan menimbulkan keluhan-keluhan wisatawan dan pengunjung yang datang, seperti tempat dan tarif parkir yang tidak menentu, lapak-lapak pedagang yang dikomersilkan secara tidak beraturan dan pelayanan masyarakat yang kurang menunjukkan ciri dan budaya khas daerah.


129 Untuk itu kami harapkan mulai pada pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional Tahun 2019 ini supaya memperbesar keterlibatan masyarakat adat, untuk tahap awal masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan dalam pelaksanaannya. Dan sangat diharapkan pula pada akhirnya nanti pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional dapat dilaksanakan atau diserahkan pelaksanaannya kepada masyarakat adat Rantau Kuantan dan Antau Singingi (Kabupaten Kuantan Singingi). Masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan bersepakat bahwa mulai tahun 2019 pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional harus mulai dikembalikan kepada nilai-nilai dan kaedah-kaedah adat dalam nuansa tradisional karena hal itulah yang membuat Pacu Jalur Tradisional tersohor keberbagai belahan bumi. Demikian pula dengan berbagai kegiatan yang menyertai perhelatan Pacu Jalur Tradisional harus merupakan kegiatan-kegiatan yang bercorak penampilan budaya dan adat Rantau Kuantan dan Antau Singingi (Kabupaten Kuantan Singingi). Segera setelah surat disampaikan, Bupati Kuantan Singingi Bapak Drs. H. Mursini, MSi hari itu juga mengundang pemangku adat, panitia MUBES dan perwakilan masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan ke rumah kediaman beliau pada tanggal 5 Maret 2019 (Gambar 4.2). Gambar 4.2. Pertemuan Panitia MUBES, Perwakilan Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan dengan Bupati Kuantan Singingi Dalam pertemuan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bupati Kuantan Singingi menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kepedulian masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan terhadap pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional di Tepian Narosa dari tahun ke tahun.


130 2. Bupati menyetujui mulai pelaksanaan Pacu Jalur Tradisonal tahun 2019, masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan akan dilibatkan, bahkan akan diusahakan untuk ikut berperan aktif dan dominan di kepanitiaan pelaksana Festival Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan. Dan kedepan secara bersama-sama akan diupayakan panitia pelaksana perhelatan Festival Pacu Jalur Tradisional dilaksanakan oleh pemangku adat Rantau Kuantan dan Antau Singingi bersama anak cucu kemenakan yang peduli terhadap adat dan kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi. 3. Bupati meminta masyarakat adat Teluk Kuantan menyusun konsep pelaksanaan Pacu Jalur Tradisonal 2019 yang sarat dengan nilai-nilai dan kaedah-kaedah adat dalam nuansa tradisional serta penampilan kegiatan yang bercorak budaya dan adat Kuantan Singingi seperti yang diharapkan oleh masyarakat adat Teluk Kuantan melalui surat Nomor : 07/PAMUBES/II/2019 tanggal 25 Februari 2019. 4. Untuk mendetailkan poin 1 dan 2 diatas disepakati untuk segera diadakan rapat atau pertemuan dengan seluruh stakeholder yang terkait dengan pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 di Tepian Narosa. 5. Dalam pertemuan tersebut Bupati mengharapkan konsep detail dari Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan dapat segera diselesaikan dan dipaparkan. Setelah pertemuan tersebut, panitia MUBES selaku panitia yang memfasilitasi antara masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan dengan pemerintah daerah Kabupaten Kuantan Singingi terus melakukan konsolodisai dalam rangka penyusunan konsep pelaksakaan Festival Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Tahun 2019. Dokumentasi pertemuan-pertemuan tersebut kami sajikan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Panitia MUBES yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting oleh masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan dalam menyusun konsep dan kepersonaliaan Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2019 merasa bahwa amanah yang diemban bukanlah hal yang ringan atau gampang, tapi kami merasa bangga dan bahagia karena tidak kurang dari 7 (tujuh) kali rapat atau pertemuan diadakan


131 dan tidak pernah sekalipun terjadi silang sengketa dan perselisihan paham yang mendasar. Dan tanpa ada bantuan biaya serupiah pun dari pemerintah, semua dituntaskan dengan gotong-royong dan kebersamaan. Gambar 4.3. Pertemuan Konsolidasi Masyarakat Adat Kenegerian Alhamdulillah akhirnya konsep dan kepersonaliaan Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2019 rampung dan siap dipresentasikan. Pada tanggal 26 maret 2019 diadakanlah pertemuan antara Panitia MUBES bersama perwakilan masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan dengan Stakeholder Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi yang terkait dengan Pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2019 di Ruang Rapat Kantor Bupati Kuantan Singingi.


132 Gambar 4.4. Pertemuan Konsolidasi Lanjutan Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan Pada kesempatan itu Bupati Kuantan Singingi mempersilahkan Panitia MUBES yang mewakili masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan untuk memaparkan konsep dan kepersonaliaan Festival Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2019. Mewakili pemangku adat dan masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan, penyusun atas nama panitia MUBES memaparkan konsep yang telah disusun, melalui beberapa kali rapat dan pertemuan, baik di rumah godang, kantor kepala desa maupun di rumah makan atau kedai kopi. Seluruh konsep yang dipaparkan disetujui walaupun ada beberapa poin yang masih diragukan dalam pelaksanaannya oleh beberapa pejabat eksekutif Kabupaten Kuantan Singingi, sebagai contoh masalah pawai/parade seluruh jalur dalam rangka merebut Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia),


133 Gambar 4.5. Pemaparan Konsep dan Personalia Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional event Nasional di Tepian Narosa tahun 2019 oleh Panitia MUBES Masyarakat Adat Kenegerian Taluk dari segi teknis sepertinya pemda Kabupaten Kuantan Singingi kurang yakin akan dapat dilaksanakan karena berdasarkan pengalaman hanya dua jalur saja yang hilir dalam berpacu masih terdapat permasalahan beradu atau melanggar pancang, apalagi akan hilir bersamaan lebih dari 150 buah jalur. Kemudian permasalahan dana untuk beberapa kegiatan yang diajukan, yang tidak ada dianggarkan oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) manapun dalam jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Permasalahan-permasalahan ini kami jawab bahwa kami berkeyakinan masyarakat adat Kenegerian Taluk telah siap dan sanggup serta bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan-kegiatan tersebut dan yakin dapat dilaksanakan. Hal lain terkait rencana untuk merebut Rekor MURI, apalagi untuk merebut 2 (dua) kategori sekaligus, rasanya tidak mungkin karena masalah teknis dan biaya yang tidak tersedia. Sementara berdasarkan informasi bahwa untuk merebut rekor MURI perlu perencanaan yang matang dan biaya yang cukup besar. Kembali kami jawab bahwa kami masyarakat adat Kenegerian Taluk telah siap dan sanggup untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Akhirnya seluruh usulan


134 dalam proposal yang diajukan oleh masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan tentang Konsep dan Kepersonaliaan Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2019 seratus persen disetujui. Konsep yang kami ajukan dan paparkan tersebut adalah : Tujuan : Tujuan dari pengajuan konsep ini adalah dalam rangka kembali menampilkan tradisi Pacu Jalur Tradisional dengan nilai-nilai yang kental dengan budaya, adat dan unsur tradisional serta meningkatkan peran serta Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan wilayah adat tempat dilaksanakan FPJT sehingga akan menjadikan event Pacu Jalur Tradisional sebagai objek kepariwisataan unggulan yang unik dan menarik perhatian dari para wisatawan, baik domestik maupun manca negara. Rangkaian Kegiatan : Adapun rangkaian kegiatan tersebut tentunya yang berkaitan langsung dengan apa yang terkandung di dalam adat budaya tradisional Kuantan Singingi, sehingga akan menjadi sebuah suguhan yang menarik dan mempunyai nilai historis disamping nilai komersilnya. Ada beberapa kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan yang dikemas sehingga kegiatan/acara tersebut kembali mengandung nilai-nilai adat budaya tradisional dan mempunyai imbas terhadap perekonomian masyarakat. Kegiatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : a. Festival dan Pagelaran Ragam Kesenian Rakyat b. Penataan Kawasan Gelanggang Pacu Jalur Tradisional c. Pawai dan Prosesi Budaya ( Gulang-gulang, Maelo Jaluar, Baragak) d. Kontes/Parade Jalur ( Perencanaan Perolehan Gelar MURI) e. Prosesi Pembukaan Pacu Jalur Tradisional f. Goyang Randai Massal (Perencanaan Perolehan Gelar MURI) g. Pacu Jalur Eksibisi dari Provinsi Tetangga (Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau) h. Batang Kuantan EXPO i. Penataan Kawasan Pedagang dan Perparkiran


135 Penjabaran Kegiatan : Rincian umum dari rangkaian acara perhelatan Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 seperti sudah tertuang dalam rangkaian acara diatas adalah sebagai berikut : a. Prosesi Pembukaan Pacu Jalur Tradisional Kegiatan ini merupakan kegiatan seremonial yang sangat memakan waktu mulai dari penyambutan sampai dengan pembukaan event itu sendiri. Hal ini berdampak pada pelepasan hilir jalur di hari pertama rawan menimbulkan gesekan diantara para peserta Pacu Jalur Tradisional. Untuk itu kami meminta agar kegiatan pembukaan ini lebih efisien dan lebih menonjolkan nilai adat budayanya sehingga menjadi menarik tanpa lepas dari maksud dan tujuannya, ada beberapa hal yang ingin kami usulkan seperti : Kegiatan Pacu Jalur Tradisional dilaksanakan dalam 5 (lima) hari. Pakaian pejabat dan tamu undangan adalah pakaian adat yang bernuansa kearifan lokal Kuantan Singingi seperti tekuluak barembai. Pawai Budaya hanya menampilkan atraksi seni budaya lokal per Kecamatan saja. Jamuan Makan dilaksanakan di Komplek Rumah Godang Karak dan di lanjutkan prosesi budaya maelo jaluar di Hutan Kota Pulau Bungin Koto Taluk. b. Pagelaran Seni Budaya Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Festival Pacu Jalur Tradisional yang biasanya hanya merupakan Pagelaran Kesenian Daerah dan Malam Apresiasi Seni Kab/Kota dan pada pelaksanaanya kegiatan ini biasanya hanya dilaksanaka oleh OPD terkait karena dana pelaksanaannya teranggarkan di OPD tersebut, sehingga tidak ada inovasi dan terkesan hanya kegiatan insidentil saja. Untuk itu masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan mengusulkan agar pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan seniman, pelaku serta penggiat seni yang ada di Kenegerian Taluk Kuantan dengan mengusung tema “ Kuantan Festival” dimana materi yang akan disuguhkan berupa kesenian tradisional Kabupaten Kuantan Singingi.


136 c. Penataan Kawasan Gelanggang serta Pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional Gelanggang Pacu Jalur Tradisional Tepian Narosa memang perlu penataan yang serius sehingga selain sebagai arena Pacu Jalur Tradisional juga akan menjadi tempat Wisata baru yang akan dikunjungi. Sehubungan dengan itu, ke depan dan jika memungkinkan dimulai di Tahun 2019 ini seksi gelanggang memiliki kewenangan penuh terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan gelanggang, terutama : Arena Pacu Jalur Tradisional Batang Kuantan Dalam hal ini menyangkut keamanan, kenyamanan dan kelayakan arena disepanjang arena Pacu Jalur Tradisional di Batang Kuantan, mulai dari hulu sampai hilir. Arena Tepian Pacu Jalur Tradisional dan Tepian Penonton Artinya, pengaturan, penataan dan penyiapan tambatan jalur, kajang jalur, tribune, kedai, warung dan kedai musiman (adanya hanya saat Pacu Jalur Tradisional) menjadi tanggung jawab dan kewenangan seksi gelanggang. d. Pawai dan Prosesi Budaya (Gulang-gulang, Maelo Jaluar, Baragak) Dalam upaya mengembalikan pelaksanaan Pacu Jalur Tradisional pada nilai-nilai adat budaya tradisional, maka dengan sendiri akan menjadi prioritas kegiatan “Pawai dan Prosesi Budaya”. Untuk itu Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan mengusulkan dibentuk seksi prosesi budaya yang dikelola oleh Masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Hutan Kota Pulau Bungin. Dengan melibatkan Masyarakat Kenegerian Taluk Kuantan. e. Kontes/Parade Jalur/Goyang Randai Massal (Perolehan Gelar MURI) Salah satu nilai adat dan budaya tradisional yang akan dihidupkan kembali adalah kelengkapan jalur yang akan berpacu. Untuk tahap awal pada Tahun 2019 ini, jalur-jalur akan diapresiasi sesuai dengan kelengkapannya meliputi ; Tukang tari terbaik Silekbayuong terindah Nama jalur terbaik yang memakai unsur budaya lokal Keindahan cat yang mengandung unsur ukiran Kuantan Singingi Tukang onjai terpopuler berupa gerak dan kostum


137 f. Batang Kuantan EXPO Kegiatan ini merupakan Pameran yang dititikberatkan kepada hasil produksi daerah Kuantan Singingi seperti : Kuliner Khas Kuantan Singingi, Batik Kuantan Singingi serta Souvenir Khas Kuantan Singingi selain tentunya keterlibatan pihak swasta maupun BUMN dan BUMD. Pameran ini yang pengelolaannya akan melibatkan Pihak Ketiga sehingga tidak membebani Anggaran Panitia atau Pemkab. g. Penataan kawasan Pedagang dan Parkir Seperti kita ketahui bahwa setiap tahunnya terjadi polemik mengenai Penataan Lapak Pedagang dan Perparkiran pada saat Event Festival Pacu Jalur Tradisional digelar yang berdampak pada ketidaknyamanan pengunjung, baik lokal maupun domestik yang datang pada event Pacu Jalur Tradisional. Untuk itu melalui usulan ini Masyarakat Adat Kenegerian Adat Taluk Kuantan mengusulkan bahwa Penataan Pedagang dan Parkir akan dikelola oleh LPKT (Laskar Pemuda Kenegerian Taluk Kuantan) yang teknis dan pelaksanaanya selalu berkoordinasi dengan instansi terkait. Konsep dasar yang akan dilakukan pada penataan lapak pedagang adalah sebagai berikut : Tidak ada lagi istilah “induk dagang”. Panitia pengelola akan langsung berhubungan dengan pedagang/penyewa lapak. Untuk itu panitia akan mendirikan Pokso Khusus di arena lapak. Guna mengurangi kemacetan dan memudahkan pengaturan, akan dilakukan blok-blok khusus untuk pedagang yang sejenis misalnya blok pedagang makanan, kuliner dan souvenir, blok pedagang pakaian dan sepatu, blok pedangang buah, dll. Khusus untuk pedagang lokal, terutama masyarakat Kenegerian Taluk Kuantan diberikan blok khusus dan untuk pedagangnya berdasarkan rekomendasi dari kepada desa Pengaturan lokasi lapak akan ditentukan kemudian setelah ditetapkan lokasilokasi yang akan digunakan untuk tempat rangkaian acara kegiatan Pacu Jalur Tradisional dan jalan-jalan yang akan dikosongkan untuk kemudahan mobilisaasi penonton ke arena pacu Tepian Narosa Batang Kuantan. Kemudian dari pada itu agar pelaksanaan kegiatan ini tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan, kami mohon kepada Bupati agar segera dibuatkan regulasi atau diatur dalam sebuah Peraturan Bupati Kuantan Singingi tentang Kawasan Pedagang dan Area Parkir pada Event Pacu Jalur


138 Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi. Perumusan Peraturan Bupati tersebut dengan melibatkan perwakilan masyarakat Adat Kenegerian Taluk Kuantan Kepanitiaan : Susunan Kepanitiaan akan segera dibentuk setelah tercapainya kesepakatan tentang rangkaian kegiatan dalam perhelatan kegiatan Pacu Jalur Tradisional tahun 2019. Prinsip-prinsip dasar kepanitiaan : 1. Panitia adalah personal yang siap bekerja, tidak adalagi yang hanya mencantumkan nama 2. Untuk efisiensi dan efektivitas, tidak memakai istilah ketua umum, cukup ketua saja dan tidak ada ketua I, II, dan seterusnya. 3. Memperkuat posisi sekretaris sebagai pembantu utama ketua 4. Memperkuat posisi bendahara sebagai pengelola keuangan. 5. Laporan keuangan direncanakan akan diaudit (APIP/Auditor Independent), bahkan jika memungkinkan MoU dengan TP4D Kajari Kuansing. Pesan apa yang ingin penyusun sampaikan tentang cerita-cerita diatas, tidak lain dan tidak bukan adalah ingin memberikan gambaran bahwa untuk merubah dan mengembalikan segala sesuatu pada tempat yang seharusnya, bukanlah perkara yang mudah atau gampang, apalagi sudah bertahun-tahun pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional di Tepian Narosa Teluk Kuantan didominasi oleh pejabat pemerintah kabupaten. Ke depan kita semua berharap agar pelaksanaan kegiatan Pacu Jalur Tradisional di semua wilayah, baik itu yang bersifat Pacu Jalur Tradisional uji coba, Pacu Jalur Tradisional rayon (I sd IV) atau pun Festival Pacu Jalur Tradisional event nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan dilaksanakan oleh orang adat (pemangku adat dan perangkat adat), pemerintah daerah kabupaten (Forkopimda) dan upika kecamatan sebagai fasilitator dan pendamping. B. FESTIVAL PACU JALUR TRADISIONAL TAHUN 2019 Setelah melalui beberapa kali rapat dan pertemuan, maka akhirnya diterbitkanlah Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor : 198/V/2019 tanggal 8 Mei


139 2019 Tentang Penetapan Panitia Festival Pacu Jalur Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2019 dimana posisi-posisi penting dan menentukan bagi keberhasilan perhelatan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 dipercayakan kepada anak cucu dan kemenakan masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan, termasuk Posisi Ketua Pelaksana. Posisi yang lain adalah Kordinator Seksi Prosesi Budaya, Kordinator Seksi Gelanggang/Pacu, Kordinator Seksi Pembukaan dan Penutupan serta Seksi Penataan Pedagang dan Ketertiban Pasar. Pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional dilakukan dihari yang sama setelah dilakukannya acara pembukaan. Hal ini banyak menghadapi kendala karena biasanya acara pembukaan sampai azan shalat zuhur, bahkan kadang-kadang sampai pukul 1 siang karena ada acara makan siang, sementara sebahagian besar jalur harus diisi oleh anak pacuan sebelum matahari condong ke Barat (istilah dukung/pawang jalur diisi oleh anak pacuan disaat matahari naik). Hal ini tentu menganggu kepada acara pembukaan disatu sisi dan jadwal pengisian jalur disisi yang lain. Disamping itu, kondisi jalan menuju Tepian Narosa kalau sudah diatas pukul 11 sangat macet, jangankan kendaraan, berjalan pun susah. Berpijak dari kenyataan ini, maka salah satu usulan dari masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan adalah memisahkan hari Pembukaan Festival Pacu Jalur Tradisional dengan jadwal Pacu Jalur Tradisional hari pertama. Hal ini disepakati sehingga mulai Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 ini acara Pembukaan dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum jadwal Pacu Jalur Tradisional. Sesuai dengan usulan masyarakat adat Kenegerian Taluk Kuantan, maka mulai pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 dilaksanakan selama 5 (lima) hari, tahun-tahun sebelumnya hanya 4 (empat) hari. Pembukaan dilaksanakan mendahului 1 (satu) hari sebelum acara Pacu Jalur Tradisional, yaitu tanggal 21 Agustus 2019.


140 Sebelum diadakannya Festival Pacu Jalur Tradisional, agenda rutinnya adalah Pacu Jalur Mini. Jalur mini yang dilombakan berisi 10 - 15 anak pacuan. Tahun 2019 Pacu Jalur mini dilaksanakan pada tanggal 16 - 18 Agustus 2019 di Tepian Narosa Teluk Kuantan. Pacu Jalur Mini 2019 diikuti oleh 91 buah jalur mini. Itu berarti ada 45 kali hilir dan 1 jalur mini pemenang bay. Setelah dilaksanakan pencabutan undian, Kamis tanggal 15 Agustus 2019. Satu-satunya jalur mini yang berasal dari luar Kabupaten Kuantan Singingi yaitu jalur Tuah Lipan Bagho dari Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu mendapatkan undian bay. Artinya jalur mini tersebut tidak mendapatkan lawan dan dinyatakan menang serta berhak lanjut ke hari kedua. Gambar 4.6. Jalur Mini sedang berpacu di Tepian Ronge Biru Desa Pulau Aro Beberapa perbedaan jalur mini dengan jalur tradisional (sering juga disebut jalur godang) dapat dilihat pada Tabel 4.5. Hari pertama tanggal 21 Agustus 2019 dilaksanakan beberapa kegiatan yang didominasi oleh Seksi Prosesi Budaya yang penyusun dipercaya sebagai kordinatornya yaitu maelo jaluar di Hutan Kota Pulau Bungin Koto Taluk, Pembukaan Pacu Jalur Tradisional di Lapangan Limuno Teluk Kuantan, sholat


141 TABEL 4.5. BEBERAPA PERBEDAAN MENDASAR ANTARA JALUR MINI DENGAN JALUR GODANG (TRADISIONAL) NO. JALUR MINI JALUR GODANG / TRADISIONAL 1 Jumlah Anak Pacuan (Pemacu) Maksimal 15 Orang Tidak Dibatasi (umunya 40 - 60 Orang) 2 Jumlah Pancang di Arena Pacu 5 buah (panjang kl. 750 Meter) 6 buah (panjang kl. 900 Meter) 3 Kelengkapan Jalur hanya Anak Pacuan (Pemacu) 4 Pemilik Kelompok Dusun atau Desa/Kelurahan U R A I A N Disamping Anak Pacuan (Pemacu) harus ada Tukang Tari, Tukang Timbo Ruang, Tukang Onjai dan Selekbayuoang Zuhur di Masjid Kenegerian Taluk Kuantan Masjid Al Jihad Koto Taluk, makan siang di Komplek Rumah Godang Teluk Kuantan, Pembukaan Jalur Expo di Taman Jalur Pasar Teluk Kuantan, Gulang-gulang di Tepian Narosa Teluk Kuantan, parade dan kontes Jalur di Tepian Narosa Teluk Kuantan, Pembukaan Pagelaran Seni Budaya Kabupaten Kuantan Singingi dan kabupaten tetangga. Pada Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 dihadiri oleh Bapak Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia Arief Yahya beserta rombongan, Gubernur Riau Syamsuar beserta Forkopimda Provinsi Riau yang sudah tiba sore hari sebelumnya. Pagi hari tanggal 21 Agustus 2019 pukul 9.00 WIB rombongan menteri pariwisata dan gubernur Riau menghadiri acara maelo jaluor di Hutan Kota Pulau Bungin Koto Taluk. Menpar dan bersama Gubernur Riau sempat menjajal maelo jaluar, yaitu tradisi masyarakat Kuantan Singingi menarik jalur dengan rotan. Setelah acara maelo jalur dilanjutkan dengan Pembukaan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 di lapangan Limuno Teluk Kuantan. Banyak hal yang dihasilkan dari kunjungan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Riau pada Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019, diantaranya : 1. Tambahan sumbangan hadiah Rp 100 juta dari Bapak Menteri dan Rp 100 juta pula dari Bapak Gubernur


142 2. Bapak Menteri berjanji tahun 2020 Festival Pacu Jalur Tadisional Kabupaten Kuantan Singingi masuk kembali dalam calendar of events (CoE) pariwisata nasional. 3. Bapak Gubernur Riau berjanji Pemda Provinsi Riau akan terus mempromosikan Festival Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi ke mancanegara karena Pacu Jalur Tradisional telah menjadi agenda tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Disamping itu Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor prioritas dalam pembangunan di Provinsi Riau. Seluruh pembagunan infrastruktur diarahkan untuk mendukung kemajuan pariwisata Riau dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. 4. Gambar 4.7. Menpar, Gubernur Riau dan Kapolda Riau Menikmati Kuliner Khas Kuantan Singingi (Konji Berayak) Sesaat setelah Menjajal Maelo Jalur (gambar kiri) 5. Menpar memberikan kiat begitu pentingnya promosi sebuah acara pariwista agar bisa diketahui lebih luas secara nasional bahkan internasional. “Promosi tidak hanya disini, karena orang sudah tahu tiap Agustus pasti ada (Pacu Jalur Tradisional). Promosi ke daerah tetangga-tetangga di Indonesia termasuk ke wisman seperti ke Malaysia,” lanjutnya. Arief berjanji pada tahun depan akan membantu penyelenggaraan Festival Pacu Jalur Tradisional, namun panitia harus berbenah dalam hal promosi. “Uangnya jangan dihabiskan untuk event. Tahun depan akan saya bantu, kalau saya (bantu) Rp1 miliar maka Rp500 juta


143 untuk event dan Rp500 juta promosi ke media,” katanya. Anggaran promosi, sebutnya sekitar 70 persen digunakan untuk promosi pra acara selama 2 hingga 3 bulan, 20 persen ketika acara berlangsung dan 10 persen untuk setelah acara berlangsung. 6. Menpar mengatakan bahwa pergerakan wisatawan sepanjang Festival Pacu Jalur Tradisional akan positif. Kondisi ini tentu menawarkan banyak value. Selain pelaku industri pariwisata, masyarakat luas juga bisa menikmati manfaat festival secara ekonomi. Ada banyak sisi yang bisa diekplorasi dari Festival Pacu Jalur Tradisional ini. 7. Bagi Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, Provinsi Riau memang sedang giat membangun atraksi. Berbagai event seperti festival budaya Pacu Jalur Tradisional ini diseriusi dan dipromosikan besar-besaran. "Potensi ini tinggal ditingkatkan dengan strategi pemasaran dan promosinya yang mengacu pada strategi yang dijalankan oleh Kemenpar dengan pendekatan DOT (Destination, Origin, dan Time) serta BAS (Branding/PR-ing, Advertising, dan Selling)”. Rumus Menpar Arief dalam mengembangkan destinasi itu selalu 3A yaitu Atraksi, Akses, Amenitas (Atraksi adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, Akses adalah jalan masuk dan Amenitas adalah fasilitas yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata atau destinasi seperti hotel, restoran, rumah makan dan sarana olahraga serta lainnya yang disediakan bagi wisatawan). Ketiga komponen itu harus komplit, jika ingin sustainable. 8. Drs. H. Syamsuar, M.Si., Gubernur Riau, mengatakan, festival ini sudah menjadi kalender kegiatan rutin masyarakat Riau yang paling dinanti setiap tahun dan kebanggaan. “Kami berharap festival ini berkesempatan menjadi acara khas Riau yang dikenal di kancah internasional di masa depan”. Pada kesempatan Pembukaan FPJT 2019, Tari Randai berhasil merebut rekor MURI dalam kategori menari randai dengan jumlah penari terbanyak dibawakan oleh 1.574 orang yang ikut menari randai (Gambar 4.8). Hal menarik lainnya tentang Festival Pacu Jalur Tradisional Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi muncul dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Deputi, Asisten Deputi dan Ketua Tim CoE Kementerian


144 Gambar 4.8. Menpar Arief Yahya, Gubernur Riau Syamsuar dan Wakil Bupati Kuantan Singingi H. Halim Ikut Menari Randai (kiri) Pariwisata Republik Indonesia yang ikut rombongan Bapak Menteri Pariwisata menghadiri Festival Pacu Tradisional Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2019 di antaranya : “Budaya, alam dan man made sangat seimbang di Kuansing. Destinasi ini selalu menarik kunjungan wisatawan. Apalagi, saat Festival Pacu Jalur Tradisional digulirkan. event tersebut selalu menawarkan pesonanya melalui beragam konten menariknya,” tegas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati. “Kuansing merupakan destinasi menarik, apalagi ada Festival Pacu Jalur Tradisional. Selain budayanya, alam di sana sangat eksotis. Kombinasi tersebut tentu menjadi experience luar biasa. Kami merekomendasikan event ini sebagai destinasi berlibur menarik. Wisatawan bisa membawa serta seluruh anggota keluarganya,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. “Festival Pacu Jalur Tradisional selalu dinanti karena keunikannya. Selain nuansa sport tourism, event tersebut kaya dengan beragam warna budaya. Kombinasi ini menjadikan Festival Pacu Jalur Tradisional selalu ramai dikunjungi wisatawan. Apalagi, sekarang ada pemecahan rekor Muri. Agenda bersejarah tersebut menaikan value festival,” terang Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.


145 Siang harinya dilaksanakan kegiatan perahu gulang-gulang yaitu tiga buah jalur disatukan dan membentuk sebuah perahu besar yang dihias sedemikian rupa sesuai dengan falsafah bentuk awal dahulunya. Kegiatan perahu gulang-gulang ini cukup menyita waktu dan memakan banyak biaya karena untuk menelusuri bentuk dan kaedah-kaedah awal perahu gulang-gulang cukup sulit karena untuk mencari narasumber yang mengetahui tentang seluk beluk perahu gulanggulang sebagai perahu kebesaran adat kenegerian Taluk Kuantan dahulunya. Gambar 4.9. Perahu Kebesaran Adat Kenegerian Taluk Kuantan “Gulang-Gulang”.


146 Kedepan hal-hal yang terkait dengan gulang-gulang perlu kembali diinventarisir dan diseminarkan agar keberadaan gulang-gulang sebagai perahu kebesaran adat Kenegerian Taluk Kuantan dapat terus dilestarikan. Terdapat tiga jenis bentuk perahu kebesaran lainnya di Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Perahu Beganduong dari daerah Kuantan bagian Mudik, Berondo dari daerah Kuantan bagian Hilir dan Piau Kajang dari daerah Antau Singingi. Dari keempat jenis perahu kebesaran tersebut (termasuk gulang-gulang) hanya perahu beganduong yang telah terinventarisi dengan baik, bahkan sudah beberapa kali diseminarkan sehingga sudah terdapat ketentuan baku tentang perahu beganduong dan setiap tahun terus rutin ditampilkan di daerah Kuantan Mudik. Setelah perahu gulang-gulang hilir dengan mengangkut para tamu VVIP, VIP, pemuka adat dan Forkopimda Kabupaten Kuantan Singingi, maka kegiatan parade/kontes jalur siap untuk dimulai. Kegiatan parade/kontes jalur adalah kegiatan yang belum pernah diadakan dalam Festival Pacu Jalur Tradisional sebelum-sebelumnya. Kegiatan parade/kontes jalur pada Pembukaan Festival Pacu Jalur Tradisional dilaksanakan dalam rangka merebut rekor MURI kategori Pacu Jalur Tradisional dengan peserta terbanyak. Awal mulanya kegiatan parade/kontes jalur ini banyak kalangan yang meragukan akan keberhasil pelaksanakannya, termasuk dari para pejabat di pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, bahkan banyak pihak yang kawatir akan terjadi insiden atau kejadian yang tidak diinginkan akibat banyaknya jalur (175 jalur) yang akan berparade sehingga kami selaku yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan ini (kordinator seksi prosesi budaya) berupaya sekuat dan semaksimal mungkin untuk mengatur dan menyusun perencanaan serta


147 meningkatkan frekuensi sosialisasi, baik melalui media sosial (medsos) maupun sosialisasi langsung kepada seluruh kepala desa se Kabupaten Kuantan Singingi (kebetulan penyusun saat itu juga sebagai Ketua Forum Kepala Desa se Kabupaten Kuantan Singingi). Brosur sosialisasi dari 2 (dua) kegiatan merebut rekor MURI dalam Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 kami sajikan dalam Gambar 4.10. Brosur Sosialisasi Parade/Kontes Jalur dan Menari Randai dalam Rangka Merebut 2 (dua) Rekor MURI Gambar 4.10


148 Alhamdulillah berkat ridho dan pertolongan Allah subhanahu wa ta‟ala serta kerjasama yang baik dan kompak, baik sesama panitia seksi prosesi budaya maupun kerjasama dengan seluruh kepala desa yang jalur didesanya ikut berpartisipasi dalam event Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 akhirnya Rekor MURI untuk kategori Pacu Jalur Tradisional dengan peserta terbanyak berhasil diciptakan dengan catatan 175 jalur dan 9.625 anak pacuan. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menampilkan pada laman resminya video singkat tentang Lomba Pacu Jalur Peserta Terbanyak (9.625 Pendayung) di Kabupaten Kuantan Singingi (Gambar 4.11). Gambar 4.11. Vidio Pendek Lomba Pacu Jalur di Laman Resmi MURI Dalam parade/kontes jalur diadakan pula penilaian untuk beberapa kategori yaitu : 1. Kelompok Parade Jalur Terbaik I 2. Kelompok Parade Jalur Terbaik II 3. Kelompok Parade Jalur Terbaik III 4. Jalur dengan Penampilan Terbaik 5. Tukang Tari terbaik 6. Tukang Timbo Ruang Terbaik 7. Tukang Onjai Terbaik 8. Jalur dengan Pemacu Paling Banyak 9. Jalur dengan Pemacu Paling Sedikit 10. Jalur Jalur Tertua


149 Seluruh jalur diberikan piagam penghargaan dan jalur atau kelompok atau tukang yang berhasil terpilih dari penilaian dewan juri untuk 10 (Sepuluh) kategori diatas diberikan piagam penghargaan yang diserahkan pada acara penutupan bersamaan dengan pembagian hadiah untuk para juara Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019. Gambar 4.12. Suasana Acara Penutupan Festival Pacu Jalur Tradisonal Tahun 2019 (Pembagian Hadiah) Berikut daftar tim, jalur dan tukang yang menjuarai dari kesepuluh kategori yang diperlombakan dalam Parade/Kontes Jalur Festival Pacu Jalur Tradisional 2019 tersebut : 1. Kelompok Parade Jalur Terbaik I Kelompok Parade dari Kecamatan Gunung Toar diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 3.000.000,- 2. Kelompok Parade Jalur Terbaik II Kelompok Parade dari Kecamatan Cerenti diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,-


150 3. Kelompok Parade Jalur Terbaik III Kelompok Parade dari Kecamatan Kuantan Tengah diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 1.000.000,- 4. Jalur dengan Penampilan Terbaik Jalur Selendang Puti Rano Biso diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 5. Tukang Tari terbaik Tukang tari Jalur Bintang Emas Cahaya Intan diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 6. Tukang Timbo Ruang Terbaik Tukang timbo ruang Jalur Harimau Puti Songko Biso diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 7. Tukang Onjai Terbaik Tukang onjai Jalur Harimau Puti Songko Biso diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 8. Jalur dengan Peserta Terbanyak Jalur Kuntum Bunga Andiki diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 9. Jalur dengan Peserta Paling Sedikit Jalur Selendang Putri diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- 10. Jalur Tertua Jalur Rajo Duyung „89 diberikan Piagam Juara dan uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- Dari pengalaman tersebut, kami mengusulkan dalam Festival Pacu Jalur Tradisional tahun-tahun berikutnya perlu dipetimbangkan untuk menambah kriteria Juara Umum untuk kecamatan yang memperoleh poin tertinggi. Hal ini akan menambah kemeriahan dan semangat jalur-jalur yang berpacu serta meningkatkan kekompakan dan persatuan antar jalur dalam satu kecamatan yang sama (penilaian juara umum berdasarkan poin yang didapat oleh masingmasing kecamatan). Sistem perolehan poin menurut kami yang paling cocok dan pas adalah sistem perolehan poin yang dipakai pada perlombaan MotorGP yaitu juara 1 memperoleh poin 25, juara 2 memperoleh poin 20, juara 3 poinnya 16, juara 4 poinnya 13, juara 5 poinnya 11, juara 6 poinnya 10 dan begitu seterusnya sampai juara 15 dengan poin 1.


151 Gambar 4.13. Parade/Kontes Jalur pada Festival Pacu Jalur Tradisional Hal yang menarik lainnya dari perhelatan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 yang patut kami sampaikan disini adalah peranan sponsor. Kebetulan karena Seksi Prosesi Budaya yang penyusun kordinir adalah seksi baru sehingga tidak memiliki anggaran di OPD (dinas atau badan) Pemerintah Kabupaaten Kuantan Singingi. Untuk itu, kepada seksi kami diberikan wewenang untuk mengelola lokasi taman jalur yang biasa digunakan sebagai stand atau boot bagi perusahaan atau pedagang menengah keatas (sponsorship). Untuk itu penyusun bersama tim di Seksi Prosesi Budaya berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan lokasi tersebut, termasuk menjalin komunikasi dengan beberapa EO (event organization). Namun, ada beberapa hal yang menjadikan kendala yaitu : 1. Sebahagian besar perusahaan mengganggarkan biaya sponsorship satu tahun sebelumnya (tahun 2018) sehingga ketika kami melakukan komunikasi, mereka mengatakan bahwa tidak tersedia anggaran untuk kegiatan di Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 di Teluk Kuantan. Untuk itu perlu dipertimbangkan agar panitia Festival Pacu Jalur Tradisional dibentuk


152 dan ditetapkan 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional. Hal ini tidak hanya untuk mengantisipasi masalah sponsor, tapi panitia pun dapat lebih leluasa untuk bergerak, termasuk berkomunikasi dengan pihak provinsi dan pusat. 2. Sebahagian perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar belum mengetahui adanya kegiatan yang begitu besar di Teluk Kuantan. Dalam hal ini sangat tepat apa yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada pembukaan Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2019 bahwa promosi sangatlah penting dalam kebesaran sebuah kegiatan wisata. Sama halnya dengan poin 1 bahwa promosi harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum kegiatan Festival Pacu Jalur Tradisional dilaksanakan. 3. Banyak perusahaan yang ingin melakukan promosi secara menyeluruh dan berbagai tempat di sekitaran arena pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional yaitu di arena Pacu Jalur Tradisional mulai dari pancang awal/start sampai ke pancang akhir/finish, jalan-jalan, tempattempat strategis dan tempat-tempat yang ada kaitannya dengan rangkaian acara Festival Pacu Jalur Tradisional, termasuk acara pada malam hari. Untuk itu perlu inventarisasi tempat dan bentuk media promosi bagi perusahaan sponsor (umbul-umbul, spanduk, baliho dan lain sebagainya). Diharapkan ke depan Festival Pacu Jalur Tradisional bisa mendapatkan sponsor tunggal. Untuk memberikan kesan positif dan nuansa yang menarik serta lebih memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi para pengunjung dan wisatawan, maka penyusun (Seksi Prosesi Budaya) bekerjasama dengan Ikatan Pedagang Taman Jalur (IPTJ) yang beranggotakan 96 orang pedagang dalam menata taman jalur yang terletak di jantung kota dan pusat keramaian kedua setelah tepi Sungai Batang Kuantan arena Pacu Jalur Tradisional Tepian Narosa. Gambar 4.14. Pembenahan Taman Jalur oleh Ikatan Pedagang Taman Jalur (IPTJ) Pada FPJT Tahun 2019


153 Disamping itu tarif makanan, minuman serta permainan anak-anak diseragamkan dengan harga yang terjangkau dan tarif tersebut ditulis oleh pedagang di tempat yang mudah terlihat oleh pembeli atau konsumen. Kemudian para pedagang diberi baju seragam dan bet nama (ID Card).. Gambar 4.15. Kordinator Seksi Prosesi Budaya (kanan) menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Seluruh anggota Seksi Prosesi Budaya Festival Pacu Jalur Tradisional 2019. Dan untuk mengurangi kemacetan dan bertumpuknya pengunjung disaat pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional, terutama untuk malam hari pagelaran kesenian dapat dilaksanakan di Komplek Rumah Godang Kengeian Taluk tersebut (lantai pentas sudah tersedia, Gambar 4.16). Sebagai bagian akhir dari uraian tentang Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2019 ini, kami uraikan bagaimana pelaksanaan Festival Pacu Jalur Tradisional tahun 2019 tersebut. Festival Pacu Jalur Tradisional Tahun 2019 diadakan pada siang hari dimulai sekitar pukul 14.00 WIB tepatnya di Arena Pacu Jalur Tradisional yaitu Tepian Narosa Kota Teluk Kuantan. Pacu Jalur Tradisional ini merupakan acara inti dan merupakan acara yang sesungguhnya dari Festival Pacu Jalur Tradisional,


Click to View FlipBook Version