Contoh paragraf eksposisi ilustrasi:
Kayu manis merupakan salah satu jenis rempah yang khasiatnya banyak digunakan.
Kayu manis adalah rempah yang bisa kita dapatkan dari kulit pohon bagian dalam.
Kulit pohon yang dimaksud adalah kulit dari pohon yang secara ilmiah dikenal
sebagai Cinnamomun. Rempah ini dipercaya sudah dipakai sejak zaman Mesir Kuno.
Dahulu, rempah kayu manis ini dinilai sangat berharga dibandingkan dengan saat ini.
Sekarang kita bisa dengan mudah menjumpai kayu manis dijual dengan harga murah.
Terdapat dua jenis kayu manis, yaitu Ceylon dan Cassia. Kayu manis yang banyak
beredar di pasaran adalah jenis kayu manis Cassia. Aromanya yang harum sering
digunakan sebagai pengharum ruangan oleh sebagian orang. Manfaat kayu manis
lainnya yaitu sebagai bahan untuk perawatan kecantikan. Selain itu, kayu manis dapat
mengurangi peradangan, memiliki efek antioksidan, dan melawan bakteri.
Catatan:
Paragraf eksposisi dengan ilustrasi, gagasan utama dijelaskan dengan kalimat-
kalimat pengembang dalam bentuk ilustrasi. Paparan tentang sesuatu disajikan
berdasarkan kesan yang ditangkap oleh indra.
Contoh pargaraf ekposisi pengembangan defenisi:
Karya Sastra adalah sesuatu diungkapkan secara komunikatif yang mengandung
maksud pembuat tulisan dengan tujuan tertentu. Karya sastra sering mengungkapkan
berbagai fenomena sosial masyarakat dengan tokoh dan penokohan, begitupun alur
yang tersaji dalam cerita. Karya sastra mencoba memberikan pesan tertentu kepada
pembaca yang erat kaitannya dengan unsur-unsur yang membangunnya.
Catatan:
Dalam paragraf tersebut, gagasan utama dijelaskan dengan kalimat pengembang
yang berupa definisi. Gagasan utama diberi pengertian dan diuraikan bagian-bagian
atau unsur-unsurnya.
48
4. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasif bertujuan
untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu menyampaikan bukti
dengan data dan fakta pendukung.
Contoh:
Tingkat penggunaan sampah plastik bisa dikategorikan cukup mengkhawatirkan. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya produk menggunakan plastik sebagai kemasannya.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa sampah plastik memerlukan waktu yang lama
untuk hancur. Selain itu, sampah plastik tidak hanya menjadi momok di darat,
melainkan juga di lautan. Banyaknya biota laut yang mengalami kerusakan akibat
sampah plastik. Maka dari itu, marilah kita mengurangi penggunaan yang berbahan
plastik dalam aktivitas sehari-hari dengan pola hidup yang baru karena akan
berdampak pada masa depan bumi kita.
Catatan:
Bentuk persuasif ditunjukkan pada kalimat terakhir, yaitu tentang sampah plastik.
Ajakan yang ditandai dengan penggunaan “marilah”.
5. Paragraf Argumentasi
Pada dasarnya, corak argumentasi bertujuan mencerminkan pendapat penulis. Paragraf
argumentasi suatu corak paragraf yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar
pembaca menerima pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis menyampaikan pendapat
yang disertai penjelasan dan alasan yang kuat dan meyakinkan dengan maksud agar
pembaca bisa terpengaruh.
49
Contoh paragraf argumentasi:
Penyebab kerusakan lingkungan hidup penting untuk diketahui. Kerusakan
lingkungan hidup merupakan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan
lingkungan tersebut tak berfungsi dengan baik lagi. Kerusakan lingkungan hidup ada
berbagai bentuk, di antaranya kerusakan ekosistem, pencemaran air, tanah, udara,
hutan gundul, hingga tanah tandus. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan
dua faktor, yakni akibat ulah manusia tak bertanggungjawab dan akibat peristiwa
alam. Menurut Danusaputro Kerusakan lingkungan sebagai suatu keadaan dalam
suatu materi, energi dan dimasukkan di dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau
secara alami dalam batas–batas dasar atau kadar tertentu, hingga mengakibatkan
terjadinya gangguan kerusakan dan penurunan mutu lingkungan, sampai lingkungan
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
D. Paragraf Berdasarkan Pola Pengembangan
1. Paragraf Kronologi
Pengembangan paragraf secara kronologi atau alamiah disusun menurut susunan waktu
(the order of time). Pengembangan paragraf secara kronologi ini pada umumnya
dipakai dalam paragraf kisahan (naratif) dengan mengembangkan setiap bagian dalam
proses. Pengembangan itu dilakukan dengan memerikan suatu peristiwa, membuat atau
melakukan sesuatu secara berurutan, selangkah demi selangkah menurut perturutan
waktu. Seperangkat kata dapat digunakan sebagai penanda perturutan waktu itu, seperti
pertama-tama, mula-mula, kemudian, sesudah itu, selanjutnya, dan akhirnya.
50
Contoh paragraf kronologi:
Pada 19 September 1945 terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel
Oranje atau Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit). Sekelompok orang Belanda
mengibarkan bendera Belanda. Seorang pemuda bernama Kusno naik ke menara
hotel untuk menurunkan bendera berwarna merah putih biru milik Belanda. Ia
merobek bagian warna biru dari bendera Belanda tersebut, bendera itu menjadi
berwarna merah putih, bendera Indonesia. Kemudian pada 25 Oktober 1945
sebanyak 6.000 tentara Inggris mendarat di Ujung dan Tanjung Perak. Tentara
Inggris tersebut datang bersama pasukan Netherlands-Indies Civil Administration
(NICA), yang berniat merebut kembali Indonesia. Kemudian pada 30 Oktober 1945
Brigadir Mallaby dihadang para pejuang Indonesia dan terbunuh di dalam mobilnya.
Ultimatum diberikan agar pejuang menyerahkan senjata yang dimiliki. Akhirnya
pada 10 November 1945 arek-arek Surabaya dan para pejuang menolak ultimatum
tentara Inggris. Mereka berjanji akan mempertahankan Surabaya sampai titik darah
penghabisan. Pertempuran itu berlangsung tiga minggu. Sekitar 15.000 pejuang gugur
demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Catatan:
Dalam paragraf tersebut, penulis memaparkan suatu keadaan setahap demi setahap
berdasarkan kronologi atau urutan waktu. Penulis ingin memaparkan pertempuran di
Surabaya, mulai peristiwa perobekan bendera Belanda hingga pertempuran yang
berlangsung selama tiga minggu.
51
2. Paragraf Ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan dalam paragraf paparan
(ekspositoris) untuk menyajikan suatu gambaran umum atau khusus tentang suatu
prinsip atau konsep yang dianggap belum dipahami oleh pembaca. Pengembangan
paragraf ini biasa digunakan oleh penulis yang ingin memaparkan sesuatu yang
dilihatnya.
Contoh paragraf ilustrasi:
Berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG, Wilaya Sulawesi Selatan selama
sepekan ini akan mengalami cuaca buruk dengan intensitas curah hujan yang tinggi
dan disertai angin kencang. Puncak curah hujan yang tinggi diperkirakan akan
berlangsung pada tanggal 20-21 Desember 2020. Menurut Kepala BMKG Sulawesi
Selatan, daerah yang berpotensi mengalami cuaca buruk tersebut meliputi Kota
Makassar, Bone, Sinjai, Bulukumba, Gowa, Takalar, dan Pangkep. Untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, Kepala BMKG Sulawesi Selatan telah
berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan mengimbau agar warga tetap waspada
tidak melaut selama sepekan.
Catatan:
Dalam paragraf tersebut, penulis memaparkan keadaan cuaca di Sulawesi Selatan
selama sepekan. Dengan pemaparan kondisi cuaca yang akan terjadi warga diminta
untuk selalu waspada dan dilarang melaut selama sepekan.
52
3. Paragraf Defenisi
Pengembangan paragraf ini digunakan apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan
suatu istilah yang mengandung suatu konsep dengan tujuan agar pembaca memperoleh
pengertian yang jelas dan mapan mengenai hal itu. Istilah dalam kalimat topik
dikembangkan dan dijelaskan dalam kalimat penjelas. Dalam pola ini pikiran utama
yang mengawali paragraf dikembangkan dengan memberikan definisi dari istilah inti
dalam pikiran utama. Pengembangan selanjutnya adalah dengan menguraikan hal-hal
yang dapat menjelaskan definisi itu.
Contoh paragraf defenisi:
Puisi adalah salah satu karya sastra yang memiliki tujuan sebagai pengungkapan rasa
yang dialami oleh penulis. Puisi yang baik harus memiliki dua unsur yang
membangunnya. Yakni, unsur fisik dan unsur batin. Kedua unsur yang ada di dalam
puisi tersebut memiliki hubungan yang erat dengan puisi yang tercipta. Sehingga,
untuk dapat mencipta dan menikmati sebuah puisi terlebih dahulu diperlukan
pemahaman terkait unsur-unsur yang membangun sebuah puisi.
4. Paragraf Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi merupakan pengembangan paragraf dengan
ilustrasi yang khusus. Pengembangan paragraf dilakukan dengan menganalogikan
sesuatu dengan benda yang sudah diketahui oleh umum dapat mempermudah pembaca
membayangkan objek yang dilukiskan itu. Penganalogian itu dapat membantu
menanamkan kesan terhadap tokoh yang dilukiskan itu.
53
Contoh paragraf analogi:
Tingkat ilmu pengetahuan seseorang berbeda satu sama lain. Tak jarang, seorang
yang sudah merasa pintar, menganggap remeh orang lain. Bahkan berani mendebat
orang tuanya yang tidak pernah duduk di bangku sekolah. Apa lagi jika sudah
memiliki gelar akademik yang banyak. Padahal, seorang terpelajar semestinya
menjiwai falsafah padi. Semakin banyak isinya maka padi akan semakin merunduk.
Begitupun seorang terpelajar, semakin banyak ilmu pengetahuan yang dimiliki maka
seorang harus semakin rendah hati.
Catatan:
Dalam paragraf tersebut, penulis membandingkan seorang terpelajar dengan padi
yang berisi.
5. Paragraf Sebab-Akibat
Dalam pengembangan sebab-akibat, hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat
berbentuk sebab-akibat. Dalam pengembangan ini, suatu paragraf mungkin berupa satu
sebab dengan banyak akibat atau banyak sebab dengan satu akibat. Sebab dapat
berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, atau dapat juga
sebaliknya.
Contoh paragraf sebab-akibat:
Banyak sekali kasus kerusakan lingkungan yang terjadi dalam beberapa tahun
belakangan. Baik dalam bentuk penebangan pohon secara liar maupun pembukaan
lahan oleh masyarakat. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk
menghukum para penebang pohon liar. Namun, faktanya penebangan pohon secara
liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar dan
pembukaan lahan oleh masyarakat menyebabkan tanah tidak mampu menyerap air
dengan baik dan juga tanah tidak ada lagi yang mengikat. Oleh karena itu, tiap
datang musim hujan selalu terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor.
54
Catatan:
Paragraf tersebut diawali dengan sebab, yaitu perincian tentang terjadinya peristiwa.
Penulis memulainya dengan memaparkan keadaan sesungguhnya yang terjadi
disertai alasan yang mendukung. Pada bagian akhir, penulis baru menyimpulkan
dalam bentuk kalimat topik. Simpulan itu merupakan akibat yang ditimbulkan oleh
uraian-uraian khusus sebelumnya.
6. Paragraf Repetisi
Pengembangan paragraf dengan pengulangan sering digunakan untuk mengingatkan
kembali pada pokok gagasan dan menguatkan pokok bahasannya. Pokok bahasan yang
dikemukakan pada awal paragraf diulangi pada akhir paragraf sebagai simpulan. Jadi,
jika kata atau gugus kata pada sebuah kalimat diulang pada kalimat berikutnya,
pembaca diingatkan kepada informasi yang pernah dibacanya.
Contoh paragraf repetisi:
Di seluruh dunia, makhluk hidup memerlukan kebutuhan yang sama. Makhluk
hidup memerlukan udara segar dan air. Makhluk hidup juga memerlukan tanah
untuk hidup dan bertempat tinggal. Semua itu telah tersedia di bumi dan kita wajib
\untuk merawatnya dan bisa hidup berdampingan satu sama lain.
Catatan:
Dalam pengembangan paragraf secara repetisi ini, sebuah pokok bahasan
ditampilkan secara berulang pada kalimat berikutnya. Perhatikan kata “makhluk
hidup” contoh paragraf tersebut!
55
E. Format Paragraf
Ada dua format dalam paragraf: (1) format lurus/blok dan (2) bertakuk.
Contoh format lurus:
Pernalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam proses berpikir
itu seseorang menghubung-hubungkan data atau fakta hingga sampai pada suatu
simpulan.
Data atau fakta itu kemudian dinalar dan data yang dinalar itu boleh benar dan boleh
tidak benar. Seseorang akan menerima data atau fakta yang benar dan menolak data
yang tidak benar. Berdasarkan pengamatan yang sejenis, juga akan terbentuk
proposisi-proposisi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
proposisi yang dianggap benar, orang akan menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui.
Dalam penulisan paragraf, ada dua pola pernalaran yang biasa digunakan, yaitu pola
pernalaran induktif dan pola pernalaran deduktif.
Catatan:
Paragraf lurus memiliki jarak antarpargraf lebih besar daripada jarak antarkalimat.
Contoh format bertakuk:
Pernalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam proses berpikir
itu seseorang menghubung-hubungkan data atau fakta hingga sampai pada suatu
simpulan. Data atau fakta itu kemudian dinalar dan data yang dinalar itu boleh benar
dan boleh tidak benar.
Seseorang akan menerima data atau fakta yang benar dan menolak data yang
tidak benar. Berdasarkan pengamatan yang sejenis, juga akan terbentuk proposisi-
proposisi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau proposisi
yang dianggap benar, orang akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui.
Dalam penulisan paragraf, ada dua pola pernalaran yang biasa digunakan,
yaitu pola pernalaran induktif dan pola pernalaran deduktif.
Catatan:
Paragraf bertakuk di mana kalimat awal menjorok masuk kecuali pada paragraf
pertama setelah judul/subjudul.
56
Jahrir, A. S. 2016. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Makassar. CV. Amanda Insan
Ilmiah.
Permendikbud. 2015. PUEBI Daring (https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/tanda-
titik/). Diakses pada 7 November 2019.
Suladi. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sriyanto. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Ejaan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 1992. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.
Waridah, Ernawati. 2009. EyD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2014. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumber lain:
Narabahasa.id
Merdeka.com
Kompas.com
57
Nama :………………………..
Prodi :………………………..
NIM :………………………..
No. Hari dan Tanggal Catatan Konsultasi ttd. Dosen
Pembimbing
No. Hari dan Tanggal Catatan Konsultasi ttd. Dosen
Pembimbing
No. Hari dan Tanggal Catatan Konsultasi ttd. Dosen
Pembimbing