The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BEST PRACTICE_IIS SUNARTI_SMAS BUNGA BANGSA (1)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by isunarti18, 2023-06-07 20:41:04

BEST PRACTICE_IIS SUNARTI_SMAS BUNGA BANGSA (1)

BEST PRACTICE_IIS SUNARTI_SMAS BUNGA BANGSA (1)

LAPORAN BEST PRACTICE TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021 PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT PADA PEMBELAJARAN TATAP MUKA MATERI ASAM-BASA KELAS XI IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK NAMA PESERTA : IIS SUNARTI, S.Pd NUPTK : 0550767668230163 SEKOLAH : SMAS BUNGA BANGSA KOTA : BANDUNG PROVINSI : JAWA BARAT


HALAMAN PENGESAHAN Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul “ Pembelajaran Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Pembelajaran Berbasis Project Pada Pembelajaran Tatap Muka Materi Asam-Basa Kelas XI IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik ”. Nama : IIS SUNARTI, S.Pd Sekolah : SMAS BUNGA BANGSA Telah dipublikasikan di perpustakaan SMAS Bunga Bangsa, googlesite (guru mapel kimia) dan googlesite SMAS Bunga Bangsa sejak tanggal 15 September 2021dalam kegiatan pemeriksaan evaluasi oleh Pengawas Pembina sekolah. Telah disetujui dan disahkan oleh : Kepala SMAS Bunga Bangsa Drs.H.Endang,M.MPd


“Pembelajaran Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Pembelajaran Berbasis Project Pada Pembelajaran Tatap Muka Materi Asam-Basa Kelas XI IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik” Lokasi SMAS Bunga Bangsa Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas Tujuan yang ingin dicapai Pembelajaran melalui pendekatan scientific dengan model pembelajaran berbasis project pada pembelajaran tatap muka materi asam-basa dengan menunjukan sikap jujur, kreatif, disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama. Penulis IIS SUNARTI Tanggal Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, tanggal 18 Januari 2021 Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. 1. Kondisi yang menjadi latar belakang Kimia sebagai bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai dasar mata pelajaran pada peminatan di SMA. Namun berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa peserta didik, kimia masih dirasakan sulit untuk dipelajari oleh sebagian besar peserta didik. Hal tersebut diperparah dengan kondisi saat ini yang masih berlangsungnya pandemic sehingga peserta didik kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini disebabkan antara lain karena: 1) Ilmu kimia bersifat abstrak. 2) Konten kimia di SMA masih terlalu luas dan belum kontekstual. 3) Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang pesat. 4) Keterbatasan peserta didik dan guru untuk dapat berinteraksi


secara langsung membuat peserta didik kurang memahami materi kimia melalui pembelajaran daring. Kesulitan yang dirasakan oleh siwa SMA tersebut menyebabkan motivasi peserta didik dalam belajar kimia tergolong rendah. Selain itu, ada juga faktor lain yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik, yaitu: 1) Proses pembelajaran yang masih terpusat kepada guru 2) Pembelajaran masih berorientasi pada buku 3) Penilaian masih terbatas dalam ranah kognitif 4) Peserta didik kurang dapat mengikuti pembelajaran secara daring, dikarenakan berbagai faktor seperti: adanya peserta yang harus isolasi mandiri, peserta didik yang sakit, tidak semua peserta didik memiliki perangkat untuk mengikuti kelas daring. Faktor-faktor tersebut juga yang menjadi penyebab belum optimalnya pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam proses pembelajaran. Salah satu materi yang diajarkan di kelas XI SMA adalah asam basa. Beberapa permasalahan yang dialami dalam pembelajaran asam basa ini berdasarkan pengalaman penulis adalah: 1. Pembelajaran asam basa masih berorientasi pada buku sehingga peserta didik kesulitan mengaitkan materi asam basa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Belum mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran asam basa di kimia SMA. 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam materi asam basa tidak mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran berbasis Project. 4. Peserta didik kurang dapat memahami materi kimia jika hanya menyimak video pembelajaran yang telah dibuat oleh guru selama pembelajaran daring. Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari


pembelajaran aktif. Secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan proyek sekolah (Menurut Trianto:2011). Model pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa:2006). Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar, Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan dengan saat penyelesaian yang tegas” menjelaskan bahwa “Pembelajaran berbasis proyek adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru berdasar pengalamannya melalui berbagai presentasi” (Joel L Klein et. Al dalam Widyantini:2014). Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. (Thomas, dkk dalam Wati (2013). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Metode pembelajaran berbasis proyek menurut Buck Institute for Education merupakan suatu metode pembelajaran sistematis yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui proses penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan pembuatan berbagai karya yang dirancang secara hati-hati. (M. Hosnan:2014). Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa adalah keterangan Gear (M. Hosnan:2014). Sedangkan ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center for Youth


Development and Education Boston (M. Hosnan:2014) yaitu: 1) Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditentukan bersama sebelumnya. 2) Siswa berusaha memecahan sebuah masalah atau tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti. 3) Siwa didorong untuk berfikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai bentuk komunikasi. 4) Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang mereka kumpulkan. 5) Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek berlangsung. 6) Siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya. Kerja proyek dalam pembelajaran berbasis proyek dilihat pada proses, kreativitas dan aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar mahasiswa. Menurut Sudjana (dalam Jihad dan Haris:2013) “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar”. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ni Wayan Rati, Nyoman Kusmaryatni, Nyoman Rediani. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa.Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 6, No.1 Pembelajaran yang berpusat pada guru sangat mengurangi tanggung jawab siswa atas tugas belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada guru kurang meningkatkan aktivitas siswa, sehingga menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini diindikasikan dari metode yang digunakan guru dikelas dalam proses pembelajaran konvensional. Siswa cenderung belajar dengan menghafal rumus tanpa memahami konsepnya sehingga menimbulkan anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan (Trianto, 2008:4). Selain itu model pembelajaran yang kurang kontruktivis yaitu tidak mendorong siswa untuk


membangun pengetahuan awal yang dimilikinya. Siswa kurang berpartisipasi aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Hal itu juga faktor penyebab rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika. Uraian diatas menunjukan bahwa perlunya model pembelajaran yang berpusat pada siswa hingga memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan antar dan antar teman dan guru dengan waktu yang relatif singkat. Selain itu, siswa perlu diberikan kesempatan untuk belajar bekerja sama dengan teman dalam mengembangkan pemahaman terhadap konsep dan prinsipprinsip penting. Salah satu model pembelajaran yang diprediksi mampu mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning Model) . Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek, kegiatan pembelajaranberlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen.Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi untuk melatih meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran berbbasis proyek (project based learning model) siswa merancang sebuah masalah dan mencari penyelesaiannya sendiri. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) memiliki keunggulan dari karakteristiknya yaitu membantu siswa merncang proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih siswa bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah proyek yang dan yang terakhir siswa yang menghasilkan sebuah produk nyata hasil siswa itu sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam kelas. (Amirudin, dkk: 2015). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wrigley (1998), Curtis (2005) dan National Training Laboratory (2006) didapat hasil bahwa Model pembelajaran berbasis proyek (project based Learning model) cukup berguna dalam mendesain


pembelajaran yang efektif sehingga cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran (Sastrika, dkk, 2013). Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) membantu siswa dalam belajar : (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna guna (meaningfull-use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik; (2) memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terkudung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang openended, dengan hasil atau jawaban yang Yulita, Model Pembelajaran Berbasis... 124 tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; dan (3) membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif (Santi, 2011:77). Yulita Dyah Kristanti, Subiki, Rif’ati dan Dina Handayani. 2016 . Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning Model) Pada Pembelajaran Fisika Di SMA. Jember: Universitas Jember. Vol. 5 No. 2. 2. Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena pembelajaran ini dapat memberikan gambaran kepada guru lain dalam menerapkan pembelajaran berbasis project dengan pendekatan scientific pada materi asam basa. Pembelajaran ini juga memotivasi penulis secara pribadi untuk melakukan inovasi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar peserta didik, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada indikator mengajukan pertanyaan, melakukan analisis, dan melakukan evaluasi. 3. Peran dan Tanggung Jawab Sebagai guru, dalam praktik baik pembelajaran ini saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan keberhasilan dan ketercapaian indikator pembelajaran yang telah ditetapkan


melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Membuat bahan ajar yang sesuai 2. Menyusun LKPD dengan langkah-langkah pembelajaran project. 3. Mengkondisikan peserta didik yang memulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) Memastikan peserta didik belajar dengan baik dan mengembangkan keterampilannya. Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yangterlibat? 1. Tantangan Ada beberapa tantangan dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran kimia. Tantangan tersebut berasal dari beberapa faktor, yakni faktor peserta didik, guru, dan sekolah. 1. Faktor peserta didik: a. Minat belajar peserta didik dalam pembelajaran masih rendah. b. Peserta didik masih kurang konsetrasi saat belajar. c. Peserta didik kurang interaksi saat pembelajaran. d. Kemampuan dan daya serap peserta didik yang berbedabeda. e. Kondisi saat ini masih berlangsungnya pandemic yang menyebabkan kegiatan belajar peserta didik menjadi terbatas. f. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sangat tidak efektif menyebabkan peserta didik kesulitan untuk memahami materi kimia. g. Sebagian besar siswa tidak mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya pada saat pembelajaran jarak jauh (PJJ). 2. Faktor guru a. Guru kurang mengoptimalkan metode dan model pembelajaran inovatif dan kontekstual yang sesuai


dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik saat pembelajaran di masa pandemic. b. Guru kurang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran khususnya di masa pandemic pada saat pembelajaran jarak jauh melalui kelas daring. 3. Faktor sekolah a. Keterbatasan sarana dan prasarana seperti ruang laboratorium, alat dan bahan praktikum. b. Kurangnya perangkat penunjang pemanfaatan teknologi yang terbatas terutama pada saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui kelas daring. Berdasarkan beberapa tantangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi meliputi faktor peserta didik yaitu minat belajar, faktor guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional dan juga faktor sekolah yaitu ketersedian sarana dan prasana yang mendukung. 4. Siapa saja yang terlibat a. Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Wakasek Sarpras b. Rekan Sejawat c. Peserta didik Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini 1. Langkah-langkah yang dilakukan Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan tantangan yang di hadapi antara lain: a. Menganalisis masalah, memetakan tantangan dan mengeksplorasi penyebab masalah. b. Mencari informasi terkait penerapan pembelajaran Project dengan pendekatan scientific. c. Merancang dan membuat bahan ajar dan media pembelajaran sesuai dengan sintak pembelajaran yang akan diterpakan. d. Mendiskusikan perangkat pembelajaran dengan rekan sejawat.


2. Strategi yang digunakan a. Guru memilih pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. b. Penerapan metode pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru. Dalam hal ini guru memilih metode pembelajaran tanya jawab, diskusi, praktik atau eksperimen. c. Penggunaan media pembelajaran, strategi yang dilakukan guru a dalah memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakertistik peserta didik dan karakteristik materi serta sesuai dengan kemampuan pengusaan yang dimiliki guru baik dalam mendesain maupun dalam pengoperasiannya, dalam hal ini guru memilih media pembelajaran PPT dan video pembelajaran, penggunaan canva, google form, serta penggunaan alat peraga dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga yang digunakan yaitu menggunakan gelas air mineral bekas, cuka, kol ungu dan bunga telang. d. Meningkatkan minat peserta didik, strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat peserta didik adalah merancang pembelajaran inovatif dengan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kolaborasi antara peserta didik dan guru yang tampak pada komponen tujuan, pemilihan strategi pembelajaran dan langkahlangkah kegiatan pembelajaran. 3. Proses Langkah-langkah pembelajaran project: a. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran: Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk menentukan pertanyaan dasar yang menjadi landasan dalam membuat project melalui video informasi melalui link googlesite yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan materi yang


sedang dipelajari. b. Membimbing peserta didik untuk mendesain atau membuat perencanaan project sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Membimbing peserta didik untuk menyusun jadwal pelaksanaan penyelesaian proyek. d. Guru memonitoring kegiatan dan perkembangan proyek, peserta didik berdiskusi dengan guru dan meminta masukan serat saran terkait proyek yang akan dilakukan. e. Menguji hasil dan evaluasi, secara bergiliran setiap kelompok mempresentasikan produk yang telah dibuat dan setiap kelompok menanggapi serta memberi masukan serta saran yang membangun untuk perbaikan produk sebelum di unggah di media social (youtube) sekolah. 4. Yang Terlibat a. Rekan Sejawat sebagai observer b. Peserta Didik 5. Sumber daya yang diperlukan a. Dukungan aktif dari Rekan Sejawat b. Sarana dan prasarana belajar Peran aktif guru dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Refleksi Hasil dan Dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan 1. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan Beberapa dampak dari aksi yang dilakukan adalah: a. Aktifitas peserta didik dalam pembelajaran meningkat setelah hampir satu tahun lebih pembelajaran dilakukan secara daring. b. Peserta didik menunjukan sikap jujur, kreatif, disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama dalam pembelajaran meskipun selama pembelajaran daring interaksi dan kolaborasi tidak dilakukan. c. Peserta didik memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan


atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhanproses tersebut? kelas dan kelompok lainnya menanggapi dengan bertanya memberi saran dan masukan. d. Peserta didik lebih aktif menyampaikan gagasan berbeda ketika pembelajaran daring dilakukan. 2. Hasil Efektif a. Peserta didik lebih semangat dan termotivasi dalam pembelajaran kimia. b. Peserta didik lebih berani dan aktif menyampaikan gagasan dalam diskusi. c. Peserta didik memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap materi asam basa dan dapat dengan baik mengaitkan materi tersebut secara kontekstual. 3. Hasil tidak efektif a. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran melebihi alokasi waktu yang direncanakan dikarenakan waktu pada pembelajaran tatap muka pada masa pandemic mendapat pengurangan alokasi waktu yang seharusnya. b. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki mengunggah produk peserta didik dilakukan di luar jam pembelajaran kimia. 4. Respon orang lain a. Rekan sejawat memberikan respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, dan dengan sukarela memberikan bantuan ketika diminta menjadi observer. b. Rekan sejawat lebih sering berdiskusi dengan penulis tentang penerapan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. c. Peserta didik merasakan perubahan dalam motivasi dan minat belajar karena bisa lebih aktif belajar dan membangun pengetahuan secara mandiri dan bekerja sama dalam kelompok.


5. Faktor keberhasilan a. Dukungan dari Pengawas pembina, kepala sekolah, dan para wakasek. b. Ketersediaan referensi yang relevan untuk menjaring ide dalam pembelajaran c. Dukungan dari rekan sejawat, d. Saran dan masukan dari guru pamong dan dosen pembimbing. e. Peserta didik yang mempunyai keinginan untuk belajar 6. Faktor ketidak berhasilan a. Peserta didik pada awal pembelajaran masih kesulitan dalam menemukan pertanyaan dasar yang mendasari pembuatan proyek. b. Peserta didik masih kesulitan dalam penjadwalan pembuatan proyek karena pada kegiatan pembelajaran sebelumnya pernah membuat suatu produk namun belum melakukan proyek secara terstruktur. 7. Pembelajaran yang bisa diambil a. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Banyak hal yang berdampak pada peserta didik selama pembelajaran berbasis proyek seperti: peserta didik dapat menuangkan ide kreatif melalui rancangan proyek dan produk yang akan mereka hasilkan, kolaborasi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dapat terbentuk dengan baik terlebih pembelajaran sudah lama tidak dilakukan secara tatatp muka langsung, peserta didik memiliki kepercayaan diri yang meningkat karena dapat menghasilkan karya (produk) selama pembelajaran, pemahanan peserta didik pada materi asam basa meningkat terlihat pada saat peserta didik menjawab pertanyaan peserta didik lainnya pada saat


presentasi di depan kelas. Selain itu pendekatan scientific muncul seiring sintak pembelajaran proyek dilakukan step by step. b. Guru yang mengajar sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan sintak-sintak yang jelas membuat pembelajaran lebih terarah dan sistematis serta dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasisi proyek membuat peserta didik belajar tidak terbatas pada hafalan teori namun memberikan pembelajaran bermakna dan berbagain proses selama proyek berlangsung menumbuhkan kreatifitas. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).


DAFTAR PUSTAKA Ni Wayan Rati, Nyoman Kusmaryatni dan Nyoman Rediani. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa.Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 6, No.1. Yulita Dyah Kristanti, Subiki, Rif’ati dan Dina Handayani. 2016 . Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning Model) Pada Pembelajaran Fisika Di SMA. Jember: Universitas Jember. Vol. 5 No. 2


Click to View FlipBook Version