MODUL KIMIA
“KIMIA UNSUR”
ADRAVIA LISBETH CLAUDIA SITOMPUL
XII MIPA 1
SMA N 23 BATAM
T.P 2020/2021
KIMIA UNSUR
A. Unsur-Unsur Golongan Utama
1. Golongan 1A (Logam Alkali)
Golongan I A atau golongan alkali terdiri dari :
Li jari-jari atom membesar
Na Na titik didih dan titik lebur berkurang
K sifat reduktor membesar
Rb
Cs
Fr : bersifat radioaktif
Sifat Fisika Logam A lkali
Sifat Kimia 1. Alkali sangat mudah bereaksi dengan
Logam Alkali air menghasilkan gas hidrogen.
2. Alkali dapat bereaksi dengan oksigen
menghasilkan senyawa oksidasi.
3. Alkali dapat bereaksi dengan hidrogen
menghasilkan senyawa hidrida.
a. Lithium (Li), digunakan
sebagai paduan logam untuk
membuat komponen
peasawat terbang dan bahan
baku baterai karena
mempunyai potensial
elektrode sangat besar.
b. Natrium (Na), digunakan
sebagai bahan pembuatan TEL,
soda kue, cairan pendingin pada
reaktor atom, penerangan jalan
raya, dan agen produksi.
c.Senyawa KCl dan
K2SO4 digunakan
sebagai pupuk. KO2
digunakan dalam
pembuatan masker
gas.
d. Rubidium dan Cesium Dampak Penggunaan Unsur
digunakan sebagai katode pada Logam Alkali
lampu-lampu elektronik. Saat terjadi reaksi eksotermis,
Rubidium dan cesium dibuat misalnya natrium, kalium, rubidium,
dengan perinsip yang sama dan cesium dapat bereaksi dengan
menggunakan agen produksi cepat terhadap api serta menimbulkan
berupa Ca. ledakan.
2. Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)
Golongan II A atau golongan alkali tanah terdiri dari :
Be jari-jari atom membesar
Mg Na titik didih dan titik lebur berkurang
Ca sifat reduktor membesar
Sr
Ba
Ra : bersifat radioaktif
Saat terjadi reaksi
eksotermis, misalnya
natrium, kalium, rubidium,
dan cesium dapat bereaksi
dengan cepat terhadap api
serta menimbulkan
ledakan.
Sifat Fisika Golongan Alkali
Pembuatan dan Manfaat Logam Alkali Tanah
a. Berilium (Be), digunakan
untuk komponen reaktor atom
dan jendela sinar X. Berilium
dibuat dengan mereduksi
garam fluoridanya
menggunakan logam-logam
yang lebih aktif lagi.
c. Calsium (Ca), digunakan b. Magnesium (Mg), paduan logam
sebagai bahan bangunan magnesium dan aluminium digunakan
(semen). Calsium dibuat
dengan mereduksi garam sebagai bahan konstruksi pesawat
fluoridanya menggunakan terbang, mobil, rudal, dan bak truk.
logam-logam yang lebih Mg dibuat dengan cara elektrolisis
aktif lagi. lelehan magnesium klorida (proses
Down).
d. Stronsium (Sr), digunakan
sebagai sumber warna merah
pada kembang api, nyala api
mercusuar, dan bahan cat. Sr
dibuat dengan mereduksi
garam fluoridanya
e. Barium (Ba), digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api, bahan cat,
penyamakan kulit, dan racun tikus. Barim dibuat dengan mereduksi garam fluoridanya
menggunakan logam-logam yang lebih aktif lagi.
Dampak Negatif Penggunaan Logam Alkali Tanah
Ion Ca2+ dan ion Mg2+ merupakan penyebab air sadah yang merugikan. Pemaparan
jangka panjang berilium dapat mengakibatkan resiko mengidap penyakit kanker paru-paru
3. Golongan IIIA
Sifat Fisika Unsur-Unsur Golongan IIIA
Sifat Kimia Unsur-Unsur Golongan IIIA
a) Boron akan bereaksi dengan oksigen, halogen, asam
pengoksidasi, dan alkali jika dipanaskan. Senyawa boron bersifat
racun.
b) Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium
bersifat nontoksik.
c) Galium mudah mengorosi logam lain. Galium bersifat toksik
ringan.
d) Indium bersifat toksik ringan.
e) Senyawa talium(III) mudah direduksi menjadi talium(I) atau
sebagai pengoksidasi kuat. Talium dan senyawanya bersifat
sangat toksik.
Manfaat Unsur-Unsur Golongan IIIA
No. Unsur Golongan IIIA Manfaat/Kegunaan
1 Boron Dalam bentuk senyawa digunakan dalam
produk bahan perekat, semen, pupuk,
desinfektan, pemadam api, industri kaca, dan
pemutih tekstil.
2. Aluminium Serbuk aluminium digunakanuntuk
3. Galium menjalankan roket.
Campuran Al dan Fe2O3 digunakan dalam
reaksi termit untuk mengelas logam.
Tawas digunakan untuk menjernihkan air.
Bubuk aluminium akan mudah terbakar dan
meledak jika dipanaskan, serta merusak kulit
jika terkena panasnya.
Digunakan sebagai termometer suhu tinggi dan
dalam industri elektronik.
4. Indium Digunakan untuk membuat paduan logam,
fotokonduktor, dan transistor.
5. Talium Digunakan sebagai superkonduktor pada suhu
tinggi.
4. Golongan IVA
Sifat Fisika Unsur-Unsur Golongan IVA
Sifat Kimia Logam Golongan IVA
Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat tidak reaktif. Tetapi,
karbon dapat bereaksi dengan unsur halogen dan oksigen.
Silikon kurang reaktif dibandingkan karbon. Silikon bersifat nontoksik. Silikon akan
terbakar jika dipanaskan cukup kuat.
Germanium bersifat toksik ringan. Germanium lebih reaktif daripada silikon dalam
larutan H2SO4 dan HNO3.
Timah bersifat nontoksik. Timah(II) merupakan agen produksi yang baik. Timah(IV)
lebih stabil dibanding timah(II).
Timbal bersifat toksik Timbal(II) lebih stabil dibanding timbal(IV).
Pembuatan, Manfaat, dan Dampak Unsur-Unsur Gomongan IVA
e) T1i.mKbaarlbboenrs(Cifa)t toksik Timbal(II) lebih stabil dibanding timbal(IV).
Dalam alotrop grafit, karbon digunakan sebagai isi pensil,
elektrode baterai, proses elektrosis, fiber grafit, dan rket tenis.
Dalam alotrop intan, karbon digunakan sebagai batu mutiara,
pengasah, dan alat bor.
Karbon berupa garfit dibuat dengan cara sintesis batu bara
antrasit melalui pemanasan dengan suhu tinggi.
Karbon mudah terbakar serta beracun jika terhisap dalam
bentuk debu atau serbuk halus.
2. Silikon (Si)
Digunakan sebagai bahan pembuatan solar cell.
Silikon dibuat melalui reduksi pasir kuarsa (SiO2).
Silikon mudah terbakar dalam bentuk bubuk
3. Germanium (G)
Digunakan sebagai bahan semikonduktor
Germanium dibuat melalui proses reduksi GeO2 atau C.
4. Timah (Sn)
Digunakan untuk membuat kaleng makanan, solder, perunggu (campuran Cu dan
Sn), dan pewter (campuran Sn, Cu, Bi, dan Sb). Timah dibuat melalui reduksi SnO2
dengan karbon.
5. Timbal digunakan untuk baterai, aloi, amunisi, dan pelindung radiasi. Timbal dapat
mengakibatkan kerusakan otak dan ginjal serta timbal bersifat toksik.
5. Golongan VA
Sifat Fisika Unsur-Unsur Golongan VA
Sifat Kimia Unsur-Unsur Golongan VA
a. Nitrogen sulit bereaksi dean unsur atau senyawa lainnya.
b. Fosfor putih bersifat racun, sedangkan fosfor merah tidak bersifat racun.
Fosfor bereaksi dengan oksigen dan klor, tetapi tidak beraksi dengan air.
c. Arsenik bersifat racun dan bereaksi dengan halogen, asam pengoksidasi
pekat, dan alkali panas.
d. Antimon logam biru putih bersifat stabil, sadangkan antimon kuning dan
hitam bersifat tidak stabil.
e. Bismut membentuk nyala biru ketika dibakar dengan oksigen.
Pembuatan dan Manfaat Unsur-Unsur Golongan VA
a) Nitrogen digunakan untuk membuat pupuk urea
dan ZA. Nitrogen dihasilkan dengan cara distilasi
fraksinasi udara.
b) Fosfor merah digunakan dalam pembuatan korek api. Fosfor
diperoleh dengan cara pemanasan batuan fosfat, silika (SiO2), dan
coke batu bara di dalam pembakar listrik.
c) Arsen didapat dari pemanasan logam sulfida yang mengandung arsenik. Senyawa arsenik
digunakan dalam insektisida dan sebagai material semikonduktor.
d) Antimoni digunakan sebagai bahan paduan logam untuk pelat aki,
baterai asam-timbal, solder, dan pewter. Antimoni diperoleh dari
stibnit (Sb2S3).
e) Bismut digunakan untuk membuat aloi pengecor dengan timah dan
kadmium. Bismut dihasilkan dari bijib bismutinit (Bi2S3) dan bismit
(Bi2O3).
Dampak Negatif Penggunaan Unsur-Unsur Golongan VA
Nitrogen dapat mengakibatkan hujan asam. Fosfor putih dan arsenik bersifat racun.
Asam nitrat jika disalahgunakan dapat membahayakan manusia.
6. Golongan VIA
Sifat Fisika Golongan VIA
Sifat Kimia Golongan VIA
a) Oksigen bersifat nontoksik, dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam. Jika
dipanaskan dengan logam alkali, oksigen dapat membentuk superoksida.
b) Belerang sukar bereaksi dengan unsur lain pada suhu biasa. Belerang tidak bereaksi
dengan air. Belerang bersifat nontoksik.
c) Selenium dan telurium mempunyai sifat kimia yang sama dengan belerang, tetapi lebih
bersifat logam dibanding belerang.
Pembuatan dan Manfaat Unsur-Unsur Golongan VIA
a. Oksigen digunakan untuk pernapasan makhluk hidup, pembakaran, oksidator
untuk membuat senyawa-senyawa kimia, bahan bakar roket, serta bahan bakar
pesawat ruang angkasa bersana hidrogen. Oksigen dibuat dengan cara
penyulingan bertingkat udara cair dan elektrolisis air.
b. Belerang dimanfaatkan untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, membasmi
penyakit tanaman, dan senyawa CS2. Belerang dibuat dengan cara Sisilia dan
Frasch.
c. Selenium dan telurium untuk membuat aloi dan sebagai fotokonduktor.
Senyawanya diguanakan sebagai aditif untuk mengontrol warna kaca. Selenium
dan telurium diperoleh sebagai hasil samping proses metalurgi.
7. Golongan VIIA (Halogen)
Sifat Fisika Unsur-Unsur Halogen
Sifat Kimia Unsur-Unsur Halogen
Bersifat reaktif dan dapat bereaksi dengan logam, nonlogam, metaloid tertentu,
hidrogen serta air. Merupakan oksidator kuat. Kelarutan unsur halogen juga berbeda-beda.
Manfaat serta Pembuatan Unsur-Unsur Halogen
a) Flourin digunakan untuk membuat freon dan teflon. Flourin
dibuat melalui elektrolisis garam kalium hidrogen flourida
yang dilarutkan dalam cairan hidrogen flourida.
b) Klorin digunakan untuk rumah tangga (garam dapur atau
NaCl), membuat pestisida, seperti DDT, aldrin, dieldrin, dan
PVC. Klorin dibuat melalui 2 proses, yaitu proses Deacon dan
proses Weldon.
c) Bromin merupakan zat aditif yang terdapat pada bensin. Bromin
diperoleh melalui oksidasi ion bromin dalam larutan dengan
oksidator gas Cl2 dan dengan cara elektrolisis.
d) Iodin digunakan untuk mengobati penyakit borok. Klorin
dibuat dari air laut melalui oksidasi ion iodida dengan oksidator gas.
Dampak Negatif Penggunaan Unsur-Unsur Halogen
Senyawa CFC dapat mengakibatkan rusaknya lapisan ozon. DDT sebagai pestisida
dapat berbahaya bagi manusia jika tidak berhati-hati dalam menggunakannya.
8. Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Sifat Fisika Unsur-Unsur Gas Mulia
Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia
a) Sukar bereaksi karena konfigurasi elektronnya stabil sehingga jarang ditemukan dalam
bentuk senyawa.
b) Sedikit larut dalam air, kecuali helium dan neon karena ukuran atomnya yang terlalu
kecil.
Pembuatan dan Manfaat Unsur-Unsur Gas Mulia
a. Helium digunakan sebagai pengisi balon udara. Helium diperoleh dengan cara
penyulingan bertingkat udara cair.
b. Neon digunakan sebagai pengisi lampu berwarna, untuk tabung televisi, dan indikator
tegangan tinggi. Neon juga didapat dari cara yang sama dengan helium.
c. Argon digunakan sebagai pengganti nitrogen untuk mengisi bola lampu pijar serta
membentuk atmosfer inert. Argon diperoleh dengan pemanasan campuran udara dengan
kalsium karbida.
d. Kripton digunakan untuk lampu antikabut dan fotografi kecepatan tinggi. Kripton
berasal dari penyulingan bertingkat udara cair.
e. Xenon digunakan untuk pembiusan pada pembedahan. Xenon berasal dari penyulingan
bertingkat udara cair.
f. Radon digunakan dalam terapi radiasi bagi penderita kanker. Radon diperoleh dengan
B. Unsur-Udnasrui prePluerurhioanderaKdioeatkigtiaf isotop radium-226.
Terdiri dari natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P),
belerang (S), klor (Cl), dan argon (Ar).
Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam
Si merupakan unsur semilogam
P, S, dan Cl merupakan unsur non-logam
Ar merupakan gas mulia
Sifat – Sifat Umum Unsur Periode Ketiga
1. Dalam satu periode dari kiri ke kanan 2. Terdapat di alam dalam keadaan
o Unsur logamnya berkurang kereaktifannya bebas: Ar dan S
o Unsur non-logamnya bertambah 3. Terdapat di alam dalam keadaan
gas: Ar dan Cl2
kereaktifannya 4. Terdapat di alam dalam bentuk molekul P4
o Sifat reduktor berkurang , S8, dan Cl2
o Sifat oksidator bertambah 5. Terdapat dalam kerak bumi yang terbanyak
o Sifat asam bertambah adalah pasir silika (SiO2)
o Sifat basa berkurang 6. Silikon memiliki titik leleh dan titik didih
o Jari – jari atom berkurang tertinggi karena membentuk molekul raksasa
o Afinitas elektron, dan keelektronegatifan 7. Na membentuk basa kuat, Mg membentuk basa
lemah, Al membentuk senyawa
cenderung bertambah. amfoter, Si dan P membentuk asam
o Energi ionisasi cenderung bertambah lemah, S dan Cl membentuk asam kuat.
walaupun ada beberapa penyimpangan
atau kebalikan antara 12Mg dengan 13Al
dan antara 15P dengan 16 P
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-Unsur Ketiga
a. Natrium (Na)
Diperoleh dengan cara elektrolisis dan juga dapat diperoleh dari
oksidasinya seperti Na2O atau dari mineralnya yaitu kriolit.
Dapat digunakan untuk mereduksi lelehan KCl yang bertujuan untuk
memperoleh logam kalium.
Kebanyakan mengonsumsi natrium dapat merusak ginjal dan
meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi.Natrium hidroksida
dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, tenggorokan, membuat sulit
bernapas, batuk, dan kehilangan penglihatan.
b. Magnesium (Mg)
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara
mengelektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode karbon.
Digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi.
Mengonsumsi suplemen magnesium secara berlebihan dapat
memicu kelemahan otot, lesu, dan kebingungan. Serbuk
magnesium yang tercampur udara dapat mengakibatkan
ledakan.
c. Aluminium (Al)
Pembuatan aluminium terdiri atas 2 tahap, yaitu
1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh
aluminium.
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk
menghasilkan aluminium murni.
Logam aluminium digunakan di industri pesawa terbang, sebagai
katalis pada industri plastik digunakan untuk mereduksi oksida-
oksida logam, seperti MnO2 dan CrO3, digunakan untuk
mengelas baja (campuran serbuk aluminium denga oksida besi).
Debu aluminium jika terhirup dapat mengalami masalah paru-
paru. Bagi penderita gagal ginjal, aluminium dapat
mengakibatkan masalah selama proses cuci darah.
d. Silikon (Si)
Silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Selain itu, silikon juga dapat
diperoleh dengan cara memanaskan silikon tetrahalida
menggunakan pereduksi gas hidrogen pada suhu tinggi.
Silikon digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung,
dan persendian buatan. Silikon cair digunakan untuk operasi retina
yaitu sebagai perekat saat pemasangan retina. Silikon oksida
digunakan dalam pembuatan gelas, kaca, dan semen.
Silikon dapat mengakibatkan efek pernapasan kronis, terutama
dalam bentuk kristal silika (silikon dioksida). Kristal silika yang
terhirup dapat menyebabkan iritasi pru-paru dan selaput lendir
serta dapat mengiritasi kulit dan mata.
e. Fosfor (F)
Pembuatan fosfor tergantung pada jenis fosfor yaitu fosfor putih atau
fosfor merah.
1. Fosfor putih dibuat dengan cara mereduksi kalsium fosfat,
pasir, dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku
listrik
2. Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih.
Fosfor memiliki kegunaan untuk membuat asam fosfor, membuat
dinding dan kepala korek api, sebagai bahan dasar pembuatan pupuk
fosfat dan superfosfat, pestisida, dan bom asap, serta sebagai unsur penting bagi
tulang dan gigi.
Fosfor putih bersifat beracun dan mematikan dengan dosis fatal 50 mg. Uap fosfor
putih dapat mengakibatkan kerusakan jantung, hati, ataupun ginjal.
f. Belerang (S)
Belerang dapat diolah secara industri melalui 3 cara, yaitu cara
Sisilia, cara Frasch, dan cara Claus.
Belerang memiliki kegunaan sebagai bahan baku pembuatan asam
sulfat, korek api, dan pada proses vulkanisasi karet. Belerang juga
digunakan di industri kimia, industri film dan fotografi, industri
pertenunan, serta indutri logam, besi, dan baja.
Menghirup belerang dalam jumlah banyak dapat mengalami kesulitan bernapas.
Adanya uap belerang di udara dapat mengakibatkan pencemara. Selain itu, belerang
dioksida yang bercampur air hujan dapat mengakibatkan hujan asam.
g. Klor (Cl)
Klorin dibuat dengan 2 cara, yaitu
1. Elektrolisis larutan NaCl
2. Mereaksikan ion klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat.
Kegunaan klorin diantraranya, yaitu KCl digunakan sebagi pupuk, Cl2
digunakan pada desinfektan, ZnCl2 digunakan sebagai solder, dan
NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai.
Klorin dapat berbahaya bagi tubuh. Uap klorin yang terhirup dapat
mengakibatkan batuk, nyeri dada, serta gangguan paru-paru.
h. Argon (Ar)
Argon tidak berwarna, tidak berbau, dan sedikit larut dalam air.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bahan pengisi bola lampu pijar dan neon,
serta campuran gas lain.
Argon pada tanaman dapat mengakibatkan keracunan akar yang banyak dijumpai di
tanah persawahan.
C. Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V),
krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng
(Zn). Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat umum yaitu sebagai
berikut:
1) Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada suhu
ruangan dengan ikatan logam yang kuat.
2) Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
3) Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
4) Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
5) Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
6) Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.
Sifat Logam
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Adanya ikatan logam tersebut,
mengakibatkan titik didih
Bilangan Oksidasi
Unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.
Senyawa Berwarna
Warna ini disebabkan oleh tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi hampir
sama.
Sifat Magnetik
Sifat magnet adalah salah sifat unsur-unsur transisi karena mempunyai daya tarik ke
magnet. Namun, sifat magnet ada 3 macam, yaitu:
Sifat magnet adalah salah sifat unsur-unsur transisi karena mempunyai daya tarik ke
magnet. Namun, sifat magnet ada 3 macam, yaitu:
Diamagnetik (dimagnetik : ditolak) = Sifat magnet yang ditolak dari medan
magnet alias tidak tertarik. Syarat dari sifat magnet ini yaitu seluruh orbital terisi
penuh. Contohnya, Zn.
Paramagnetik (Paramagnetik : padalaman : pedalaman) = Sifat magnet yang
sedikit ditrak ke medan magnet. Syaratnya yaitu hanya satu elektron yang tidak
berpasangan . Contohnya, Sc.
Feromagnetik (Fero : besi : besi itu kuat) = Sifat magnet yang ditarik kuat ke
medan magnet. Syaratnya adalah semakin banyaknya elektron tidak berpasangan
atau lebih dari satu. Contohnya, Fe, Co, dan Ni.
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur Golongan Transisi Periode Empat
a) Skandium (Sc), dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang
dicampurkan dengan klorida-klorida lain. Skandium
digunakan sebagai komponen pada lampu berkonsentrasi
tinggi. Uap skandium yang terhirup dalam jangka panjang
dapat mengakibatkan emboli paru-paru serta dapat memicu
penyakit organ hati.
b) Titanium (Ti), didapat dengan cara mengalirkan gas klorin pada TiO2
sehingga terbentuk TiCl4. Titanium banyak digunakan di industri
peasawat terbang, mesin turbin, dan peralatan kelautan. Dalam bentuk
serbuk logam, titanium dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan
jika terpapar panas di udara, titanium dapat meledak.
c) Vanadium (V), dihasilkan dari reduksi V2O3 denagn campuran
silikon dan besi. Vanadium banyak digunakan dalam
pembuatan peralatan teknik yang tahan getaran,
misalnya pegas. Vanadium dapat memicu iritasi paru-paru,
tenggorokan, mata, dan rongga hidung.
d) Krom (Cr), direduksi oleh karbon menghasilkan ferokrom. Krom
digunakan sebagai bahn dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan
baja yang lebih kuat dan mengilap. Kromium dapat bersifat racun bagi
organisme dan mengubah materiu genetik yang memicu kanker.
e) Mangan (Mn), diperoleh dengan mereduksi MnO2 dengan
campuran besi oksida dan karbon. Mangan banyak digunakan
pada industri baja sebagai campuran mangan dengan besi
(feromangan). Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat
mesin dan alat berat. Mangan dapat mengakibatkan emboli
paru-paru, bronkitis, dan Parkinson.
f) Besi (Fe), proses pengolahan bijih besi dilakukan dengan tanur tinggi, yaitu dengan cara
mereduksi oksida besi menggunakan gas karbon monoksida. Kompleks besi berperan
penting dalam proses biologis, yaitu untuk membentuk hemoglodin dalam darah dan
klorofil pada tanaman. Asap oksidasi besi dapat mengakibatkan timbulnya
pneumoconiosis jinak atau siderosis.
Gambar 2.1. Instalasi tanur tinggi
g) Kobalt (Co), digunakan untuk membuat paduan logam, pembuatan mesin jet, mesin
turbin, dan peralatan tahan panas. Kobalt yang terhirup dapat mengakibatkan asma dan
pneumonia.