The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Orang-Orang Proyek (Ahmad Tohari) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alfiperpus, 2022-08-19 02:40:39

Orang-Orang Proyek (Ahmad Tohari) (z-lib.org)

Orang-Orang Proyek (Ahmad Tohari) (z-lib.org)

”Sudah, Mas?” seru Wati dari mobil.
Kabul menjawab dengan langkah menuju mobilnya. Wa­
jahnya masih berat. Duduk di belakang kemudi, tapi kunci
kon­tak tak kunjung disentuhnya. Malah memejamkan
mata. Lama. Dengan mata terpejam Kabul malah melihat
ri­buan proyek bangunan sipil yang digarap dengan ke-
sontoloyo-an. Orang-orang proyek sudah dikenal masyarakat
seba­gai tukang suap, tukang kongkalikong, apa saja bisa
dilakukan asal dapat untung. Dan korban kegilaan mereka
adalah masyarakat umum, karena mutu bangunan yang
mereka kerjakan tak mencapai mutu baku.
Dan ada cerita humor yang sangat populer tentang
orang-orang proyek. Suatu saat di akhirat, penghuni neraka
dan penghuni surga ingin saling kunjung. Maka penghuni
kedua tempat itu sepakat membuat jembatan yang akan
meng­hubungkan wilayah neraka dan wilayah surga. Ba­
gian jembatan di wilayah neraka akan dibangun oleh orang
neraka dan sebaliknya. Ternyata penghuni neraka lebih ce­-
pat menyelesaikan pekerjaannya daripada para penghuni
surga. Dan ketika dicari sebabnya, ditemukan kenyataan di
antara para penghuni neraka banyak mantan orang pro­
yek.
Masih duduk dan belum menghidupkan mesin mobil­
nya, Kabul menyampaikan cerita konyol itu kepada Wati.
Wati tertawa.
”Dari mana Mas mendapat cerita itu?”
”Mau tahu? Dari orang proyek yang dulu jadi bos
kita.”

251

”Pak Dalkijo?”
”Ya.”
”Edddddaaaaan. Jadi, orang-orang proyek sesungguhnya
sadar akan kegilaan mereka?”
”Mereka, orang-orang proyek, baik dari pihak pemilik
mau­pun pemborong, sama saja. Mereka tahu dan sadar
akan kegilaan mereka. Dan tampaknya mereka tak peduli.
Bagi mereka proyek apa saja dan di mana saja adalah
ajang bancakan. Dan karena kebiasaan itu, kata ’proyek’
pun kini memiliki tekanan arti yang khas. Yakni semacam
kegiat­an resmi, tapi bisa direkayasa agar tercipta ruang
untuk jalan pintas menjadi kaya. Maka apa saja bisa dipro­
yek­kan.”
”Apa saja?”
”Ya, apa saja bisa diproyekkan. Tidak hanya pembangun­
an jembatan atau infrastruktur lain, tapi juga pengadaan
kotak pemilu, pembagian sembako untuk orang miskin,
peng­adaan bacaan untuk anak sekolah, program transmi­
gra­si, program penanggulangan bencana alam. Bahkan Si­
dang Umum MPR dan penyusunan undang-undang bisa
mereka jadikan proyek yang mendatangkan duit. Orang-
orang proyek rakus dan licin, dan mereka ada di mana-
mana.”
”Kegilaan besar-besaran ini akan berlangsung sampai
ka­pan, Mas?”
Kabul tidak segera menjawab. Wajahnya beku. Pandang­
an­nya seakan buntu. Lalu tangannya bergerak untuk me­
mu­tar kunci kontak.

252

”Rayap baru berhenti makan bila kayu yang digerogoti­
nya sudah habis. Atau bila mereka disiram racun antise­
rang­ga.”

Mesin mobil mendesis. Keempat rodanya mulai bergu­
lir.

”Kita tinggalkan tempat ini dan singgah ke rumah orang­
tuamu, terus ke rumah Biyung. Bagaimana?”

”Aku ikut saja, Mas.”
Mobil berputar dan melaju cepat meninggalkan jembatan
Su­ngai Cibawor. Jembatan yang sekilas tampak gagah itu
lantainya sudah jebol meski umurnya baru satu tahun.
Rasa sakit tiba-tiba menusuk dada Kabul.
Angin sore masuk melalui celah kaca mobil. Namun
kese­jukannya tak bisa meredam hati Kabul yang tiba-tiba
sangat digelisahkan oleh pertanyaan: Ada berapa ribu pro­
yek yang senasib dengan jembatan Cibawor? Dan dengan
men­tal ”orang-orang proyek” yang merajalela di mana-
mana, bisakah orang berharap akan terbangun tatanan
hidup yang punya masa depan?

Bantaran Kali Tajum,
April-Mei 2001

253

Tentang Pengarang

Ahmad Tohari dilahirkan di Banyumas, 13 Juni 1948. Dia
tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup ke­
desa­annya yang mewarnai seluruh karya sastranya---
Ronggeng Dukuh Paruk (1982) yang telah diterbitkan dalam
bahasa Jepang, Cina, Belanda, Jeman, Inggris, dan Mexico
serta te­lah difilmkan dengan judul Sang Penari; Di Kaki
Bukit Cibalak (1986); Senyum Karyamin (1989); Bekisar Merah
(1993) yang telah diterbitkan dalam bahasa Inggris; Lingkar
Tanah Lingkar Air (1992); Orang-Orang Proyek (2002); Kubah
(2005) yang telah diterbitkan dalam bahasa Jepang;
Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan (2006); Mata yang Enak
Dipandang (2013).

pustaka-indo.blogspot.com

Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan
antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini
dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang
pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan
kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat
berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang

niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama?

Memahami proyek pembangunan jembatan di sebuah desa bagi
Kabul, insinyur yang mantan aktivis kampus, sungguh suatu
pekerjaan sekaligus beban psikologis yang berat. "Permainan" yang
terjadi dalam proyek itu menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu
bangunan menjadi taruhannya, dan masyarakat kecillah yang
akhirnya menjadi korban. Akankah Kabul bertahan pada
idealismenya? Akankah jembatan baru itu mampu memenuhi

dambaan lama penduduk setempat?

N O V E LNOVEL


Click to View FlipBook Version