The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Infovet Edisi Khusus Indo Livestock 2022. Berisi artikel terkini antara lain : Ulasan sejarah PMK pengendaliannya, Kesehatan usus ayam modern , serta data bisnis terbaru. Disajikan pula artikel khusus karya Tony Unandar, Rochadi Tawaf dan Bambang Suharno

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gallusindonesiautama, 2022-07-10 22:20:15

Infovet Edisi Khusus Indo Livestock 2022

Majalah Infovet Edisi Khusus Indo Livestock 2022. Berisi artikel terkini antara lain : Ulasan sejarah PMK pengendaliannya, Kesehatan usus ayam modern , serta data bisnis terbaru. Disajikan pula artikel khusus karya Tony Unandar, Rochadi Tawaf dan Bambang Suharno

Keywords: infovet edisi khusus indo livestock,peternakan dan kesehatan hewan,penyakit mulut dan kuku (PMK),Kesehatan usus ayam modern

KESEHATAN USUS WhatsApp Marketing Nama Product:
AYAM MODEREN
Natural Pigments
OLEH: TONY UNANDAR Xamacol 40B (Yellow Pigment)
Xarocol 20B (Red Pigment)
INDIKATOR BISNIS
Mycotoxin
DATA BISNIS Mastersorb Gold
Mastersorb FM
PETERNAKAN TERBARU Toxiban Max

Feed Hygiene
Formycine Gold PX
Acidomix AFG

Gut Health
Activo Liquid
Ventar D
Pretect D

Feed Quality and Antioxidant
Santoquin6 Mix
Santoquin Max
Santoquin Liquid

Young Animal Nutrition for pig
Globigen Jump Start

SELAMAT

DAN

SUKSES

ATAS GELARAN

Terbit Sejak Mei 1992 oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia RUANG
(ASOHI) dengan ijin terbit: No 1761/SK/Ditjen PPG/STT/1993 REDAKSI
ISSN: 0854-0659
PMK DAN
PENDIRI PETERNAKAN KITA
Dr HC A Karim Mahanan (alm), Sang Pelopor ASOHI
Letkol Purn. Drh. Tjiptarjo, SE (alm) Pukulan telak kini kembali menghantam sektor peternakan
Indonesia. Setelah dihujam African Swine Fever (ASF),
Majalah Infovet diterbitkan oleh badan hukum Nasional Lumpy Skin Disease (LSD), kini penyakit yang paling ditakuti
PT. Gallus Indonesia Utama sejak Januari 2002 datang. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang legendaris kembali
mewabah di Indonesia.
PEMIMPIN UMUM/REDAKSI
Ir. Bambang Suharno Sejatinya PMK bukan penyakit baru di Indonesia, penyakit ini
sudah ada sejak zaman VOC dulu. Kala itu pada 1887, PMK masuk
WAKIL PEMIMPIN UMUM melalui importasi sapi dari Negeri “Kincir Angin” dan hinggap di
Drh. Rakhmat Nuriyanto, MBA Malang. Singkatnya, berbagai upaya dilakukan Indonesia hingga
diakui OIE sebagai negara bebas PMK pada 1990. Namun kini,
PEMIMPIN USAHA/WAKIL PEMIMPIN REDAKSI seakan bangkit dari kuburnya PMK kembali meneror sektor
Ir. Darmanung Siswantoro peternakan Indonesia.

REDAKTUR PELAKSANA Selama 32 tahun berlalu, sampai kemudian PMK datang kembali
Ridwan Bayu Seto ke Indonesia. Seakan ingin mengulang kedigdayaannya, PMK
dideteksi kembali di Jawa Timur pada minggu kedua Mei 2022, kini
KOORDINATOR PELIPUTAN wabah sudah merambah ke beberapa daerah termasuk Sumatra.
Nunung Dwi Verawati
Selain penyakit legendaris tersebut, beragam persoalan juga
REDAKSI masih menghinggapi sektor perunggasan maupun ternak lainnya,
Wawan Kurniawan, Cholillurahman, dari persoalan penyakit, pakan maupun sistem budi daya yang kini
Drh. Untung Satriyo (Jogja dan Jawa Tengah), Drh. Yonathan dituntut untuk selalu berinovasi agar performa ternak bisa dijaga
Rahardjo (Jawa Timur), Drh, Mas Djoko Rudyanto, Ms (Bali), dan keuntungan tak terpangkas.
Drh. Heru Rachmadi (NTB), Sadarman, SPt., MSc (Riau), Drh. Sry
Deniati (Sulawesi Selatan), Drh. Joko Susilo (Lampung), Drh. Dalam kesempatan ini, Infovet yang kembali menerbitkan Edisi
Putut Pantoyo (Sumatera Selatan) Khusus Indo Livestock Expo and Forum 2022 yang digelar di Jakarta,
mengangkat pokok bahasan terkait PMK dan Peternakan Kita.
KONTRIBUTOR Seperti apa, simak ulasan-ulasan artikelnya. ***
Prof Dr. Charles Rangga Tabbu, Drh. Dedy Kusmanagandi, MM,
Gani Haryanto, Drh. Ketut T. Sukata, MBA, MSi, Drs. Tony Unandar, EDISI KHUSUS 2022
MS, Prof. Dr. Drh. CA Nidom MS.

STAF PEMASARAN & DISTRIBUSI
Septiyan Noer Erya, Yaya Muhaeni, Nur Aida

DISAIN GRAFIS & PRODUKSI
Mochammad Fachrur Rozi (OZi)

STAF PRODUKSI & SIRKULASI
Mohamad Sofyan

ADMINISTRASI
Nur Aidah

KABAG KEUANGAN
Eka Safitri

Infovet diterbitkan setiap bulan oleh :

PT. GALLUS INDONESIA UTAMA

DIREKTUR UTAMA
Ir. Bambang Suharno

DIREKTUR
Drh. Rakhmat Nuriyanto, MBA

MANAGER
Ir. Darmanung Siswantoro

ALAMAT REDAKSI
GRAND PASAR MINGGU
Jalan Raya Rawa Bambu 88 A
Pasar Minggu Jakarta Selatan
Telp: (021) 7829689, 78841279, Fax: 7820408
e-mail: [email protected]
Website: www.majalahinfovet.com

No. rek 126.0002074119 Bank MANDIRI Cab Ragunan Jakarta
a/n PT. Gallus Indonesia Utama
No. rek 733-0301681 Bank BCA KCP Cilandak KKO I Jakarta
a/n PT. Gallus Indonesia Utama

Redaksi menerima tulisan yang berkaitan dengan
kesehatan hewan atau peternakan. Redaksi berhak
menyunting tulisan sepanjang tidak merubah isinya.
Semua tulisan yang dikirim menjadi milik redaksi.

4

www.majalahinfovet.com

EDISI 333 APRIL 2022 www.majalahinfovet.com

EDISI 334 MEI 2022 www.majalahinfovet.com

EDISI 335 JUNI 2022 www.majalahinfovet.com

MAJALAH PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN www.ceva.co.id

MAJALAH PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN www.ceva.co.id

FOKUS MAJALAH PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN www.ceva.co.id
KONSUMEN
PERISTIWA RESTOCKING Rp. 29.000
LIPUTAN KHUSUS HADAPI WABAH ASF WhatsApp Marketing

EPIDEMIK HALAL Rp. 29.000
TAK SEKADAR WhatsApp Marketing
PMK !
LOGO DAN CAP
Rp. 29.000
WhatsApp Marketing

FEED TECH “In Indonesia, Infovet is the one and only
BUDIDAYA magazine that focuses on the areas of Veterinary,
EQUIPMENT
KESEHATAN HEWAN Animal Health Bussiness, and Feed Industry.
This is accordance with its name,
Infovet stands for Veterinary and

Animal Husbandry Information Magazine”

EKONOMI BISNIS Infovet provides updated animal health products, livestock
ETALASE news and practical information from all over Indonesia and world.
INTERNATIONAL
OPINI These coverage report are reviewed in depth,
PROFIL sharp, reliable and “INDEPENDENT”.

With more than 30 years as a provider for information
animals health and farming technology,

Infovet deserved as your trusted reference and guidance
in your farming business.

REFLEKSI Marketing agency:

Best Guide For You, 0858 1913 4409

[email protected]
For subscribe and advertising

Livestock and Animal Health Magazine

Publisher & Editor : PT. Gallus Indonesia Utama,
Grand Pasar Minggu Jalan Raya Rawa Bambu 88 A, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520

Phone: (+6221) 7829689, 78841279, Fax: (+6221)7820408
e-mail: [email protected]
Website: www.majalahinfovet.com
Instagram: majalahinfovet_official
Facebook: Majalah Infovet

Sumber: ANTARA

Sejarah Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK)
di Indonesia

Setelah sekitar setengah abad lebih ternak impor menyebar
dan berkembang di daerah-daerah potensial, maka
pada akhir abad XIX secara hampir bersamaan muncul
beberapa penyakit hewan menular yang menyerang peternakan
rakyat di Indonesia. Pada 1884 ternak yang umumnya milik
rakyat diserang oleh Penyakit Ngorok atau Septicaemia
Epizootica (SE). Masih pada tahun yang sama timbul wabah
Penyakit Radang Limpa atau Antraks. Dua tahun kemudian, yakni
pada 1886, kalangan peternakan dikejutkan dengan munculnya
Penyakit Mubeng atau yang dikenal dengan Surra. Satu tahun
kemudian setelah itu, yakni pada 1887, muncul Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizooticae.

Setelah itu, nampak reda dari kejadian wabah penyakit
hewan. Namun setelah hampir 10 tahun, yakni pada 1897,
timbul Penyakit Sampar Menular yang dikenal sebagai penyakit
Rinderpest. Informasi mengenai kejadian tersebut ditemukannya
kelima penyakit hewan menular itu dimuat dalam “Javanche
Courant”dan “Kolonial Verslag”. Demikian pula dalam kejadian-
kejadian selanjutnya selalu dimuat dalam publikasi itu.

Usaha pengendalian kelima penyakit tersebut oleh
Pemerintah Hindia-Belanda terus dilakukan. Bahkan, lantaran
kejadian-kejadian tersebut mendorong pemerintah pada waktu
itu untuk mengeluarkan suatu peraturan perundang-undangan
yang mengatur masalah kesehatan hewan, khususnya tentang
pengendalian penyakit, yakni Ordonansi 1912 No. 432 dan
No. 435 yang lebih dikenal dengan Ordonansi tentang campur
tangannya pemerintah dalam urusan kesehatan hewan.

Dari kelima penyakit hewan menular tersebut di atas, yang
paling ditakuti oleh dunia internasional adalah PMK dan Penyakit
Sampar Menular. PMK ditakuti bukan karena mortalitasnya,
tetapi karena menularnya sangat cepat dan secara ekonomis
sangat merugikan, serta pengendaliannya juga sulit dan sangat
kompleks. Sementara, Penyakit Sampar Menular ditakuti karena
menular sangat cepat, derajat infeksi dan mortalitas mencapai
100%, tetapi pengendaliannya relatif mudah dilaksanakan.

6 EDISI KHUSUS 2022

Rincian kejadian wabah PMK, jumlah menimbulkan pengaruh besar dalam tata dalam suatu negara. Sebagai contoh
kasus dan lokasi kejadiannya di Pulau kehidupan sosio-ekonomi masyarakat, pengalaman kejadian PMK di Indonesia.
Jawa dari tahun 1887 sampai 1969 dapat terutama bagi negara yang kehidupannya Keadaan ini menghambat usaha
dilihat pada tabel berikut: perdagangan dan penyebaran ternak
sebagian besar tergantung dari hasil

Kejadian Wabah PMK di Pulau Jawa, serta Jumlah Kasusnya, Tahun 1887-1969

Tahun Kejadian Provinsi Jumlah Penderita Lokasi Kejadian

1887 Jawa Timur T a d *) Kediri, Malang, Bangil, Pasuruan, Probolinggo,
Lumajang, Jember, Besuki, Bondowoso, Banyuwangi

1888 Jawa Timur Tad Bondowoso, Besuki, Panarukan

1889 Jakarta Tad Jakarta
Jawa Barat Tad Sekitar Jakarta

1906 Jawa Timur Tad Madiun

1913 Jawa Timur Tad Surabaya, Mojokerto, Madiun, Kediri, Madura, Pasuruan

1914 Jawa Timur 12.635 Kediri

1929 Jawa Timur 1.611 Bagelen
Jawa Tengah 3.526 Kedu, Wonosobo

1962 Jawa Timur 1.432 Banyuwangi, Probolinggo, Jember, Panarukan

1966 Jawa Timur 472 Malang, Pasuruan, Madiun

1969 Jawa Timur 487 Surabaya, Malang, Kediri

*) T a d = Tidak ada data

Usaha pengendalian PMK sejak ternak atau yang kehidupan sebagian antar pulau ataupun antar daerah.
zaman Hindia-Belanda sampai saat penduduknya bertopang pada bidang Dengan terjadinya wabah penyakit maka
ini terus dilaksanakan. Disamping pertanian. Karena Indonesia sebagai penghasilan petani ternak terutama
itu masyarakat juga telah melakukan negara agraris dimana sebagian besar dari perdagangan ternak dan hasil
usaha pengobatan secara tradisional. masyarakatnya berpenghasilan dari produksinya akan menurun.
Akan tetapi usaha-usaha tersebut sektor pertanian sebagai petani, maka
belum berhasil memberantas penyakit. ternak sangat penting peranannya yang Keadaan ini disebabkan harga ternak
Buktinya, selalu saja timbul kasus- mana para petani dalam mengolah merosot termasuk hasil produksi ternak
kasus baru. Keadaan ini disebabkan tanah pertanian pada umumnya tersebut. Bagi pedagang ternak juga
kurangnya fasilitas dan mutu vaksin yang menggunakan tenaga kerja ternak. terpengaruh karena dengan ditutupnya
digunakan, serta masih banyak masalah- Dengan demikian bila ternaknya sakit, lalu lintas ternak yang mengakibatkan
masalah yang berkaitan dengannya. terutama oleh PMK, maka bagi mereka penghasilan mereka berkurang.
akan sangat terasa dampaknya.
Setidaknya sudah dua Jadi, dengan adanya wabah PMK
kali pengalaman yang kurang Di negara yang sudah maju di yang secara langsung menderita kerugian
menyenangkan, yakni ketika akan bidang peternakannya, adanya PMK antara lain: petani ternak terutama
menyatakan pembebasan penyakit secara nyata akan terasa kerugian yang yang mengolah tanah pertanian dan
secara resmi. Namun, beberapa waktu ditimbulkan, terutama dari segi produksi angkutan yang menggunakan ternak,
menjelang saat pernyataan pembebasan dan usaha pengendalian yang dilakukan. pemilik ternak terutama pemilik sapi
tersebut tiba, penyakit timbul dengan Oleh sebab itu PMK sangat ditakuti oleh perah, pengusaha perusahaan pengolah
ganas. Kejadian di Bali pada 1973 dan di dunia internasional. susu dan hasil produksi ternak lainnya,
Jawa pada 1983 merupakan pengalaman pedagang ternak terutama pedagang
pahit bagi jajaran peternakan Indonesia. Sebagaimana dimaklumi bahwa kecil di pedesaan dan masyarakat lainnya
PMK secara khusus berpengaruh sangat yang penghasilannya dari hasil roduksi
Berdasarkan pengalaman tersebut di besar terhadap perdagangan. Hal ini peternakan. Selain daripada itu, secara
atas, maka dalam penanganan masalah disebabkan secara internasional apabila makro yang paling rugikan adalah bangsa
PMK, tampaknya semua pihak harus ada PMK disuatu negara, maka negara dan negara itu sendiri.
bertindak dengan memperhatikan segala yang bersangkutan akan sulit untuk
segi. Demikian pula dalam pelaksanaan melaksanakan ekspor ternak ataupun Atas dasar pertimbangan seperti
pengendaliannya, harus betul-betul bahan-bahan asal dan hasil ternaknya, digambarkan di atas itu, dengan tanpa
terencana dengan sistem pengendalian terutama ke negara-negara yang masih mengurangi arti pentingnya upaya
yang tepat dan terpadu. bebas penyakit. Maka, bagi negara produsen pencegahan dan pemberantasan
ternak, serangan PMK akan merupakan penyakit hewan lainnya, tulisan ini
Sosial Ekonomi pukulan hebat dan bahkan dapat secara khusus berfokus pada PMK
Kenapa PMK ditakuti dan harus menggoncangkan usaha peternakannya. dengan segala aspek terkaitnya,
khususnya pengalaman dan perjuangan
mendapat perhatian khusus di Hal yang sama akan dirasakan Indonesia membebaskan negeri ini dari
Indonesia? Karena, PMK dapat dengan adanya PMK di suatu daerah PMK secara tuntas.

EDISI KHUSUS 2022 7

Keberhasilan ini merupakan prestasi Ketiga, wilayah tertular (infected ditempuh jalan stamping out ternak
tersendiri, baik bagi Indonesia maupun zone) adalah daerah yang dijumpai yang sakit saja. (3) Untuk daerah
bagi dunia internasional. Bahkan, yang biasa ditemukan penyakit secara
dengan kemampuan ini prestasi anak kasusnya baik bersifat wabah ataupun sporadik maka harus ditempuh jalan
bangsa di penghujung abad ke 20-an sporadik. Wilayah meliputi seluruh vaksinasi massal secara sistematik dan
patut dibanggakan. daerah Pulau Jawa. Sebenarnya daerah berkesinambungan.

Perwilayahan Jawa ini dengan usaha pengendalian Pengalaman Sejarah
Pola kebijaksanaan pemerintah yang intensif sejak 1976 tidak dijumpai Dengan penyerangan PMK di
kasus penyakit, tetapi pada pertengahan
dalam menghadapi PMK berpegang Nusantara ini, seolah malapetaka telah
dan berpedoman pada Undang- 1983 telah terjadi wabah penyakit yang menimpa. Lantas salah siapa sehingga
undang No. 6/1967 beserta peraturan- penyakit berbahaya itu menyatroni
peraturan pelaksanaannya, yang berupa penyebarannya merata. Wilayah ini terus negeri ini? Untuk memberikan
Peraturan Pemerintah dan Peraturan jawaban yang tepat tentu saja
Pelaksanaan lainnya yang lebih rendah diusahakan pembebasannya dengan diperlukan penelusuran yang tepat
lagi tingkatannya. Sementara peraturan pula. Sebagaimana dimaklumi bahwa
pelaksanaan masih belum lengkap dan melalui kegiatan pengendalian penyakit pada pertengahan abad XIX, beberapa
sepanjang tidak bertentangan dengan bagian dunia dilanda wabah PMK.
peraturan yang sudah ada, maka peraturan yang intensif dan menyeluruh. Keadaan berlangsung dan meluas
perundang-undangan yang lama yaitu sampai abad ke XX.
Ordonansi 1912 No. 432 dan 435 tetap Di dalam usaha pengendalian PMK,
digunakan sebagai pegangan. Sementara Penyakit tidak saja melanda negara-
itu, dalam operasionalnya kebijaksanaan terutama dalam usaha pembebasan negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika
lain yang sangat penting adalah tetapi juga Australia dan hanya negara
menetapkan pembagian daerah menjadi daerah, pemerintah berpegang kepada New Zealand dan pulau-pulau kecil di
tiga kriteria berdasarkan situasi dan kondisi Lautan Hindia dan Kepulauan Oceania
dari daerah terhadap penularan PMK. persyaratan yang telah ditetapkan yang bebas dari serangan wabah.
Bahkan diberitakan bahwa Indonesia
Dalam upaya mengatasi masalah dalam OIE Zoosanitory Code, disamping yang pada saat itu merupakan jajahan
PMK ini, secara geografis, Indonesia memperhatikan kebijaksanaan yang Pemerintahan Hindia-Belanda juga tidak
sangat diuntungkan. Karena terdiri dari telah ditetapkan sebagai persyaratan luput dari serangan wabah PMK. Jawa
pulau-pulau yang dibatasi oleh lautan Timur adalah daerah yang pertama kali
yang cukup luas, yang berfungsi sebagai terhadap daerah yang akan dibebaskan mendapat serangan PMK. Sebagaimana
barrier alam dalam menghambat terjadi di bagian dunia lainnya, penyakit
penyakit. Keadaan geografis yang demik dari penularan PMK. Persyaratan tersebut secara cepat menyebar ke
ini juga menjadi dasar dari penetapan seluruh pelosok Nusantara.
kebijaksanaan pengendalian PMK. tersebut adalah bahwa suatu daerah
Bagaimana PMK bisa masuk ke
Adapun kriteria daerah dimaksud yang tertular atau tersangka adanya Indonesia? Tampaknya, PMK masuk ke
adalah sebagai berikut: Pertama, Indonesia diduga justru berasal dari
wilayah bebas penyakit (free zone) PMK dapat diakui dan dinyatakan bebas daratan Eropa. Kendati daerah-daerah
yakni meliputi daerah yang secara tetangga seperti negara di Asia Selatan
tradisional bebas PMK serta daerah penyakit, apabila di daerah tersebut dan Tenggara serta Australia sudah
yang sudah dibebaskan dan secara telah diambil tindakan sebagai berikut: terlebih dahulu terserang penyakit itu,
resmi telah dinyatakan pembebasannya. (1) Pemusnahan ternak penderita dan namun khusus di Australia PMK dapat
Daerah yang secara tradisional dibasmi pada 1872. Dengan demikian,
bebas PMK: Nusa Tenggara Barat, tersangka penderita PMK (stamping out) pada waktu pertama kali terjadi
Nusa Tenggara Timur, Maluku dan wabah penyakit di daerah Malang dan
Irian Jaya. Daerah yang secara resmi dan disertai kegiatan vaksinasi massal. sekitarnya, Australia sudah 15 tahun
dinyatakan bebas adalah daerah Bali, bebas dari penyakit tersebut. Jadi,
Pulau Madura, Sulawesi Selatan dan Maka daerah tersebut dapat dinyatakan diperkirakan PMK yang menyerang pada
Sulawesi Utara (daerah-daerah tersebut 1887 di Jawa Timur bukan dari Australia.
tadinya tertular). Wilayah ini akan bebas setelah enam bulan dari kasus
dipertahankan status kebebasannya dan Kenapa dugaan keras bahwa PMK
diusahakan pengakuan resmi dari Office penyakit terakhir. (2) Vaksinasi massal tersebut adalah berasal dari daratan
International des Epizootics (OIE). dua tahun berturut-turut yang disertai Eropa? Karena pada waktu terjadinya
kegiatan pengendalian lainnya, maka wabah, pertama kalinya menyerang
Kedua, wilayah tersangka (suspected sapi perah Frisien Holand (FH) yang
zone) adalah wilayah tertular yang dalam daerah tersebut dapat dinyatakan bebas berasal dari Belanda. Pada waktu itu
waktu lebih dari 10 tahun tidak terdapat orang-orang Belanda dan orang-orang
kasus. Wilayah ini meliputi seluruh setelah dua tahun dari kasus penyakit Eropa lainnya yang berada di daerah
daerah Kalimantan, daerah Sulawesi terakhir. (3) tidak dilakukan tindakan Hindia-Belanda terutama yang bekerja
Tengah dan Tenggara, serta seluruh pengendalian, maka daerah tersebut di perkebunan memerlukan sapi perah
daerah Sumatra. Daerah ini diusahakan untuk dikonsumsi air susunya.
pembebasannya secara bertahap dengan dapat dinyatakan bebas penyakit setelah
melalui tindak pengamatan dan evaluasi tiga tahun berturut-turut dari kasus Karenanya kemudian diimpor
secara seksama. terakhir tidak ditemukan kasus PMK. besar-besaran sapi perah dari Eropa
yang kebetulan pada masa itu di Eropa
Namun ada persyaratan lain yaitu
walaupun tidak dilakukan tindakan
pengendalian, minimal kegiatan

pengamatan penyakit yakni sistem

pelaporan dan kegiatan pengamatan
penyakit lainnya dilaksanakan benar-
benar dan dengan sebaik-baiknya.

Sebagai pegangan dalam usaha

pengendalian PMK, dengan berdasarkan
pola-pola kebijaksanaan tersebut di
atas, maka ditetapkan kebijaksanaan
dalam pengambilan tindakan. Adapun
tindakan atau kegiatan yang perlu
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
(1) Bila timbul penyakit di daerah bebas
PMK, dilaksanakan tindakan stamping
out ternak yang sakit dan yang kontak
dengan yang sakit, diikuti vaksinasi
massal di sekitar daerah tertular. (2)

Untuk daerah yang tadinya sudah

tertular oleh PMK bilamana keadaan

penyakit belum meluas, maka harus

8 EDISI KHUSUS 2022

juga sedang terserang PMK. Selain itu, Pada 1906 masih di daerah tahun tidak dijumpai atau tidak pernah
kasus-kasus yang dijumpai di Indonesia Pamekasan terjadi wabah, kemudian dilaporkan lagi kasusnya. Namun secara
pada mulanya hampir sebagian besar pada 1913 masih di daerah yang sama tidak diduga pada Juli 1983, di daerah
pada sapi perah yang disebarkan di timbul wabah lagi yang cukup hebat, Bojonegoro, bersamaan dengan di
perkebunan yang semuanya berasal dimana sebanyak 7.521 ekor ternak daerah Blora Jawa Tengah, terjadi wabah
dari Belanda. menjadi korban. Wabah PMK pada 1913 PMK yang cukup hebat.
ini terjadi bersamaan dengan wabah
Sejak pertama kali dijumpai adanya penyakit di Jawa Timur daratan, yaitu di Pada waktu itu selama satu minggu
PMK di daerah Malang, penyakit daerah Surabaya, Mojokerto, Madiun dan saja lebih dari 1.000 ekor ternak
tersebut dengan cepat menyebar ke Kediri. Korban ternak yang menderita sapi dan kerbau terserang. Melalui
daerah sekitarnya. Tidak saja daerah- pada waktu itu tercatat sebanyak 12.635 lalu lintas ternak, wabah kemudian
daerah di Jawa Timur, tetapi juga daerah ekor. Kemudian, pada 1914 wabah PMK menjalar ke daerah lainnya, yaitu
Jawa lainnya, seperti Jawa Tengah, terjadi lagi di daerah Pasuruan, Madiun daerah Ngawi dan Magetan.
Jawa Barat termasuk wilayah Jakarta. dan Kediri dengan jumlah korban tercatat
Selanjutnya, penyakit dengan cepat sebanyak 9.490 ekor Kejadian PMK di daerah Jawa
menulari daerah lain di luar Pulau Jawa, Tengah baru diketahui pada 1929,
seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Pada masa 1914 sampai 1929, yaitu sewaktu terjadi wabah penyakit
Bali dan Nusa Tenggara Barat. Untunglah tidak ada laporan adanya wabah PMK. di daerah Kedu dan Wonosobo dengan
ada daerah yang betul-betul tidak Namun pada 1929 terjadi lagi wabah di korban yang terserang sebanyak
pernah tertular PMK, yakni daerah Nusa daerah Bagelen dengan korban 1.611 5.954 ekor. Sebelum kejadian wabah
Tenggara Timur dan Irian Jaya. ekor ternak terserang. Untunglah, sejak tersebut dan juga sesudahnya tidak ada
wabah 1929 tersebut sampai zaman catatan kejadiannya. Kendati demikian,
Berdasarkan data yang tercatat kemerdekaan tidak pernah dilaporkan mengingat sifat penyakit yang cepat
dalam laporan-laporan mengenai situasi adanya kejadian-kejadian PMK. dan mudah menyebar, disamping itu
PMK di Indonesia, maka sejak 1887, Jawa daerah Jakarta dan sekitarnya termasuk
Timur merupakan daerah yang pertama Setelah tahun 50-an, secara sporadik Tangerang pada 1889 sudah tertular
kali dijumpai PMK. Sebenarnya PMK dan diselingi kejadian wabah, hampir penyakit, maka suatu kemustahilan
pertama kali terjadi di daerah Kediri, terjadi setiap tahun sampai pada 1976. bila daerah Jawa Tengah yang langsung
namun baru ditemukan secara resmi, Kejadian wahub setelah kemerdekaan berbatasan dengan Jawa Timur tidak
yang dilaporkan oleh BOSMA, waktu tercatat di 1966 dengan jumlah ternak tertular. Data yang lengkap baru
terjadi wabah di daerah Malang. Di terserang 472 ekor. Kemudian pada 1968 tercatat dengan baik sejak 1971, yaitu
daerah Kediri, penyakit terjadi beberapa sebanyak 237 ekor, pada 1969 sebanyak sebanyak 74 ekor ternak terserang.
hari sebelum terjadinya wabah di daerah 87 ekor, lalu di 1970 dan 1971 ternak Selanjutnya pada 1972 terjadi wabah
Malang yaitu pada September 1887. yang terserang 659 ekor, kemudian pada dengan jumlah yang terserang tercatat
1972 sebanyak 1.508 ekor dan wabah 1278 ekor, kemudian wabah berturut-
Masih pada bulan itu, penyakit secara terakhir muncul pada 1973 dengan turut terjadi setiap tahun dengan
cepat menyebar ke daerah sekitarnya, penderita sebanyak 1.603 ekor. korban pada 1973 sebanyak 5.088
yaitu daerah Bangil, Pasuruan dan ekor, kemudian di 1974 sebanyak 2.154
Probolinggo. Kemudian pada Oktober Khusus di Kepulauan Madura, wabah ekor dan pada 1975 sebanyak 5.409
tahun yang sama penyakit terus menjalar penyakit terjadi pada 1971 di Bangkalan ekor. Baru setelah 1979 kasusnya tidak
ke daerah Lumajang, Jember, Besuki, lalu dengan penderita sebanyak 150 ekor. ditemukan lagi sampai terjadinya wabah
ke Bondowoso dan Banyuwangi. Pada Wabah ini menyebar sampai ke pulau di daerah Blora pada Juli 1983.
Juni 1888, secara resmi PMK dianggap Kangean dengan jumlah penderita
lenyap dari Karesidenan Besuki dan seluruhnya 532 ekor. Hal yang sama juga terjadi pada
Bondowoso. Akan tetapi secara tiba-tiba daerah Yogyakarta, dimana daerah
pada Juli tahun itu juga, penyakit timbul Pada Juli 1973, di daerah tersebut sejak terjadinya kasus pertama
lagi di daerah Panarukan. Setelah 13 Bangkalan ditemukan 498 ekor sapi di daerah Malang Jawa Timur sampai
tahun dari kejadian wabah di daerah sakit. Sementara di daerah Sampang dengan 1972, tidak pernah ada catatan
Malang, PMK menyeberang ke daerah dijumpai 11 ekor sapi dan di daerah resmi mengenai adanya kejadian PMK.
Pulau Madura pada 1900. Kasusnya Sumenep 16 ekor sapi. Ternyata Keadaan ini sebenarnya meragukan.
dilaporkan terjadi di Pamekasan. penyakit tersebut terus menyebar ke Lantaran tidak adanya kasus penyakit
daerah lain di Pulau Madura. Keadaan mungkin saja karena catatannya yang
Namun kejadian yang tepat ini sampai 1976 selalu terjadi letupan tidak ada. Akan tetapi, seperti halnya
mengenai permulaan kapan timbulnya penyakit dan bahkan sebagai sumber daerah Jawa lainnya, diperkirakan sejak
kasus penyakit di pulau Madura penularan ke daerah lain. zaman kemerdekaan secara sporadik
tersebut, tidak diketahui secara pasti. setiap tahun penyakit timbul.
Diperkirakan sejak terjadinya wabah Daerah Jawa Timur baru istirahat
dan penularan di daerah Jawa Timur dari gangguan PMK, khususnya di Kasus secara lengkap baru tercatat
terutama pada daerah pesisir yang kepulauan Madura, sejak 1974 dan di pada 1972 dimana di daerah Yogyakarta
berseberangan dengan Pulau Madura, daerah daratan Jawa Timur sejak 1976. terdapat kasus PMK sebanyak 16 ekor,
tidak mustahil penyakit tersebut pada Karenanya, secara resmi kepulauan kemudian 1973 sebanyak 107 ekor, lalu
waktu itu telah menyeberang. Hal Madura dinyatakan bebas penyakit sejak pada 1974 sebanyak 86 ekor dan pada
ini didasarkan pada masalah bahwa 1978. Sementara untuk daerah Jawa 1975 sebanyak 152 ekor. Setelah itu tidak
pada saat itu pengawasan lalu lintas Timur lainnya sejak 1981. pernah dijumpai lagi sampai terjadinya
ternak dan hasil ikutannya belum ada, wabah pada 1983 dan Yogyakarta
sedangkan hubungan antara daratan Kenapa pada waktu itu di Jawa tertular pada September tahun tersebut.
Jawa Timur dan karena dekatnya Timur dianggap bebas PMK? Karena
mudah dilaksanakan. sejak 1976, baik di daerah kepulauan Kasus PMK di daerah Jawa Barat
Madura maupun di daerah daratan Jawa terjadi pertama kali bersamaan dengan
Timur lainnya selama kurun waktu tujuh

EDISI KHUSUS 2022 9

kasus yang terjadi di daerah Jakarta yaitu pasti karena kurangnya data dan laporan. Di Nusa Tenggara dilaporkan
pada 1889. Wabah penyakit terjadi di Laporan pertama mengenai adanya terjadinya wabah PMK pada 1911 yaitu
sekitar daerah Jakarta yaitu di daerah di pulau Lombok. Sejak kejadian tersebut
Tangerang dan Bekasi. Penyakit berasal kasus terjadi pada 1902 yang menyerang sampai saat ini, Nusa Tenggara Barat
dari ternak sapi perah yang dibawa merupakan daerah yang bebas penyakit.
dari daerah Jawa Timur. Selanjutnya ternak sapi dan kerbau, tetapi tempatnya Kejadian penyakit kemungkinan berasal
pada 1892 wabah terjadi lagi di daerah tidak dijelaskan. Demikian pula kejadian dari Jawa Timur melalui ternak yang
Banten. Sejak itu sampai dengan periode wabah di 1907 dan kemudian di 1919 dibawa secara langsung ke Pulau
tahun 50-an, kasus penyakit tidak yang tidak jelas daerah terjadinya. Lombok. Dengan adanya data wabah
pernah lagi dilaporkan kejadiannya. Pada 1962, di daerah Sulawesi Selatan di pulau Lombok ini pada 1911, ada
Setelah tahun 50-an, penyakit terjadi tanda tanya mengapa daerah Bali yang
secara pencatatan data yang lengkap terjadi wabah yang cepat meluas yaitu dekat dengan Jawa Timur baru terserang
baru sporadik namun pencatatan data di sekitar Pare-pare. Bersamaan dengan pada era 1962. Mengingat pengalaman
yang lengkap baru mulai pada 1971. Di itu, juga terjadi wabah di Sulawesi Utara terakhir tentang kejadian penyakit di
tahun itu tercatat penderita 407 ekor, daerah Bali, maka kemungkinan pada
kemudian pada 1972 sebanyak 285 ekor, yaitu di Manado yang cepat menjalar ke waktu jauh sebelumnya Bali sudah
di 1973 sebanyak 5.088 ekor, pada 1974 Gorontalo dan Bolaangmangondow. tertular namun datanya tidak tercatat
sebanyak 2.154 ekor dan pada 1975 atau terlaporkan.
sebanyak 5.648 ekor. Wabah penyakit Pada 1973, di Sulawesi Selatan
yang terjadi di daerah Jawa Barat adalah terjadi lagi wabah hebat yang meliputi Pola dan Pengendalian
di Bandung dan Cirebon, Indramayu, daerah Wajo, Enrekang, Maros dan Penyebaran PMK di Indonesia
Sukabumi, Garut dan Sumedang pada
1974. Kemudian di 1975 kembali wabah Parepare. Sedangkan di Sulawesi Utara mengikuti pola lalu lintas dan
di daerah Sumedang, Indramayu, tidak dilaporkan lagi. Hanya pada 1972 perdagangan ternak. Berdasarkan data-
Tangerang dan Serang. Lalu di 1976 secara serologik pernah dilaporkan data yang ada, daerah yang berperan
wabah terjadi di Indramayu, Serang, positif oleh Tim Survei Lembaga Virologi sebagai sumber penularan adalah Jawa
Lebak dan Karawang. Kehewanan Surabaya. Timur. Ini terbukti bahwa dalam dua
dekade, Jawa Timur selalu merupakan
Kasus PMK di daerah Jakarta pertama Wabah PMK di Kalimantan terjadi asal ternak yang mengakibatkan wabah
kali ditemukan pada Juli 1889 bersamaan atau penularan penyakit di tempat lain.
dengan wabah di daerah sekitarnya. bersamaan dengan wabah yang terjadi di
Setelah itu tidak pernah ada laporan Madura pada 1906. Kemudian timbul lagi Sejak zaman pemerintahan Hindia-
atau catatan lagi mengenai kejadiannya. wabah pada 1926 bersamaan dengan Belanda, Jawa Timur merupakan daerah
Baru pada 1971 terjadi wabah cukup pertama di Indonesia yang terkena
hebat yang menyerang sapi perah dan kejadian wabah di daerah Sulawesi. penyakit dan sumber penyakit ke daerah
kerbau sebanyak 4.082 ekor, pada lainnya seperti ke Aceh, Sumatra Utara,
1972 dilaporkan sebanyak 429 ekor, Sebagaimana wabah di daerah Sulawesi, Kalimantan, Sulawesi dan bahkan ke
di 1973 sebanyak 3.676 ekor, pada Pulau Lombok. Semuanya berasal dari
1974 sebanyak 2.154 ekor dan di 1975 kasus wabah PMK di Kalimantan Jawa Timur. Penularan terjadi karena
sebanyak 5.409 ekor. Kemudian seperti tidak dijelaskan tempat kejadiannya. dibawanya sapi perah asal Jawa Timur ke
pada daerah Jawa lainnya, sejak 1976 Kemungkinan besar penyakit terjadi di daerah tersebut dengan maksud untuk
tidak ada laporan sampai terjadi wabah Kalimantan Barat mengingat ramainya memenuhi kebutuhan konsumsi susu
PMK pada 1983. hubungan perdagangan daerah tersebut orang Belanda dan Eropa lainnya yang
bekerja di daerah bersangkutan.
Kejadian PMK di daerah Sumatra dengan daerah Jawa Timur yang
dimulai sewaktu terjadi wabah di Demikian pula terjadinya wabah
daerah Aceh pada 1892 dengan jumlah mungkin pada waktu itu ada ternak yang penyakit pada tahun-tahun 60-an dan
korban 433 ekor ternak. Pada waktu kemudian tahun 70-an di daerah lain
itu daerah Aceh menerima sapi perah dibawa ke daerah Kalimantan asal Jawa seperti Sumatra Utara, Sulawesi Selatan,
asal pulau Jawa. Selanjutnya pada 1907 Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan
timbul wabah di Sumatra Utara yaitu di Timur dengan menggunakan kapal laut. daerah lainnya. Pada waktu itupun Jawa
daerah Medan. Timur masih merupakan daerah sumber
Pada 1972, di daerah Kalimantan penyakit yang sering terjadi letupan-
Pada 1962, Sumatra Utara terserang letupan wabah.
kembali bersama-sama daerah lainya Timur terjadi pula wabah yang diduga
seperti Lampung, Sumatera Selatan, Dari dua dekade tersebut, pola
Jambi, Bengkulu dan Sumatra Barat. Sejak berasal dari ternak yang dibawa dari penyebaran ternak sama yaitu dari
itu di daerah Sumatra tidak dijumpai lagi Timur menuju Barat, sehingga hal ini
kasusnya sampai terjadinya wabah pada daerah Sulawesi Selatan yang pada saat menguntungkan bagi daerah bagian
1971 di Sumatra Utara dengan korban Timur terhadap kemungkinan masuknya
tercatat 890 ekor, kemudian 1972 di itu sedang dilanda wabah. Data yang penyakit. Sedangkan terjadinya wabah
Bangka, Sumatra Selatan juga timbul tercatat di daerah Kalimantan Barat pada PMK di Pulau Lombok pada 1911
wabah. Kejadian wabah tersebut adalah 1971 menunjukkan adanya sebanyak 83 dan di Bali pada 1962 adalah suatu
sebagai akibat mendatangkan ternak sapi pengecualian sebagai akibat adanya
dari daerah Jawa Timur. ekor ternak menderita PMK dan di 1972 penyelundupan ternak, bukan karena
penyebaran secara resmi.
Di Sulawesi, tempat pertama sebanyak 95 ekor. Di Kalimantan Timur
kejadian PMK tidak diketahui dengan Di daerah Jawa, penyebaran penyakit
pada 1972 ditemukan 65 ekor ternak umumnya berasal dari Jawa Timur sesuai

menderita PMK.

Pada 1962, untuk pertama kali
wabah PMK terjadi di pulau Bali. Asal
penyakit dari Jawa Timur, yang terbawa

melalui selundupan ternak terutama

kerbau. Pada 1963, untuk kedua kalinya
Bali diserang wabah dan selanjutnya
sampai 1966 penyakit secara sporadik

selalu ditemukan. Sejak itu kejadian
PMK tersebut tidak pernah dilaporkan
lagi, akan tetapi secara tiba-tiba pada
Juni 1973 atau setelah menjelang 10
tahun dari wabah terakhir, timbul lagi
wabah yang hebat di daerah Kabupaten

Jembrana, yang disebabkan adanya

penyelundupan ternak kerbau asal
daerah Banyuwangi yang pada waktu itu
merupakan sumber PMK.

10 EDISI KHUSUS 2022

arus lalu lintas ternak dari Timur ke Hindia-Belanda belum menetapkan pengendalian PMK dilaksanakan dengan
Barat. Pada waktu terjadi wabah di 1983, peraturan-peraturan yang mengatur
secara epidemiologik dan laboratorik usaha pengendalian PMK. Mengenai vaksinasi secara insidensial terutama
ternyata berasal dari Jawa Timur. usaha pemberantasan atau pencegahan pada sapi-sapi perah dan sebagian
dengan vaksinasi, pada waktu itu belum sapi milik rakyat lainnya. Secara
Penularan dan penyebaran penyakit dilaksanakan, karena vaksin PMK untuk
melalui lalu lintas perdagangan dan pertama kalinya dibuat pada 1930 oleh menyeluruh, persentase jumlah ternak
penggembalaan bersama merupakan Waldmann, Valle dan Schmidt yang
pola penyebaran penyakit utama. kemudian dikenal dengan vaksin metoda yang divaksinasi rendah. Tindakan ini
Sedangkan pola penyebaran penyakit Waldmann. Namun yang perlu dicatat
dengan cara lain seperti melalui udara adalah Pemerintah Hindia-Belanda dapat melindungi ternak tersebut dari
atau penanganan waktu kegiatan tidak tinggal diam dalam pengendalian penularan baru, tetapi tidak dapat
pengendalian dapat dikatakan kurang penyakit itu. membendung perluasan penyakitnya.
berperan. Penanganan hewan sakit yang
tidak dilaksanakan dengan sistem sanitasi Dengan timbulnya penyakit Untuk pengendalian PMK di pulau
dan isolasi yang baik mengakibatkan Rinderpest pada akhir abad XIX,
manusia yang memelihara ternak sakit Pemerintah Hindia-Belanda berusaha Jawa terutama daerah Jawa Timur
tersebut dapat menularkan penyakit ke membuat peraturan, yaitu Ordonansi
ternak yang sehat. 1912 No. 432 dan 435. Dalam Ordonansi sebagai sumber penyakit, dilaksanakan
ini dijelaskan secara terperinci tentang vaksinasi rutin dengan vaksin Frankel
Terjadinya penyebaran penyakit usaha pengendalian penyakit termasuk yang terbatas pada sapi perah dan
yang cepat dan meluas disebabkan oleh PMK. Sementara itu, Ordonansi ternak yang berada pada kantong-
berbagai faktor. Disamping sifat dari 1912 menjadi pedoman hukum kantong penyakit. Disamping itu kegiatan
penyakitnya sendiri yang cukup ganas, yang menuntun dan memberikan
ada kaitannya juga dengan kurang arah bagaimana tindakan yang perlu vaksinasi secara insidensial dilakukan
cepatnya kasus penyakit diketahui dan dilaksanakan dalam menghadapi
kurang cepatnya operasi pengendalian penyakit hewan menular. Dengan pula terhadap daerah yang terserang
dilaksanakan. Dengan demikian adanya ordonansi tersebut, metoda
penyakit telah menyebar sebelum pengendalian PMK secara jelas diatur. penyakit dengan metoda “hit and run”.
diketahui dan sebelum sempat dicegah
atau dikendalikan Usaha pengobatan pada hewan Karena jangkauan vaksin sangat terbatas,
sakit dilakukan secara konvensional
Berdasarkan pola penyebaran dan tradisional. Pengobatan tersebut maka Pulau Jawa dan Madura dalam
ternak dan pola penyebaran penyakit antara lain dengan menggunakan bahan
tersebut, maka dalam usaha kimia seperti Pyoktanine (Methylene waktu cukup lama tetap menjadi daerah
pengendalian PMK selanjutnya, Blue), HCl, Aluin, pix-liquida dan obat-
daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah obat konvensional lainnya. Pengobatan sumber dan penyebaran penyakit.
yang berbatasan dengan Jawa Timur secara tradisional umpamanya dengan Usaha pemberantasan penyakit tidak
harus mendapatkan perhatian dan garam, air asam, sambal kecap,
penanganan yang sungguh-sungguh. membawa hewan ke tempat berlumpur dilakukan dengan metoda pemusnahan
Dengan bebasnya Jawa Timur sebagai dan lain sebagainya. Pengobatan
sumber penularan PMK, maka dengan menggunakan macam-macam ternak (stamping out) mengingat
pengendalian penyakit di daerah lain antibiotika maksudnya hanya mengobati
akan lebih mudah dan lebih aman. atau mencegah infeksi sekunder penyebaran penyakit di daerah Jawa
supaya penyakit tidak menjadi lebih
Usaha pengendalian PMK dilakukan parah. Pengobatan dengan serum sudah semakin meluas. Metoda
sejak terjadinya wabah yang pertama yang diambil dari hewan yang sedang
kali di Jawa Timur, yakni sejak zaman mulai sembuh dari penyakit tak pernah pemusnahan ini akan mengakibatkan
Pemerintahan Hindia-Belanda mulai dilakukan lagi. Hal ini pernah dicoba dampak luas terhadap sosio-ekonomi
1887. Kemudian secara terus menerus pada sekitar 1920 di Kedu. masyarakat, disamping biayanya terlalu
dilaksanakan kegiatan pemberantasan. mahal atau tidak ekonomis.
Namun usaha tersebut sampai 1973 Setelah vaksin PMK dibuat pada
belum berhasil optimal. Untuk itu 1930, usaha pengendaliannya semakin Kegiatan vaksinasi yang pernah
memang diakui bahwa dalam kurun lebih mantap, yaitu pemusnahan ternak dilakukan meliputi Jawa Timur pada
waktu itu usaha pengendalian PMK sakit dan tersangka sakit dan vaksinasi 1969 sebanyak 17.724 ekor, kemudian
mengalami pasang surut, yaitu sekali ternak yang berada disekelilingnya. Oleh
waktu berhasil, namun kemudian karena itu, salah satu kemungkinan tidak pada 1970 sebanyak 9.768 ekor, di 1971
timbul lagi dan begitu selanjutnya. adanya laporan kasus setelah kejadian
Dengan demikian lebih dari satu pada 1929 di daerah Jawa Tengah adalah sebanyak 12.331 ekor, lalu pada 1972
abad usaha pengendalian PMK belum hasil dari usaha tersebut di atas. Usaha
berhasil sebagaimana yang diharapkan. pengendalian PMK periode Ordonansi sebanyak 12.703 ekor dan pada 1973
Tampaknya banyak faktor yang ikut 1912 ini diasumsikan kurun waktunya
menentukan, diantaranya Perang Dunia antara 1912 sampai dengan Pemerintah sebanyak 27.227 ekor, sedangkan di
I, II, dan Perang Kemerdekaan yang Hindia-Belanda berakhir secara de Jure daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah
menyebabkan terhambatnya bahkan yaitu pada 1945. jumlah ternak yang divaksin pada tahun-
terhentinya kegiatan pengendalian. tahun tersebut sedikit sekali.
Pada tahun-tahun sejak
Sebagaimana dimaklumi bahwa kemerdekaan sampai 1973 usaha Pertama kali PMK menyerang Bali
dalam periode 1887-1912, Pemerintah pada 1962 di kabupaten Buleleng
bagian Barat, kemudian menjalar
ke daerah kabupaten Jembrana.

Usaha penanggulangan dengan jalan
penutupan daerah dan tindakan
pemusnahan ternak cukup berhasil
untuk menghentikan perluasan wabah.
Namun pada akhir 1963 terjadi lagi

wabah, yang kemudian dilakukan

penanggulangan dengan jalan vaksinasi

massal menggunakan vaksin hidup

metoda Waldmann buatan Lembaga

Penyakit Mulut dan Kuku Surabaya. Akan
tetapi pelaksanaan vaksinasi dihentikan
karena penyakit semakin meluas. Pada
waktu itu banyak ternak sakit dan mati
pasca vaksinasi.

Pada 1966-1972 tidak ditemukan
kasus PMK. Namun pada 1973 terjadi

wabah di Kecamatan Melaya yang

menjalar ke Kecamatan Negara yang

EDISI KHUSUS 2022 11

keduanya terletak di Kabupaten Pengendalian PMK di Sulawesi Utara Sebagaimana dimaklumi bahwa
Jembrana. Untuk mengatasi wabah dan daerah sekitarnya dilakukan pada vaksin merupakan faktor terpenting
ini, dilakukan penutupan daerah, daerah-daerah yang terjadi kasus secara didalam usaha pencegahan dan
pemusnahan ternak dan vaksinasi sporadik, dimana jumlah ternak yang pemberantasan PMK. Pelaksanaan
dengan vaksin Frankel buatan Lembaga divaksin terbatas. Bagi daerah yang vaksinasi massal secara teratur dan
Virologi Kehewanan (Lembaga Penyakit pernah tertular tetapi sudah lama tidak sistematik diperlukan waktu yang cukup
Mulut dan Kuku) di sekitar daerah timbul kasus, tidak dilaksanakan kegiatan lama yaitu 3-5 tahun untuk dapat
tertular dengan jumlah ternak yang vaksinasi, namun dilaksanakan kegiatan melenyapkan penyakit dari suatu daerah
tervaksinasi sebanyak 66.636 ekor. pengamatan penyakit secara intensif. tertular. Selain itu jumlah vaksin yang
Dengan cara ini, penyakit dengan diperlukan minimal harus sama dengan
cepat dapat dihentikan. Selanjutnya Dalam mengatasi wabah yang jumlah populasi ternak yang wajib
enam bulan kemudian menjelang terjadi pada 1962, diadakan kegiatan divaksin, disamping mutu vaksin harus
Bali dinyatakan sebagai daerah bebas vaksinasi dengan vaksin produksi benar-benar terjamin.
penyakit, secara tidak diduga wabah Lembaga Virologi Kehewanan (LVK).
timbul di Karantina Hewan Buleleng. Sejak wabah terakhir ini, secara resmi Sejak didirikan, lembaga produksi
Untuk mengatasi hal ini, dilakukan kasus tak pernah dilaporkan lagi. Pada vaksin tersebut hanya mampu
pemusnahan ternak dan vaksinasi 1972 pernah dilakukan penelitian oleh memproduksi vaksin sebagian kecil saja
massal. Akan tetapi kali ini tidak berhasil LVK terhadap sejumlah ternak yang dibanding dengan kebutuhan. Sampai
menghentikan penyakit sebab secara terdapat di Sulawesi Utara dan hasilnya periode 1976 diproduksi kurang dari
cepat penyakit telah menjalar ke daerah ada beberapa ekor babi, yang secara 100.000 dosis. Namun dilihat secara
kabupaten lain. serologik positif PMK. Akan tetapi secara mikro kemampuan produksi dapat
biologik, klinik dan epidemiologik, ditingkatkan karena kapasitas terpasang
Wabah PMK di daerah Provinsi tidak dijumpai kemungkinan adanya pada waktu itu sebanyak 300.000 dosis.
Sumatra Utara dilaporkan pada 1967. PMK. Selanjutnya pada waktu terjadi Dalam memenuhi kebutuhan vaksin,
Sejak itu sampai akhir 1971 tidak pernah wabah PMK di Filipina yang berdekatan lembaga telah berusaha memproduksi
dilaporkan kejadiannya. Tetapi pada dengan Sulawesi Utara terutama dengan vaksin dengan macam-macam metoda
Desember 1971, secara tiba-tiba timbul daerah Sangihe Talaud, maka dikirim baik Waldmann, Frankel, vaksin
wabah yang bertepatan saatnya dengan Tim dari Pusat bersama Tim LVK untuk aktif dan metoda Tissue Culture
kedatangan sapi bibit milik Pemerintah mengadakan penelitian di daerah sesuai dengan perkembangan usaha
Daerah asal Jawa Timur. Sapi yang Sangihe Talaud. Hasil penelitian lapangan pengendalian PMK.
pertama ditemukan sakit justru ternak maupun laboratorium menunjukkan
bibit tersebut sehingga timbul dugaan PMK negatif. Metoda Frankel yang dipakai
keras sebagai sumber terjadinya wabah LVK pada waktu itu menggunakan
karena tertular dari Jawa Timur yang Kegiatan vaksinasi yang pernah bahan dasar lidah sapi yang bebas
dibawa melalui ternak bibit tersebut. dilaksanakan secara intensif sewaktu dari penyakit, sehingga sapi perlu
Penyakit terus menjalar dengan cepat timbul kasus PMK yaitu di Kalimantan dikorbankan, sedangkan dari setiap lidah
sehingga dalam waktu singkat hampir Tengah dan Kalimantan Barat pada 1971, hanya dapat diperoleh sebanyak 20 dosis
seluruh Sumatra Utara tertular, kecuali kemudian di Kalimantan Timur dan Aceh vaksin. Dengan kata lain, dari seekor
dua kabupaten saja yang bebas pada 1972. Sedangkan di daerah lainnya sapi hanya dapat dihasilkan sebanyak 20
penyakit, yaitu Nias dan Langkat. Berkat seperti daerah Sumatra Utara serta dosis vaksin. Dengan demikian, metoda
tindakan taktis yaitu pemusnahan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara Frankel merupakan produksi vaksin
(stamping out), diikuti dengan vaksinasi tidak pernah dilakukan vaksinasi. yang mahal sehingga dapat dibayangkan
massal di sekitar daerah tertular secara Kegiatan pengendalian penyakit berapa biaya dan sapi yang harus
intensif, maka sejak Februari 1972 dilaksanakan dengan jalan pengawasan disediakan untuk memenuhi pengadaan
penyakit dapat dikendalikan. lalu lintas ternak dan kegiatan vaksin 6 juta dosis.
pengamatan penyakit.
Kejadian kasus PMK di Sulawesi Dengan metoda Waldmann, pernah
Selatan dilaporkan pada 1962 akibat Produksi Vaksin dibuat vaksin aktif yang dipakai pada
mendatangkan sapi Ongole yang berasal Untuk mengingat kasus PMK secara waktu pelaksanaan vaksinasi massal di
dari Jawa Timur. Sejak itu sampai akhir Bali pada 1963. Tetapi hasilnya kurang
Juni 1973 secara tiba-tiba terjadi wabah sporadik yang selalu timbul hampir setiap memuaskan sebab dampak pasca
di beberapa daerah Sulawesi Selatan tahun dan juga penyebaran penyakit vaksinasi yang terjadi sangat hebat yaitu
dengan penderita tercatat 4.758 ekor. sudah cukup luas, maka sejak 1952 banyak ternak sakit yang mati akibat
Penyakit tersebut mungkin sekali pemerintah berusaha mendirikan suatu vaksinasi. Demikian pula vaksin dengan
terbawa masuk ke daerah Sulawesi lembaga khusus menangani masalah metoda Waldmann pernah dibuat di
Selatan melalui pemasukan ternak diagnosis, penelitian dan produksi vaksin Surabaya. Karena pembuatan vaksin
secara gelap yang berasal dari daerah- PMK. Adalah Pusat Veterinaria Farma ini menggunakan ternak, yaitu dengan
daerah tertular PMK. Mengingat daerah pada mulanya adalah Balai Penyidikan menyuntikkan suspensi virus pada lidah
Sulawesi Selatan memiliki potensi ternak Penyakit Mulut dan Kuku (BPPMK) sapi hidup, ini mengakibatkan virulensi.
cukup besar, maka penanggulangan berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Virus bukan menjadi lemah justru menjadi
wabah di daerah ini dilaksanakan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. lebih kuat. Walaupun diinaktifkan dengan
vaksinasi massal secara intensif. Pada 92/1952. Tugasnya pada waktu itu adalah formalin, kemungkinan virus hidup masih
waktu itu ternak yang tervaksinasi untuk mengadakan penelitian mengenai ada dan sangat berbahaya. Di negara
sebanyak 110.042 ekor, tetapi kasus penyakit serta memproduksi vaksin PMK lain ternyata metoda Waldmann ini
penyakit sejak 1973 ini tiap tahun selalu dengan tujuan untuk mempertinggi dilarang penggunaannya.
ditemukan di daerah Sulawesi Selatan. produksi ternak sebagai produsen daging,
susu dan tenaga. Produksi vaksin dengan metoda Tissue
Culture dilatar belakangi bahwa populasi

12 EDISI KHUSUS 2022

ternak yang wajib divaksin sebelum Sumber: ANTARA
periode 1975 jumlahnya ± 6 juta ekor,
sehingga jumlah vaksin minimal yang 13
disediakan ± 6 juta dosis. Jumlah tersebut
merupakan jumlah yang mustahil
terjangkau oleh produksi Pusvetma bila
mengandalkan sarana serta fasilitas yang
ada dan bila tetap menggunakan metoda
Frankel atau Waldmann.

Oleh karena itu, untuk dapat
memenuhi kebutuhan vaksin, metoda
tersebut harus diubah dengan metoda
lain yang memungkinkan produksi
dapat diperbanyak dalam waktu
singkat dan mudah serta ekonomis.
Metoda yang cocok adalah “Suspension
Tissue Culture (CST)” dimana bahan
dasar dari metoda ini adalah BHK-21
Cell (Baby Hamster Kidney Cell) yang
sudah biasa dibiakkan dalam media
dan bibitnya diimpor. Bahan dasar
ini bisa dibiakkan atau diperbanyak
di laboratorium. Dengan demikian
kesulitan yang akan ditemukan
seperti pada metoda Frankel tidak
ada lagi, asalkan bahan dan peralatan
untuk membuat media buatan cukup
tersedia. Selain itu biaya produksi
metoda SCT bila dibandingkan dengan
metoda Frankel jauh lebih murah,
sehingga harga setiap dosis vaksin akan
jauh lebih murah daripada harga vaksin
hasil metoda Waldmann.

Waktu yang diperlukan untuk
mengubah cara pembuatan dari
Frankel ke SCT sampai diperoleh
kapasitas maksimal produksi
diperkirakan selama lima tahun.
Dalam masa transisi, untuk dapat
melaksanakan pemberantasan penyakit
diperlukan vaksin impor. Untuk dapat
mengubah sistem pembuatan vaksin
di LVK ini, diperlukan biaya yang tidak
sedikit terutama untuk pengadaan
peralatan laboratorium yang
diperlukan. Tetapi, walaupun demikian
metoda SCT secara ekonomis akan
sangat besar keuntungannya di masa
yang akan datang.

Seperti telah dikemukakan di atas
bahwa keberhasilan pemberantasan
PMK tidak lepas dari peranan Lembaga
Virologi Kehewanan (LVK) Surabaya
karena di lembaga inilah vaksin untuk
memberantas PMK dibuat. Sebagai
gambaran dapat dikemukakan bahwa
dari 1969-1973 telah dilakukan vaksinasi
di beberapa daerah antara lain Jawa
Timur yang merupakan realisasi vaksinasi
terbesar dalam kurun waktu itu. Tercatat
pula daerah Sumatra Utara, Bali,
Sulawesi Selatan dan daerah lainnya.

***

EDISI KHUSUS 2022

Sumber: Shutterstock

Pada 1990, Indonesia
secara resmi dinyatakan
bebas PMK.

Program Pembebasan
PMK Tempo Doeloe

14 EDISI KHUSUS 2022

Salah satu tugas Tim Penyidik Epidemiologi adalah satu biasanya merupakan sambungan (ajoining) dari daerah
mengambil spesimen untuk mendapatkan konfirmasi lainnya menyebabkan frekuensi keluar masuk hewan (re-entry)
dari laboratorium, yaitu kesebelum wabah 1983 ternyata demikian mudah setelah pembebasan (dari penyakit) di suatu
menunjukkan bahwa titer antibodi virus O Jawa 1983 paling daerah dilakukan. Dalam kaitan situasi lokal regional di pulau
dahulu ditemukan di Kabupaten Tuban bagian Barat yang Jawa, erat hubungannya dengan persetujuan tersebut di atas.
berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro.
Menentukan sumber asal mula penyakit menjadi penting
PMK adalah salah satu penyakit hewan sangat menular untuk mengetahui “mode of transmission” (cara penularan).
Dari data penyakit yang diperoleh selama periode wabah,
yang menyerang sapi, kerbau, babi, kambing dan domba. banyak kasus yang terjadi di tempat yang berbeda dengan
waktu yang relatif bersamaan. Sementara itu, dari pengamatan
Dengan perkataan lain, semua hewan berkuku genap baik di lapangan jelas terlihat bahwa arus penyakit berjalan
searah dengan mutasi ternak. Daerah yang secara tradisional
peliharaan maupun liar dapat terjangkit penyakit ini. merupakan daerah yang dilalui transportasi ternak maupun
daerah konsumen merasakan dampak dari situasi demikian.
Dalam literatur dinyatakan bahwa sapi dan babi merupakan Dalam hal ini, daerah-daerah di Jawa Barat dapat dikatagorikan
ke dalam daerah yang disebut “epiendemic ecosystem”
hewan yang paling sering terserang. Tetapi pada kenyataannya, dimana daerah itu mempunyai persyaratan ekosistem yang
memungkinkan terjadinya penyakit yang dikarakterisasi oleh
berdasarkan infeksi di lapangan sebagaimana yang terjadi pada pemasukan ternak secara terus menerus baik untuk tujuan
pembibitan, penggemukan maupun untuk dipotong.
wabah 1983 di Pulau Jawa, kerbau merupakan hewan yang
Dengan adanya wabah di daerah asal ternak (Jawa Timur
paling rentan dan manifestasinya malah lebih parah dibanding dan Jawa Tengah), secara otomatis daerah Jawa Barat yang
ternak lain yang terserang. Misalnya di Jawa Barat, lebih dari semula hanya merupakan daerah “epiendemic ecosystem”
80% kasus PMK terjadi pada kerbau. Infeksi pada manusia tidak berubah menjadi daerah “epidemic ecosystem” yang berarti
umum terjadi, tetapi beberapa kasus pada manusia pernah persyaratan sebagai daerah tempat epidemic (wabah) menjadi
“pass” (terpenuhi). Formulasi status epidemiologik seperti ini
dilaporkan. Karena itu dari aspek epidemiologi, infeksi pada berlaku pula untuk ruang lingkup wilayah yang lebih sempit.
manusia bukan hal yang penting.
Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa
Epidemiologi suatu penyakit tidaklah statis. Adagium (dalil) berdasarkan informasi dan data yang terkumpul, kejadian PMK
ini berlaku untuk PMK. Praktik-praktik dalam sistem manajemen, di beberapa daerah berlangsung pada waktu relatif hampir
rotasi/mutasi ternak, perubahan iklim dan peranan vektor baik bersamaan dengan situasi ini yang bisa dikombinasikan dengan
formulasi epidemiologik dalam skala ruang lingkup yang lebih
alam maupun mekanik semuanya saling membantu dalam sempit dan mengarah pada adanya sumber infeksi lokal yang
berdiri sendiri.
mengakselerasi transmisi dan penyebaran penyakit.
Kemungkinan demikian tidak dapat diabaikan sebagai salah
Dengan mempelajari pada situasi lapangan di Pulau satu alternatif, mengingat faktor teknis dan non-teknis dalam
kampanye penanggulangan PMK di masa terdahulu tidak
Jawa secara mendalam, akan dipahami kenapa kawasan ini memungkinkan vaksinasi meliputi seluruh populasi ternak
sehingga problem “reclycling” dan carrier merupakan salah
merupakan prakondisi yang mendukung munculnya PMK satu alternatif penyebab wabah PMK pada 1983 di beberapa
daerah tertular. Pembuktian ke arah ini sulit dilakukan karena
yang bersifat sangat kontagious. Masalahnya, sebagian besar pada saat itu vaksinasi massal tengah dilakukan di seluruh
Pulau Jawa, sehingga pengambilan sera untuk mendeteksi
manjemen beternaknya masih bersifat tradisional, mutasi dan adanya antibodi dapat diinterpretasikan secara langsung
rotasi ternak sangat sulit dikontrol terutama di tingkat desa dan karena adanya recycling atau infeksi alam secara lokal,
kecamatan dan musim kemarau panjang yang menyebabkan sehingga apakah antibodi yang terdeteksi merupakan produk
kondisi fisiologik ternak menurun. vaksinasi atau recycling sebagai manifestasi infeksi alam, sulit
untuk dideterminasi. Kesulitan pembuktian ini dipertegas lagi
Di sini berlaku pula ketentuan di lapangan bahwa dimana dengan kenyataan tidak adanya “Sentinel Herd” yang dapat
diambil serumnya yang diharapkan dapat memberikan indikasi
hewan tersebar merata secara baik (well-dispersed) dan status ternak baik sebelum maupun sesudah terjadinya wabah.
kecil kemungkinan untuk saling kontak satu sama lain (little
interherd movement), penyebaran penyakit akan berjalan Dengan dukungan data lapangan hingga saat hipotesa
tentang asal usul dan sumber, wabah PMK pada 1983 jelas
lambat. Sebaliknya dimana populasi ternak dan kontak antar berasal dari dalam negeri. Laporan pertama kasus PMK secara
resmi berasal dari Blora, Jawa Tengah, akan tetapi penentuan
kelompok ternak demikian intens, frekuensi penyebaran daerah sebagai asal sumber wabah terus dilakukan penyidikan
menjadi demikian cepat dan dramatis. Gambaran lapangan secara epidemiologik. Hasil pemeriksaan laboratorik
ini sangat cocok dengan kenyataan yang dijumpai di hampir menunjukkan bahwa sumber wabah berasal dari Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur.
semua daerah yang dikunjungi oleh Tim Monitoring maupun
Tim Penyidik. Dalam hal ini, adanya pertemuan kelompok- Upaya Maksimal
kelompok ternak di padang penggembalaan terutama seusai Selama kurang lebih satu abad, Indonesia telah didera

panen, adanya kebiasan memandikan ternak di padang penderitaan dan kerugian, karena selama kurun waktu
tersebut PMK terus menerus merajalela. Gerak peningkatan
penggembalaan terutama seusai panen, adanya kebiasaan
memandikan hewan bersama dan minum bersama di tempat-
tempat tertentu, merupakan faktor yang esensial untuk
penyebaran dan perluasan PMK di tingkat desa dan kecamatan
dan merupakan pola penyebaran PMK secara klasik yang sudah

berlangsung dari masa ke masa.

Sementara itu, cepatnya penyebaran PMK ditunjang pula

oleh pola perdagangan ternak dan lalu lintas ternak yang
secara tradisional berlangsung dari Timur ke Barat. Peranan
pasar hewan dalam hal ini turut pula memberikan kontribusi
dalam lajunya penyebaran. Pedagang ternak yang tidak
menyadari bahaya penyakit ini seringkali melanggar Peraturan

Pemerintah Daerah tentang lalu lintas ternak di daerah

wabah. Internal dan external movement sangat memengaruhi

akselerasi penyakit.
Di lain pihak, penyakit tidak mengenal batas teritorial atau

wilayah administratif kecuali ada barrier alam. Pada daerah-
daerah seperti yang umumnya dijumpai di Pulau Jawa dimana
batas perwilayahan demikian “kabur” dalam arti daerah

EDISI KHUSUS 2022 15

produksi dan populasi ternak menjadi lambat, kegiatan disediakan Pusat berasal dari bantuan negara Jepang yaitu
20 buah sepeda motor, alat suntik otomatik 100 zet, jarum
tenaga kerja ternak yang diperlukan waktu itu menjadi suntik 12 ribu buah dan pelubang telinga 300 buah. Sedang
terhambat, kegiatan perekonomian petani di tingkat mikro dana operasional disiapkan Rp 1,1 miliar. Peralatan dan
ikut menderita, demikian pula kegiatan ekonomi makro yang dana operasional yang disediakan ini belum termasuk yang
berkaitan dengan komoditi peternakan menjadi terseok-seok, dikeluarkan oleh masing-masing Pemerintah Daerah yang
bahkan perdagangan ekspor ternak tertutup sama sekali. nilainya juga tidak sedikit.
Upaya untuk memberantas penyakit ini bukan tidak dilakukan,
karena pemerintah pada waktu itu mulai dari Pemerintahan Pada pemberantasan tahun ketiga (1985), vaksin yang
Hindia-Belanda, zaman Jepang sampai kepada zaman setelah disediakan 5,2 juta dosis. Produksi Pusvetma 2,2 juta dosis
kemerdekaan pun usaha pemberantasan penyakit berbahaya dan asal Rhone Merent 3 juta dosis. Dana operasional yang
disediakan Pusat sebesar Rp 1 miliar. Jumlah anggaran yang
tersebut terus ditangani, namun masih belum berhasil juga. disediakan Pusat selama tiga tahun pemberantasan, 1983-
1985, hampir mencapai nilai Rp 15 miliar.
Usaha pemberantasan yang belum berhasil itu, ternyata
banyak masalah dan faktor-faktor kendala yang cukup Berdasarkan hasil evaluasi dari Kelompok Ahli Pengamanan
menjadikan hambatan. Selain faktor penyakitnya sendiri yang Ternak (KAPT) terakhir, pada waktu kegiatan pemberantasan
dikenal sebagai “penyakit licik” (sticky disease), juga faktor tahun pertama, vaksinasi dilakukan dua kali berturut-turut
teknis lainnya seperti belum adanya vaksin yang cocok ataupun dengan selang waktu dua minggu (booster) dengan jumlah
obat-obat yang bisa mencegah dan menyembuhkan penyakit. ternak yang divaksinasi sebanyak 8.506.387 ekor/dosis atau
Masalah lainnya adalah dana yang disediakan terbatas, sekitar 102% dari target yang hendak tercapai sebanyak
8.400.000 ekor/dosis. Pada tahun kedua pemberantasan
mungkin kurang serius atau mungkin juga sumberdaya manusia (1984), kegiatan vaksinasi dilakukan satu kali, dengan jumlah
ternak yang divaksin sebanyak 4.600.758 ekor/dosis atau
yang masih kurang serta dukungan dari masyarakat yang masih mencapai 102% pula darí target yang ditetapkan yaitu
sebanyak 4.500.000 ekor/dosis.
sangat terbatas.
Selanjutnya pada tahun ketiga pemberantasan, pada
Hambatan lainnya mungkin pula disebabkan oleh metoda 1988 dengan satu kali vaksinasi, jumlah ternak yang berhasil
pemberantasan yang diterapkan tidak tepat, yang pada divaksinasi sebanyak 3.895.025 ekor/dosis atau sekitar 80%
umumnya dilakukan dengan sistem “hit and run”, yakni usaha dari target yang hendak dicapai sebanyak 4.900.000 ekor/
dosis. Sedangkan ternak yang disuntik dengan obat roboransia/
pengendalian yang dilakukan apabila ada kasus saja dan hanya vitamin sebanyak 13,211 ekor/dosis, kandang yang disemprot
dengan insektisida sebanyak 3.809 buah dan kendaraan roda
terbatas di daerah kasus penyakit ditemukan. Padahal sesuai empat sebanyak 15.139 buah. Dengan upaya pemberantasan
tersebut, maka kasus penyakit dapat diatasi secara
dengan sifatnya, upaya pemberantasan penyakit ini sebenarnya menyeluruh. Kasus penyakit seluruhnya sebanyak 13.976
tidak cukup dengan tindak pencegahan dan pengendalian saja, penderita dengan kasus penderita terakhir ditemukan pada
tetapi harus dengan sistem pemberantasan yang maksimal. ekor kerbau sekita Desember 1983, di Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah.
Upaya pemberantasan penyakit harus menyeluruh atau massal,
Hasil evaluasi lainnya menyebutkan bahwa dengan upaya
serentak, intensif dan berkelanjutan, dan pelaksanaannya pemberantasan menyeluruh dan intensif tersebut, kerugian
tidak cukup hanya unsur pemerintah tetapi semua komponen yang ditimbulkan wabah PMK dapat ditekan pada tingkat yang
bangsa harus ikut terlibat. paling rendah. Dengan terjadinya wabah PMK di Pulau Jawa ini
diperkirakan kerugian yang akan timbul secara rill, yaitu berupa
Pada waktu wabah PMK ini muncul kembali pertengahan tindak perlakuan pada ternak dan dana yang dipersiapkan
untuk penanggulangannya pada 1983 saja diperhitungkan
1983, maka pemerintah pada waktu itu segera melakukan akan mencapai nilai Rp 55 miliar. Namun demikian berkat
upaya pemberantasan maskimal kerugian tersebut bisa ditekan
usaha pemberantasannya yang maksimal. Tindakan sampai pada nilai Rp 12 miliar.

pemberantasan yang dilakukan antara lain vaksinasi massal Sedangkan kerugian selama tiga tahun pemberantasan,
1983-1985, seluruhnya sekitar Rp 29 miliar dan yang
terhadap seluruh ternak yang ada di Pulau Jawa, terutama terselamatkan sekitar Rp 26 miliar. Namun jumlah kerugian
ternak sapi dan kerbau. Selain itu dilaksanakan tindak tersebut masih cukup besar bila dihitung dengan nilai rupiah
pemusnahan (stamping out) terhadap ternak penderita atau saat ini, karena pada waktu itu nilai dollar USA terhadap rupiah
sebesar Rp 300 per dollar AS. Selain itu nilai kerugian belum
pemotongan bersyarat (slaughter method) terhadap tersangka, dihitung dampak ganda (amplyfier effect) yang terjadi, seperti
yang berkaitan dengan tenaga kerja ternak, perdagangan
penyemprotan kendaraan dan kandang dengan obat cuci hama ternak dan lain sebagainya.
(disinfiktan), penutupan daerah dan pengawasan lalu lintas
antar daerah atau antar pulau, terutama dari Pulau Jawa ke Proses Pengakuan Dunia
Berdasarkan hasil evaluasi dari upaya pemberantasan
luar ataupun sebaliknya.
wabah PMK selama tiga tahun berturut-turut, yaitu 1983-
Untuk keperluan pemberantasan ini, secara khusus 1985 cukup berhasil, dimana kasus PMK sampai akhir 1985
tidak dijumpai lagi. Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
disediakan vaksin PMK galur O (impor dari Rhone Merent ini, maka melalui pengkajian intensif oleh KAPT, yang dalam
Perancis dan Boro Wellcome Inggris) sebanyak 9 juta pertemuannya di Jakarta pada 20-21 Februari 1986, ditetapkan
dosis, antibiotika (long acting) 4 ribu botol (80 ribu dosis),
roboransia/vitamin 2,5 botol (50 ribu dosis, obat pencuci hama

19 ribu kg dan 760 liter.
Bersamaan dengan itu, disiapkan pula peralatan berupa

alat suntik otomatis 400 zet, jarum suntik 24 ribu buah,
stelisator 1,2 ribu buah dan alat suntik biasa 5,5 ribu zet.
Sedangkan dana untuk operasional disediakan dari Pusat saja
sebesar Rp 3 miliar. Meski demikian, obat-obatan, peralatan
dan dana yang disediakan tersebut belum termasuk yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah baik tingkat provinsi
maupun tingkat kabupaten/kotamadya atau yang dikeluarkan
oleh masyarakat sendiri.

Selanjutnya pada kegiatan pemberantasan tahun kedua

(1984), disediakan vaksin sebanyak 5 juta dosis. Produksi

Pusat Veterinaria Farma 1,5 juta dosis dan asal impor dari

Rhone Merent 3,5 juta dosis. Peralatan tambahan yang

16 EDISI KHUSUS 2022

dua keputusan penting. Pertama, seluruh Indonesia khususnya sebagai berikut: (1) Melaksanakan studi epidemiologi yang
pulau Jawa pada akhir 1986 dapat dinyatakan bebas PMK. dikonfirmasi dengan uji serologis di daerah-daerah yang
pernah tertular PMK dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Kedua, seluruh wilayah Indonesia pada 1987 dapat (2) Mengevaluasi penyediaan sarana, prasarana dan tenaga
yang diperlukan untuk kegiatan penolakan, pengamatan,
diusulkan untuk dinyatakan bebas secara internasional dengan pencegahan dan pemberantasan PMK atau penyakit hewan
mengikuti ketentuan dan persyaratan dari Office International menular lainnya. (3) Melaporkan temuan dan mengajukan
des Epizootics (OIE) terlebih dahulu. rekomendasi kepada COFAF-CGL.

Menurut ketentuan OIE, suatu negara dapat dinyatakan Tim studi ASEAN melaksanakan tugasnya dari 10-24 Juni
bebas PMK apabila selama dua tahun terakhir (berturut- 1990. Dalam kegiatan studinya tim tersebut telah mengunjungi
turut) tidak terjadi kasus penyakit, melaksanakan pengamatan beberapa daerah di Indonesia seperti beberapa daerah di
penyakit secara intensif dan tidak melakukan lagi kegiatan Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi dan Pulau Bali.
vaksinasi. Dengan berpedoman pada ketentuan OIE tersebut, Selain itu telah diambil sampel darah sapi dan kerbau dari
rumah pemotongan hewan, pasar hewan dan dari lapangan,
maka pada 1986 diterbitkan Surat Keputusan Menteri jumlahnya sebanyak 1.323 contoh darah. Selanjutnya contoh
darah ini dikirimkan untuk diperiksa terhadap PMK ke World
Pertanian No. 260/Kpts/ TN.510/5/1986, yang menyatakan Reference Laboratory Foot and Mouth Desease di Pirbright,
Inggris. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut menyatakan
bahwa seluruh wilayah di Indonesia dinyatakan “bebas PMK”. bahwa semua contoh darah yang diperiksa negatif PMK.
Sejak itu semua tindakan dan upaya untuk mencegah dan
menolak timbul dan masuknya kembali PMK di dan ke wilayah Berdasarkan hasil negatif pengujian laboratorium dan
Indonesia dilakukan secara intensif, sesuai dengan status berdasarkan temuan-temuan di lapangan oleh Tim Studi ASEAN
bersangkutan, maka forum pertemuan COFAF-CGL menyimpulkan
sebagai negara bebas penyakit. bahwa Indonesia saat itu (1990) telah bebas PMK. Dengan
Selanjutnya untuk meyakinkan negara-negara lain agar dinyatakannya Indonesia bebas PMK oleh Forum ASEAN yang
sekaligus diakui pula oleh OIE, maka masalah utama hambatan
dapat mengakui Indonesia sebagai “Negara Bebas PMK”, teknis yang berkaitan dengan ekspor komoditi peternakan telah
dilakukan upaya-upaya khusus baik pada tingkat regional teratasi terutama di lingkungan negara-negara ASEAN sendiri.
maupun internasional. Pada tingkat internasional upaya
untuk memperoleh pengakuan tersebut dilakukan melalui Untuk mempertahankan status bebas PMK, perlu dilakukan
OIE dan melalui Animal Production and Health Comission For serangkaian tindakan pengamanan secara berkesinambungan,
Asia and Pacific (APHCA) dengan membuat laporan program karena PMK termasuk “airborne disease”. Ancaman masuknya
pemberantasan dan hasil-hasil yang telah tercapai. kembali penyakit ini dari luar negeri akibat meningkatnya
arus lalu lintas dan kemudian disusul dengan globalisasi dan
Sedangkan upaya pada tingkat regional adalah mengirim pasar bebas, maka perlu pengawasan ketat melalui tindakan
laporan administratif seperti ke OIE dan APHCA, yaitu perkarantinaan dan pengamatan lapangan yang intensif.
ke sekretariat Negara ASEAN. Selain itu melalui forum
Selain itu perlu pengembangan Sistem Pengawasan Dini
pertemuan ASEAN, Indonesia meminta agar diakui sebagai yang melibatkan bukan saja hanya dari jajaran peternakan atau
pertanian, tetapi oleh seluruh komponen bangsa, yang secara
negara bebas PMK. Untuk dapat memperoleh pengakuan keseluruhan ditingkatkan dengan suatu Kebijakan Pengamanan
Maksimum (Maximum Security Policy) yang disajikan dalam
bebas PMK ini, Indonesia harus menempuh suatu segmen tersendiri. ***

prosedur yang telah ditetapkan oleh negara negara ASEAN. Foto: Antara
Berdasarkan protokol ASEAN, bahwa untuk mendeklarasikan
suatu negara bebas PMK, negara bersangkutan perlu

mengajukan permohonan kepada Pimpinan ASEAN
Committee of Food, Agriculture and Forestry Coordinating
Group of Livestock (COFAF - CGL) agar status bebas PMK
dapat dideklarasi minimal pada tingkat ASEAN.

Dengan mengacu pada protokol ASEAN tersebut, Indonesia

mengajukan permohonan

untuk dinyatakan negara

bebas PMK. Kemudian

permohonan Indonesia

ini dibahas dan disetujui
pada pertemuan COFAF-
CGL ke 12 pada 1989
di Bangkok, untuk
mengirimkan Tim Studi

ASEAN ke Indonesia yang

diketuai Wakil Singapura

(koordinator). Anggota
tim terdiri dari wakil
masing-masing negara
ASEAN dan didampingi

oleh seorang pengamat

dari FAO (anggota Tim

dari Indonesia adalah Dr
Drh Martin Mahole dan
Drh Gde Sudana MSc).

Tim Studi ASEAN

diberi tugas untuk
melaksanakan langkah-
langkah yang dirumuskan

EDISI KHUSUS 2022 17

KESEHATAN HEWAN

Foto-foto: Istimewa

Lesio lepuh pada
mulut sapi yang
terinfeksi PMK.

Pukulan Telak Hantaman PMK

Pukulan telak kini kembali kedigdayaannya, PMK dideteksi kembali rusa, bison, jerapah dan lain sebagainya.
menghantam sektor peternakan di Jawa Timur pada minggu kedua Mei
Indonesia, setelah dihujam 2022, kini wabah sudah merambah ke Selain itu, virus PMK memiliki
African Swine Fever (ASF), Lumpy Skin beberapa daerah termasuk Sumatra. kemampuan bertahan hidup yang tinggi
Disease (LSD), kini penyakit yang paling di alam. Hewan yang peka tertular
ditakuti datang. Penyakit Mulut dan Mengingat Kembali
Kuku (PMK) yang legendaris kembali “Si Biang Kerok” melalui kontak dengan hewan atau bahan
mewabah di Indonesia.
PMK merupakan penyakit yang yang tercemar, melalui jalur inhalasi
Sejatinya PMK bukan penyakit baru disebabkan oleh Aphtovirus dari family (pernapasan), ingesti (mulut/makan) dan
di Indonesia, penyakit ini sudah ada picornaviridae. Setidaknya virus ini melalui perkawinan alami ataupun buatan.
sejak zaman VOC dulu. Kala itu pada memiliki tujuh serotype, yakni O, A,
1887, PMK masuk melalui importasi sapi C, SAT 1, SAT 2, SAT 3 dan Asia 1. Virus Virus dapat disekresikan melalui
dari Negeri “Kincir Angin” dan hinggap ini menyebar dengan cepat melalui
di Malang. Singkatnya, berbagai upaya kontak langsung, air, udara dan dapat kelenjar ludah (saliva), saluran
dilakukan Indonesia hingga diakui menjadikan manusia sebagai carrier.
OIE sebagai negara bebas PMK pada pernapasan, susu, vesikel, kulit, urin dan
1990. Namun kini, seakan bangkit dari Penularannya sangat cepat dengan
kuburnya PMK kembali meneror sektor rentang hospes yang luas. Hewan yang feses, sehingga memudahkan virus PMK
peternakan Indonesia. rentan dapat terserang PMK umumnya menyebar. Hal inilah yang paling ditakuti
berasal dari hewan yang memiliki kuku semua negara di dunia, penyebarannya
Selama 32 tahun berlalu, sampai genap (artiodactyla) atau berteracak sangat cepat dan tingkat morbiditas
kemudian PMK datang kembali ke belah seperti sapi, kambing, babi, unta, yang tinggi. OIE bahkan mengatakan
Indonesia. Seakan ingin mengulang ilama, alpaca, serta hewan liar seperti bahwa penyebaran PMK dapat mencapai

100%, alias ternak di suatu negara dapat

seluruhnya tertular virus ini, meskipun
tingkat kematian yang terjadi rendah,
pada hewan dewasa (1-5%) dan pada
hewan muda (20%).

18 EDISI KHUSUS 2022

Deddy F. Denny Nasrullah Andi Wijanarko Tri Satya Putri
Kurniawan W. Lukman Naipospos

Masa inkubasi virus berkisar antara Praktisi ruminansia, Drh Deddy F. hewan terganggu dan tentunya
1-14 hari, kebanyakan kasus di lapangan Kurniawan, mengatakan bahwa PMK keuntungan peternak menurun,” tutur
2-5 hari. Jika dosis infektif dari virus akan menyebabkan turunnya produksi Deddy dalam sebuah webinar.
rendah, maka masa inkubasi berjalan susu dan daging. Hal ini karena hewan
lebih lama. Namun begitu, ekskresi virus merasa kesakitan saat hendak makan Ia menambahkan, penyakit PMK
dapat terjadi sebelum onset gejala klinis. sehingga feed intake berkurang, tidak memiliki obat, jadi hanya ada
hewan menjadi kurus dan produksi dua pilihan, menunggu hewan normal
Gejala Klinis susunya turun drastis. Selain itu, kembali sembari memberikan terapi
Seperti namanya, penyakit ini rasa sakit juga mereka rasakan ketika suportif, atau melakukan slaughter
dalam keadaan berdiri, sehingga kepada hewan yang terinfeski tersebut.
ditandai dengan adanya lepuh dan hewan tidak merasa nyaman. Ia sendiri tidak menyarankan menjual
erosi sekitar mulut, moncong hidung, hewan positif PMK, karena bisa menjadi
lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan “Saya pernah melihat langsung dan penular ke daerah yang masih bebas.
puting ambing. Gejala lain yang menangani hewan tertular PMK sewaktu
menyertai biasanya demam tinggi bekerja di luar (Pakistan), gejala biasanya Ia melanjutkan, karena dampak
bisa mencapai 41° C, pembengkakan begitu. Nah yang bahaya adalah kalau kerugiannya yang sangat besar terhadap
limfoglandula mandibularis, sudah kronis, bisa jadi no meat and no peternak skala mikro maupun makro,
hipersalivasi (air liur berlebihan). milk. Ini yang mengerikan, produktivitas sebisa mungkin PMK harus dicegah
dengan berbagai upaya.

EDISI KHUSUS 2022 Lesio pada teracak sapi yang terinfeksi PMK.

19

KESEHATAN HEWAN

Keamanan Pangan Vs kaki, kuku dan otot, sebaiknya tidak PMK. Namun mengingat tidak adanya
Ketahanan Pangan dikonsumsi atas dasar estetika. cross protection dari vaksin PMK,
maka dibutuhkan ketepatan dalam
PMK bukanlah penyakit zoonosis. Hal Kendati demikian, masyarakat juga menganalisis subtipe virus yang beredar
tersebut ditegaskan Anggota Komisi Ahli harus berhati-hati dalam handling di Indonesia.
Kesehatan Masayarakat Kementerian produk hewan yang terinfeksi PMK bisa
Pertanian (Kementan), sekaligus staf jadi menularkan PMK ke tempat lain. Menurut Dirjen Peternakan dan
pengajar SKHB IPB University, Dr Denny “Misalnya nanti ketika Idul Adha ada
W. Lukman. hewan PMK disembelih, terus darahnya Kesehatan Hewan, Nasrullah, dalam
dialirkan ke sungai. Air dari sungai itu
Ia katakan dalam sebuah webinar jadi tercemar virus PMK, lalu dijadikan jumpa pers di Kementan bahwa virus
bahwa masyarakat tidak perlu khawatir sumber air minum peternak lain, ini yang
mengonsumsi produk dari hewan yang bahaya,” ungkapnya. PMK yang menginfeksi Indonesia yakni
terinfeksi PMK, karena bukan merupakan serotipe O dengan topotipe ME-SA dan
zoonosis dan foodborne zoonoses. Masyarakat diimbau untuk keep calm Lineage Ind-2001.
dan tidak panik, karena menurut Denny,
“Masyarakat harus diedukasi dan PMK lebih kepada masalah ketahanan “Ini sudah konfirmasi Pusvetma,
diberikan pengetahuan agar tidak pangan ketimbang keamanan pangan. hasilnya seperti itu. Nanti untuk program
panik, soalnya yang sudah-sudah setiap vaksinasi darurat sementara pakai impor
ada wabah di hewan, pasti masyarakat Upaya yang Bisa Dilakukan
takut makan produk hewan. Apalagi Mengingat bahwa penyakit yang dulu, kalau bisa dalam waktu dekat
dengan ramainya media sosial yang
dipenuhi berita hoaks, ini harus disebabkan virus memang tidak ada Pusvetma juga harus cepat bergerak
dilawan,” tutur Denny. obatnya, karena itu penting untuk
dapat mencegah penularan dan untuk buat vaksin dengan virus lokal,”
Menurutnya, berdasarkan penyebarannya. Dalam mencegah
beberapa literatur produk hewan penyebaran tentunya biosekuriti dan tutur Nasrullah kepada awak pers (11/5).
seperti susu, daging, keju dan lainnya vaksinasi dapat dilakukan.
yang berasal dari hewan terinfeksi Kabar mengenai impor vaksin PMK
PMK aman dikonsumsi, untuk bagian Untuk vaksinasi, pemerintah telah juga dikonfirmasi Wakil Ketua II Asosiasi
yang mengalami lesio seperti mulut, menyiapkan program vaksinasi darurat Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Drh

Andi Wijanako. Ia menuturkan dalam

sebuah webinar bahwa saat ini sudah

ada empat anggota ASOHI yang dapat

menjadi partner pemerintah dalam

menyediakan vaksin PMK terkait

program vaksinasi darurat.

Hipersalivasi juga terlihat pada sapi terinfeksi PMK. EDISI KHUSUS 2022

20

Foto: Antara

Hewan yang rentan terserang
PMK umumnya berasal dari hewan
yang memiliki kuku genap atau
berteracak belah.

Dalam kesempatan lain, Ketua II tidak mau semua harus turun bahu- • Setiap orang yang terlibat dalam rantai
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter membahu. Karena anggaran kita juga suplai ternak (supply chain) perlu
Hewan Indonesia (PDHI), Drh Tri Satya memahami bagaimana “standstill”
Putri Naipospos, mengatakan ada terbatas untuk ini,” tutur wanita yang bekerja dan mematuhi persyaratan
beberapa prinsip dalam mencegah “standstill”, meliputi pemilik ternak,
penularan virus dari ternak terinfeksi akrab disapa Tata ini. transporter, agen produksi, pekerja
kepada ternak rentan, yakni RPH, pasar hewan dan pengusaha sapi
menghilangkan produksi virus, (stamping Menurut dia, rekomendasi yang bisa potong (feedlotter).
out, depopulasi selektif), pembatasan dipilih misalnya melakukan “National
mobilitas ternak, mengurangi waktu Livestock Standstill”.Prinsipnya adalah • Selama “standstill”, polisi dan
survival virus di lingkungan (biosekuriti), seperti lockdown dikala COVID-19. petugas berwenang memiliki
mengurangi jumlah hewan rentan Semua pergerakan hewan rentan kekuasaan untuk menghentikan
(vaksinasi darurat). kendaraan yang dicurigai membawa
akan dilarang dengan segera, sampai ternak atau produk ternak untuk
Ia mencontohkan pada kasus PMK memeriksa apakah ada izin darurat.
di Inggris pada 2001 silam, dimana pemberitahuan lebih lanjut.
stamping out besar-besaran dilakukan. Ketika diberlakukan maka tidak boleh • Hukuman untuk pelanggaran
Untuk Indonesia sepertinya hal pembatasan pergerakan yang
tersebut dirasa akan sangat merugikan ada pergerakan setiap hewan rentan ditentukan dalam perintah
peternak terlebih lagi tidak ada PMK (babi, sapi, domba, kambing, rusa, biosekuriti darurat bisa berupa
kompensasi yang diberikan. denda dan penjara untuk
unta dan kerbau) keluar dari peternakan, menimbulkan efek jera.
“Kita enggak bisa seperti itu,
makanya strategi kita harus lebih efektif, atau masuk ke dalam peternakan: Beberapa hal itulah yang mungkin
meskipun njelimet. Jangan sampai • Hewan rentan harus tidak diizinkan dapat dilakukan dengan terbatasnya
peternak lagi yang dirugikan. Agak anggaran. Mengingat Indonesia pernah
sulit memang, akan tetapi kita harus bergerak ke wilayah manapun bebas dari PMK, bukan tidak mungkin
bisa menjalankan surveilans aktif, mau bisa mengulang prestasi baik tersebut.
ketika “standstill” dijalankan,

meskipun jika hewan tidak terlihat

sakit atau PMK belum terdeteksi di

wilayah tersebut.
• Pemerintah dan industri memerlukan

dukungan dari setiap anggota
industri ternak untuk membuat
“standstill” menjadi efektif.

(CR)

EDISI KHUSUS 2022 21

KESEHATAN HEWAN

Foto-foto: Istimewa

PMK punya tingkat kematian
rendah namun tingkat
kesakitannya sangat tinggi.

Mengendalikan PMK di Tanah Air

Pada hari pertama Pelatihan Limpo SH MSi MH. “PMK ini penyakit “Kejadian saat ini berulang, pertama
Pengendalian Penyakit Mulut dan yang ditakuti seluruh dunia. Karena kali ditemukan PMK di Jawa Timur
kalau terjangkit PMK dampaknya kemudian di Aceh,” kata Dr Drh E. Nia
Kuku (PMK), 12 Mei 2022, Kepala panjang, sudah sembuh pun masih Setiawati MP dari BBPKH Cinagara Bogor.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan dicap berpenyakit. Oleh karena itu “Makna dari ini semua artinya kita sudah
Sumber Daya Manusia Pertanian, Prof Dr kita seharusnya semua terpanggil, jadi paham bagaimana mengendalikan dan
pelatihan ini sebenarnya memanggil rasa memberantas PMK.”
Ir Dedi Nursyamsi MAgr, menyampaikan nasionalisme untuk menjadi pejuang
bangsa,” kata Menteri Pertanian. PMK disebabkan oleh RNA
dalam pengantarnya, “Untuk (Ribonucleic Acid/asam ribonukleat)
Penyakit Lama dan tidak ada obat namun bisa
menanggulangi PMK ada berbagai yang Muncul Kembali dicegah dengan vaksinasi. Menular
pendekatan, tahapan-tahapannya perlu sangat cepat melaui kontak langsung
diketahui dengan pasti. Para petugas PMK bukan penyakit baru di dan dapat ditularkan melalui udara,
kesehatan di seluruh pelosok Tanah Indonesia, ditemukan pada 1887 di kota menyerang hewan berkuku belah
Malang kemudian menyebar di Jawa seperti kerbau, sapi, domba, kambing,
Air khususnya yang ada di Jawa Timur Timur dan selanjutnya ada di Provinsi babi, rusa dan lainnya. Infeksi ditandai
Aceh. Indonesia sudah bebas PMK sejak dengan pembentukan lepuh kemudian
dan Aceh harus memahami PMK 1986, yang diakui oleh internasional erosi pada selaput lendir mulut,
pada 1990 oleh Badan Kesehatan diantara kuku, lekuk koronair kaki dan
dan bagaimana menanggulanginya. Hewan Dunia (OIE). puting susu.
Dengan pertimbangan itu Kementerian
Pertanian melaksanakan pelatihan
pengendalian PMK.”

Pelatihan dilakukan secara daring
hingga 14 Mei 2002, dihadiri Menteri

Pertanian Prof Dr H Syahrul Yasin

22 EDISI KHUSUS 2022

Virus penyebab PMK ada tujuh tipe, Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo Nia Setiawati
yaitu O, A, C, SAT1, SAT2, SAT3 dan Asia 1.
Kemudian dibagi menjadi subtipe dan “Seperti kita ketahui bahwa PMK • Sosialisasi dan edukasi masyarakat
sekarang memiliki 53 subtipe. Yang ada sudah menyebar se-Asia Tenggara, terkait SOP pencegahan dan
di Indonesia berdasarkan hasil penelitian memiliki banyak serotipe dan pengedalian PMK.
terdahulu adalah tipe O. dengan berbagai serotipe ini maka
PMK menjadi sulit ketika kita harus • Menyiapkan vaksin PMK secara
Virus tidak tahan asam pH <6, melakukan penanganan,” jelas Direktur darurat, obat-obatan, disinfektan,
basa pH >7, dingin dan kering. Artinya APD dan lainnya.
untuk pencegahan kandang-kandang Kesehatan Hewan, Dirjen Peternakan
peternakan harus dalam kondisi tidak • Memberikan multivitamin untuk
lembap, tidak tergenang air. Virus juga dan Kesehatan Hewan, Dr Drh Nuryani penguat dan antibiotik untuk
tahan berbulan-bulan pada bahan mencegah infeksi bakteri.
protein tinggi seperti semen, sumsum Zainuddin MSi. “Untuk itu bagi suatu
dan darah. Jadi saat memotong sapi atau • Melakukan pembatasan, pengetatan,
ternak terpapar PMK, darah tidak boleh negara yang sudah terlapor adanya sampai penutupan lalu lintas ternak,
dialirkan tapi harus ditampung. pasar hewan dan rumah pemotongan
outbreak PMK harus melakukan hewan, serta masuknya ternak hidup
PMK bersifat akut, masa inkubasinya identifikasi terkait serotipe apa yang di wilayah perbatasan negara belum
menurut literatur terdahulu 1-14 hari. berkembang di negara tersebut.” bebas PMK.
Maka jika seekor ternak sakit kemudian
Nuryani menambahkan, dugaan jalur • Penghentian sementara pelayanan
berdekatan dengan ternak sehat, inseminasi buatan dan pemeriksaan
masuknya PMK ke Indonesia adalah kebuntingan di daerah wabah PMK.
esoknya ternak sehat hingga paling lama
melalui importasi legal produk hewan Kedua aksi temporary, yaitu
14 hari bisa terjangkit. pengadaan vaksin, vaksin darurat dan
PMK mempunyi tingkat kematian rentan PMK, pemasukan ilegal produk pembatasan lalu lintas hewan dan
produk hewan. “Karena membuat
rendah hanya 2-5%. Namun tingkat hewan rentan PMK, pemasukan ilegal vaksin itu tidak bisa cepat, dibutuhkan
morbiditasnya sangat tinggi bisa waktu tiga bulan oleh Pusat Veteriner
mencapai 90%. Artinya 90% ternak di hewan rentan PMK, importasi pakan, sisa Farma, maka kita perlu mengimpornya
dalam kandang bisa terinfeksi. Cara terkait vaksin yang digunakan secara
makanan dari transportasi internasional, emergency,” sebut Nuryani.
penularannya melalui cairan lepuh,
produk hewan rentan PMK yang dibawa Ketiga aksi permanen, yaitu
pernapasan, air susu, kontak langsung pembuatan vaksin oleh Pusat Veteriner
turis, formites dari negara tertular. Farma (Pusvetma), melakukan vaksinasi
dengan hewan penderita, ekskresi massal dan surveilans secara rutin.
Dengan membuat dugaan jalur “Ada satu hal yang mungkin nanti
hewan, semen dan alat kandang. kita lakukan juga adalah melakukan
masuk tersebut maka bisa memetakan kombinasi antara potong paksa dengan
Gejala klinis secara umum adalah vaksinasi. Kebijakan ini sedang disusun
jalur masuknya PMK, sehingga bisa oleh pusat,” tambahnya.
demam, nafsu makan hilang, lesu,
dilakukan penanganan secara dini Prinsip dasar pemberantasan
hipersalivasi, keluar leleran dari hidung, ada tiga, yaitu mencegah kontak
dalam rangka pencegahan masuknya antara hewan peka dan virus PMK,
anoreksia, enggan berdiri, berat badan menghentikan produksi virus PMK
PMK di Indonesia. oleh hewan tertular dan meningkatkan
dan produksi susu menurun. Secara Berdasarkan arahan Menteri resistensi/kekebalan hewan peka.
khusus adalah lepuh-lepuh berupa
penonjolan bulat yang berisi cairan limfa Pertanian, rencana aksi menangani Prinsip tersebut diterapkan dengan
PMK dibagi menjadi tiga. Pertama, aksi cara menghentikan penyebaran infeksi
pada lidah, bibir bagian dalam dan gusi. darurat (SOS) meliputi: virus melalui tindakan karantina dan
Lepuh frimer mulai terlihat 1-5 hari • Penetapan wabah oleh Menteri
setelah infeksi serta luka pada kaki.
Pertanian pada Senin, 9 Mei 2022.
Dampak Ekonomi • Pemusnahan terbatas ternak yang
dan Penanganan
terkonfirmasi positif PMK.
Dampak ekonomi wabah PMK • Penetapan penutupan (lockdown)

diantaranya ada biaya langsung karena zona wabah pada tingkat kecamatan/
kabupaten di setiap wilayah
kehilangan produksi dan kehilangan dengan radius 3-10 km dari wilayah
hewan. Biaya tidak langsung meliputi terdampak PMK.
biaya pemberantasan, kerugian • Penutupan pengeluaran ternak
dari pulau Jawa dan pembatasan
perdagangan/ekspor, kerugian bagi
industri yang berafiliasi, ketakutan pemasukan ternak ke pulau Jawa.
konsumen. Negara endemik diperkirakan • Pembentukan gugus tugas tingkat

membutuhkan biaya 6,5 hingga 21 miliar pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

USD/tahun, sedangkan negara yang

sebelumnya bebas PMK membutuhkan

lebih dari 1,5 miliar USD/tahun.

Akibat penurunan produksi,
kematian ternak dan pelarangan/
pembatasan ekspor produk ternak dan

turunannya, dampak kerugian akibat

PMK di Indonesia diperkirakan dapat

mencapai Rp 9,9 triliun/tahun.

EDISI KHUSUS 2022 23

KESEHATAN HEWAN

Nuryani Zainuddin Harimurti Nuradji Sapto Rini hewan yang peka baik dalam lingkup
kandang maupun lingkup antar wilayah.
pengawasan lalu lintas. Menghilangkan Hal ini penting karena apabila kita Ketiga, sanitasi dan disinfeksi supaya
cegah sebelum virus itu menempel virus rusak lebih dulu maka tidak bisa
sumber infeksi dengan pemusnahan masuk ke dalam sel sehingga tidak bisa
pada host maka kita bisa mencegah bereplikasi.
hewan tertular dan hewan yang terpapar
terjadinya infeksi,” kata Kepala Pusat Pengobatan Simptomatis
(stamping out). Menghilangkan virus dan Vaksinasi
Riset Veteriner BRIN, Harimurti Nuradji.
PMK dengan dekontaminasi kandang, “Caranya paling tidak diinaktivasi dulu Pengobatan simptomatis dilakukan
peralatan, kendaraan dan bahan-bahan virusnya sebelum masuk ke dalam host, berdasarkan gejala yang nampak,
lainnya yang kemungkinan menularkan tujuannya untuk meredakan gejala
penyakit, atau disposal bahan-bahan salah satunya jauhkan virusnya dari host dan menunjang penyembuhan. Yaitu
terkontaminasi. Membentuk kekebalan pengobatan dengan antibiotika dan
dengan biosekuriti.” sulfa untuk mencegah infeksi sekunder,
pada hewan peka dengan vaksinasi. Prinsip biosekuriti pertama isolasi, pemberian analgetika/antipiretika untuk
“Penularan bisa terjadi ketika ada mengurangi rasa sakit dan menurunkan
yaitu membatasi hewan sakit dan yang demam. Pengobatan konvensional
replikasi virus dengan cara perlekatan menggunakan pix liquida, pyoktanine
virus ke sel. Selama tidak ada perlekatan peka untuk tidak bersama-sama. Kedua dan alluin, serta pengobatan tradisional
tersebut maka tidak akan terjadi infeksi. pembatasan, membatasi supaya tidak menggunakan air garam untuk
adanya penularan dari hewan sakit ke mempercepat kesembuhan luka.

Sedangkan lepuh pada kaki dapat
dikompres dengan H O yang memiliki

22

aktivitas yang baik dalam proses
penyembuhan luka. Ternak terpapar
PMK perlu asupan nutrisi yang memadai
terutama protein, vitamin A, C, dan
E. Berikan minum secara cukup untuk
mempercepat proses penyembuhan

24 Sanitasi dan disinfeksi
untuk mencegah
penyebaran PMK.

EDISI KHUSUS 2022

Foto: MPI

Sekitar 90% ternak
di dalam kandang
bisa terinfeksi PMK.

dan membantu mencegah dehidrasi digunakan untuk membebaskan bahwa virus yang sudah inaktif itu
yang dapat memperlambat proses Indonesia dari PMK. memang benar-benar mati.
penyembuhan lepuh.
Program vaksinasi dilakukan tujuan “Nanti vaksin yang akan diaplikasikan ke
Ternak harus ditempatkan di mendapatkan kekebalan terhadap lapangan kami jamin itu aman karena virus
lingkungan tenang dan disediakan air PMK. Untuk vaksinasi ini diperlukan sudah dinyatakan benar-benar tidak hidup,
bersih yang cukup dan bila nafsu makan strain yang match dengan virus yang sehingga vaksin tidak akan bisa menjadi
sudah kembali sediakan makanan ada. Karena itu dalam kondisi wabah ini sumber penyakit di lapangan,” jelasnya.
berkualitas sesuai dengan jenis hewan dilakukan vaksin pada daerah tertular
dan umurnya. Hewan terutama yang pada hewan sehat supaya tidak menular Kemudian lanjutnya, bahwa banyak
lemah dan tidak dapat berdiri untuk ke daerah lain. Kemungkinan vaksinasi faktor yang memengaruhi efektivitas
jangka lama perlu diberi alas lunak bersamaan dengan usaha depopulasi vaksin untuk menjamin supaya hasilnya
seperti jerami dan bila tidak dapat atau stamping out dengan perhitungan
bangkit perlu dipindah 3-4 kali sehari detail dan rinci. sama dengan kualitas saat dikeluarkan
untuk mengurangi sakit karena tekanan. dari Pusvetma. Sangat penting untuk
“Memang untuk PMK strategi awal menjaga rantai dingin vaksin dengan
Drh Sapto Rini Budi P MImun dari harus stamping out dan juga vaksinasi.
Pusvetma menyampaikan pada era Jika dirasa stamping out itu lebih mahal ketat karena virus dibalut dalam adjuvant
1952, didirikan cikal bakal Pusvetma maka akan dilakukan vaksinasi blanket
yaitu Balai Penyelidikan Penyakit Mulut yang meliputi daerah yang luas. Ini dijaga dengan ikatan, ikatan ini akan rusak
dan Kuku di Surabaya yang kemudian jika diyakini bahwa metode vaksin
menjadi Lembaga Penyakit Mulut dan darurat pada daerah tertular itu tidak jika vaksin terkena panas atau suhu beku.
Kuku (LPMK) pada 1959, kemudian membuahkan hasil atau daerah yang
pada 1964 menghasilkan 58.300 dosis tertular jauh lebih banyak,” kata Rini. Selain menjaga rantai dingin vaksin,
vaksin PMK.
Ia juga menjelaskan tentang Rini juga menyarankan agar sebelum
Pada 1967, LPMK menjadi LVK keamanan vaksin PMK. Dalam
(Lembaga Virologi Kehewanan) yang memproduksi vaksin harus melalui vaksinasi dilakukan pendataan jumlah
menjadi lab referensi PMK. Kemudian berbagai uji bahwa vaksin aman dan
pada 1976, LVK mampu memproduksi tidak menimbulkan sakit serta penyakit, hewan, sehingga jumlah vaksin yang
vaksin sebanyak 5 juta dosis dalam juga tidak menularkan virus. Uji yang
setahun. Vaksin LVK tersebut yang dilakukan adalah untuk meyakinkan dibawa sesuai dengan jumlah hewan
untuk menjaga agar tidak ada kelebihan
vaksin yang terbuang percuma karena

rusak. Aplikasi vaksin harus sesuai
petunjuk atau leaflet dan dilakukan oleh
SDM terlatih. Hewan yang divaksin harus
sehat, dimana pemeriksaan kesehatan
hewan dilakukan oleh petugas terlatih di
bawah penyelia dokter hewan.

(NDV)

EDISI KHUSUS 2022 25

KESEHATAN HEWAN

Kesehatan Usus
pada Ayam Modern

Tony Unandar

“Saluran cerna (usus) adalah asal muasal segenap penyakit” begitu petuah Hippocrates, seorang filsuf
dan Bapak Kedokteran Purba yang hidup kira-kira 300-400 tahun sebelum Masehi. Dan memang, jika
melirik kesehatan saluran cerna alias gut health pada ayam modern, tidak hanya mempunyai implikasi
yang signifikan terhadap kesehatan ayam secara sistemik, tetapi juga berdampak terhadap efisiensi pemeliharaan,
kesejahteraan hewan (animal welfare), keamanan pangan asal unggas (food safety) dan derajat kontaminasi pada

lingkungan peternakan. Tulisan singkat ini mencoba menelaah pelbagai aspek yang dapat memengaruhi gut health

pada industri ayam modern.

Terganggunya Ekuilibrium

Ekosistem

Pasca pakan non-antibiotic growth

promotor (AGP), tampaknya dendang

gut health pada industri ayam modern

sebatas dipersepsikan pada pencegahan

dan/atau kontrol penyakit saluran cerna

yang kebanyakan disebabkan oleh

koksidia atau enterobakteria seperti

Salmonella spp, Clostridium perfringens,

Campylobacter spp dan Escherichia coli.

Kesalahpahaman ini memang suatu

kemustahilan karena pasca pakan non-

AGP pengalaman harian peternak adalah

perjumpaan dengan problem terkait

dengan patogen tersebut (Smith, 2011;

Morgan, 2017).

Namun realitanya, hasil penelitian

yang intensif para ahli penyakit

unggas membuktikan berbeda.

Meningkatnya kasus lapangan terkait

patogen tersebut bukanlah dalam

konteks hubungan sebab akibat,

melainkan suatu konsekuensi dari suatu Gambar 1: Sebenarnya banyak faktor yang dapat menginduksi terganggunya ekuilibrium
keadaan. Umumnya, diinisiasi dengan
ditemukannya unsur-unsur nutrisi yang mikrobiota saluran cerna ayam modern yang ujung-ujungnya dapat memengaruhi gut health.
Tidak selalu hanya terkait kualitas pakan, tetapi kualitas pemeliharaan ayam di lapangan juga

berlebihan pada usus bagian belakang dapat menyebabkan gangguan gut health dengan manifestasi klinis dan patologis yang mirip.

yang ternyata menyebabkan proliferasi

mikrobiota usus terjadi secara tidak

terkendali (Apajalahti dan Bedford, 1999; Brown et al., 2012; sub-optimal, tetapi juga oleh padatnya densitas nutrisi dalam

Chan et al., 2013). diet karena tuntutan genetik ayam (Brown et al., 2012).

Konsekuensinya adalah gangguan ekuilibrium alias Untuk mengelaborasi konsep ini lebih lanjut, ada baiknya

keseimbangan interaksi antara mikrobiota dan induk semang kembali mengingat peran AGP dalam pakan ternak yang

atau ayam (Weiss dan Hennet, 2017) yang pada tahap lanjut secara konsisten sudah terbukti sebagai “cost-effective tool”

akan menyebabkan gangguan metabolik, peradangan pada untuk mengontrol kasus disbakteriosis dalam saluran cerna

dinding usus, atau bahkan berkecamuknya patogen seperti (Morgan, 2017). AGP tidak saja mampu mereduksi jumlah,

yang disebutkan sebelumnya (Kogut et al., 2018). tetapi juga keragaman (diversity) beberapa mikroba. Melalui

Tingginya kadar unsur-unsur nutrisi pada usus bagian cara kerja ini suatu AGP membentuk suasana lumen usus yang

belakang tidak hanya disebabkan oleh proses pencernaan yang mampu membatasi jumlah mikroba yang dapat memberikan

26 EDISI KHUSUS 2022

efek negatif pada saluran cerna, mereduksi kecepatan Feeding Phase yang Krusial

proliferasi mikroba dalam feses sehingga ujungnya berdampak Jika diet alias pakan tidak mengandung unsur nutrisi

tereduksinya kontaminasi mikroba dalam lingkungan kandang berlebihan dan proses pencernaan berjalan lancar, maka

atau area farm (Anderson et al., 1999; Dibner dan Richards, kondisi ekuilibrium saluran cerna akan terjaga dengan

2005; Niewold, 2007). baik. Dengan demikian, kontrol dinamika mikrobiota

dalam lumen usus akan lebih mudah,

termasuk mencegah kasus penyakit

yang ditimbulkannya. Oleh sebab itu,

adanya jenis dan fase-fase program

pemberian pakan yang sebenarnya

menyesuaikan kebutuhan ayam pada

umur dan kondisi tertentu tentu

harus menjadi pertimbangan utama

dalam formulasi pakan dan aplikasi

penggunaan jenis pakan di lapangan.

Ketepatan menata peningkatan

densitas nutrisi dalam diet sangatlah

krusial untuk menjaga gut health bagi

ayam modern (Pope et al., 2004).

Disamping itu, praktik pergantian

tipe pakan yang mendadak dan tidak

bertahap, telah terbukti menjadi

faktor pencetus penting terjadinya

disbakteriosis. Adanya konsentrasi

nutrisi yang berlebihan pada usus

belakang, khususnya protein atau

Gambar 2: Distribusi beberapa genera mikrobiota pada bagian tertentu saluran cerna ayam lemak, yang tidak tercerna dan/

modern. Beberapa diantaranya tergolong dalam probiont atau holobiont (bakteri baik) sedang atau tidak diserap oleh usus akan
yang lainnya tergolong dalam pathobiont (normal dalam saluran cerna ayam, namun punya mengakibatkan peningkatan proliferasi

potensi menjadi patogen jika kondisi lumen usus “chaos” alias tidak ekuilibrium). Mikrobiota mikrobiota dalam sekum (usus buntu).
kelompok probiont dan pathobiont dalam lumen usus dapat melakukan interaksi ataupun saling

memengaruhi via mekanisme quorum sensing dan quorum quenching.

Perlu dicatat, data penelitian Gambar 3: Perlakuan dan kondisi-kondisi ayam selama dalam lingkungan kandang juga
mengindikasikan baik bakteri, jamur dapat menjadi faktor pencetus terjadinya gangguan gut health. Heat stress ternyata dapat

alias kapang, protozoa, bahkan beberapa membawa dampak negatif yang signifikan pada fungsi-fungsi fisiologis (termasuk proses
pencernaan dan gut health), metabolisme dan ekspresi genetik ayam modern.
enteroviridae mampu melakukan proliferasi

dalam lumen usus belakang dengan
menggunakan bahan pakan yang tidak
tercerna (Apajalahti dan Bedford, 1999).
Gangguan keseimbangan mikrobiota

(disbakteriosis) usus belakang akibat
proliferasi yang tidak terkendali selain
akan mengakibatkan disregulasi sel-sel
imunitas saluran cerna, juga mengubah

pola metabolisme mikrobiota usus belakang
yang pada akhirnya menstimulasi mikroba
patobion (misalnya Clostridium perfringens)

menjadi suatu patogen (Round dan

Mazmanian, 2009).

Jadi tegasnya, gangguan performa dan/
atau problem infeksius pasca pakan non-AGP
tidak terletak akibat karakter mikroba yang
terus berjuang melakukan adaptasi dan mutasi

dalam rangka mempertahankan eksistensinya

dalam saluran cerna ayam atau bahkan dalam

lingkungan peternakan, tapi karena adanya

suatu kondisi dimana tereduksinya proses
pencernaan atau tingginya bahan nutrisi yang
tidak tercerna pada usus bagian belakang yang
disebabkan oleh pelbagai sebab (Myers, 2004;

Chan et al., 2013; Ducatelle et al., 2018).

EDISI KHUSUS 2022 27

KESEHATAN HEWAN

Kualitas Air Minum

Mencermati hasil-hasil penelitian

yang sudah dipublikasi terkait kualitas

air minum dan kejadian disbakteriosis

pada ayam modern sangatlah menarik.

Kualitas air minum ternyata tidak

saja berpengaruh pada kesehatan

ayam secara keseluruhan, tetapi

juga menentukan efektivitas proses

pencernaan pada ayam modern. Itulah

sebabnya karakteristik fisikokimiawinya
harus secara terjadwal dan rutin
dikontrol pada tingkat masing-masing

farm (Peterson et al., 2016).

Derajat keasaman (pH) air minum

harus tetap terjaga sedikit asam, berkisar

antara 5,5-7,0; karena pH dasar air

Gambar 4: Via memahami kinerja poros usus dan jaringan otak (gut-brain axis) dalam sistem minum sangat menentukan kebanyakan
aktivitas enzim-enzim pencernaan.
regulasi alias sistem neuroendokrin ayam modern, maka gangguan pada gut health secara Tingkat kesadahan, alkalinitas serta
signifikan pasti akan berdampak negatif secara sistemik pada fungsi-fungsi biologis ayam, pH dasar air minum terbukti dapat
sehingga performa akhir ayam akan tereduksi.

memengaruhi suasana lumen tembolok,

sehingga dapat mereduksi tahap awal

Dengan adanya mekanisme fisiologi normal dalam proses pencernaan secara enzimatis (Kierończyk et al., 2016),
bentuk retroperistaltik pada sistem pencernaan ayam, sangat karena kondisi lumen tembolok memegang peranan penting
memungkinkan mikrobiota tersebut balik ke area ileum atau bagi aktivitas beberapa enzim pencernaan, khususnya enzim

bahkan jejunum dan menyebabkan disbakteriosis. Bahkan phytase dan juga enzim amylase. Ketika pH dalam lumen
beberapa diantaranya mampu menghasilkan endotoksin tembolok semakin alkalis (pH 6,5 ke atas), maka aktivitas enzim
rata-rata tereduksi 10-15% jika dibandingkan dengan aktivitas
yang menyebabkan peradangan pada dinding usus dan/ enzim pada pH 4,5-5,5 (Kierończyk, 2016). Pemberian asam
organik via pakan atau air minum dapat memperbaiki derajat
atau eksotoksin yang menyebabkan erosi serta lesio pada
keasaman dalam tembolok broiler, tetapi tidak pada ayam
permukaan dinding usus (Bedford, 1995; Apajalahti dan layer (Oviedo-Rondòn, 2019).
Bedford, 1999; Yegani dan Korver, 2008). Setelah melalui
beberapa penelitian intensif, Prof R. Ducatelle dan Prof F.

Immerseel dari Universitas Ghent Belgia dalam 6th International Air minum yang mengandung kadar molekul karbonat
Conference on Poultry Intestinal Health tahun 2019 di Roma
(CO3) atau garam (NaCl) tinggi akan meningkatkan kesadahan
telah mempertegas alur patogenesis disbakteriosis pada ayam dan alkalinitas serta dapat menyebabkan masalah lebih

modern tersebut. lanjut pada gut health. Kadar garam, bahan tidak terlarut

(padatan) serta pH dasar air minum

juga menentukan pembentukan biofilm

dan endotoksin dalam sistem distribusi

(piping) serta drinker, karena tingginya

proliferasi alga dan mikroba (Cox dan

Pavic, 2010). Biofilm dan garam tidak

hanya mempunyai kontribusi pada

degradasi parameter mikrobiologis

dari air minum, tetapi juga dapat

mengakibatkan penyumbatan pada

nipple dan sistem distribusi air minum

dalam kandang. Akibatnya ketersediaan

air minum ayam terganggu.

Pada ayam modern, reduksi wáter

intake oleh berbagai sebab dapat

mengakibatkan terganggunya fisiologi

saluran cerna, proses pencernaan

serta performa total ayam modern

(Zimmerman et al., 1993, 1998; May

et al., 2000; Vieira dan Lima, 2005).

Sanitasi air minum dengan menggunakan

preparat antiseptika peroksida, klorin

Gambar 5: Gambaran peradangan (inflammation) pada sepanjang dinding saluran cerna dengan atau mineral yang sudah dimikronisasi
pelbagai derajat tingkat keparahan sering kali mengindikasikan adanya gangguan gut health yang
biasanya diawali oleh faktor-faktor non-infeksius. seperti CuSO4 atau AgNO terbukti dapat
3

menghambat laju pertumbuhan alga

28 EDISI KHUSUS 2022

progresif. Adanya mukus yang berlebihan akan digunakan
beberapa bakteria (mucolytic bacteria) untuk lebih aktif
melakukan proliferasi, iritasi mukosa usus oleh metabolit
bakteria yang bersangkutan dan pada tahap lanjut sel goblet
akan meningkatkan produksi mukus yang lebih banyak serta
adanya reaksi-reaksi radang pada level mukosa usus. Di sisi
lain, gangguan kualitas mukus pada ayam modern juga dapat
mempermudah perlekatan (adherence) enteropatogen dan
infeksi oleh koksidia (Thompson et al., 2008).

Faktor Lain

Pada ayam petelur, kebutuhan kalsium dalam diet

yang lebih tinggi, terutama selama masa produksi telur,

mengindikasikan sedikit banyak efek negatif pada gut health.

Selain terbukti dapat mengikat (chelate) beberapa unsur

nutrisi, juga dapat mereduksi aktivitas enzim dan memacu

proliferasi bakteria Clostridium (Paiva et al., 2013).

Jenis dan level beberapa bahan lemak dalam diet juga

dapat memengaruhi proses pencernaan dan dinamika

mikrobiota dalam saluran cerna (Danicke et al., 1999). Selain

itu problem koksidiosis, walaupun terjadi secara subklinis juga

Gambar 6: Gambaran kualitas isi lumen saluran cerna dan/atau dapat berpengaruh pada proses kecernaan kebanyakan bahan
perubahan pada kualitas feses segar yang ditemukan di area kandang bisa
menjadi petunjuk awal adanya gangguan gut health pada ayam modern. nutrisi, khususnya lemak (Ravidran et al., 2016). Akan tetapi
di lain pihak, sangatlah penting menjaga level lemak minimum
1% dalam diet guna menstimulasi fungsi lambung kelenjar dan

terjadi pelepasan digesta dari gizzard secara bertahap ke dalam

dan/atau bakteria (Doyle dan Erickson, 2006) pada sistem usus halus (Svihus, 2014).

distribusi air minum dan nipple. Pemberian preparat enzim eksogenus dalam diet

Kekurangan air minum dan puasa pada ayam modern merupakan suatu pendekatan yang cukup baik untuk

juga dapat mengakibatkan problem signifikan pada saluran mengurangi dan/atau mengontrol proliferasi mikrobiota

cerna, terutama pasca pakan non-AGP (Cox dan Pavic, 2010). dalam usus halus. Preparat enzim eksogenus seperti phytases,

Penelitian membuktikan, 5-6 jam setelah pakan tidak diberikan carbohydrases dan proteas sudah dikenal luas dalam formulasi

maka ayam cenderung akan mengalami mucoid enteritis diet ayam modern sebagai productivity enhancers. Efek positif

yang tidak spesifik. Puasa ternyata juga akan menstimulasi sekunder dari penggunaan preparat enzim ini dalam diet juga

produksi mukus oleh sel-sel goblet pada mukosa usus lebih terhadap kondisi mikrobiota saluran cerna (Choct, 2009; Kiarie

et al., 2013).

Dengan demikian, enzim-enzim

eksogenus mampu mereduksi proliferasi

mikrobiota dengan mengurangi

komponen pakan yang tidak tercerna

pada usus bagian belakang, mereduksi

senyawa phytate, menata viskositas

digesta ataupun mengurangi iritasi

pada permukaan mukosa usus yang

ujung-ujungnya dapat mereduksi

reaksi peradangan pada dinding usus.

Preparat enzim juga dapat menstimulasi

terbentuknya metabolit yang dapat

menunjang keragaman mikrobiota yang

diperlukan untuk menjaga ekosistem

lumen usus agar lebih stabil serta

menghambat proliferasi mikroba

patobion seperti Clostridium (Bedford,

1995; Kiarie et al., 2013).

Di sisi lain, penggunaan preparat

antibiotika dosis terapeutik, terutama

yang berspektrum luas dalam waktu

lama turut menstimulasi terganggunya

kondisi ekuilibrium mikrobiota dalam

Gambar 7: Pasca pakan non-AGP, penggunaan preparat prebiotika dan/atau probiotika tertentu lumen saluran cerna ayam modern
dapat menjaga ekuilibrium kondisi dan mikrobiota saluran cerna, mengurangi reaksi peradangan (Kogut et al., 2012).

pada dinding saluran cerna serta memodulasi sistem imunitas mukosa. (toe)

EDISI KHUSUS 2022 29

BUDIDAYA

Foto: Dok. Infovet

Aspergillosis bersifat sistemik, Sjamsirul
menyerang di dalam tubuh unggas dan
menyebar ke seluruh tubuh dan biasanya
sering dijumpai pada ayam muda.

Mengantisipasi Aspergillosis
di Musim Penghujan

Dimulainya musim penghujan pada Oktober-November tubuh unggas, sehingga mudah terinfeksi penyakit lain dan
2021 yang diprediksi hingga April 2022, patut
diwaspadai oleh peternak. Biasanya kasus serangan penurunan efikasi vaksin.
Aspergillosis marak dan merebak saat musim penghujan tiba. Aspergillosis disebabkan jamur yang termasuk genus

Aspergillosis merupakan penyakit pernapasan yang Aspergillus, dengan speciesnya Aspergillus fumigatus dan
disebabkan oleh jamur, dimana jenis penyakit ini cukup banyak Aspergillus flavus. Aspergillus sp. hidup sebagai saprofit dan
dan merugikan pada ternak unggas. Serangan Aspergillosis sporanya dapat bertahan bertahun-tahun, dimana jamur
tersebar banyak negara terutama negara tropis yang bercuaca beserta spora yang dihasilkannya mampu berada di udara
panas dan lembap.
bebas, sekam (litter) dan bahan baku pakan yang lembap
Aspergillosis bersifat sistemik, menyerang di dalam tubuh (jagung, dedak dan lainnya).
unggas dan menyebar ke seluruh tubuh dan biasanya sering
dijumpai pada ayam muda (periode starter dan grower) Pakan dengan kadar air di atas 14% dan kelembapan
dibanding pada ayam tua. Aspergillosis juga menyerang
unggas lain seperti itik, burung peliharaan, kalkun, puyuh dan (RH) 80-90% merupakan kondisi yang sangat baik untuk
burung liar. pertumbuhan jamur. Aspergillus fumigatus memiliki konidia

Pada kondisi khusus, jamur penyebab Aspergillosis yang mampu menimbulkan kematian unggas hingga 50%,
mampu menghasilkan racun (mikotoksin), yang selanjutnya yang juga menghasilkan enzim proteolik (pemecah protein)
mengakibatkan imunosupresi atau penurunan kekebalan pada
unggas yang dapat menekan produksi (telur dan daging) serta yaitu enzim elastinolytic dan collagenolytic yang berperan
aktivitas Limposit T maupun B. Imunosupresi yang disebabkan menginfeksi organ paru-paru unggas.
mikotoksin Aspergillosis dapat menurunkan sistem pertahanan
Adapun gejala klinis pada bentuk akut tampak ayam

mengalami kesulitan bernapas, leher dijulurkan ke atas karena

bernapas melalui mulut, kenaikan frekuensi napas dan nafsu

makan menurun. Bila komplikasi dengan penyakit pernapasan
lain maka akan terdengar suara ngorok, dimana infeksi berat

30 EDISI KHUSUS 2022

biasanya menimbulkan kematian dalam waktu 2-4 minggu, • Jangan memberikan pakan yang sudah basah dan berjamur
namun cendrung rendah 5-20%. pada ayam

Pada bentuk kronis akan muncul gejala kehilangan nafsu • Usahakan litter tetap kering, singkirkan litter yang basah
makan, lesu, bernapas melalui mulut, kebiruan, kekurusan dan dan bergumpal lalu ganti dengan yang baru/kering
berujung pada kematian. Biasanya mortalitas rendah hanya
5%. Ayam biasanya akan mengalami gangguan pertumbuhan • Lakukan fumigasi terhadap sekam yang baru masuk
sehingga keseragaman memburuk. gudang, mesin tetas, ruang perkandangan/hatchery

Untuk penularan, jalur utama melalui pernapasan unggas • Jangan menetaskan telur kotor
dengan menghirup spora jamur, disamping melalui media telur • Isolasi/keluarkan segera ayam yang memperlihatkan
tetas, litter/sekam, pakan, air minum dan peralatan kandang
lainnya yang terkontaminasi spora Aspergillus. Aspergillus gejala sakit
fumigatus juga dapat tumbuh di dalam telur yang dapat • Lakukan diagnosis penyakit ini dengan teliti dan tepat,
menyebabkan kematian embrio dan penurunan daya tetas
telur, dimana pencemaran oleh spora jamur dapat berlangsung karena bila salah lalu diduga penyakit pernapasan lain
di setter, hatchery maupun ruang inkubator. Spora jamur (CRD, Snot, Infectious Bronchitis dan lainnya) kemudian
terpenetrasi ke dalam telur melalui pori-pori kerabang telur diobati antibiotik justru akan mempersubur tumbuhnya
yang kemudian berkembangbiak di dalam telur. jamur, sehingga Aspergillosis bertambah parah

Pencegahan dan Pengobatan Untuk pengobatan yang efektif untuk Aspergillosis
Pencegahan terhadap serangan Aspergillosis dapat belum begitu berkembang, namun obat antijamur yang
dapat digunakan, antara lain nystatin, amphotericin B,
dilakukan dengan: crystal violet dan brilliant green. Dapat juga dilakukan
• Lakukan disinfeksi pada litter, bangunan, mesin tetas, dengan pemberian cupri sulfat sebanyak 1 gram/5 liter air
minum selama tiga hari berturut-turut untuk membantu
peralatan kandang mengatasi serangan jamur. ***

Ditulis oleh:
Ir Sjamsirul Alam
Praktisi perunggasan, tinggal di Bandung

Foto: Istimewa

EDISI KHUSUS 2022 Jamur beserta spora yang dihasilkan
mampu berada di udara bebas, sekam
(litter) dan bahan baku pakan yang
lembap (jagung, dedak dan lainnya).

31

EKONOMI BISNIS

Foto: Dok. Infovet

Banyak peternak yang
masih terkendala dengan
usaha peternakannya.

Kendala Beternak
dan Inovasi Masa Mendatang

Pada webinar “Kendala-kendala harus menjaga ternak jadi terbengkalai efeknya terhadap kesehatan akan
Dalam Beternak dan Inovasi
Peternakan di Masa Mendatang,” karena ada kegiatan lain,” kata Ridwan. memengaruhi kualitas susu.”
yang diselenggarakan Ternaknesia pada
2021, Ridwan Munir, dari Bogoatta Masalah mentalitas terutama anak- Hasil ternak ruminansia kecil memiliki
(Bogor Goat Ettawa) mengatakan bahwa anak muda, mereka tidak suka dengan pasar lebih spesifik, cara membidik pasar
peternak mempunyai kendala baik dunia peternakan karena dianggap low harus dilakukan dengan baik. Konsumen
internal maupun eksternal.
benefit, kurang bergengsi, harus kotor mau membeli produk hasil ternak dengan
Kendala Internal dan Eksternal dan kepanasan. harga cukup tinggi jika kualitasnya bagus
Faktor internal yang sangat dan manfaatnya terasa.
Faktor eksternal antara lain izin
berpengaruh adalah pengetahuan terhadap Sementara untuk teknologi hulu maupun
bibit ternak. Menurut Ridwan peternak usaha, legalitas, pasar hasil ternak, lahan
ruminansia kecil kadang tidak paham hilir pada ruminansia kecil cenderung kurang
mengenai bibit khusus untuk pedaging, peternakan, stabilitas harga dan efisiensi diperhatikan. Masih cukup mahal dan
susu, kontes, ataupun untuk kopulasi. pakan berkualitas. belum terjangkau, solusinya bisa dengan

Pada manajemen hulu dan hilir Banyak peternak yang masih membeli secara patungan.
kadang peternak ingin menguasai terkendala dengan usaha peternakannya
semuanya, dari pembuatan pakan Ridwan menyarankan untuk
hingga penjualan. Padahal masing- karena kepemilikan lahan yang terbatas, efisiensi dan manajemen kandang
masih bidang membutuhkan spesifikasi sebaiknya bekerjasama dengan para
atau keahlian khusus. hanya ada di lahan pekarangan. Karena
ahli. Menurutnya, universitas adalah
“Kemudian hasil ternaknya ingin tidak ada izin usaha dan legalitas produk gudang ilmu yang tidak boleh diabaikan
diolah sendiri ini akhirnya waktunya hasil usaha peternakan tidak bisa peternak. Pengolahan produk sebaiknya
terbuang, yang harusnya misal fokus didistribusikan lebih jauh.
menerapkan HACCP meskipun belum
“Kualitas serta kontinuitas pakan perlu mempunyai sertifikasinya. Selain
diperhatikan karena akan memengaruhi itu ia juga menyarankan pemasaran
produktivitas,” terang Ridwan. “Untuk
menghasilkan produk berkualitas pakan online agar peternak bekerjasama
dengan pihak yang kompeten dan tidak
menjadi utama. Kalau pakan masih asal- dikerjakan sendiri.
asalan yang penting kambing kenyang
tidak dihitung nutrisinya, tidak dihitung

32 EDISI KHUSUS 2022

Belajar dari Negara Maju Deddy berharap teknologi database memastikan datanya akurat
Sementara itu Drh Deddy Fachruddin pemerahan, pemeriksaan kesehatan, dan top down. Dalam waktu singkat yaitu
pemeriksaan reproduksi, pembuatan sekitar 1970-1980, Australia menjadi
Kurniawan dari Dairy Pro Indonesia, produk yang lebih efisien, pakan dan eksportir. Sedangkan di Indonesia data
menjelaskan di Indonesia terdapat lainnya, dibuka semua ke peternak. dinilai masih kurang tepat akurasinya.
tiga macam peternak. Pertama, Karena di Indonesia masih ada gap antara
peternak mikro yang secara ekonomi seorang yang paham/ilmuwan dengan Realtime integration juga penting
dan pendidikan biasanya menengah peternak. Peternak dan akademisi harus dilakukan. Menyambungkan antara
ke bawah. Semua pekerjaan beternak disambungkan seintensif mungkin. peternak, bisnis transportasi, hingga
dikerjakan sendiri, dari mencari rumput, Peternak harus dipaksa untuk pintar, legalitas dan standarisasi secara
memerah susu, hingga penjualan. yang akan membuat mereka terbuka realtime. Genetik hewan ternak juga
dengan informasi. harus di-record dengan baik sehingga
Kedua, peternak kelas menengah mudah untuk mengetahui genetik yang
yang secara ekonomi dan pendidikan Koperasi yang menaungi peternak bagus dan tidak. Untuk melakukan
biasanya menengah ke atas. Peternakan sebaiknya juga memiliki business mindset, recording diperlukan identifikasi ternak
ini bukan pekerjaan utamanya, jangan hanya sebagai penyambung lidah (animal ID) yang baik.
mereka tahu cara bisnis tetapi minim antara peternak dengan industri, namun
pengetahuan tentang bagaimana juga memiliki power. Selain itu, detecting tools juga
mengelola peternakan secara teknis. menjadi inovasi yang penting. Agar
Biasanya sudah memiliki mindset sebagai Deddy menyoroti di Indonesia beternak menjadi lebih praktis karena
seorang entrepreneur. peternak, pengepul, koperasi, industri, berbagai permasalahan bisa terdeteksi
hingga penjualnya adalah orang-orang dengan cepat dan mudah. “Di luar sana
Ketiga, peternak korporasi yaitu yang berbeda. Maka struktur satu banyak tools diciptakan hanya untuk
peternakan yang sudah berbentuk
perusahaan. Standar-standar Ridwan Munir Deddy Fachruddin
pengelolaan sebuah perusahaan dengan Kurniawan
berbagai aspek teknisnya termasuk dengan struktur lainnya bisa saling
bagaimana mengelola peternakannya menekan karena masing-masing satu tujuan yaitu deteksi birahi, sehingga
diterapkan. Banyak prosedur dan menginginkan keuntungan sendiri. mereka mengalami efisiensi reproduksi
performance indicator yang diterapkan. yang luar biasa,” terang Deddy.
Sementara di negara maju untuk
“Di Indonesia sekitar 85-86% jadi peternak tidak bisa langsung, Di Indonesia untuk mendapatkan
mungkin hampir 90% micro farmer. peternak harus terintegrasi dengan pejantan yang proven butuh paling
Corporate farmer tidak lebih dari pabrik, harus memiliki saham di pabrik. tidak tujuh tahun. Negara maju sudah
6-8%, sisanya sekitar 5-6% middle class Sehingga peternak berkumpul dalam menciptakan DNA proven sehingga bisa
farmer,” kata Deddy. “Jumlah middle sebuah wadah koperasi membuat mengidentifikasi DNA yang terbaiknya
class farmer semakin ke sini semakin pabrik, sehingga ketika pabrik untung untuk pedet yang usianya baru dua minggu.
banyak, micro farmer semakin sedikit, peternaknya pasti untung. Peternak
corporate farmer semakin banyak. fokus di kompetensinya sebagai “Peternak butuh bantuan
Maka kita tidak bisa menyamaratakan peternak tetapi tidak ditekan oleh bagaimana mengelola manajemen. Jadi
berbagai macam inovasi sistem untuk struktur di atasnya, baik koperasi peternak itu sudah berat kalau disuruh
semua modelnya.” maupun pabrik. Di Indonesia perlu memikirkan bagaimana manajemen
diciptakan bagaimana mengintegrasikan kesehatannya. Jangan disuruh
Deddy memaparkan, di negara maju peternak sampai ke industri supaya membuat laporan rutin karena bukan
bisnis terkuat di bidang pertanian dan semua bisa saling support. kompetensinya, tapi mereka butuh
peternakan bentuk organisasinya berupa batuan cara mengetahui bagaimana
koperasi. Misalnya es krim Campina di Deddy menceritakan sebelum peternakannya ini sudah benar. Para
Belanda adalah sebuah koperasi, susu menjadi eksportir sapi 1950-an, ahli bisa kita sambungkan dengan
Anlene di New Zealand adalah sebuah Australia adalah importir sapi. Negara peternak untuk melakukan hal itu, kalau
koperasi bernama Fonterra. itu kemudian fokus pada integrated peternak disuruh melakukan sendiri
tidak bisa,” pungkas Deddy. (NDV)
Indonesia dalam peternakan masih
tertinggal jauh dengan New Zealand dan
Amerika Serikat. Di Amerika produksi
susu dari 1940-an hingga 2010 naik
lima kali lipat dengan jumlah sapi turun
hingga seperempatnya. Hal itu bisa
terjadi karena adanya mindset, inovasi,
teknologi dan solusi terintegrasi.

“Jadi solusinya tidak bisa sendiri-
sendiri. Solusi integrasi yang kita
butuhkan dan ini tidak bisa diselesaikan
dalam diskusi dua jam, tapi minimal
memberikan inspirasi,” tutur Deddy.
“Kita lihat cara USA dan New Zealand,
kita perlu memformulasikan dalam
bahasa kita di Indonesia tapi kita perlu
memutuskan fokus kita apa.”

EDISI KHUSUS 2022 33

OPINI Dampak Penyakit

Mulut dan Kuku

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan Menurut analisis Naipospos (2012), bahwa perkiraan
penyakit hewan yang paling ditakuti di dunia. kerugian ekonomi akibat berjangkitnya PMK di Indonesia
Penyakit ini termasuk kelompok Penyakit Hewan sekitar Rp 9,6 triliun. Sedangkan menurut Sofjan
Menular Strategis (PHMS). PMK disebabkan oleh virus Sudardjat (2015), sekitar Rp 15,5 triliun. Jika koefisien
yang bersifat akut dan penularannya sangat cepat teknis analisisnya dikonversi pada data saat ini, kerugian
pada sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan ekonominya mungkin tidak kurang dari Rp 20 triliun. Hal
berkuku genap lainnya, walaupun tingkat mortalitasnya ini belum dihitung besarnya biaya pengendalian, dampak
rendah. PMK disebut juga sebagai airborne disease sektor primer, sektor pengolahan, dampak terkait dengan
karena sangat kecilnya virus ini mampu menyebar cepat turisme dan non-pertanian, serta hilangnya peluang
dengan bantuan angin sampai ratusan kilometer. perdagangan dan akan terjadi keterperangkapan pangan
daging sapi nasional.
Belajar dari kasus outbreak PMK di Inggris (2001),
ternyata hanya dalam waktu 14 hari saja seluruh Selain kerugian ekonomi yang terjadi tersebut,
wilayah Inggris Raya sudah terinfeksi. Penyakit ini kerugian sosial pun cukup memprihatinkan. Kini di sentra
telah memorak-porandakan perekonomian negeri itu, wabah di Jawa Timur, telah beredar isu di media sosial
berdasarkan riset yang dilakukan oleh Prism (2002), bahwa masyarakat jangan memakan daging dan susu
bahwa PMK berdampak terhadap kegiatan usaha ternak sapi karena diduga akan tertular. Dampak selanjutnya
(71%), bisnis hotel dan restoran (52%), sektor pertanian dimungkinkan akan terjadi stunting yang meningkat.
(58 %), perdagangan (47%), industri manufaktur (42 %),
transportasi (42 %), jasa dan pelayanan (55%), bisnis Berkaitan dengan outbreak PMK yang terjadi di Jawa
finansial (23%) dan konstruksi (49%). Timur pada awal Mei 2022, pupuslah sudah harapan
Indonesia untuk meraih swasembada daging sapi
Kerugian ekonomi bagi kegiatan usaha peternak 2026 dan menjadi lumbung ternak Asia 2045. Pasalnya
terutama disebabkan kehilangan produktivitas karena berdasarkan analisis tersebut di atas dan pengalaman
penurunan produksi susu (25% per tahun), penurunan yang terjadi untuk terbebas dari PMK membutuhkan
tingkat pertumbuhan sapi potong (10-20%), kehilangan waktu yang panjang (100 tahun).
tenaga kerja (60-70%), penurunan fertilitas (10%) dan
perlambatan kebuntingan, kematian anak (20-40%), Sesungguhnya seluruh analisis prediksi dampak
serta pemusnahan ternak yang terinfeksi secara kronis. kerugian yang akan terjadi tersebut, jauh-jauh hari

34 EDISI KHUSUS 2022

Oleh: Rochadi Tawaf
Komite Pendayagunaan Petani,
Dewan Pakar PB ISPI dan Penasehat PP PERSEPSI

sudah diingatkan oleh para tokoh senior peternakan dan HUM/2018 yang tetap memberlakukan PP No. 4/2016
asosiasi peternak rakyat pada saat proses perubahan tersebut. Sejak kebijakan ini diundangkan, importasi
UU PKH No. 6/1967 menjadi UU No. 18/2009. Konsep daging sapi asal India menjadi legal, pada Juni 2016.
dasar mengenai maksimum sekuriti (country based) Kebijakan inilah sebenarnya awal dari bencana outbreak
perlindungan terhadap kemungkinan masuknya PMK di Tanah Air. Sebab kecerobohan longgarnya
penyakit hewan ke negeri ini, yang diubah menjadi kebijakan memasukan produk ternak dari negara yang
wilayah (zone based). Silang pendapat ini berakhir di belum bebas PMK dan tidak memiliki zona.
sidang MK yang ditetapkan dalam surat keputusan
Nomor 137/PUU-VII/2009 bahwa pemasukan ternak Kini, status Indonesia di organisasi kesehatan dunia
dan produk ternak tetap menganut basis negara (OIE) sudah tidak lagi sebagai negara yang bebas PMK
(country based) bukan wilayah (zone based). tanpa vaksinasi. Konsekuensinya bahwa setiap negara
yang akan melakukan perdagangan bilateral dengan
Namun pada 2014, Pemerintah dan DPR mengubah Indonesia akan berpikir dua kali. Seperti halnya beberapa
kembali UU No. 18/2009 yang mencantumkan lagi frasa zone waktu lalu Indonesia menolak importasi komoditi
based menggantikan coutry based, atas masuknya produk pertanian/peternakan dari negara yang tertular PMK.
ternak. Pada kasus kedua ini kembali dilakukan gugatan ke
MK. Kesimpulan gugatan melalui keputusan MK No. 129/ Untuk mengembalikan agar Indonesia menjadi
PUU-XIII/2015 bahwa frasa impor ternak dan produk ternak negara yang bebas PMK, tentu memerlukan kerja keras,
boleh dilakukan dari negara yang berbasis zona. biaya tinggi dan waktu yang panjang. Langkah yang
dapat ditempuh segera lakukan eradikasi dengan dana
Produk hukum inilah yang menurunkan kebijakan tanggap darurat yang cukup dan vaksinasi massal serta
operasional berupa Peraturan Pemerintah No. 4/2016, peternak melakukan biosekuriti ketat.
Permentan No.17/Permentan/PK.450/5/2016 dan SK
Mentan No.2556/2016 yang membolehkan masuknya Selanjutnya, sesuai saran Presiden Joko Widodo,
daging dari India. Berdasarkan hal tersebut, lagi-lagi perlu mengusut faktor penyebabnya agar kejadian
masyarakat peternak melakukan judicial review ke MA serupa tidak terulang lagi. Selain itu, diharapkan
atas diterbitkannya PP No. 4/2016. Pasalnya, India Ombudsman dapat melakukan evaluasi atas kebijakan
merupakan negara yang belum bebas PMK dan tidak yang ada dan pemerintah segera melakukan moratorium
memiliki zona. Namun, lagi-lagi putusan MA No. 27/P/ bagi kebijakan yang berkaitan dengan terjadinya
outbreak PMK ini. ***

EDISI KHUSUS 2022 35

OPINI Perlunya Profesi
Auditor Statistik

Oleh: Bambang Suharno
Pemimpin Redaksi Majalah Infovet

Polemik data pertanian (dan juga bidang lainnya) kerap Produksi Telur Naik Tiga Kali Lipat?
terjadi di Indonesia. Contoh yang belum lama kita dengar Biro Pusat Statistik (BPS) melalui web bps.go.id menampilkan
adalah data produksi jagung nasional. Pemerintah
mengklaim produksi jagung mencapai 25 juta ton setahun, data perkembangan populasi ayam ras petelur dan produksi telur
sementara USDA memprediksi data produksi jagung Indonesia ayam ras yang sangat menarik. Terjadi kenaikan yang amat sangat
sebanyak 12 juta ton, hanya separuh dari klaim pemerintah. tajam di 2016-2017. Populasi ayam ras petelur naik dari 161 juta
ekor (2016) menjadi 259 juta ekor (2017) alias naik 61% dalam
Mana yang bisa dipercaya? Dunia usaha pertanian diduga setahun, sedangkan produksi telur naik dari 1,486 juta ton (2016)
lebih mempercayai data USDA. Logikanya, seandainya benar menjadi 4,633 juta ton (2017) atau naik sebesar 211%.
produksi mencapai 25 juta ton, hampir bisa dipastikan harga
jagung akan jatuh akibat oversupply. Hal ini karena produsen Keanehan setidaknya ada dua hal, yaitu pertama kenaikan
pakan sebagai pengguna jagung utama Indonesia hanya yang sangat tinggi baik populasi maupun produksi. Apakah
membutuhkan jagung sekitar 10 juta ton saja. memungkinkan dalam satu negara terjadi kenaikan sebesar
itu? Jika dirunut ke belakangan dengan data impor GPS apakah
Di bidang peternakan, tak jarang terjadi kebingungan memungkinkan terjadi kenaikan populasi lebih dari 61% dan
tentang data yang dirilis pemerintah, yang berujung pada produksi 211%? Keanehan kedua, jika benar populasi naik
kekurang-percayaan masyarakat terhadap data pemerintah. 60% mengapa produksi naik 211%. Kalau dipukul rata berarti
Sebagai contoh, tiba-tiba muncul angka konsumsi telur 17-18 tahun 2016 satu ekor ayam petelur menghasilkan 8,8 kg telur
kg/kapita/tahun dari Kemenko Perekonomian. Padahal data setahun, sedangkan di 2017 satu ekor ayam menghasilkan 17,9
selama ini publik mempercayai konsumsi telur masyarakat kg. Logiskah?
Indonesia berada di angka 7-8 kg/
kapita/tahun. Data Survei Sosial Ekonomi Koreksi Data yang Berkali-kali
Nasional (Susenas) terbaru juga merilis Menelusuri buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
angka konsumsi telur rumah tangga
sebesar 7 kg/kapita/tahun. Beberapa (PKH) terbitan 2017 hingga 2021, terjadi keanehan koreksi data.
sumber lain menyebutkan konsumsi Biasanya di buku statistik ada istilah angka sementara dan angka
telur 12 kg dengan perhitungan 7 kg tetap. Misalkan buku terbitan 2017, data yang terbaru populasi
konsumsi rumah tangga, 5 kg konsumsi dan produksi di 2017 disebut sebagai angka sementara,
industri Horeka (Hotel, Restoran, Kafe) kemudian pada terbitan 2018, angka tersebut dikoreksi dan
dan industri pangan. Dipercaya, telur
yang masuk ke pasar Horeka dan industri
olahan pangan tidak akan lebih besar
dengan konsumsi rumah tangga.

Angka konsumsi telur 18 kg/kapita/
tahun adalah angka yang sangat bagus
karena setara dengan konsumsi telur
masyarakat Amerika Serikat. Jika data ini
benar, tentu kita boleh bangga bahwa
masyarakat Indonesia sudah tidak lagi
kekurangan konsumsi telur. Namun lagi-lagi banyak pihak masih
belum yakin dengan angka tersebut.

Dirunut ke belakang, angka konsumsi 18 kg itu berasal dari
data produksi telur yang menyebutkan angka 5 juta ton setahun,
dibagi populasi penduduk Indonesia sebanyak 273,5 juta
orang. Angka ini juga menjadi janggal kalau melihat rentetan
perkembangan produksi telur dari tahun ke tahun.

36 EDISI KHUSUS 2022

dijadikan sebagai angka tetap. Artinya setelah setahun, data tahun. Jauh beda dengan angka yang belum lama dirilis
dianggap sudah benar, tidak diubah lagi. sebanyak 18 kg.

Namun angka populasi dan produksi telur 2017 dikoreksi Ini baru contoh mengenai ayam petelur, mungkin saja di
aspek ternak lain juga terjadi kekurang-sinkronan data yang
mulai dari edisi 2018 hingga 2021. Buku Statistik PKH 2017 semuanya bersumber dari pemerintah.
menyebutkan, populasi ayam ras petelur pada 2017 sebanyak
Auditor Independen Bidang Statistik
166,7 juta ekor, sedangkan menurut buku statistik 2018, Dalam sistem keuangan perusahaan, orang yang memegang
populasi ayam ras petelur 2017 sebanyak 176,9 juta ekor.
uang pasti berbeda dengan yang mencatat dan menghitung uang,
Buku statistik PKH 2019 menyebutkan populasi ayam sehingga ada bagian finance (keuangan) dan bagian akunting. Hal ini
petelur 2017 sebanyak 258,8 juta, buku statistik 2021 berubah tujuannya agar seminimal mungkin terjadi kekeliruan pencatatan.
lagi angkanya menjadi 374 juta ekor, alias terjadi perbedaan Setelah dicatat dan dilaporkan dalam pembukuan, masih ada satu
langkah lagi, yaitu adanya auditor keuangan independen.
lebih dari 200% dengan selisih 208 juta ekor untuk populasi
Auditor ini berperan antara lain mengonfirmasi apakah
ayam petelur yang sama-sama di 2017 pada buku statistik PKH semua transaksi dalam perusahaan tersebut wajar, apakah
2017 dan buku di 2021. bukti-bukti transaksi dapat diterima.

Bagi pembaca yang setiap tahun mencermati data statistik
terbitan pemerintah, saya yakin akan bertanya-tanya mengapa
terjadi hal seperti ini (lihat tabel 1).

Tabel 1. Perubahan Data Ayam Petelur pada Buku Statistik PKH 2017-2019 (juta ekor)

Tahun Buku Statistik 2017 Buku Statistik 2018 Buku Statistik 2019 Buku Statistik 2020 Buku Statistik 2021
Populasi Produksi Populasi Produksi Populasi Produksi Populasi Produksi Populasi Produksi
2013 Petelur Telur (ribu Petelur Telur (ribu Petelur Telur (ribu Petelur Telur (ribu Petelur Telur (ribu
2014 (juta ekor) ton) (juta ekor) ton) (juta ekor) ton) (juta ekor) ton) (juta ekor) ton)
2015
2016 146,6 1.224,4
2017
2018 146,6 1.244,3 146,6 1.244,3
2019
2020 155,0 1.372,8 155,0 1.372,8 155,0 1.372,8
2021
161,4 1.485,7 161,4 1.485,7 161,4 1.485,7 161,4 1.485,7

166,7 1.527,1 176,9 1.506,2 258,8 4.632,8 258,8 4.632,8 374,7 4.632,8
181,7 1.644,5 261,9 4.688,1 261,9 4.688,1 324,2 4.688,1
263,9 4.753,4 281,1 4.753,4 336,5 4.753,4
5.044,4 345,2 5.141,6

368,2 5.156,0

Sumber: Buku Statistik PKH 2017, 2018, 2019, 2020, 2021.

Tabel 2. Kalkulasi Produksi dan Konsumsi Telur 2020 (Mengacu Buku Statistik PKH 2021) Bagaimana dengan data statistik
peternakan? Populasi dan produksi
Aspek Volume Keterangan ternak dihitung sendiri oleh pihak yang
Populasi ayam petelur (ekor) memproduksi yaitu jajaran Kementan.
Populasi betina produktif (ekor) 345.000.000 BPS mempublikasikan data sektoral
Produksi (butir) seperti populasi dan produksi ternak
248.055.000 71.9% betina produktif*) berdasarkan laporan dari Kementan.
Perkiraan Produksi (kg)
53.331.825.000 Produktivitas 215 butir/ekor/tahun*) Selain itu sistem pendataan
peternakan kemungkinan belum dilakukan
1 kg = 16 butir telur. kroscek dengan parameter yang mereka
3.333.239.063 Data produksi di buku Statistik PKH = punya sendiri. Contoh di atas, produksi
telur tidak sinkron dengan kalkulasi
5.141.600.000 kg berdasarkan parameter. Lantas kalau
berbeda jauh, bagaimana penjelasannya?
Populasi penduduk (orang) 273.500.000
Konsumsi (kg/kapita/tahun) 12
Konsumsi (butir/kapita/tahun)
195

Sumber: Statistik PKH 2021, diolah
Keterangan: *) parameter berdasarkan buku Statistik PKH 2021.

Data dan Parameter Kurang Sinkron Melihat situasi ini, maka perlu dipertimbangan kehadiran
Didalami lebih lanjut mengenai data populasi dan produksi profesi auditor independen di bidang statistik peternakan.
Auditor statistik dapat melakukan klarifikasi apa mungkin
berdasarkan parameter yang ada, terjadi keanehan berikutnya. produksi telur bisa naik tiga kali lipat dalam setahun. Apakah
Dalam buku statistik PKH dicantumkan beberapa parameter, benar 345 juta ekor menghasilkan 5 juta ton telur. Lantas
antara lain:
- Populasi betina ayam produktif sebanyak 71,9% dari total bagaimana parameter yang mereka buat sendiri. Apakah terjadi

populasi ayam ras petelur human error semacam salah ketik atau metodenya kurang valid
- Satu ekor induk ayam ras petelur menghasilkan 215 butir atau ada penyebab lain?

telur/tahun Dengan hadirnya auditor statistik independen, maka data
Menggunakan parameter tersebut bisa diperkirakan statistik peternakan yang dirilis pemerintah sudah melalui proses
bahwa dengan populasi sebanyak 345 juta ekor, tahapan penyajian data yang dapat dipertanggungjawabkan,
diperkirakan produksi telurnya sebanyak 3,3 juta ton, jauh
sehingga baik pemerintah maupun swasta dapat mengambil

di bawah data produksi yang tercantum dalam buku yang kesimpulan dan keputusan yang tepat terhadap berbagai
sama yaitu sebanyak 5 juta ton (lihat tabel). Jika produksi tantangan yang dihadapi. ***

3,3 juta ton maka konsumsi telur menjadi 12 kg /kapita/

EDISI KHUSUS 2022 37

ABSTRACT

HISTORY OF FOOT AND MOUTH DISEASE (FMD) is exposure to stress caused by various things. Often breeders take this
IN INDONESIA problem lightly even though it can be seen with the naked eye.

After more than half a century of imported livestock spreading Stress is a condition where there is physical or psychological
and growing in potential areas, at the end of the nineteenth century, tension and stress is normal in life, where the demands must adjust to
almost simultaneously, several infectious animal diseases appeared the situation / conditions that occur.
that attacked people’s farms in Indonesia. In 1884 livestock which
generally belonged to the people were attacked by Snoring Disease Stress is not only experienced by humans, but also occurs in poultry
or Septicaemia Epizootica (SE). Still in the same year there was an which then has an impact on slow growth and decreased production,
outbreak of Inflammatory Spleen Disease or Anthrax. Two years later, even death. Usually stress is accompanied by physiological changes in
in 1886, the livestock community was surprised by the emergence of the body, such as changes in heart rate, faster blood circulation, thirst
Mubeng Disease or known as Surra. One year later, in 1887, Foot and and loss of hunger.
Mouth Disease (FMD) or Apthae Epizooticae appeared.
There are several signs of stress in chickens that can be seen, namely
After that, it seemed to have subsided from the incidence of chickens seem restless in the cage, often spread their wings, drink more
animal disease outbreaks. But after almost 10 years, namely in 1897, to lower body temperature, decrease appetite and higher breathing
a contagious pestilence emerged, known as Rinderpest disease. rate (gasping). This situation needs to be handled immediately to avoid
Information regarding the incident where the five infectious animal unwanted events.
diseases were found was published in the “Javanche Courant” and
“Colonial Verslag”. Likewise, in subsequent events it is always included Stress in chickens is influenced by various factors, including external
in the publication. and internal pressures, such as sudden changes in weather/seasons,
fatigue, illness, noise, transportation, routine maintenance, housing,
Efforts to control the five diseases by the Dutch East Indies density, cage size, production levels, changes in drinking water and feed
government continue to be carried out. In fact, because these events regularly. sudden. If it is slow or not handled immediately, stress will
prompted the government at that time to issue a statutory regulation
that regulates animal health issues, particularly regarding disease invite losses.
control, namely Ordinance 1912 No. 432 and No. 435, better known as
the Ordinance on government interference in animal health matters. BREEDING CHELLENGES
AND FUTURE INNOVATIONS
Of the five infectious animal diseases mentioned above, the
most feared by the international community are FMD and infectious In the webinar “Constraints in Livestock and Future Livestock
pestilence. FMD is feared not because of its mortality, but because Innovations,” which will be held by Ternaknesia in 2021, Ridwan Munir,
it spreads very quickly and is economically very detrimental, and from Bogoatta (Bogor Goat Ettawa) said that farmers have both internal
its control is also difficult and very complex. Meanwhile, infectious and external constraints.
pestilence is feared because it spreads very quickly, the degree of
infection and mortality reaches 100%, but its control is relatively The internal factor that is very influential is knowledge of livestock
easy to implement. breeds. According to Ridwan, small ruminant breeders sometimes do not
understand about special seeds for meat, milk, contests, or for copulation.
GUT HEALTH IN MODERN CHICKENS
In upstream and downstream management sometimes breeders
“The digestive tract (intestine) is the origin of all disease,” said want to control everything, from the manufacture of feed to sales.
Hippocrates, a philosopher and the father of ancient medicine Though each field still requires special specifications or expertise.
who lived about 300-400 years BC. And indeed, if you look at the
gastrointestinal health or gut health in modern chickens, it not only has “Then the results of the livestock that you want to process yourself
significant implications for the health of chickens systemically, but also are finally wasted time, which should for example focus on keeping the
has an impact on the efficiency of maintenance, animal welfare, food livestock neglected because there are other activities,” said Ridwan.
safety of poultry origin (food safety) and degree of contamination in
the livestock environment. This short article tries to examine various Mentality problems, especially young people, they do not like the
aspects that can affect gut health in the modern chicken industry. world of animal husbandry because it is considered low benefit, less
prestigious, must be dirty and hot.
After the non-antibiotic growth promoter (AGP) feed, it seems
that gut health in the modern chicken industry is only perceived as External factors include business permits, legality, market for
preventing and/or controlling gastrointestinal diseases which are livestock products, livestock land, price stability and efficiency of
mostly caused by coccidia or enterobacteria such as Salmonella spp, quality feed.
Clostridium perfringens, Campylobacter spp and Escherichia coli. This
misunderstanding is indeed an impossibility because after non-AGP Many breeders are still having problems with their livestock
feed the daily experience of farmers is an encounter with problems business due to limited land ownership, only in their yards. Because
related to these pathogens (Smith, 2011; Morgan, 2017). there is no business license and the legality of livestock products, they

But in reality, the results of intensive research by poultry cannot be distributed further.
disease experts prove different. The increase in field cases related to “The quality and continuity of feed need to be considered because
these pathogens is not in the context of a causal relationship, but a
consequence of a situation. Generally, it is initiated by the discovery it will affect productivity,” said Ridwan. “To produce quality products,
of excessive nutritional elements in the hindgut which apparently feed is the main thing. If the feed is still careless, the important thing
causes the proliferation of intestinal microbiota to occur uncontrollably is that the goats are full, the nutrition is not calculated, the effect on
(Apajalahti and Bedford, 1999; Brown et al., 2012; Chan et al., 2013). health is not calculated, it will affect the quality of the milk.”

MINIMIZE THE CAUSES OF STRESS IN POULTRY Small ruminant livestock products have a more specific market,
how to target the market must be done well. Consumers are willing to
In raising broilers, layers and breeders, there are many factors
that will hinder success during the course of their lives. One of them buy livestock products at a high enough price if the quality is good and
the benefits are felt.

Meanwhile, for upstream and downstream technology, small
ruminants tend to get less attention. Still quite expensive and not yet
affordable, the solution can be to buy it jointly.

Ridwan suggested for efficiency and cage management should
work with experts. According to him, the university is a storehouse of

knowledge that should not be ignored by farmers. Product processing
should apply HACCP even though it does not yet have certification. In
addition, he also suggested online marketing so that farmers cooperate
with competent parties and not do it alone. ***

38 EDISI KHUSUS 2022

EDISI KHUSUS 2022 39

INDIKATOR BISNIS

Populasi Ayam Layer Tahun 2017-2021

Provinsi 2017 2018 Tahun 2020 2021*) % Terhadap (Ekor)
2019 108,960,399 119,566,449 Populasi 2021
Pertumbuhan
Jawa Timur 124,519,025 91,297,948 115,563,485 39,422,009 40,919,016 32.5 2017-2021 (%)
44,268,228 47,750,062 11.1
Jawa Barat 56,091,574 55,512,514 33,191,263 30,365,920 34,346,681 13.0 -4.0
16,422,179 18,425,488 -27.0
Jawa Tengah 42,936,121 40,545,724 35,368,722 12,291,418 13,239,640 9.3 11.2
21,612,067 20,648,473 5.0
Sumatera Utara 35,720,266 27,792,205 36,274,839 13,019,342 13,532,565 3.6 -3.8
12,112,190 12,453,169 5.6 -16.3
Banten 22,016,123 15,077,014 14,467,686 3.7 -17.6
470,003 295,112 3.4 40.4
Sumatera Selatan 16,071,177 12,408,972 9,684,487 4,732,795 5,681,160 0.1
12,975,288 13,230,147 1.5 4.4
Sumatera Barat 14,707,515 13,904,572 20,113,770 5,877,599 6,899,369 3.6 4.3
7,202,832 6,216,250 1.9 -95.5
Bali 12,961,798 10,728,372 13,188,848 1,081,670 1,098,874 1.7 -4.6
2,215,214 2,042,957 0.3 133.3
Sulawesi Selatan 11,936,583 9,725,873 13,779,226 2,037,004 2,210,243 0.6 53.0
2,849,977 2,495,940 0.6 75.4
Riau 6,556,303 2,420,773 865,335 1,803,740 1,949,733 0.7 -41.4
0.5 17.9
Kalimantan Barat 5,952,648 5,558,408 8,169,293 280,479 434,864 0.1 59.0
1,299,791 1,417,192 0.4 142.9
Lampung 5,671,759 7,833,845 9,261,000 0.2 137.0
256,762 583,702 0.1 -6.5
Kalimantan Selatan 4,509,101 7,475,156 6,142,893 492,642 264,672 0.0 222.7
103,539 0.1 106.0
DI. Yogyakarta 3,543,348 7,717,301 4,448,792 63,675 392,802 0.1 149.3
566,371 453,631 0.1 1.5
Kepulauan Riau 1,873,948 267,453 990,145 452,426 235,922 0.2 420.9
687,888 0.0 533.5
Sulawesi Utara 1,733,010 986,473 1,882,144 413,61 0.1 541.6
996,885 96,421 0.0 4778.3
Jambi 1,390,443 1,210,024 1,607,073 238,787 0.1 5712.0
70,377 0.0 86417.0
Nusa Tenggara Barat 1,027,675 1,413,369 2,403,067 260,886 77,654 100.0 -
196,077 -
Kalimantan Timur 822,819 594,103 2,360,573 94,352 -
202,367 7,395 -0.9
Gorontalo 465,049 427,318 270,356 368,191,874
10,717
Sulawesi Tengah 439,210 834,480 979,355 344,767,604

Aceh 283,397 3,946,188 871,568

Kalimantan Tengah 106,170 107,245 523,189

Sulawesi Barat 102,023 - 175,705

Kep. Bangka Belitung 75,403 401,431 748,936
Bengkulu 71,610 94,117 767,476
Papua Barat 36,772 582,291
1,726,836

Papua 14,101 11,094 864,637

Maluku 1,659 370 43,833

Nusa Tenggara Timur 276 1,311,538 650,343

Kalimantan Utara - 507,177 42,973

Sulawesi Tenggara - 316,559 200,456

Maluku Utara -- 6,258

Indonesia 371,636,906 322,154,452 336,490,017

Sumber: Diolah dari data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021.

Keterangan:

*) Angka sementara
Populasi ayam layer 2021 secara Nasional tertinggi di Jawa Timur sebanyak 119 juta ekor (32,5%), namun pertumbuhannya menurun -4,0% (2017-2021).
Disusul Jawa Tengah dengan populasi ayam layer 2021 sebanyak 40 juta ekor (11,1%), namun pertumbuhannya menurun -27,0% (2017-2021).
Secara keseluruhan dari 2017-2021 pertumbuhan populasi ayam layer Nasional cenderung menurun -0,9%

40 EDISI KHUSUS 2022

Populasi Ayam Broiler Tahun 2017-2021

(Ekor)

Provinsi 2017 2018 Tahun 2020 2021*) % Terhadap Pertumbuhan
627,422,064 758,673,864 2019 710,787,821 Populasi 2021 2017-2021 (%)
Jawa Barat 458,985,022 500,399,757 811,146,443 547,984,169
Jawa Tengah 434,440,125 442,013,473 617,968,231 385,393,591 780,102,095 25.1 24.3
Jawa Timur 261,706,502 262,336,038 459,570,078 196,970,599
Banten 183,833,290 174,180,412 200,741,443 139,447,786 580,150,594 18.7 26.4
Sumatera Utara 100,572,360 101,532,190 137,486,712
Bali 101,990,626 77,479,776 71,729,771 401,297,579 12.9 -7.6
Sulawesi Selatan 97,922,456 105,342,840 76,337,385 78,951,056
Sumatera Selatan 90,910,128 86,931,740 94,283,758 203,841,588 6.6 -22.1

151,211,974 4.9 -17.7

81,073,297 2.6 -19.4

81,650,462 2.6 -16.6

97,021,897 3.1 6.7

Lampung 86,629,377 80,166,716 90,487,553 83,762,079 94,254,495 3.0 8.8
Riau 86,606,102 83,691,805 96,875,647 84,743,269 94,882,630 3.1 9.6
Kalimantan Selatan 82,698,233 83,358,923 78,105,752 87,406,743 88,633,956 2.9 7.2
Kalimantan Barat 62,345,654 57,169,216 53,568,877 50,600,958 51,803,032 1.7 -16.9
Sumatera Barat 62,235,590 65,436,217 57,893,566 54,364,507 59,442,387 1.9 -4.5
Kalimantan Timur 61,412,205 66,733,989 42,404,256 51,871,639 53,037,149 1.7 -13.6
Jambi 40,844,775 52,604,338 36,469,541 40,371,268 43,001,892 1.4 5.3
Nusa Tenggara Barat 29,564,576 27,127,512 30,717,312 28,972,315 25,072,000 0.8 -15.2
Kalimantan Tengah 26,220,101 25,474,270 21,968,804 24,810,574 23,657,933 0.8 -9.8
Kepulauan Bangka
Belitung 19,130,897 21,562,427 19,906,757 18,689,049 19,598,177 0.6 2.4
Kepulauan Riau
17,774,468 19,009,466 23,849,258 20,588,392 23,532,358 0.8 32.4

Aceh 13,924,348 16,821,377 33,328,202 32,590,982 35,580,243 1.1 155.5
DI, Yogyakarta 12,888,243 24,372,273 51,245,533 51,674,388 55,667,224 1.8 331.9
Sulawesi Utara 12,706,875 12,101,735 10,446,072 0.3 -17.8
Nusa Tenggara Timur 11,927,711 10,954,699 9,811,979 9,666,748 11,782,324 0.4 -1.2
Sulawesi Tengah 18,870,166 13,500,810 0.2 -8.5
Papua 7,942,814 8,047,874 7,270,859 0.2 -21.5
Bengkulu 7,050,701 7,793,468 5,520,201 7,262,432 5,532,409 0.3 70.6
Papua Barat 5,299,262 6,540,103 6,431,156 5,465,318 9,039,082 0.0 -81.8
Sulawesi Tenggara 5,060,799 8,607,301 8,663,406 0.2 74.8
2,999,893 624,490 1,001,002 921,204
4,182,277 3,794,968 895,822 5,243,840
5,822,000

Gorontalo 2,315,101 2,670,547 3,399,518 4,126,535 3,927,276 0.1 69.6
3,461,884 3,513,957 0.1 140.5
Sulawesi Barat 1,460,814 6,800,049 2,401,068 0.0 213.1
580,403 621,954 0.1 4291.3
Maluku 198,658 265,961 676,803 3,979,612 4,276,303 0.0 133.2
100.0
Kalimantan Utara 97,382 915,721 4,681,630 96,559 94,812 6.6
2,919,516,243 3,107,183,054
Maluku Utara 40,657 113,564 126,469

Indonesia 2,915,167,183 3,131,008,217 3,169,805,127

Sumber: Diolah dari data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021.

Keterangan:

*) Angka sementara
Populasi ayam broiler 2021 secara Nasional tertinggi di Jawa Barat sebanyak 780 juta ekor (25,1%), dengan pertumbuhan 24,3% (2017-2021).
Disusul Jawa Tengah dengan populasi ayam broiler 2021 sebanyak 580 juta ekor (18,7%), dengan pertumbuhan 26,4% (2017-2021).
Secara keseluruhan dari 2017-2021 pertumbuhan populasi ayam broiler Nasional mencapai sebesar 6,6%.

EDISI KHUSUS 2022 41

INDIKATOR BISNIS

Populasi Sapi Potong Tahun 2017-2021

(Ekor)

Provinsi 2017 2018 Tahun 2020 2021*) % Terhadap Pertumbuhan
2019 4,823,970 4,938,874 Populasi 2021 2017-2021 (%)
1,835,717 1,863,327
Jawa Timur 4,511,613 4,637,970 4,705,067 1,405,246 1,461,457 27.4 9.5
1,285,746 1,336,324 10.3 8.9
Jawa Tengah 1,710,769 1,751,799 1,786,932 1,176,317 1,248,930 3.0
8.1 16.2
Sulawesi Selatan 1,419,018 1,310,194 1,369,890 899,571 927,711 7.4 23.9
808,424 860,951 6.9 30.3
Nusa Tenggara Barat 1,149,539 1,183,570 1,234,640 435,376 452,284 5.1 27.6
550,350 594,379 4.8 -27.9
Nusa Tenggara Timur 1,007,608 1,027,286 1,087,761 392,590 415,036 2.5 17.1
415,454 423,606 3.3 2.4
Sumatera Utara 712,106 982,963 872,411 361,568 390,903 2.3 7.7
402,191 434,070 2.3 5.4
Lampung 674,928 827,217 850,555 309,259 312,135 2.2 22.8
301,436 313,185 2.4 0.7
Aceh 627,698 354,741 403,031 204,433 208,522 1.7 13.0
254,983 257,949 1.7 -12.5
Bali 507,794 560,546 544,955 158,190 158,910 1.2 13.5
148,026 154,529 1.4 -5.0
Jawa Barat 405,334 405,803 406,805 158,824 160,261 0.9 -5.9
128,115 131,312 0.9 0.4
Sumatera Barat 393,481 401,094 408,851 154,405 164,780 0.9 -1.4
119,974 120,447 0.7 31.3
Sulawesi Tenggara 370,772 298,692 330,594 117,098 121,678 0.9 1.1
110,781 110,808 0.7 3.5
Sulawesi Tengah 353,486 343,630 369,224 113,380 115,199 0.7 10.7
110,805 111,105 0.6 22.5
DI. Yogyakarta 309,960 313,425 304,423 0.6 24.0
87,135 89,695 0.6 9.4
Sumatera Selatan 277,085 294,714 291,666 61,415 63,513 0.5 -6.2
41,899 42,341 0.4 -25.3
Riau 238,190 163,047 198,296 22,375 22,722 0.2 2.2
27,858 28,494 0.1 47.9
Gorontalo 227,351 230,435 246,994 15,761 16,468 0.2 30.2
0.1 4.3
Kalimantan Barat 167,314 143,307 154,382 1,721 1,805 0.0 9.9
17,440,393 18,053,710 100.0
Kalimantan Selatan 164,219 113,094 128,720

Jambi 159,546 159,187 159,470

Sulawesi Utara 133,115 111,576 121,035

Bengkulu 125,483 157,923 151,750

Kalimantan Timur 119,123 117,504 119,485

Papua 117,602 82,309 107,033

Maluku 100,087 80,034 107,231

Sulawesi Barat 94,015 95,287 109,510

Maluku Utara 89,636 58,454 101,860

Kalimantan Tengah 81,993 67,829 86,966

Papua Barat 67,706 50,991 55,497

Banten 56,658 45,292 48,806

Kalimantan Utara 22,229 21,968 22,776

Kepulauan Riau 19,270 25,464 26,270

Kep. Bangka Belitung 12,644 13,760 14,743

DKI Jakarta 1,730 1,840 2,396

Indonesia 16,429,102 16,432,945 16,930,025

Sumber: Diolah dari data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021.

Keterangan:

*) Angka sementara
Populasi sapi potong 2021 secara Nasional tertinggi di Jawa Timur sebanyak 4,9 juta ekor (27,4%), dengan pertumbuhan 9,5% (2017-2021).
Disusul Jawa Tengah dengan populasi sapi potong 2021 sebanyak 1,8 juta ekor (10,3%), dengan pertumbuhan 8,9% (2017-2021).
Secara keseluruhan dari 2017-2021 pertumbuhan populasi sapi potong Nasional mencapai sebesar 9,9%.

42 EDISI KHUSUS 2022

EDISI KHUSUS 2022 43

INDIKATOR BISNIS

44 EDISI KHUSUS 2022

EDISI KHUSUS 2022 45

INDIKATOR BISNIS

46 EDISI KHUSUS 2022

EDISI KHUSUS 2022 47


Click to View FlipBook Version