Jurnal Refleksi
Dwi Mingguan
Modul 1.4
Budaya Positif
Fasilitator Pengajar Praktik
Ibu Heny Subiyanti, S.Pd.S.Pd Ibu Nur Khamidah, S.Pd
Fatmasari , S.Pd
SMP AL Fusha Kedungwuni
CGP Angkatan 7 Kabupaten Pekalonagn
Kegiatan guru penggerak pada modul 1.4 ini dimulai pada
hari selasa tanggal 6 Desember 2022. Materi pada modul 1.4 adalah
Budaya Positif. Sistem pembelajaran pada LMS dengan alur
MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi,
Demonstrasi konstektual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar
materi dan Aksi nyata.
Pada hari selasa 6 Desember 2022 , saya mulai mempelajari modul
ini dengan Mulai dari diri dan Eksplorasi konsep. Pada mulai dari
diri kita diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan terakait
suasana positif, penerapan disiplin disekolah serta harapan yang
ingin saya kembangakan pada diri saya serta murid saya. Terus yang
saya ingat lagi setelah mempelajari modul ini ekspektasi yang
diharapkan apa. Karena dari awal sudah disenggol terkait dengan
kedisiplinan, dimana kedisiplinan erat kaitanya dengan hukuman
atau punishment, haapan terbesar saya mempelajari modul ini
adalah saya bisa menemukan solusi dari peniadaan hukuman itu
sendiri tapi anak anak tetap disiplin dalam artian bisa
menumbuhkan kesadaran anak anak baik dikelas maupun di
lingkungan sekolah.
Selanjutnya pada hari Rabu - Jum’at , yaitu tanggal 7 - 9
Desember 2022 saya belajar di alur Eksplorasi konsep. Pada Eksplorasi
konsep modul 1.4 saya merasa sangat komplek serta menguji kesabaran.
Karena pada saat saya mengikuti alur ini saya dihadapkan dengan
agenda sekolah yang sangat padat. Dimana tanggal ini adalah
pengolahan Nilai rapot . Karena sekolah kami sudah mengadakan PAS
lebih awal. Jadi jujur saja fikiran saya bercabang – cabang. Akan tetapi
dengan penuh semangat serta antusias terkait dengan sub materi yang
ada di modul 1.4 yaitu Budaya Positif, ada banyak sub BAB yang judulnya
menarik bagi saya. Diantara materi yang harus kita baca dengan
meninggalkan catatan serta kita juga diskusi dengan sesama CGP yaitu :
Disiplin positif dan Nilai Kebajikan Universal, Teori motivasi , hukuman dan
penghragaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan
dunia berkualitas, lima posisi kontrol , restitusi dan segitiga restitusi.
Membaca materi yang sangat komplek serta berkesinambungan
antar sub bab, membuat saya termotivasi untuk mencoba memahami
serta meninggalkan jejak catatan sesuai pemahaman saya. Tidak hanya
saya saja, tapi teman – teman CGP melalui forum diskusi juga saling
memberikan komentar terhadap pendapat yang dikemukakan ,
sehingga pada poin ini saya dapat menambah pemahaman saya
terhadap materi ini. Hal yang paling membuat saya berkesan adalah di
akhir sub bab terkait dengan penayangan Video dengan lima posisi
kontrol. Dari video tersebut saya sadar bahwa selama ini posisi kontrol
saya sebagai teman dan pemantau. Sayapun merefleksikan diri saya.
Bahwa setiap tingkah laku atau Tindakan yang mengarah ke
pelanggaran ataupun tindakan indispliner yang dilakukan oleh murid
saya semua itu ada alasanya, bisa jadi karena 5 dasar kebutuhan manusia
tidak terpenuhi. Dilema sekali, saya sebagai orang dewasa yang posisinya
disini sebagai guru merasa belum melakukan posisi kontrol sebagai
manajer.
Materi ini seakan menjadi tamparan bagi saya. Dimana selama ini
saya masih salah kaprah dalam melaksanakan hukuman, konsekuensi
dan penghargaan, serta satu kata baru yang menjadi kunci dalam
pembelajaran terkait tema budaya positif, yaitu RESTITUSI. Tiga hari
berkutat dengan Eksplorasi konsep rasanya belum cukup bagi saya
untuk menjadikan itu sebagai bekal mengikuti Ruang Kolaborasi yang
dilaksanakan pada hari Senin, Karena saya hanya paham sejauh yang
saya pahami. Pada 12 Desember 2022 kita melanjutkan ke Ruang
kolaborasi , kelas kami ada 13 CGP, yang masing masing dibagi
kelompok menjadi 3 kelompok untuk saling berdiskusi membahasa 4
kasus. Bersama kelompok kita mencoba menganalisis dari kasus kasus
yang disajikan setajam pisau pikiran kita, Adapun yang harus kita cermati
dan kita analisis yaitu meliputi : Apa posisi kontrol guru dalam kasus
tersebut, Apa nilai kebajikan yang terkandung dalam kasus tersebut, Poin
unik yang didapat dari kasus tersebut serta bagaimana sikap seorang
pemimpin jika dihadapkan pada masalah tersebut.
Kamipun mulai berdiskusi, kelompok saya terdiri dari 4 anggota , sama
seperti jumlah kasus yang tersedia. Kamipun mulai berdiskusi melalui break
out room yang sudah di sediakan oleh Ibu fasilitator. Ibu Fasilitator serta Ibu
pengajar praktik juga ikut dalam kegiatan ini. Setelah kita menuangkan
pendapat ide kita dalam diskusi kamipun masih ada waktu untuk saling
memberikan masukan terhadap sudut padang anggota kelompok dalam
menjawab pertanyaan sesuai dengan kasus. Waktu telah selesai, tapi kita
tidak berhenti begitu saja, kita melanjutkan forum diskusi terkait materi
melalui grup WA. Alhamdulilillah besoknya siap untuk di presentasikan,
tepatnya hari Selasa , 13 Desember 2022. Pada alur Ruang Kolaborasi -
Presentasi ini agak sedikit membosankan diawal, karena kita mengangkat
topik dan masalah yang sama , yang selanjutnya dianalisis sesuai dengan
pertanyaan yang diberikan. Akan tetapi ada sedikit diskusi hangat saat
membahas kasus 1, dimana posisi Guru dalam kasus ini adalah sebagai
teman menurut kelompok 3, akan tetapi dari kelompok lain posisinya adalah
pembuat merasa bersalah. Pada akhir diskusi kamipun dikuatkan oleh Ibu
fasilitator. Benang merah perdebatan Kasus 1 terjawab, posisi guru dalam
kasus 1 adalah sebagai teman. Setelah selesai Rukol , kamipun memperbaiki
hasil presentasi yang kemudian kami Unggah. Selanjutnya kita ada ditahapan
Demonstasi konstektual, tepatnya pada hari Rabu-Kamis, 14-15 Desember
2022. Pada tahap ini terbilang unik dan mengasyikan, karena kita diminta
untuk mempraktikan segitiga restitusi pada salah satu murid saya. Jujur
sekali saya sedikit dilema dalam melakukan praktik ini, karena jadwal sekolah
kami sudah tertata begitu jelas. Hari senin anak – anak kebersihan sekolah,
hari selasa pembagian koper dan packing , serta dilanjutkan dengan upacara
ikrar santri, hari rabu 14 Desember santri sudah penjemputan pulang. Kalau
saya melakukan praktik ini sesuai jadwal maka saya tidak bisa karena sudah
tidak ada anak lagi, sayapun bertanya kepada teman teman yang lainya
terkait tugas. Ada yang bilang 2 kasus dan 2 murid yang terlibat, akan tetapi
sepemahaman saya 1 murid dengan dua kasus pelanggaran. Saya mencoba
melakukan take video saat anak anak masih melakukan Gladi Ikrar santri,
Alhamdulillah proses selesai. Dan karena agenda dan kesibukan sekolah kami
yang akan ada PKKS dihari Senin, 19 Desember 2022 maka fokus saya terbagi
Karena ada 13 guru baru yang baru pertama kali ikut dan terlibat
dalam PKKS, otomatis saya harus membantu memahamkan apa saja yang
harus mereka buat dan persiapkan. Saat saya masih mencoba mengedit
video ada teman yang menyela bertanya. Untuk itu saya benar benar merasa
sedikit terpontal-pontal mengikuti modul 1.4 ini tapi saya mendapatkan ilmu
yang luar biasa. Untuk Elaborasi Pemahaman akan dilaksanakan pada hari
senin tanggal 19 Desember, harapan saya bisa mengikuti dengan baik
karena jadwal sama dengan PKKS di sekolah saya.
Hal menarik menurut saya dalam mempelajari modul ini adalah
dengan adanya Segitiga Restitusi membuat saya merasa tertantang untuk
menerapkannya terutama pada posisi Manajer karena selama ini saya
belum menerapkan ini dan saat saya mencoba rasa dalam hati saya “ Oh iya,
inilah berpihak pada murid, inilah menuntun murid”. Selain itu saya juga
merasa tertantang, karena disatu sisi sekolah saya ketat dengan aturan dan
konsekuensi, maka dari itu saya harus berusaha menerapkan posisi kontrol
manajer agar dapat mewujudkan budaya positif sekolah , tentunya saya
harus berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah.
Selain itu pembelajaran berharga yang saya dapat pada modul 1.4
adalah bahwa pemberian penghargaan kepada murid tidak selamanya
berdampakpositif, itu malah menghancurkan potensi murid dalam proses
pembelajaran. Karena bukan motivasi instrinsik yang mereka munculkan.
Selain itu pentingnya keyakinan kelas/sekolah yang dibuat bersama antara
murid dan guru/pihak sekolah agar dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan Budaya Positif.
Hal lain yang tak kalah penting adalah , kita sebagai guru untuk
dapat memahami kebutuhan dasar manusia dan lima posisi kontrol yang
harus dimengerti oleh guru. Sehingga guru mengerti apa penyebab murid
melakukan Tindakan indisipliner dan menempatkan posisi kontrol sebagai
manajer sehingga dapat menuntun murid dalam menyelesaikan masalah
dengan menemukan solusi serta mengembalikan karakter murid lebih kuat
lagi.
Setelah mempelajari modul ini saya lebih kritis dalam meyikapi
masalah yang dihadapi oleh murid, terkait dengan tindakan indisipliner.
kritis dalam artian santai tapi teliti , tidak melulu langsung anak salah
dan kita memberikan konsekuensi sesuai pelanggarannya, akan tetapi
saya juga harus mengetahui alasan apa yang menyebabakan anak
melakukan pelanggaran, serta mengarahkan anak untuk menemukan
solusi atas masalahnya. Kedepanya saya ingin menularkan
pengertahuan saya kepada rekan rekan di sekolah, terkait pemahaman
Posisi kontrol yang berpengaruh pada hukuman, penghargaan dan
restitusi. Selain itu menegaskan lagi terkait keyakinan kelas, kebutuhan
dasar manusia, karena semua itu terkait dengan bagaimana sikap kita
saat menghadapi murid yang indisipliner menggunakan konsep segitiga
restitusi, sehingga terwujud Budaya positif. Budaya positif dapat
terwujud atas kolaborasi dengan semua warga sekolah.
Terimaskasih atas ilmu modul 1.4 , setelah mempelajari modul ini saya
merasa masih banyak yang harus saya pelajari dan saya benahi.