Dongeng Asal-muasal Danau
Toba
Awal terbentuknya Danau Toba dimulai sebuah kisah tentang
seorang petani bernama Toba. Sehari-hari Toba menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk bercocok tanam di desanya. Di
samping bertani, Toba juga biasa pergi memancing ikan untuk
dimakan dan dijual jika ikan yang didapat sangat banyak.
Suatu hari, Toba pergi mencari ikan sebagaimana kebiasaannya.
Beruntunglah Toba kala itu, ia mendapat tangkapan seekor ikan
mas yang cukup besar. Toba sangat senang karena ia dapat
memasak ikan besar hai itu. Akan tetapi, Toba pun merasa ada
sesuatu yang aneh pada ikan tersebut.
Tak lama kemudian secara mengejutkan ikan tersebut berubah
menjadi seorang manusia, sesosok perempuan dengan paras cantik
jelita. Toba terkejut, kemudian perempuan itu menjelaskan
kepada Toba bahwa ia sebenarnya adalah seorang putri yang
dikutuk dan dapat terbebas karena pertolongan Toba. Sebagai
rasa terima kasih, putri tersebut bersedia menjadi istri dari
Toba. Akan tetapi, pernikahan mereka didasari dengan satu
syarat yakni sebuah larangan untuk merahasiakan asal-usul sang
putri.
Mereka berdua akhirnya menikah dan memiliki seorang anak
bernama Samosir. Sayangnya, Samosir tumbuh menjadi anak yang
sedikit nakal dan memiliki nafsu makan yang besar. Singkat
cerita, suatu hari Samosir ditugaskan ibunya mengantarkan
makanan untuk sang ayah, Toba. Di tengah perjalanan, Samosir
merasa lapar dan tanpa piker panjang Samosir memakan makanan
untuk ayahnya.
Sesampai di sawah, sang ayah yang lelah dan kelaparan terkejut
melihat makanannya telah sedikit. Toba merasa sangat marah
akan kelakuan Samosir. Toba dilanda emosi besar, sehingga ia
kelewat mengakatakan bahwa Samosir merupakan anak ikan yang
tak tahu diuntung. Samosir sangat sedih dan berlari pulang
memeluk ibunya. Seketika itu akhirnya terjadi bencana karena
sumpah Toba telah dilanggar. Sang putri dan Samosir sekejap
menghilang dan keluarlah semburan air dengan derasnya dari
tempat menghilangnya mereka.
Semburan air itu akhirnya memenuhi lembah yang dihuni Toba dan
berakhir menjadi sebuah danau raksasa. Akhirnya danau tersebut
dinamakan Danau Toba, dan muncul pulau ditengah-tengah danau
dengan nama Pulau Samosir.
Begitulah kisah sebuah dongeng yang menceritakan asal mulanya
Danau Toba. Cerita rakyat merupakan cerita fiktif yang
mengandung pesan moral. Saat ini, dongeng Danau Toba masih
diingat dan menjadi kearifan lokal masyarakat Toba.
4 Seni Unggulan Budaya Batak
Toba
Tidak dapat dipungkiri, suku Batak Toba sangat kaya dengan
nilai budaya dan tradisi yang sudah turun-temurun diajarkan.
selain itu suku ini juga memiliki unsur kesenian yang khas.
Dan hal itu telah dipertahankan selama bertahun-tahun hingga
tiba pada saat generasi penerus dapat menikmati giliran
menjaganya. Tentu hal ini tidak terlepas dari faktor Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan berbagai
golongan. Berikut adalah 4 unsur seni yang terdapat pada
budaya suku Batak Toba yang dapat kamu kenal sebelum tiba
waktu Toba de tour datang.
Seni Rupa
Dalam seni rupa, Batak Toba memiliki keterampilan seperti
membuat ukiran dan patung. Dapat dilihat dari ukiran yang
estestis pada ornamen-ornamen rumah adat mereka. Suku Batak
Toba juga memiliki sentuhan seni rupa pada keterampilan mereka
dalam membuat sior dan hujur (panah), losung gaja (lesung
besar), dan juga boneka sigale-gale (boneka dari kayu yang
dapat menari).
Seni Musik
Suku Batak Toba memiliki alat musik tradisional yaitu gondang
sabangunan dan gondang hasapi. Musik yang dimainkan dengan dua
alat tersebut biasa digunakan dalam upacara atau ritual-ritual
khusus yang sudah menjadi tradisi suku Batak Toba.
Seni Tari
Tari tortor, sebuah tarian yang sangat populer dan menjadi
ajang pertunjukkan yang biasa disajikan oleh suku Batak Toba.
Tari tortor menjadi warisan budaya yang masih eksis sampai
sekarang, masyarakat Batak biasa menyebut kegiatan tari
tersebut dengan manortor yang berarti menari.
Seni Kerajinan
Anda pasti tidak asing dengan kain ulos sebagai cirri khas
dari suku Batak. Kain ulos merupakan pakaian tradisional Batak
dan menjadi objek cinderamata yang biasa dibawa pulang oleh
para wisatawan. Pengrajin kain ulos memiliki keterampilan yang
bernama martonun, yaitu menenun kain ulos dengan alat tenun
tradisional Batak.
Dari keseluruhan unsur yang ada pada budaya Batak Toba, kita
bisa melihat adanya nilai estetis dari kesenian tradisional
mereka. Sudah jelas bahwa budaya dari Batak Toba sangat
menarik dan layak untuk dilestarikan sebagai lambang identitas
dan symbol eksistensi suku Batak di tanah Toba.
Pisau dari Tanah Karo, Air
Terjun Sipiso-piso
Air Terjun Sipiso-piso, nama khas yang menggambarkan air
terjun megah yang berada di Kabupaten Karo. Berasal dari kata
‘piso’ yang berarti ‘pisau’, air terjun Sipiso-piso jatuh
dengan derasnya dari ketinggian layaknya pisau tajam yang
berbilah-bilah. Terlihat pula jurang curam dari atas bukit
yang disebut dengan piso dari tanah Karo, begitulah warga
setempat menyebutnya.
Air Terjun Sipiso-piso merupakan objek wisata yang tak kalah
menarik dari berbagai wisata lain. Berlokasi di Kecamatan
Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, dan tentunya tidak rugi
untuk mampir ketika anda berada di kawasan Toba. Di ketinggian
800 mdpl, anda tidak hanya disuguhi panorama dahsyat dari air
terjun Sipiso-piso, melainkan juga pemandangan danau raksasa
Toba dan hamparan tanah Karo.
Di area air terjun Sipiso-piso terkesan lebih rindang dan anda
akan lebih terbawa seperti back to nature karena dikelilingi
bukit hijau yang ditumbuhi oleh hutan pinus. Saat ini,
perkembangan destinasi wisata di kawasan Karo juga terbilang
sangat baik. Banyak penginapan di Desa Tongging atau di Kota
Kabanjahe yang memiliki jarak begitu dekat dengan air terjun
Sipiso-piso. Ada juga pusat oleh-oleh khas Karo jika anda
ingin mendapat souvenir sebagai kenang-kenangan.
Tertarik mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso anda bisa
mengakses jalan utama menuju air terjun yang sudah dilengkapi
dengan ratusan anak tangga, jadi anda tidak perlu khawatir
mengenai keamanan perjalanan. Objek wisata ini juga banyak
didatangi oleh turis domestik maupun mancanegara.
Untuk sampai ke Kabupaten Karo, anda akan menempuh perjalanan
selama 2 jam dari Kota Medan dengan bus atau mobil. Setelah
itu, anda hanya akan memakan waktu 30 menit untuk sampai di
air terjun Sipiso-piso dengan jalan beraspal. Destinasi wisata
air terjun Sipiso-piso akan menjadi pengalaman menarik bagi
anda jika sedang berkunjung ke Danau Toba.
Agama Leluhur Batak “Ugamo
Malim”
Suku Batak di Sumatra Utara merupakan salah satu suku di
Indonesia yang juga kaya akan warisan budaya. Suku Batak masih
mempercayai adanya dewa-dewa, mitos, dan segala hal berbau
mistis. Seperti para parmalim yang masih menganut kepercayaan
peninggalan dari nenek moyang suku Batak.
Berabad-abad yang lalu, suku Batak memiliki agama sendiri
sebelum masuknya agama-agama besar seperti Islam, Kristen,
Hindu, Budha dan Katolik. Nama agama itu sendiri yaitu Ugamo
Malim, dan penganutnya disebut dengan parmalim. Pimpinan
tertinggi dari Ugamo Malim adalah Raja Sisingamangaraja I –
XII. Ugamo Malim masih dipercaya hingga saat ini oleh sebagian
masyarakat Batak. Ugamo Malim diturunkan dari generasi ke
generasi dan jumlah parmalim saat ini terdapat sekitar
7.000-10.000 orang.
Ugamo Malim berpusat di Hutatinggi, Laguboti, Kabupaten Toba-
Samosir (Tobasa), dan sekarang dipimpin oleh Raja Marnangkok
Naipospos. Para parmalim di Hutatinggi biasa disebut dengan
parmalim Hutatinggi. Di sini terdapat rumah peribadatan bagi
parmalim yang disebut Bale Pasogit. Para parmalim beribadah
setiap hari Sabtu dan memiliki dau hari besar yang diperingati
dalam setahun yaitu Sipaha Sada dan Sipaha Lima. Semua acara
peringatan besar dipimpin langsung oleh Raja Marnangkok
Naiposos.
Ugamo Malim sendiri mempercai bahwa benda-benda mati seperti
gunung, pohon, batu, dll memiliki tondi (roh). Suku Batak
mempercayai adanya arwah leluhur yang masih mengatur jalan
hidup masyarakat Batak dan pada setiap hari dan bulan pun juga
memiliki arti masing-masing. Arwah leluhur dipercaya dapat
memberikan malapetaka juga kesejahteraan. Oleh karena itu
masyarakat Batak khususnya parmalim masih memberikan bentuk
penghormatan dan penyembahan. Masyarakat Batak kuno juga
percaya bahwa awal mula terbentuknya peradaban dan adat
istiadat Batak adalah Ompu Nabolon atau Debata Mula Jadi
Nabolon yang berarti dewa pertama sang pencipta.
Orang-orang parmalim sampai saat ini masih menjaga kepercayaan
yang diturunkan oleh para leluhur mereka. Tak hanya memiliki
pesona alam yang luar biasa, tanah Batak juga banyak memiliki
nilai historis dan budaya yang dapat digali lebih dalam lagi.
Lepas Landas! Garuda Terbang
Menuju Toba
Raksasa maskapai Garuda Indonesia akhirnya meluncurkan armada
mereka terbang ke Silangit. Penerbangan perdana atau “inagural
flight” rute Jakarta-Silangit telah sukses dilaksanakan pada
hari Selasa, (22/3). Dan kini berpergian ke Toba bukan jadi
masalah karena adanya rute penerbangan baru ini.
Penerbangan perdana rute Jakarta-Silangit telah menjadi bukti
keseriusan dari sinergi antara dua BUMN yakni PT Garuda
Indonesia dan PT Angkasa Pura II. Melalui penerbangan ini,
keduanya berhasil menunjukkan bahwa langkah mereka sangat
responsif mengingat rencana percepatan Toba sebagai wisata
prioritas oleh Presiden Joko Widodo.
Arif Wibowo selaku dirut PT Garuda Indonesia berpendapat bahwa
hal ini merupakan bentuk dorongan untuk mewujudkan target 20
juta pada tahun 2019. Penerbangan Jakarta-Silangit akan
dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu demi mengejar target
yang akan diupayakan tersebut.
Dirut PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi juga memberikan
respon yang positif mengenai perkembangan ini. Rencana
selanjutnya yaitu menyempurnakan fasilitas pada bandara
Silangit dengan ekspansi pelebaran hingga 45 m dan
memperpanjang dari 2.400 m menjadi 2.650 m.
Seiring dengan pemajuan ini, Garuda juga mengenalkan
keunggulan armada baru mereka yaitu pesawat Bombardier
CRJ-1000 NextGen yang mampu melayani penerbangan menuju
wilayah-wilayah potensial dengan keterbatasan landasan. Armada
ini memiliki keunggulan fasilitas yang memadai mulai dari
kursi, mesin, hingga pelayanan dengan ketentuan kelas all
economy.
Langkah besar ini akan membangunkan kembali kerajaan
pariwisata Danau Toba dan sekitarnya yang memiliki kekayaan
nilai budaya, historis, dan alam yang eksotis. Dengan begitu,
akan lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik
menjelajah kaldera raksasa Toba. Rencana ke depan Garuda
Indonesia akan mengembangkan rute-rute dari dan menuju
Silangit, terutama pada beberapa kota di Sumatra Utara.
Parhalaan (Kalender Suku
Batak) part 1
Suku Batak memiliki warisan kebudayaan yang cukup banyak,
salah satunya yaitu Parhalaan atau kalender milik suku Batak.
Parhalaan terdiri dari 12 bulan yang masing-masing memiliki 30
hari, pada tahun tertentu memiliki 13 bulan.
Kalender suku Batak tidak digunakan sebagai penanggalan
seperti pada umumnya, melainkan untuk tujuan meramal hari baik
atau panjujuron ari. Masyarakat Batak yang masih menggunakan
penanggalan porlahan yaitu masyarakat Parmalim. Parmalim
merupakan suatu kepercayaan berdasarkan agama para leluhur
Batak yang dianut oleh masyarakat tertentu.
Penanggalan pada kalender Batak tersebut dihitung dengan
melihat rasi bintang dan penampakan bulan. Sebuah parhalaan
biasanya diukir pada sebuah bambu. Pada tahun tertentu,
kalender tersebut memiliki 13 bulan dalam setahun untuk
menyesuaikan tahun kamariah dengan tahun matahari. Tahun
kamariah tidak dapat digunakan untuk kegiatan bercocok tanam,
oleh karena itu tahun ini memiliki satu bulan tambahan. Bulan
ke-13 tersebut dinamakan bulan lobi-lobi atau lamadu dan
proses perhitungannya selalu diikuti oleh sang Datu.
Parhalaan atau kalender suku Batak memiliki filosofi tinggi
dan memiliki arti pada masing-masing hari. Hampir tidak ada
kegiatan penting yang dilakukan tanpa menggunakan parhalaan
seperti menentukan saat persemaian, waktu panen, hari
pernikahan, berperang, memasuki rumah baru, dan lain
sebagainya.
Di samping terdapat objek-objek wisata yang hebat, masyarakat
Sumatra Utara khususnya suku Batak juga memiliki nilai budaya
dan sejarah yang tinggi. Warisan nilai dan pengetahuan masih
dijaga hingga saat ini, parhalaan salah satunya. Parhalaan
memiliki arti dan nama pada tiap-tiap hari dan bulan. Untuk
nama-nama hari dan bulan dapat anda lihat di Parhalaan
(Kalender Suku Batak) part 2.
Menikmati Sejuknya Air Terjun
Sampuran Efrata
Air Terjun Sampuran Efrata atau biasa juga disebut dengan Air
Terjun Efrata merupakan salah satu objek wisata menarik yang
patut dikunjungi ketika anda berada di Samosir. Panorama indah
danau Toba juga dapat anda nikmati di sini, ditambah
kenyamanan suasana sejuknya alam menjadi obat penghilang penat
dan capek. Air Terjun Efrata ini bersumber dari perut
pegunungan Bukit Barisan dan memiliki ketinggian sekitar 26 m
dan lebar 10 m.
Luangkan waktu sejenak untuk menikmati sajian alami dari sang
pencipta di Air Terjun Efrata. Tidak kalah dengan air terjun
di Sumatra Utara lainnya, Air Terjun Efrata juga menarik dan
memiliki pemandangan keren. Anda bisa selfie atau wefie dulu
untuk mengabadikan moment di sini.
Air Terjun Efrata tepatnya berlokasi di Desa Sosor Dolok,
Kecamatan Harian. Untuk sampai di sini juga tidak memakan
jarak begitu jauh sekitar 22 km kurang lebihnya dari pusat
Kabupaten Samosir. Tak perlu khawatir tersesat karena di sana
sudah terdapat penunjuk arah menuju air terjun satu ini. Anda
juga dapat bertanya pada warga sekitar karena situasi dalam
perjalan tidak begitu sepi dan terdapat rumah-rumah warga.
Anda dapat mendirikan tenda di Air Terjun Efrata apabila
sampai ketika hari menjelang gelap atau malam hari.
Air Terjun Sampuran Efrata merupakan salah satu dari objek
wisata di Samosir, tidak begitu ramai sehingga anda dapat
leluasa menikmati keindahan yang ditawarkan. Jadi, sempatkan
diri untuk bersantai-santai di Air Terjun Efrata. Samosir
memang memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik dengan
Danau Toba sebagai salah satu ikon wisata terbesar di
Indonesia.
5 Checkpoint Wajib di Pusuk
Buhit
Gunung Pusuk Buhit yang terletak di area Pulau Samosir,
Sumatra Utara, jadi salah satu objek wisata yang recommended
ketika anda berkunjung ke Toba. Selain menawarkan pesona
visual, Pusuk Buhit juga memiliki nilai sejarah yang membuat
gunung ini dianggap keramat. Yup, gunung ini dianggap sebagai
asal muasal lahirnya nenek moyang dari masyarakat Batak.
Gunung ini juga menawarkan pemandangan luar biasa yang sangat
disayangkan jika anda tidak sempat mengambil beberapa gambar
untuk dokumentasi. Tentunya di sana juga ada tempat-tempat
yang patut dikunjungi, simak 5 checkpoint menarik berikut agar
liburan terasa maksimal.
1. Menara Tele: Indahnya panorama Danau Toba
Singgah sejenak untuk menengok pemandangan dari bangunan empat
lantai ini. Tidak ada akses praktis disini, anda harus menaiki
anak tangga untuk sampai di atas menara. Dari menara ini
tentunya kita disajikan dengan sebuah pemandangan yang luar
biasa. Terlihat juga puncak Pusuk Buhit yang menjulang gagah.
Menikmati keindahan hamparan Danau Toba dari sini begitu elok
dan sangat disayangkan jika anda melewatinya.
2. Air Mata 7 Rasa, Pemandian Aek Sipitu Dai
Pemandian Aek Sipitu Dai berada di Kecamatan Sianjur tepat di
bawah kaki gunung Pusuk Buhit. Terdapat 7 mata air yang
masing-masing dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit.
Biaya untuk masuk ke Aek Sipitu Dai yaitu Rp 2.000/orang.
Lebih terlihat seperti air mancur, tetapi juga dapat digunakan
untuk mandi. Alangkah baiknya untuk mampir sejenak menyegarkan
badan agar semangat untuk melanjutkan kembali perjalan liburan
anda.
3. Ziarah ke Batu Hobon, Harta Karun Masyarakat Batak.
Jangan tergesa-gesa ketika berkunjung ke Gunung Pusuk Buhit,
karena di sana terdapat sebuah batu bersejarah untuk
dilewatkan. Mampirlah sejenak untuk berziarah di Batu Hobon.
Konon, Batu Hobon ini adalah tempat dimana Raja Uti menyimpan
seluruh benda berharga dan pusakanya sebagai kekayaan orang
Batak. Batu Hobon masih menyimpan misteri, dan masyarakat
Batak sering melakukan upacara ritual di tempat yang bisa
dibilang sakral ini. Informasi tambahan dulu pernah ada tiga
orang yang ingin membuka paksa Batu Hobon tapi tak satu pun
berhasil, bahkan mereka terkena malapetaka.
4. Rumah Parsaktian, Sopo Guru Tetea Bulan
Rumah parsaktian merupakan rumah peribadatan bagi masyarakat
Batak. Rumah parsaktian di sini merupakan rumah yang dibangun
sebagai penghormatan kepada Guru Tetea Bulan, keturunan
pertama Raja Batak. Sopo Guru Tetea Bulan sendiri berarti
Rumah Sopo Guru Tetea Bulan. Terdapat patung-patung dari para
keturunan dari Siraja Batak. Di sini kita juga dapat belajar
sejarah dan silsilah dari terbentuknya suku Batak.
5. Puncak tertinggi pesona Toba, puncak Pusuk Buhit.
Puncak, rasanya kita telah mencapai dan telah meraih segala
sesuatu ketika berada di puncak. Benar, di puncak Gunung Pusuk
Buhit ini, kita akan disuguhi megahnya keindahan alam di
Samosir. Pemandangan Danau Toba yang terbentang luas akan
terlihat menakjubkan dari sini. Kita dapat merasakan kepuasan
luar biasa di puncak Pusuk Buhit, dan seketika semua rasa
kelelahan akibat perjalanan terbayar sudah. Ambil gambar
sepuasnya untuk dokumentasi, karena kesempatan seperti ini
belum tentu terulang kembali. Nikmatilah dahulu ketika berada
di puncak, ambil nafas dan berteriaklah sepuasnya.
Objek wisata Pusuk Buhit merupakan destinasi yang sayang untuk
anda lewatkan ketika berkunjung di Danau Toba, Samosir. Akan
tetapi, masih banyak lagi objek-objek wisata yang sangat
menarik untuk dikunjungi. 5 poin di atas hanya sebagian dari
kekayaan wisata yang terdapat di tanah Samosir, khususnya
Gunung Pusuk Buhit. Penasaran dengan kekayaan alam yang
tersaji di sana, anda bisa eksplore lagi Pusuk Buhit. Dan
tentunya jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan semua
sajian yang luar biasa dari Medan.
Langkah Besar, Terbang Menuju
Toba
Impian untuk mengembangkan Toba menjadi prioritas destinasi
wisata segera terwujud. Hal ini seiring dengan peresmian
dibukanya gerbang penerbangan Jakarta-Silangit. Penerbangan
tersebut akan dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tanggal
22 Maret 2016 mendatang dengan rute dari Bandara Internasional
Soekarno-Hatta di Tangerang menuju langsung ke Bandara
Silangit di Kabupaten Tapanuli, Sumatra Utara.
Penerbangan Jakarta-Silangit ini dapat terwujud atas kerja
sama dari dua BUMN yakni, PT Garuda Indonesia dan PT Angkasa
Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sinergi oleh kedua pihak tersebut resmi diumumkan pada acara
sosialisasi “Pre-inaugural Flight Jakarta-Silangit”. Pt
Angkasa Pura II telah mendukung penerbangan pesawat Bombardier
CRJ-1000 NextGen “Explore Jet” milik Garuda dengan rute
Jakarta-Silangit sebanya tiga kali setiap minggunya.
Penerbangan ini dipercayai akan dapat menarik wisatawan lebih
banyak dari domestik atau pun mancanegara. Para wisatawan bisa
lebih dimanjakan dengan perjalan yang dapat ditempuh hanya
dalam waktu 30 menit hingga 1 jam.
Seiring dengan langkah besar yang sebentar lagi akan
terealisasikan, kedua akses dari Jakarta dan Silangit juga
akan diperbaiki secara bersamaan. Dengan hal ini, usaha
percepatan untuk 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia
akan semakin dekat. Sinergi antara kedua BUMN tersebut
dianggap sangat responsif dan sangat mendukung untuk
menjadikan Toba sebagai salah satu destinasi priotitas.
Persiapan Danau Toba
Dilakukan Paralel
Menteri Kabinet Kerja menghadiri Silaturahmi H3 (Horas, Halak,
Hita) dengan tema “Menyongsong Pariwisata Danau Toba” di Balai
Kartini, Sabtu (13/2/2016). Acara ini dimaksudkan menguatkan
potensi pariwisata di Sumatera Utara (Sumut). Beberapa menteri
yang hadir yakni, Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko
Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas
Lembong, Menkum HAM Yassona H. Laoly, dan Menteri Pariwisata
Arief Yahya.
“Kementerian Pariwisata mempersiapkan Danau Toba melalui Badan
Otorita Toba sebagai destinasi Bali baru di 2019. Untuk
kesiapan sendiri, kita lakukan secara paralel,” ujar Arief
yang ditulis, Minggu (14/2/2016).
Persiapan secara paralel itu sendiri tengah dipersiapkan di
tahun 2016 ini dengan menyangkut permudahan yang dilakukan
oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk para wisatawan
mulai dari bandara hingga jalan tol.
“Jadi, jalan tol kita kerjakan, pelebaran Bandara Silangit
juga kita kerjakan. Bandara Sibisa Tobasa juga sedang kita
perpanjang runwaynya,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga mempersiapkan dermaga di sekitar Danau
Toba.
“Dermaga kita siapkan di Danau Toba. Kita juga menyiapkan
kapal yang mampu membawa 250 penumpang. Yang pasti semua kita
kerjakan parallel,” tambahnya.
Sementara terkait pembiayaan, Badan Otorita Toba menyiapkan
Rp20 triliun untuk membangun Danau Toba sebagai destinasi
wisata Internasional kebanggaan Sumatera Utara. Dana proyeksi
sekitar Rp20 triliun. Dari pemerintah sekitar Rp10 triliun
sementara sisanya dari pihak ketiga yang akan menjadi mitra
pemerintah.
“Untuk pembiayaan sendiri yang paling besar dari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPERA) sedangkan
yang kedua berasal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Di
2016, KemenPUPERA membuat Jalan tol dari Kualanamu ke Tebing
Tinggi. Sementara 2017, dari Tebing Tinggi ke Siantar lalu
dari Siantar ke Parapat, dari Parapat ke Sibolga,” tutupnya.
Sumber: CitraIndonesia.com (isr)