The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Darwanto Wijaya, 2023-08-18 06:15:13

modul praktikum kimia berbasis green chemistry

modul lengkap

1


2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Modul praktikum Kimia ini dengan baik meskipun masih ada kekurangan didalamnya. Modul praktikum kimia ini ditujukan bagi siswa-siswi SMA Kelas XI. Dalam modul praktikum kimia ini, dijelaskan tentang tata tertib laboratorium, kompetensi inti dan kompetensi dasar, gambar alat-alat praktikum serta kegunaannya, lambang-lambang symbol berbahaya, sekilas info mengenai modul praktikum kimia berbasis green chemistry, persiapan praktikum video langkah praktikum, format laporan sementara, glosarium, daftar pustaka dan tentang penulis. Serta metode pratikum yang sesuai dengan materi yang dipraktikumkan. Praktikum ini berisikan materi titrasi asam basa. Penulis mengharapkan modul praktikum ini dapat menjadi referensi untuk praktikum kimia pada materi titrasi asam basa. Bengkulu, Agustus 2023 Penulis Penulis 2


3 COVER………………………………………………………………………………………………………………….1 KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………..2 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………3 TATA TERTIB LABORATORIUM………………………………………………………………….4 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM…………..5 SIMBOL BERBAHAYA……………………………………………………………………………………..6 TITRASI ASAM BASA……………………………………………………………………………………7 1. TUJUAN………………………………………………………………………………………………….7 2. LANDASAN TEORI………………………………………………………………………………8 3. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………………………………10 4. STANDAR KESELAMATAN KERJA………………………………………………….12 5. PROSEDUR KERJA……………………………………………………………………………….15 6. DATA PENGAMATAN………………………………………………………………………….16 7. FORMAT LAPORAN……………………………………………………………………………..16 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………..17 GLOSARIUM………………………………………………………………………………………………………18 PROFIL PENULIS……………………………………………………………………………………………..19 3


4 TATA TERTIB LABORATORIUM Untuk menghindari kecelakaan kerja dan terjaga keselamatan dan kesehatan saat anda bekerja di laboratorium, perlu ditaati peraturan dasarnya. Berikut ini uraian aturan dasar bekerja di laboratorium khususnya laboratorium kimia. 1. Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya. 2. Dilarang makan maupun minum saat berada di ruang laboratorium. 3. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium. 4. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium. 5. Jangan meletakkan tas dan barang lainnya di lantai laboratorium dan di tempat berjalan. 6. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium antara lain: a. Kacamata/goggles keselamatan yang estetis dipakai dan bertangkai. Pilih dan pastikan optic gelas pada kacamata dalam kondisi baik. b. Jas laboratorium. c. Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang mudah meledak dan sangat berbahaya. d. Pakai celana panjang. e. Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki f. Masker atau dengan respirators yang bias digunakan saat bekerja dengan gas yang korosif dan beracun. g. Sarung tangan/Gloves 7. Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan mulut. 8. Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makanan/minuman untuk menyimpan bahan kimia. 9. Selalu memberi label/keterangan pada tempat penyimpanan bahan kimia. 10. Jangan bereksperimen diluar Standard Operating Procedure (SOP). 11. Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai. 12. Jika terjadi kecelakaan jangan panik dan segera lapor guru. 4


5 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM No. Atribut Laboratorium Cara Penggunaan 1. Jas Laboratorium 1. Menggunakan jas laboratorium di kancingkan 2. Tidak melipat lengan jas laboratorium 3. Jika menggunakan kerudung, maka bagian kerudung yang menutupi pundak ke bawah dimasukkan kedalam jas lab 2. Sarung Tangan 1. Menggunakan sarung tangan latex 2. Sarung tangan yang digunakan bersih 3. Masker 1. Masker yang digunakan dalam keadaan baru dan bersih 2. Sisi luar masker ditandai dengan bagian yang berwarna (biru/hijau) dan memiliki permukaan yang lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus 3. Sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung dan diposisikan mengikuti lekuk hidung kemudian bagian lipatan ditarik ke bawah sampai menutupi mulut dan dagu 5


6 SIMBOL BERBAHAYA No. Simbol Arti 1. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi) Contoh : NaOH 2. Corrosive (Korosif) Contoh : Asam asetat (CH3COOH / cuka) SIMBOL BERBAHAYA No. Simbol Arti 1. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi) Contoh : NaOH 2. Corrosive (Korosif) Contoh : Asam asetat (CH3COOH / cuka), HCl 6


7 TITRASI ASAM BASA TUJUAN 1. Peserta didik dapat merancang percobaan titrasi asam basa 2. Peserta didik dapat melakukan kegiatan praktikum titrasi asam basa 3. Peserta didik dapat menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam basa KOMPETENSI DASAR Merancang, melakukan dan menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam basa INDIKATOR PENCAPAIAN 4. Merancang percobaan titrasi asam basa 5. Melakukan kegiatan praktikum titrasi asam basa 6. Menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam basa 7


8 Pada titrasi, baik titrasi asam-basa maupun titrasi lainnya, terdapat titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik teoritis, tidak dapat ditentukan berdasarkan eksperimen/percobaan namun ditentukan melalui pengamatn perubahan warna, perubahan besar partikel (terbentuknya endapan), dan perubahan beda potesial (John, 2003). Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik saat proses titrasi berakhir dan umumnya dideteksi dengan penambahan indicator yang akan berubah pada kondisi lingkungan tertentu (misal, kondisi asam). Titrasi asidimetri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu larutan yang menggunakan larutan asam sebagai larutan standar. Larutan standar yang umum digunakan yaitu asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dalam konsentrasi yang tinggi/pekat. Kelebihan asam klorida sebagai larutan standar yaitu mudah larut dalam air dan tidak membentuk garam sukar larut (Setiawati, pp). Titrasi alkalimetri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan basa sebagai larutan standard dan menggunakan phenolphthalein (PP) sebagai indikatornya. Larutan basa standar yang umum digunakan yaitu natrium hidroksida (NaOH). Kelebihan natrium hidroksida sebagai larutan standar yaitu mudah larut dalam air, murah, dan memiliki tingkat kemurnian tinggi (Rohman & Gandjar, 2008). Indikator asam basa merupakan zat warna yang dapat memberikan perubahan warna pada larutan yang di tirasi saat mencapai titik akhir titrasi. Indikator asam basa akan berubah warna apabila lingkungan pH larutan berubah, karena indicator asam basa berupa asam organic lemah atau basa organik lemah maka di dalam larutan akan terjadi proses ionisasi sehingga bentuk molekul indicator akan memiliki warna yang berbeda dengan warna indikatornya (Padmaningrum, 2013). Penambahan indikator diusahakan tidak terlalau banyak, hanya berkisar anatara dua atau tiga tetes. Pemilihan indicator untuk titrasi bergantung pada kekuatan asam dan basa yang digunakan dalam proses titrasi. LANDASAN TEORI 8


9 Beberapa indikator yang digunakan dalam titrasi asam basa diantaranya yaitu, timol biru yang memiliki warna merah dalam kondisi asam dan berwarna kuning dalam kondisi basa. Bromfenol biru yang memiliki warna kuning dalam kondisi asam dan berwarna ungu kebiruan dalam kondisi basa. Metil jingga yang memiliki warna jingga pada kondisi asam dan berwarna kuning pada kondisi basa. Metil merah yang memiliki warna merah pada kondisi asam dan berwarna kuning pada kondisi basa. Klorofenol biru yang memiliki warna kuning pada kondisi asam dan berwarna merah pada kondisi basa. Bromtimol biru yang memiliki warna kuning pada kondisi asam dan berwarna biru pada kondisi basa. Kresol merah yang memiliki warna kuning pada kondisi asam dan berwarna merah pada kondisi basa. Dan yang terakhir yaitu fenolftalein yang tak berwarna pada kondisi asam dan berwarna pink kemerahan pada kondisi basa. Dari berbagai macam indicator diatas, indicator yang biasa digunakan pada titrasi asam basa yaitu fenolftalein (Raymond Chang, 2005). Tetapi penggunaan fenolftalein membutuhkan biaya yang terbilang cukup mahal, dan termasuk ke bahan kimia yang cukup berbahaya. Maka dari itu salah satu solusi yang akan dipergunakan dalam mengurangi sifat berbahayanya suatu zat kimia dalam penggunaan bahan pada praktikum titrasi asam basa ini. Daun pucuk merah dapat digunakan dalam penentuan indikator pada asam basa. Tentunya juga dapat digunakan pada proses praktikum titrasi asam basa. Indikator alami adalah indikator yang dibuat dengan mengekstrak bagian dari tanaman, seperti batang, daun, bunga dan buah (Andarias, 2018). Umumnya tanaman yang digunakan sebagai indikator alami adalah tanaman yang mengandung antosianin (Suva, 2014). Antosianin merupakan pigmen yang berperan terhadap warna merah hingga biru pada beberapa tanaman, yang mana warna tersebut dipengaruhi oleh perubahan struktur antosianin akibat perubahan pH (Yazid dan Munir, 2018). Kesalahan umum yang terjadi pada proses titrasi merupakan kesalahan yang terjadi apabila titik akhir titrasi tidak tepat sama dengan titik ekuivalen (<0,1%), yang dapat disebabkan oleh kelebihan titran, indicator bereaksi dengan analit atau titran. 9


10 NO. GAMBAR NAMA KEGUNAAN ALAT 1. Corong kaca Corong terbuat dari kaca berfungsi untuk memisahkan atau memindahkan larutan dan untuk menyaring suatu larutan yang mengandung endapan di dalamnya 2. Buret Buret terbuat dari kaca yang biasanya digunakan dalam percobaan / praktikum yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi 3. Klem & Statif Klem berfungsi sebagai penjepit buret pada statif sehingga buret tidak bergerak selama titrasi berlangsung. Sedangkan statif berfungsi sebagai tempat untuk menegakkan buret 4. Labu Erlenmeyer Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. ALAT & BAHAN 10


11 NO. GAMBAR NAMA KEGUNAAN ALAT 5. Pipet tetes Fungsinya untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. BAHAN 1. Natrium Hidroksida (NaOH) Basa kuat untuk menentukan konstanta disosiasi dan menentukan konsentrasi suatu larutan. 2. Asam asetat (cuka/ CH3COOH) Asam lemah yang dicari konsentrasinya. 3. Ektrak daun pucuk merah Sebagai indikator alami ALAT & BAHAN 11


12 No. Kegiatan Kegunaan ALAT 1. Merangkai alat titrasi 1. Posisi buret tegak 2. Buret dipasang dengan posisi kran ada di bawah 3. Letakkan kertas putih di bawah Erlenmeyer 4. Posisi kran pada buret ada di sebelah kanan 2. Menuangkan larutan standar ke dalam buret 1. Menuangkan larutan ke dalam buret dengan menggunakan corong kaca 2. Pandangan mata sejajar dengan yang diinginkan 3. Mengurangi kelebihan larutan pada buret dengan membuka kran buret 4. Tinggi buret saat dituangkan larutan standar sesuai dengan lengan 5. Menuangkan larutan standar ke dalam buret melebihi dari angka batas nol agar pada saat larutan dikeluarkan dari dalam buret tepat berada pada angka nol 3. Menuangkan larutan ke dalam erlenmeyer 1. Mengambil larutan dengan menggunakan pipet volume 2. Menuangkan larutan di samping bibir Erlenmeyer 3. Erlenmeyer yang digunakan sesuai dengan kebutuhan 4. Menuangkan larutan dengan hati-hati STANDAR KESELAMATAN KERJA 12


13 No. Kegiatan Kegunaan ALAT 4. Keterampilan melakukan titrasi (pengecualian untuk yang kidal) 1. Tangan kiri berada pada sebelah kanan buret dengan jari-jari memegang kran buret 2. Membuka kran buret secara perlahan sampai larutan yang ada di dalam buret keluar setets demi setetes 3. Pada saat yang bersamaan dengan cara no.3. Tangan kanan memegang Erlenmeyer dengan menggoyang-goyangkan ke kanan dank e kiri secara perlahan 4. Posisi tangan saat memegang Erlenmeyer yaitu memegang leher Erlenmeyer saat menggoyang-goyangkan larutan yang ada di dalam Erlenmeyer 5. Pada penambahan setiap 1 mL larutan standar, larutan di dalam Erlenmeyer digoyang-goyangkan dan diamati perubahan warnanya 6. Menentukan titik akhir titrasi dengan cara melihat perubahan warna pada larutan yang stabil yaitu larutan yang dititrasi tepat perubahan warnanya warna merah kuning hingga tidak ada perubahan warna kembali STANDAR KESELAMATAN KERJA 13


14 No. BAHAYA Solusi BAHAN 1. NaOH Bersifat korosif terhadap besi, pada kulit mudah terbakar dan kerusakan pada mata 1. Jika terkena kulit, maka dibilas dengan menggunakan air yang mengalir (pancur) 2. Jika terkena mata, segera bilas dengan dengan air untuk beberapa menit. 3. Serap tumbahan agar mencegah kerusakkan material 2. HCL Korosif terhdap logam dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius serta iritasi pada saluran pernafasan 1. Jika terkena kulit, maka dibilas dengan menggunakan air yang mengalir (pancur) 2. Jika terkena mata, segera bilas dengan dengan air untuk beberapa menit. 3. Serap tumbahan agar mencegah kerusakkan material 3. CH3COOH (cuka) Cairan dan uap yang mudah terbakar, dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius 1. Jika terhirup segera pindah ke tempat yang cukup udara 2. Jika tertelan segera minum sebnayak 2 gelas agar terjadinya pengenceran 3. Jika terkena kulit segera bilas dengan air sebanyak-banyaknya 4. Jika terkena mata segera bilas dengan air sebanyaknya STANDAR KESELAMATAN KERJA 14


15 Sebelum melakukan percobaan tontonlah video yang telah disajikan pada link tersebut : PROSEDUR KERJA Pembuatan Larutan Indikator Alami Sebaiknya, ini dipersiapkan 3 hari sebelum dilakukannya praktikum atau percobaan pada materi titrasi asam basa. 1. Disiapkan daun pucuk merah (diambil daun yang merahnya atau pucuknya saja) 2. Diiris atau dicincang kecil-kecil daun pucuk merah 3. Dikeringkan daun yang sudah diiris dengan suhu ruang (25 ᵒC) selama 2-3 hari (jang dibiarkan terkena paparan cahaya matahari langsung, karena dapat merusak metabolit sekunder pada daun) 4. Setelah dirasa daun sudah cukup mongering, dilakukannya maserasi dengan mempersiapkan 100 gram daun pucuk merah kering. 5. Kemudian siapkan botol besar kaca (gelok), aquadest 1 liter dan aluminium foil 6. Dimasukkan daun yang sudah kering tadi ke dalam tabung kaca sebanyak 100 gram, kemudian ditambahkan aquades sebanyak 1 liter (perbandingan 1:10), kemudian diaduk hingga rata. 7. Ditutup botol kaca tersebut menggunakan tutup yang rapat dan sekeliling botol juga ditutup menggunakan aluminium foil, dan disimpan dalam suhu ruang 8. Setelah 24 jam, saring menggunakan kertas saring maka diperoleh hasil maserasi berupa ekstrak daun pucuk merah berwarna merah gelap https://youtu.be/stH1xsq6P28?si=jUlkB4mIifkck1fl Proses Titrasi Asam Basa Sebelum melakukan titrasi, sebaiknya pendidik menyiapkan larutan asam lemah (asam cuka 0,1 M) dan juga Basa kuat (NaOH 0,1 M atau 0,5 M, semakin tinggi konsentrasi maka warnanya juga akan semakin pekat). 1. Dirangkai alat yang telah disediakan, berupa klem dan statif 2. Kemudian tentukan larutan yang akan dititrasi (disini larutan yang dititrasi yakni larutan asam cuka atau disebut dengan titrat) yang akan diletakkan di dalam erlenmeyer, dan sebagai penitrasi (disini larutan penitrasi yang digunakan adalah larutan NaOH atau disebut dengan titran) yang akan diletakkan di dalam buret. 3. Setelah semua alat sudah dirangkai, dilakukanlah titrasi dengan meneteskan larutan pentitrasi yang ada di buret secara perlahan (tetes demi tetes). 15


16 Sebelum melaku kan percobaan tontonlah video yang telah disajikan pada link tersebut : Data pengamatan dapat diperoleh atau diakses melalui link berikut : Dapat diakses melalui link di bawah ini : 4. Titik ekuivalen akan terlihat ketika ditiap tetesan mulai menimbulkan perubahan warna 5. Jika larutan yang ada di dalam Erlenmeyer telah terjadi perubahan warna (Titik akhir titrasi), maka titrasi dihentikan. 6. Dihitung berapa banyak larutan penitrasi yang digunakan hingga titik akhir titrasi. https://youtu.be/R0jWlEt6hcI Titrasi NaOH Asam cuka DATA PENGAMATAN https://docs.google.com/document/d/1269rKqYpyK1hQN_lsRFn91omjaLzVdTWPpkMi1QTBs8/edit?usp=s haring FORMAT LAPORAN https://docs.google.com/document/d/1poEp9JiPuvnecHvGxPn8Z2Lnf_C4rzDRn2juMsu0_YE/edit?usp=s haring Jawbalah pertanyaan yang tersedia di link ini : https://docs.google.com/document/d/16uRsvd1ErFicLaJD6d1KX3wEhstava_V5Yviz5kaJw/edit?usp=sharing 16


17 Andarias, S. H. (2018). Potensi organ tumbuhan sebagai indikator asam basa. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Muhammadiyyah Buton, 4(2), 64–69. https://doi.org/10.35326/pencerah.v4i2.299 Kimianti, F., Suryati, S., & Dewi, C. A. (2016). Pengembangan Modul Learning Cycle 5e Berorientasi Green Chemistry pada Materi Sistem Koloid Untuk Peningkatkan LiterasI Sains Siswa. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 4(2), 70-79. Putri, A. C. (2017). Pengaplikasian prinsip-prinsip green chemistry dalam pelaksanaan pembelajaran kimia sebagai pendekatan untuk pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia dalam kegiatan praktikum di laboratorium. Journal of Creativity Student, 2(2), 67-73. Rosidi, A., Jufri, A. W., Handayani, B. S., & Al Idrus, A. (2021). Sikap dan Gaya Belajar Biologi Siswa SMAN 1 Batulayar semasa Pandemi Covid19. Jurnal ilmiah profesi pendidikan, 6(3), 412-416. Suva, M. A. (2014). Opuntia ficus Indica (L.) fruit extracts as natural indicator in acid base titration. Journal of Pharma SciTech, 3(2). 85-87. http://www.pharmascitech.in/admin/php/uploa ds/63_pdf.pdf Wardiyah, W. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kimia Organik. Pus. Pendidik. Sumber Daya Mns. Kementeri. Kesehat. Republik Indones. Jakarta Selatan, hal, 1-87. Yazid, E. A., & Munir, M. M. (2018). Potensi antosianin dari ekstrak bunga rosella (Hibischus sabdariffa L) sebagai alternatif indikator titrasi asam basa. JurnalSains,8(15),1–7. https://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/art icle/view/664 DAFTAR PUSTAKA 17


18 Titik akhir titrasi yaitu titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang menandai berakhirnya suatu titrasi, titik akhir titrasi tercapai ketika titik ekuivalen telah terlewati. Titik ekuivalen adalah titik saat asam basa tepat bereaksi (secara teoritis). Titik ekuivalen ditandai dengan perubahan warna dari indicator. pH (Potential of Hydrogen) adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Titran atau titer adalah larutan standar atau baku larutan yang digunakan untuk menitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Titrat adalah larutan yang akan ditentukan atau dihitung konsentrasinya dan ditempatkan di dalam labu Erlenmeyer. Asam kuat merupakan asam yang dapat terionisasi sempurna atau mendekati sempurna dalam larutannya. Asam lemah merupakan asam yang dalam larutannya terionisasi sebagian. Basa kuat merupakan basa yang dalam larutannya dapat terionisasi sempurna. Basa lemah merupakan basa yang sedikit mengalami ionisasi, sehingga reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Indikator merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu dalam suatu daerah pH saat di mana indikator berubah warna. GLOSARIUM 18


19 PROFIL PENULIS Elisabet Vianey, kelahiran Manna 26 Agustus 1999. Berasal dari keluarga yang berkultur Batak. Penulis sedang menyelesaikan studinya di Universitas Bengkulu. Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, prodi Pendidikan Kimia angkatan 2019. Berhobi mendengarkan musik, membaca novel, menyanyi serta aktivitas seni lainnya yang dapat membuat pikiran lebih terbuka. Yang mencoba menguak apa arti hidup di dunia dengan berpegang teguh akan ajaran agama Katolik. Anak ketiga dari empat bersaudara, putri bungsu dari bapak M.Manik,S.Pd dan ibu R.Sinaga,Amd.Keb yang selalu mengajarkan bahwa ilmu tidak akan pernah ada habisnya. 19


20


Click to View FlipBook Version