The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Mulai dari diri_Trapesium Usia, Refleksi dan Peran Guru

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by umi hanik, 2022-06-07 21:55:26

Mulai dari diri_Trapesium Usia, Refleksi dan Peran Guru

Mulai dari diri_Trapesium Usia, Refleksi dan Peran Guru

Modul 1.2

Mulai dari Diri

Umi Hanik

CGP Angkatan 5 Kab. Semarang

1.Refleksi

Trapesium Usia

Trapesium Usia

Saat ini 37 th Selisih usia sekarang
dengan usia bernuasa
S1 23 th Pensiun positif adalah 30 tahun
60 th
Selisih usia sekarang
dengan usia bernuasa
negatif 20 tahun

TK 4,5 th

Tugas 1. Refleksi Dampak emosi dari peristiwa yang saya alami adalah
saya memiliki ketertarikan untuk mmepelajari hal-hal baru
Perjalanan pendidikan saya dimulai ketika memasuki usia dan ingin mengembangkan diri. Sementara peristiwa
4,5 tahun. Banyak momen membahagiakan ketika saya bernuansa negatif membawa takut dan marah, ketika
memulai usia SD sampai SMP, usia ini merupakan usia orang tidak mempercayai apa yang saya lakukan. Hal ini
bernuansa positif. Saat SD saya memiliki guru yang luar biasa membuat saya sering terlalu berhati-hati dengan yang
sabar dan selalu berusaha untuk memfasilitasi saya saya lakukan dan tidak percaya diri jika orang mulai
meminjamkan buku sehingga membaca menjadi salah satu mempertanyakan kemampuan atau apa yang saya
hobi saya. Semasa usia SD, saya biasa masuk dalam juara lakukan.
kelas. Dampaknya bagi saya adalah saya suka mempelajari
hal-hal baru, dan berusaha untuk mengembangkan diri. Berdasarkan refleksi terhadap trapesium usia dan roda
emosi, saya belajar bahwa sebagai seorang guru saya
Peristiwa bernuansa negatif juga pernah saya alami ketika harus menjadi guru "among" yang dekat dengan siswa,
menempuh pendidikan. Peristiwa yang membekas saat itu berusaha memfasilitasi, memberi ruang berkreasi, dan
adalah saat saya dituduh mencontek saat ulangan oleh salah memberi kepercayaan terkontrol agar siswa saya dapat
satu guru SMA saya. Meskipun sudah memberikan penjelasan, mengembangkan dirinya, dan tidak mengganggu
ada kesaksian teman, dan siap mengikuti ulangan dengan soal perkembangan psikososial mereka.
yang berbeda, namun guru tersebut tetap marah dan
mempermalukan saya di depan kelas. Akibat dari peristiwa ini Guru berperan penting dalam mengembangkan
adalah saya menjadi membenci pelajaran ini, sehingga nilai potensi yang dimiliki murid melalui pembelajaran yang
raport pada pelajaran tersebut jelek. Untungnya orang tua bermakna.
sangat mempercayai saya dan memberikan dukungan penuh.

Tugas 2. Nilai dan Peran Guru
Penggerak Menurut Saya

1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakan
murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

Nilai-nilai dalam diri saya yang akan membantu saya menggerakan murid, rekan guru dan komunitas
sekolah saya yaitu

Mandiri dan bertanggung jawab
Mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara mandiri dan bertanggung jawab serta tidak tergantung
pada orang lain

Kerjasama
Dapat bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di sekolah dengan seluruh warga sekolah, baik
itu siswa, rekan guru, kepala sekolah, orang tua, maupun komunitas sekolah.

Kolaboratif
Mau berkolaborasi untuk saling berbagi praktik baik dan pengalaman, membangun ide dan program
sekolah untuk perbaikan dan kemajuan sekolah.

Kreatif
Berusaha untuk menciptakan lingkungan dan rencana pembelajaran menyenangkan dan variatif yang
berpusat pada siswa.

Peran yang saya mainkan untuk

menggerakkan murid, rekan

guru dan komunitas sekolah

saya...

1.Motivator, memberikan semangat kepada
siswa untuk meraih apa yang dicita-
citakannya.

2. Fasititator, berusaha memfasilitasi kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa

3.Teladan dan inisiator, memberikan
keteladanan kepada siswa untuk
melaksanakan budaya positif

4.Kolaborator, bekerjasama dan saling berbagi
serta merefleksi praktik baik dalam upaya
menciptakan budaya dan program sekolah
yang lebih baik.

Penutup

Upaya
pengembangan
sekolah tak bisa
dilakukan sendiri,
dibutuhkan kerjasama

dari semua
komponen yang ada

disekolah.


Click to View FlipBook Version