The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Laela alghaf faria, 2023-05-01 22:47:09

MODUL SMP

MODUL SMP

VOLUME PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG MODUL Strategi dan Media Pembelajaran Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Jakarta 1503621059 Laela Alghaf Faria DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN


Volume Pekerjaan Konstruksi Gedung A. Jenis-Jenis Satuan pada Volume Pekerjaan Konstruksi Perhitungan volume pekerjaan konstruksi diperoleh dari volume/jumlah pekerjaannya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan dikeluarkan oleh pemerintah daerah (pemda) melalui kantor dinas teknisnya. Ada beberapa cara perhitungan volume setiap jenis pekerjaan yang dibedakan dari satuannnya. a. Satuan m3 Perhitungan volume yang mempunyai luas dan ketebalan/ penampang dan panjang menggunakan satuan m3, contohnya pasangan batu kali, kosen,dan kuda-kuda. b. Satuan m2 Perhitungan volume yang mempunyai luas dan ketebalan yang relatif tipis menggunakan m2 seperti pasangan lantai, plesteran, pengecetan, dan plafon. c. Satuan Meter Lari Perhitungan volume yang sifatnya dominan memanjang mengggunakan satuan meter lari, contohnya lisplang, lisplafon, instalasi pipa. d. Satuan Buah Perhitungan volume bahan-bahan satuan menggunakan satuan ukuran buah (bh), contohnya lampu, sakelar, stop kontak, kunci, engsel, dan keran air. e. Satuan Unit Perhitungan volume bahan dari komponen yang dirakit menjadi satu menggunakan satuan unit contohnya panel listrik dan sanitasi kloset. f. Satuan Ls (Lumpsum) Volume Is (lumpsum) dihitung dari kebutuhan biaya selama 1 bulan dikalikan dengan jumlah perkiraan bulan diselesaikannya pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, pekerjaan air kerja dan listrik kerja dihitung pembayaran air kerja dan listrik kerja selama 1 bulan dikalikan dengan berapa bulan pekerjaan itu diselesaikan. Contoh berikutnya: pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi harus diuraikan apa saja peralatan yang dipakai dan berapa besar biaya


masing-masing peralatan tersebut kemudian dijumlahkan nilainya secara keseluruhan. B. Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi Gedung 1. Pekerjaan Persiapan a. Pekerjaan Pembersihan Lahan Lahan yang akan dibangun dibersihkan dari sampah, kotoran dan sebagainya yang akan mengganggu jalannya pekerjaan. Volume pekerjaan pembersihan lahan dapat dihitung dengan menghitung luas area pekerjaan yang akan dibersihkan. Satuannya adalah m2 Panjang (p) = 7,50 m Lebar (l) = 10,00 m Volume (V) = p x l = 7,50 x 10,00 = 75,00 m2 b. Pekerjaan Papan Nama Proyek Volume pekerjaan papan nama proyek adalah jumlah penggunaan papan informasi yang berkaitan dengan proyek tersebut. Satuannya adalah buah.


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan : Volume (V) = 2,00 buah Gambar 8. Papan nama proyek c. Pekerjaan Bouwplank Bouwplank adalah sejenis pembatas yang digunakan untuk menentukan batas area kerja pada suatu proyek pembangunan khususnya untuk mengetahui letak pondasi. Jarak bouwplank adalah 1 meter dari ujung pondasi terluar. Volume bouwplank dapat dihitung dengan menghitung keliling peletakan bouwplank. Satuannya adalah m. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas) : Panjang (p) = 7,50 m Lebar (l) = 10,00 m Volume (V) = 2p + 2l = (2 x 7,50) + (2 x 10,00) = 35,00 m Gambar 9. Teknik pemasangan bouwplank 2. Pekerjaan Pondasi Batu Kali a. Pekerjaan Galian Pondasi Batu Kali Volume pekerjaan galian pondasi dapat dihitung dengan menghitung luas penampang galian pondasi dikali panjang galian pondasi. Satuannya adalah m3. Volume = Keliling/Panjang Bouwplank .… (m) Volume = Luas penampang x panjang galian …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas) : Gambar 10. Detail pondasi batu kali H V T H V Panjang Galian Pondasi : P 2,5 3,75 2,5 2,5 3,75 2,5 17,5 m P 7,25 1,25 3 3 4 18,5 m P P P 17,5 18,5 36 m Mencari lebar atas pondasi t 1,05 m perbandingan kemiringan = 1 : 5 1,05 x 0,21 m 5 lebar atas x = + + + + + = = + + + + = = + = + = = = = = 2 3 a x 0,21 1,00 0,21 1,42 m Penampang Galian Pondasi a 1,42 m b 1,00 m t 1,05 m a b 1,42 1,00 L t 1,05 1,2705 m 2 2 Volume (V) L p 1,2705 35 44,47 m + + = + + = = = = + + = = = = = = b. Pekerjaan Urugan Pasir Ketebalan urugan pasir biasanya antara 5 – 10 cm. Volume urugan pasir dapat dihitung dengan menghitung luas penampang urugan pasir x Panjang urugan pasir. Satuannya adalah m3. Volume = Luas penampang x panjang urugan …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 10 diatas): T 2 3 Panjang Urugan Pasir = Panjang Galian Pondasi : P 36 m Penampang Urugan Pasir l 1,00 m t 0,05 m L l t 1,00 0,05 0,05 m Volume (V) L p 0,05 36 1,80 m = = = = = = = = = c. Pekerjaan Anstamping Ketebalan anstamping (batu kosong) biasanya antara 10 – 20 cm. Volume anstamping dapat dihitung dengan menghitung luas penampang anstamping x Panjang anstamping. Satuannya adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 10 diatas): T 2 3 Panjang Anstamping = Panjang Galian Pondasi : P 36 m Penampang Anstamping l 1,00 m t 0,20 m L l t 1,00 0,20 0,20 m Volume (V) L p 0,20 36 7,20 m = = = = = = = = = d. Pekerjaan Pondasi Batu Kali Volume pekerjaan pondasi batu kali dapat dihitung dengan menghitung luas penampang pondasi batu kali dikali Panjang pondasi batu kali. Satuannya adalah m3. Volume = Luas penampang x panjang anstamping …. (m3) Volume = Luas penampang x panjang pondasi …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 10 diatas): T 2 3 Panjang Pondasi Batu Kali = Panjang Galian Pondasi : P 36 m Penampang Pondasi Batu Kali a 0,25 m b 0,80 m t 0,80 m a b 0,25 0,80 L t 0,80 0,42 m 2 2 Volume (V) L p 0,42 36 15,12 m = = = = + + = = = = = = e. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Volume urugan tanah Kembali dapat dihitung berdasarkan volume galian tanah yakni sepertiganya. Satuannya adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan hasil perhitungan pekerjaan galian tanah): 3 3 Volume Galian Tanah : V 44,4675 m Volume Urugan Tanah Kembali : 1 Volume (V) 44,4675 14,82 m 3 = = = Elevasi lantai ± 0,00 kecuali KM/WC dan Teras yakni -0,05 maka perlu ada urugan kembali untuk masing-masing ruangan. Perhatikan gambar 7. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas): 3 3 3 Volume p l t Teras 1,25 2,25 0,16 0,45 m Ruang Tidur 1 2,5 3 0,21 1,575 m KM/ WC 1,50 1,25 0,16 0,3 m = = = = = = = Volume = 1/3 x Volume galian pondasi …. (m3) Volume = Luas x Tebal urugan …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung 3 3 3 3 Depan KM/ WC 1,00 1,25 0,21 0,2625 m Ruang Tamu Dapur 3,75 4 0,21 3,15 m Ruang Tidur 2 2,5 3 0,21 1,575 m Volume (V) 7,3125 m = = + = = = = = 3. Pekerjaan Pondasi Setempat a. Pekerjaan Galian Pondasi Setempat Volume pekerjaan galian pondasi setempat dapat dihitung dengan menghitung luas penampang galian pondasi dikali panjang galian pondasi. Satuannya adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas): Gambar 11. Detail Pondasi Setempat Untuk 1 buah Pondasi Setempat Panjang Galian Pondasi : P 1,00 m = Lebar atas pondasi: t 2,00 1,34 0,66 m perbandingan kemiringan = 1 : 5 = − = 0,66 x 0,132 m 5 lebar atas x a x 0,132 1,00 0,132 1,264 m = = = + + = + + = Penampang Galian Pondasi a 1,26 m b 1,00 m = = Volume = Luas penampang x panjang galian …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung 2 3 t 0,66 m a b 1,26 1,00 L t 0,66 0,75 m 2 2 Volume (V) L p 0,75 35 26,25 m = + + = = = = = = b. Pekerjaan Pembesian Volume pekerjaan pembesian adalah banyaknya tulangan besi yang digunakan. Satuannya adalah kg. Ada bagian telapak dan tiang. Gambar 12. Standar panjang ukuran dalam pembesian pondasi setempat Gambar 13. Kait standar untuk bengkokan Volume = panjang besi x berat besi …. (kg)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Gambar 14. Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat Tabel 3. Berat besi dalam berbagai ukuran Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 11 diatas): Tul pokok 13 Tul Sengkang 10 Gambar 15. Detail pembesian pada pondasi setempat ( ) Tiang Kolom ( 13) : t 2,00 0,29 1,71 m l 40d 40 0,013 0,52 m n 8 buah V 1,71 0,52 8 17,84 m 12,5 V 17,84 18,58 kg 12 = − = = = = = = + = = =


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Telapak Kolom ( 13) : p 1,00 m l 1,00 m n 13 11 24 buah = = = + = ( ) ( ) V 1,00 1,00 24 24,00 m 12,5 V 24 25 kg 12 Sengkang Kolom ( 10) : p 0,06 0,15 0,30 0,15 0,30 0,06 1,02 m 1,7 0,29 n 1 8,05 8 buah 0,2 V 1,02 8 8,16 m 7,4 V 8,16 5,03 kg 12 = = = = = + + + + + = − = + = = = = = Volume ( 13) 18,58 25 43,58 kg Volume ( 10) 5,03 kg = + = = c. Pekerjaan Bekisting Volume pekerjaan bekisting adalah banyaknya bekisting yang digunakan. Satuannya adalah m2. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 11 diatas): ( ) ( ) ( ) 2 Bekisting Telapak : V 0,2 1 4 0,425 1 2 0,35 1 2 2,35 m = + + = ( ( ) ) ( ( ) ) 2 Bekisting Tiang : V 0,15 1,70 0,29 2 0,30 1,70 0,29 2 1,27 m = − + − = 3 Volume Total (V ) 2,35 1,27 3,62 m T = + = d. Pekerjaan Beton Pondasi Setempat Volume pekerjaan beton pondasi adalah banyaknya beton yang digunakan. Satuannya adalah m3. Volume = luas penampang bekisting …. (m2) Volume = luas penampang x panjang/tingg beton …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 dan Gambar 11 diatas): ( ) 3 3 3 T Beton Telapak : V 0,2 1 1 0,2 m Beton Tiang : V 0,15 0,30 1,70 0,29 0,06 m Volume Total (V ) 0,2 0,06 0,26 m = = = − = = + = 4. Pekerjaan Beton a. Pekerjaan Sloof 15/20 Pekerjaan sloof ini bisa digunakan di atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung (bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar/tinggi sloof beton bertulang adalah > 15/20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang. Satuan untuk pekerjaan sloof adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas): Pembesian Tul. Pokok 4 13 Tul. Sengkang 8 - 200 Panjang sloof = 36 m 12,5 Berat 13 = 1,04 kg /m 12 4,74 Berat 8 = 0,40 kg /m 12 V Tul. Pokok 36 4 1,04 149,76 kg = = = = Volume Pembesian = panjang besi x berat besi …. (kg) Volume Bekisting = luas penampang bekisting …. (m2) Volume Beton = luas penampang x panjang/tingg beton …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Panjang Sengkang 0,15 2 0,20 2 0,05 2 0,80 m 36 Jumlah Sengkang 1 181 buah 0,2 V Tul. Sengkang 0,80 181 0,40 57,92 kg = + + = = + = = = 2 Bekisting Dimensi Sloof 15/20 V 0,20 36 2 14,40 m = = 3 Beton Dimensi Sloof 15/20 V 0,15 0,20 36 1,08 m = = b. Pekerjaan Kolom 15/15 Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adapun yang dimaksud kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang biasanya terbuat dari beton yang bertulang besi. Sementara menurut Sudarmoko (1996), kolom merupakan suatu struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai dan runtuhnya bangunan secara total. Struktur dalam kolom terbuat dari besi dan beton. Kedua bahan ini memiliki sifat gabungan yang cukup baik di mana besi merupakan material yang tahan terhadap tarikan, sedangkan beton merupakan material yang tahan tekanan. Satuan yang digunakan dalam pekerjaan kolom adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas): Pembesian Tul. Pokok 4 13 Tul. Sengkang 8 - 200 Tinggi Kolom = 3,5 m Jumlah Kolom = 14 buah Volume Pembesian = panjang besi x berat besi …. (kg) Volume Bekisting = luas penampang bekisting …. (m2) Volume Beton = luas penampang x panjang/tingg beton …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung 12,5 Berat 13 = 1,04 kg /m 12 4,74 Berat 8 = 0,40 kg /m 12 V Tul. Pokok 3,5 4 14 1,04 203,84 kg = = = = PanjangSengkang 0,15 4 0,05 2 0,70 m 3,5 Jumlah Sengkang 1 19 buah 0,2 V Tul. Sengkang 0,70 19 14 0,40 74,48 kg = + = = + = = = 2 Bekisting Dimensi Kolom 15/15 V 0,15 4 3,5 14 29,40 m = = 3 Beton Dimensi Kolom 15/15 V 0,15 0,15 3,5 14 1,10 m = = c. Pekerjaan Balok 15/20 Pekerjaan Balok Balok (Beam), merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransmisikan beban dari pelat menuju kolom. Pada umumnya, balok dicor secara monolit dengan kolom dan pelat lantai. Lalu balok juga memiliki karakteristik penulangan pada satu sisi saja, Khususnya untuk tahanan terhadap lentur. Satuan yang digunakan dalam pekerjaan balok adalah m3. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 7 diatas): Pembesian Tul. Pokok 4 13 Tul. Sengkang 8 - 200 Panjang Ringbalk = 36 m Volume Pembesian = panjang besi x berat besi …. (kg) Volume Bekisting = luas penampang bekisting …. (m2) Volume Beton = luas penampang x panjang/tingg beton …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung 12,5 Berat 13 = 1,04 kg /m 12 4,74 Berat 8 = 0,40 kg /m 12 V Tul. Pokok 36 4 1,04 149,76 kg = = = = Panjang Sengkang 0,15 2 0,20 2 0,05 2 0,80 m 36 Jumlah Sengkang 1 181 buah 0,2 V Tul. Sengkang 0,80 181 0,40 57,92 kg = + + = = + = = = 2 Bekisting Dimensi Ringbalk 15/20 V 0,20 36 2 14,40 m = = 3 Beton Dimensi Ringbalk 15/20 V 0,15 0,20 36 1,08 m = = d. Pekerjaan Plat Lantai Plat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di atas tanah secara langsung. Artinya plat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat, dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom bangunan. Satuan yang digunakan dalam pekerjaan plat lantai adalah m3. Volume Pembesian = panjang besi x berat besi …. (kg) Volume Bekisting = luas penampang bekisting …. (m2) Volume Beton = luas penampang x panjang/tingg beton …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan : Gambar 16. Denah rencana plat Tabel 4. Tipe plat dan penulangan plat Pembesian 3 m x 3 m Tul. Pokok 10 -150 3,00 Jumlah Tulangan = 1 21 buah 0,15 7,4 Berat 10 = 0,62 kg /m 12 V Tul. Pokok 3 21 4 0,62 156,24 kg → + = = = = ( ) ( ) 2 Bekisting V 3,00 3,00 3 0,12 4 10,44 m = + =3 Beton V 3,00 3,00 0,12 1,08 m = = 5. Pekerjaan Dinding a. Pekerjaan Dinding Bata Merah Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan dan membentuk ruangan.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyajikan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, melindungi bagian dalam bangunan dari paparan sinar matahari,hujan,maupun binatang dan


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dinding partisi, dinding pembatas, dinding penahan dan masih banyak lagi. Satuan yang digunakan untuk pekerjaan dinding adalah m2. Contoh perhitungan : Gambar 17. Denah rumah jaga Panjang dinding = 5 + 5 + 5 + 5 = 20,00 m Tinggi dinding = 4,00 m Volume dinding utuh = 20,00 x 4,00 = 80,00 m2 Volume pintu = 0,90 x 2,00 = 1,80 m2 Volume jendela = 0,80 x 0,60 x 2 = 0,96 m2 Volume dinding = 80,00 – 1,80 – 0,96 = 77,24 m2 b. Pekerjaan Plesteran Bahan plesteran harus bersih, tidak boleh tercampur dengan kotoran-kotoran atau bahan lain yang dapat mengurangi kerekatan. Semua bidang yang akan diplester harus dibersihkan dari kotoran yang melekat dan disiram dengan air. Sebelumnya dibuat kepala plesteran (klabangan) dengan tebal yang sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinishing, penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis. Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertical selebar ± 15 cm dengan jarak antara paling besar 1.00 cm satu sama lain, jalur kepala ini harus benar-benar vertical dan datar. Jalur kepala ini merupakan patokan/pedoman untuk plesteran selanjutnya. Volume pekerjaan plesteran dihitung 2x dari pekerjaan dindingnya. Satuan dari pekerjaan plesteran adalah m2. Volume = panjang dinding x tinggi dinding …. (m2)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 16) : Volume plesteran = 77,24 x 2 = 154,48 m2 c. Pekerjaan Acian Pekerjaan acian adalah finishing setelah melaksanakan pekerjaan plesteran. Volume pekerjaan acian sama dengan volume pekerjaan plesteran. Satuan yang digunakan adalah m2. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 16) : Volume acian = 154,48 m2 d. Pekerjaan Bata Hias Pekerjaan bata hias adalah salah satu jenis finishing dinding berupa pemasangan bata hias. Volume pekerjaan dapat dihitung dengan menghitung luasan yang akan dipasang bata hias. Satuan yang digunakan adalah m2. Gambar 18. Contoh Penempatan Dinding Bata Hias Volume = volume dinding x 2 (sisi kiri dan kanan) …. (m2) Volume = volume plesteran …. (m2) Volume = lebar dinding bata hias x tinggi …. (m2)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung e. Pekerjaan Plesteran Ciprat Pekerjaan plesteran ciprat adalah salah satu jenis finishing dinding berupa adukan yang biasa digunakan pada pekerjaan plesteran namun tidak diratakan. Pemasangannya dengan cara dicipratkan sehingga muncul bercak-bercak adukan di bagian dinding. Volume pekerjaan dapat dihitung dengan menghitung luasan yang akan dipasang plesteran ciprat. Satuan yang digunakan adalah m2. Gambar 19. Contoh Penempatan Plesteran Ciprat 6. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela a. Pekerjaan Kusen Kusen adalah salah satu komponen bangunan berupa kerangka berbahan kayu, plastik, atau aluminium. Fungsinya yaitu sebagai tempat peletakan daun jendela ataupun pintu, kaca, serta teralis. Selain itu, bisa juga digunakan untuk pemisah antar ruangan dan menyekat dinding. Standar ukuran kusen juga bermacam-macam tergantung desainnya. Bentuknya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari pintu satu atau dua daun, jendela kaca, hingga jenis geser. Cara menghitung pekerjaan kusen dengan menentukan dimensi kusen serta panjang kusen yang digunakan. Satuan yang digunakan adalah m3. Volume = lebar plesteran ciprat x tinggi …. (m2)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan : Panjang kusen (p) = 0,90 m Tinggi kusen (t) = 2 x 2,05 m Total = 5,00 m Dimensi kusen = 0,05 x 0,10 m Volume = 0,05 x 0,10 x 5,00 = 0,025 m3 Gambar 20. Kusen dan ukurannya b. Pekerjaan Daun Pintu Daun pintu adalah bagian dari pintu yang dapat dibuka tutup. Cara menghitung pekerjaan daun pintu dengan menentukan tebal pintu serta ukuran pintu yakni lebar dan tinggi daun pintu. Satuan yang digunakan adalah m2. Contoh perhitungan : lebar daun pintu (l) = 0,80 m Tinggi daun pintu (t) = 2,00 m Tebal daun pintu (tb) = 0,04 m Volume = 0,80 x 2,00 x 0,04 = 0,064 m3 Gambar 21. Daun pintu dan ukurannya Volume = dimensi kusen x panjang/tinggi kusen …. (m3) Volume = labar x tinggi x tebal daun pintu …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung c. Pekerjaan Bingkai Jendela Jendela adalah bukaan pada bagian dinding yang digunakan sebagai tempat masuknya cahaya dan udara, serta diberikan penutup yang bisa digerakkan. Agar bagian jendela ini dapat dibuka dan ditutup, maka perlu dipasang bingkai jendela. Cara menghitung pekerjaan bingkai jendela dengan menentukan dimensi bingkai dan panjang bingkai yang digunakan. Satuan yang digunakan adalah m3. Contoh perhitungan : Gambar 22. Bingkai jendela dan ukurannya Tebal bingkai (tb) = 0,05 m Lebar bingkau (l) = 0,10 m Panjang bingkai (p) = 2 x 0,90 m Tinggi bingkai (t) = 2 x 1,80 m Volume = ((2 x 0,90) + (2 x 1,80) x 0,10 x 0,05 = 0,027 m3 d. Pekerjaan Kaca Jendela Kaca Jendela merupakan elemen yang esensial dalam sebuah bangunan, baik komersial maupun residensial. Kita membutuhkan sinar dan pencahayaan yang baik sebagai sumber natural lighting di dalam suatu bangunan. Cara menghitung Volume = dimensi bingkai x panjang/tinggi bingkai …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung pekerjaan kaca jendela dengan menentukan luasan dari kaca. Baik lebar atau tinggi kaca perlu ditambahkan 1 cm jika bagian kaca masuk kedalam bingkai jendela. Satuan yang digunakan adalah m2. Contoh perhitungan (Perhatikan Gambar 21 diatas) : Lebar kaca (l) = 0,72 m Tinggi kaca (t) = 1,62 m Volume = 0,72 x 1,62 = 1,1664 m2 7. Pekerjaan Atap Atap adalah bagian penutup atas suatu bangunan yang melindungi area dalam bangunan dari cuaca atau benda lain yang menganggu. Bagian-bagian atap terdiri dari kuda-kuda, kaso, reng, lisplang dan penutup atap itu sendiri seperti genting. a. Pekerjaan Kuda-Kuda Kuda-kuda adalah bagian atap yang berfungsi sebagai penopang dari rangka atap. Biasanya, kuda-kuda terbuat dari balok kayu. Kunci dalam menghitung volume kuda-kuda adalah dengan menjumlahkan setiap panjang balok kayu kemudian dikalikan dengan luas penampang balok (dimensi balok). Satuan yang digunakan adalah m3. Contoh perhitungan : Gambar 23. Kuda-kuda dan ukurannya Panjang balok tarik = 6,00 m Panjang kaki kuda-kuda= 2 x 3,50 m Tinggi tiang gantung = 2 x 0,90 m Balok sokong = 2 x 1,75 m Volume = luas kaca …. (m2) Volume = dimensi balok x panjang balok kuda-kuda …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Balok gapit = 2 x 3,00 m Total panjang balok = 24,3 m Dimensi balok = 0,08 x 0,12 m Volume = 0,08 x 0,12 x 24,3 = 0,23328 m3 b. Pekerjaan Balok Tembok Balok tembok adalah elemen penting yang ada dalam tiap rumah atau bangunan. Balok tembok memiliki banyak fungsi yang harus diketahui. Dalam pemasangannya, balok tembok juga harus tepat agar mendapat kuda-kuda yang kuat, aman, dan sesuai keinginan. Balok tembok letaknya berada dibagian atas dinding dan berfungsi untuk meletakan balok kasau serta menahan beban reng dan penutup atap maupun beberapa elemen yang lain. Balok tembok juga merupakan gording yang yang terletak diatas dinding (tembok) luar. Balok ini berfungsi sebagai landasan pemasangan kaso dan sebagai pengikat kaki kuda-kuda agar berada pada posisi yang tepat. Contoh perhitungan : Gambar 24. Balok tembok Jika diketahui panjang balok tembok adalah 12 m Jumlah balok tembok = 2,00 buah Dimensi balok = 0,08 x 0,12 m Volume = 0,08 x 0,12 x 12 x 2 = 0,2304 m3 Volume = dimensi balok x panjang balok tembok …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung c. Pekerjaan Gording Gording yaitu balok kayu yang terletak pada bagian atas dari kuda-kuda. Fungsi gording sebagai penyangga komponen atap lain serta menghubungkannya dengan kuda-kuda. Gording dibutuhkan apabila panjang kaki kuda-kuda lebih dari 1,75 m. Jarak antar gording maksimum adalah 1,75 m. Contoh perhitungan : Gambar 25. Balok gording Jika diketahui panjang balok gording adalah 12 m Jumlah balok gording = 4,00 buah Dimensi balok = 0,08 x 0,12 m Volume = 0,08 x 0,12 x 12 x 4 = 0,4608 m3 d. Pekerjaan Balok Bubungan/Balok Nok Balok bubungan atau balok nok adalah balok kayu yang diletakkan di bagian puncak struktur kuda-kuda untuk menyatukan dan meratakan beban dari penutup atap rumah. Contoh perhitungan : Jika diketahui panjang balok bubungan adalah 12 m Jumlah balok gording = 1,00 buah Dimensi balok = 0,08 x 0,12 m Volume = 0,08 x 0,12 x 12 x 1 = 0,1152 m3 Volume = dimensi balok x panjang balok gording …. (m3) Volume = dimensi balok x panjang balok bubungan …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Gambar 26. Balok bubungan e. Pekerjaan Papan Ruiter Papan ruiter adalah salah satu bagian dari konstruksi yang letaknya ada di balok bubungan. Fungsinya yaitu untuk menempatkan genteng. Ukuran papan ruiter biasanya 2/20 cm. Contoh perhitungan : Gambar 27. Papan Ruiter Jika diketahui panjang papan ruiter adalah 12 m Dimensi papan ruiter = 0,02 x 0,20 m Volume = 0,02 x 0,20 x 12 = 0,048 m3 f. Pekerjaan Kaso Kaso adalah sebuah balok yang dipasang secara melintang pada bagian atas dari sebuah gording pada konstruksi atap.Ukuran kaso biasanya adalah 5/7 cm. Kaso dipasang dengan jarak 50 cm. Volume = dimensi papan x panjang papan ruiter …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Contoh perhitungan : Gambar 28. Kaso Jika diketahui panjang bubungan adalah 12 m dan panjang kaso adalah 5,25 m. Dimensi kaso = 0,05 x 0,07 m Jumlah kaso = 12,00 1 25 0,50 + = buah Volume = 0,05 x 0,07 x 5,25 x 25 = 0,459 m3 g. Pekerjaan Reng Reng yaitu sebuah kayu melintang yang berfungsi sebagai pengait dan menahan penutup atap yang akan digunakan, seperti genteng dan yang lainnya. Ukuran reng biasanya 2/3 cm. Contoh perhitungan : Jika diketahui panjang reng adalah 12 m dan panjang kaso adalah 5,25 m. Dimensi reng = 0,02 x 0,03 m Jumlah reng = 5,25 1 22 0,25 + = buah Volume = 0,02 x 0,03 x 12 x 22 = 0,1584 m3 Volume = dimensi kaso x panjang kaso x jumlah kaso …. (m3) Volume = dimensi reng x panjang reng x jumlah reng …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Gambar 29. Reng h. Pekerjaan Lisplang Lisplang adalah bilah papan yang dipasang di pinggir atap untuk mempercantik bangunan dan menyembunyikan struktur atap. Lisplang adalah bahan yang sering digunakan pada rumah dengan atap segitiga yang umumnya berada di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Sebab, di daerah tropis curah hujannya cukup tinggi sehingga air bisa saja terjatuh tak sempurna ke tanah, tapi justru merembes melalui atap. Oleh karenanya, dibuatlah lisplang agar air hujan tidak mengenai struktur usuk dan reng atap rumah. Contoh perhitungan : Gambar 30. Lisplang Volume = dimensi liplang x panjang lisplang …. (m3)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Jika diketahui panjang reng adalah 12 m. Dimensi lisplang = 0,02 x 0,20 m Volume = 0,02 x 0,20 x 12 = 0,048 m3 i. Pekerjaan Penutup Atap Penutup atap memiliki fungsi untuk mencegah agar air hujan dan sengatan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah. Untuk mengetahui volume atap sangat mudah. Kita hanya perlu mengetahui panjang sisi miring atap dan lebarnya. Satuan yang digunakan dalam menghitung penutup atap berupa luas atap yakni m2. Contoh perhitungan : Gambar 31. Penutup atap Dengan menggunakan rumus phitagoras, dimana a = 3,60 m dan t = 2,50 m, maka panjang sisi miringnya adalah Panjang (p) = (3,602 x 2,502) 1/2 = 4,38 m Lebar (l) = 6,61 m Volume (V) = 4,38 x 6,61 = 28,9518 m2 8. Pekerjaan Plafond Area plafon merupakan salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah bangunan. Selain berfungsi sebagai pembatas antara ruangan di bawah dengan area atap, plafon juga berperan sebagai faktor keamanan, kenyamanan serta keindahan sebuah hunian. Volume = panjang sisi miring atap x lebar atap …. (m2) Lebar Panjang a t


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung a. Pekerjaan Rangka Plafond Hingga saat ini sudah tersedia cukup banyak jenis material rangka plafon di pasaran, salah satunya yaitu rangka plafon kayu. Biasanya, material kayu sebagai rangka plafon kerap diaplikasikan pada rumah-rumah dengan konsep minimalis sederhana sampai rumah bergaya klasik. Umumnya, kebanyakan para kontraktor atau tukang bangunan menggunakan kayu berukuran 4/6 atau 5/7 sebagai rangka plafon. Volume rangka plafond dapat dihitung dengan menghitung luas daerah yang akan dipasang rangka plafond. Misal sebuah ruangan berukuran 4 x 6 m, maka luas rangka plafond adalah 24 m2. Satuan yang digunakan pada rangka plafond adalah m2. b. Pekerjaan Penutup Plafond Banyak material yang dapat digunakan sebagai penutup plafond seperti GRC board, eternit, triplek, asbes dan masih banyak lagi. Volume penutup plafond sama dengan volume dari rangka plafond itu sendiri. Satuan yang digunakan adalah m2. c. Pekerjaan List Plafond Cara menghitung volume list plafon yakni dengan menghitung panjang list plafond yang akan dipasang. Misal jika terdapat ruangan berukuran 4 x 6 meter, maka panjang list plafond sama dengan keliling dari ruangan itu yakni (2 x 4) + (2 x 6) = 20 m. Satuan yang digunakan adalah m panjang atau m lari (m1). 9. Pekerjaan Lantai Cara menghitung volume lantai adalah dengan menghitung luas lantai yang akan dipasang penutup lantai. Misal jika terdapat ruangan berukuran 4 x 6 meter, maka volumenya adalah luas dari ruangan itu yakni 4 x 6 = 24 m2. Satuan yang digunakan adalah m2. Volume = luas rangka plafond …. (m2) Volume = volume rangka plafond …. (m2) Volume = panjang list plafond yang terpasang (keliling)…. (m2) Volume = luas penutup lantai …. (m2)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung 10. Pekerjaan Instalasi Air dan Sanitasi Perhitungan instalasi air biasanya berupa penjumlahan panjang total pipa dengan spesifikasi yang sama, jumlah kran air, dan perlengkapan lainnya yang mendukung instalasi plumbing. Perhitungan volume sanitasi biasanya hitungan per unit atau buah dari alat-alat saniter sepertinya adanya wastafel, kloset, bathtub, septictank dan lain sebagainya . 11. Pekerjaan Instalasi Listrik Perhitungan volume instalasi listrik biasanya berupa penjumlahan titik lampu dengan watt yang sama, penjumlahan kebutuhan kabel untuk keseluruhan dan alat-alat listrik yang ada pada gambar denah instalasi listrik. 12. Pekerjaan Pengecatan Volume pekerjaan pengecatan dapat dihitung dengan menghitung luas area yang akan dilakukan pengecatan. Satuan yang digunakan adalah m2. 3. Daftar Pustaka Dwi Lestari, Aprilia. 2019. Estimasi Biaya Konstruksi Kelas XI. Surakarta: Mediatama. Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi. Ibrahim, Bachtiar. 2001. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Volume pipa = panjang pipa …. (m) Volume Kloset = jumlah kloset …. (buah) Volume kran = jumlah kran …. (buah) Volume kabel = panjang kabel …. (m) Volume lampu = jumlah lampu …. (buah) Volume saklar = jumlah skalar …. (buah) Volume = luas area yang di cat …. (m2)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK PU Negeri Bandung Irawan, Yanto, dkk. 2012. Panduan Praktis Menghitung Biaya Membangun Rumah. Jakarta: Kawan Pustaka. Massaadah, Emma. 2008. Laporan Kerja Praktik Industri. Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung. Renggo SW. Menghitung Biaya Membuat Rumah. Jakarta: Griya Kreasi. Soedrajat. 1984. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova. Susanta, Gatut. 2011. Cara Cepat Menghitung Biaya Membangun Rumah. Jakarta: Griya Kreasi. Tamrin, AG. 2008. Buku Sekolah Elektronik “Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 1”. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Zainal AZ. 2002. Menghitung Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: PT. Gramedia.


Click to View FlipBook Version