The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelompok 4 (Hasanul Bishrie) L.K 1 .2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Dengan kajian literatur dan daftar pustaka)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hbishrie, 2022-08-11 11:18:24

Kelompok 4 (Hasanul Bishrie) L.K 1 .2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Dengan kajian literatur dan daftar pustaka)

Kelompok 4 (Hasanul Bishrie) L.K 1 .2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Dengan kajian literatur dan daftar pustaka)

Nama : HASANUL BISHRIE, S.Pd
No. UKG : 201699533560

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No. Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
diidentifikasi masalah penyebab masalah

1 Peserta didik memiliki minat Setelah dianalisis lebih

belajar yang rendah 1. Aktifitas Peserta didik masih lanjut diperoleh:

sedikit pada saat kegiatan

pembelajaran 1. Pembelajaran di dalam

2. Pembelajaran didalam kelas kelas masih berpusat

masih monoton. pada guru

2. Guru belum merancang

Sumber Kajian Literatur pembelajaran yang aktif

1. Menurut Yohanes Eka dan menyenangkan.

Puspawan dan Tritjahjo

danny Soesilo (2019)

Permasalahan belajar yang

dialami siswa disekolah salah

satunya kurangnya minat

belajar siswa.

2. Menurut Slameto (2010:57)

Minat belajar berhubungan

dengan perasaan suka atau

tidak suka, senang atau tidak

senang, tertarik atau tidak

tertarik.

3. Menurut Elizabeth Hurlock

(dalam Susanto, 2003)

menyebutkan ada tujuh ciri

minat belajar sebagai berikut:

Minat tumbuh bersamaan

dengan perkembangan fisik

dan mental, Minat tergantung

pada kegiatan belajar.,

Perkembangan minat

mungkin terbatas, Minat

tergantung pada kesempatan

belajar, Minat dipengaruhi

oleh budaya, Minat berbobot

emosional, Minat berbobot

egoisentris, artinya jika

seseorang senang terhadap

sesuatu, maka akan timbul

hasrat untuk memilikinya.

2 Peserta didik belum memiliki 1. Rendahnya kesadaran peserta Setelah dianalisis lebih

minat leterasi membaca yang didik akan pentingnya lanjut diperoleh:

tinggi membaca 1. Kurangnya motivasi

2. Sarana pendukung literasi dari guru maupun

masih kurang orang tua

3. minimnya aktivitas membaca 2. Buku-buku yang

siswa tersedia kurang

menarik minat peserta

Sumber Kajian Literatur didik
1. Menurut Putra (2008:131)
3. Tidak adanya waktu
Pada tingkat pedidikan
dasar, kebiasaan membaca khusus yang
anak-anak masih rendah.
2. Menurut Prasetyono diberikan untuk
(2008:21) Rendahnya Minat
Membaca pada anak kegiatan membaca
disebabkan oleh beberapa
hal, seperti judul dan isi disekolah
buku yang kurang menarik,
harga buku mahal, sehingga
bagi mereka yang
berpenghasilan pas-pasan
tidak mampu membeli buku
untuk memenuhi kebutuhan
membaca.

3 Kemampuan dasar matematis 1. Kurangnya Minat Peserta Setelah dianalisis lebih

peserta didik masih rendah didik lanjut diperoleh:

2. Rendahnya pemahaman 1. Matematika dianggap

konsep matematika peserta pelajaran paling sulit

didik 2. Guru kurang

3. Guru masih menggunakan menguasai materi

metode konvensional dengan baik

3. Pembelajaran di kelas

Sumber Kajian Literatur masih belum

1. Menurut Dony Koesoema melibatkan kaeaktifan

(2020) Rendahnya peserta didik

kemampuan matematika ini 4. Kurangnya media

disebabkan oleh banyak faktor pembelajaran

yaitu kemampuan guru,

sistem kurikulum, dan

dukungan orang tua serta

masyarakat

2. Menurut Abdurrahman

(2012:20) Yang menjadi faktor

penyebab rendahnya atau

kurangnya pemahaman

peserta didik terhadap konsep

matematika, salah satu

diantaranya adalah metode

pembelajaran yang digunakan

oleh pengajar, misalnya dalam

pembelajaran yang

beoreientasi pada pendekatan

tradisional yang menempatkan

peserta didik dalam proses

belajar mengajar sebagai

pendengar. Faktor lain yang

menyebabkan rendahnya hasil
belajar matematika siswa

4 Hubungan guru dan orang tua 1. Orang tua jarang dilibatkan Setelah dianalisis lebih

peserta didik terkait pada kepentingan sekolah lanjut diperoleh:

pembelajaran masih kurang (rapat atau kemajuan sekolah) 1. Orang tua Sibuk

2. Komunikasi yang dibangun berkerja

antar guru dan orang tua 2. Belum adanya agenda

murid masih belum berjalan pertemuan antara

baik orang tua dan sekolah

3. Belum adanya inisiatif

Sumber Kajian Literatur untuk menjalin

1. Menurut Nur (2015: 22-23) komunikasi secara

Peran orang tua dalam rutin dengan orang tua

pendidikan adalah sebagai siswa

pendidik, pendorong,

fasilitator, dan pembimbing.

2. Menurut Ihat Hatimah

(2016:296) dalam jurnal

pendidikan, kolaborasi antara

orang tua dan guru memiliki

dampak signifikan pada anak-

anak. Dampaknya adalah

dapat memberikan kontibusi

positif terhadap kinerja

sekolah, sikap dan prilaku

anak-anak, meningkatkan

frekuinsi kehadiran anak2,

meningkatkan waktu yang

dihabiskan anak-anak dengan

orang tua, mengurangi

masalah displin pada anak-

anak.

5 Guru Belum mengoptimalkan 1. Pemahaman dan penguasaan Setelah dianalisis lebih

model pembelajaran inovatif tentang model pembelajaran lanjut diperoleh:

sesuai dengan karakteristik inovatif masih kurang 1. Guru kurang inisiatif

materi 2. Kurangnya pelatihan

Sumber Kajian Literatur Guru tentang model

1. Menurut Ngalimun (2014), pembelajaran inovatif

Dalam prakteknya, seirang 3. Guru tidak memiliki

guru harus ingat bahwa tidak waktu yang cukup

ada model yang paling cepat untuk merancang

untuk segala situasi dan pembelajaran yang

kondisi. Oleh karena itu, inovatif

dalam memilih model 4. Fasilitas media

pembelajaran yang tepat /pembelajaran kurang

haruslah meperhatikan memadai

kondisi siswa, sifat materi

bahan ajar, fasilitas media

yang tersedia.

2. Menurut Isjoni (2013), model

pembelajaran menurut Joice &

Weil adalah suatu pola atau

rencana yang direncanakan

sedemikan rupa dan

digunakan menyusun

kurikulum, mengatur materi

pelajaran,dan memberi

petunjuk dikelasnya. Dalam

penerapan model

pembelajaran ini harus sesuai

dengan kebutuhan siswa.

6 Pembelajaran dikelas masih 1. Siswa belum terbiasa Setelah dianalisis lebih

belum berbasis HOTS mengerjakan soal-soal HOTS lanjut diperoleh:

2. Guru belum memahami secara 1. Siswa kesulitan

utuh apa itu HOTS menyelesaikan soal-

soal HOTS

Sumber Kajian Literatur 2. Pengetahuan Guru

1. Menurut Widodo dan tentang Pembelajaran

Srikadarwati (2013) HOTS berbasis HOTS masih

dalam pembelajaran dapat minim

meningkatkan hal positif 3. Minimnya pelatihan

seperti keberanian guru dalam

menghadapi soal sulit, merancang

terbentuknya kerjasama pembelajaran berbasis

antar siswa yang baik,adanya HOTS pembelajaran

interaksi siswa dengan siswa berbasis HOTS

maupun siswa dengan guru

yang lebih tinggi, aktivitas

belajar yang lebih baik, serta

karakter siswa yang baik

dalam hal disilpin,

ketekunan, tanggung jawab,

teliti dan sikap terbuka.

2. Menurut Budsankom, et all

(2015) menjelaskan

pembelajaran HOTS akan

berjalan dengan efektif

dipegaruhi oleh beberapa

faktor yaitu lingkungan

kelas, karakter keluarga,

karakter psikologi peserta

didik dan kecerdasan

seseorang.

7 Guru masih belum 1. Pemahaman guru terhadap Setelah dianalisis lebih

mengoptimalkan pemanfaatan penerapan TIK di dalam lanjut diperoleh:

teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran masih terbatas.

pembelajaran 1. Kurangnya pelatihan

TIK yang didapat guru

Sumber Kajian Literatur 2. Ketersediaan fasilitas

1. Menurut Yaniawati (2007), TIK yang belum

Salah satu model memadai

pembelajaran yang dapat 3. Guru kurangnya

meningkatkan motivasi inisiatif meningkatkan

belajar anak dengan kemampuan TIK

memanfaatkan teknologi mandiri

adalah e-learning

(pembelajaran elektronik).

Mengingat e-learning

merupakan model

pembelajaran yang relatif

baru di Indonesia sehingga

belum banyak masyarakat

kependidikan yang

menerapkannya selain

memang membutuhkan

dukungan infrastruktur yang

relatif masih mahal.

2. Menurut Yusufhadi Miarso

(2004), Penggunaan atau

pemanfaatan teknologi dalam

proses pendidikan dan

pembelajaran merupakan

salah satu faktor pendukung

terwujudnya proses

pembelajaran yang

berkualitas dalam upaya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012).Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipt

A., Doni Koesoema. 2020. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.
Jakarta: Grasindo

Budsankom P, Sawangboon, T, Damrongpanit, S and Chuensirimongkol, J. (2015),
Factors affecting higher order thinking skills of students: A meta-analytic
structural equation modeling study, Educational Research and Reviews. Vol.
10(19).

Hatimah, I. (2016). Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan Di Sekolah dalam Perspektif
Kemitraan. PEDAGOGIA, 14(2).

Hurlock, Elizabeth. 2003. Psikologi Perkembangan. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga

Isjoni. 2013. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok.
Bandung: Alfabeta.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Nur Aisyatinnaba., 2015. Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa (Online),
http://lib.unnes.ac.id/21156/1/1301410060-s.pdf (diakses tanggal 22 Juli 2022)

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Prasetyono, D.S. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini.
Yogyakarta: Think Yogyakarta.

Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: Indeks.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Widodo, W. & Srikadarwati, S. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukkan Karakter
Siswa. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (Online),
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1269/pdf (diakses tanggal 22
Juli 2022)

Yohanes Eka Puspawan dan Tritjahjo Danny Soesilo. (2019). Peningkatan Minat Belajar
Siswa Kelas IX melalui Layanan Bimbingan Kelompok Di SMP Kristen 1
Salatiga. Jurnal Mimbar Ilmu, (Online),
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/article/view/17455/10486 (diakses
tanggal 22 Juli 2022)


Click to View FlipBook Version