The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini merupakan dongeng cerita anak yang berjudul Kisah Seekor Anjing dan Anak Kucing

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tarahening77, 2021-12-27 22:16:31

Kisah Seekor Anjing dan Anak Kucing

Buku ini merupakan dongeng cerita anak yang berjudul Kisah Seekor Anjing dan Anak Kucing

Keywords: cerita anak

Kisah Seekor Anjing
dan Anak Kucing

Di suatu kebun pada siang hari yang terik, terlihat seekor Anjing berjalan di
tanah yang penuh semak-semak yang sangat mengganggu. Ditengah perjalanannya ia
mendengar rintihan suara hewan lain, seperti suara anak kucing. Anjing itu mencoba
mendekati sumber suara. Saat sudah mendekat disumber suara tersebut ia melihat
seekor hewan kecil yang tertutupi semak-semak ia mencoba membuka semak-semak
tersebut menggunakan kedua kaki depannya. Betapa terkejut Anjing itu melihat seekor
Anak Kucing yang merintih seperti kesakitan.

“Dimana ibumu? Mengapa kamu disini sendirian? Sungguh kasihan sekali bayi
kucing ini.” Kata si Anjing. Ia pun berpikir apa yang harus ia lakukan? Ia merasasangat
kasihan dengan Anak Kucing itu. Ia pun berpikir apakah Anak Kucing itu kehausan?
Lalu ia pun membawa Anak Kucing tersebut ke danau yang ada di pinggirkebun
memberi bayi kucing itu minum. Setelah itu Anjing membawa kembali Anak Kucing
tersebut ke tempat semula ia menemukannya. Sampai disana ia membuat tempat yang
layak untuk menidurkan Anak Kucing, karena ia juga tidak tega meninggalkan bayi
kucing ia akan menemani Anak Kucing tersebut sampai ibunya datang untuk
mengambil anaknya. Ia membawa Anak Kucing kedalam pelukannya supaya merasa
nyaman dan akhirnya Anjing dan Anak Kucing tertidur bersama.
Setelah beberapa lama si Anjing membuka matanya ternyata sudah sore hari, matahari
sudah mulai tenggelam. Ia menatap Anak Kucing yang masih tertidur pulas.

“Kenapa ibunya tidak datang menjemput anak ini?” ucapnya sambil mengelus
punggung Anak Kucing itu. Ia pun menunggu lagi mungkin sebentar lagi ibu si Anak
Kucing akan datang namun sudah cukup lama menunggu si ibu kucing tidak datang-
datang. Akhirnya si Anjing memutuskan untuk membawa Anak Kucing yang malang
itu pulang kerumahnya dan akan merawatnya seperti anak sendiri.

Sampai dirumah Anjing yang tidak terlalu besar, kemudian ia menyiapkan
tempat tidur yang hangat untuk si Bayi Kucing. Ia menidurkan si bayi lalu
menyelimutinya dengan selimut hangat. Kemudian si Anjing keluar rumah menuju kali
dekat rumahnya. Ia mengambil air dengan ember yang dibawanya dari rumah untuk
minum di rumah. Saat ia kembali ke rumah ia mendengar bayi Kucing itu menangis
dengan keras, ia dengan cepat menghampiri dan menggendongnya. Ia kebingungan
mengapa bayi ini menangis?

“Duh, kenapa bayi ini menangis? Apa karena aku meninggalkannya sendirian
di rumah atau karena hal lain? Oh apakah ia haus?” setelah cukup lama menenangkan

bayi kucing ini ia kembali menempatkan si bayi kucing di tempat tidurnya lalu ia

menyiapkan minum. Ketika memberikan minum mata mungil bayi kucing ini terus
menatap Anjing. Si Anjing tersenyum melihat mata mungil itu.

Langit sudah malam, sebenarnya si Anjing ingin tidur tapi si bayi Kucing ini

belum tidur-tidur jadi mau tidak mau ia harus terbangun hingga bayi itu tidur. Sambil

menemani kucing itu si Anjing memikirkan nama yang cocok untuk bayi itu.
“Lebih baik ku beri nama kamu apa ya? Sepertinya Molli bagus untukmu?

Kamu suka kan?” tak lama si bayi Kucing mengeong sekali. “Bagus, artinya kamu
suka kan? Mulai sekarang aku akan panggil kamu Molli.”

Keesokan paginya, Si Anjing terbangun karena merasakan usapan pada
pipinya. Perlahan ia membuka matanya ternyata Molli dengan wajah lucunya
mengusap-usap wajahnya sambil mengeong. Anjing tersenyum, lalu mengusap pipi
Molli dengan sayang.

“Kamu pasti lapar ya?” tanya si Anjing yang hanya dijawab tatapan sayu si
Molli. Anjing kemudian berjalan menuju dapur menyiapkan sarapan untuk Molli.

Setelah siap si Anjing mengundang Molli ke dapur untuk sarapan bersama. Ia
melihat si Molli sarapan dengan lahap. Jujur melihat Molli kesayangannya makan
dengan lahap membuatnya merasa senang dan kenyang.

Selesai sarapan Anjing mengajak kucing kecil itu keluar rumah untuk
merasakan hangatnya matahari di pagi hari. Molli langsung berlari-lari kecil di
halaman rumah dan ia melihat banyak kupu-kupu yang berterbangan di halaman
rumah. Molli terlihat takjub dengan hewan kecil yang indah berterbangan itu. Si
Anjing yang ada dibelakang Molli tiba-tiba berkata, “Mereka adalah kupu-kupu Molli.
Kecil namun sangat indah. Kamu bisa bermain dengannya.”

Tiba-tiba kupu-kupu itu mendekati Molli dan berhinggap di kepala kecilnya.
“Meow” serunya ketika menyadari kehadiran si Kupu-kupu. Ia tampak mencoba
meraih Si Kupu-kupu yang ada di kepalanya namun tidak bisa. Ia tidak putus asa dan
terus mencoba meraih Kupu-kupu namun selalu tidak bisa. Melihat itu Anjing hanya
tersenyum. Betapa lucunya sikap Molli.

Kupu-kupu itu kemudian terbang sebentar mengelilingi Molli dan kembali
berhinggap di hidungnya. Setengah terkejut Molli langsung menepis Kupu-kupu itu
dengan kaki depannya dan terjatuhlah Kupu-kupu itu ke tanah. Anjing yang melihat
kejadian itu setengah berteriak “Astaga!” dengan cepat menghampiri. Dilihatnya
Kupu-kupu itu tergeletak di tanah, ia khawatir dengan Kupu-kupu itu. Ia lalu menatap
Molli, “Aku tau kamu terkejut saat dia menghinggap di hidungmu, tapi sekarang ia
tergeletak di tanah. Aku takut kamu terlalu kencang ketika menepisnya.” Mendengar
itu Molli memperlihatkan tatapan rasa bersalahnya. Sebenarnya si Anjing juga tidak
bermaksud memarahi Kucing imut itu.

Anjing lalu meniup-niup ke arah Kupu-kupu dan terlihat si Kupu-kupu cantik
itu menggerakkan sayapnya. Anjing bernafas lega karena Kupu-kupu itu masih hidup.
Ia kemudian kembali meniup pelan Kupu-kupu dan Kupu-kupu mulai terbang. Melihat
itu Molli berjingkrak kegirangan.

Tidak terasa hari sudah mulai siang dan panas, Anjing memanggil Molli untuk
pulang kerumah. “Ayo pulang ke rumah Molli!” Mendengar itu Molli berpisah dengan

Kupu-kupu dan bergegas masuk ke rumah.

Keesokan harinya Anjing dan Molli berjalan-jalan di kebun sekitar rumah.
Sampai pada akhirnya mereka berada di pinggir sungai. Anjing mengajari si Molli
bagaimana minum air langsung dari. Pertama yang diajarkan yaitu Anjing menyuruh
Molli di tepi air sungai lalu mencondongkan wajahnya ke arah air dan menjilati air
sungai tersebut. Molli mendekat ke tepi sungai perlahan-lahan dan mulai
mencondongkan wajahnya ke air. Mungkin karena Molli takut justru membuat dirinya
menjadi tidak bisa seimbang ia pun terjatuh ke air. Anjing langsung menolong Molli.
Ia membawa Molli agak jauh dari sungai dan menempatkan Molli dibawah sinar
matahari agar bulunya yang basah cepat mengiring. Ia memeluk Molli yang tampak
kedinginan.

“Maaf ya Molli seharusnya aku tidak mengajarimu minum di pinggir sungai
karena kamu masih terlalu kecil jadi kamu bingung dan takut.” Ucap Anjing merasa

bersalah dan memeluk erat Molli agar mendapat kehangatan dari pelukannya. Setelah

seluruh bulu Molli mengering ia membawa Molli duduk di bawah pohon besar dan
rindang. “Tunggu disini sebentar ya aku akan mengambil air minum untukmu.” Anjing

bergegas kembali ke sungai mengambil air sungai ditempatkan di daun. Setelah itu ia

memberikan air itu untuk Molli.

Ia kemudian duduk disamping Molli dan bersama-sama menikmati hembusan
angin sejuk dibawah pohon sampai akhirnya mereka tidur terlelap bersama disana.
Selama si Anjing merawat bayi kucing yang setiap harinya tumbuh menjadi kucing
yang ceria dan baik, ia terlihat selalu mengajak kucing berjalan-jalan, dan juga
mengajari kucing bagaimana cara untuk mencari makanan serta mengajarkan kebaikan
seperti menolong hewan lain.

Biodata Penulis

Nama: Tara Hening Prastiawati
Tempat Tanggal Lahir: Sleman, 10 April 2002
Alamat Rumah: Melikan Lor RT.04, Bantul, Yogyakarta
Alamat E-mail: [email protected]

Riwayat Pendidikan:
1. SD Teruman Bantul (2014)
2. SMP N 1 Bambanglipuro Bantul (2017)
3. SMA N 1 Pajangan Bantul (2020)


Click to View FlipBook Version