The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Banyuwangi 2

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurahmadi621, 2022-12-23 04:10:07

Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Banyuwangi 2

Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Banyuwangi 2

Pendidikan Calon Guru Penggerak
Angkatan 7 Kabupaten Banyuwangi

RANCANGAN AKSI NYATA
MODUL 1.4

JUDUL MODUL: MEWUJUDKAN
BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

Calon Guru Penggerak
Nur Ahmadi, S.Pd, M.M.

PENGAJAR PRAKTIK
Budi Rahayu, S.Pd, M.Pd

FASILITATOR,
Dr. Nurul Iskandar, S.Pd., M.M.Pd

Latar Belakang

Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak
pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat
(Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan
keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman. Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal
positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.

Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan
pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan
penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini.

Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana
kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan
pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa
kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara guru dan siswa.
Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan
secara berkala.

Lingkungan positif merupakan ruang bagi peserta didik untuk tumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan
orang lain serta menjadi mandiri. Lingkungan positif tercipta dari pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan sehingga
menjadi budaya positif. Dalam menciptakan budaya positif itu maka perlu dimulai dari sebuah langkah membuat
kesepakatan kelas serta melaksanakan restitusi bila terjadi pelanggaran sikap maupun perilaku yang tidak sesuai dengan
kesepakatan kelas.

Tujuan Aksi Nyata.

Menumbuhkan budaya positif yang
mencerminkan karakter profil
pelajar Pancasila melalui keyakinan
kelas.

Tolok Ukur Program Aksi Nyata.

·Siswa menunjukan sikap taat dalam beribadah dan berakhlak mulia
dengan melaksanakan ibadah awal waktu, tidak mencontek saat ulangan,
sopan dan santun dalam berbicara dan berperilaku terhadap orang-
orang di sekitar.
·Siswa menunjukan sikap mandiri, melaksanakan kegiatan yang harus
dilaksanakan tanpa menunggu diperintah seperti baris pagi, merapikan
tempat duduk,dsb.
·Siswa menunjukan sikap menghargai dan menghormati terhadap
perbedaan yang ada di sekitar dengan berteman dengan siapapun dan
tidak saling cela.
·Siswa menunjukan sikap gotong royong, mau bekerja sama dalam
kegiatan pembelajaran maupun di lingkungan luar pembelajaran.
·Siswa menunjukan sikap kritis dengan mengajukan pertanyaan,
mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi dan gagasan.
·Siswa menunjukan sikap kreatif dengan menghasilkan karya atau
gagasan baru, serta memiliki keluwesan dalam mencari solusi
permasalahan.

LINIMASA TINDAKAN YANG
AKAN DILAKUKAN.

·Menjelaskan kepada peserta Work Process ·Mensosialisasikan aksi
didik mengenai nyata kesepakatan
kesepakatan/keyakinan kelas ·Mengkomunikasikan kelas kepada seluruh
Membuat Kesepakatan kelas hasil dari kesepakatan warga sekolah agar
bersama peserta didik kelas yang telah menjadi budaya positif
Mengobservasi, mengevaluasi dibuat kepada kepala di sekolah.
dan merefleksi pelaksanaan sekolah
keberlangsungan kesepakatan
kelas yang telah dilakukan.

DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN ALAT, BAHAN DAN TENAGA YANG DIBUTUHKAN:
Saat kegiatan membuat keyakinan kelas

Kertas Spidol Kertas
post it Solatif asturo

Saat kegiatan Sosiaisasi:

Dukungan kepala sekolah dan guru-
guru
Tenaga IT untuk membantu dalam
permasalahan berkenaan teknologi
saat pelaksanaan sosialisasi.
Komputer
Sound
Spiker
mic.

Deskripsi Aksi Nyata Kegiatan.

Aksi nyata ini diawali dengan mensosialisasikan/ menginformasikan
kepada seluruh siswa di kelas mengenai kesepakatan/keyakinan kelas.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan membuat kesepakatan kelas.
Setiap siswa menuliskan nilai-nilai yang diyakininya untuk menciptakan
suasana belajar/suasana kelas yang nyaman untuk mereka belajar pada

selembar post it lalu menempelkannya pada kertas asturo yang
disediakan guru. Setelah seluruh siswa menempelkan nilai-nilai yang

mereka yakini guru membahasnya bersama siswa, dan guru
mengelompokan untuk setiap nilai yang memiliki tujuan yang sama.
Selanjutnya guru beserta siswa membuat hasil pengelompokan tersebut
menjadi poin-poin kesepakatan/keyakinan kelas yang diyakini bersama.

Setelah pembuatan keyakinan kelas, guru mengobservasi
pelaksanaannya dalam beberapa hari untuk kemudian menyampaikan
kepada kepala sekolah dan meminta dukungan serta meminta dukungan

melaksanakan sosialisasi aksi nyata kepada seluruh warga sekolah.
Sosialisasi ini diharapkan akan mampu menggerakan seluruh warga untuk

bergerak mengikuti jejak membuat dan melaksanakan keyakinan kelas
untuk selanjutnya membuat/menjadikannya keyakinan sekolah agar
terciptanya budaya positif sekolah.

Hasil Aksi Nyata

·Siswa menjadi lebih tertib dari pada sebelumnya
dalam hal kedatangan pagi, baris pagi, sholat dhuha
tidak menunggu diperintah.
·Siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas dari
pada sebelumnya seperti bertanya dan menjawab
pertanyaan, berdiskusi dan bekerja kelompok.
·Siswa menjadi lebih peduli lingkungan dengan
membuang sampah pada tempatnya ataupun
memungut sampah yang tergeletak meskipun bukan
miliknya.

Refleksi

Dalam membentuk budaya positif sekolah tidak
semudah membalikkan telapak tangan akan
tetapi memerlukan tahapan dan proses yang
harus dilalui dengan seksama. Disamping hasil
positif yang telah dipaparkan pada point
sebelumnya pun masih ada siswa yang belum
melaksanakan keyakinan kelas dengan
sepenuhnya. Untuk itu proses kegiatan aksi nyata
dalam mengaplikasikan kesepakatan kelas ini
harus terus diperhatikan dan perlunya dukungan
dan kolaborasi dari semua warga sekolah agar
terciptanya budaya positif sekolah.

Thank

You


Click to View FlipBook Version