WARTA
JEMAAT
WARTA
JEMAAT
WARTA
JEMAAT
WARTAPPEENNGGUUAASSAAAANN
DDJIIRRIIEMAAT
EDISI : 18 - 23 JULI
| RENUNGAN Senin, 18 Juli 20022
Bacaan Alkitab : Yohanes 6 - 8
Menc
ukupkan
Diri Filipi 4 : 11 – 12
M erasa cukup itu bukanlah hal yang mudah. Dalam dunia modern yang serba
konsumtif ini, manusia cenderung untuk mengikuti tren agar tidak
ketinggalan. Kita memerlukan banyak hal baru yang tiap hari menggoda kita: Busana
baru, mobil baru, gadget baru, dan lain-lain. Ini membuat merasa cukup menjadi sulit
karena pada dasarnya sifat manusia adalah ingin lebih dan lebih lagi: lebih
cantik/tampan, lebih kaya, lebih dihormati, dan lain-lain.
Paulus mengatakan bahwa ia “belajar mencukupkan diri.” Tentunya Paulus tidak belajar
ini di sekolah formalnya, tetapi dari pengalaman. Pengalaman telah mengajarnya untuk
mencukupkan diri dalam keadaan. Dia pernah kekurangan dan pernah juga
berkelimpahan. Pada suatu waktu, ia pernah kelaparan dan pada kesempatan yang
lain, ia pun pernah merasa kenyang. Itu semua menjadi pelajaran baginya untuk
mencukupkan diri. Mencukupkan diri di sini bukan berarti cukup segalanya, karena tidak
mungkin keadaan kekurangan bisa kita katakan cukup. Mencukupkan diri berarti puas.
Kepuasan sejati memang sulit untuk dipelajari, tetapi bukan suatu yang mustahil. Kita
bisa belajar. Bagaimana cara kita mencukupkan diri? Bagaimana kita bisa puas
padahal banyak hal yang secara lahiriah tidak memuaskan kita: Bergumul mencari
pasangan, pasangan yang keras, anak-anak yang tidak mau taat, pekerjaan yang tidak
sesuai harapan, dan lain-lain? Jawabannya, “Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
(Filipi 4:6-7). Berdoa dengan penuh rasa syukur saat kekurangan maupun kelebihan,
saat lapar ataupun kenyang menjadi kunci kita bisa merasa puas dengan Tuhan. Damai
sejahtera dari Allah itulah kepuasan sejati. Dan damai sejahtera itulah yang
memelihara hati dan pikiran kita.
Refleksi
1. Apakah yang membuat kita sulit untuk puas, mencukupkan diri? Mengapa demikian?
2. Apakah yang kita lakukan demi memuaskan diri kiri sendiri? Apakah berhasil?
Untuk kalangan sendiri
| RENUNGAN Selasa, 19 Juli 2022
Bacaan Alkitab : Amsal 16 - 18
semaunya
kita amsal 16 : 3
S Salah seorang sahabat di media sosial pernah meminta konseling dengan
menceritakan pergumulannya. Dia bersaksi bahwa ia telah melakukan banyak
hal buat Tuhan, mulai dari berdoa, rajin ke gereja, membaca Alkitab, dan lain-lain.
Namun, katanya, apa yang ia terima ternyata jauh berbeda dari apa yang dibayangkan.
Ia telah berdoa untuk minta pasangan hidup, pekerjaan, berkat materi, dan banyak lagi.
Ternyata, tidak ada satu pun yang menurutnya dijawab oleh Tuhan. Apakah yang salah
dengan semuanya itu?
Tanpa kita sadari, kita sering bersikap seperti itu. Kita berpikir bahwa sesuai ayat di atas,
jika kita menyerahkan perbuatan kita kepada Tuhan, segala rencana kita akan beres
semuanya. Kita mengira Tuhan akan memberikan segala yang kita inginkan dan kita
bebas meminta semau kita. Alkitab BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) sangat bagus
menerjemahkan ayat tersebut, “Percayakanlah kepada TUHAN semua rencanamu, maka
kau akan berhasil melaksanakannya.” Inilah makna yang lebih tepat. Maksudnya, rencana
kita, kita percayakan kepada Tuhan. Itu berarti Tuhanlah yang memiliki rencana dan kita
ikut dalam rencana-Nya. Saat itulah rencana akan berhasil. Jika bukan rencana Tuhan,
maka apa pun yang kita minta dan bahkan dengan yakin kita laksanakan, kita akan
kecewa karena gagal.
Jika ingin berhasil, carilah kehendak Allah. Bergaullah karib dengan-Nya. Keintiman kita
dengan Bapa akan membawa kita ke tingkat pertumbuhan rohani yang membuat kita
bisa memahami rencana-Nya. Ingat bahwa Dia dapat melakukan segala sesuatu dan
tidak ada rencana-Nya yang gagal (Ayub 42:2). Jika kita ada dalam bagian rencana-Nya
itu, makan kita bisa percaya bahwa Dia akan melakukannya bagi kita demi kemuliaan-
Nya.
Andalkanlah Tuhan dalam merencanakan sesuatu. Dia tahu yang terbaik sejak semula
dan hikmat-Nya untuk itu tidak perlu diragukan lagi.
Refleksi
1. Apakah kita pernah memohon sama Tuhan dengan semaunya sendiri ?
2. Apakah kita lakukan agar semakin mengerti dengan rencana Allah ?
Untuk kalangan sendiri
| RENUNGAN Rabu, 20 Juli 2022
Bacaan Alkitab : Roma 12 - 14
Mengatasi
musuh roma 4 : 12 – 14
A Acap kali, persaingan dalam dunia kerja dan usaha menyebabkan perseteruan.
Orang jadi memiliki “musuh” sadar ataupun tidak. Keberadaan musuh itu menjadi
ancaman terhadap eksistensi seseorang sehingga harus dikalahkan. Orang bisa
melakukan segala cara untuk mengalahkan musuh, baik cara-cara yang keras maupun
yang halus. Mungkin, “musuh” itu dianggap membahayakan posisi tertentu, merendahkan
keberadaan kita, menyakiti hati kita dan lain-lain. Dan cara untuk melawan mereka
adalah dengan membalas.
Memang upaya mengatasi musuh itu sekilas merupakan hal yang wajar dan manusiawi.
Kita berpikir, bahwa karena mereka telah menyakiti kita, makan mereka pantas untuk
mendapatkan balasannya. Namun, apa yang tampak wajar dan manusiawi itu ternyata
tidak selalu benar. Mengapa? Ternyata, upaya kekerasan yang banyak dilakukan, baik
secara terbuka maupun secara halus tersebut sama sekali tidak mengatasi perseteruan.
Sebaliknya, upaya tersebut justru menambah jumlah musuh dan menambah kualitas
kebencian. Luka-luka yang terjadi tidak semakin sembuh, malahan semakin terbuka.
Api ternyata tidak bisa dikalahkan dengan api, demikian juga dengan kekerasan
dikalahkan dengan kekerasan. Alkitab memberikan solusi yang berbeda dengan yang
biasa kita lakukan sebagai manusia. Alkitab mengajar kita untuk mengalahkan kekerasan
dengan kelembutan. Tampak aneh memang, tetapi itulah jalan Tuhan. Itulah yang Tuhan
kehendaki untuk kita dapat menghadapi musuh dengan benar. Kemenangan yang kita
upayakan bukanlah kemenangan atas orang yang telah menyakiti kita, melainkan atas
diri kita sendiri. Tidak akan pernah ada kemenangan dengan kekerasan. Yang justru ada
adalah kebencian dan permusuhan yang semakin dalam. Kita akan hidup dalam
kemenangan yang sesungguhnya jika kita mampu mengalahkan segala hawa nafsu
amarah, kebencian, dan dendam. Kita akan menang jika kita mau mengampuni. Jadi,
teruslah berjuang mengalahkan diri sendiri.
Refleksi
1. Bagaimana kita menyikapi konflik ? apakah konflik dapat menyakibatkan permusuhan ?
2. Seberapa sulit kah kita mengapuni orang yang sudah anggap musuh atau orang yang
memusuhi kita ?
Untuk kalangan sendiri
| RENUNGAN Kamis, 21 Juli 2022
Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 8
pengunduran
diri Yoh 6 : 14 - 15
S eringkali kita lihat di Alkitab Tuhan Yesus menghindari orang banyak untuk
berdoa secara pribadi. Setiap kali orang mau membuat Dia menjadi bintang
Setiap kali orang mau membuat Dia jadi bintang terkenal maka Dia lari untuk berdoa.
Ketika mereka ingin menjadikan Dia raja karena Dia bisa “membuat roti” maka Ia pergi
berdoa (Yohanes 6:15). Waktu mereka mau menjadikan Dia terkenal sebagai penyembuh,
maka dikatakan bahwa Yesus meninggalkan khalayak ramai dan pergi berdoa sehingga
Dia bisa punya prioritas utama yaitu berbicara dengan Bapa. Ia pergi kepada Bapa,
seakan berkata: “Bapa, orang-orang telah membuat-Ku jadi bintang dan telah menaruh
bintang-bintang di pundak-Ku. Mereka telah memberi-Ku gelar. Bapa, ambil itu dari-Ku,
biar aku jadi Anak saja”
dan terus naik sampai menjadi korban dari kesuksesannya sendiri dan akhirnya terkunci di
posisinya, tidak bisa turun lagi dari posisi yang diberikan oleh manusia. Itulah sebabnya
Tuhan Yesus menjalani hidup yang disebut Pengunduran diri. Dia mengundurkan diri dari
sanjungan dan pusat perhatian orang banyak. Sering sehabis menyembuhkan orang sakit
Dia menyuruh orang tersebut tidak memberitahukan hal itu kepada orang banyak.
Alangkah berbedanya apa yang Tuhan Yesus jalani dengan mimpi dan gairah
kebanyakan orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan Tuhan hari-hari ini.
Walaupun bisa, Tuhan Yesus bahkan tidak pernah membangun denominasi. Dia lebih
tertarik membangun pergerakan, membangun hubungan-Nya dengan Bapa, membangun
orang-orang. Disanalah Dia investasikan hidup dan energi terbaik-Nya. Itulah gairah
utama-Nya. Jauh dari kesan mencari pujian.
Refleksi
1. Bagaimana sikap hati kita saat menerima pujian atas sesuatu yang kita
lakukan mungkin pelayanan atau pekerjaan kita yang berhasil ?
2. Sudahkah kita mengakui dengan segenap hati kita bahwa semua yang kita
miliki adalah milik Tuhan termasuk pujian yang diberikan kepada kita ?
Untuk kalangan sendiri
| RENUNGAN Jumat, 22 Juli 2022
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 9 - 11
lebih dari seorang
pahlawan 1 kor 9 : 27
S eringkali kita berbicara tentang “merebut kota” dalam hal misi atau
penjangkauan ataupun istilah “peperangan rohani” lainnya, tapi alangkah
baiknya Setiap kali orang mau membuat Dia jadi bintang terkenal maka Dia lari
untuk berdoa. Ketika mereka ingin menjadikan Dia raja karena Dia bisa “membuat roti”
maka Ia pergi berdoa (Yohanes 6:15). Waktu mereka mau menjadikan Dia terkenal
sebagai penyembuh, maka dikatakan bahwa Yesus meninggalkan khalayak ramai dan
pergi berdoa sehingga Dia bisa punya prioritas utama yaitu berbicara dengan Bapa. Ia
pergi kepada Bapa, seakan berkata: “Bapa, orang-orang telah membuat-Ku jadi bintang
dan telah menaruh bintang-bintang di pundak-Ku. Mereka telah memberi-Ku gelar.
Bapa, ambil itu dari-Ku, biar aku jadi Anak saja”
dan terus naik sampai menjadi korban dari kesuksesannya sendiri dan akhirnya terkunci di
posisinya, tidak bisa turun lagi dari posisi yang diberikan oleh manusia. Itulah sebabnya
Tuhan Yesus menjalani hidup yang disebut Pengunduran diri. Dia mengundurkan diri dari
sanjungan dan pusat perhatian orang banyak. Sering sehabis menyembuhkan orang sakit
Dia menyuruh orang tersebut tidak memberitahukan hal itu kepada orang banyak.
Alangkah berbedanya apa yang Tuhan Yesus jalani dengan mimpi dan gairah
kebanyakan orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan Tuhan hari-hari ini.
Walaupun bisa, Tuhan Yesus bahkan tidak pernah membangun denominasi. Dia lebih
tertarik membangun pergerakan, membangun hubungan-Nya dengan Bapa, membangun
orang-orang. Disanalah Dia investasikan hidup dan energi terbaik-Nya. Itulah gairah
utama-Nya. Jauh dari kesan mencari pujian.
Refleksi
1. Bagaimana sikap hati kita saat menerima pujian atas sesuatu yang kita
lakukan mungkin pelayanan atau pekerjaan kita yang berhasil ?
2. Sudahkah kita mengakui dengan segenap hati kita bahwa semua yang kita
miliki adalah milik Tuhan termasuk pujian yang diberikan kepada kita ?
Untuk kalangan sendiri
| RENUNGAN Sabtu , 23 Juli 2022
Bacaan Alkitab : Matius 11 - 13
belajarlah pada
yesus Matius 11 : 19
T Tuhan Yesus berkata “Belajarlah kepada-Ku karena Aku lemah lembut dan
rendah hati” (Matius 11:29). Untuk menghasilkan kualitas rohani yang lemah
lembut dan rendah hati, tentulah melalui fase penguasaan diri yang tidak sebe
-ntar dan mudah. Lemah lembut berarti kemampuan untuk tidak membalas, hati yang
tidak keras tapi luwes kepada perubahan yang Tuhan inginkan. Lemah lembut juga
berarti menyerahkan hak-hak kita. Sedangkan rendah hati berarti menganggap orang
lain lebih penting dari pada diri kita dan rendah hati juga bisa berarti ketergantungan
penuh kepada Allah.
Dalam 1 Timotius 3:2-5 disebutkan serentetan syarat penilik jemaat, hampir semuanya
adalah persyaratan karakter yang membutuhkan pengendalian diri, seperti: Dapat
menahan diri, sopan, bukan pemarah, pendamai, bukan hamba uang, dan sebagainya.
Begitu pula syarat-syarat untuk menjadi diaken, Rasul Paulus menunjukkan hanya
persyaratan karakter saja yang diperlukan seperti, tidak serakah, tidak bercabang lidah,
dan bukan penggemar anggur. Demikian juga untuk para istri, Rasul Paulus menasihati;
“Demikian pula istri-istri hendaklah…jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri
dan dapat dipercaya dalam segala hal” (ayat 11).
Dalam suratnya kepada Timotius tersebut, Paulus juga menuliskan: “Jikalau seorang tidak
tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah?”
(ayat 5). Itu berarti juga bahwa kepemimpinan dan penguasaan diri kita di tengah-
tengah keluarga mempengaruhi keberhasilan pelayanan atau pun pekerjaan kita di mana
pun kita berada. Sebagian besar dari kita berhasil menguasai diri saat berada di gereja
atau di tempat-tempat pelayanan lainnya, tetapi bukan saat di tengah keluarga.
Seringkali mimbar dan aktifitas pelayanan merupakan tempat yang efektif untuk lari dan
bersembunyi dari hal-hal yang kita sendiri tidak dapat kuasai, yakni diri kita sendiri. Untuk
itu marilah kita datang dan belajar dari Tuhan Yesus karena hanya Dia-lah yang lemah
lembut dan rendah hati.
Refleksi
1. Bagaimana sikap kita terhadap keluarga kita pada saat berada di rumah ?
Apakah lebih baik atau buruk ?
2. Apakah kita sudah menjadi teladan bagi keluarga kita sendiri ?
Untuk kalangan sendiri
JADWAL PELAYANAN DOA PUASA
21K A M I S PENYEMBAHAN : Ibu Lidya
RENUNGAN : Bapak Arakian
JULI
2022
JADWAL PELAYANAN IBADAH PEMUDA
23S A B T U WORSHIP LEADER : Sdri. Putri
JULI
2022 SINGER : Sdri. Christabel
RENUNGAN : Ps. Paul
PIKET : Sdri. Putri , Sdri. Hayde
JADWAL PELAYANAN IBADAH MINGGU
24M I N G G U WORSHIP LEADER : Ibu Novria
JULI
2022 SINGER : Sdri Josephine , Ibu
Kristiani , Ibu Anis
LCD : Sdri. Lita
USHER : Sdri. Nafta , Sdri. Rosvita ,
Sdr. Putra , Sdr. Zello
Untuk kalangan sendiri
JADWAL PELAYANAN IBADAH TUNAS REMAJA
24M I N G G U WORSHIP LEADER : Sdri. Regita
SINGER : Sdri. Laras
JULI
2022
SELAMAT ULANG TAHUN!
Kami atas nama GBT Kristus Hidup mengucapkan “Selamat Ulang Tahun”
bagi Bapak, Ibu dan Saudara/i jemaat yang berulang tahun pada tanggal
18 -24 Juli 2022
Onesiforus Usman Alzafan
Ibu Prijanti
20 Juli 24 Juli
Ibu Ernawati
22 Juli
POKOK DOA
Mohon senantiasa dibawa dalam doa :
1. Bagi Bangsa Indonesia Bagi Kota Surabaya
2. Bagi Gereja-gereja di Indonesia
3. Bagi Pendeta, Penginjil, Sekolah Alkitab di Indonesia
4. Bagi Gereja GBT Kristus Hidup Bagi Gembala, Para Penatua, Pelayan-pelayan Tuhan
dan Jemaat GBT Kristus Hidup
Untuk kalangan sendiri
JADWAL IBADAH SEPEKAN
20R A B U IBADAH LANSIA
JULI
2022 Pukul 17.30 WIB
21K A M I S IBADAH DOA PUASA
JULI Pukul 18.00 WIB
2022
22J U M A T IBADAH KAUM WANITA
JULI
2022 Pukul 18.00 WIB
23S A B T U IBADAH PEMUDA
JULI
2022 Pukul 19.00 WIB
IBADAH RAYA UMUM
24M I N G G U SESI 1 : 06.00 WIB
SESI 2 : 07.30 WIB
JULI IBADAH TUNAS REMAJA
2022
Pukul 09.30 WIB
Untuk kalangan sendiri
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah
hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk
mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,
dan juga lambat untuk marah"
- Yakobus 1:19 -
GBT KRISTUS HIDUP
JL. Sambiarum Lor 49 - 53, Surabaya