Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Unik
MATERI KELAS 4
Rumah adat 34 provinsi di Indonesia,
lengkap foto dan penjelasan
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Aceh: Rumoh Aceh, Rumah Krong Bade
Rumah adat aceh, rumah Krong Bade. Foto:
Grid
Rumah adat Aceh berbentuk persegi panjang
dan memanjang dari timur ke barat. Rumah
ini memiliki tangga di depan rumah yang
berfungsi untuk masuk kedalam rumah. Tinggi
tangga tersebut sekitar 2,5 – 3 m dari
permukaan tanah. Pada umumnya, anak
tangga rumah krong bade berjumlah ganjil
sekitar 7-9 anak tangga.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sumatera Utara: Rumah Balai Batak
Toba/Rumah Bolon
Rumah Balai Batak Toba. Foto: Wordpress
Rumah ini terbagi atas dua bagian yaitu jabu
parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan
adalah tempat penyimpanan barang yang
juga sering dipakai sebagai tempat untuk
membicarakan hal-hal terkait dengan adat.
Sementara itu, Jabu bolon adalah rumah
keluarga besar. Rumah ini tidak memiliki sekat
atau kamar sehingga keluarga tinggal dan
tidur bersama.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sumatera Barat: Rumah Gadang
Rumah adat Sumatera Barat. Foto: Pinterest
Rumah Gadang disebut juga rumah adat
bagonjong atau Rumah Baanjuang. Hal ini
lantaran bagian atapnya berbentuk runcing
menjulang (bergonjong). Terbuat dari ijuk
serta memiliki bentuk menyerupai tanduk
kerbau sehingga melambangkan kemenangan
suku Minang dalam perlombaan adu kerbau
di Pulau Jawa.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Riau: Balai Salaso Jatuh/Rumah Adat
Selaso Jatuh Kembar
Rumah adat Riau. Foto: Pinterest
Istilah Selaso Jatuh Kembar memiliki makna
yang berarti rumah dengan dua selasar.
Masyarakat Riau juga menyebut rumah adat
ini dengan sebutan Balai Selaso Jatuh. Sesuai
dengan namanya, Rumah Adat Riau ini
bukanlah sebuah tempat tinggal melainkan
sebuah balai yang digunakan untuk kegiatan
musyawarah adat.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kepulauan Riau: Rumah Melayu Atap Limas
Potong
Rumah Limas potong. Foto: Blogspot
Rumah dengan atap limas potong merupakan
rumah panggung yang memanjang ke arah
belakang. Dinding rumah ini dibuat dengan
papan kayu yang disusun secara vertikal
dengan atap yang terbuat dari seng berwarna
merah. Atap rumah ini memiliki lima
bumbungan.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Jambi: Rumah Panggung
Rumah adat Jambi, Rumah Kajang Leko. Foto:
blogspot
Secara garis besar, Provinsi Jambi memiliki 3
jenis rumah adat yaitu Rumah Adat Kajang
Leko, Rumah Batu Pangeran Wirokusumo, dan
Rumah Adat Merangin. Rumah Adat Kajang
Leko merupakan jenis Rumah Adat Jambi
yang paling populer diantara yang lainnya.
Rumah adat ini menjadi ikon budaya Jambi
seiring dengan diresmikannya replika Rumah
Adat Kajang Leko di Taman Mini Indonesia
Indah pada tahun 1970.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
Rumah adat Bubungan Lima. Foto: blogspot
Sumatera ini sebenarnya memiliki beberapa
macam rumah adat, seperti Bubungan Lima,
Kubung Beranak, Umeak Potong Jang, Patah
Sembilan, dan sebagainya. Pada bagian atas
rumah terdapat atap yang terbuat dari ijuk
atau bahan alami lainnya. Bagian tengah
bangunan ini terdiri dari kosen atau kerangka
rumah yang terbuat dari kayu balam. umah
Bubungan Lima memiliki lantai yang terbuat
dari papan yang telah diserut dengan halus,
pelupuh atau juga bilah bambu.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sumatera Selatan: Rumah Limas
Rumah Limas. Foto: blogspot
Rumah Limas memiliki bentuk limasan yang
merupakan perpaduan budaya Jawa dan
Melayu. Rumah ini sebagian besar dibangun
dari kayu ulin dan didirikan dengan tiang
penyangga di bawahnya. Sebagian besar
material rumah Limas terbuat dari kayu
unggulan yang pemilihannya disesuaikan
dengan karakter kayu dan kepercayaan
masyarakat di Sumatera Selatan.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Bangka Belitung: Rumah Rakit dan Rumah
Limas
Rumah rakit. Foto: blogspot
Rumah Rakit merupakan rumah yang didirikan
berada di atas perairan dengan bentuk seperti
rakit. Mengingat Bangka Belitung terbatasi
oleh perairan baik sungai maupun lautan
maka banyak masyarakat Bangka yang
membuat rumah diatas air sebagai tempat
tinggal dan tempat bisnis ekonomi. Arsitektur
rumah rakit ini masih dipengaruhi unsur
budaya Melayu Bubung Panjang dan juga
terdapat unsur Tionghoa.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Lampung: Rumah Nuwo Sesat
Rumah Nuwo Sesat. Foto: blogspot
Rumah ini memiliki fungsi utama sebagai
tempat pertemuan adat para purwatin atau
penyeimbang adat untuk bermusyawarah.
Selain itu, Nuwo Sesat juga memiliki bentuk
menyerupai rumah panggung, namun
berbahan kayu-kayu alami yang berbentuk
anyaman ilalang unik khas Lampung pada sisi
atapnya.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Jawa Barat: Rumah Kasepuhan
Rumah kasepuhan. Foto: blogspot
Rumah ini merupakan bentuk yang
disempurnakan dari rumah adat sebelumnya,
yaitu Keraton Pakungwati. Rumah Kasepuh
merupakan peninggalan dari kerajaan Islam di
Jawa Barat, khususnya dari Cirebon.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Banten: Rumah Adat Baduy
Rumah adat Baduy. Foto: Good News From
Indonesia
Secara umum rumah adat Baduy memilki gaya
bangunan seperti rumah panggung. Bahan
yang bisa digunakan untuk bangunan rumah
adat Baduy adalah bambu. Rumah adat Badui
merupakan simbol kesederhanaan dari
masyarakatnya. Adapun keutamaan yang
ingin didapat dari bangunan rumah ini adalah
fungsi perlindungan dan kenyamanan.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
DKI Jakarta: Rumah Kebaya dan Rumah
Gudang
Rumah Kebaya. Foto: blogspot
Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk
atapnya yang menyerupai pelana. Jika dilipat
dan dilihat dari samping maka lipatan-lipatan
tersebut terlihat seperti lipatan kebaya. Ciri
khas dari rumah ini adalah teras luas yang
berguna untuk menjamu tamu dan menjadi
tempat bersantai keluarga. Bagian depan
rumah bersifat semi publik, sementara bagian
belakang bersifat pribadi.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Jawa Tengah: Rumah Joglo
Rumah Joglo. Foto: blogspot
Di Jawa Tengah sebenarnya terdapat 4 jenis
rumah adat, yaitu Panggangpe, bentuk
Kampung, Limasan, dan Joglo. Joglo adalah
bangunan rumah tradisional yang paling
dikenal luas, kemudian disusul oleh Limasan.
Rumah Joglo adalah bangunan berbentuk
persegi dengan 4 tiang pokok di bagian
tengah yang dinamakan Saka Guru dan
terbuat dari kayu. Untuk menopang tiang
menggunakan blandar bersusun yang
dinamakan Tumpang Sari.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
D.I. Yogyakarta: Rumah Joglo
Rumah Joglo Yogyakarta. Foto: Grid
rumah adat Joglo hanya dibagi ke dalam dua
bagian besar, yaitu rumah induk dan rumah
tambahan. Di dalam rumah induk dibagi lagi
atas delapan bagian, sedangkan untuk rumah
tambahan hanya berisi pelengkap rumah
induk. Di dalam rumah induk terdapat
pendopo, pringitan, teras, rumah dalam,
senthong kiwa, senthong tengah, senthong
tengen, dan gandhok.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Jawa Timur: Rumah Joglo
Rumah joglo Jawa Timur. Foto: blogspot
Rumah Joglo mempunyai keunikannya sendiri
yang membuatnya berbeda dengan rumah
adat lainnya. Keunikannya yaitu bahan yang
digunakan untuk membuat rumah joglo
didominasi kayu jati. Rumah joglo sendiri
memiliki beberapa jenis, seperti joglo sinom,
joglo pangrawit, hingga joglo hageng.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kalimantan Barat: Rumah Panjang
Rumah panjang. Foto: blogspot
Rumah panjang dari Kalimantan Barat
mempunyai tinggi 5 sampai 8 meter dan
panjang sekitar 180 meter, serta lebar 6 meter.
Rumah panjang memiliki sekita 50 ruangan
yang dihuni oleh banyak keluarga, termasuk
keluarga inti.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kalimantan Tengah: Rumah Betang
Rumah Betang. Foto: blogspot
Rumah Betang menyerupai panggung dengan
ditopang kayu yang mencapai rata-rata 5
meter. Panjang Rumah Betang dapat
mencapai 100-150 meter dan memiliki lebar
mencapai sekitar 50 meter. Adapun model
rumah yang menyerupai rumah panggung
dimaksudkan untuk menghindari banjir.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kalimantan Utara: Rumah Baloy
Rumah Baloy. Foto: blogspot
Rumah adat ini berbahan dasarkayu ulin.
Rumah Baloy dibangun menghadap ke utara,
sedangkan pintu utamanya menghadap
ke selatan. Di dalam Rumah Baloy terdapat
empat ruang utama, yaitu ambir kiri, ambir
tengah, ambir kanan, dan lamin dalom.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kalimantan Timur: Rumah Lamin
Rumah Lamin. Foto: blogspot
Rumah Lamin resmi dinyatakan sebagai
rumah adat Kalimantan Timur pada tahun
1967 oleh pemerintah karena memiliki gaya
arsitektur yang unik dan khas. Salah satu ciri
khas dari rumah adat ini adalah ukuran
bangunannya yang luas dengan panjang
mencapai 300 meter, lebar 15 meter dan
tinggi 3 meter. Sementara pada bagian
atapnya dilengkapi dengan hiasan kepala
naga yang terbuat dari kayu.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan
Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi. Foto: blogspot
Menggunakan konsep rumah panggung,
berbahan dasar kayu ulin. Kayu ulin sendiri
memang dipercaya memiliki kekuatan yang
tidak diragukan. Bahkan banyak yang
mengatakan jika terkena air maka akan
semakin kuat. Bagian atap rumah ini memiliki
tinggi dan sudut kemiringan berkisar 45
derajat.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Bali: Gapura Candi Bentar
Rumah adat Bali. Foto: blogspot
Ada dua bagian dalam rumah adat Bali
meliputi Gapura Candi Bentar dan rumah
sebagai hunian. Gapura Candi Bentar ini
merupakan rumah adatnya. Terdapat aturan
khusus mengenai pembangunan rumah adat
tradisional Bali seperti arah, letak bangunan,
dimensi pekarangan, struktur bangunan, serta
konstruksi yang harus dibuat sesuai dengan
ketentuan agama.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sulawesi Utara: Rumah Walewangko
Rumah Walewangko. Foto: blogspot
Rumah Adat Sulawesi Utara ini berasal dari
Suku Minahasa yaitu salah satu suku terbesar
yang mendominasi wilayah Provinsi Sulawesi
Utara. Sama seperti rumah adat lain di
Indonesia, Rumah Adat Walewangko juga
memiliki gaya arsitektur, dekorasi, fungsi, dan
nilai filosofi yang erat kaitannya dengan ada
istiadat suku setempat.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Gorontalo: Rumah Adat Dulohupa
Rumah adat 34 provinsi, Gorontalo. Foto:
Kemdikbud
Dilansir dari Kemendikbud, rumah adat ini
berbentuk rumah panggung yang badannya
terbuat dari papan dan struktur atap
bernuansa daerah Gorontalo. Selain itu rumah
adat Dulohupa juga dilengkapi pilar-pilar kayu
sebagai hiasan serta lambang dari rumah adat
Gorontalo dan memiliki dua tangga yang
berada di bagian kiri dan kanan rumah adat
yang menjadi simbol tangga adat atau disebut
Tolitihu.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sulawesi Tengah: Souraja/Rumah
Raja/Rumah Besar/Rumah Tambi
Rumah adat provinsi Sulawesi Tengah. Foto:
blogspot
Rumah Souraja mmiliki tiga ruangan. Pertama
adalah ruang depan (Lonta Karawana) yang
berfungsi sebagai ruang tamu. Selanjutnya
ruang tengah (Lonta Tata Ugana) yang biasa
dijadikan tempat untuk menerima tamu yang
masih ada hubungan keluarga. Terakhir
adalah ruang belakang (Lonta Rorana).
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sulawesi Barat: Rumah Adat Boyang
Rumah adat Boyang. Foto: blogspot
Rumah adat boyang berbentuk rumah
panggung dan ditopang oleh beberapa tiang
berukuran besar dengan tinggi sekitar 2
meter. Tiang-tiang tersebut akan digunakan
untuk menopang lantai sekaligus atapnya.
Penggunaan tiang pada rumah adat ini tidak
ditancapkan ke tanah melainkan hanya
ditumpangkan pada sebuah batu datar yang
berguna untuk mencegah kayu agar tidak
cepat lapuk.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan
Rumah adat 34 provinsi, Tongkonan. Foto:
blogspot
Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja,
yang merupakan tempat tinggal, kekuasaan
adat, dan perkembangan kehidupan sosial
budaya orang Toraja. Arsitektur tongkonan
dikenal dengan bentuknya yang khas melalui
struktur bawah, tengah dan atas yang
memiliki keindahan estetika truktur dan
konstruksinya.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Sulawesi Tenggara: Rumah Adat
Buton/Rumah Adat Banua Tada
Rumah adat Banua Tada. Foto: blogspot
Rumah adat dari Sulawesi Tenggara ini
mempunyai 3 jenis yang dibedakan
berdasarkan strata sosial pemiliknya. Kamali
(Malige), rumah Banua tada ini digunakan
sebagai tempat untuk keluara sultan. Tare
Pata Pale, rumah ini digunakan untuk
penjabat istana. Memiliki 4 tiang dan atap
yang bersusun serta di bagian kanan kirinya
terdapat 2 jendela. Tare Talu Pale, rumah
Banua Tada ini dikhususnya untuk masyarakat
biasa dengan tiang tiga dan atap yang
simetris.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
NTB: Rumah Dalam Loka
Rumah dalam loka. Foto: blogspot
Rumah Adat Dalam Loka adalah kediaman
raja-raja yang berassal dari Kabupaten
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Rumah Adat
Dalam Loka sumbawa ini juga hanya memiliki
satu pintu akses yang besar untuk masuk dan
keluar.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
NTT: Rumah Musalaki
Rumah musalaki. Foto: blogspot
Untuk gaya arsitekturnya, Rumah Adat
Musalaki terbagi menjadi dua bagian utama
yaitu struktur bagian bawah dan atas. Di atas
lantai Rumah Adat Musalaki terdapat empat
buah tiang kolom atau disebut dengan wisu
dalam bahasa Suku Ende Lio. Pada bagian
tengah rumah juga terdapat satu tiang yang
disebut dengan leke raja dengan panjang 1,2
m.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Maluku: Rumah Baileo
Rumah Baileo. Foto: blogspot
Rumah adat ini tidak dilengkapi dengan
dinding dan berbentuk rumah panggung.
Terdapat 9 tiang penyangga dalam rumah ini
yang juga dilengkapi dengan batu pamali.
Apa itu batu pamali? Itu merupakan batu
pamali yang digunakan sebagai tempat sesaji
untuk para roh leluhur.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Maluku Utara: Rumah Sasadu
Rumah sasadu. Foto: blogspot
Rumah Sasadu adalah sebuah desain rumah
adat asli masyarakat suku Sahu yang telah ada
sejak zaman dahulu di Halmahera. Desain
rumah ini menggambarkan tentang falsafah
hidup orang Sahu dalam bermasyarakat.
Terdapat beberapa ciri khas dan keunikan,
baik pada desain arsitektur maupun pada
kandungan nilai-nilai filosofis dalam desain
rumah adat Maluku Utara ini.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Papua Barat: Mod aki aksa
Rumah adat 34 provinsi, Mod Aki Aksa. Foto:
Wikipedia
Dari 34 provinsi, rumah adat khas suku Arfak,
Papua Barat bernama Mod Aki Aksa atau
Igkojei menjadi salah satu ynag terunik. Atap
rumah ini terbuat dari rumput ilalang dan
lantainya dari anyaman rotan. Dindingnya
terbuat dari kayu yang disusun horizontal-
vertikal dan saling mengikat. Rumah ini
memilikitinggi rata-rata sekitar 4-5 meter dan
luas kurang lebih 8×6 meter.
SD NEGERI PALEBON 02
Kelas IVB- Dyah Luthfisari
Papua: Honai
Rumah Honai. Foto: blogspot
Honai memiliki bagian penutup atas
berbentuk kerucut yang ditutupi oleh ilalang
kering atau jerami. Ada pula rumah honai
yang tampak memiliki atap seperti ½ batok
kelapa. Atap ini dibuat tidak terlalu tinggi
karena lagi-lagi bertujuan untuk
menghangatkan bagian dalam rumah.Aktivitas
lain seperti makan, menyimpan makanan, dan
lainnya dilakukan di bangunan berbeda.
SD NEGERI PALEBON 02