Aksi Nyata Modul 2.2 Pembelajaran Sosial
Emosional
SUBCITA SARI, S.Pd
CGP ANGKATAN 6
FASILITATOR : NITA SURIYANI ETTA
PENGAJAR PRAKTEK : RAMNI, S.Pd
Aksi Nyata Modul 2.2, Pembelajaran Sosial Emosional. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah
mengenai bagaimana kita menjalankan sekolah. Pembelajaran sosialemosional adalah tentang
pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar.
Dalam PSE ini menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). 4F merupakan model refleksi
yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan
sebagai berikut
1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada
saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut?
Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa
yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya
rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki
perasaan tersebut.
3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya
ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di
masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Dengan tahapan diatas dalam mengaplikasikan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional yang saya
lakkukan disekolah sebagai berikut :
Facts (Peristiwa):
Dengan menggunakan alur MERDEKA seperti pada modul-modul sebelumnya, terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi
kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.
Setelah alur belajar ini sampai pada Aksi Nyata, terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Sosial Emosional di kelas. Memang
sebelumnya dalam PBM tidak menerapkan strategi pembelajaran Berdiferensiasi dan PSE, karena saya
beranggapan bahwa ini bukan materi pokok. Ternyata pembelajaran ini sangat penting dan berguna,
bukan hanya bagi guru dan murid, tetapi juga bagi komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan
emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif bagi seluruh komunitas sekolah.
Proses kolaborasi sebenarnya memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah untuk memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
PSE berbasis kesadaran penuh (Mindfulness sosial emotional learning) dan Well Being merupakan
latihan kesadaran penuh dalam kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Dalam PSE melahirkan 5
Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yaitu: Kesadaran diri, Pengelolaan diri, Kesadaran sosial,
Keterampilan relasi, dan Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.
Hal baik yang diperoleh dalam penerapan strategi Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran
penuh dan kondisi nyaman sehat dan bahagia (mindfulness and well being) di kelas sangat menarik dan
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Saya selalu berharap dalam menghadapi murid di
kelas dalam bentuk rupa dan warna seragam. Yang terjadi didalam ruang kelas pada saat saya mengajar
banyak saya jumpai siswa yang bermain dengan teman sebangku, siswa yang mengantuk dalam ruangan
saat proses pembelajaran dengan berbagai alasan, ada siswa yang tidak membawa buku siswanya, ada
siswa yang selalu keluar masuk untuk ke WC ada yang tidak punya ini dan itu, ada yang belum sarapan,
dan lain sebagainya sehingga kalau tidak ada kesadaran penuh yang dimiliki, maka dapat memancing
emosi kita tidak terkontrol.
Sesuai dengan Pembelajaran Sosial Emosional yang saya dapatkan dalam modul 2.2 yang saya
aplikasikakan didalam proses pembelajaran dikelas tentang berkesadaran penuh (mindfulness) yaitu
STOP (Stop- Berhenti, Take e deep breathe- Tarik napas dalam, Observe- Amati, Proceed- Lanjutkan).
Dengan PSE yang saya dapatkan dalam CGP Alhamdulillah dapat meredam emosi negatif.
Feelings (Perasaan):
Dengan menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Saya dapat merasakan kenyaman dalam
mengatur emosi dalam proses belajar mengajar, walaupun masih ada kesulitan dalam menerapkannya.
Butuh waktu dalam prosesnya hingga saya dapat betul-betul secara utuh dalam menerapkan PSE
menjadi suatu bentuk kebiasaan yang akan dilakukan dikelas maupun dalam lingkup sekolah secara
umum. Saya sadar bahwa untuk mengubah kebiasaan tidak semudah membalikkan telapak tangan,
Untuk itu memerlukan dukungan dan kolaborasi dengan seluruh warga sekolah.
Salah satu bentuk yang dapat saya lakukan dalam membangun feelings (perasaan) yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran diatantaranya yaitu dengan melakukan ice breaking dan pengelolaan kelas
yang lebih menarik serta menerapkan pembelajarn berdiferensiasi dengan melihat kebutuhan siswa
sesuai dengan profil pelajar Pancasila sehingga dapat menciptakan siswa yang inovatif dalam berkreasi
sesuai minat dan bakat mereka.
Findings (Pembelajaran):
Pelajaran Sosial Emosional (PSE) banyak membawa perubahan yang positif dalam dirinya saya, Banyak
pelajaran yang saya dapatkan dengan menerapkan PSE ini. Hal terbesar dalam PSE yang saya dapat kan
yaitu mengendalikan emosi (kesadaran diri), memahami kekuatan dan kelemahan dalam diri saya.
Melalui PSE saya menyadari masih perlu meningkatkan manajemen diri sehingga saya dapat
membangun kepercayaan diri, mengelola marah, benci, jengkel, pada murid saya dengan tingkahnya
yang bermacam-macam. PSE membuat saya memahami adanya perbedaan di antara murid-murid
terutama dalam berempati dan menghargai perbedaan (kesadaran sosial).
Dalam menghadapi siswa yang bermasalah saat proses pembelajaran dikelas, saya biasanya
berkolaborasi dengan guru bimbingan konseling dalam menyelesaikan hal tersebut. Langkah ini saya
ambil sebagai bentuk membangun keterampilan berelasi saya dengan teman sejawat. Selain itu hal
tersebut sangat membantu saya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan tidak
terganggu oleh masalah yang diciptakan dari beberapa siswa yang membuat ulah saat proses
pembelajaran dikelas. Saya sadar bahwa pembelajaran ini masih individu sentris pada guru, walaupun
kita telah menerapkan pada murid, seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial dan
keterampilan berelasi (berdo'a sebelum belajar, salam, disiplin, berdiskusi, berinfaq, menjaga
kebersihan, menghargai pendapat orang lain, rasa ingin tahu, bahkan dapat melaksanakan tugas dengan
baik) akan tetapi masih saja kita mendapatkan situasi yang kurang baik dalam proses pembelajaran. Dan
semua itu menjadikan tantangan bagi saya sebagai seorang pendidik untuk terus belajar dan
membenahi diri agar menjadi lebih baik, melalui pembelajaran sosial Emosional, saya berharap dapat
mengubah kebiasan –kebiasan yang negatif yang sudah menjadi suatu kebiasaan. Saya yakin dengan PSE
yang saya terapkan dengan berproses dan memotivasi diri dapat mengubah hal tersebut. Amin……
Future (Penerapan):
Dalam menerapkan pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini menggunakan tiga teknik, yaitu: Rutin,
Terintegrasi dalam mata pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin di sekolah dimasukkan
dalam jadwal rutin yang dilakukan di sekolah, seperti apa yang telah dicapai murid selama pembelajaran
berlangsung
Penerapan PSE secara terintegrasi dengan mata pelajaran dihubungkan dengan penyelesaiaan kasus-
kasus yang dialami oleh murid di kelas, di rumah atau di lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk
penerapan PSE dalam lingkup protokol dapat diimlementasikan dalam bentuk tatatertib sekolah.
Penutup
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis Kesadaran Penuh (MindfulnessBased Social Emotional
Learning) dan Well Being adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif di sekolah dengan
kesadaran penuh dalam kondisi sehat nyaman dan bahagia. Mindfulness and well being dapat dicapai
dengan menerapkan latihan pernapasan STOP. PSE terdiri dari 5 KSE yakni, kesadaran diri,manajemen
diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Menggunakan 3 teknik penerapan yaitu, rutin, terintegrasi dengan mata pelajaran, dan protokol.