Coaching Untuk Supervisi Akademik JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN Modul 2.3 HADIANSYAH HADIANSYAH NIRWAN' NIRWAN'
PROGRAM CGP 7 KAB. GARUT
MODEL 6 : 5R 1. REPORTING Mendeskripsikan : menceritakan ulang peristiwa yang terjadi 2. RESPONDING Menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung. 3. RELATING Menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki. 4. REASONING Menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut. 5. RECONSTRUCTING Menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.
1. Reporting Mulai dari diri, pada kegiatan ini saya mengerjakan tugas yaitu membuat blog di LMS yaitu menuliskan refleksi diri tentang Supervisi Akademik yang pernah dialami oleh CGP. Eksplorasi Konsep, pada kegiatan ini CGP mempelajari materimateri mengenai konsep, paradigma, prinsip, alur coaching dan supervisi akademik dengan paradigma coaching 1. 2. Aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini, dengan alur MERDEKA yang ada di LMS modul 2.3 :
3. Ruang Kolaborasi, pada kegiatan ini para CGP bersama Fasilitator membahas tentang choaching, kemudian kami berpasangan untuk melakukan latihan praktek coaching. 4. Demonstrasi Kontekstual, pada kegiatan ini kami melakukan kembali praktik coaching dengan tiga orang CGP, dimana ada yang berperan sebagai coach, coachee dan pengamat dengan bergantian. Kegiatan tersebut direkam kemudian link rekamanya di upload ke LMS. 5. Elaborasi Pemahaman merupakan kegiatan penguatan pemahaman supervisi akademik dari Instruktur yang hebat. 1. Reporting
6. Koneksi Antar Materi, pada kegiatan ini saya ditugaskan untuk membuat kaitan materi antara modul 2.3 supervisi akademi dengan modul-modul yang telah dipelajari pada LMS. 7. Aksi Nyata, kegiatan ini adalah penerapan dari materi yang telah dipelajari dengan melakukan coaching supervisi akademik disekolah saya dengan melibatkan rekan sejawat sebagai coachee. 8. Sebagai penutup Modul 2 yaitu pelaksanaan Post-test. 1. Reporting
Setiap tahapan kegiatan yang saya lalui dari LMS baik mempelajari modul tentang Supervisi Akademik, Coach dan coaching. Kemudian kegiatan diskusi dan praktik Coaching pada awalnya saya merasakan kesulitan dalam memahami dan melakukan praktik. Namun setelah dilalui proses tersebut ahirnya saya mengerti bahwa sebenarnya proses coaching berawal dari analisa dan eksplorasi teknik yang akan digunakan, kemudian memberikan waktu dan situasi yang leluasa kepada coachee untuk mengenal dan mengetahui tujuan choacing. Dengan menggunakan urutan TIRTA dan sering latihan bersama rekan CGP yang hebat, akhirnya saya dapat berperan sebagai coach dengan lancar walaupun ada sedikit kesalahan. 2. Responding
Sebagai Calon Guru Penggerak, saya harus memiliki keterampilan coaching untuk membantu saya dalam berkolaborasi dengan rekan sejawat maupun dengan murid. Ketika memecahkan masalah seorang coachee, keterampian choaching ini akan sangat diperlukan. Sebagai implementasi untuk masa yang depan, saya mengharapkan dapat menerapkan konsep dasar coaching ini untuk proses supervisi akademik, maupun penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa. 2. Responding
Ketika mempelajari modul 2.3, dengan menggunakan alur penugasan MERDEKA sangat membantu saya dalam memahami materi Coaching ini. Saya menjadi paham, sebagai seorang coach, saya harus memiliki keterampilan dalam memahami coachee, mulai dengan menjalin kemitraan, mengajukan pertanyaan yang eksploratif dan berbobot untuk menggali permasalahan yang terjadi, serta bagaimana seorang mendegarkan penuh coachee nya agar mampu menciptakan komunikasi aktif dengan coacheenya. 3. Relating
Ketika proses coaching berlangsung, coach menyimak apa yang diakatakan oleh coachee supaya memahami apa yang diucapkan oleh coachee, kemudian coach memberikan pemahaman kepada coachee tentang komitmen dan upaya untuk memecahkan masalahnya sendiri dengan potensi yang dimiliki oleh coachee. Keterkaitan dengan modul pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional sangat membantu dalam memahami dan menerapkan kemampuan coaching, karena memahami perbedaan tiap individu, mampu mengelola emosi dan menerapkan keterampilan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. 3. Relating
Berusaha menjadi komunikator yang baik, dan dapat menuntun coachee dalam membuat tindakan yang berpariasi serta memberikan dorongan kepada coachee dalam memilih ide, menyusun rencana penyelesaian dengan waktu yang tepat, jelas dan spesifik sesuai dengan kebutuhan. 1. 2. Memberikan dorogan kepada coachee dalam memilih orang lain yang terlibat dalam tindakan aksi nyatanya dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan rencana yang telah dijadwalkan. 4. Reasoning
3. Meyakinkan coachee bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dengan menciptakan komuniasi yang akrab, sehingga coachee dapat menceritakan permasalahan dan langkah pemecahan masalahanya dengan nyaman. Dengan menjadi pendengar aktif, coach akan merasakan apa yang diarasakan oleh coachee. 4. Seorang coach adalah partner bagi coachee dalam menemukan solusi melalui pertanyaan yang strategis dengan megarahkan coachee untuk menemukan solusi yang tepat, menguatkan komitmen untuk mengambil keputusan dengan menggali potensinya. 4. Reasoning
Menggunakan model TIRTA pada proses coaching supaya proses coaching berjalan dengan lancar. Mendampingi coachee dalam menemukan solusi dari permasalahannya. Membangun rasa pecaya diri coachee supaya dapat menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya. Membagikan pemahaman tentang coaching kepada rekan sejawat, supaya mereka dapat saling membantu. Rencana Alternatif yang akan saya lakukan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Recontructing
TTeerriimmaa Kasiih