KEARIFAN LOKAL SETU BABAKAN Disusun oleh :
1. Adinda Rachma Natarina
2. Alifia Indira Permana
3. Satria Anugrah Putra
Kelas : XII IPS 1
PENDAHULUAN
Kearifan lokal merupakan suatu gagasan setempat
yang didalamnya berisi pandangan hidup dan
pengetahuan lokal yang mengandung kebijaksanaan,
kearifan, bernilai baik yang tertananam dan diikuti
oleh satu generasi ke generasi berikutnya. Kearifan
lokal sering juga dijadikan sebagai dasar (akal) untuk
masyarakat bertindak terhadap sesuatu maupun suatu
peristiwa yang terjadi. Kearifan lokal muncul dengan
berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya,
adapun persebarannya melalui sastra lisan dan
manuskrip. Kearifan lokal yang bernilai luhur dan
tertanam kuat pada masyarakat dijadikan sebagai
alat untuk berpandangan hidup, mengambil keputusan,
serta mengatasi masalah dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat di berbagai bidang.
PENDAHULUAN
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan
Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu
budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32
hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk
memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air
seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta
sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan.
Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata
yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau
menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu
Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok
tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui
cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
PENDAHULUAN
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan
memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik peringatan HUT DKI Jakarta ke-474.
dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, Perkampungan ini dianggap masih
busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk mempertahankan dan melestarikan budaya khas
rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni
289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah tari, seni musik, dan seni drama.
milik pemerintah di mana yang baru dikelola
hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami Untuk dapat mengevaluasi aksi pemberdayaan
setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian komunitas sebagai bentuk kemandirian dalam
besar penduduknya adalah orang asli Betawi menyikapi nilai-nilai kearifan lokal dan
yang sudah turun temurun tinggal di daerah Memaparkan inisiatif, usulan, alternatif dan
tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi aksi
adalah para pendatang, seperti pendatang pemberdayaan komunitas di tengah-tengah
dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll pengaruh globalisasi. Oleh karena itu,
yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di berdasarkan latar belakang di atas, maka kami
daerah ini. ingin mengkaji tentang, " Pemberdayaan
Komunitas Lokal dan Kearifan Lokal Setu
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Babakan."
Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek
wisata yang terbilang baru. Peresmiannya
sebagai kawasan cagar budaya dilakukan
KEPERCAYAAN
Agama yang dianut oleh masyarakat setu babakan
mayoritas adalah agama Islam, dari awal silsilah
penghuni pertama yaitu keturunan Jebul bin Ojon
sudah menganut agama islam, sedangkan diltilik dari
mayoritas agama yang dianut oleh suku betawi yang
ada, lebih dari 90% adalah penganut agama islam,
sementara agama lain yang ada di setu babakan
dianut oleh masyarakat dari luar setu babakan adalah
kristen, yang jumlahnya sedikit, dikawasan kampung
Setu babakan terdapat Masjid yang bernama Masjid
Attaubah. Selain masjid ada juga Kapel gereja kecil
yang dijadikan tempat ibadah umat kristiani. Kapel ini
telah berdiri sejak tahun 1855 dikawasan setu
babakan oleh yayasan pehimpunan Vincentius,
dibangun oleh orang belanda yang didalamnya
terdapat panti asuhan desa putra dan juga komplek
sekolah dari SD, SMP dan SMA atau SMK, gereja ini
selain dipakai untuk ibadah umat kristiani digunakan
juga sebagai tempat upacara pernikahan bagi umat
kristen yang ada disekitar setu babakan.
HUKUM LOKAL
Di setu babakan hampir tidak pernah terjadi konflik antar keluarga maupun dengan
warga dari luar kawasan, hal ini terjadi karena sistem kekeluargaan antar warga
sangat erat dan budaya gotong royong adalah praktek kongkritnya. Budaya gotong
royong ini selalu melibatkan hampir satu keluarga, ketika diantara mereka
mengadakan acara atau ketempatan pengajian atau arisan yang rutin dilaksanakan
oleh warga. Kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk warga agar silaturahmi
mereka tetep terjalin dengan baik. Namun warga Setu Babakan tetap mempunyai
hukum lokal yang sepatutnya ada pada linkungan warga dan hukuman disesuaikan
dengan kategori pelanggaran, yang terdiri atas pelanggaran berat dan
pelanggaran ringan. Contohnya pada saat pandemi ini warga dilarang berkeliaran
keluar tanpa mematuhi protokol kesehatan dan kepada warga yang melanggar
diberikan sanksi sosial dengan menyapu di areal Setu Babakan.
SISTEM PENCAHARIAN
Kehidupan masyarakat setu babakan pada mencukupi untuk hidup sebagian warga yang
awalnya lebih banyak ditunjang dari sektor menggantungkan diri sebagai pekerja informal
informal, yaitu perdagangan dan jasa, namun karena bahan baku pakan yang makin langka dan
seiring dengan pertumbuhan kota Jakarta yang tingginya pajak perbulan.
semakin mengarah ke daerah Pheryferi atau
pinggiran sedikit banyak memengaruhi kehidupan Saat ini sudah beragam profesi digeluti oleh warga
warga kampung setu babakan. Akibat kondisi ini setu babakan, dari hasil wawancara dengan
bapak Rudi yang juga selaku ketua RT 009/008 di
berdasarkan observasi, penuduk setu babakan setu babakan, bahwa warga setu babakan saat ini
sudah mulai bearadaptasi dengan kehidupan
perekonomiaan daerah pinggiran Jakarta. sudah memiliki berbagai macam profesi dan tidak
Penduduk setu babakan sendiri diawal sejarahnya terikat lagi dengan status warga asli atau
adalah petani, seiring dengan pertumbuhan kota pendatang. Profesi yang digeluti oleh warga asli
Jakarta yang semakin berkembang ke daerah setu babakan sekarang ini sudah beragam
pinggir kota, lahan pertanian tersebut berubah pekerjaan, ujar Rudi, mulai dari buruh kasar
manjadi lahan peternakan. Penduduk setu babakan serabutan, Pegawai Negeri Sipil, TNI, dan swasta
dalam proses adaptasi lambat laun ada yang sektor jasa yang bekerja di Jakarta.
merubah profesinya menjadi peternak. Hasil dari
peternakan yang dilakoni warga makin hari tidak
KEUNIKAN
1. Fungsi dari setu ini bukan hanya untuk menjadi
tempat melestarikan kebudayaan Betawi yang makin
tergerus oleh zaman, namun digunakan juga sebagai
tempat alternative rekreasi di Jakarta.
2. Kawasan setu babakan dibagi menjadi 3 zona
wilayah yang terdiri dari :
Zona A berisi rumah adat khas Betawi.
Zona B berisi pusat kuliner dengan tema makanan khas
Betawi.
Zona C berisi zona komersial dan studi alam.
3. Masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan
budaya dan cara hidup khas Betawi. Memancing,
bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan
tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui
cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan
dan meningkatkan taraf hidupnya.
KEUNIKAN
4. Nuansa Betawi pun dimunculkan untuk dengan
membuat pagelaran budaya oleh pihak pengelola,
Gelaran budaya semisal tari-tarian, musik dan pencak
silat. Pemainnya adalah anak-anak yang ditatar oleh
sanggar di sekitar perkampungan. Kepala Pengelola
Setu Babakan, Indra Sutisna mengatakan, sayangnya
pada bulan-bulan di awal tahun belum ada pagelaran
yang ditampilkan. Namun pengunjung yang datang ke
kampung bisa melihat anak-anak berlatih. Tarian yang
dilatihkan kepada anak-anak misalnya tari Topeng.
Sedangkan musik ada musik gambang kromong,
gambus, keroncong, kasidah dan marawis. Selain tari
dan musik, gelaran lenong dan silat sebagai kesenian
adat khas Betawi juga dilatih. Siapa pun bisa ikut
berlatih kesenian yang dikelola oleh sanggar.
Nantinya, mereka akan tampil entah pada acara
ulang tahun Betawi atau memang gelaran rutin yang
ditampilkan pengelola.
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Indonesia memiliki keberagaman budaya, suku Setu Babakan sebagai kawasan Perkampungan
bangsa, bahasa, agama, dan sebagainya. Budaya Betawi dengan mengeluarkan Perda No.
Dalam keragaman budaya salah satunya 3 Tahun 2005 Tentang Penetapan
mencakup hubungan kearifan lokal di dalam Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan
masyarakat. Kearifan lokal didefinisikan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang Kotamadya Jakarta Selatan. Salah satu tujuan
mengandung kebijakan hidup dan pandangan dari Perda ini adalah menciptakan dan
hidup yang mengakomodasi kearifan hidup. Di menumbuhkembangkan nilai - nilai seni budaya
Indonesia, kearifan lokal merupakan suatu Betawi dan membina serta melindungi tata
filosofi dan pandangan hidup yang terwujud kehidupan serta nilai - nilai Budaya Betawi. Dan
dalam berbagai bidang kehidupan seperti nilai tujuan ini tersirat bahwa masyarakat Betawi
sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata setempat seharusnya menjadi subjek dari
lingkungan, dan sebagainya. Perkampungan Budaya Betawi (PBS), oleh
karena itu perlu adanya partisipasi warga
Kearifan lokal pada masyarakat perkotaan DKI Betawi setempat guna keberlanjutan program
Jakarta adalah terdapat pada program tersebut. Sehingga kawasan ini bukan hanya
pemberdayaan masyarakat Betawi di Kampung menjadi ladang proyek bagi pemerintah yang
Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta tidak berkelanjutan dan tidak bermanfaat untuk
Selatan. Untuk melestarikan tata kehidupan dan warga Betawi setempat.
tata ruang komunitas sosial budaya masyarakat
Betawi, Gubernur Jakarta menetapkan Kawasan
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam program pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal ini, masyarakat Betawi
setempat disosialisasikan mengenai pemanfaatan sumber daya alam disekitar danau Setu
Babakan untuk bisa dijadikan sarana sehingga membuat masyarakat setempat menjadi lebih
berdaya dan sekaligus bisa melestarikan kebudayaan masyarakat Betawi. Dalam hal
pelestarian kebudayaan Betawi, masyarakat setempat khususnya generasi pemuda pemudi
Setu Babakan diajarkan untuk bisa mengadakan pagelaran seni kebudayaan Betawi seperti
Samrah, Gambang Kromong, Qasidah, Keroncong Betawi, Tanjidor, dan Gambus yang
merupakan segelintir pentas seni yang bisa di nikmati oleh pengunjung Setu Babakan. Anak-
anak baik pemuda pemudi dengan giat melakukan latihan-latihan gerakan-gerakan tari,
pencak silat dan sebagainya sebagai upaya pelestarian kebudayaan Betawi agar tidak
punah. Dalam kecanggihan teknologi saat ini menjadi modal yang cukup besarr bagi
komunitas warga Setu Babakan agar bisa mempromosikan wisata alam yang ada di Danau
Setu Babakan. Para wisatawan yang datang mengunjungi Danau Setu Babakan juga dapat
memotret rumah tradisional khas Betawi yang keberadaannya semakin sulit dijumpai dewasa
ini. Tidak hanya dapat memotret saja, masyarakat yang datang bisa menggunakan fasilitas
rumah Betawi tersebut untuk bisa digunakan untuk keperluan-keperluan material seperti
pengambilan photo pre wedding, syuting bahkan arisan keluarga dengan catatan sudah
mendapatkan izin dari pengurus Wisata Alam Setu Babakan.
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan Masyarakat di Setu Babakan mendatangkan profit untuk masyarakat
juga merambah pada pelestarian kuliner setempat Setu Babakan.
betawi yang saat ini sulit dijumpai meskipun
berada di Kota Jakarta, seperti penjualan bir Melalui nilai-nilai kearifan lokal,
pletok, dodol betawi, sayur gabus pucung, pemberdayaan komunitas dapat dilakukan
kerak telor, semur jengkol, soto betawi, roti dengan lebih efektif dan sesuai dengan
buaya, kue cucur yang keberadaannya cukup karakter masyarakat. Oleh karena itu, penting
banyak di wisata Setu Babakan. Masyarakat bagi kita untuk memahami apa yang menjadi
Betawi setempat juga diberdayakan untuk akar budaya di masyarakat masing-masing.
bisa membuat makanan-makanan khas betawi Tujuannya agar komunitas di masyarakat kita
tersebut dan diperjualbelikan di sekitaran bisa berkembang sesuai dengan akar dan
wisata Setu Babakan, sehingga para karakteristiknya sesuai dengan perkembangan
wisatawan yang datang bisa menikmati zaman. Kearifan lokal dapat memiliki sifat
makanan khas betawi ini dengan harga antarbudaya dan antaretnik yang ada. Jika
terjangkau. Penjualan makanan khas betawi sifat-sifat tersebut sudah menjadi satu, maka
tersebut ternyata mendatangkan keuntungan kearifan lokal tersebut dapat membentuk
yang cukup baik bagi masyarakat setempat tingkat tatanan nilai yang baru yakni nilai
Setu Babakan. Selain itu, Danau Setu Babakan budaya yang bersifat nasional.
juga memberikan pengalaman memancing
disekitaran danau sehingga bisa
KRITIK DAN SARAN
Tetap menjaga kebersamaan dan selalu melestarikan budaya tersebut demi
kelangsungan hidup kebudayaan bersangkutan itu sendiri.
PENUTUP
Terima kasih dan kurang lebihnya mohon maaf, wassalamualaikum wr.wb