The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Sinode GKPI, 2023-10-07 05:19:59

Doc. 15 Kumpulan-Kumpulan Peraturan GKPI

49 Tugas Ketua Pengurus 1. Melaksanakan keputusan Rapat Pengurus, bersama-sama dengan Sekretaris dan Bendahara; 2. Memimpin seluruh anggota Pengurus dalam melaksanakan Keputusan-keputusan rapat pengurus; 3. Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Badan; 4. Bersama-sama dengan Sekretaris pengurus bertugas dan berwenang mengundang rapat pengurus, membuat dan menanda-tangani dokumen/warkat utama Badan; 5. Bersama-sama dengan Sekretaris bertugas dan berwenang untuk bertindak atas nama pengurus serta mewakili badan, baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; 6. Bersama-sama dengan Bendahara membuat dan menandatangani semua surat dan dokumen mengenai keuangan Badan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Badan dan Anggaran Rumah Tangga Badan; 7. Bersama-sama dengan Sekretaris dan Bendahara mengelola kekayaan Badan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan; 8. Memimpin rapat Pengurus sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Badan; 9. Bertanggung jawab memimipin upaya-upaya pencarian sumber-sumber pendanaan Badan; 10. Bertanggung jawab memimpin, membangun dan mengembangkan jaringan Nasional dan Internasional; 11. Memberikan laporan dan keterangan kepada Pembina Badan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu bila diperlukan; 12. Ketua dapat menugaskan Sekretaris, Bendahara dan anggota lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas kepengurusan dan tugas-tugas lainnya yang tida bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan; 13. Dalam hal diadakannya Wakil Ketua Pengurus, maka tugas-tugasnya sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas yang diberikan Ketua Pengurus; b. Membantu Ketua Pengurus dalam memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja dari Badan; c. Mewakili Ketua Pengurus, bilamana Ketua Pengurus berhalangan melaksanakan tugasnya Pasal 25 Bagian 5 Tugas Sekretaris Pengurus 1. Bersama-sama dengan Ketua bertugas dan berwenang mengundang rapať pengurus; 2. Membuat dan menanda-tangani dokumen/warkat utama Badan; 3. Mendampingi Ketua Pengurus dalam memimpin rapat Pengurus, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Badan; 4. Bersama-sama dengan Ketua dan Bendahara mengelola kekayaan Badan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan; 5. Bertanggung-jawab melakukan monitoring dan evaluasi di bidang Kesekretariatan; 6. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pemeliharaan administrasi Badan dan memimpin Sekretariat Badan; 7. Menyusun laporan hasil rapat dan membuat notulen rapat; 8. Melaksanakan Tugas yang diberikan Ketua;


50 9. Dalam hal diadakannya Wakil Sekretaris Pengurus, maka tugas-tugasnya sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas yang diberikan Sekretaris Pengurus; b. Membantu Sekretaris Pengurus dalam melaksanakan tugas-tugasnya; c. Mewakili Sekretaris Pengurus, bilamana Sekretaris Pengurus berhalangan melaksanakan tugasnya; d. Mempertanggung-jawabkan baik lisan maupun tertulis tugas, kewajiban dan wewenangnya kepada Sekretaris´Pengurus Pasal 26 Bagian 6 Tugas Bendahara Pengurus 1. Menyusun program kerja tahunan di bidang Perbendaharaan Badan; 2. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan Badan; 3. Bertanggung jawab melakukan monitoring & evaluasi keuangan; 4. Memimpin dan mengkoordinasi konsolidasi keuangan Badan; 5. Bertanggung jawab menyajikan laporan keuangan, neraca keuangan, laporan laba rugi, rekonsiliasasi bank dan aset; 6. Melaporkan kondisi keuangan secara berkala kepada Pembina Badan dengan disetujui oleh Ketua Pengurus dan Sekretaris Pengurus; 7. Menyusun perencanaan anggaran keuangan dan mengatur pengeluaran serta pemasukan dana di Badan; 8. Mengkordinasikan, merencanakan serta melaksanakan upaya-upaya melakukan penggalangan dana Badan; 9. Bersama-sama dengan Ketua membuat dan menandatangani semua surat dan dokumen mengenai keuangan Badan; 10. Bersama-sama dengan Ketua dan Sekretaris mengelola kekayaan Badan sesuai dengan kebijakan yang telan ditetapkan; 11. Melaksanakan Tugas yang diberikan Ketua Pasal 27 Bagian 7 Staff Pengurus 1. Untuk membantu pengurus dalam pelaksanaan tugas-tugas kepengurusan, guna tercapainya maksud dan tujuan yang telah ditetapkan, maka pengurus badan dapat mengangkat 1 (satu) orang atau lebih staff pengurus untuk masing-masing urusan, termasuk tetapi tidak terbatas untuk urusan umum/organisasi, dan untuk urusan perbendaharan/keuangan; 2. Tugas-tugas staff pengurus untuk urusan umum/organisasi: a. Membantu kelancaran tugas-tugas sekretaris badan; b. Melaksanakan urusan administrasi umum, ketatausahaan dan kearsipan; c. Melaksanakan urusan kehumasan; d. Melaksanakan urusan Sumber Daya Manusia; e. Mengkaji dan menelaah peraturan dan perundang-undangan; f. Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga; g. Melakukan kordinasi perencanaan dan pengadaan barang, pendistribusian barang, penyimpanan dan dokumentasi barang serta pemeliharaan barang; h. Menginventarisir, menjaga dan merawat seluruh aset dan kekayaan Badan; i. Melakukan koordinasi berkenaan dengan dan fungsinya;


51 j. Melakukan inisiatif dan inovasi terhadap bidang tugasnya, untuk kemajuan dan pengembangan Badan, demi tercapainya maksud dan tujuan Badan; k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pengurus; l. Melaporkan seluruh kegiatan yang akan dan/atau telah dilaksanakan kepada pengurus melalui sekretaris badan; m. Bertanggungjawab kepada pengurus, melalui sekretaris badan. 3. Tugas-tugas staff pengurus untuk urusan perbendaharan/keuangan: a. Membantu tugas-tugas Bendahara badan dalam mengelola keuangan Badan; b. Menyusun anggaran keuangan badan; c. Membuat daftar gaji, dan honorarium lainnya; d. Ațas persetujuan ketua dan bendahara melakukan pembayaran segala kewajibankewajiban badan; e. Melaksanakan pengelolaan atas sumber daya non manusia diseluruh lingkungan badan, termasuk tetapi tidak terbatas; f. Menerima serta membukukan segala bentuk-bentuk penerimaan badan serta mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan rencana penerimaan dan pengeluaran; g. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas) yang auditable secara berkala beserta perinciannya (bulanan, triwulan maupun akhir tahun) sesuai dengan kebijakan akuntansi kepada Pengurus melalui bendahara; h. Melakukan koordinasi berkenaan dengan dan fungsinya; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Pengurus; j. Penyusunan laporan keuangan, penyusunan anggaran tahunan, dan penyusunan laporan manajemen sesuai program kerja Badan untuk disampaikan kepada pengurus melalui bendahara badan; k. Melaporkan seluruh kegiatan yang akan dan/atau telah dilaksanakan kepada pengurus melalui bendahara badan; l. Bertanggung jawab kepada pengurus. 4. Untuk kelancaran tugas staf pengurus, pengurus dapat mengangkat seseorang menjadi koordinator untuk masing-masing urusan. 5. Staf pengurus dapat diangkat dari antara pegawai. BAB VI TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 28 Pengambilan Keputusan dilakukan secara berjenjang sbb: 1. Keputusan Pembina bersama Pengawas Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. 2. Keputusan Direktur Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. BAB VII RAPAT PEMBINA DAN PENGAWAS Pasal 29 Rapat Pembina dan Pengawas 1. Rapat Pembina dan Pengawas PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun; 2. Rapat Pembina dan Pengawas PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dipimpin oleh Pimpinan Sinode GKPI; 3. Dalam hal tertentu, Rapat Pembina dan Pengawas PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dapat menghadirkan Ketua/Direktur sebagai narasumber; 4. Tugas Rapat Pembina dan Pengawas adalah:


52 a. Mengevaluasi dan membahas pelaksanaan program dan Anggaran Belanja PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI; b. Memberi masukan untuk kemudahan dan pencapaian tujuan program atas laporan tahunan Direktur PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI; c. Memberi arah strategis, kebijakan umum dan program umum untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun; d. Menyetujui lembaga donor yang diusulkan oleh Direktur PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. 5. Rapat Tahunan yaitu rapat wajib yang diselenggarakan setiap tahun paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Badan ditutup; 6. Rapat lain diluar rapat tahunan yaitu rapat yang diadakan sewaktu-waktu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pembina, anggota Pengurus, atau anggota Pengawas; 7. Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Apabila permintaan tersebut dari anggota Pembina, maka permintaan tersebut harus disetujui oleh Ketua Pembina; b. Apabila permintaan tersebut dari seorang atau lebih anggota Pengawas, maka permintaan tersebut harus disetujui oleh Ketua Pengawas dan Ketua Pembina; c. Apabila permintaan tersebut dari seorang atau lebih anggota Pengurus, maka permintaan tersebut harus disetujui olehi Ketua Pengurus d. Permintaan tertulis sebagaimana ayat (6) pasal ini, harus mencantumkan alasanalasan permintaan rapat 8. Ketua Pembina bertugas melakukan panggilan rapat dan memimpin rapat dengan mempedomani ketentuan rapat dalam Anggaran Dasar; 9. Apabila dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak adanya permintaan diadakannya rapat Pembina, Ketua Pembina tidak memberikan persetujuan dan melakukan panggilan rapat, maka anggota Pembina yang meminta diadakannya Rapat Pembina dapat melakukan pemanggilan rapat terhadap seluruh anggota Pembina; 10. Pimpinan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) Pasal ini dipilih dari dan oleh anggota Pembina yang hadir; 11. Tata cara pengambilan keputusan RapatPembina dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Badan. Rapat Pengurus Pasal 30 1. Rapat Pengurus diundang oleh Ketua dan Sekretaris; 2. Rapat Pengurus dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pembina, anggota Pengawas, atau anggota Pengurus dengan mekanisme sebagai berikut : a. Apabila permintaan tersebut dari seorang atau lebih anggota pembina, maka permintaan tersebut harus disetujui oleh Ketua Pembina; b. Apabila permintaan tersebut dari seorang atau lebih anggota pengurus, maka permintaan tersebut harus disetujui oleh Ketua Pengurus Badan dan disetujui oleh Ketua Pembina; c. Apabila permintaan tersebut dari seorang atau lebih anggota pengawas, maka permintaan tersebut harus disetujui oleh Ketua Pengawas dan disetujuai oleh Ketua Pembina; 3. Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, harus mencantumkan alasan alasan permintaan rapat;


53 4. Apabila dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak adanya permintaan diadakannya rapat Pengurus, Ketua Pengurus tidak memberikan persetujuan dan melakukan panggilan rapat, maka anggota Pengurus yang meminta diadakannya Rapat Pengurus dapat melakukan pemanggilan rapat terhadap seluruh anggota Pengurus; 5. Pimpinan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal ini dipilih dari dan oleh anggota Pengurus yang hadir; 6. Tata cara pengambilan keputusan rapat Pengurus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan BAB VIII TUGAS POKOK DAN FUNGSI PANTI ASUHAN GKPI DAN RUMAH LANSIA GKPI Bagian 1 Pasal 31 PANTI ASUHAN GKPI 1. PANTI ASUHAN GKPI mempunyai tugas pokok melaksanakan : a. Penyelenggara pengasuhan anak-anak yang diasuh di PANTI ASUHAN GKPI; b. Peningkatan sumber daya anak-anak dalam pengetahuan, wawasan, keterampilan, sikap mental, untuk menjadi orang yang mandiri di masa depan. 2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 1, PANTI ASUHAN GKPI menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rumusan kebijaksanaan dan rencana serta program pengasuhan terhadap anak-anak yang diasuh di Panti Asuhan; b. Menyelenggarakan administrasi dan tata kerja Panti Asuhan; c. Melakukan kordinasi berkenan dengan tugas dan fungsinya dan tugas lain yang sesuai dengan visi dan misi PANTI ASUHAN; d. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan pengurus 3. PANTI ASUHAN GKPI dipimpin oleh Seorang Direktur PANTI ASUHAN; 4. Direktur PANTI ASUHAN bertanggungjawab kepada pengurus badan; 5. Dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya Direktur PANTI ASUHAN dapat dibantu oleh wakil direktur, unsur penunjang dan pelaksana administrasi Pasal 32 Unit-Unit PANTI ASUHAN GKPI 1. Pada Panti Asuhan GKPI dibentuk unit-unit pelaksana dan pengelola sebagai satuan kerja seperti: a. Unit Pendidikan dan pelatihan. b. Unit Pengasuhan . 2. Unit-Unit dipimpin oleh Kepala Unit; 3. Dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya Kepala Unit dapat dibantu oleh unsur penunjang dan pelaksana administrasi; 4. Tugas pokok dan fungsi Unit Pendidikan dan Pelatihan yakni : a. Melaksanakan dan mengelola pelatihan dan atau pembekalan yang tepat agar anak-anak yang diasuh di Panti Asuhan memiliki kemampuan dan bekal untuk dapat bekerja dan mandiri sehingga bisa mendukung pencapaian taraf hidup yang lebih baik lagi; b. Melaksanakan dan mengelola program minat, bakat dan kegemaran anak-anak asuh dalam upaya membangun kondisi dan situasi secara kondusif agar anak-anak asuh dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya, memperoleh dorongan atau motivasi dari lingkungan sosialnya, serta dapat memacu prestasi dirinya. 5. Tugas pokok dan fungsi Unit Pengasuhan:


54 a. Melaksanakan konselor dan pengasuhan rohani kepada anak-anak asuh; b. Melaksanakan dan mengelola poli kesehatan kepada anak-anak asuh; c. Mengelola akomodasi dan konsumsi kepada anak-anak asuh. 6. Struktur organisasi, kepegawaian dan Ketentuan lebih lanjut tentang Panti Asuhan GKPI diatur dalam Peraturan Internal Panti Asuhan yang disahkan oleh Pengurus Badan setelah berkonsultasi dengan Pembina sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Bagian 2 Pasal 33 Rumah LANTERA GKPI 1. Rumah LANSIA SEJAHTERA (LANTERA) GKPI mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dan tanggung-jawab sosial gereja melalui pelayanan yang holistik yaitu fisik, psikis dan spiritual yang bersifat: Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif terhadap warga lanjut usia, sehingga warga lanjut usia menjadi lebih terawat, lebih mandiri, berguna bagi Tuhan dan sesama, sejahtera dan berbahagia; 2. Pengertian : a. Promotif: menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan warga lanjut usia agar tetap berguna, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat; b. Kuratif: pengobatan bagi warga lanjut usia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih sesuai kebutuhan; c. Rehabilitatif: mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin. Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi mental, vokasional (keterampilan/kejuruan), dan kegiatan fisik. 3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, Rumah LANTERA GKPI menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rumusan kebijaksanaan dan rencana serta program pengasuhan terhadap anak-anak yang diasuh di Rumah LANTERA GKPI; b. Menyelenggarakan administrasi dan tata kerja Rumah LANTERA GKPI; c. Melakukan koordinasi berkenan dengan tugas dan fungsinya dan tugas lain yang sesuai dengan visi dan misi Rumah LANTERA GKPI d. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan pengurus 4. Rumah LANTERA GKPI dipimpin oleh Direktur; 5. Direktur Rumah LANTERA GKPI bertanggung-jawab kepada Pengurus badan; 6. Dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya Direktur Rumah LANTERA GKPI dapat dibantu oleh wakil direktur, unsur penunjang dan pelaksana administrasi Pasal 34 Unit-Unit Rumah LANTERA GKPI 1. Pada Rumah LANTERA GKPI dibentuk unit-unit pelaksana dan pengelola sebagai satuan kerja untuk mendukung pelayanan dan setiap unit dipimpin oleh Kepala Unit; 2. Dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya Kepala Unit dapat dibantu oleh unsur penunjang dan pelaksana administrasi; 3. Struktur organisasi, kepegawaian dan ketentuan lebih lanjut tentang Rumah LANTERA GKPI diatur dalam Peraturan internal Rumah LANTERA GKPI yang disahkan oleh pengurus Badan setelah berkonsultasi dengan Pembina sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan.


55 BAB IX HARTA KEKAYAAN Pasal 35 1. Semua harta kekayaan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI yang bergerak dan yang tidak bergerak adalah satu kesatuan dengan milik GKPI; 2. Semua harta kekayaan Panti AsuhanGKPI dan Rumah LANTERA GKPI yang bergerak dan yang tidak bergerak dalam hal pengalihannya kepada pihak lain hanya dapat dilakukan oleh Pimpinan Pusat GKPI selaku Pembina dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di GKPI. BAB X SUMBER DANA DAN SUMBANGAN MATERIAL Pasal 36 1. Sumber Dana Panti AsuhanGKPI dan Rumah LANTERA GKPI berasal dari: a. Hasil usaha mandiri: Pertanian, peternakan, perikanan dan pengelolaan Aula Sikhem atau ruang serba guna pada lingkungan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI; b. Sumbangan bantuan yang tidak mengikat baik dari perseorangan, badan-badan, maupun pemerintah; c. Dukungan gereja-gereja; d. Lembaga donor dalam dan luar negeri. 2. Jenis-jenis Sumbangan Material Panti AsuhanGKPI dan Rumah LANTERA GKPI adalah: a. Sandang b. Pangan c. Perlengkapan Sekolah d. Dan lain-lain 3. Seluruh sumber pendanaan tidak boleh bertentangan dengan Tata Gereja, Peraturan Rumah Tangga GKPI. Pasal 37 Pengelolaan Dana dari Pemerintah/Hibah 1. Pengelolaan dana yang berasal Bantuan , Hibah atau Sumbangan dari Pemerintah atau pihak luar yang tidak bersyarat diselenggarakan secara terintegrasi dengan dana yang berasal dari penerimaan Badan; 2. Pengelolaan dana dari Pemerintah harus dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan; 3. Pinjaman atau kredit yakni dana yang diperoleh dari pihak di luar Badan, yang mengandung kewajiban untuk membayar kembali, baik dengan maupun tanpa bunga, dapat dilakukan oleh Pengurus Badan setelah mendapat persetujuan dari Pembina BAB XI KEUANGAN Pasal 38 1. Sistem Keuangan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dikelola secara terpisah masing-masing dalam dua rekening yaitu: a. Rekening Dana Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah yang menampung seluruh kekayaan keuangan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI meliputi sumbangan maupun hasil usaha; b. Rekening Program berjalan, yang diamprah setiap bulan.


56 2. Seluruh dokumen-dokumen bank dari rekening kekayaan dan dan dokumen lain berupa deposito serta surat berharga lainnya disimpan di brankas Kantor Sinode GKPI; 3. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Peraturan Keuangan, selanjutnya di atur dalam peraturan khusus Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI; 4. Audit internal Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dilakukan PHBK GKPI, sedangkan Audit eksternal dapat dilakukan atas pertimbangan dan persetujuan Pembina. BAB XII SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 39 1. Rekrutmen dan Pengembangan pegawai diatur sbb: a. Badan Pembina bersama Pengawas bertanggung jawab atas rekrutmen, pengembangan dan pemberhentian Direktur Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI; b. Rekrutmen dan pengembangan kapasitas pegawai Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dilakukan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan program Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI yang diusulkan Direktur kepada Pengawas dan Pembina; c. Hal-hal mengenai rekrutmen dan pengembangan kapasitas pegawai akan diatur dalam Peraturan Khusus dengan mengacu kepada ketentuan personalia yang berlaku di GKPI; d. Setiap SK pengangkatan dan pemberitahuan Direktur dan pegawai penuh waktu dilakukan oleh Pimpinan Sinode GKPI. 2. Penghargaan terhadap Direktur dan Pegawai dilakukan sbb: a. GKPI memberi penghargaan kepada Direktur dan Pegawai yang sungguh-sungguh memberi pengabdian dan pelayanan yang diperlihatkan dalam capaian kinerja pelaksanaan program; b. Penghargaan diberikan dalam bentuk prioritas pengembangan kapasitas, insentif tambahan dan fasilitas untuk meningkatkan motivasi dalam pelaksanaan pelayanan; c. Hal-hal mengenai pemberian penghargaan sesuai dengan ketentuan GKPI. 3. Sanksi terhadap kelalaian, pelanggaran aturan dan disiplin serta hal-hal yang merugikan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dilakukan tahapan sbb: a. Pemberian sanksi setelah terlebih dahulu mendapat teguran dan peringatan dari jenjang diatasnya; b. Tindak lanjut pemberian sanksi tersebut dapat dilakukan berupa ganti rugi, pemecatan hingga pengaduan ke aparat hukum apabila melakukan tindakan pidana; c. Hal-hal mengenai pelaksanaan sanksi tersebut selanjutnya di atur dalam Peraturan Khusus yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. BAB XIII MANAJEMEN PROGRAM Pasal 40 1. Program Pelayanan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI diprioritaskan untuk warga jemaat GKPI yang berpredikat anak yatim/yatim-piatu atau warga lanjut usia dan mengalami kesulitan hidup/keuangan yang usianya tidak bertentangan dengan pasal 1 ayat (3) dan (4) dalam peraturan ini; 2. Program Pelayanan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI juga terbuka bagi warga lain di luar GKPI yang menjadi korban perceraian atau karena kematian tanpa


57 membedakan latar belakang gereja, suku, ras dan golongan atau warga lanjut usia yang yang terlantar atau ditelantarkan. 3. Program Pelayanan Panti Asuhan dan Rumah LANTERA GKPI ditujukan secara khusus untuk peningkatan kehidupan anak-anak asuh dan warga lanjut usia. 4. Pelayanan untuk peningkatan kehidupan dimaksud dilakukan secara holistic. Pasal 41 Perencanaan Program 1. Pelayanan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI disusun melalui Perencanaan dan Penyusunan Program oleh Direktur bersama seluruh staf Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI, sehingga program disusun berdasarkan kebutuhan; 2. Jika diperlukan, Penyusunan Program dapat mengundang fasilitator atau konsultan yang profesional sehingga memungkinkan pencapaian tujuan dari Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. Pasal 42 Manajemen Program 1. Manajemen Program dikelola secara professional sehingga memenuhi standarstandar tata kelola yang baik (good governance), terutama transparansi dan akuntabilitas yang sudah berlaku umum. 2. Monitoring dan evaluasi program. 3. Hal-hal mengenai manajemen pelaksanaan program akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Khusus Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. BAB XIV PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN Pasal 43 Perubahan Peraturan PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI 1. Perubahan Peraturan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dapat dilakukan oleh Rapat Pembina dan Pengawas; 2. Perubahan Peraturan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dan kebutuhan pelayanan yang ada; 3. Hal yang belum diatur dalam peraturan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI akan diatur kemudian dalam Peraturan Khusus Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI. Pasal 44 Pembubaran PANTI ASUHAN GKPI dan Rumah LANTERA GKPI 1. Pembubaran Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah dapat dibubarkan jika Pembina dan Pengawas Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI melihat keberadaannya sudah tidak relevan atau tidak dibutuhkan; 2. Pembubaran Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI dilakukan setelah melalui tahapan-tahapan sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku di GKPI; 3. Harta Kekayaan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI diserahkan kepada GKPI melalui Pimpinan Sinode dan selanjutnya tetap menjadi milik GKPI. BAB XV PENGAWASAN LAINNYA Pasal 45


58 1. Sinode Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) sebagai pendiri menugaskan PHBK GKPI dalam rangka melakukan pengawasan terhadap Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah; 2. Wewenang pengawasan PHBK meliputi : a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah; b. Memasuki gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah c. Meminta penjelasan dari Pengawas, Pengurus mengenai segala persoalan yang menyangkut pengawasan dan pengurusan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah; d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dijalankan oleh pengawas dan Pengurus; e. Memperoleh akses atas informasi Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah; f. Membaca dan memberikan notisi atau tanggapan terhadap laporan keuangan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah; g. Meminta penjelasan baik secara lisan maupun tertulis kepada Pengawas dan Pengurus atas sesuatu hal yang dipandang perlu; h. Melakukan pengawasan keuangan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah melalui tindakan pemeriksaan terhadap keadaan keuangan Badan sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali dalam satu tahun; i. Mempelajari Laporan Tahunan yang dibuat oleh Pengurus; j. Mempelajari hasil pengawasan yang dilakukan pengawas; k. Mengundang pengurus untuk memaparkan kegiatan Panti Asuhan GKPI dan Rumah LANTERA GKPI secara terpisah. BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 46 Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut. DITETAPKAN DI PEMATANGSIANTAR PADA TANGGAL: 15 JUNI 2023 PIMPINAN SINODE GKPI Bishop, Sekretaris Jenderal, Pdt. Abdul Hutauruk, M.Th Pdt. Dr. Humala Lumbantobing, M.Th


59 IX. PERATURAN PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN GKPI SURAT KEPUTUSAN GERETA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA (GKPI) Nomor. : 427/P.13/V/2023 Tentang PERATURAN PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN GKPI Pimpinan Sinode GKPI S e t e l a h, MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas dan berdaya saing yang tinggi sebagaimana tujuan dari pelayanan; b. Bahwa dalam rangka menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, meningkatkan akses dan mutu pendidikan bagi jemaat terutama para pendeta Gereja Kristen Protestan Indonesia, maka perlu adanya pemberian beasiswa pendidikan; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam huruf a dan huruf b. perlu menetapkan Peraturan GKPI tentang Pedoman Pemberian Beasiswa Pendidikan. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); SALINAN 2. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);


60 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Kepada Peserta Didik Yang Orang Tua Atau Walinya Tidak Mampu Membiayai Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 545); 7 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Batuan Biaya Pendidikan Bidikmisi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1364); 8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 120 Tahun 2014 tentang Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Peraih Medali Pada Olimpiade Sains Internasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1651); 9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 724). 10. PRT GKPI MEMBACA/ : Keputusan Sidang Majelis Sinode VI di Siantar tgl. 30 Maret 2023 No. 7/ MEMPERHATIKAN SMS-VI/GKPI/III/2023 tentang Pedoman Pemberian Beasiswa Pendidikan GKPI MEMUTUSKAN MENETAPKAN : PERATURAN PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Beasiswa adalah pemberian bantuan biaya pendidikan oleh GKPI yang diberikan kepada Pendeta Pegawai GKPI dan Anggota Jemaat Sidi GKPI. 2. Pendeta pegawai GKPI adalah jabatan tahbisan yang diberikan GKPI kepada seseorang yang bersedia mempersembahkan diri atas panggilan Tuhan sebagai pelayan dan sebagai pegawai di GKPI, dalam persekutuan imamat am orang percaya, dalam membimbing, melayani dan memperlengkapi anggota jemaat dalam tugas panggilan gereja (bersekutu, bersaksi dan melayani), serta untuk mencerminkan pelayanan Yesus Kristus, Gembala Agung dan Kepala Gereja. (PRT GKPI psl. 82) 3. Anggota Jemaat Sidi GKPI adalah mereka yang telah telah dibabtis dan telah sidi yang terdaftar sebagai anggota jemaat GKPI dalam buku induk Jemaat. (PRT psl 1 ay. 2/b). BAB II MAKSUD & TUJUAN Pasal 2 1. Maksud a. Pemberian beasiswa kepada Pendeta Pegawai GKPI yang berprestasi untuk meningkatkan jenjang pendidikan b. Pemberian beasiswa kepada Anggota Jemaat Sidi GKPI yang berprestasi dan/atau tidak mampu untuk mendorong aktivitas dan kreativitas dan/atau


61 untuk membantu meringankan beban orang tua atau wali untuk biaya Pendidikan non Theologi dan Theologi. 2. Tujuan Pemberian beasiswa kepada Pendeta Pegawai GKPI dan Anggota Jemaat Sidi GKPI bertujuan: a. Untuk mewujudkan kerinduan GKPI untuk ikut melaksanakan misi Allah di dunia dalam tugas panggilan imamat am orang percaya dan kerinduan untuk pembaruan dan pemurnian pelayanan dalam kehidupan bergereja, GKPI diperlengkapi dengan sumberdaya manusia yang takut akan Tuhan, handal dan berintegritas; b. Untuk meningkatkan jenjang pendidikan, meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas dan berdaya saing; c. Meningkatkan perluasan kesempatan belajar, peningkatan mutu dan relevansi pelayanan. BAB III JENIS BEASISWA Pasal 3 1. Jenis Beasiswa a. Beasiswa Penuh atau Full Scholarship yaitu penerima beasiswa akan menerima dukungan dana untuk segala kebutuhan terkait studi yang meliputi pendanaan untuk pendidikan di dalam Negeri atau di Luar Negeri sesuai dengan waktu yg ditentukan. b. Beasiswa Sebagian atau Partial Scholarship yaitu penerima beasiswa hanya akan menerima dukungan dana sebagian bisa hanya berupa uang saku, atau transport, dan akomodasi saja untuk Pendidikan di Dalam Negeri atau di Luar Negeri sesuai dengan waktu yg ditentukan 2. Beasiswa yang diberikan kepada mereka yang disebutkan dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan ini terdiri atas: a. Uang SPP; b. Iuran Komite Sekolah; c. Dana-dana lain yang secara resmi dipungut oleh sekolah yang bersangkutan. 3. Penentuan besarnya jumlah uang pada setiap jenis/bentuk dana bantuan yang diterima oleh penerima Beasiswa disesuaikan dengan ketentuan/kebijaksanaan GKPI dan lembaga pendidikan yang bersangkutan, serta kondisi ekonomi setempat. 4. Jenis dan rincian pembiayaan dari masing-masing beasiswa yang akan diberikan kepada penerima beasiswa ditetapkan dalam surat perjanjian. 5. Rincian Pembiayaan Dana/Beasiswa terdiri dari : a. Dana bantuan untuk kebutuhan pendidikan akademi terdiri dari: 1) uang kuliah/sekolah; 2) uang buku; 3) uang praktek; 4) uang riset/penelitian untuk penyusunan skripsi/thesis/desertasi; 5) uang publikasi karya ilmiah di jurnal bereputasi 6) dana-dana lain yang secara resmi dipungut atau dibebankan kepada mahasiswa/ mahasiswi oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. b. Dana bantuan untuk kebutuhan hidup mahasiswa/mahasiswi meliputi: 1) uang pemondokan; 2) uang saku; 3) uang makan;


62 4) uang kesehatan; 5) uang perjalanan pergi dan pulang 1 x semasa studi. BAB IV PELAKSANA PEMBERIAN BEASISWA Pasal 4 1. Kegiatan pemberian beasiswa pelaksanaannya dilakukan melalui Bidang Beasiswa dengan membentuk tim verifikasi yang ditetapkan Pimpinan Sinode GKPI. 2. Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. unsur dari Pimpinan Sinode b. unsur dari Kadep Diakonat c. unsur dari Bidang Beasiswa 3. Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas : a. meneliti persyaratan administrasi calon penerima beasiswa; b. melakukan verifikasi dan seleksi calon penerima beasiswa; c. mengusulkan calon penerima beasiswa kepada Pimpinan Sinode GKPI untuk ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan Sinode dalam bentuk Rekomendasi; dan d. mengarsipkan dan menyimpan data (hard copy dan soft copy) penerima beasiswa untuk digunakan sebagai pangkalan data dan acuan pemberian beasiswa tahun berikutnya. e. mengidentifikasi perguruan tinggi/universitas tujuan peserta beasiswa dan memilih program studi yang diperkenankan untuk diikuti f. menentukan tujuan perguruan tinggi/universitas yang dipilih memiliki akreditasi program studi minimal B untuk perguruan tinggi dalam negeri sedangkan untuk perguruan tinggi luar negeri yang masuk dalam top 800QS university rank. BAB V PERSYARATAN PENERIMA BEASISWA Pasal 5 1. Bagi Pendeta Pegawai GKPI Untuk mendapatkan beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) bagi Pendeta Pegawai GKPI harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. telah menjadi Pendeta Pegawai GKPI minimal 5 tahun; b. memiliki reputasi yang baik dan tidak pernah dikenai Tata Penggembalaan dan dibuktikan oleh Surat Keterangan dari Pimpinan Sinode GKPI; c. bukan penerima beasiswa untuk tujuan serupa/sejenis dari pihak manapun dengan cara mengisi surat pernyataan tidak penerima beasiswa dari Lembaga/Donator lainnya. 2. Bagi Anggota Jemaat Sidi GKPI a. Jemaat sidi GKPI yang dibuktikan dengan surat keterangan pendeta resort/ jemaat khusus sebagai anggota penuh dan tidak pernah terkena Tata Penggembalaan serta dengan keluarganya sudah berjemaat 10 tahun; b. meraih peringkat I, II, dan III tertinggi nilai rerata raport enam semester terakhir per jurusan tiap sekolah yang dibuktikan dengan surat keterangan peringkat nilai rerata raport dari Kepala Satuan Pendidikan c. bukan penerima beasiswa untuk tujuan serupa/sejenis dari pihak manapun dengan cara mengisi surat pernyataan tidak penerima beasiswa dari Lembaga/Donator lainnya yang diketahui oleh kepala sekolah; dan d. mengisi surat pernyataan bersedia meningkatkan prestasi dan mengikuti pendidikan dengan sungguh-sungguh;


63 BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN PENERIMA BEASISWA Pasal 6 1. Hak-hak Penerima Beasiswa: a. Selama pendidikan, penerima Beasiswa berhak menerima dana bantuan seperti yang tercantum dalam pasal 3 Peraturan ini. b. Penerima Beasiswa yang berstatus Pendeta Pegawai GKPI yang sedang menjalankan tugas belajar, menerima hak-haknya (gaji pokok) secara penuh sebagai Pendeta pegawai GKPI, di samping dana bantuan (Beasiswa) seperti yang tercantum dalam pasal 3 Peraturan ini. 2. Kewajiban Penerima Beasiswa: a. Menandatangani kontrak/perjanjian Beasiswa GKPI b. Selama pendidikan penerima Beasiswa diwajibkan mengerjakan tugas dengan baik dan menyelesaikannya dalam waktu yang telah ditentukan. c. Setiap akhir semester, penerima Beasiswa harus membuat laporan hasil pendidikan/pelajarannya yang diketahui oleh Kepala Sekolah atau Dekan Fakultas atau Ketua Jurusan lembaga pendidikan yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada Pimpinan Sinode GKPI cq. Bidang Beasiswa. d. Selama pendidikan, penerima Beasiswa penuh (fullscholarship) tidak diperkenankan bekerja/berjemaat dalam suatu hubungan kerja yang dapat mengganggu kelancaran pendidikannya. e. Selama pendidikan, penerima Beasiswa tidak diperkenankan pindah sekolah atau Fakultas atau Jurusan lain tanpa persetujuan Bidang Beasiswa. f. Selama pendidikan, penerima Beasiswa taat kepada Pimpinan setempat. g. Setelah selesai pendidikan, penerima Beasiswa diwajibkan kembali ke GKPI. BAB VII TUGAS WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BIDANG BEASISWA Pasal 7 1. Berdasarkan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Bidang Beasiswa yang telah disetujui untuk setiap tahun anggaran, agar segera menyusun dan megajukan kepada Pimpinan Sinode melalui Kadep Diakonat rencana kerja Bidang Beasiswa guna mendapatkan penetapan dan persetujuan Pimpinan Sinode. 2. Merumuskan usulan tertulis kepada Pimpinan Sinode melalui Kadep Diakonat guna penetapan dan persetujuan Pimpinan Sinode tentang syarat dan ketentuan bagi yang berminat mengikuti program beasiswa GKPI dari kalangan “Pendeta Pegawai GKPI” untuk: A. Program studi S2 yaitu: a. Telah memiliki masa pelayanan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, b. Berusia setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun, c. Memiliki IPK SI minimal 3,00 pada skala 4,00. B. Program studi S3 yaitu: a. Telah memiliki masa pelayanan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, b. Berusia setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun, c. Memiliki IPK S2 minimal 3,25 pada skala 4,00. 3. Merumuskan usulan tertulis kepada Pimpinan Sinode melalui Kadep Diakonat guna penetapan dan persetujuan Pimpinan Sinode tentang syarat dan ketentuan bagi yang berminat mengikuti program beasiswa GKPI dari kalangan “Anggota Jemaat Sidi GKPI” untuk: A. Program studi S2 yaitu: 1) Terdaftar sebagai anggota jemaat GKPI sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun


64 2) Berusia setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun, 3) Memiliki IPK SI minimal 3,00 pada skala 4,00. B. Program studi S3 yaitu: 1) Terdaftar sebagai anggota jemaat GKPI sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun 2) Berusia setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun, 3) Memiliki IPK S2 minimal 3,25 pada skala 4,00. 4. Mengirimkan ke setiap Resort/Jemaat Khusus pemberitahuan tertulis Pimpinan Sinode tentang rencana pelaksanaan program beasiswa GKPI bagi kalangan Pendeta Pegawai GKPI dan Anggota Jemaat Sidi yang memenuhi syarat dan ketentuan sebagaimana ditetapkan pada point 2.A dan 2.B diatas. 5. Bagi yang berminat mengikuti program beasiswa GKPI, wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pimpinan Sinode dengan melampirkan persyaratan dokumen yang terdiri dari : A. Data diri atau curiculum vitae, B. Rencana studi atau Study plan yang diketik dalam format bebas dan disimpan dalam format pdf meliputi: 1) Alasan pemilihan konsentrasi program studi yang diambil, termasuk rencana pemilihan topik pemilihan tugas akhir beserta relevansi terhadap kebutuhan GKPI. 2) Kegiatan non akademik yang pernah diikuti; misalnya sertifikat pelatihan, sertifikat mengikuti seminar, sertifikat prestasi yang pernah didapat (optional). 3) Surat motivasi atau Motivation letter yang ditulis tangan atau diketik pada kertas minimal 350 kata. 4) Foto copy ijazah jenjang pendidikan terakhir beserta transkript akademik yang dilegalisir yaitu: - Ijazah Sl untuk program Pendidikan S2. - Ijazah Sl dan S2 untuk program pendidikan S3 5) Sertifikat bahasa asing untuk tujuan perguruan tinggi luar negeri, berupa kemampuan setara CEFR (Common European Framework of Reference) level B2 yang disetarakan untuk masing masing jenis tes atau mempunyai kemampuan bahasa Inggris dengan skor minimal TOEFL-ITP 550 atau IBT 61 atau IELT 6.0. 6) Untuk tujuan perguruan tinggi dalam negeri, disesuaikan dengan ketentuan dari masing-masing perguruan tinggi yang dipilih. 7) Portofolio penelitian maupun prestasi terkait (Optional). 8) Surat pernyataan tidak sedang mendapatkan beasiswa sejenis dari sumber lain. 9) Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari Rumah Sakit Pemerintah. 10) Rekomendasi dari Pimpinan Sinode dan Pendeta yang berkompeten untuk konsentrasi yang dipilih. 6. Setiap permohonan yang telah diterima oleh Pimpinan Sinode agar segera diverifikasi oleh Tim Verifikasi yang dibentuk sesuai pasal 4 yang merupakan seleksi administrasi untuk memastikan akurasi dan keabsahan dari masingmasing persyaratan dokumen yang ditetapkan. 7. Setelah permohonan dari para peminat telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan maka tim verifikasi segera mempersiapkan surat Pimpinan Sinode tentang hasil seleksi atas berkas permohonan para peminat yang dinyatakan lolos serta berhak menjadi bakal calon peserta penerima program beasiswa GKPI yang diwajibkan mengikuti tahapan seleksi selanjutnya.


65 8. Tahapan seleksi selanjutnya yang dimaksud pada point 7 diatas terdiri dari wawancara, psikotes dan leaderless group discussion (LGD) yang wajib diikuti oleh setiap bakal calon penerima program beasiswa GKPI. 9. Setelah kegiatan seleksi selesai, tim verifikasi bersama dengan bidang beasiswa menetapkan bakal calon penerima program beasiswa GKPI menjadi calon penerima berdasarkan ranking atau urutan dari hasil seleksi dokumen dan hasil seleksi non dokumen. BAB VIII PENETAPAN PESERTA PENERIMA PROGRAM BEASISWA GKPI Pasal 8 1. Berdasarkan penetapan calon penerima program beasiswa GKPI sebagaimana ayat (9) pasal 7 diatas, maka Pimpinan Sinode GKPI memilih dari nama-nama calon penerima untuk ditetapkan menjadi peserta penerima program GKPI periode berjalan sesuai dengan ketersediaan anggaran. 2. Penetapan yang dimaksud ayat (1) diatas ditetapkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Sinode GKPI. BAB IX TINDAK LANJUT HASIL SELEKSI Pasal 9 1. Mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan hak dan kewajiban untuk dituangkan dalam surat perjanjian dihadapan notaris dari pihak pertama yang dalam hal ini adalah GKPI jika pendanaannya bersumber dari GKPI dengan pihak kedua yaitu peserta penerima program beasiswa GKPI. 2. Dalam hal pendanaannya bersumber dari lembaga pendonor atau non GKPI, maka kehadiran GKPI dalam perikatan perjanjian dimaksud berstatus penjamin. 3. Penunjukan kantor notaris sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas berdasarkan penetapan Pimpinan Sinode GKPI 4. Penunjukan kantor notaris untuk maksud ayat (2) diatas penetapannya merupakan hak lembaga pendonor kecuali ditetapkan lain oleh lembaga pendonor yang bersangkutan. BAB X SUMBER DANA DAN MEKANISME PEMBIAYAAN Pasal 10 1. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh kegiatan program beasiswa GKPI bersumber dari: a. Kas GKPI yang disisihkan untuk program beasiswa GKPI, b. Lembaga donor baik pemerintah maupun swasta, c. Sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat dan d. Hasil usaha secara internal dilingkup GKPI atas persetujuan Majelis Sinode. 2. Seluruh dana yang diterima untuk program beasiswa GKPI dalam setiap tahun anggaran dicatat dan dibukukan dalam rekening Kantor Sinode GKPI pada pos rekening Bidang Beasiswa. 3. Pemberian beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bersifat berkelanjutan sampai batas waktu yang ditentukan sesuai dengan kemampuan keuangan GKPI Pasal 11 MEKANISME PEMBIAYAAN 1. Tata cara dan mekanisme penyaluran dana program beasiswa yang bersumber dari GKPI dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku di GKPI.


66 2. Tata cara dan mekanisme penyaluran dana program beasiswa yang bersumber dari lembaga pendonor dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku di lembaga pendonor dan disepakati melalui notaris yang ditunjuk terhadapa ketentuan-ketentuan yang disepakati BAB XI MONITORING & EVALUASI Pasal 12 1. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala oleh Bidang Beasiswa terhadap pelaksanaan program yang sedang berjalan dan melaporkannya setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Pimpinan Sinode GKPI. 2. Tujuan utama dari monitoring dan evaluasi dimaksud adalah untuk memastikan bahwa program beasiswa yang sedang berjalan terlaksana dengan baik dan diselesaikan secara tepat waktu terutama oleh peserta penerima program beasiswa baik yang dananya bersumber dari GKPI maupun yang dari lembaga donor. 3. Hasil Monitoring dan Evaluasi harus dapat menentukan bidang-bidang yang diminati dan dapat diberi beasiswa oleh GKPI melalui Keputusan Pimpinan Sinode GKPI BAB XII SANKSI DAN PEMBATALAN Pasal 13 1. SANKSI-SANKSI a. Penerima Beasiswa yang tidak menunjukkan prestasi yang baik selama 3 (tiga) semester berturut-turut maka Beasiswa yang bersangkutan harus dihentikan. b. Penerima Beasiswa yang gagal dalam pendidikannya oleh karena kelalaian dan kesalahannya sendiri diharuskan mengembalikan 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah dana Beasiswa yang diterimanya kepada GKPI. c. Penerima Beasiswa yang gagal dalam pendidikannya oleh karena hal-hal di luar kesalahan dan kemampuannya, seperti menderita sakit yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikannya, dibebaskan dari ketentuan sebagaimana disebutkan pada ayat (1) pasal ini. d. Penerima Beasiswa Pendeta Pegawai GKPI yang setelah berhasil dalam pendidikannya dan ingin bekerja di tempat/ instansi lain diharuskan mengembalikan 100% (seratus persen) dari jumlah dana Beasiswa yang diterimanya kepada GKPI. e. Mematuhi peraturan pemberi donor f. Penerima beasiswa mengudurkan diri karena alasan pribadi maka harus mengembalikan beasiswanya 100% (seratus persen) g. Mekanisme pengembalian dana beasiswa akibat sangsi diatur secara tersendiri Pasal 14 1. Pemberian beasiswa dapat dibatalkan, apabila : a. mengundurkan diri; b. meninggal dunia yang dibuktikan dengan surat keterangan kematian; c. terbukti telah melakukan tindak pidana atau perbuatan kejahatan; d. terlibat penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif; e. tidak menepati perjanjian beasiswa; dan f. terbukti menerima beasiswa sejenis dari lembaga/donator lainnya.


67 BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini dapat diatur atau ditentukan oleh Pimpinan Sinode GKPI. DITETAPKAN DI PEMATANGSIANTAR PADA TANGGAL 11 MEI 2023 PIMPINAN SINODE GKPI Bishop, Sekretaris Jenderal, Pdt. Abdul Hutauruk, M.Th Pdt. Dr. Humala Lumbantobing, M.Th


68 X. TUGAS DAN WEWENANG BAGIAN ADVOKASI DAN BANTUAN HUKUM GKPI SURAT KEPUTUSAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA (GKPI) Nomor: 1053/P.13/X/2023 Tentang TUGAS DAN WEWENANG BAGIAN ADVOKASI DAN BANTUAN HUKUM GKPI Pimpinan Sinode GKPI S e t e l a h, MEMBACA : 1. Peraturan Rumah Tangga (PRT) GKPI Pasal 67 ay (7) 2. Keputusan Sidang Majelis Sinode GKPI (SMS) – VI GKPI No: 7/SMS- VI/GKPI/III/2023. MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka advokasi dan bantuan hukum terhadap Gereja-gereja di lingkungan GKPI dan juga terhadap para pelayan penuh waktu GKPI maka perlu adanya peraturan GKPI yang mengatur tentang hal tersebut; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. diatas perlu menetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Sinode GKPI tentang Tugas dan Wewenang Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum GKPI. MEMUTUSKAN: MENETAPKAN: Tugas dan Wewenang Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum GKPI sebagai berikut: Kesatu : Menetapkan uraian tugas dan tanggung jawab Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum Sinode GKPI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini; Kedua : Penunjukan dan Pemberhentian Pegawai Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum GKPI merupakan kewenangan penuh dari Pimpinan Sinode GKPI; Ketiga : Uraian tugas dan tanggung jawab Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum GKPI selanjutnya dijabarkan ke dalam rincian uraian tugas pegawai sesuai struktur Sinode GKPI yang meliputi : a.Melaksanakan koordinasi, pembinaan pemberian advokasi hukum, pertimbangan hukum dan bantuan hukum terhadap Sinode GKPI; b.Melakukan pendampingan hukum dan advokasi terhadap Gerejagereja di lingkungan GKPI yang memiliki masalah hukum; c. Melakukan sosialisasi hukum terhadap anggota Jemaat GKPI; d.Melakukan pendampingan hukum baik litigasi dan non litigasiterhadap Pelayan Penuh waktu GKPI (Pendeta, Evangelis, Diakones) kecuali yang terkait dengan pelaksanaan Tata Pengembalaan; e.Melakukan advokasi terhadap masalah pengelolaan barang dan aset tanah dan atau bangunan yang ada di lingkungan GKPI;


69 Keempat : Melaporkan segala kegiatan yang dilakukan kepada Pimpinan Sinode GKPI secara berkala dan teratur; Kelima : Bagian Advokasi dan Bantuan Hukum GKPI didalam melaksanakan tugasnya membutuhkan surat kuasa dan surat tugas dari Pimpinan Sinode GKPI. Keenam : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya surat keputusan ini dibebankan kepada anggaran kantor Sinode GKPI; Ketujuh : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.; DITETAPKAN DI PEMATANGSIANTAR PADA TANGGAL: 06 OKTOBER 2023 PIMPINAN SINODE GKPI Bishop, Sekretaris Jenderal, Pdt. Abdul Hutauruk, M.Th Pdt. Dr. Humala Lumbantobing, M.Th


70 XI. YAYASAN PENDIDIKAN TERANG HIDUP SURAT KEPUTUSAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA (GKPI) Nomor: 1054/P.13/X/2023 Tentang YAYASAN PENDIDIKAN TERANG HIDUP Pimpinan Sinode GKPI S e t e l a h, MEMBACA : 1. Keputusan Sidang Majelis Sinode GKPI (SMS) – VI GKPI No: 7/SMSVI/GKPI/III/2023. MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1999 tentang Peran Masyarakat dalam Pendidikan Nasional; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 yang diperbaiki dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Sekolah; 5. Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diubah menjadi Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2004 MENIMBANG : a. bahwa dalam rangka peran serta masyarakat membangun Manusia Indonesia melalui Pendidikan, dipandang perlu memberikan perhatian khusus pada peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia yang sejalan dengan program pemerintah; b. bahwa dipandang perlu untuk menetapkan dan menyelenggarakan program pendidikan di lingkungan Gereja Kristen Protestan Indonesia melalui pembentukan yayasan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas perlu menetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Sinode GKPI tentang Yayasan Pendidikan Terang Hidup di GKPI. M E M U T U S K A N MENETAPKAN: Peraturan tentang Yayasan Pendidikan Terang Hidup GKPI sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dari istilah berikut adalah: 1. Yayasan adalah Badan Hukum yang didirikan oleh Pemilik sebagai alat kelengkapan


71 Sinode Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) dalam rangka melaksanakan tugas pelayanan di bidang Pendidikan di lingkungan Sinode Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) dan selanjutnya diberi nama YAYASAN PENDIDIKAN TERANG HIDUP dan untuk selanjutnya disebut YAPEN TERANG HIDUP; 2. Pengurus Yayasan adalah Badan yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara; 3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Yayasan yang selanjutnya disingkat dengan P/TKadalah setiap orang yang diterima dan bekerja di Sekolah, karenanya terikat dalam suatu hubungan kerja dengan menerima gaji; 4. Kepala Sekolah adalah Pendidik yang bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen di tingkat sekolah yang dipimpinnya sesuai kebijakan Yayasan, dan bertanggungjawab dalam kegiatan opresional sekolah, meningkatkan kerjasama dengan mitra sekolah sederajat dan instansi terkait; 5. Wakil Kepala Sekolah adalah Pendidik yang membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas sekolah sesuai dengan bidang tugas yang diembannya; 6. Kepala Urusan adalah Pendidik yang membantu Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dalam bidang tertentu sesuai dengan tugas yang diembannya; 7. Guru adalah Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang menjalankan tugasnya di Yayasan Pendidikan Terang Hidup; 8. Pegawai adalah Semua Tenaga Kependidikan yang berkaitan dengan tugas administrasi, sarana prasarana, kebersihan, kasir, accounting / keuangan, payroll dan kepersonaliaan dan bidang tugas lainnya yang diberikan oleh Yayasan; 9. Peserta didik / Siswa / Anak Didik adalah setiap individu yang terdaftar mengikuti pendidikan di Sekolah yang ada di bawah Yayasan Pendidikan Terang Hidup. Pasal 2 Tempat YAPEN TERANG HIDUP berkedudukan di Kantor Sinode GKPI di Jalan Kapten M. H Sitorus No. 13, Pematang Siantar, Indonesia, serta dapat membuka Kantor Cabang atau perwakilan di tempat lain yang ditetapkan oleh Keputusan Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 3 Waktu YAPEN TERANG HIDUP berdiri sejak tanggal ditetapkan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. BAB II PENGAKUAN Pasal 4 YAPEN TERANG HIDUP ini mengaku bahwa Yesus Kristus adalah sumber kebenaran dan kehidupan sebagaimana disaksikan Alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.


72 BAB III ASAS Pasal 5 Dalam terang pengakuan seperti Pasal 4 (empat) di atas, maka YAPEN TERANG HIDUP ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wilayah Republik Indonesia. BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 6 Dengan berdasarkan cita-cita luhur dan turut mengabdi tanpa pamrih, maksud dan tujuan YAPEN TERANG HIDUP ini adalah : 1. MencerdaskandanmensejahterakanWargaGerejadanmasyarakatmelalui pendidikan dan pengajaran sesuai dengan iman Kristen; 2. Turut aktif dan kreatif untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. BAB V USAHA PELAYANAN Pasal 7 Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagai tersebut dalam Pasal 6 (enam) di atas, maka YAPEN TERANG HIDUP ini mengadakan Usaha-usaha Pelayanan berdasarkan Tata Gereja dan Peraturan Rumah Tangga GKPI, serta peraturan GKPI lainnya, yang penjabarannya ditetapkan sebagai Program Kerja YAPEN TERANG HIDUP, yakni : 1. Mendirikan, menyelenggarakan, dan membina sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Non-Formal (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Kursus-kursus dan sampai dengan Perguruan Tinggi (PT) di seluruh Indonesia; 2. Mendirikan, menyelenggarakan, dan membina perguruan dan kursus-kursus; 3. Mendirikan dan menyelenggarakan asrama siswa/mahasiswa; 4. Mengadakan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi pendidikan dan pengajaran yang dapat menghasilkan dana secara sah, tidak bertentangan dengan Peraturan GKPI; 5. Memberikan tunjangan biaya Pendidikan bagi anak-anak yang berprestasi dari orang tua yang kurang mampu. BAB VI HARTA KEKAYAAN DAN SUMBER PENDAPATAN Pasal 8 YAPEN TERANG HIDUP pada saat berdirinya menggunakan harta kekayaan yang berupa pertapakan tanah dan Gedung sekolah beserta fasilitas sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh GKPI dan/atau yang mengatasnamakan GKPI dan berada di lingkungan GKPI, yang terdapat didalamnya. Pasal 9 Sumber-sumber pendapatan YAPEN TERANG HIDUP diperoleh dari : 1. Persembahan dari Anggota Jemaat;


73 2. Anggaran Keuangan Umum GKPI; 3. Siswa-siswi dan Mahasiswa; 4. Sumbangan atau bantuan dari Pemerintah dan Badan-badan lain maupun perseorangan yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan YAPEN TERANG HIDUP; 5. Perolehan lainnya yang sah sepanjang tidak bertentangan dengan aturan GKPI. Pasal 10 1. Semua harta kekayaan yang digunakan YAPEN TERANG HIDUP, baik yang ada pada Kepengurusan YAPEN TERANG HIDUP maupun yang ada dan pada unit Pelayanan Yayasan adalah satu kesatuan milik GKPI yang pengelolaan dan pertanggungjawabannya berada di tangan kepengurusan yang diangkat oleh YAPEN TERANG HIDUP bersangkutan, sedangkan pengalihannya kepada pihak lain hanya dapat dilakukan Pimpinan Sinode GKPI; 2. Bagi sekolah yang berada di lingkungan Gereja GKPI, YAPEN TERANG HIDUP wajib berkoordinasi dengan Pengurus Harian Jemaat (BPHJ) setempat di mana lokasi unit pelayanan tersebut berkedudukan dalam hal pengelolaan asset; 3. Bagi sekolah yang berada di luar lingkungan Gereja, pertangungjawaban pengelolaan berada di bawah YAPEN TERANG HIDUP. BAB VII KEPENGURUSAN YAYASAN Pasal 11 Kepengurusan YAPEN TERANG HIDUP ini disebut Pengurus Yayasan Pendidikan TERANG HIDUP. Pasal 12 Pengurus YAPEN TERANG HIDUP ini diangkat dan ditetapkan oleh Pimpinan Sinode GKPI untuk masa bakti 5 (lima) tahun dan disesuaikan dengan masa periodisasi GKPI, serta dan diangkat/ditetapkan kembali dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa jabatan yang sama berturut-turut. Pasal 13 1. Pengurus YAPEN TERANG HIDUP terdiri dari 6 (Enam) orang, yakni : a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap Anggota c. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris merangkap Anggota e. 1 (satu) orang Bendahara merangkap Anggota f. 1 (satu) orang Wakil Bendahara merangkap Anggota 2. Yang dapat diangkat dan ditetapkan menjadi Pengurus YAPEN TERANG HIDUP adalah anggota jemaat GKPI yang telah naik sidi, yang dianggap mempunyai kompetensi bidang Pendidikan dengan ketentuan bahwa setiap Pengurus YAPEN TERANG HIDUP tidak boleh memiliki jabatan rangkap sebagai Pimpinan Unit Pelayanan apapun di lingkungan GKPI. 3. Pengurus YAPEN TERANG HIDUP mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk : a. Mengatur dan menetapkan segala sesuatu yang perlu untuk kepentingan YAPEN TERANG HIDUP, dengan ketentuan segala kebijaksanaannya tidak boleh


74 bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku di GKPI; b. Menetapkan Unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP beserta dengan susunan organisasi, tata kerja dan pimpinannya setelah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Pusat; c. Menyusun Rencana Kerja yang berupa penjabaran lebih rinci dan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Tahunan YAPEN TERANG HIDUP, untuk diajukan kepada Pimpinan Sinode GKPI guna mendapat pengesahannya; d. Melaksanakan Rencana Kerja yang telah disetujui dalam Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dan telah disahkan oleh Pimpinan Sinode GKPI, serta memimpin pengelolaan tugas-tugas Yayasan. e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara berkala atas penyelenggaraan Program Kerja dan Anggaran Penerimaan Belanja Unit Pelayanan Yayasan. f. Menindaklanjuti saran-saran dan temuan hasil pengawasan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Sinode GKPI atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu. g. Menyampaikan laporan tertulis kepada Pimpinan Sinode GKPI setiap semester dan tahunan menyangkut Program Kerja dan Keuangan YAPEN TERANG HIDUP serta unit-unitnya. h. Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan kepadanya oleh Aras/Kepengurusan yang lebih tinggi 4. Pengurus YAPEN TERANG HIDUP ini, bertanggung jawab kepada Pimpinan Sinode GKPI. 5. Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP selaku pelaksana tugas sehari-hari YAPEN TERANG HIDUP bertugas untuk : a. Melaksanakan koordinasi atau tugas-tugas YAPEN TERANG HIDUP dan pelayanan unit-unit; b. Mengawasi pelaksanaan rapat-rapat YAPEN TERANG HIDUP dan bertanggung jawab dalam pengadaan laporan dari risalah rapat; c. Mempersiapkan pelaksanaan rapat-rapat YAPEN TERANG HIDUP dan bertanggung jawab dalam pengadaan laporan dan risalah rapat; d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian staf pada Kantor YAPEN TERANG HIDUP setelah mendapat persetujuan dari Pengurus YAPEN TERANG HIDUP; e. Mengambil keputusan yang mendesak antar Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP untuk kepentingan pelayanan dan dipertanggung jawabkan pada Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP berikutnya. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan Peraturan YAPEN TERANG HIDUP. 6. Sekretaris dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP; 7. Apabila Pengurus YAPEN TERANG HIDUP menilai bahwa Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP dipandang tidak berkemampuan dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dapat mengusulkan kepada Pimpinan Pusat TERANG HIDUP untuk mengganti Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP. Pasal 14 1. Pengurus YAPEN TERANG HIDUP bersifat kolektif, mengadakan rapat sekurang-


75 kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan; 2. Dalam rangka usaha untuk mempelancar dan meningkatkan pelaksanaan Rencana Kerja, Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP dapat mengusulkan pembentukan Tim atau Panitia Khusus atau dengan nama lain, sesuai dengan kebutuhan yang susunan dan tata kerjanya ditetapkan oleh YAPEN TERANG HIDUP; 3. Untuk meningkatkan efektifitas kerja dan memantapkan koordinasi pelaksanaan tugas dan pengelolaan, Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP dapat mengadakan Rapatrapat Koordinasi dengan Pimpinan Unit-unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP, sesuai dengan kebutuhan dan keperluannya. Pasal 15 Ketua YAPEN TERANG HIDUP selaku penanggung jawab atas pelaksanaan dan pengelolaan YAPEN TERANG HIDUP, mewakili YAPEN TERANG HIDUP di dalam dan di luar pengadilan, dan dalam sutau upaya hukum/pekara dapat menunujukkan suatu Lembaga Bantuan Hukum setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 16 Pengurus YAPEN TERANG HIDUP, dalam hal mengadakan hubungan kerja, kerjasama atau mengadakan ikatan dengan pihak lain atau sebaliknya, pihak lain mengadakan kerjasama atau suatu ikatan dengan YAPEN TERANG HIDUP, harus lebih dahulu mendapat persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 17 1. Pengawasan terhadap YAPEN TERANG HIDUP dilakukan oleh Pimpinan Sinode GKPI atau pejabat yang dihunjuk untuk itu; 2. Pengawasan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Mengadakan pengawasan umum atas pelaksanaan dan pengelolaan Rencana Kerja dan Anggaran Penerimaan dan Belanja YAPEN TERANG HIDUP yang dilaksanakan oleh Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dan Pimpinan Unit Pelayanan; b. Apabila dalam pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, maka hal itu segera dilaporkan kepada Pimpinan Sinode GKPI; c. Mengajukan usul/saran tentang tindak lanjut penyelesaian masalah yang timbul dalam pelaksaan dan pengelolaan yang dilakukan Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dan unit-unit pelayanannya secara tertulis kepada Pimpinan Sinode GKPI. BAB IX UNIT-UNIT PELAYANAN YAYASAN Pasal 18 Dalam rangka mewujudkan pelayanan YAPEN TERANG HIDUP sebagaimana ditetapkan dalam pasal 6 (enam) Peraturan ini, Pengurus YAPEN TERANG HIDUP setelah mendapat


76 persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI mengusahakan membentuk dan mengembangkan : a. Unit-unit Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) b. Taman Kanak-kanak (TK) c. Unit-unit Pelayanan Sekolah Dasar (SD) d. Unit-unit Pelayanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) e. Unit-unit Pelayanan Sekolah Menengah Atas (SMA) f. Unit-unit Pelayanan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) g. Unit Pendidikan Tunanetra h. Unit-unit Pelayanan Perguruan Tinggi (PT) i. Unit-unit Pelayanan Kursus j. Unit-unit Pelayanan Asrama Pasal 19 Untuk efisiensi dan efektivitas kerja dalam pencapaian tujuan YAPEN TERANG HIDUP sebagaimana diatur dalam Pasal 6 (enam) peraturan YAPEN TERANG HIDUP ini, Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dapat mengajukan usul/saran kepada Pimpinan Sinode GKPI tentang penambahan, pengurangan, atau penyempurnaan Unit-unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP melalui studi kelayakan dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 20 1. Guna menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pengelolaan Unit-unit Pelayanan, Pengurus YAPEN TERANG HIDUP membuat Peraturan Khusus, yaitu menyangkut susunan organisasi dan tata kerja, pengajian, dan lain-lain berdasarkan Peraturan YAPEN TERANG HIDUP; 2. Peraturan-peraturan Khusus yang mengatur masing-masing Unit Pelayanan berlaku setelah mendapat pengesahan dari Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 21 1. Untuk setiap Unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP oleh Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dengan persetujuan Pimpinan Sinode GKPI dipilih dan diangkat Pimpinan Unit dengan jabatan Kepala Unit Pelayanan dan atau nama lain, yaitu dengan mengutamakan dari anggota sidi GKPI dengan syarat : a. Mempunyai kecakapan/keahlian untuk itu b. Sesuai dengan regulasi Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku c. Umur tidak lebih dari 55 (lima puluh lima) tahun d. Umur tidak lebih dari 60 (enam puluh lima) tahun pada saat mengakhiri jabatan e. Tidak boleh merangkap jabatan sebagai Pengurus YAPEN TERANG HIDUP 2. Penyimpangan dari ketentuan perihal keanggotaan dimaksud, hanya dapat berlaku terhadap tenaga teknis tertentu, atas asul Pengurus YAPEN TERANG HIDUP melalui Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP.


77 Pasal 22 1. Kepala Unit diangkat dan ditetapkan oleh Pengurus YAPEN TERANG HIDUP setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI . 2. Kepala UnitsebagaiPimpinanUnitPelayananYAPENTERANGHIDUP mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk: a. Memimpin pelaksanaan dan penyelenggaraan Unit Pelayanan Pendidikan (UPP) yang bersangkutan; b. Mengangkat dan memberhentikan staf dan pegawai pada UPP yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan dari Pengurus YAPEN TERANG HIDUP; c. Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan kepadanya oleh Kepengurusan yang lebih tinggi; d. Menyusun Rencana Kerja dan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Tahunan Unit Pelayanan untuk diajukan kepada Pengurus YAPEN TERANG HIDUP guna mendapat persetujuan; e. Menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan dan non keuangan Tahunan secara tertulis kepada Pengurus YAPEN TERANG HIDUP. 3. Dalam hal mengadakan kerjasama dengan Pemerintah, Perseorangan, dan mitra TERANG HIDUP di bidang pendanaan, harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari Pengurus YAPEN TERANG HIDUP serta memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Pimpinan Sinode GKPI; 4. Kepala Unit Pelayanan bertanggung jawab kepada Pengurus YAPEN TERANG HIDUP; 5. Kepala Unit diangkat dan ditetapkan dengan ikatan kerja selama 4 (empat) tahun dan dapat diperpanjang kembali atas pertimbangan Pengurus YAPEN TERANG HIDUP, setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Sinode GKPI; 6. Apabila Pengurus YAPEN TERANG HIDUP menilai bahwa Kepala Unit yang bersangkutan dipandang tidak berkemampuan lagi, ikatan kerjanya dapat ditinjau kembali dan dapat diputuskan sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Pusat TERANG HIDUP; 7. Sebelum masa Jabatan Kepala Unit berakhir maka diadakan pemeriksaan 2 (dua) bulan sebelum masa akhir jabatan oleh Pengurus YAPEN TERANG HIDUP. BABX KOMITE SEKOLAH Pasal 23 1. Pada setiap sekolah dibentuk Komite Sekolah; 2. Komite Sekolah terdiri dari 9 (sembilan) orang, terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, dan beberapa anggora dengan ketentuan di dalamnya harus terdapat Unsur Majelis Jemaat, Pengurus Resort setempat, orangtua murid, dan orang-orang yang dianggap dapat membantu memajukan sekolah; 3. Komite Sekolah mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;


78 4. Komite Sekolah bertugas untuk : a. Menyediakan sarana pendukung untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pendidikan pada setiap sekolah; b. Bersama-sama dengan Kepala Sekolah mengajukan usul kepada YAPEN TERANG HIDUP tentang besarnya Uang Pembangunan, Uang Sekolah setiap tahun dari murid di setiap sekolah; c. Mengadakan usaha lain untuk memajukan pendidikan di sekolah tersebut. 5. Komite Sekolah bertanggung jawab kepada Pengurus YAPEN TERANG HIDUP. BAB XI RAPAT-RAPAT KEPENGURUSAN YAYASAN PENDIDIKAN TERANG HIDUP Pasal 24 Rapat-rapat Kepengurusan dimaksud dalam pasal ini adalah : a. Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP b. Rapat Koordinasi antara Unsur YAPEN TERANG HIDUP dengan Pimpinan Unit-unit Pelayanan Pasal 25 1. Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dilaksanakan secara berkala yaitu setiap semester dan tahunan 2. Rapat-rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP sebaiknya dihadiri oleh Pimpinan Sinode GKPI dan atau Kepala Departemen Pastorat GKPI 3. Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP bertugas untuk : a. Menerima dan menilai laporan pertanggung jawaban Sekretaris YAPEN TERANG HIDUP dan Pimpinan Unit- unit Pelayanan. b. Menyusun Program Kerja dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja YAPEN TERANG HIDUP untuk diajukan kepada Pimpinan Sinode GKPI guna mendapat pengesahan. c. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan tugas-tugas Pengurus YAPEN TERANG HIDUP Pasal 26 1. Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP adalah wadah permusyawaratan di antara sesama anggota Pengurus YAPEN TERANG HIDUP, guna menciptakan kerjasama dan keserasian di antara sesamanya yang diarahkan untuk menciptakan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas Yayasan TERANG HIDUP; 2. Dalam Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dibicarakan segala sesuatu yang menyangkut tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pengurus, termasuk kebijaksanaan pelaksanaan dan pengelolaan unit-unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP. Pasal 27 1. Rapat Koordinasi antara unsur YAPEN TERANG HIDUP dengan Pimpinan Unit-unit Pelayanan adalah rapat kerja untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas kerja


79 dalam pelaksanaan serta pengelolaan Unit-unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP; 2. Rapat Koordinasi antara unsur YAPEN TERANG HIDUP dengan Pimpinan Unit-unit Pelayanan YAPEN TERANG HIDUP diadakan secara berkala, yaitu setiap triwulan, semester, dan tahunan atau bila dianggap perlu. Pasal 28 1. Untuk mengadakan rapat-rapat tersebut, YAPEN TERANG HIDUP harus terlebih dahulu membuat undangan tertulis dan disampaikan kepada masing-masing peserta rapat; 2. Pada setiap rapat tersebut, Pimpinan Rapat harus terlebih dahulu meneliti kehadiran peserta rapat; 3. Pada setiap Rapat Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dibuat risalahnya dan disampaikan kepada Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 29 1. Rapat Pimpinan Sinode GKPI dengan Pengurus YAPEN TERANG HIDUP dilakukan 2 (dua) kali setahun; 2. Sewaktu-waktu Pimpinan Sinode GKPI dapat memanggil rapat dengan YAPEN TERANG HIDUP. Pasal 30 1. Rapat-rapat Kepengurusan dianggap sah jika dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Pengurus YAPEN TERANG HIDUP. Bila korum tidak tercapai maka diadakan rapat yang kedua, secepat-cepatnya 7 (tujuh) hari dan selambatlambatnya 15 (lima belas ) hari, terhitung dari rapat yang pertama dengan menyampaikan undangan rapat terlebih dahulu dan rapat kedua ini dianggap sah walaupun korum tidak tercapai; 2. Keputusan rapat diambil berdasarkan suara terbanyak dari peserta rapat. Pasal 31 1. Setiap rapat-rapat YAPEN TERANG HIDUP harus dimulai dan diakhiri dengan kebaktian, nyanyian, dan doa 2. Acara dapat harus terlebih dahulu mendapat pengesahaan dari peserta rapat BAB XII BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN Pasal 32 Keanggotaan Kepengurusan YAPEN TERANG HIDUP berakhir apabila : 1. Mengundurkan diri dengan permintaan sendiri 2. Meninggal dunia 3. Telah selesai masa periodenya 4. Oleh Pimpinan Pusat diberhentikan karena melakukan kesalahan atau tidak dapat menjalankan tugasnya


80 Pasal 33 Pemberhentian Keanggotan Kepengurusan YAPEN TERANG HIDUP ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Sinode GKPI. Pasal 34 Pergantian Antar Waktu (PAW) Keanggotaan Kepengurusan YAPEN TERANG HIDUP diangkat dan ditetapkan oleh Pimpinan Sinode GKPI. BAB XIII PENYELESAIAN PERBEDAAN PENDAPAT DAN KELUH KESAH Pasal 35 Perbedaan Pendapat 1. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Yayasan dengan P/TK tentang syaratsyarat kerja, atau hak-hak P/TK yang ditafsirkan berbeda oleh masing-masing pihak, atau P/TK merasa ada hak-haknya yang tidak diberikan Yayasan sebagaimana mestinya, maka sebelum perbedaan ditingkatkan menjadi Perselisihan Industrial ke instansi yang berwenang dibidang ketenagakerjaan, kedua belah pihak harus lebih dahulu merundingkannya secara bipartite; 2. Bila perundangan seperti dimaksud pada ayat 1 (satu) di atas tidak mencapai kesepakatan penyelesaiaan, maka P/TK dapat meneruskan permasalahannya ke instansi yang berwenang dibidang ketenagakerjaan setempat sesuai prosedur peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Pasal 36 Prosedur Penyampaian dan Penyelesaian Keluh Kesah Yayasan akan menyelesaikan keluhan P/TK atas keadaan tertentu dalam hubungan kerja secara musyawarah dan mufakat. BAB XIV PERUBAHAN DAN TAMBAHAN Pasal 37 Peraturan YAPEN TERANG HIDUP ini hanya dapat diubah dan atau ditambah oleh Pimpinan Sinode GKPI setelah mendapat persetujuan dari Majelis Sinode GKPI. BAB XVI PEMBUBARAN Pasal 38 1. YAPEN TERANG HIDUP ini hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Sinode GKPI setelah mendapat persetujuan dari Majelis Sinode GKPI; 2. Dalam hal YAPEN TERANG HIDUP ini dibubarkan maka seluruh harta kekayaan YAPEN TERANG HIDUP menjadi milik GKPI. Pasal 39


81 Dalam hal TERANG HIDUP membentuk lembaga yang baru untuk meneruskan maksud dan tujuan YAPEN TERANG HIDUP maka seluruh harta kekayaan, yanng berasal dari YAPEN TERANG HIDUP akan digunakan oleh lembaga yang baru tersebut. BAB XVII MASA BERLAKUNYA DAN PERUBAHAN Pasal 40 Masa Berlaku 1. Peraturan Yayasan ini mulai berlaku sejak ….. 2. Selama belum ada Perubahan Peraturan Yayasan yang baru maka semua ketentuan- ketentuan dalam Peraturan Yayasan ini tetap berlaku, kecuali Pemerintah mengeluarkan Undang-undang yang sejenis. BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 41 Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan YAPEN TERANG HIDUP ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Rumah Tangga dan Peraturanperaturan lainnya dan berdasarkan Keputusan Pimpinan Sinode GKPI bersama dengan YAPEN TERANG HIDUP. DITETAPKAN DI PEMATANGSIANTAR PADA TANGGAL : 06 OKTOBER 2023 PIMPINAN SINODE GKPI Bishop, Sekretaris Jenderal, Pdt. Abdul Hutauruk, M.Th Pdt. Dr. Humala Lumbantobing, M.Th


82 XII. TUGAS DAN WEWENANG BAGIAN PENGELOLA BARANG DAN ASSET SINODE GKPI SURAT KEPUTUSAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA (GKPI) Nomor: 1055/P.13/X/2023 Tentang TUGAS DAN WEWENANG BAGIAN PENGELOLA BARANG DAN ASSET SINODE GKPI Pimpinan Sinode GKPI S e t e l a h, MEMBACA : 1. Peraturan Rumah Tangga (PRT) GKPI Pasal 67 ay. (7) 2. Peraturan Rumah Tangga (PRT) GKPI Pasal 79 ay. (1) dan (6) 3. Keputusan Sidang Majelis Sinode GKPI (SMS) – VI GKPI No: 7 /SMSVI/GKPI/III/2023. MENIMBANG : a. bahwa untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan maupun penyelenggaraan program diperlukan ketersediaan sarana yang siap pakai dan terpelihara dengan baik; b. Bahwa perlu melakukan penataan inventarisasi sarana yang ada di dalam lingkungan Gereja-gereja GKPI; c. Bahwa dipandang perlu untuk menetapkan penanggung jawab pengelola barang dan aset di Gereja-gereja Sinode GKPI; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas perlu menetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Sinode GKPI tentang Penetapan Tugas dan Wewenang Bagian Pengelola Barang dan Aset Sinode GKPI. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : Tugas dan Wewenang Bagian Pengelola Barang dan Aset Sinode GKPI sebagai berikut: Kesatu : Menetapkan uraian tugas dan tanggung jawab Bagian Pengelola Barang dan Aset Sinode GKPI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini; Kedua : Penunjukan dan Pemberhentian Pegawai Bagian Pengelola Barang dan Aset Sinode GKPI merupakan kewenangan penuh dari Pimpinan Sinode GKPI; Ketiga : Uraian tugas dan tanggung jawab Pengelola Barang dan Aset Sinode GKPI dalam surat keputusan ini selanjutnya dijabarkan ke dalam rincian uraian tugas pegawai sesuai struktur Sinode GKPI yang meliputi : a. Menyusun rencana program kerja bagian Pengelola Barang dan Aset didalam lingkungan Gereja-gereja GKPI; b. Menyusun SOP yang berkaitan dengan pengelolaan barang dan aset di dalam lingkungan Gereja-gereja GKPI serta mensosialisasikan,


83 menggandakan serta menyebarluaskan peraturan di bidang pengelolaan barang dan asset; c. Melakukan pendataan ulang barang dan aset di dalam lingkungan Gereja-gereja GKPI; d. Melakukan koordinasi terkait dengan kekuatan hukum barang dan aset di dalam lingkungan Gereja-gereja GKPI; e. Melakukan manajemen dokumen pengadaan, aset baru, mutasi aset dan disposal serta perbaikan; f. Memberikan bantuan dan konsultasi pelayanan di bidang pengadaan barang dan aset; g. Membuat sistem digitalisasi pengelolaan barang dan aset serta mengupdate secara berkala; Keempat : Melaporkan segala kegiatan yang dilakukan kepada Pimpinan Sinode GKPI secara berkala dan teratur; Kelima : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya surat keputusan ini dibebankan kepada anggaran kantor Sinode GKPI dan atau sumbangan yang tidak mengikat; Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. DITETAPKAN DI PEMATANGSIANTAR PADA TANGGAL : 06 OKTOBER 2023 PIMPINAN SINODE GKPI Bishop, Sekretaris Jenderal, Pdt. Abdul Hutauruk, M.Th Pdt. Dr. Humala Lumbantobing, M.Th


Click to View FlipBook Version