The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by SEKOLAH KEBANGSAAN TANJONG MAS, 2020-12-04 18:16:46

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

'-*'4-",

Saya menegaskan:'Tuduhan dusta yang dilontarkdn oleh'Abdurrazzaqterla.lu berlebihan,

sebagaimana yangdikatakan al-Hafbhdrdalamat-Taqriib,bahkatAbu Hatim ir-Razi menyebutkan

bahwasanya di aleb-rh xiqab daripada' Abdtrrazzaq sindiri. Menurut pendaparku, perselisihan yang

sebenarnya terletak pada Yahya bin 'Abdullah yang majhulrsehingga mengarahkan tuduhan in-i

kepadanya lebih tepat. Bagaimana pun juga, kehadiran (Y"hi,d y;g majhil pada jalur hadits ini

menyebabkannyadha'if. Smaemnayseabjaut(kdaernajantanmya),nyb^alikebmihenschaanhtiuhmnfajlnnunruamtkaun.yatlldaalllaaamhusaana'kdmm.a"up' un
tidak, meskipun dengan

Kesimpulannya;derajat hadits ini dha'if karena tidak diketahuinya laki-laki yang tidak disebutkan
namanya, serta karena tidak diketahuinyaYahya bin 'Abdullah. tVallaabu a'lam.

213 Ibnul Atsir berkata dalam an-Nibaayah Wber/m46rk\rr".Akl-q"-a"riaif"rbre.r"ani bef'o1:lut dengan penyakit atau
berkutat dengan sakit, sedangk an ai-ulf

21a Yang mirip dengan riwayat ini adalah sabda Nabi $: iJanganlah kalian memaksa orang yang sedang

sakit untuk makan dan minum. Sesungguhnya Allah yang memberi mereka makan din min.rm.;
2rs Dalam l<*ab Sbahiib-nya (no. 5398).

216 Sebagaimanadisebutkan dalamsbahiibMuslim(no.2024,2025,2026)darihaditsAnas,AbuSa'id

al-Khudri, dan Abu Huraiflh *. Silakan lihat penjelasan hukum masalah ini di dalam kitab guru
kami, al-Imam al-Albani '{)H , yangberjudul as-Silsilab asb-shabiihab wa Syai-un min Fiqbibaa (hlm.

175,776, L77).

211 Yarg shahih dan jelas adalah pendapat jumhur ulama. Silakan lihat kitab Mausuu'atul Manaabi

Wasy - Sy ar'iyy ab 9 4-9 6).

2r8 Saya menambahlan: "Sungguh, larangan makan sambil bersandar berdasarkan sabda Nabi ffi dari
Abu Darda' adalah shahih, sebagaimana diterangkan dalam ash-Sbabiihab (no.3122). Silakan lihat

2re penjelasan masalah ini pada karya guru kami, al-Imam al-Albani difu.
Ditualammenkgneajubt.kalnn-nNyiaba);ayfa^ajah-a[hnu/fuaj1a2a):ta"Dnikdaatnafkaajan-ahdualammufuanjagk-aatpina, njikAarapbe: rfkaazara-aibtuul
amru (perkara
muncuTterjadi

tanpa ada sebab yang mendahuluinya."

220 Kalimat yang diapit oleh tanda kurung siku [...] adalah tambahan dari Sunan al-Baihaqi. Llur
pembicaraan_ al-Baihaqi menghendaki keberadaan kalimat yangrda dalam kurung siku ltu. Al-
Baihaqi juga berkata (Vtrl68): "(Nalnun) diriwayatkan (uga) hadits yang menafikan pengkhususan

makanan Nabi yang diragukan oleh Abul 'Abbas pada kisah Abud Darda tersebut."

Kemudian, al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanadnya dariJabir bin 'Abdullah 4g,, bahwasanya dia
berkata: "Pada suatu hari, Rasulullah 45 datang dari salah satu jalan perbukitan-setelah buang hajat.

Ketika itu, di hadapan kami terdapat kurma yang berada di atas perisai atau mangkuk. Kami pun

memanggil Nabi untuk turut memakannya, lalu beliau makan beriama kami tanpahenyentuh air."

Dalam lafazh lain: "Mereka (para sahabat) sedang memakan kurma yang ada di itas periiai." Perawi

(salah seorang dari mereka) berkata: "Rasulullah ffi lewat di hadapin kami setelah Luang air besar.
Kami berseru ftepada beliau): 'Kemarilah.'Maka beliau segera duduk dan makan kurml bersama

kami tanpa menyentuh air."

Saya menielaskan: "Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud W346/3762), al-Baihaqi dan yang
lainnya dari AbrzZubair,dariJabir. Sanad hadits ini dha'if karena AbuzZrbur mudallis danielai

meriwayatkan dengan 'an'anab. Hadits ini didha'i{kan oleh guru kami, al-Imam al-Albani ?ii5,
dalam Dba'iif Sunan Abi Dauud. Ll-Imam Abu Dawud mem6uat bab khusus tentang hadits Jabir
ini, seraya menyebutkan: Bab "Fii Tha'aamil Fujaa-ah (FIukum Menyantap Makanan yang Telah

Terhidang)."

22r Dalam kitab Sunan-nya [II/341/3741) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh a1-Baihaqi dalam
as_-Sunanul Kubraa ffII/68); Ibnu'Adi dalam al-Kaarnil (/381) dan dari jahrnya diriwiyatkan
olehal-Baihaqi dalamal-KubraaW265)darSyu'abullimaanSn/1Qa/9648);rl-q,rdha'idalam

Musnad asy-Syibab $/314/527, 528,31+3L5/529); sena al-Baihaqi dalam al-Kubraa ptt/zos1 a^"
asy-Syu'ab Nil/104/9647) dari beberapa jalur, dari Durust binZiyad.
Abu Dawud mengomenrarinya: 'Abban bin Thariq perawi majb:ul.'
Ibnu 'Adi berkata; "Abban bin Thariq tidak dikenil selain pada hadits ini, bahkan hadits ini

terkenal karenanya. Ia juga memiliki hadits lain selain ini, yang jumlahnya dua atau tiga, dan tidak

ada ke-mu n kar-an di dalamny a."
Guru kami, al-Imam al-Albani ,$E,berkaa dalam Inoaa-ul Gbaliil NII/15/1954): "Durust bin
Ziyad dha'lf, sebagaimana dijelaskan dahm at-Taqriib."

SirahNabiMuhammail ffi 531

Saya berkomentar: "Benar yang beliau katakan. Namun beliau lupa bahwasanya riwayat Durust
itu diperkuat atau memiliki mutaba'ah yaitu riwayat Khalid bin al-Harits, seorang perawi tsiqab
dar tsabt, yangmeriwayatkan dari Abban. Riwayat Khalid dari Abban ini diriwayatkan oleh Ibnu
'Adi 0/380-381). Sanad riwayat ini kepada Khalid shahih."
222 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dahm Shabiib-nya (no. 15) dan Muslim dalam Sbabiib-nyt (no. 44)

dari hadits Anas bin Malik 4; .

223 Dalam kitab Sbahiib-nya (no.2370).

Disebutkan pula di dalam an-Nibaayab Q,/aa7): "... 'Tidak ada pembatasan (atas sesuatu) kecuali
bagi Allah dan Rasul-Nya.' Ada yang mengatakan bahwa dahulu, pa.da zamat Jahiliyyah,

apabila seorang bangsawan singgah di suatu tempat di suatu wilayah, maka ia menggonggongkan
anjingnya. Setelah itu, ia membuat batas sejauh gonggongan anjingnya dapar didengar. Tidak ada
yang boleh berserikat dengannya di tempat itu, namun ia berhak berserikat dengan penduduk di

wilayah tersebut atas lahan tempat mengembalakan hewan ternak. Oleh karena itulah, Nabi s

melarang cara demikian dan menetapkan bahwa pembatasan hanya untuk Allah dan Rasul-Nya.
Maksudnya, yang dikecualikan adalah pembatasan daerah tenentu sebagai tempat berkumpul bagi
kuda yang dipersiapkan untuk berjihad, unta yang dipergunakan untuk membawa barang-barang
fi.i sabiililiah,,,tnta-unta zak*, darsemisalnya. Hal ini sebagaimana'Umar bin al-Khaththab yang
memberikan batasan an-Naqi' sebagai tempat untuk menyimpan ternak kambing sedekah dan
kuda yang dipersiapkan umukfii sabiililkb fterperarfl."

22a Pada naskah "-" tenulis: "i,;J}a\.

225 Diriwayatkrrril"h Ahmad dalamMusnad.-rya@./9L, t55, 157),Abu'Ubaid di dalam al-Amuaal
(no. 740), Ibnu Zanjawaih dalam al-Amutaal (no. 1105), dan al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa
N7/146) seluruhnya diriwayatkan dari jalur'Abdullah bin'Umar al-'Umari, dari Nafi', dari Ibnu
'IJmar, bahwasanya Nabi ffi membatasi al-Naqi'untuk kuda beliau.
Saya menilai: "Sanad hadits ini dha'if, karena di dalamnya terdapat 'Abdullah bin'Umar al-'Umari,
perawi yang dha'if, sebagaimana dijelaskan dalam kitab at-Taqiib."
Hadits ini memiliki jalur lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Sbabiih-nya (no. 4683
- Ibsaan) dari jalur'Ashim bin'Umar, dari'Abdullah bin Dinar, dari Ibnu'lJmar. Di dalamnya
disebutkan: "IJntuk kuda kaum Muslimin."
Saya berpendapat: "Sanad hadits ini dha'if. Di dalamnya terdapat 'Ashim bin 'Umar, seorang

perawi dha'if, sebagaimana disebutkan di dalam at-Taqriib."
Hadits ini memiliki penguat dari hadirc az-Ztthri secara mursal, yakni yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari dabm Shibiib-nya (no. 2370) dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 3083) dengan

sanad shahih. Adapun riwayat dzri az-Zuhri secara mausbul kepada Nabi ffi tidak shahih, bahkan

munkar.
Secara keseluruhan, derajat hadits ini sbabih ligbairihi.

Riwayat ini pun dishahihkan oleh al-'Allamah Ahmad Syakir '+iit5 dalam Syarh wa Tabqiiqul
Musnad Nm/41/5655) dan dihasankan oleh guru kami, al-Albani '+iii5.
226 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Musbannaf (/nh04h24a): Yahya bin Sa'id al-
Qaththan meriwayatkan kepada kami dari 'Ubaidillah bin'Umar, dari Nafi', dari Ibnu'IJmar,
bahwasanya'Umar membatasi ar-Rabdzah untuk ternak ftambing) sedekah.
Saya menegaskan: "Sanad hadits ini shahih, sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim."
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fat-hul Baari S / a5): 'Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan
dengan sanad shahih dari Nafi' ...."
Atyisyorf-^t^u as-Sarf dalarr riwayat lain-, namun yang benar adalah asy-Syarf--adalah nama suatu
te*pit yang terletak di dekat Madinah. Adaprn Sad,yitukata yang ddak dapat menerima panikel
alif lam, adalah nama suatu tempat yang berada dekat dengan Makkah.

Ar-Rabdzab adalah nama tempat yang termasuk dalam wilayah Madinah, sebuah desa di Dzaatu
'Irq, yang sekarang dikenal dengan sebutan al-Hanakiyah.
227 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiib-nya (no. 2585).
22s Diriwayatkan oleh Ahmad N/424); al-Bazzar dalem al-Babruz Zakhkbaar [X/L72/3723); Abtt
'Awanah dalam Shabiib-rya @ /395/7073); ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, sebagaimana

di dalam Majma'uz Zatoaa-id N/249); Fat-bul Baai N/221); Ibnu 'Adi dalam al-Kaamil [/295);
AbuNu'aimal-Ashbahani dalamMa'rifatusbshahaababN/2865/6743)danal-Qadba'(Q153/B);

532 Kekhususan Rasulullah ffi

al-Baihaqi dalamas-Sunanul Kubraa (X/138); Abul Qasim'Ali bin al-Muhassin at-Tanukhi dalam
al'Fautaa'idul'Auaalii al-Muanahbab minasb Sbibaab ual Gbaraa-ib (6/tzo-L2t) dengan tabbrij al-
Hafizh ash-Shuri); Abu Musa al-Madini dalam al-Lathaa-if (Q63/2),sebagaimana di diJram lrutaa-ul
Gbaliil-Nm/2+!) darj beberapa jalur, dari Isma'il bin'Ayyasy, dari Yahya bin Sa'id, dari'Urwah
bin az-Zrbair, dari Abu Humaid.

Ibnu'Adi dan at-Tanukhi berkata: "Hadits ini gharib. Aku tidak mengetahui ada yang mencerita-

kannya dari Yahya selain Isma'il bin'Ayyasy dengan lafazhini."
Guru kami, al-Imam al-Albani ,SB, berkara: "la isiqab dalam riwayat nya dari penduduk Syam,
sedangkan dha'if jikadari selainnya. Ha4its ini adalah salah satunya, karena Yahya bin Sa'id, yaitu
I.bn_g Qais atau Abu Sa'id al_-Qadhi, adalah penduduk
dari itu, perkataan Il'nul Mulaqqin dalam al*buhasbah Hijaz, sehingga bseannaard, nyyaaknpiu: n.Ddirhiwa'aify. aMtkaakna
(Q176/ l) tidak

oleh Ahmad dan al-Baihaqi dari riwayat Abu Humaid d"ngrn sanad hasan.' Oleh sebab itu, al-
Hafizh berkat a dalam at-Talhbikbul Habiir @ / 189):'Diriwiyatkan oleh al-Baihaqi dan Ibnu 'Adi
dari hadits Abu Humaid, namun sanadnya dha'if.';

Sayl be1kgry9nt ar:Benar yang be,liau katakan +iE. Al-Haitsami berkata dal am Majma,uz Zawaa-id
(IVl189):'Diriwayatkanolehal-Baihaqrdanlbnu'AdidarihaditsAbuHumaid tetapisanadnyadha'if.'"
.Saya:nenegaskan: 'Benar yang al-Haitsami_katakan ,+i,8, sebagaimana perkataannya di tempat
lain (rVl200):.'Dir-rnayatkan olehal-Bazzar dari Isma'il bin'Ayyasy, dari penduduk Hijaz, namun

hf1a1diftas1inniy1di_ri{whaay'iaf.t'kIaanmjeungyaaonldeahrkAahnmnyaad ff/249) kepada ath-Thabrani saja. Ia lupa bahwasanya

dalamMusiad-nya.

Al-Hafizh berkata dalam Fa.t-hul Baari S/221): 'Di dalamianadnya terdapat Isma'il bin 'Lyyasy,
yang riwayarnya dari selain penduduk kotanya-dalam naskah asli tenulis kesalahan,'fakni
Madinah-adalah dha'if. Hadits ini rermasuk salah satunya.'

Ibnu Haiar.kembali berkata $IJJ/L64): 'Hadits ini diriwayatkan oleh Isma'il bin 'Ayyasy dari
Y1hfa. Hadits ini termasuk riwayat Isma'il dari penduduk Hijaz, sehingga (sanadnya) dha'if.'
Akan hadits ini shahih karena adanya beberapa
hadits tetapi,.sesungguhnya .,ht-ba-bdaitss'pce4n9giuHaia, fyianitiutedlaahri
hadits Abu Hurairah, dan hadits tbnl
Jabir bin 'Abdullah,

dibahas panjang lebar-d_an tidakperlu ditambahkan lagi-oleh guru kami, pemimpin as-Sunnah

dan peno-longnya, al-'Allamah al-Albani ,#iE, d^I^ kitabnyJyang berjudul lrutaa-ul Gbaliil
s(re.b9a. gl0iaznZ.b)e.sSairlajkaalunr-miaglurrunjyuak-tkeerlpuapduat
kitab tersebut. Sayangnya, p"rr$rrt-p"rrg,rat hadits ini atau
dari
peneliti tvtusnadll-tmi* Ah*rd 1ietrc\, sehingga dia
mendha'i{kannya karena kebodohannyayaigny^ta, padahal khab lruaa-ul'Gbaliil telahiicetak

dan beredar di. kalangan ulama dan penuntut ilinu. Sun-gguh, mereka (orang-orang sekarang), demi
Allah, sangat kurang dan tidak suka mengambil manfaat dari takhrij'ri"n-" b.r.r.

Allah w berfirman:

4@,j"Xt3i;'^'ff'iliak;K-i,ti4'6rt;,a'6t;:"xW...y

'r, G.elaP guliuyang berhpb-kpis, apahh dia mmgeluarkan tangannya, tiadakb dia dapat melibamya,
(dan).byllngswplydngtiada diberi cabaya (petunjik) oleb,qlkbiiid;kb dia mempunyii cahaya sedihit
pun.' (QS. An-Nuur: 40)"
22e Dalamkitab as'sunanul Kubraa (VIV51). Hanya saja, di dalam sanad hadits yang tertera dalam

kitab as'Sunan al-Kubra ini disebutkan: "Dxi al-Acula'i, dari 'Atha'- Zakariabeikari: "Menurutku,

dari-Ibnu 'Abbas."
Apa yangdisebutkan penulis ,i;SZ a, sini sangat berbeda dengan apayangtercantum di dalam as-
Sunan al-Kabii,"yang t€rcetak. Al-Imam a&-Diahabi menyebuikan Sanad J-Baihaqi dalam as-Surwn
al'Kabiiryangtercetakitudi dalanal-Mubadzdzabfiilhbtisbazr;sSunanal-Kabiir\/26t4/L0663):
"... dari al-Auza'i, dari 'Atha', dari Ibnu 'Abbas."

Berdasarkan penjel-asan tersebut, sanad hadits ini menjadi shahih, sesuai dengan syarat al-Bukhari
dan Mu:lim, apabila'Atha'yang dimaksr'i di sini adalah Ibnu Abi Rabah.'Akan tetapi, jika dia
adalah Ibnu Abi Muslim al-Khurasani, maka hadits i"i dha'if karena munqdtbi'. Hingga ,.k"r.rrg
saya belum bisa mengunggulkan salah satu dari kedua orang tersebut. Nimun yan["pasti iahhl
apayangdisebutkan penulis itu sangatjauh dari kebenaran. \vallaahu a'lam.

2r0 Telah dijelaskan tahhrij-nya.

Sirah Nabi Muhammad ffi 533

23rDiriwayatkanolehal-Bukharidalamsbabiih-nya(no.2776) danMuslimdaJamSbahiih-nya(no. 1760).

Keterangan Tambahan:
bbaegriakna)tabodleahlamdibFacaat-bduelnBgaanarmi (e/n4-s0u6h)u:n-"kSaanbhdtanfRi amsiumlul(laah+: 1G)ttserb;a1g3ai
el-Hafiih (ahli warisku
larangan, dan
menerima

dengan men-dhammah-kannya 1li[ )1, jika dimaksudkan adalah p'enafian. Yang terakhir.inilah

ya.r[ l.bih masyhur, bahkan derigannya makna menjadi lurus (benar), ti&k bertentangan dengan

hadits sebelumnyayatgdiriwayatkan dari'Aisyah S, maupun dari yang lainnya, bahwasanya

Nabi 4f tidak meninggalkan hana untuk diwariskan. Riwayat yang berisi pelarangan ini tidak
serta merra menunjukkan bahwasanya beliau memutuskan untuk tidak meninggalkan hana apa

pun, namun hal itu masih sebatas kemungkinan saja. Jadi, Nabi 44 melarang mereka membagikan
hana warisannya apabila memang beliau benar-benar meninggalkan hana benda kelak. Adapun

perkataan l\abi:'V'aratsarll'(ahliwarisku), Rasulullah ;iS menyebut mereka sebagai ahli waris

ditirrla., dari kedekatan hubungan nasab. Akan tetapi, mereka tidak boleh mendapatkan hana

warisan karena adanya dalil syar'i, yaitu sabda beliau: 'Kami tidak mewariskan hana. Apa saja

yang kami tinggalkan adalah sedekah.'"
12'Diriwayatkanblehal-Bukharidalamsbabiib-rya(no.4785) danMuslimdalamShahiih-rya(no.7475).
83 Telah disebutkan dalam hadits yang lalu.

23a Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi N /356/3216), an-Nasa-i dalam al-Mujtabaa SU56) dm al-Kubraa
(f/148'/5294),al-Humaidi dalamMusnad-nyaQ./lL5/235),IbnuAbiSyaibah dalamal-Musbannaf

Wgy / 269-270), Ahmad 4l),Ishaq bin Rahaw arh dalam Musnad-nya W/ 612/ 1184), ath-Thahawi
dalamMusykilulAatsaar (./452/521),ath-Thabari dalanJaami'ul Baryaan Q2/24), asy-Syafi'i dalam
al-tJmm N /l4O), al-Baihaqi dalam al-Kubraa (Vtrl54) dari jalur Sufyan bin 'Uyainah, dari 'Amr
bin Dinar, dari'Atha' bin Abu Rabah, dari'Aisyah.

Sayamenilai: "Sanadhaditsini shahih. Paraperawnya,*iqah,termasukperawi al-BukharidanMuslim."

At-Tirmidzi berkata: "Hadits hasan shahih."

An-Nasa-i berkata: "IbnuJuraij memasukkan'Ubaid bin'Umair antara'Atha' dan'Aisyah."
Saya menambahkan: "Hadits yang pada sanadnya terdapat 'Ubaid bin'Umair itu diriwayatkan

olihan-Nasa-i dalamal-MujubaaPU56),al-Kubraaff/M9/5295,X/223/1t351),ad-Darimidalam

Musnad-nya NIII/479/2383 - Fat-hul Mannddn), Ahmad (VIl180), ath-Thabari dalam Jaami'ul

Bayaan Q2/24),ath-Thahawi dalamMusyhilul Aatsaar [/452/522),Ibnu Hibban dalamSbabiib-rya
(no.2126 - al-Matoaarid atau[no. 6366 - Ihsaan), al-Hakim W437), al-Baihaqi Ntr/54), dan yang
lainnya dari beberapa jalur, dari Ibnu Juraij.
Al-Hakim berkata:-"Shahih, sesuai dengan syarat asy-Syaikhani." Pernyataan al-Hakim itu telah

disepakati pula oleh adz-Dzahabi.
Guru kami, al-Imam al-Albani ,+1j5, berkata drlam ash-Shahiihah (n/677-678/3224): "Benar yang

mereka katakan. Ibnu Juraij telah menjelaskan dengan tahdits, sebagaimana yang tenera dalam
al-Mustadrah. Demikian pula, Ibnu Juraij pun menjelaskan dengan tahdits pada riwayat lain milik
imam Ahmad.Hanya saja, 'Atha lupa nama perawi yang ada di antara dirinya dan Aisyah.

Imam Ahmad berkata ff7/2}l): Abdurrazzaq meriwayatkan kepada kami, dia berkata: IbnuJuraij
mengabarkan kepada kami, dia berkata: 'Atha' mengaku bahwa'Aisyah berkata: '...' Kemudian

Ahmad menyebutkan hadits tersebut).' Aku (Ibnu Juraij) benanya: 'Dari siapakah riwayat ini?'
'Atha menjawab: 'Aku tidak tahu. Aku kira bahwa aku mendengar 'Ubaid bin 'Umair berkata

demikian.'
Hadits itu diperkuat oleh (riwayat) Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij, dari 'Atha', dia berkata: 'Aku
mengira'Ub;id bin'Umair meriwayatkan kepadaku dari'Aisyah.'Hadits ini diriwayatkan oleh

Ibnu Jarir."
Saya 6erkomentar: "Penilaian itu tidak berpe ngaruh, inrya Allah,karena persangkaan tidak merusak

riwayat penyimakan'Ubaid dari'Aisyah, terlebih lagi'Atha'menegaskan-dalam salah satu

briiwn atUy*miyaar-bitauhdwikaendailribnaynayamkermiweariywaatkyaantkahnadhitsadinitsi dari'Ubaid bin 'Umair. Sementara'Ubaid
dari 'Aisyah. Dengan demikian, ap^ yaflg

menghalangi penyimakan 'Atha'-seoran g yang tsiqab dan termasuk perawi asy-Syaikhani-dari

'Aisyah, sedangkan mereka berada pada zamanyarrgsama dan pernah berjumpa?

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat saya simpulkan bahwa hadits ini shahih tanpa diragukan lagi

dari dua jalui, baik melalui (1) 'Atha'dari'Ubaid bin'Umair dari'Aisyah, mapun (2) dari'Atha'

534 Kekhusus an Rasulullah ffi

dari 'Aisyah tanpa perantara. Perselisihan ini tidak berpengaruh, sebagaimana yang dimaklumi para
ulama. Akan tetlpi, hal itu terluput dari pantauan peneliii l<rab al-Musnad (+otlosl sehingga dia

melemahkan hadits ini hanya karena ada perbedaan jalur periwayatan. Namun demikian, bulian di

sini tempat yang c_ocok untuk membantah pendapatnya itu, melainkan akan dibahas pada tempat

yang lain, insya Allab.
2r5 Tambahan dari naskah "7 ".

236 Pad^ naskah ".,," tenulii"An-Nawawi." Kedua kutipan tersebur shahih (benar).
237 Ilnu Suraij adalah seorang ahli fiqih dari Irak. Ia adalah Abul'Abbas Ahmad bin'Umar bin Suraij

al-Baghdadi. Ia seorang hakim dari madzhab asy-Syafi'i dan penulis banyak kitab. Ia lahir sekitai
tahun 240 H dan meninggal dunia pada tahun 306 H.
238 Al-Isthakhari adalah al-'Allamah, Abu Sa'id, al-Hasan bin Ahmad bin Yazid al-Ishthakhri. Lafazh

al-Isthakhari merupa\an nisbat.kepada Ishthakhar, sebuah daerah di wilayah Persia. Ia seorang
bb1feerrmmaandfzahaat,bdai sayn-Stiyraafnf yia,,f-faKaqqitaiihhatdnaTrio'YIraoq|-,qsaathhaab'.aBt eIblinauu
Suraij, dan memmiifiiikkii karya-karya yyaanngl

meninggal dunia pada tahun 328'H.'

Pada naskah "7-" terdapat kesalahan tulis: "Al-Marwazi."

Beliau adalah sfaikh madzhab asy-Syafi'i, Abu Hamid, Ahmad bin Bisyr bin 'Amir al-Marwarudzi;
seorang mufti Bashrah dan penulis berbagai kitab, serta pernah belajar dari Abu Ishaq al-Marwazi.

Ia menulis kJ;ab al-Jaami'dalam madzhab ini, menulis S1,arh Mukhtashar al-Muzani,-dan menulis
kitab al-Usbuul. Syaikh ini meninggal dunia pada tahun 362 H.
2oo Lafazh ini tidak ada asalnya.

2a' Pada naskah "r," tenulis: ')1,i".

2a2 Saya katakan, al-Bukhari meriwayatkan dalam Sbahiih-nya (VIV106/3772) dari Abu Wa'il,
Syaqiq bin Salamah, dia menceritakan bahwa 'AIi mengirim 'Ammar dan al-Hasan ke Kufah
untuk mengajak orang-orang turut berperang. 'Ammar pun berkhutbah (di hadapan mereka):

'Sesungguhnya aku mengetahui bahwasanya'Aisyah adalah isteri Rasulullah di dunia dan di akhirat,

tetapi Allah menguji kalian, yakni apakah kalian akan mengikuti Nabi & atau mengikutinya."

Al-Bukharijuga meriwayatkan (no.\Vl) dari al-Qasim bin Muhammad: "Tatkala'Aisyih mengeluh

karena kesakitan, datanglah Ibnu'Abbas +i*, menjenguknya dan berkata: '\trfahai Ummul Mukminin,

majulah dengan memegangteguh kebenaran, hingga engkau menemui Rasulullah dan Abu Bakar."

Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Sbahiih-nya (XYI/7 /7095 - Ibsaan) dan al-Hakim (IVl10) dari
jalur Sa'id bin Yahya al-Umawi: ayahku meriwayatkan kepadaku; Abul 'Anbas Sa'id bin Katsir

meriwayatkan kepadaku dari ayahnya, ia berkata: 'Aisyah meriwayatkan kepada kami: 'Ketika

Rasulullah S menyebut-nyebut Fathimah, aku benanya tentang (penilaiannyiterhadap)ku. Maka

beliau benanya: 'Apakah kamu suka menjadi isteriku di dunia dln di akhirat?' Aku menjawab:
'Tentu saja, demi Allah.'Beliau bersabda: 'Jika demikian, maka kamu adalah isteriku di dunia dan

di akhirat.'"

Al-Hakim berkata: "Abul 'Anbas perawi tsiqab sehrngga haditsnya shahih." Penilaiannya telah
disepakati oleh adz-Dzahabi. Disetujui pula oleh guru kami, al-Imam al-Albani, di dalam asb-

Sbabiihah N/27/30tt).
At-Tirmidzi N /704/3880) dan Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Shahiib-nya (XYU6/7094) dari
dua jalur,dari Ibnu AsebhieMlaui lsauiktraah, ,ladluarib'eArkisaytaa:h,'Iinaibaedrakalatha:is]itberrimil ur>d!+i dduantaiangdamnedmi baakwhairkaut.'k"ep- ada
pada
Rasulullah S
At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan gharib."

Saya menilai: "Sanadnya shahih."

Ath-Thabrani meriwayatkan dalamal-MuJamul Kabiir Q3/32/99),Ibnu Hibban dalam Shabiih-nya

(XVI/8/7096 - Ibsaan), dan al-Hakim (IY/13) dari jalur Yusuf bin Ya'qub bin al-Majisyun, dari

ayahnya, dari'Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik, dari 'Aisyah, ia berlata: "\7ahai Rasulullah,

siapakah isteri-isterimu di Surga?" Beliau menjawab: "Kamu termasuk salah satu dari mereka."

(Al-Hadits)

Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya."

Pernyataan ini disepakati olehadz-Dzahabi dan disetujui oleh guru kami, al-Imam al-Albani, dalam

ash-Sbahiibah Nn/27).
2a3 Abu Ishaq al-Maruzi adalah syaikh madzhab asy-Syafi'i dan seorang faqih di Baghdad. Ia Abu Ishaq,

Ibrahim bin Ahmad al-Marwazi, sahabat Abul'Abbas bin Suraij dan muridnya yang paling senior. Ii

tinggal di Baghdad beberapa waktu dan menulis banyak buku. Ia meninggal di Mesir pada tahun 340 H.

SirahNabi Muhammad ffi 535

24 Yaitu, meniabarkannya menjadi lebih banyak.
2a5 Mungkin sebagian kakeknya dahulu penjual gandum, seperti yang dikatakan as-Sam'ani dalam

al-Ansaab W/242).
Ia adalah al-'Allamah mufti madzhab asy-Syafi'i, Abu'Abdullah al-Husain bin Muhammad bin

'Abdullah ath-Thabari il-Haji al-Bazazi. Ia seorang pakar di bidang madzhab, ilmu ushul, dan

masalah khilafiryah. Al-Hannathi meninggal pada tahun 495 H di Ashbahan.

2ao Telah dijelaskan takbrij-nya.

2a' Telah dijelaskan takhrij-nya.
2a8 Yang diapit oleh tanda kurung siku [...] tidak terdapat pada naskah ",-".
2oo Telah dijelaskan takhrij-nya.
tertulis: "i'*b".
250 Pada naskah ".l." dan"r" tertulis, a 6r"Jn.
25r Pada naskah
"i-
12 Telah dijelasdir uhbrf,nya.

2s3 P^da naskah "2' tenulis: ";".

250 Telah dijelaski?r tahbrij-nyY.

255 Telah dijelaskan tahhij-nya.

22550'DPairdiwa anyaastkka*h,ile'7tr"d-dSa"nIh"a7n"dtaelanrunlsish:a"lViih--n$y"a(n. o.4442)danMuslimdalamSbahiibnya(no.1637,22).

258 Maksudnya, mengambil budak wanita tanpa adanya pembatasan dalam hal jumlah. Dengan kata
lain, boleh bagi seorang Mukmin mengambil budak wanita berapa pun yang ia sukai, tanpa harus

menentukan hak giliran malam bagi mereka.

250 Telah dijelaskan tahhij-nya.

260 Dalam kitab Sunan-nya, yarittt setelah hadits iri (llL7, terbitan Daar Ihya' at-Turats), di mana ia
berkata: "... Inilah yang diamalkan oleh sebagian ulama, baik dari kalangan para Sahabat Nabi &

maupun dari kalangan yang lainnya. Pendapat inipun merupakan pendapat asy-Syafi'i, A_hmad,
dan Ishaq. Namun, sebagian ulama lainnya memakruhkan seseorang menjadikan pemberian

budak pertmpuan sebagai mahar baginya, sehingga ia harus memberikan mahar lain kepada budak
per.r.rp,ran ying telah dimerdekakan itu, selain dari pemberian kemerdekaan tersebut. Namun

pendapat pertama lebih shahih."

26r Dalam kitab a"2s-"Sudnaann*u2l "KtuebnraualisN: T".I/'1j"2.8).
262 Padanaskah

26r Dalam as-Suninul Ku\raa (YII/lfr-i2g), Abu Ya'ia dahm Musnad-nya (XllI/91/7161), ath-
Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir Q4/219/705) dari Abu Sa'id al-Jusyami 'Ubaidillah bin

'Umar al-Qawariri, it berkata: 'Alilah binti al-Kimyat meriwayatkan kepada kami, ia berkata,

aku mendengar ibuku, Aminah, berkata: Amatullah binti Razinah meriwayatkan kepadaku dari

ibunya, Razinah, maula Rasulullah jjS.

Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zauaa-id (IX/251): "Hadits yang semakna dengan hadits
ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Abu Ya'la dari jalur'Alilah binti al-Kimyat, dari ibunya

yang bernama Aminah, dari Amatullah binti Razinah. Aku tidak mengenal.ketiga perawi tersebut,

namun sanad nya dari jalur lain tsiqab. Akan tetapi, isinya benentangan dengan yang tercantum

dalam kitab asb-Sbabiih. \V'allaabu a'lam."

Al-Hafizh berkata daLam al-Mathaalibul'Aaliab (XVI/611, terbitan Daarul'Aashimah): "Hadits
munhar dari beberapa wanita majbul. Adapun yang tercantum di dalam asb-Sbahiib dari Anas gE

bahwasanya Nabi s menjadikan kemerdekaan budak itu sebagai mtharnya."
Al-Bushiri juga mengatakan perkataan seperti itu dalam lt-baaful Khiyarah al-Mabarah NII/252,

terbitan Daarul Wathan) .

Saya berkomentar: "Fladits Anas yang mereka singgung itu diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam

Sbaabbiiihh--rrya (no. 5086) dan Mu;lim dahm Sbabiib-nya (no. 1365) sena yang lainnya.

,tu rP4aud4anrra4JsAkaauh ", *" tertulis: "t2;-)",,y"1)ttl".'

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'addalamatb-Thabaqaatul Kubraa (VIII/64), Abu Nu'aim dalam Musnad
Abi Yalrya Farras bin Ydbd (85/25), dan al-Biihaqi dalam as-Sunanul Kubraa NII/70) dari jalur
'Amir asy-Sya'bi, dari Masruq bin a1-Ajda', dari '"AAiskyuaha,drabIlaahihwi.btausaIbnaygai. seorang.waniita berseru
kepadanya: "Wahai ibuku." 'Aisyah menyanggah: k1 aum IlaIki.-lIaki i di antara

kalian, bukan ibumu."

536 Kekhusus an R a sulull ah M

266 !.f1 menegaskan: "Sanad hadits ini shahih, perawinya *tqab." pada naskah "r-".

Kalimat yang diapit oleh tanda krrrung sikul ... I tiiak t"-.."rrt.r-
267 Yaitu, Mukhtasbar al-Mu.zani. Kitab yang menjelaskan berbagai perm asalahai furu' (cabang-
cabanq agama) dalam madzhab asy-Syafi'i ini ditulis oleh murid al-Imam asy-Syafi'iyang b..rr"rri,
Isma'il bin Yahya al-Mrzani. Ia meninggal dunia pada tahun 254 H. Kiiab'ini termisuk salah
satu kitab.fiqih asy-Syafi'i yang masyhur. Oleh liar.rr" itu, para ahli fiqih asy-Syafi'i sangat
memprioritaskannya.

268 Saya menjelaskan: "Qira-at ini ryadz. Oleh sebab itu, ia tidak tertulis di dalam mushaf."
4ol{eah-eAlbldquirrraa-aztzaUqbdaayl.ambianl-KMau'asbb. atenrnhaafda(*p/tatty/atlt7t4er8s)e-bduat naddaalarhi
shahih, yairtt yangdiriwayatkan
jalurnya diriwayaikan oleh Ishrq
bin Rahawaih dalam Musnad-nya, sebagaimana di dalam al-Mathaalilwl 'Aaliyab ff{y/lll/36$:
terbitan Daarul 'Ashimah aar.l,l/L43h696, terbitan Daarul Wathan) dan ti-haaful Xhiarah a[-
Mabarah S.I/254/5787, terbitan Daarul \Tathan); Sufyan bin 'Uyainah dalam Tafsiir-nya (hlm.

309);.Sa'id_bin Ma.nshur dalam Sunan-nya, sebaqaimana di dalam ad-Dunul Maix"u, gt)soz)
{qr dali jalurnya_diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa S[/69);AU"'UUaia a;
dalam Fadbaa-ilul Qur-aan F/148/705) dari 'Amr bin Dinar, dari Bajalah'bin 'AL'dah at-Tamimi,
ia berkata: "'IJmar bin al-Khaththab €5 menemukan mus-haf di kamar budaknya. Di dalamnya
tenulis:

#ij,i:i i,Wrq.ir ];i s;Avl^.Wi s - .i) +i $ - ,r;,i:jr! j:i di >
(.;*

"Nabi itu lebih utama bagi orang-o.rang.mukmin dari diri mereka sendiri-dan dia adalah bapak
mereka-dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. f)an orang-orang yang mempunyai hubunian
darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi di dalam-Kitab Att"f,; daripada o."rrg-orirrg
mukmin."

'Umar lantas berkata: "Hapuslah itu, wahai anakku!" Budaknya membantah: "Tidak, demi Allah,
aku tid,ak akan menghapusnya karena tulisan tersebut ada di dalam mus-haf Ubay bin Ka'ab

gE . Maka dari itu, 'Umar gl.a pergi menemui Ubay bin Ka'ab ,g dar berkata:'"Aku sibuk

dengan urusan al-Qur-an.dan Anda sibuk dengan uruian jual beli di pasar, yakni tatkala engkau
memalingkan tubuhmu di pintu Ibnul Alma'.;

{l-.ryafizh Ibnu Haiar dan al-Bushiri berkata: "Sanad hadits ini shahih sesuai dengan syarat al-
Bukhari."

Al-Bushiri berkata dalam al-Muhbtasharab (lm/407/6494): "Hadits ini diriwayatkan oleh Ishaq
dengan sanad yang sesuai dengan syarat al-Bukhari.'

Saya berpendapat: "Keduanya benar."

Adapun atsarlbnu, 'Abbas yangdiriwayatkan oleh al-Hakim (Illa15)-sebagaimana al-Baihaqi
meriwayatkan darinya (Vtrl69)-dengan sanad dha'if, di dalamnya terdapat M"usa bin Mas'ud an-

"..'" N*dt.p:.?*^t yang buruk hafalannya. Silakan lihat kitab TafsiirulQur-aai al-Azhiim (Vy5O3-504).

P3lg.\ilt Suryy-ry19/_3/s) dzndari ialurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam alxhilaafiw*t
ualul--7rH_uu7ta/m3n5an.i8dy.ia\ )da;a1nla-|-Nm-aUMsmau-risynd(aa/2dla-2mn)y;aaal-.dpa-/4Dau3ajtaraaitma)5aid_/aQ9l8a.islmt));;MaIubssyn-nuSayMda-aflijt'aiyhdaaW0ia/m/tlt24Ml//u73sl8gna-)F;dA-anhty-mahu(al/M8d1a'/(n6rnt4/a2-a4nij,.)'i";5Ig6on#);t

Khuzaimah dalam Sbahiih-rya (/a3aa/80);Ibnul Mun&ir'dalam al-Ausath [/344/295,35;'/3t7);
athT_hahawidaTamsyarhMa'aanilAatsaar@/233);Irbu'Awanahdalam Sbabiih-ryaO./17l/slli',
Abu Ya'la dalam Musnad-nya dan.darinya diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalim'shahiih-nya

W/279/L431,28_8/L440 - Ibsaaa); Ibnu Syahindalaman-NaasikbualMansuubh (83/81);al-Baihaqi
dalam al-Kbikafiwaat (lu5l/33-6), Ma rrfatus sunan wal Aatsaar_Q,/lgg/134, 6etrs)', al-Kubrk
[/91, L02,ll2), dan as-Sunanush Sbagbiir (/35/50); as-Siraj dalari Hadiits-nya (V/8liA-B); Abul
H.asan ats-Tsaqafi Hakim al-Kufah dalam Fawaa-idabu 'an Syuyuukhihi (nI/274 - riwayat Abu
Thahir as-Salafi); al-Baghawi dalam Syarbus Sunnab (I/356i1i3); Ibnu 'Asakir dalam Taariikb
D.imasg (XI/197)rIbnu'Abdil Bar
dlaailnanmyaat-dTaarmi bbeiibderaCpfaJ1ja8l,u2r2,1d3a1r2i )'M; AubhuamMmusaad al-Madini dalam
al-. !t!ta1{ Uz_/Q82/ A); dan yar.g bin 'Ajlan, dari

al-Qa'qa' bin Hakim, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah secara marfu'.

SirahNabi Muhammad ffi 537

Asy-Syaf i berkatadalamKitzabal-Qad.im,sebagaimanadalam al-Ma rifil S/199):'Hadits ini shahih."

Al-Baghawi berkata: "Hadits ini shahih."

Ibnu'AbdilBarr dalamal-Istid.zkaar@/+l)berlata: "Haditsini shahihmenurut kesepakatan ahli sanad."
Al-Khaththabi berkata dalam A'laamal Hadiits (,/250): "Hadits ini adalah hadits yang shahih."

Abu Musa al-Madini berkata: "Hadits ini shahih."
An-Nawawi berkata dalam Tahdziibul Asmaa'ual Lugbaat (I/41): "Hadits shahih. Hadits ini

diriwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya."
An-Nawawi juga berkata dalam al-Kbulaasbah Q,/ 152): "Shahih. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu

Dawud, an-Nasa-i, dan yang lainnya dengan sanad shahih."

An-Nawawi pun berpendapit dalam al-Majmuu'P,/78): "Hadits ini shahih. Hadits ini diriwayatkan

oleh asy-Syafi'i dalam Musnad-nya dan al-(Jrnm dengan sanad shahih."
An-Nawawi kembali menegaskan @/95): "Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh asy-Syafi'i dan
yang lainnya dengan sanad shahih. Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah

dalam Sunan masing-masing dengan sanad shahih."

Hadits ini dihasankan oleh guru kami, al-Albani +)5 , dal;,m Mislhaatul Masbaabiib (no ' 332) '
Saya menilai: "Yang benar,-uallaahu a'lam,hadits ini hasan, sebagaimana yang dikatakan oleh
guru kami, yakni berdasarkan komentar yang diketahui tentang Ibnu'Ailan."

Asal hadits'ini adalah dari riwayat Muslim dalam Sbabiih-nya (no. 265) dan banyak lagi yang
lainnya dari'Umar bin'Abdul tlflahhab al-Riyahi, dariYazidbin Zurai', dari Rauh bin al-Qasim,

dari Suhail bin Abu Shalih, dari al-Qa'qa' bin Hakim secara ringkas.

Al-Hafizh al-Mizzi berkata dalam Tuhfatul Asyraaf [X/441-442): "Demikianlah yang dikatakan
ar-Riyahi dari Yazid bin Zwal'. Yang demikian itu termasuk kekeliruannya. Ia diselisihi oleh
'Uma11yah bin Bustham, seorang perawi yang paling shahih riwayatnya dari Yazid bin Z'trai',
dengan'perkat a rlnyal 'Dari Yazid 6i nZrrai.',dari Rauh bin al-Qasim, dari Muhammad bin 'Ajlan,
darial-qa'qa' bin ftakim.' Inilah riwayat shahih dari Ibnu'Ailan dari al-Qa'q1l!i1Hakim. Hadits
al-Qa'qa-'bin Hakim diriwayatkan oleh mayoritas ulama, di antaranya'Abdullah bin al-Mubarak,

Sufyanbin'Uyainah, Yahya bin Sa'id al-Qaththan,'Abdullah bin Roja'al-Makki, dan al-Mughirah

bin'Abdurrahman al-Mukhzumi."

Abul Fadhl bin 'Ammar asy-Syahid berkata dalam'Ihlul Ahaadiitsfi.i Kitabis Shabiib Muslim W59-
61): "Hadits ini tidak shahih. Di dalamnya terdapat 'Umar bin 'Abdul \(ahhab ar-Riyaht yang

mengambil riwayat dariYazidbinZurai'. Selain itu, hadits ini dikenal melalui jalur Muhammad
bin'Ajlan dari al-Qa'qa', sedangkan Suhail itu sama sekali tidak disebutkan dalam sanad ini. Yang
benar ialah hadits ini di.i*ryrtkan oleh 'Umayyah bin Bustham dariYazidbrn ZwaT', dari Rauh

bin Ibnu'Ajlan, dari al-Qa'qa', dari Abu Shalih ...."
Ad-Daraquihni berkata dilim at-Tatabbu' (hlm. 139-140, terbitan Daar al-Kutub al-'Ilmiryah):
"Hadits ;nl t;dak shahih dari Suhail, karena sesungguhnya ia berasal dari hadits Ibnu 'Ajlan.

Orang-orang meriwayatkan darinya, seperti Rauh bin al-Qasim, demikian pula yang dikatakan

'Umayyah diri-dalam naskah asli tenera: bin (bukan: dari), dan kata'bin' ini merupakan kesalahan

tulis-Yazid."

Ibnu Daqiqil 'Ied menukil darinya dalam al-Utnm E/sll) dan menyetujuinya.

Saya berkomentar: "Riwayat Umayyah ini dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa
gl tOZ) dariiat tr 'Abdul Malik bin Muhammad ar-Ragqasyi: 'Umayyah meriwayatkan kepada kami."

kesimpulannya, bahwasanya sanad Imam Muslim '+iii5 cacat tanpa diragukan lagi, sebagaimana telah
dijelaskan oleh para imam. Akan tetapi, matan hadits ini shahih karena adanya penguat yang banyak.

270 Masalah ini telih dijelaskan sebelumnya, bahkan telah diterangkan madzhab para ulama secara

ringkas.

27r Seoiang syaikh ma&hab xy-Syafi'i, Abu Sa'ad, 'Abdurrahman bin Ma'mun bin'Ali bin Muhammad

al-Abiwurdi al-Mutawalli, dan sahabat al-Qadhi Hushain. Beliau ahli dalam bidang fiqih dan ushul,

cerdas, ahli munaazbarab Serdialog), tampan, pintar, dan tawadhu'. Syaikh ini lahir di Abiwurdi
pada tahun 427 H dan meninggal dunia pada tahun 478 H'
,, bainasb ShahaabahkaryaSa'id
Silakan bhatkhab lbnu Hazm al-Andalusi ua Risaalatul Mufaadhilab

al-Afghani (hlm. 185 dan selanjutny.a).
2'r Pada naskah "7" dan "7 " tertulis: "i\it v-tY
it\1;". Hajimah binti Huyay al-Vashabiyah, seorang
:'t Ia adalah Umm-ud Dar&'ash-Shughra. Nama isliirya

538 Kekhusus an R a sulull ah M.

Tabi'in yangfaqib dan tsiqab. Beliau meninggal dunia pada tahun 81 H.
2?5 Diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariikb Dimasq (74/ll4-ll5) dari jalur Abul 'Abbas al-

Asham: Muhammad bin Ishaq ash-shaghani mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Shalih
mengabarkan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih meriwayatkan kepadaku dari Lbr az-Zahirryyah,

dari Jubair bin Nufair, dari Ummud Darda'.
Menurut saya, sanad hadits ini hasan, berdasarkan komentar yang ringan tentang Mu'awiyah
bin Shalih. Ia sbaduq dan termasuk perawi Muslim. Mengenai kelemahan 'Abdullah bin Shalih,

sebagaimana yang diduga kuat, sesungguhnya perawi darinya di sini adalah seorang imam besar

dan penghafal yang masyhur. lVallaahu a'lam."
Hadits ini memiliki jalur lain yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Hilyatul

Auliaa'Q,/221-darijalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir (74/ll5)-detgan sanad shahih
dari al-Faraj bin Fudhalah, dari Luqman bin 'Amir, dari Ummud Darda'. Namun, al-Faraj bin
Fudhalah dha'if, sebagaimana dijelaskan dal am at-Taqriib. Jadi, derajrt atsar ini secara keseluruhan
tdalah sbahib ligbairihi. lVallaabu a'lam.

Telah shahih s ecara marfu'hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la al-Maushili dalam Musnad-nya
dari riwayat Ibnul Muqri', sebagaimana di dalam al-Matbaalibul'Aaliab gI/217/1731, terbitan

Daarul !0'athan *atYItr/461/1718, terbittn Daarul 'Aashimah); h-baaful Khiyarab al-Maharab
W/115/3264, terbitan Daarul l(athan) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu'Asakir dalam
Taariikb Dimasq (7a/fi6); Abu 'Ali al-Harani al-Qusyairi dalam Taariihbur Riqqab (Il/39/2),
sebagaimana di dalam asb-Sbahiihah (III/275/128t); Ibnu 'Asakir dalam Taariikb-rya (74/Il7)
dari beberapa jalur, dari Isma'il bin'Abdullah bin Khalid al-Qurasyi Abu 'Abdullah as-Sukari:
Abul Mulaih al-Hasan bin'Umar ar-Raqi meriwayatkan kepada kami dari Maimun bin Mahran,
ia berkata: "Mu'awiyah meminang Ummud Darda', namun Ummud Darda'enggan menikah
dengannya, seraya berucap: 'Aku mendengar Abud Darda' berkata tentang sabda Rasulullah S:
'seorang wanita bersama suaminya yang terakhir.' Sementara aku tidak menginginkan seorang

pun menggantikan Abud Darda'."

Al-Bushiri berkata, "Perawi sanad hadits ini tsiqah."
Menurut saya, ang dikatakannya benar, yaitu sanadnya shahih. Hadits ini telah dishahihkan juga

oleh guru kami, al-Albani'uli5."

Abusy Syaikh telah mengeluarkarryadalamThabaqaatul Mubadditsiin bi Ashbabaan IY/36/806,

terbitan ar-Risalah): Ahmad bin Ishaq al-Jauhari meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Isma'il bin
'Abdullah bin Zurarah meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Abul Mulaih ar-Raqi meriwayatkan

kepada kami, dengan redaksi yang sama.
Demikianlah yang dikatakan Ahmad bin Ishaq: "Isma'il brn Zurarah." Namun telah dijelaskan

bahwasanya mayoritas penghafal meriwayatkannya dari Isma'il dengan redaksi yang sama, tetapi

mereka berkata: "(Ibnu Khalid al-Qurasyi) dan Ibnu Zrrarah adalah perawi sbaduq-sebagaimana

dijelaskan dalam at-Taqriib, sena keduanya berasal dari ar-Riqqah."

Bisa jadi hadits itu diambil dari keduany;- atau yar,g benar adalah: Ibnu Khalid al-Qurasyi,
sebagaimana yang diriwayatkan kalangan mayoritas, dan pendapat itulah yang rajih menurutkt.
Sebab, mereka tidak menyebutkan Abul Mulaih ar-Raqi sebagai salah satu guru Ibnu Ztrarah,
berbeda dengan (Ibnu Khalid al-Qurasyi, Abu 'Abdullah as-Sukari. Mereka memasukkan nama

tersebut ke dalam daftar nama guru-gurunya. lV'allaabu a'lam.
Hadits ini memiliki beberapa jalur periwayatan dan beberapa penguat yang disebutkan oleh guru

kami al-Albani '"J;)5 dr dalam asb-Shabiibab, maka silakan merujuk kepada kitab tersebut.
2'6 Dalam krtab as-Sunanul Kuhraa ND,/69-70).

Guru kami, al-Imam al-Albani '#E , berkata, "Semua perawinya tsi.qah selain Abu Ishaq, yakni
as-Sabi'i, yang hafalannya rusak dan telah meriwayatkan dengan 'an'anab."
277 Seorang syaikh madzhab asy-Syafi'i, Abu'Ali, al-Hasan bin al-Husain bin Abu Hurairah, al-Baghdadi,

al-Qadhi. Beliau telah sampai pada derajat teninggi dalam madzhab, menulis kitab Syarh Mukhtashar
al-Muzani, dan sudah masyhur dengan sebutannya itu. Syaikh ini meninggal pada tahun 345 H.

278 Pada naskah ".l"" tenulis: "'i\;r".
27e P^da naskah "r." tenulis: "'fr '# -;X" .

280 ((.)mmu zoalad adalah budak wanita yang telah melahirkan anak dari hubungan dengan tuannya.)-P*r

SirahNabi Muhammad ffi 539

28'DiriwayatkanolehAbuDawdQY/129/4361)dandarijalurnyadiriway^tkanolehad-Daraquthni

dalam Sunan-nya @/39/3L56,459/4425, terbitan Daarul Ma'rifah); an-Nasa-i dalam al-Mujtabaa
ryIr/107-108); Ibnu Abi Syaibah dalam ad-Diyaat (hlm.223-al-lVamadbaat) dan dari jaixnya
diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-Maqdisi dalam al-Abaadiitsul Muhbtaarah (X[/158/178); A6u

Ja'far bin al-Bukhturi ar-Razzaz dabm Juz-ur Raabi' min Hadiitsihi Q45/233) dan dari jahtrnya

diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa SII/60,X/L3l); ath-Thabrani da.Iam al-

My'i1mu!Kabiir $U278/Ll9Sa) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-Maqdisi dalam
al-Ahaadiitsul Mukhtaarah ff'IVl57-L58/L77); ad-Daraqtnhni dalam Sunan-nya [II/3|-39/3L55,

459/4423, 4424); al-Hakim IVh5a) dari beberapa jalur, dari Isra'il, dari 'Utiman asy-Syahham,

dari Ikrimah, dari Ibnu'Abbas.

Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, namun tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim."
Penilaiannya disepakati oleh adz-Dzahabi.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkatadalamBuluughulMaraam E/580/L253,terbitanDaarush Shumai'i):
"Para perawinya tstqab."

Dishahihkan pula oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam ash-sbaarimul Masluul dan guru
kami, al-Imam al-Albani ,+t)7", dqlam Sbabiih Sunanin Nasa-i (no.3794).
tenulis: ",r! &i dp".
2E2 Pada naskah "g" tenulis: "J.L?.
283 Pada naskah
",."

284 Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dalam al-Mujtabaa (VI/108-109), ath-Thayalisi dalam Musnad-nya
[./7/4, rerbitan Hajar) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Mizzi dalam Tahdziibul Kamaal
()(Y/aa!; Ahmad (I/9); Abu Ya'la dalam Musnad-nya [/84/81,82) lalu Abu Bakar aL-Marwazi
meriwayatkan darinya dalam Musnad Abi Bakar asb-Sbilhq (66/ LO$-LO?) dan adh-Dhiya' al-Maqdisi

dalam al-Abaadiitsul Muhbtaarab (/l0Gl07/23, 107/24); ad-Dulabi dalam al-Kunaa ual Asiaa'
@/624-625/LL18, terbitan Daar Ibni Hazm); Ibnu Abi 'Ashim dalam ad-Diaat (h\m.224 - al-

lVamadbaat) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-Maqdisi dalam al-Ahaadiitsul

Mykb\aarah (/107-108/25); al-Hakim W/354-355) dan al-Baihaqi merlwayatkan darinya dalam
1lal-i.nKnuybarad4aNri lbI{eebOer;arpaadjha-luDrh, iydaa'riaSl-1M,ua'bqadhi.si dalam al-Abaadiitsul Muhbtaarai g/ 108/26); dan yang

Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih." Pernyataan ini telah disepakati oleh adz-Dzahabi.

Saya menegaskan: "Keduanya benar, bahkan telah dishahihkan oleh guru kami, al-Imam al-Albani

l$iTo, dalam Shabiib Sunanin Nasa-i (no.3795)."

Riwayat Abus Suwar ini diikuti oleh 'Abdullah bin Mutharrif bin asy-Syakhir, yaitu yang

diriwayatkan oleh Abu DawudW/129-130/a3$); an-Nasa-i dalamal-Mujtabaa (VIVitO-tti;; at-

ImamAhmad (I/10) dandari jalurnyadiriwayatkan oleh adh-Dhiya'al-Maqdisidalamal-Ahaadiitsul

Muhhtaarah A/104-105/20); al-Bazzar dalam al-Babruz Zabbhbaar G/lt5/49); Abu Ya'la dalam
l4usnad-nya I/82/79) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-Maqdisi (/|O5-LO6/22);
Ibnu Abi 'Ashim dalam ad-Diaat (hlm.224); Abu Ya'la dalam Musnad-nya dari riwayat Ibnul
!d1aur9irYi'adzaindbdianriZjvalauir'n: yYaunduirsiwbaiyna'Utkbanaidolemhearidwha-yDahtkiyaan'
al-Maqdisi g/lO5/2L) dari beberapa jalur,
'Abdullah bin Mutharrif kepadi kami dari Humaid bin Hilal, dari

An-Nasa-i berkata: 'Hadits ini adalah hadits yang paling bagus dan paling balk. \Yallaahu a'lam."
Al-Bazzar berkata: "Sanad yang paling bagus dalam hal ini adalah hidits Yunus dari Humaid bin
Hilal. Kami tidak mengetahui orang yang meriwayatkannya dari Yunus, kecuali Yazid binZttrai' .

Sebagian ulama memasukkannya ke dalam Musnad Abi Bakar walatprn tidak diriwayatkan dari

Nabi S. Akan.tetapi, perkataan Abu Bakar ash-shiddiq # , 'Tidak ada seorang pun setelah Nabi
ii{,' menunjukkan bahwasanya perbuatan ini pernah dilakukan oleh beliau ffi, na-rn ddak oleh

yang lainnya. Maka dari itu, seolah-olah riwayat tersebut benar-benar berasal dari Rasulullah ffi.
28s Dalamkitabal-Kaamil(/n/2704)dandarijalurnyadiriwayatkanolehal-Baihaqidtlamas-Sunaiul

Kubraa (VIII60).

Saya menilai: "Sanad hadits ini h asaa, insya Allah, dan hadits sebelumnya memperkuatnya secara global. "

Catatan:

Telah terjadi kesalahan penerbit atau perubahan dan penghapusan terhadap hadits ini dalam cetakan
kitab al-Kaamll. Hendaklah diperhatikan!

540 Kekhusus an Rasulullah ffi

286 Pada naskah "r." tenulis: '-\-:,".

287 I(itab ini sudah dicerak dan beredar. \V'albamdulillah.
288 Penulis ,,!9, betar di dalam penilaiannya.

280 Tidak tercantum pada naskah ""7j-"".dan"7L".
200 Tidak tercantum
prd"
2e'Diriwayatkanolehal-Buk"mhakri"dhalamShahiibnya(ro.6361)
danMuslimdalamSbahiib-nya(no.2601).

2e2 Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sbabiib-nya (no. 2604). Silakan lihat lebih lanjut dalam kitab

ash - Sbah iib ab 0./ 164-167).

Untuk mengetahui keutamaan Sahabat Mu'awiyah gE dan untuk menyampaikan bantahan

terhadap orang-orang yang mencelanya, silakan merujuk karya guru kami, al-Allamah al-'Abdul

Muhsin al: Abbad hafizbabullab, yangberiudul Min Aquaalil Munsbifi.in fisb Sbabaabi al-Kbaliifah
Mu'aroiyah *itrs.Lihar pula karya saudara kami, asy-Syaikh Muhammad bin'Abdurrahman al-

Maghrawi saddadabullah, yang berjud:ul Man Sabba ash-Shahaabab uta Mu'auiyab fa Ummuhu
Haatoiyab. Di dalamnya terdapat bantahan yang kokoh, penukilan yang ilmiah dan bermanfaat,
serta penjelasan detail masalah ini. Sesungguhnya masalah ini merupakan tergolong dalam

permasalahan 'aqidah.

2o3 Tidak tercantum pada naskah "r" dat"?".
2'a Padanaskah "-" Aat"r" tertulii: "lti".-

2's Telah dijelaski-n takhrf,nya.

2nu Pada naskah'.,." tenulis: "+E:!1".
2e7 Dalam kitab al-Umm (ll/95); al-Musnad @./379/626 - tartiib) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh

al-Baihaqi dalamMa'rifatus SunanualAatsaar ffnh58/5862) senaas-Sunanul Kubraa $n/a5-a6);
'Abdtrrazzaqdalamal-Musbannaf ff/330-33L/9720) dan Ahmad meriwayatkan darinya dalam
Musnad-nya QY/328); Ishaq bin Rahawaih dahm Musnad-nya, sebagaimana di dalam Takbriijul

Abaadiits wal Aatsaar al-IVaaqi'ab fii Tafsiiril Kasysyaf karya al-Zaila'i 0./234); al-Kaafi.ry Syaafi.

(hlm. 59); Ibnu Hibban dalam Sbahiih-nya $/216-217/4872 - Ihsaan); al-Baihaqi dalam as-Sunanul
Kubraa 6./109) dan Dalaa-ilun Nubuuuah W/99-l0l); Ibnu Abi Hatim dalam Tafsiir-nya (631-
L742 - Ali'Imran) dari Sufyan bin'Uyainah, dari Ma'mar, dari az-Zuhri.
Al-Hafizh berkata dalam Fat-bul Baari S/324): "Ahmad menambahkan dari'Abdurrazzaq
dan Ibnu Hibban meriwayatkannya dari jalurnya, ia berkata: '....' (Kemudian Ibnu Hibban

menyebutkannya). Perkataan ini tidak dicantumkan oleh al-Bukhari karena mursal. Hal ini

disebabkan az-Zrhri tidak pernah mendengar dari Abu Hurairah."

Ibnu Hajar juga berkata (Xltr/3a0): "Para perawinya tsiqah, hanya saja tnunqatbi'."

Ibnu Hajar berkata dalam al-Kaafisy Syaafi.: "Hadrts ini munqatbi'."

Az-Zaila'i berkata: 'Kelihatannya sanad hadits itu terputus artara az-Zthri dan Abu Hurairah."

Saya menambahkan: "Hadits ini juga diriwayatkan dari 'Aisyah q#, , sebagaimana dikeluarkan
$ILI/L88/3611) dari jalur
oleh al-Baghawi dalam Ma'aalimut Tanziil @,/124) dan Syarhus Sunnab jalur Thalhah bin Zaid al-
Abusy Syaikh-dalam kitabnya, Akblaaqun Nabiy
g, Q62/756)-dari
Qurasyi, dari'Aqil, dari az-Zthri, dari'Urwah, dari'Aisyah."
Saya menegaskan: "Sanad hadits ini dha'if sekali, karena Thalhah iri matruk. Ahmad, Ibnul

Madini, dan Abu Dawud berkata: 'Ia adalah pemalsu hadits.' Penilaian tersebut sesuai dengan yang

diterangkan dalam kitab at-Taqriib."

2e8 Pada naskah'r." tenulis: '1".

2ee Disebutkan oleh al-Baihaqi dilam as-Sunanul Kubraa NII/46) dar. Ma'rifutus Sunan ual Aatsaar
NII/ 3 59) dari asy-Syafi' i.
Adapun atsar al-Hasan ini diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur dalam Sunan-nya $l/1098/534
-Tahmikb) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraz (X/109); Ibnul

Mundzir dalam Tafsiir-rrya @J a67 / Llls); Ibnu Abi Hatim dalam Tafsiir-nya (632-633 / 17 45 - Alt

'Imran); Ibnu Hibban dalam Raudbatul'Uqalaa'(hlm. 167); al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa

$II/46) dan Ma'rifutus Sunan utal Aatsaar SII/359/5863) dari jalur Sufyan bin 'Uyainah, dari

'Abdullah bin Syubramah, dari al-Hasan.

Saya menilai: "Hadits iri maqthuu'ftuat) dan shahih sanadnya."

Al-Hafizh berkata dalam Fat-bul Baari $U./340): 'Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan

sanad hasan dari al-Hasan."

Sirah Nabi Muhammad M 541

300 Shabiibul Bukbai (no. 2731, 2732).

Al-Hafizh berkata dalam Fat-hul Baari ff/338-339): "Perkataarnya:'Hatta tanfarida saalifatii
(Hingga putus leherku) .' A*Saalifab adalah permukaan leher. Ungkapan tersebut dikemukikan

sebagai.kinayah dari pembunuhan. Sebab, biasanya (tubuh) orang ying terbunuh terpisah dari

pangkal lehernya. Al-Dawudi berkata: 'Maksudnya adalah maut ftemitian), yakni sampai aku
meninggal dan terbaring sendirian di dalam kuburku.'Mungkin juga aninya berperang hingga ia

tinggal sendirian dalam menghadapi mereka (musuh-musuhnya) di medan perang."

Ibnul Munaryir berkata: "Nabi S mengungkapkan hal tersebut guna merindalikan diri, bukan

menyombongkan kedudukan beliau. Dengan kata lain, bahwasanya aku (Rasulullah) memiliki

kekuatan dengan bantuan Allah dan kuasa-Nya yang membuatku mampu berperang membela

agama:ryyl walaupun tinggal seorang diri. Bagaimana mungkin aku tidali membela afama Islam

ini tatkala kaum Muslimin masih setia di sampingku, belum lagi ditambah dengan jumlah mereka

yang banyak dan perhatian mereka yang besar dalam membela agama Allah w ?"

]0' Telah dijelaskan talehrij-nya.

302 Tambahan dari naskah."l" dan"(.

303 Telah dijelaskan tahhriTrya..

rM Pada naskah "2" dan"r-" tenulis: "t15i".

ro5 Tambahan dri nr.krht'

''30i Pr.ein"ruilis&(iI.brnrur[rK"at,siiiri)rt,$i jE&^b.erkata dalam Tafsiirul Qur-aan al-Azhiim @ /79): "Nabi ffi memiliki
jaah dari gbanimab Qtana. rampasan perang) yang berhak beliau pilih sendiri, yaitu berupa budak
Iaki-laki, budak perempuan, kuda, pedang, dan yang lainnya. Halini sebagaimana yang diiegaskan

oleh Muhammad bin Sirin dan 'Amir asy-Sya'bi, bahkan sebagian besar ulama mengikuti pendapat

mereka."

Saya berkata: "Diriwayatkan oleh AbuDawudW152/2991) dan dariialurnya diriwayatkan oleh al-

Baihaqi dalam as-Sunanul Kubraa $7h0a) dar, Ma'rifatus Sunan wal Aatsaar ff / ll5 / 116/ 3947); an-

Nas+i dalamal-MupabaaSWBa) daul-KubraaW/330/4431); Sa'idbinManshv dalamsunan-nya

@,/2/296/2673,2674); Abu'Ubaid dalam al-Amuaal (18-19/29);'Abdtrrazzaqdalam al-Musbannaf
V /239-240/9485); Ibnu Zanlawarh dalam al-Amutaal (/98/ 67); ath-Thahawi d alam Syarh Ma'aanil
Aatsaar$l/302);IbnuAbiSyaibah dalamal-Mushannaf(Xn/433/15157)daribeberapa jalur,dari

Mytlraryif, dari asy-Sya'bi, dia berkata: 'Nabi s memiliki saham Pagrar) dari gbanimab-yangdtsebtx

ashshafi. Oleh karena itu, jika Nabi menginginkan budak lakilaki, budak perempuan, dan seekor

kuda, maka beliau boleh memilih (sesukanya) sebelum dibagibagikan, (yakni sebanyak) seperlima."

Saya menilai: "Sanad hadits ini dha'if karena mursal."

Riwayat ini pun telah didha'i{kan oleh guru kami, al-Imam al-Albani 4j;)3o , dalam kitab Dba'iif
Sunan Abi Dawud (no.644).

Diriwayatkan lagi oleh Abu Dawud W152,2992) dandarrjalurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi
ffI/3Oa); Sa'id bin Manshur dalam Sunan-nya [A,/2/296/2675,297 /2679 - dengan ringkas); Ibnu
Abi Syaibah dalam al-Musbannaf (X\/432/15154,15155); serta IbntZanjawalh dalam al-Amuaal

t0e:r/t9e8n/t6u8)dadrairhi abenbaerraampapajasalunr,pdeararinMg uuhnatumkmNaadbibign Sirin, dia berkata: "Dahulu, disisihkan bagian
dan kaum Muslimin, meskipun mereka tidak

ikut berperang. Adapun bagian asbshafi disisihkan untuk beliau darihbumus,yalni sebelum yang

lain mengambil bagiannya."

Sanadnya seperti yang di atas (dha'if).

Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dalam al-Maradsiil (428-429/365, dengan tabqiq az-Zahrani

atarr 275-276/375, rerbitan al-Mu-assasah) dan Ibnu Zanjawarh dalam al-Amutaal (I/98-99/69,

lI/718-719/1228) dari al-Hasan al-Bashri, dia berkata: "Dahulu, hana gbanimal dikumpulkan.

Setelah terkumpul semuanya, Nabi ffi memiliki bagian di dalamnya yang disebut ash-sbafi, yaitt

yang khusus diberikan Allah kepada beliau ...." (Al-Hadits)

Sanadnya sebagaimana disebutkan sebelumnya (dha'if).

Akan tetapi, Abu Dawud (Ill/152/2994), Ibnu Hibban dalam Sbahiih-nya (XI/l5l-152/4822

- Ibsaan), ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir (24/53/175), al-Hakim (lI/L28,1I1/39), dan

al-Baihaqi (VIl304) meriwayatkan dari'Aisyah €r,, ia berkata: "Dahulu, Shafiyah (isteri beliau)

diambil dari saham ashsbafi."

542 Kekhusus an Rasulullah ffi

Sanadnya shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayat-

kannya. Hadits itu dishahihkan oleh al-Hakim, adz-Dzahabi, dan guru kami, al-Albani ?ii5.
Ibnu 'Abdil Barr berkata sebagaimana di dalam Muuaafaqatul Kbabar al-Kbabar @./56): "Bagian
asb-sbafi. telah diriwayatkan dari atsar-dtsdr yang shahih. Para ahli hadits pun tidak berselisih

bahwasanya Shafiyah termasuk ke dalam bagiar asbsbafi tersebut."

Diriwayatkan oleh Abu Dawudffi/L53-L54/2999), an-Nasa-idalamal-Kubraa QY/nl/aa32) dan
al-Mujtabaa Nn/134), Ahmad dalam Musnad-rya Q4/340/20373,343-344/20740), dan Ibnu Hajar
dalam Muuaafaqatul Kbabar al-Kbabar @./55) dari hadits Yazid bin 'Abdullah bin asy-Syakhir,
dia berkata: "Ketika kami sedang berada di Marbad, tiba-tiba seorang lakilaki datang membawa

sepotong kulit ftenuliskan sesuatu). Kemudian, kami membacanya. Di dalamnya tertulis: "Dari
Muhammad, Rasul Allah, kepada Bani Zuhair bin Aqyas. Apabila kalian bersaksi bahwasanya

tiada ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah

Rasulullah; lalu kalian mendirikan shalat; membayar zakat; serta menyerahkan seperlima dari

hana gbanimah. bagian Nabi, dan saham asb-sbafi.; maka kalian akan aman dengan perlindungan

dari Allah dan Rasul-Nya." Kami pun benanya kepadanya: "Siapa yang menuliskan (surat) ini

untukmu?" Laki-laki itu menjawab: "Rasulullah ffi."
Sanadnya shahih, ke-majbul-at Sahabat tidak merusaknya, sebagaimana yang telah diketahui.

Penulis (Ibnu Katsir) ',ir.)Z berkata dalem Tafsiirul Qur-aan al-'Azhiim [V/80): "Hadits-hadits ini
sangat bagus dalam menunjukkan ketetapan dan keshahihan berita ini. OIeh sebab itu, mayoritas

ulama menjadikan hal ini termasuk kekhususan beliau ffi."
308 Tambahan dari naskah'r-".

ron Tidak tercantum pada naskah "2".

3ro Diriwayatk* ol.li ,l-Br'rkh ari dalam Sbahiih-nya (ro.2211) dan Mustim dal am Shabiib-nya (no. F A).
3" Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam at-Talkbiishul Habiir Sn/M3): "Barang siapa yang berzira

di hadapan beliau ffi atau melakukan pelecehan, berani ia telah kafir. Pelecehan telah diputus-
kan (hukum kafirnya) dengan ijma'. Adapun zina, jika perbuatan itu sengaja dilakukan agar

beliau menyaksikannya, maka hal itu mungkin karena ia termasuk pelecehan. Namun, jika yang

dimaksudkan ialah peristiwa itu pernah terjadi di zaman beliau, maka pendapat yang menyatakan

pelakunya kafir itu tidak shahih, berdasarkan kisah Ma'idz dan al-Ghamidiyah."

3r2 Tambahan dari naskah "r-".

3'3 Diriwayatkanolehal-Bukhaidalamshabiih-nyr(no.3114)danMushmdalamSbabiih-rrya(no.2133).

3'a Diriwayatkanolehal-BukharidalamSbahiih-rya(no.110)danMuslimdalamSbahiih-nya(ro.2134).

3'5 Silakarrlihatkitab TubfatulMauduud(hlm.237,24+245 -dengan tahqiqsaya).

316 Yang benar adalah pendapat pertama. Silakan lihat perincian hal itu dalam kitab saya,Mausuu'atul

Manaabi asy-Syar'iyyab @./a85-492) dan Tuhfatul Mauduud Qim.237-246 - dengan ahqiq saya).

3r? Dalam kitab Sbahiih-nya (no.2704) dari hadits Abu Bakrah gE .

3r8 Tambahan dari naskah "r.".

3re Dalam kitab al-Musnad W/323 atauXXXI/207-208/78907, terbitan al-Mu-assasah) dan Fadhaa-
ilushshabaabab(Il/758/1333)sertadari jalurnyadiriwayatkanolehal-Hakim dalamal-Mustadrak

(IIy158) dan al-Baihaqi meriwayatkan darinya dalam as-Sunanul Kubraa SII/6$; Ibnu 'Asakir
dalam Taariikb Dimasq (61/ ll7); Abu Ya'la dal am Musnad-nya, sebagaimana dr dahm al-Mathaalibul

'Aaliab (XVI/161/3951, terbitan Daarul'Ashimah ^tanIy/254/3951, terbitan Daarul ttr(athan)

dari jalur 'Abdullah bin Ja'far.
Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zauaa-id (lX/206):'Diriwayatkan oleh ath-Thabrani.

Di dalamnya terdapat LJmmu Bakar binti a1-Miswar, perawi yang tidak dilemahkan dan tidak

dikuatkan oleh siapa pun, sedangkan sisa perawi lainnya xtqab."

Guru kami, al-Albani 'a:i)5, merryeatluinya dalam ash-shabiihab N/64).
Saya berkomentar: "Al-Haitsami terluput menyandarkannya kepada Imam Ahmad. Sungguh,

hadits ini sesuai dengan syaratnya."

Ath-Thabrani pun mengeluarkannya dalamal-Mu'jamul Kabiir VX/22-23/30): Musa bin Harun
meriwayatkan kepada kami; Muhammad bin'Abbad al-Makki meriwayatkan kepada kami; Abu

Sa'id, maula Bani Hasyim, meriwayatkan kepada kami; 'Abdullah binJa'far meriwayatkan kepada

kami dari lJmmu Bakar binti al-Miswar, dari Ja'far bin Muhammad, dari 'Ubaidillah bin Abu

Rafi' dengan matan yang sama.

SirahNabi Muhammad M 543

Dem.ikianlah-Ials te1c.a11nm_ pada.naskah yang dicetak, yakni: "dari Ja'{ar." Ini merupakan
kekeliruan. Sebab,'Abdullah bin Ahmad mengeluarkanrryi dala- zaula-idul Musnad @/332
atauXXXI/258,/18930, terbitan al-Mu-assasah) dan Zauaa-iidFadbaa-ilisb Sbahaabah @,/765/lr.al:
Muhammad bin 'Abbad al-Makki meriwayatkan kepada kami; Abu Sa'id maula bani Hasyim
meriwa-yatkan kepada kami; 'Abdullah binJa'far meriwayatkan kepada kami, dari Ummu Bakar
dan Ja'far, dari 'Ubaidillah dengan redaksi yang sama.

Dalam sanad hadits ini, JaTar ash-shadiq memperkuat IJmmu Bakar. Hal ini berbeda dengan apa
yang tertera pada sanad ath-Thabrani. Sepertinya huruf. zoauu terhapus dari sanad ath-Thabrani,

sehingga yang benar menurut Abdullah 6in Ahmad adalah: "dan daiila'f.ar," karenalafazhJa'f.ar

merupakan ma'thuf.Fl.:un/, wautu iniidakrcrtulis baik oleh pencetak maupun penyalin. ltfa[laabu
a'lam.

Akan tetapi hal itu diperkeruh.oleh pencacatan al-Flaitsami terhadap sanad ath-Thabrani dengan
alasan tidak diketahuinya identitas Ummu Bakar. Ini adalah dalil yang menunjukkan bahwasaiya

(riyaylt) lalfar tidak_ memperkuar (riwayat) Ummu Bakar, insya )lhh. Sebab jika riwayat Ummu

Bakar diperkuat, tidak mungkin al-Haitsami melemahkan sanadini karena alasan tidak diketahuinya
identitas Ummu Bakar?

Bagaimana pun keadaannya,. penyelesaian masalah ini membutuhkan penelitian dan pengkajian
kembali atas naskah asli kitab al-Mu'i!m. Semoga usaha tersebut dimudahkan (oleh-Nya).'

Meskipun demikian, bagian pertama hadits di atas itu shahih-bagaimana pun keadaannyr. H"l itu
berdasarkan jalur p-eriwayatan lainnya dari al-Miswar bin Makhramah, bahwasanya ia mendengar

Rasulullah ffi berkata di atas mimbar: "Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta izin uniuk

menikahkann puteri mereka kepada 'AIi bin Abi Thalib, namun aku tidak mengizinkannya, aku
tridak mengrizrinkannyyaa,, aku tridak mengizinkannya, kecuali Ibnu Abu Thalib mau menncceirraaiikan

puteriku.dan menikahi puteri mereka. Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku, hingga aku

ikut susah deenngga?n\aappa-?aipaayaya:tngg mmeemmbbuuaatntnyayas.uI.sia*h, adarn" iku"t sakit denegan apoXi-r-^opr ryrr*ngn^-""^-l6iiio.rrrrr,y.,.

sakit."]Iadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5230) dan Muilim ielZ+lel Jari jalur Ibnu

Abu Mulaikah, dari al-Miswar.

Disebutkan dalam riwayat al-Bukhari (no. 3729):"... Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku,
maka aku tidak suka jika ada sesuatu yang menyusahkannya ...."

Dalam riwayat lain (no._ 371 4, 3767), dinyatakan: "Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku.

Barang siapa yang membuatnya marah, berarti dia telah membuatku marah."
Demikian pula, bagian kedua hadits tersebut juga shahih karena adanya beberapa hadits yang

menguatkannya. Ini menurut pendapat penulis (Ibnu Katsir) 'ffi, sebagaimana disebutkan padi
hadits berikutnya.
x0 Tidak tercantum pada naskah "r-".
r2l Dalam l<ttab as-Sunanul Kubraa NTI/64\.
322 P^da naskah "r" dan'?- tenulis: " *".
r:r
S1y.a be1\ata:.biriway*atkan oleh M"iahts-iaha"nbi .Nrr/r3i6d2a/l2a9m5a6l)-M, AuJ'baumBual kKaar baili-rK$hXalWlal3d3z7la/mlOasl-4S)u,Inbnnahu
Abi 'Ashim dalam al-Aabaad wal

qr/_432433/655),datal-Baihaqi Nn'/64) dari beberapa jalur, dari'Abdullah binJa'far."
32a Dalam kitab as-Sunanryl Kybraa W64); Ibnus Sakan dalam Sbihab-nya, sebagaimara dalam at-
Talhhlisbyl Ylbiir @./1+3); dan ath-Thabrad dalam al-Mujamul Ausaztb Nr/157/6609).
Adz-Dzahabi berkata dalam al-Mubadzdzabfii lhbtishaaris Sunan al-Kabiir (V/ZOlt): "Ibnu ltr(aki'

tidak dapat dijadikan sandaran."

Saya menambahkan: "Dikatakan dalam hitab at-Taqiib:'Iaperawi sbaduq. Akan tetapi, ia diberi
cobaan dengan.kebiasaan juru tulisnya yang suka memasukkan suatu tambalan ke dalam haditsnya.

3-^2_5 Ia telah menasihatinya, namun nasihatnya tidak diterima. Maka dari itu, gugurlah haditsnya.';
Saya katakan, hadits ini memiliki bebe_rapa jalur periwayatan dan bebe.rpihidits p.nguat lainnya

yang tidak disebutkan oleh penulis 4in5, di anraranya:

f) _tu*aylt ath-Thabrani dalam al-MuJamal Kabiir 6l/194/11621), Abu Thahir bin al-Mukhlish
daLamSabbh.MajaalisminalAmaalii(79/155),al-Khatibal-Baghdadi dahmTaariihh-nyaS./271),

al-Harawi dalam Dzamrnul Kalaam $Y /239-240/1066),adh-D[iya' al-Maqdisi dala m al-,qiaadiitsu]

{"k\ry"r4 9:i jalurlvlusa bin 'Abdul ' Lziz al: Adaru: al-Hakam bin Abban meriwayatkan kepada

kami dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas seczra marfu'.

5U Kekhusus an Rasulullah ffi

Guru kami, al-Imam al-Albani l;:i)S,berkata dalam ash-Shabiibab (/58/2036): "Sanad hadits ini
hasan sebagai penguat. Sebab, al-Hakam bin Abban itu seorang yarg sbaduq, ahli ibadah, ramun
banyak melakukan kesalahan. Demikian pula Musa al-'Adani, ia perawi shaduq yang buruk

hafalannya."

Saya katakan, Guru kami 4tit5 bersandar pada perkataan al-Haf.izh dalam at-Taqriib, naimvn
terluput dari beliau perkataan al-Hafizh sendiri di dalam at-Talhhiisbul Habiir (A7): "Ia perawi
sbaduqyangshalih." Hal ini dikemukakan al-Hafizh pada bagian sebelumnya. Al-Hafizh berkata:
"Derajatnya dekat kepada hasan." Ibnu Hajar juga berkata dalamMa'rifatul Kbisbaal al-Mukffirab
(hlm. 42-43): "Mengenai Musa bin'Abdul' Aztz,Yahyabin Ma'in dan an-Nasa-i berpendapat bahwa
ia tidak mengapa." Namun, Ibnul Madini menilainya dha'if. Jadi, sanad hadits ini masuk ke dalam
syarat-syarat hadits hasan. Ibnul Jauzi melakukan kekeliruan ketika mencantumkannya dal;Lm al-

Maudhuu'aat, seraya berkata: "Sesungguhnya Musa bin 'Abdul 'Lzizitl majhul (tidak diketahui

identitas dan kepribadiannya). " Penilaian Ibnul Jauzi itu tidak benar, karena hadist tersebut telah
dianggap tsiqah oleh Ibnu Ma'in dan an-Nasa-i. Alasannya: jika ada orlrf,gyar,g sudah dianggap
tsiqab oleh Ibnu Ma'in dan an-Nasa-i, maka jika orang itu dianggap tidak diketahui identitasnya
oleh orang yang terlahir setelah masa Ibnu Ma'in dan an-Nasa-i, maka tuduhan tersebut tidaklah

merusak deralatrtya.

Saya tegaskan, Musa itu dianggap tsiqab oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Syahin, serta al-Haitsami

dalam Majma'uz Zawaa-id. W76). Al-Hakim mengeluarkannya dalam al-Musta"drak Q/319) dari

Muhammad Sahal bin 'Askar, bahwasanya ia mendengar'Abdurrazzaq ditanya tentang Musa, lalu

Abdur r azzaq memuj inya.

Hadits Musa juga dianggap shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan Ibnus Sakan.

Hadits ini pun dianggap hasan oleh al-Hafizh dalan an-Nataa-y. Oleh sebab ia4 adz-Dzahabi berkata
dalam al-Miizaan:'Tidak ada seorang pun yang mencantumkannya di dalam kitab adh-Dbu'afaa',
tetapi hal ini bukan hujjah (secara mutlak)."
Kesimpulannya, hadits Musa ini hasan selama terbukti sebaliknya. Wallaabu a'lam. Demikianlah,
derajat hadits ini hasan meskipun tidak masuk dalam kaidah yang sudah ditentukan, melainkan
terpulang pada pandangan dan pengalaman seorang ulama, yang berkisar antara shahih dan
dha'if."

2) Diriwayatkan pula oleh ath-Thabrani dalam al-Majamul Kabiir @/a5/2635) dan al-Mu'jamul
Ausaatb N/376/5606) serta darinya diriwayatkan oleh Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Hilyatul
Auliyaa' NII/314) dan adh-Dhiya' al-Maqdisi dalam al-Abaadiitsul Mukbtaarab Q/197-198/101,
198/L02): Muhammad bin'Abdullah al-Hadhrami mengabarkan kepada kami; al-Hasan bin Sahl
al-Hannath mengabarkan kepada kami; Sufyan bin 'Uyainah mengabarkan kepada kami dariJa'far
bin Muhammad, dari ayahnya, dariJabir, ia berkata: "Aku mendengar'IJmar bin al-Khaththab."

Kemudian Jabir menyebutkannya secara marfu'.
Ath-Thabrani berkata: "Tidak ada yang menilai baik terhadap hadits dari Sufyan bin 'Uyainah
ini, kecuali al-Hasan bin Sahl."
Saya berpendapat: "Tidak ada yarg men-tsiqab-kannya selain Ibnu Hibban, bahkan riwayatnya

diselisihi oleh Ibnu Abi 'Umar al-'Adani, seorang tsiqab yang termasuk perawi Muslim, yaitu
ia meriwayatkannya dari Sufyan bin 'Uyainah tanpa menyebutkan Jabir. Hadits yang tidak
menyebutkan Jabir ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu 'Umar di dalam Musna"d-nya, sebagaimana di
dalam al-Mathaalibul 'Aaliyab C{VA,/202/ 4211, terbitan Daarul 'Ashimah aau.IY /360-36t/ 4207 ,
terbitan Daarul Wathan) dar. h-haaful Kbiyarab al-Mabarah (YII/8/6312, terbitan Daarul

r0flathan)."

Ibnu Abi'Umar al-'Adani telah diikuti dalam riwayat ini, yakni oleh al-Imam al-Jabal Ishaq bin
Rahawaih yang mengeluarkan hadits itu dzlam Musnad-nya, sebagaimana di dalam al-Mathaaiibul
'Aaliab W/268/3989, terbitan Daarul ttrflathan): Sufyan mengabarkan kepada kami.
Al-Hafizh adh-Dhiya' al-Maqdisi mengisyaratkan perselisihan ini dalam al-Mukbtaarab I/L99).
Sufyan bin'Uyainah telah diikuti dalam meriwayatkannya oleh ad-Darawardi, Anas bin'Iyadh,
dan \tr7uhaib bin Khalid dari Ja'far secara mursal. Hadits itu diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur
dalam Sunan-nya @,/L/172-173/520) dan Ibnu Sa'ad dalam atb-Thabaqaatul Kubraa Nnl/463),
dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariihb-nyz g6/Q331/B) dan al-Baihaqi
dalam Manaaqibusy Syaf i (I/6a).

SirahNabi Muhammad ffi 545

Berdasarkan hal itu, jalur yang benar adalah yang diriwayatkan oleh mayoritas ulama dari Ja'far
bin Muhammad, dari ayahrya, dari 'Umar (tidak ada penyebutan dari Jabir).
Saya menilai: "Sanad hadits ini dha'if karenamilnqdthi'. Pasalnya, Muhammad bin 'AIi bin al-Hasan
tidak pernah benemu dengan 'lJmar. Al-Hafizh berkata: 'Fladits iri munqatbi'.'Al-Bushiri berkata

dalam lt-baaful Kbiyarah al-Maharab (n/25\: 'Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawaih dengan

sanad munqathl'.' Inilah perselisihan yang terluput dari guru kami, al-Albani 4W"."
3) Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dzlam al-Mu'jamul Kabiir (III/44-45/2633) dan darinya
diriwayatkan oleh Abu Nu'aim al-Ashbahani dalamHilyatulAuliyaa'(l/34):la'far bin Sulaiman
an-Naufali meriwayatkan kepada kami dari Ibrahim bin Hamzah tz-Zubiri, dari ad-Darawurdi,

dariZaid bin Aslam, dari ayahnya, dari'Ali bin Abi Thalib, dari'Umar dengan redaksi yang

sama.

Saya berkata: "Saya tidak mengetahui celaan maupun rekomendasi terhadap Ja'far ini. Sementara
itu, para perawi selainnya tsiqdh, sebagaimana tercantum dalam kitab at-Taqriib."
Gurukami, al-Imamal-Albani 4iii5 ,berkata(V/62): "Paraperawidalamsanadha&ts'tntxiqab,rcrmx,tk
pertwil<ttab ash-Sbahiih *lxnarrNaufali, guru ath-Thabrani, sebab aku tidak menemukan biografinya."
Ia telah diikuti dalam hadits ini, yakni yang diriwayatkan ol eh al-Bazzar dalam al-Bahruz Zahhbbaar

(I/397/274) dan Ibnu Syahin dalam al-Afraad ([/l) dari Salamah bin Syabib: al-Hasan bin

Muhammad bin A'yan mengabarkan kepada kami; 'AbdullahbinZaid bin Aslam mengabarkan
kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya, dari'Umar dengan redaksi yang sama.
Saya berkomentar: 'Sanad hadits ini hasan. 'Abdullah bin Zaid shaduq meskipun memiliki
kelemahan, sebagaimana dijelaskan di dalam at-Taqiib. A&pun perawilinnyauiqah dan termasuk
perawi kitab asb-SbahliD. Nama al-Hasan bin Muhammad bin A'yan dituliskan secara salah di
dalam asb-Sbahiibah meniadi al-Husain, namun guru kami tidak menyadarinya. Adapun yang
benar adalah yang kami sebutkan, bahkan ia adalih perawi al=Bukhari ian Muilim. Akan tetapi]
al-Bazzar mengisyaratkan akan kelemahannya. Al-Bazzar berkata setelah menyebutkan hadits ini:
'Hadits ini telah diriwayatkan oleh lebih dari satu orang dari Zaridbin Aslam, dari'Umar secara
mursal, kami tidak mengetahui adayargberkata: 'DariZaiddariayahnya,'kecuali'Abdullah bin
Zaid sendiri.'"
4) Diriwayatkan oleh al-Haitsam bin Kulaib dalam Musna"d-nya, sebagaimana di dalam Musnadul
Faaruuq karya penulis '+sa gtlSOl, dan dari jahrnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya'al-Maqdisi
dalam al-Abaadiitsul Muhhtaarah [/398/281); ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir [n/44/2631

- secara ringkas); al-Qathi'i dalam Zawaa-iid. Fadbaa-ilish Sbabaabab (II/626/1070) dan darinya

diriwayatkan oleh Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Ma'rifatusb Shahaabab (/56/2L5); al-Hahzh
Abu Shalih al-Muadzin dalamal-Arba'iin,sebagaimanadidalamal-Ajutibab al-Mardhtyyah 0,/342-
343) dan ktijlaab lrtiqaa'il Gburaf p./a94) darijalur Syarik al-Qadhi, dari Syabib bin Gharqadah,
dari al-Mustazhil bin Hushain, dari'Umar dengan redaksi yang sama.
Penulis 'Sl5 berkata dalamMusnadul Faaruuq Q,/390): "Sanadnya hasan, dan pendapat inilah yang
dipilih oleh adh-Dhiya'."
As-Sakhawi berkata: "Para perawinya tsiqah. Syarik adalah Ibnu 'Abdillah al-Qadhi. Al-Bukhari
menjadikan (riwayat dari)nya sebagai syabid (pengtat) dalam Shahiih-nya, sedangkan Muslim
menjadikan riwayat darinya sebagai mutaba'ah (pendukung). "
Saya menambahkan: "Disebutkan dalam kitab at-Taqiib:'@ia adalah sosok) yangsbaduq namun
banyak melakukan kesalahan. Ingatannya berubah sejak ia menjabat sebagai hakim di Kufah.
Namun, hadits ini hasan sebagai pendukung dan penguat."
Akan tetapi, guru kami 'S,H berkomentar S /64): "Hafalan Syarik buruk, tetapi ia perawi sbaduq

dan dipakai sebagai penguat."

5) Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin Ahmad dalam Zawaa-ilul Musnad, sebagaimana di dalam al-
Muhadzdzabfii lkhtisbaarb Sunanil Kabiirkaryaadz-Dzahabi N /2632/10719), at-Talhbiishul Habiir
lll/143), dan darinya diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jarnul Kabiir (UI/a5/2$a);
Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Akbbaar Asbbahaan [/199-200); Abu 'Ali ash-Shawwaf dalam

al-Fauaa-id @./L65/2);adz-DzahabidalamTadzkiratul Huffaazh W9L09ll) dari jalur Yunus bin

Abu Ya'fur, dart ayahrya: aku mendengar'Abdullah bin 'Umar berkata: aku mendengar'Umar
bin al-Khaththab berkata: '...." Kemudian ia menyebutkannya secara rnddu'.
Guru kami, al-Imam al-Alb ani $j5, berkata S /61): "Sanad hadits ini hasan sebagai penguat. Yunus

546 Kekhususan Rasulull ah ffi

adalah perawi Muslim, tetapi ia didha'i{kan oleh mayoritas imam (ahli hadit$. Al-Hafizh berkata

dalam at-Taqriih'Sbadaq, namun sering melakukan kesalahan.'"

Saya menegaskan: "Apa yang beliau katakan itu benar. Adz-Dzahabi berkata dalam a l-Mubadzdzab

fii lkbtishaa* Sunanil Kabiir'SarLrdnya sbalih ;"

Diriwayatkan oleh Ibnu ' Adr dalan al-Kaamil (l/272); al-Khatib al-Baghdadi dilam Taari*b-rya

ffU 182); Abu Bakar asy-Syafr'i ddam al-Fatoaa-id (73/257,/1), sebagaiman a di dalam asb-Sbabiihah

(V/59) dari jalur Ibrahim bin Mahran bin Rustum al-Marwazi: al-Laits bin Sa'ad meriwayatkan

kepada kami &ri Musa bin 'Ulayya bin Rabbah al-LaLhmi, dari ayahnyr, dari 'Uqbah bin 'Amir
al-Juhani, dari'Umar secara marfu'.

Saya berpendapat: "Sanad hadits ini hasan seb"Bai penguat dan pendukung. Mengenai Ibnu Rustum,

Ibnu 'Adi berkata tentangnya: 'Bukan orang yang terkenal meriwayatkan hadits munkar dari
perasi tsQab.' Abu Hatim ar-Razi berkata: 'Ia tidak tsiqah, nam:un sbaduq.'la drnyatakan tsiqah
oleh Ibnu Ma'in &n Ibnu Hibban dengan tambahan: 'Ia pernah melakukan kesalahan.' Al-'Uqaili

berkata:'Banyak melakukan kekeliruan.'
Hadits ini memiliki beberapa jalur periwayatan dan beberapa hadits penguat lainnya seperli yang

disebutkan guru kami, al-Albani 'in%, dalam ash-Sbahiibab N/63-64). Maka, silakan merujuk
kitab tersebut. Silakan lihat juga kitab Kasyful Astaar $Il/152/2455) dm al-Musbannafkarya
'Lbdl;,rrazzaq[l/163/10354). Kesimpularnye, deraja't hadits ini shahih, tanpa diragukan lagi,
berdasarkan keseluruhan jalur-jalur dan penguat-penguatnya."

Al-Khallal meriwayatkan dalam as-Sunnab @/a32/65a): al-Maimuni mengabarkan kepadaku, ia

berkata: aku bertanya kepa& Ahmad bin Hanbal: "Bukankah Nabi S pernah bersabda: 'Seluruh

kekerabatan karena perkawinan dan kekerabatan karena nasab itu telputus kecuali kekerabatan
karena perkawinan dan nasab denganku?'Imam Ahmad menjawab: "Benar." Aku benanya lagi:
"Apakah ini untuk Mu'awiyah?" Ia menjawab: 'Benar, ia loi.emilikr sbahr dan nasab." Al-Maimuni

mengatakan bahwa ia mendengar Ibnu Hanbal berkata: "Apa urusan mereka dengan Mu'awiyah?
Kita memohon ampunan kepada Allah." Sanad hadits ini shahih.
326 Tambahan dari naskah "r ".
Pada naskah "g " tenulislsegala puji bagi A[ah di awal dan di akhir. Shalawat dan salam kepada
sayyidina (penfihulu kita) Muhammad, juga kepada keluarga dan para Sahabat beliau. Telah selesai

naskah yang diberkati ini pada hari Rabu, bulan Jumadil Akhirah, tahun 1101 H, melalui tangan
hamba yang paling lemah dan paling butuh, Hasan bin al-Hajj Ramadhan d-Khaththy al-Aynrbi."
Semoga Allah mengampuninya da" kedua orang tuanya, serta memperbaiki kehidupan mereka.

Pada naskah "i- " tertulis: "Telah selesai kit ab as-Siirab yarg mulia, yang diberkati dengan kelembutan

eAllah dan Eeutamaan dari-Nya, dan segala puji bagi.Nya, yakni pa& waktu shubuh, hari Rabu,

tanggal 13 Rabi'ul Awwal, tahun 813 H. Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik, sesuai
dengan karunia dan kelembutan-Nya, dan mengampuni penyusun, pemilik, penulis, dan peneliti
kitab ini. Semoga Allah pun melindungi kaum Muslimin. Amin."
Saya berkomentar: "Tulisan pada halaman selanjutnya tidak terdapat dalam semua naskah yang
ada. Inilah keistimewaan naskah'.,.'."

327 Al-Istii'aab W7l) tanpa menyebutkan sanad dan orang yang metukbrij-nya. Saya tidak pernah

menemukan hadits dengan redaksi tersebut. Akan tetapi, ath-Thabrani meriwayatkannya dalam
al-MujamulAusaatb ({U50/5762); Ibnul A'rabi &lam al-Mu'jam W431432/842, terbitan Ibnul
Jauzi) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu'Asakir dalamTaaiikb Dimasq (71/15); al-Hakim

Wl37) dari jalur Qubaishah bin 'Uqbah, dari 'Ammar bin Saif, dari Isma'il bin Abu Khalid, dari

Ibnu Abu Aufa, ia mengatakan bahwa Rasulullah $$ bersab&:

(( i)i.tri'ii {+r ,t,r av'\yl;j gLUfi.tS Vi i./t'"A Lr1y :i w.Jj dl"u )

"Aku meminta kepada Rabbku agar aku tidak menikahkan (keturunanku) pada seseorang dari
ummatku, dan tidak seorang pun menikah denganku, melainkan ia pasti akan bersamaku di Surga.
Allah pun mengabulkan do'aku."
Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, hanya saja tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari dan
Muslim." Penilaiannya telah disepakati oleh adz-Dzahabi.

Namun, guru kami, al-Imam al-Albani '+iii5, membantahnya dalam adb-Dba'iifab ({Il/a)):

"Pendapat ini perlu ditinjau ulang. Mengenai 'Ammar ini, al-Hafizh berkata: 'Haditsnya dha'if. Ia

SirahNabi Muhammail ffi 547

adalah seorang ahli ibadah.' A&-Dzahabi meriwayatkannya dalan al-Miizaan dan menyebutkan
perselisihan alr;tarayang menguatkan dan yang melemahkannya, lalu beliau mengedepankan
celaan daripada rekomendasi dengan beberapa argumen. Abu Dawud berkata: 'Ia orang yang
lalai.' Adz-Dzahabi berkata: 'Aku menegaskan bahwa ia memiliki hadits yang senget munkar.
Kemudian, ia membawakan hadits lain dan berkata ddam al-Mugbni: 'Didha'ifkan oleh Abu Hatim
dan selainnya.' Al-Haitsami berkata dalam Majrna'uz Zauaa-id VJLI,'Diriwayatkan oleh ath-
Thabrani dalarm al-Mujamul Ausaatb. Di d,lamnya terdapat 'Ammar bin Saif, seorang yang telah
dinyatakan dha'if oleh mayoritas ulama meskipw.ia dr-tsiqab-kan oleh Ibnu Ma'h. Adapun sisa
perawi lainny a tsiqab.' "
Saya menambahkan: "Terluput dari guru kami 'ittiTo perkataan Ibnu Hibban dalam al-Majruahiin
gJ189, terbitan ash-Shumai'i): 'Dari jalur Isma'il bin Abu Khalid, dari Ibnu Abu Aufa, dari Nabi
iiS diriwayatkan hadits-hadits bathil yang tidak ada asalnya. Pembahasannya akan terlalu panjang
jika dijelaskan dalam kitab ini.' Demikian pula dengan hadits di sini, yang juga bersumber dari
Isma'il. Sadarilah hal itu."
Telah diriwayatkan pula dari Isma'il dengan sanad yang lain. Ath-Thabrani berkata dalam al-

MuJarnulAasatb W/l5}l5l/3844): 'Ali bin Sa'id ar-Razi meriwayatkan kepada kami, ia berkata:

Muhammad bin Abun Nu'man al-Kufi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yazid bin al-Kimyat

mengabarkan kepada kr-i, ia berkata: 'Ammar bin Saif mengabarkan kepada kami dari Hisyam

bin 'Urwah, dari ayahnya, dari'Abdullah bin'Amr secara marfu'.
Ath-Thabrani berkata: "Hadits ini diriwayatkan dari Hisyam bin 'Urwah hanya oleh 'Ammar
bin Saif, dan tidak adr yang meriwayatkan dari 'Ammar kecuali haryaYazid bin al-Kimyat.
Muhammad bin Abu Nu'aim hanya sendiri dalam periwayatan hadits ini."
Guru kami al-Albani 'rjifu berkata: "Aku tidak menemukan biografi Ammar bin Yusuf,
sedangkan Ibnul Kimyat (Yazid) itu dha'if sekali. " Ad-Daraquthni berkata dalem Su-aalaatul
Barqaani (72/553): "(Yazid bin al-Kimyat) itr Matrah." Karena keberadaannyalah al-Haitsami
mendha'ifkan hadirc ini delam Majma'uz Zawaa-il 6/17).Al-Haitsami berkata: "Ath-Thabrani

meriwayatkanryadalamal-Ausatb,drdalamayaterdapatYuidbin al-Kimyat, perawi yang dha'if."
Guru kami al-Albant '+]{5 membantah pen&patnya: "BahLan ia (Yazid) dha'if sekali, berdasarkan
pernyataanad-Daraquthdtentangp.ya:'Matruk.'Makariwayatinitidakbisadiiadikansebagaipenguat."
Saya berpen&pat: "Benar yang dikatakan al-Albani. 'Ammar bin Saif itu dha'if, sebagaimana yang
telah dijelaskan. Adapun guru ath-Thablari, dia telah didha'ifkan oleh ad-Daraquthni dan yang
lainnya. Oleh sebab itu, al-Hafizh berkata ddam Fat-bul Baai (VIV85): '... Riwayat ath-Thabrani
dalan al-MuJamul Ausath bersanad dha'if sekali.'"
Ibnul Kimyat telah diikuti, yekni slsf, Ishaq bin Bisyr al-K:hili: 'Ammar meriwayatkan kepada
kami. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Harits bin Abu UsamahdalamMusnad.-nya, sebagaimana di
dalam Buglryatal tuabi* @/919/1008) der al-Mathaalibal Aaliydb WW248/3987, terbitan Daarul
'Ashimah ata;u IY / 267 / 3987, terbitan Daarul Wathan).
Guru kami, al-Albani, berkata: "Ishaq ini seorang pendusta."
Saya berpendapat: "Yang beliau katakan benar. Hal ini teiluput dari peneliti krtab al-Mathaalibul
'Adliydb, terbitan Daarul'Aashimah."

Ia (Ibnul Kimyat) juga telah diikuti oleh Muhammld !i1 lflahim bin aFAlaa' asy-Syami: 'Ammar
meriwayatkan kepada kami. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Sam'un al-I(a'lzhdalamal-Amaalii
(ll*ll5/5l,terbitan al-Basya'ir) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir ddam Taariikb

Dimasq (71/15).
Saya menegaskan: "Mengenai Muhammad ini, ad-Daraquthni berkata tentangnya dalam Sa-aahatal
Barqaani (58 / a?3) :'Pendusta.' "
Ibnu Hibban berkata dabm al-Majraubiin @./3L8): "Ia memalsukan hadits dari penduduk Syam
sehingga tidak boleh meriwayatkan darinya, kecuali umuk iTibar (pelajaran) saja."
Dalam pada itu, status perawi ini diterangkan dalam kitab dt-Taqriih "Munharal badiits."

Atas dasar inilah, guru kami eiriS mencantumkan hadits ini dalam adb-Dba'iifab. Hanya saja,
terdapat kesalahan tulis dalam riwayatnya, yakni Ibrahim asy-Syami, sedangkan yang benar addah
Muhammad bin Ibrahim, maka hendaklah hal iru diperbaiki.

Hadits ini memiliki penguat &ri hadits Hindun bin Abu Halah secara marfu': "Sesungguhnya
Allah e tidak menghendaki aku menikahi atau dinikahkan kecuali dengan penduduk Surga."

ffi548 Kekhusus an R a sulullah

Penguat penama itu diriwayatkan oleh Ibnu'Asakir dalam Tazriihhnya(Lg/4ls - manuskrip atau
73/ll0 - tercet,k) dari jalur Abu Bakar bin Abu Khaitsamah: 'Utsman bin.Z$ar mengabarkan
kepada kami; Saif bin'Umar mengabarkan kepada kami dari'Abdullah bin Mtharraz,dariHindun

bin Hindun bin Abu Halah, dari ayahrya dengan redaLsi yang sama.

Saya menilai: "Sanad hadits ini dha'if sekali. Tentang Saif bin 'LJmar, ad-Daraquthni berkata

dalam Su-aalaatul Barqaani Qa/200): 'Mdtrilh.' Abu Hatim ar-Razi berkata, sebagaimana di dalam
al-Jahr aut Ta'diil karya anaknya: W / 278\ 'Matrukul badilrs. Hadits darinya diiamakan dengan
hadits al-Waqidi.' Al-Imam adz-Dzahabi berkata dalam al-Mugbni $/292):'Matruh, berdasar[an
kesepakatan para ulama.'A&pun'Abdullah bin Muharraz, saya belum menemukan biografinya

meskipun telah lama mencarinya. Menurut saya, 'Abdullah bin Mrrtarrazlru majbul, sepeni halnya

yang dikatakan a&-Dzahabi dalanal-Miizaan Yang saya khawatirkan ialah bahwasanya ia adalah

Ibnu Muharrar, yakni seorang perawiyang matu\ bahkan dituduh telah memalsukin hadits."

PenguatyanglainbgrasaldarihaditsMu'adzbinJabal, secaranurfu"."Salahsatusyaratdarisyarar-

syarat Rabbku adalah: aku tidak boleh berkeluarga dengan seomrg, dan seseorang tidak boleh

dijadikan keluarga (istriku) kecuali ia akan menjadi pendampingku di Surga ...."

Penguat kedua ini diriwayatkan oleh Ibnu 'Iraq dalam Tanziibusy Syarii;ab E/27), dia berkata:
"Ibnu 'Asakir mengeluarkan hadits Mu'adz bin Jabal. Di dalamnya terdapat Muhammad bin
Ibrahim bin al-'Alaa'ad-Dimasqi dan Ghulam IGalil yang meriwayatkan darirya."

Saya berkomentar: "Kedua orang itu pendusta sehingga hadits mereka tidak d,pat dijadikan penguat

dan tidak ada apa-apanya."

Penguat yang ketiga diambil dari hadits 'Ali bin Abi Thalib secara marfu'z "Tidak akan masuk

Neraka orang yang menikah atau dinikahkan kepada keluargaku."

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariibb Dhnasq Q5/3L4) dan Abul Yaman
bin'Asakir dalamal-Arba'iinfi.ifuIanaaqib UmmahaatilMa'miniin (Lo61o7/37) dari jalurlshaq bin

Ibrahim al-Khatali: Nashr bin Harisy mengabarkan kepada kami; Abu Sahl Muslim al-Khurasani

mengabarkan kepada kami dari Yunus bin Abu Ishaq, dari ayahrya, dari al-Harits al-A'war, dari
'AIi dengan redaksi yang sama.

Diriwayatkanpula oleh ad-Darlalmt dalamMusnadal-Firdaus g4/Q90/B) dari jalurlshaqbin Sinin,

dari Nashr.

Saya berpendapat: "Hadits ini maadht', di samping memiliki kelemahan berikut ini. Pertama, al-

Harits d-A'war adalahperawimatruh,bahkndrtuduh pendusta. Kedua, Abu Ishaq as-Sabi'i adalah

xorangrnudallis dan rusak hafalannya, senatelah meriwayatkan dengan'anbnah;sedangkan riwayat

Yunus darinya diriwayatkan setelah hafdannya rusak. Ketiga dan keempat, Nashr bin Harisy dan
Muslim al-Khurasan, dla orang perawi ini dha'if, sebagaimana yang dikatakan ad-Daraquthni

dan seperti yang dinukil oleh al-Khatib al-Baghdadi darinya dalam Taariihb-rya (Xlil7zto).

Berdasarkan hal ini, penilaian hasan yang dinyatakan Abul Yaman bin 'Asakii tidak benar."

Penguat yang ke.empat diriwayatkan oleh al-Harits bin Abu Usamah dalam Musnad-rya,

sebagaimana di dilam Buglryatal Baabits @./920/ 1009) dan al-Matbazlibul Aaliyah 6yV25O/3i88,
terbitan Daarul 'Ashimah at'au IY/267-268/3988, terbitan Daarul Wathan) dengan samd ja1ryi.d

dGaurri uQakasimmi, bdin-ImYaazmid,adl-aArlibAanbiu,'ASbiSd,ubellarkhatbain: Marzuq atau Ibnu Marzuq secara marfu'. adalah
"Al-Qasim bin Yazid, satusnya yang-jelas

sePeni yang diterangkan dalam dt-Tdqriih 'Guru IbnuJu ru1 rnajbul, berasal dari tingkitan keenam.'

Aku tidak menemukan biografi Abu'Abdullah ini."

Saya menegaskan: "Yang beliau katakan benar. Maka status hadits ini artara mursal atau mu'dhal.
Ini adalah cacatrrya yang ketiga."

Secara keseluruhan, hadits ini m*nhar sehingga tidak shahih. Penguat-penguatnya tidak dapat

mendukungnya karena semuanya sangar dha'if. Walhabu a'hm.

'182' (Malaudnya adalah menantu, merrua, dan saudara ipar)-e."
Telah disebutkan tahbrij-nya.

330 Telah disebutkan tahhrij-nya.

3t Diriwayatkln oleh Ibnu'Adi dalam al-Kaarnil W/L534) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh
al-Baihaqi dalam Daha-ilun Nrbruzoab ffU7a-75); Ibnul Jauzi dalam ai-'Ilalal Mutanaabiyah
Q'/173-174/266); al-IGathib dalam Taaiikb Bogbd"d (IY/271-272); Tammam dalam al-Fawaa-il
W/238/1430, dengan urutannya); Makki al-Muadzin dalam Hadiits-nya (/236); adh-Dhiyaa'

SirahNabi Muhammad ffi 549

al-Maqdisi dalam al-Munuqaa' rnin badiits Abi Ali al-Aaqa Q/1), sebagimana disebutkan dalam
adb-Dha'iifub (no. 341), dari jalur Zthair bin Abbad. Al-Khathib dan Tammam menambahkan

al-Mu'alla bin Hilal di antara Ztthair dan'Abdullah bin Muhammad bin al-Mughirah.

Sayaberkomentar: "Sanadhadits irrtmaudhu'.Diddamnyaterdapatduakelemahan. Penama, al-Mu'alla

bin Hilal; para pengkritik hadits sepakat bahwa ia termasuk perawi pendusta. Kedua, 'Abdullah bin

Muhammad; diUqaili berkata tentangnya: 'Dia suka meriwayatkan hadits yang tidak ada asalnya.'"

Ibnu Yunus berkata: "Munkarul badiits."

Adz-Dzahabi meriwayatkan hadits-hadits darinya. Hadits ini adalah salah satu di antaraya.
Kemudian, ia berkata: ?Riwayat-riwayat ini
mauditu' (palsu)."

IbnulJauzi berkata: "Hadits ini tidak shahih. AljUqaili berkata bahwa'Abdullah bin Muhammad

al-Mughirah meriwayatkan hadits yang tidak ada asalnya. 'Abbx bin al-Iflalid pun dikomentari

oleh Ibnul Madini."

Saya menegaskan: "Komentar beliau tentang 'Abdullah benar. Dengan demikian, pencacatan hadits

ini dengan 'Abbas merupakan kekeliruan. Sebab, dia telah dinyatakan tsQah oleh sebagian ulama.

Ia adalah perawi sbaduq."

Adz-Dzahtbi berkata dalam Talkhiisbul 'Ilal (hlm. 58): "Di dalamnya terdapat 'Abdullah bin

Muhammad bin al-Mughirah -yang dituduh sebagai pendusta- (yang meriwayatkan) dari Hisyam ...."

Riwayat itu didha'ifkan juga oleh Ibnu Dihyah dalam al-Aayaatul Bayyinaarr, sebagaimana

disebutkan dalam kitab Faidbul Qadiir (l/215).
Guru kami, Syaikh al-Imam {-Albani, berkata dalam adb-Dba'itfah @o. 3 41): " Maadhu'."
332 Pada naskah "u." tenulis'|i:i". Koreksi ini diambil dari referensi-referensi ahbrij dankitab-kitab

biografi para perawi.

333 Dalam kitab ad-Daka-il W75). Disebutkan di dalamnya: "Hadits ini diriwayatkan dari jalur lain,

namun jalurnya tidak kuat."

Syaikh al-Albani berkata dalam adb-Dba'itfah (no.341): "Sanad hadits ini gelap (tidak diketahui).

Aku belum menemukan biografi perawi yang berada di bawah (yang meriwayarkan dari) al-

Mughirah."
xa Tujuh bintang yang biasa terlihat di Kutub Utara, yang bentuknya menyerupai tandu.

33s Dikeluarkan oleh 'Abdullah bin Ahmad dal am al:Ihl wa Ma'nfatar Rijaal (l/ 559/ 1333); al-Khallal

meriwayatkan darinya dalamal-'Ilal QLI-123/123 - al-Muntahba&); Abu Ya'ledalamMusna^d-rya

(12/109/6741) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh ad-Dailami dalam Musnad-nya, sebagaimana

tercantum dalam kitab al-Ajatibab al-l4ardhiyyab W344), ktijlaab lrtiqaa-il Gburaf (tr/ 502), dan
al-Maqaasbidul Hasanab (hlm. 51a); sefta ath-Thabrani dalam al-MtJamul Kabiir (II/44/2632,

XXnh52/1042) dari'Utsman bin Abi Syaibah.

Dikeluarkan pula oleh al-Khathib al-Baghdadi dalam Taariikb-rya 5U285) dan dari jalurnya
diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-'Iklul Mutanaabiah Q./260/afi); al-'Uqaili dalam adb-
Dbu'afaa-ul Kahir @/951-952,952,terbitarash-Shumai'i); al-Khathib W/285) dari jalur Husain al-
Asyqar dan Ahmad bin Yazid bin Dinar (Abul Awam), keduanya dariJarir bin'Abdul Hamid.
Saya berkomentar: "Mengenai jalur'IJtsman bin Abi Syaibah, akan disebutkan komentar Imam

Ahmad tentangnya. Adapun Husain al-Asyqar, dia penganut paham Syi'ah radikal dan termasuk

orang yang suka mencaci para Sahabat, sebagaimana yang dikatakan al-Jr'rajani. Al-Bukhari berkata:

'Mengenai dirinya ada hal-hal yang masih perlu diteliti.' Namun, di tempat lain beliau berkata: 'Ia

memiliki hadrts munkar.' Abu Zur'ah berkata: 'Munharul badiirs.' Ad-Daraquthni, an-Nasa-i, dan

Abu Hatim ar-Razi mengatakan bahwa ia tidak kuat. Dalam lita;b at-Taqriib dikatakan:'Shaduq,

tetapi banyak melakukan kesalahan. Ia juga gbuluw fterlebihJebihan) dalam menganu! paham
Syi'ah.' Sesungguhnya hadits ini menguatkan bid'ah mereka, maka hendaklah diperhatikan.

Terkait dengan Abul Awam, yakni Ahmad bin Yazid bin Dinar, bahwasanya ia perawi majhll,

sebagaimana yang disebutkan dalam litab al-Lisaan Ibnul Jauzi berkata: 'Hadits ini tidak shahih
dari Rasulullah.' Ibnu Hibban berkata: 'Tidak boleh berhujjah dengan Syaibah bin Nu'amah.' Al-

Haitsami berkata dalam Majrna'uz Zauaa-id @./173)t'Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Abu
Ya'la. Di dalamnya terdapat Syaibah bin Nu'amah. Siapa pun tidak boleh berhujjah dengannya.'

Ia (al-Haitsami) pun berkata IV/22a)t'Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, di dalamnya terdapat
Syaibah bin Nu'amah, ia adalah perawi dha'if.' As-Sakhawi berkata dalam Istijlaabu lrtiqaa-il

Gbtraf P./502-503) dan al-Maqaasbidul Hasanab (hlm. 51a): 'syaibah lemah, sedangkan riwayat

550 Kekhusus an Rasulullah ffi

Fathimah dari nereknya mursal.' Al-Munawi berkata dalam Faidhal Qadiir $ / l7): 'Diriwayatkan

oleh IbnulJauzidalam al-Ahaadiitsul Vaabiah dan ia berkata: 'Tidak shahih.'Perkataan penulis,

yaitu as-Suyuthi, bahwasanya derajat hadits ini hasan, tidak benar.' Syaikh al-Albani mencacarkan

hadits ini dengan dasar Syaibah saja dalam l<ttab adh-Dba'iifdb F,/213)."

Hadits ini memiliki penguat dari hadits Jabir bin 'Abdullah # secara marfu' yang diriwayatkan

oleh al-Hakim (IIIl16,a) dari jalur al-Qasim bin Abi Syaibah: Yahya bin al-Ala' ar-Razi meriwayatkan

kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir.
Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, namun tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari &n Muslim."

Adz-Dzahabi membantah atas pendapat al-Hakim itu: "Tidak shahih. Di dalamnya terdapat Yahya

bin al-Ala'. Imam Ahmad berkata tentangnya: 'Ia suka memalsukan hadits.' Di samping itu, al-

Qasim bin Abi Syaibah adalah perawi matruk.'" .g yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam
Penguat yang lain dari hadits 'Umar bin al-Khaththab

al-MujamulKahirW44/2631):MuhammadbinZakariyaal-Ghilabimeriwayatkankepadakami; Bisyr

bin Mahran meriwayatkan kepada kami; Syarik bin'Abdullah al-Qadhi meriwayatkan kepada kami

dari Syabibbin Gharqadah, &ri al-MustazhilbinHushain, dari'Umardengan redaksi haditsyangsama.

Guru kami, Syaikh al-Albani berkata dalam adh-Dba'iifab @/213): "Hadits ini sangat dha'if. Syarik
atau al-Qadhi adalah perawi lemah. Adapun Bisyr bin Mahran, Ibnu Abi Hatim berkata tentangnya:

'Ayahku meninggalkan haditsnya.' Oleh karena itulah, al-Munawi melemahkannya dalam kitab

FaidhulQadiir (V/17), mengikuti al-Haitsami ddtml<ttab Majma'uzZauaa-id @ /224).Tersanar atas
keduanya bahwa hadits itu dikenal dari riwayat Muhammad bin ZakaiyaalGbtlabi, seorang pendusta."

Saya menegaskan: "Benar yang beliau katakan. Al-Ghilabi memang telah diikuti riwayatnya, yaitu

oleh Muhammad bin Yunus al-Kadimi, seorang pendusta juga: Bisyr bin Mahran meriwayatkan

kepada kami. Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Qathi'i dalam Zaroaa-id Fadbaa-ilish Sbabaabab

II/626/1070) dan Abu Nu'aim al-Asbahani meriwayatkan darinya dalam Ma'rifatus Sbabaabah

(/ 56 / 215). Secara keseluruh an, der ajat hadits ini munhar, tidak shahih. "

336 Dalam kitab al-'Ihl ua Ma rifatar Rijaal S/559)-al-Khallal meriwayatkan darinya dalam al-Tlal QLI-
212/123 -al-Muntahbab); al-'Uqaili dalamadh-Dbu'afaa-ul Kabiir @,/952 - terbitan ash-Shumai'i);
al-Khathib dalam Taarihb-nya (XU284-285); dan as-Sakhawi dalam al-Ajuibab al-Mardhiyyab

(h a a)-dar Nasbny a adalah:

'Abdullah bin Ahmad berkata: "Aku menunjukkan kepada ayahku beberapa hadits yang telah

diriwayatkan kepada kami oleh'Utsman bin Abi Syaibah-Abdullah bin Ahmad kemudian

menyebutkan di at4s bersama beberapa hadits lainnya. Ayahku sangat mengingkari hadits-hadits

tersebut dan sejumlah hadits lain yang semakna dengannya, seraya berkata: 'Hadits-hadits ini

maudbu'atau kelihatannya seperti hadits maudbz'.' Ayahku mengatakan bahwa saudaranya,

lyakni Abu Bakar bin Abi Syaibah, tidak menjadi tenuduh (pemdsu hadits) karena meriwayatkan
hadits seperti ini. Kemudian, ayahku berdo'a: 'Kita memohon keselamatan dalam urusan agama

dan dunia.' Selanjutnya, ayahku berkata: 'Kami menilai ia (Abu Bakar bin Abi Syaibah) telah

keliru dalam meriwayatkan hadits-hadits ini. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Ya Allah,

selamatkanlah, selamatkanlah.' "
"\jH;.lxl18
3"41"fhh ".,"" terdapat kesalahan tulis, yaitu:
tahhrij-nya.
Telah disebutkan

33e Penulis (Ibnu Katsir) juga menisbatkan hadits tersebut kepada Ibnu Abid Dunya dr dalamkhab al-

Bi.daayab wan Nihaayah (XX,/189-190), padahal hadits tersebut tidak tercanrum dalam naskah kitab

alAbuaal dengan dua versi cetakannya. Namun kesalahan tersebut telah dikoreksi oleh muhaqiq

kitab alAhwaal cetakan Salafiyah, Bombay ftlm. 31+315), yakni pada akhir kitab tersebut, dalam
satu bahasan khusus.

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dun-ya dalam Husnuzh Zhann bilhb Azza ua

lalla (70/61) dengan sanad yang sama. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Khuzaimah dalam at-Taubiid
F,/598-599/350); Abul Fadhl az-Zthri dilam Hadiits-nya (l/168-169/12l - riwayat al-Hasan bin
'Ali al-Jauhari); ath-Thabrani dalam al-MuJamul Kabiir (X/317/10771) dar. al-Mu'jamul Ausatb

W208/2937); al-Hakim Q./65-66);senaadz-Dzzhabidilam SiarA'laamin Nubalaa'fffr/82-83)

&ri jalur Sa'id bin Muhammad.

Ath-Thabrani berkata: "Tidak adayangmeriwayatkan dari Muhammad bin Tsabit, kecuali Abu

'Ubaidah."

SirahNabi Muhammad ffi 551

Saya menanggapi: "Nama lengkapnya adalah 'Abdul !7ahid bin lU(ashil. Ia perawi tsiqab darr
termasuk perawi yang dipakai al-Bukhari. Akan tetapi, sebenarnya cacat hadits ini terletak
pada gurunya yang bernama Muhammad. Ia perawi dha'if, sebagaimana disebutkan dalam at-
Taqriib."
Adz-Dzahabi berkata: "Haditsinigbaib rnunhar.Muhammad bin Tsabit seorangperawi dha'if. Ia
sendirian dalam meriwayatkannya. Al-Bukhari berkata: 'Mengenai dirinya terdapat hal-hal yang
masih perlu diteliti.' Yahya bin Ma'in berkata: 'Tidak ada apa-apanya.'"
Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, hanya saja al-Bukhari dan Muslim tidak berhu.ijah
dengan Muhammad bin Tsabit al-Bunani. Haditsnya sedikit sehingga harus dikumpulkan terlebih
dahulu. Sementara itu, hadits tentang berita-berita syafaat ini gbarib dan tidak dikeluarkan oleh
keduanya (al-Bukhari dan Muslim)."
Namun, pernyataan al-Hakim ini dibantah oleh tdz-Dzahabidalamat-Talhhils dengan perkataan:
"Aku menegaskan bahwa ia (Muhammad bin Tsabit al-Bunani) dilemahkan oleh lebih dari seorang
ulama, bahkan haditsnya pun munkar."
Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zautaa-id (X/380): "Di dalamnya terdapat Muhammad bin
Tsabit al-Bunani, seorang perawi dha'if."
Al-Ha{izhal-Iraqi berkaadalamal-MugbnianHamlilAsfaar(IVl510): "Diriwayatkanolehath-Thabrani
dalam al-Ausath.Di dalamnya terdapat Muhammad bin Tsabit al-Bunani, ia adalah perawi dha'if."
Guru kami, Syaikh al-Albani, berkata dalamadb-Dha'iifdb W23/5013):
"Sanad hadits ini dha'if dikarenakan hadirnya al-Bunani. Mereka (para ulama) sepakat bahwa ia
adalah perawi dha'il bahkan al-Bukhari berkata: 'Mengenai dirinya terdapat hal-hal yang masih
perlu diteliti." Ungkapan Al-Bukhari ini mengandung isyarat yang menunjukan bahwasanya ia
sangat lemah menurut al-Bukhari, yaiat matrah."
Al-Mun&iri mengeluarkan pernyataan dalam at-Targhib (Y /220): 'Diriwayatkan oleh ath-Thabrani
dalzm al-Kabiir dan al-Ausatb, serta oleh al-Baihaqi dalm al-Bals. Di dalamnya sanad keduanya
tidak ada perawi yang dituduh matruk-'
Saya (al-Albani) menyanggah: 'Pernyataan itu tidak dapat diterima secara mutlak, sebab ia
belum menyingkap cacat hadits tersebut. Yang lebih baik daripada penilaiannya adalah apa yang
diungkapkan oleh al-Haitsami (kemudian beliau menyebutkan perkataan yang telah lalu).'"
Silakan llhatl<ttab Dha'iifiit Targbiib wat Tarbiib W427/2117).

340 Pada naskah asli dan dalam kitab al-Bitayab uan Nibaayab (XX/190) tenulis "!:i". I1er.Lti 6;

atas diambil dari kitab-kitab biografi perawi.

3ar Menurut saya, sanad hadits ini hasan. Sebab, para perawirya tsiqab kecuali al-Minhal. Ia

mendapatkan beberapa komentar dengan ringan, namun penilaian itu tidak menurunkannya dari
derajat hasan."
3a Saya mengutip dari kitab al-Bidaayab zoan Nihaayab (XX/190-191) untuk melengkapi bagian
(paragraf) ini.

3a3 Hadits in! dengan redaksi di atas, dha'if karena mursal. Berdasarkan cacat tersebut pula, penulis

mendha'i{kannya.

3# Penulis (Ibnu Katsir) ,{)5 berkata dalaa al-Bidaayh uan Nihaayab 6X/194 - terbitan Hajar):

"Telah diriwayatkan sejumlah hadits rnutatoatiryangmenlelaskan syafaat jenis ini. Namun, hadits-
hadits itu tidak diketahui oleh kaum Khawarij dan Mu'tazilah, sehingga mereka pun memiliki
pendapat yang berbeda dalam masalah itu. Semua itu disebabkan oleh ketidaktahuan mereka
terhadap keshahihan hadits-hadits tersebut dan pengingkaran mereka terhadap orang-orang yang
mengetahuinya. Sehingga, mereka pun terus menen$ melakukan bid'ah-bid'ahnya."
Setelah itu, penulis-semoga Allah merahmatinya-mengemukakan beberapa jalur periwayatan
hadits dan beberapa lafazhnya, dengan pemaparan yatrg sangat baik dan susunan yangienib dalam
kitab yang sama (XXl195-229). Silakan merujuk kepadanya.
3as Sbahiih Muslim (no. 796). Telah disebutkan tahhij-nya.
34 Sbahiih Maslitn Qro.920). Telah disebutkan uhbrij-nye.
r47 Telah disebutkan takhij-nya.
v8 Mubaqtq-yaitu Abu Usamah Salim bin 'Ied bin Muhammad bin Husain al-Hilali nasabnya, as-
Salafi 'aqidah, manhaj, dan akhlaknya; an-Najed kampung halamannya; al-Palestini al-Khalilli
tempat kelahirannya; al-Urduni tempat bermukim dan tempat tinggalnya-berkata: "Saya telah

552 Kekhusus an Rasulull ah ffi

menyelesaikan uhqiqfutab yarg bernilai ini, membetulkan naskah aslinya, dar. men-wklrrijhadrts-
hadits dan atsar-atsdr-ny^ sesltai dengan kelapangan dan kemampuan yang dimiliki dalam beberapa
majelis. Pertemuan yang terakhir dalam majelis tersebut diadakan pada hari Rabu, awal bulan
Ramadhan yang penuh berkah, tahun 1423 H, di rumahku yang terletak di Amman Balqa', ibu kota

Yordania, di negeri Syam yang penuh berkah. Semoga Rabb memeliharanya, serta menjaga seluruh
negeri kaum Muslimin dari segala kejahatan, gangguan, bencana, fitnah, dan malapetaka.

SirahNabi Muhammail ffi s53


Click to View FlipBook Version