PROJEK P5 “KEARIFAN LOKAL” Yuk Literasi Digital Nama : Muhammad Radytia Kusuma Kelas / No. Abaen : XI-5/23
15 Ragam Permainan Tradiosional di Indonesia a. Nama Permainan: Hompimpa alaium gambreng b. Daerah Asal Permainan: Jawa c. Properti yang digunakan: Telapak tangan d. Cara Memainkan: 1) Para pemain melaksanakannya dengan cepat dan serentak. Apabila ada orang yang telat atau kecepatan, maka permainan harus diulang kembali. 2) Saat tangan diangkat ke atas untuk dibalikkan atau tidak, para pemainnya mengatakan bersama-sama “hompimpa alaium gambreng”. 3) Jumlah pemain yang sama membuka telapak tangan putih atau belakangnya, akan menjadi pemenang. 4) Adapun jumlah pemainnya adalah lebih dari dua orang. e. Nilai–nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Menerima keputusan menjadi pemenang dan kalah. • Tetap bersama dan berteman meskipun berbeda pilihan. • Belajar bersikap adil. • Menjaga tali persahabatan. • Tetap sportif dalam posisi yang kalah. • Belajar tentang nilai keadilan.
a. Nama Permainan: Lompat karet b. Daerah Asal Permainan: Betawi c. Properti yang digunakan: Karet gelang yg dianyam memanjang d. Cara Memainkan: 1) Siapkan tali karet yang sudah dianyam sebelumnya 2) Ajak dan kumpulkan teman kamu 3) Lakukan suit atau hompimpa. Permainan lompat tali karet bisa dilakukan minimal oleh tiga orang, dua orang sebagai penjaga atau yang memegang karet, dan satu orang yang akan memainkan permainan. Maka dari itu hompimpa dilakukan sebelum memulai permainan. Lalu lakukan suit untuk menentukan siapa pemain selanjutnya yang akan melompat. 4) Loncat tali karet. Setelah menentukan siapa pemain yang akan loncat pertama, kedua dan ketiga. Kemudian dua orang yang berjaga harus merenggangkan dan memegang tali karet sesuai level, dan pemain pertama harus melompati karet tersebut tanpa menyentuh atau menyenggol karet tadi. 5) Bergantian memegang karet. Jika pemain satu gagal melewati karet tersebut maka secara otomatis Ia harus berjaga dan memegang karet bergantian dengan pemain selanjutnya. 6) Naik level. Apabila pemain dapat melewati tali karet tersebut, level permainan akan otomatis berubah dan menjadi tantangan tersendiri bagi pemain, begitu seterusnya jika berhasil melewati, pemain akan berada pada level yang lain. Misalnya tingkat pertama setinggi mata kaki penjaga tali, tingkat kedua tali karet setinggi dengkul, tingkat ketiga setinggi pinggang, tingkat keempat tali karet dinaikkan setinggi dada dan seterusnya sampai merdeka, dimana pada posisinya tali karet dinaikkan setinggi tangan. 7) Ulangi permainan dari awal. Setelah pemain tuntas melakukan semua tingkatan lompat tali karet, permainan dapat diulang dari awal. Permainan terus berlangsung seperti itu sampai para pemain memutuskan untuk mengakhiri permainan. e. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai kebersamaan (permainan ini merupakan kerja kelompok yang butuh koordinasi yang baik dengan teman-teman, bukan satu orang atau sendirian)
• Nilai Tradisional dan Kesederhanaan (Nilai ini terlihat dari alat yang digunakan hanya berupa karet gelang. Permainan yang sangat sederhana namun mendatangkan kesenangan) • Nilai Berlapang Dada dalam Lompat Tali Karet (Nilai berlapang dada dalam permainan tradisional lompat tali merdeka ditunjukkan di saat anak-anak yang sedang bermain menghormati atau menghargai setiap tindakan yang akan dilakukan atau yang telah terjadi di dalam kelompoknya. Contoh sikap berlapang dada dalam permainan ditunjukkan saat melakukan suit untuk memulai permainan) • Nilai Kejujuran (dimana saat pelompat tali mengenai tali pada saat ketinggian tali berada di atas lutut, akan tetapi pelompat menyatakan dia tidak mengenai ( bersentuh dengan tali karet ) artinya anak tersebut berbohong, curang dan tidak sportif dalam bermain)
a. Nama Permainan: Engklek b. Daerah Asal Permainan: Jawa Tengah c. Properti yang digunakan: Gaco d. Cara Memainkan: 1) Gambar kotak-kotak (petak) kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. 2) Petak dibentuk persegi yang dibagi menjadi beberapa bagian. Permainan ini bisa dimainkan secara individu maupun tim dengan minimal pemain dua orang. Untuk bermain dibutuhkan gaco (biasanya batu) untuk dilempar ke kotak. 3) Peraturan engklek pun juga sederhana, pemain menggunakan kaki untuk menapak pada setiap petak untuk mengambil gaco yang dilempar ke kotak. Terkadang, pemain diharuskan menggunakan satu kaki ketika menginjak petak dan menggunakan dua kaki ketika menginjak petak-petak tertentu. 4) Pemain akan didiskualifikasi apabila kakinya menyentuh garis, baik sengaja maupun tidak sengaja. e. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai disiplin • Nilai ketangkasan • Nilai sosial • Nilai kesehatan
a) Nama Permainan: Gundu b) Daerah Asal Permainan: Jawa Tengah c) Properti yang digunakan: Kelereng d) Cara Memainkan : 1) Pemain harus membuat lubang di tanah minimal sebesar kelereng, yang telah disepakati oleh para pemain lainnya. 2) Bila lebih dari 2 orang, pemain harus dibagi menjadi 2 kelompok. 3) Permainan telah dimulai dengan melemparkan kelereng masing-masing ke arah mendekati lubang yang sebelumnya dibuat. 4) Pemain yang kelerengnya paling mendekati lubang berhak bermain pertama, kemudian urutan selanjutnya disesuaikan dengan jarak dekat antara kelereng yang dilempar dengan lubang yang dibuat. 5) Pemain yang berhasil memasukkan kelerengnya ke dalam lubang mempunyai kesempatan untuk menyerang lawannya. Ketika lawan terkena serangan tersebut, kelereng lawan tidak dapat dimainkan lagi atau dikatakan “mati”. 6) Pemain yang belum memasukkan kelerengnya pada lubang yang telah dibuat, tidak bisa menyerang dan mematikan kelereng yang lain. 7) Setiap pemain boleh menembak kelereng mana saja, sehingga memungkinkan untuk dapat mematikan kelereng temannya sendiri. 8) Untuk menghindari serangan lawan, pemain bisa meletakkan kelerengnya di tempat tersembunyi, misal di bawah bebatuan atau di sela-sela bebatuan. 9) Pemain yang dikatakan selesai apabila semua kelereng telah mati dan hanya ada satu kelereng yang hidup, atau kelereng salah satu regu yang masih hidup. e) Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Dapat melatih kemampuan motorik halus anak. • Meningkatkan konsentrasi anak dalam bermain. • Mengembangkan bahasa anak. • Dapat menjalin komunikasi dengan teman sebayanya, kerja sama dalam tim serta dapat menyelesaikan masalah pada saat bermain dan sebagainya. Interaksi sosial anak dengan teman-teman yang lain pun sangat baik
a) Nama Permainan: Layang-layang b) Daerah Asal Permainan: China c) Properti yang digunakan: Gulungan senar dan layangan d) Ccara Memainkan : 1) Pilih Layangan yang Tepat. Pertama-tama, pilihlah layangan yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman Anda. 2) Tentukan Lokasi yang Tepat. 3) Gunakan Tali yang Kuat. 4) Terapkan Teknik Mengendalikan Tali. 5) Atur Sudut Layangan. 6) Hindari Angin Kencang. 7) Jaga Keseimbangan. e) Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai kerjasama, • Nilai keterampilan, • Nilai rekreatif, • Nilai kompetitif, dan • Nilai estetika.
A. Nama Permainan: Congklak B. Daerah Asal Permainan: Timur Tengah C. Properti yang digunakan: Biji-bijian dan papan kayu/tempat congklak D. Cara Memainkan: 1) Lubang-lubang kecil diisi oleh 5-7 biji, sedangkan lubang besar di ujung papan dibiarkan kosong. 2) Untuk menentukan siapa yang bermain dulu, biasanya dilakukan “suit”. 3) Pemain yang menang akan memilih satu lubang kecil miliknya dan memindahkan biji-biji dari lubang tersebut ke lubang lainnya, termasuk ke lubang besar atau “rumah”. 4) Pemindahan biji-biji congklak ini dilakukan searah dengan jarum jam 5) Bila biji di genggaman habis di lubang kecil yang masih berisi biji lainnya, pemain bisa mengambil biji itu dan melanjutkan permainan dengan mengisi lubang hingga bijinya habis 6) Bila pemain berhenti di lubang yang kosong di sisi lawan, maka pemain berhenti dan lawan akan mendapat giliran bermain 7) Permainan akan berakhir saat lubang-lubang kecil kosong dan semua biji berada di lubang besar atau ‘rumah’. Kemenangan ditentukan oleh jumlah biji terbanyak yang berada di lubang besar atau ‘rumah’ masing-masing pemain. E. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut(beserta penjelasannya): • Nilai jujur, • Komunikatif, • Tanggung jawab, • Disiplin, • Kerja keras, • Kreatif, • Rasa ingin tahu, • Mandiri dan • Menghargai prestasi.
i. Nama Permainan: Ular Naga ii. Daerah Asal Permainan: Jakarta iii. Properti yang digunakan: Sekelompok anak yang berbaris sambil memegang baju iv. Cara Memainkan: 1) Pilih tempat untuk memainkan permainan ini, seperti halaman rumah atau lapangan. 2) Pilih dua orang yang berperan sebagai penjaga gerbang. Umumnya, dua anak yang dipilih adalah anak-anak dengan berat badan paling besar atau paling tua. Jika ular naga dimainkan bersama orang tua, peran penjaga gerbang bisa dimainkan oleh orang tua. 3) Kedua anak tersebut harus membuat gerbang dari kedua tangan mereka yang saling menempel. Adapun cara membuatnya adalah rentangkan kedua tangan anak-anak tersebut ke depan, lalu tempelkan kedua telapak tangan mereka. 4) Pilih satu anak yang berperan sebagai induk naga yang berbaris di depan. Anakanak lainnya diharuskan berbaris di belakang anak tersebut sebagai ular naga sambil memegangi pundak anak-anak lain yang ada di depannya. 5) Setelah berbaris, barisan ular naga harus berjalan sambil melewati gerbang dan berputar sambil menyanyikan lagu khas permainan ular naga. 6) Setelah lirik lagu terakhir dinyanyikan, penjaga gerbang akan menangkap salah satu anak-anak dalam barisan ular naga dengan gerbang tangan yang mereka buat. 7) Anak yang tertangkap penjaga gebang akan diminta untuk memilih siapa penjaga gerbang yang akan ia ikuti. Setelah dipilih, anak tersebut harus berbaris di belakang penjaga gerbang yang sudah ia pilih. 8) Barisan akan kembali berjalan dan berputar sampai semua anak-anak dalam barisan tertangkap oleh penjaga gerbang. 9) Permainan bisa dilanjutkan dengan kedua penjaga gerbang saling memperebutkan anak-anak yang berbaris di belakang mereka. Permainan akan berakhir saat salah satu penjaga gerbang berhasil memperebutkan semua pengikut dari penjaga gerbang lainnya.
v. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Melatih anak-anak untuk bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. • Melatih sikap demokratis. Hal ini bisa dilihat pada saat kedua penjaga gerbang bertanya kepada anak yang mereka tangkap untuk memilih siapa penjaga yang akan dipilih anak tersebut. • Melatih sikap tanggung jawab. Hal ini bisa dilihat saat penjaga gerbang yang bertanggung jawab melindungi pengikutnya dari tangkapan penjaga gerbang lainnya.
i. Nama Permainan: Egrang ii. Daerah Asal Permainan: Kabupaten Karawang, Jawa Barat iii. Properti yang digunakan: Bambu atau tempurung kelapa iv. Cara Memainkan : 1) Punya tengkaktengket, jangkungan atau egrang tentunya 2) Tegakan egrang dengan sedikit mencondongkan ke depan 3) Bayangkan posisi egrang seperti langkah kaki, tidak sejajar. Salah satu kaki egrang di depan dan satunya lagi di belakang.. 4) Mulai dengan menginjakkan salah satu kaki pada pijakan egrang diikuti kaki satunya. 5) Untuk keseimbangan mulai berjalan di tempat. Jangan berhenti sampai dapat keseimbangan. 6) Jika merasa akan terjatuh, jatuhkan kaki diantara egrang. v. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada. • Kerja keras, • Keuletan
i. Nama Permainan: Gasing ii. Daerah Asal Permainan: Kepulauan Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau iii. Properti yang digunakan: Gasing dan benang iv. Cara Memainkan: a. Gasing di pegang di tangan kiri, tangan kanan memegang tali. Lilitkan tali pada gasing, mulai dari bagian kaki gasing atau paksi, sampai badan gasing. Lilit kuat sambil memutar gasing. b. Pada hitungan ke-3, semua anak melempar gasingnya ke tanah. c. Gasing yang dilempar akan berputar untuk beberapa saat hingga interaksi kakinya dengan permukaan tanah membuatnya tegak lalu berputar untuk beberapa waktu. Lama-lama putaran semakin memelan dan momentum sudut dan efek giroskopik berkurang, hingga akhirnya badan gasing jatuh ke permukaan tanah. d. Pemenangnya adalah anak yang gasingnya berputar paling lama. v. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai kerjasama dan kekompakan, • Nilai kejujuran, • Nilai sportivitas.
I. Nama Permainan: Petak Umpet II. Daerah Asal Permainan: Betawi III. Properti yang digunakan: Penutup mata/lengan tangan IV. Cara Memainkan: 1) Kumpulkan Teman Sebanyak-banyaknya. Permainan petak umpet akan terasa lebih asyik dan menyenangkan jika diikuti oleh banyak anak. Oleh karena itu, agar tidak cepat bosan, sebaiknya ajaklah kawan-kawanmu untuk ikut serta dalam bermain. 2) Lakukan Gambreng. Langkah bermain petak umpet yang berikutnya yaitu lakukan gambreng. Selanjutnya, dua anak yang kalah melakukan suit. Anak yang kalah paling akhir harus harus menjaga gawang. 3) Jaga Gawang. Anak yang berjaga harus menutup matanya dan menghitung dari satu sampai sepuluh. Dalam hitungan tersebut, anak-anak yang lain harus bersembunyi di tempat yang paling tidak mungkin untuk ditemukan. Setelah hitungan selesai, penjaga harus mencari mereka sampai ketemu. 4) Temukan Kawan yang Bersembunyi.Jika ada anak yang ditemukan tempat persembunyiannya, penjaga harus berlari sampai ke gawang dan memegang gawang tersebut sambil mengatakan “INGLO”. Hal ini menandakan bahwa anak tersebut telah berhasil ditemukan. Jika ternyata yang sampai terlebih dahulu adalah anak yang bersembunyi, maka penjaga gawang harus dihukum untuk berjaga lagi pada ronde berikutnya. V. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Melatih Sportivitas dan Fair Play. Dalam permainan petak umpet, pemain yang kalah akan bertugas mencari, sedangkan pemain lain bersembunyi. Anak akan belajar menerima kekalahan untuk dapat terus melanjutkan permainan. • Melatih Kreativitas. Untuk dapat bersembunyi tanpa diketahui pemain yang berperan mencari, masing-masing anak akan berusaha mencari persembunyian sendiri-sendiri. Masing-masing anak harus kreatif mencari ide persembunyian yang tidak sama dengan pemain lainnya. • Berdiskusi. Karena permainan petak umpet dilakukan secara kolektif, maka semua pemain harus membuat dan menyepakati aturan permainan agar tidak terjadi selisih pendapat yang dapat memicu pertengkaran.
I. Nama Permainan: Gobak Sodor II. Daerah Asal Permainan: Daerah Istimewa Yogyakarta III. Properti yang digunakan: Orang dan garis finish IV. Cara Memainkan: 1) Buat garis-garis penjagaan dengan menggunakan kapur, atau biasanya juga bisa menggunakan lapangan bulu tangkis yang sudah ada garis-garisnya. Hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap. 2) Bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim ini terdiri dari 3 hingga 5 anggota. 3) Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha menerobos pertahanan benteng tersebut. 4) Untuk tim yang menjadi “penjaga benteng”, ia harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan garis vertikal. 5) “Penjaga benteng” garis horizontal ini harus berusaha menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. 6) Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas untuk menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. 7) Lalu, tim lawan harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir. VI. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai Kejujuran. Semua orang bergerak, nilai ini akan menjadi kunci dalam lancarnya permainan ini. • Nilai Kecerdasan. Saat bermain gobak sodor, anak dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat saat dibutuhkan. • Nilai Ketangguhan. Saat memainkannya, anak menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan membentuk sikap yang mampu mengatasi hadangan lawan. • Nilai Kedemokratisan. Nilai ini diraih karena anak saat bermain selalu menjunjung tinggi toleransi, yaitu menerima masukkan kawan satu tim.
• Nilai Kepedulian. Akan ada waktu saat rekan satu tim terjatuh, maka temannya yang lainnya memberi semangat dan membantunya sebelum meraih kemenangan. • Nilai Kepatuhan. Sebagai bagian dari strategi, akan ada aba-aba dari pemimpin tim.Saat anggotanya patuh, maka mereka bisa memenangkan permainan. • Nilai Tanggung Jawab. Semua tindakan yang diambil saat bermain menuntut anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya, akan merugikan tim atau tidak.
I. Nama Permainan: Cublak-cublak Suweng II. Daerah Asal Permainan: Jawa Tengah III. Properti yang digunakan: Subang (suweng) atau uwer atau biji-bijian lainnya, di telapak tangan para pemain. IV. Cara Memainkan: 1) Berkumpul dan tentukan siapa yang akan menjadi Pak Empo. (biasanya jika akan menentukan dengan cara pingsut ataupun hompimpah) 2) Jika sudah, duduk melingkar dan tengahnya Pak Empo berbaring. 3) Taruh telapak tangan menghadap ke atas di punggung Pak Empo. 4) Salah satu dari mereka mengabil batu kerikil atau benda benda kecil yang bisa di gengggam (benda ini dianggap sebagai anting/suweng). 5) Setelah itu nyanyikan lagu cublak cublak suweng. Lagu cublak cublak suweng yaitu. “Cublak cublak suweng, suwenge teng geleter mambu ketumpuk gudhel tak empo leda lede sopo mengguyur ndelekake sir sir pong delek kopong sir sir pong delik kopong”. 6) Setelah sampai di bait terakhir Pak Empo bangun dan pemain lainnya pura pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. 7) Masing masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek gesek jari kanan dan kiri persis seperti orang mengiris cabai. V. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai musikal, kultural, dan estetik, sehingga dapat membawa semangat dan disertai pula kandungan nilai moral yang dalam. Jadi, meskipun memiliki irama musikal yang ceria, tetapi tetap mengandung makna yang dapat dijadikan nasihat hidup.
1. Nama Permainan : Bola bekel 2. Daerah Asal Permainan : Jawa Tengah 3. Properti yang digunakan : Bola bekel 4. Cara Memainkan : 1) Beberapa benda harus kamu persiapkan dulu sebelumnya, di antaranya bola bekel, ada yang berbentuk kecil dan besar sesuaikan dengan selera kamu. Lalu, ada enam biji yang disebut bekel. 2) Permainan ini terdiri dari beberapa level. Semakin tinggi level permainan kamu, akan semakin sulit dan menantang juga permainan yang dijalankan. Dimulai dari mengambil satu per satu biji bekel sampai sekaligus enam. 5. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Kerjasama tim atau kelompok, kejujuran, ketangkasan, berpikir strategis, serta menumbuhkan jiwa sosial
1. Nama Permainan: Bakiak 2. Daerah Asal Permainan: Yokyakarta 3. Properti yang digunakan: Kapur yang digunakan untuk membuat garis 4. Cara Memainkan : 1) Buat garis-garis penjagaan dengan kapur. Buat garis-garis seperti pada lapangan bulu tangkis, hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap. 2) Bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota (opsional, sesuaikan dengan jumlah anggota keseluruhan). Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut. 3) Untuk tim yang menjadi “penjaga benteng” harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan garis vertikal. “Penjaga benteng” garis horizontal harus berusaha menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. 4) Lalu, tim lawan harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir. 5. Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya): • Nilai Kejujuran. Semua orang bergerak, nilai ini akan menjadi kunci dalam lancarnya permainan ini. • Nilai Kecerdasan. Saat bermain gobak sodor, anak dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat saat dibutuhkan. • Nilai Ketangguhan. Saat memainkannya, anak menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan membentuk sikap yang mampu mengatasi hadangan lawan.
1) Nama Permainan : Ketapel 2) Daerah Asal Permainan : Sukabumi 3) Properti yang digunakan : Kayu, tali ban, isian/batu 4) Cara Memainkan : mendorong gagang kedepan dan menarik alasnya ke belakang beserta peluru atau kerikil. Karet Ketapel akan meregang dan menimbulkan energi potensial. Energi potensial akan berubah menjadi energi kinetic saat alas lontar tersebut dilepaskan. 5) Nilai-nilai yang dapat diambil dari permainan tersebut (beserta penjelasannya) : • Bisa lebih mudah konsentrasi dan meningkatkan daya ingat