TEORI PEMBELAJARAN PERILAKU
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan
yang diampu oleh Ibu Sitti Rahmasari, M.PD
Oleh : (200101100285)
(200101100253)
1. Berlianas Abdilah
2. Rini Wulan Sari
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
BANJARMASIN
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik.................................................................................... 4
B. Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik ......................................................................................... 4
C. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behavioristik ................................................................................ 5
D. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas ....................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................................... 8
PENUTUP........................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan pembelajaran merupakan topik yang tetap menarik ketika mengkaji ilmu -ilmu
perilaku. Bagaiman sebenernya proses belajar itu dapat berlangsung dan bagaimana
pembelajaran seharusnya dilakukan, ini merupakan hal yang menarik bagi pendidik, guru ,
orang tua, konselor, dan orang-orang yang bergerak dalam pengelolaan perilaku. Jika belajar
merupakan suatu kegiatan yang bersifat rumit dan kompleks, maka pembelajaran menjadi lebih
kompleks dan rumit karena tujuan pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan
menumbuhkan terjadi kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar merupakan tujuan dan
pembelajaran dari sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari
tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara
aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan
yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi
dengan sumber belajar dan lingkungan. Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang
kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang
didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
serta dibuktikan kebenarannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Teori adalah seperangkat
azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip
yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandang
psikologi belajar. Untuk itu dalam pemahasan ini penyusun akan mengulas mengenai teori
belajar yang berhubungan dengan psikologi yang berpijak pada pandaangan behaviorisme dan
aplikasinya dalam pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia.
Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami
tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan
materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui
upaya pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya
dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan
mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan,
sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons (Slavin, 2000).
Seseorang dianggap telah belajar apabila dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respons. Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa,
sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah
stimulus dan respons, oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh siswa (respons) harus dapat diamati dan diukur (Putrayasa, 2013:42).
Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku
yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku memusatkan
pada interaksi dengan lingkungannya yang dapat dilihat dan diukur. Prinsip-prinsip
perilaku diterapkan secara luas untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya ke
arah yang lebih baik (King, 2010:15). Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang
menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon.Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar Teori belajar behavioristik adalah
sebuah aliran dalam teori belajar yang sangat menekankan pada perlunya tingkah laku
(behavior) yang dapat diamati. Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya
adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respons. Oleh
karena itu teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons. Belajar adalah upaya untuk
membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya.1
B. Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik
1 Nahar, Novi Irwan. "Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses
pembelajaran." NUSANTARA: jurnal ilmu pengetahuan sosial 1.1 (2016).
4
Teori belajar behavioristikmelihat semua tingkah laku manusia dapat ditelusuri dari
bentuk refleks.Dalam psikologi teori belajar behavioristik disebut juga dengan teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian
lingkungan.Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini dilihat
secara sistematis dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan keseluruhan keadaan
mental. Menurut Ahmadi (2003:46), teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu:
1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan
mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman-
pengalaman batin di kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari.
Oleh sebab itu, behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur
yang paling sederhana yakni perbuatan-perbuatan bukan kesadaran yang
dinamakan refleks. Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu
pengarang. Manusia dianggap sesuatu yang kompleks refleks atau suatu mesin.
3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama.
Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk
yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat
mempengaruhi reflek keinginan hati.2
C. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behavioristik
Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Thorndike
Teori koneksionisme yang dipelopori oleh Thorndike, memandang bahwa yang
menjadi dasar terjadinya belajar adalah adanya asosiasi antara kesan panca indera
(sense of impression) dengan dorongan yang muncul untuk bertindak (impuls to action)
(Mukminan, 1997 : 8). Ini artinya, toeri behaviorisme yang lebih dikenal dengan nama
contemporary behaviorist ini memandang bahwa belajar akan terjadi pada diri anak,
jika anak mempunyai ketertarikan terhadap masalah yang dihadapi. Siswa dalam
konteks ini dihadapkan pada sikap untuk dapat memilih respons yang tepat dari
berbagai respons yang mungin bisa dilakukan.
Menurut Thorndike, belajar akan berlangsung pada diri siswa jika siswa berada dalam
tiga macam hukum belajar, yaitu :
1) The Law of Readiness (hukum kesiapan belajar)
2) The Law of Exercise (hukum latihan)
3) The Law of Effect (hukum pengaruh).
Hukum kesiapan belajar ini merupakan prinsip yang menggambarkan suatu keadaan si
pembelajar (siswa) cenderung akan mendapatkan kepuasan atau dapat juga
ketidakpuasan.
2. Pavlov
2 Ibid
5
Konsep teori yang dikemukakan oleh Ivan Petrovitch Pavlov ini secara garis besar tidak
jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Jika Throndike ini menekankan tentang
hubungan stimulus dan respons, dan di sini guru sebaiknya tahu tentang apa yang akan
diajarkan, respons apa yang diharapkan muncul pada diri siswa, serta tahu kapan
sebaiknya hadiah sebagai reinforcement itu diberikan; maka Pavlov lebih mencermati
arti pentingnya penciptaan kondisi atau lingkungan yang diperkirakan dapat
menimbulkan respons pada diri siswa.
3. E.R Guthrie
Pendapat Thorndike dan Pavlov ini ditegaskan lagi oleh Guthrie, di mana ia
menyatakan dengan hukumnya yaitu “The Law of Association”, yang berbunyi : “A
combination of stimuli which has accompanied a movement will on its recurrence tend
to be followed by that movement” (Guthrie, 1952 :13). Secara sederhana dapat diartikan
bahwa gabungan atau kombinasi suatu kelas stimuli yang menyertai atau mengikuti
suatu gerakan tertentu, maka ada kecenderungan bahwa gerakan itu akan diulangi lagi
pada situasi/stimuli yang sama. 3
D. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas
Penerapan teori belajar ini dalam kegiatan pembelajaran di kelas tergantung dari
beberapa hal. Diantaranya adalah tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik pembelajar, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa
pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah tersusun
secara rapi, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan. Sementara mengajar
adalah memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Jadi pembelajar
diharapkan mendapat pengetahuan yang sama dari orang yang mengajar. Pola berpikir
utama siswa adalah copy-paste terhadap yang diajarkan guru.
Metode ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan,spontanitas,
kelenturan, reflek, daya tahan, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah pembelajaran
percakapan bahasa asing, keterampilan menggunakan komputer, pelajaran olah raga,
kursus keterampilan, dan sebagainya.
Teori ini juga cocok untuk diterapkan di kelas kanak-kanak yang masih
membutuhkan dominasi orang dewasa. Dimana mereka harus banyak mengulang dan
dibiasakan, suka menirukan, dan bersemangat dengan bentuk-bentuk penghargaan
seperti pujian, maupun dengan benda-benda seperti permen, coklat, alat-alat tulis, dan
sebagainya.
Para ahli psikologi pendidikan sepakat bahwa pembelajaran menurut konsep
behaviorisme berlangsung dengan tiga langkah pokok, yaitu:
3 Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan Pembelajaran." Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang (2010).
6
1. Tahap akuisisi atau tahap perolehan pengetahuan. Dalam fase ini siswa belajar
tentang informasi baru.
2. Tahap retensi, yaitu fase dimana informasi atau keterampilan baru dipraktikkan
sehingga siswa dapat mengingatnya selama periode tertentu. Tahap ini juga
disebut tahap penyimpanan (storage stage), artinya hasil belajar disimpan untuk
digunakan di masa yang akan datang.
3. Tahap transfer. Ada kalanya gagasan yang disimpan dalam memori sulit diingat
kembali saat akan digunakan di masa depan. Untuk itu, kemampuan mengingat
kembali informasi dan mentransferkannya dalam pembelajaran yang baru
memang memerlukan strategi yang bermacam-macam. Namun yang paling utama
adalah ingatan terhadap informasi yang valid.
Terlepas dari kelemahan dan kekuatan teori belajar behavioristik ini, harus diakui
bahwa teori ini relatif sederhana dan mudah dipahami karena hanya berkisar sekitar
perilaku yang dapat diamati dan dapat menggambarkan beberapa macam hukum
perilaku.4
4 Andriani, Fera. "Teori belajar behavioristik dan pandangan islam tentang
behavioristik." Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam 6.2 (2015): 165-180.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku
manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Teori belajar
behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal dengan aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar . merupakan sebuah aliran dalam teori
belajar yang sangat menekankan pada perlunya tingkah laku (behavior) yang dapat
diamati. dan belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang
ditangkap pancaindera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara
Stimulus dan Respons. karena itu teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons.
Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik yaitu mempelajari perbuatan manusia bukan dari
kesadarannya, Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks, dan Behaviorisme
berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama.
Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik Yaitu:
Thorndike, Ivan Petrovitch Pavlov dan E.R Guthrie.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Fera. "Teori belajar behavioristik dan pandangan islam tentang
behavioristik." Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam 6.2 (2015): 165-180.
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/syaikhuna/article/view/1034
Nahar, Novi Irwan. "Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses
pembelajaran." NUSANTARA: jurnal ilmu pengetahuan sosial 1.1 (2016). http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan
Pembelajaran." Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang (2010).
https://www.academia.edu/download/59166859/teori-belajar-dan-pembelajaran20190508-
27344-1i80sot.pdf
9