51
52
53
Nama bagian-bagian pada golok. Secara keseluruhan (gagang) disebut
‘Perah’.
54
“Jengkolan”
“Tapak jari”
“Selut”
55
Nama bagian-bagian pada Golok Secara keseluruhan (sarung) disebut
‘Sarangka’
56
“Gagodong”
“Simetmeting” “Tali Simpai”
“Pepet”
57
58
59
60
61
62
63
64
“Melihat sebuah Golok ada dua buah nilai yang tertanam pada benda
tersebut. ‘Satu, nilai propan. Dua, Nilai saktral’. Contohnya nilai propan bisa
di itung dengan kata harga sebuah benda dikatakan ‘Lima Ribu Rupiah’,
bagaimana dengan nilai sakralnya?, mendapatkan benda dari seorang
yang ternama apakah sebuah benda tersebut bisa di katakan sama nilai
harganya?, disitulah nilai tersebut bisa lebih tinggi. Tapi ada juga pergeseran
nilai makna juga, yakni ada ‘nilai mistis’, kebanyakan orang bergelut akan
nilai propan dan nilai mistis, sebenarnya itu ‘nilai sakral’ dan juga itu beda
pemaknaannya. Tapi masyarakat sekarang banyak yang bergelut di ‘nilai
mistis’ dibilangnya ‘Golok manjur’ lah. Padahal nilai-nilai ketauhidtannya,
nilai silahturahminya, nilai sakralnya itu lebih tinggi dibandingkan nilai mistis.
nilai sakral itulah yang tidak dapat dihitung”.
(Aken Sutra Sukendar)
65
Perkenalkan!
Saya Ageng Adhi Prasetyo, biasa dipanggil Pras. Lahir di Bekasi 11 Maret
1999. Seorang mahasiswa akhir di Universitas Mercu Buana
Perancangan buku foto story “Golok Sebagai Identitas Budaya Betawi”
adalah untuk mengenalkan seni dan budaya Golok serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya.
Sebagai warga Bekasi yang kreatif dan melek akan Budayanya sendiri.
Diharapkan kepada penikmat seniman maupun pecinta fotografi agar bisa
terus mengabadikan atau mendokumentasikan warisan Budaya, agar tetap
terus terjaga sampai ke generasi selanjutnya.
66
67
68