The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by laporandaringadh1, 2021-05-31 03:44:53

Titrasi Asam Basa

Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat

Keywords: Titrasi Asam Basa

MODUL BAHAN AJAR
TITRASI ASAM BASA

KIMIA KELAS XI

DISUSUN OLEH:
SRI MULYANI, S.Pd

Analisis Karakteristik Materi

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural konkret dan ranah abstrak terkait dengan

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya di

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan sekolah secara mandiri, dan mampu

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

KOMPENTENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.11. Menganalisis data hasil berbagai jenis titrasi 4.11. Menyimpulkan hasil analisis data percobaan

asam-basa. titrasi asam-basa

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 3.11.1. Menjelaskan titrasi asam basa

3.11.2. Menentukan konsentrasi asam atau

basa berdasarkan data titrasi asam basa

3.11.3. Menganalisis data hasil titrasi asam

kuat dan basa kuat

3.11.4. Menentukan kurva titrasi asam kuat dan

basa kuat

4.11.1. Melakukan percobaan titrasi asam kuat

dan basa kuat

4.11.2. Menyimpulkan hasil analisis data

percobaan titrasi asam kuat dan basa

kuat.

Pemetaan Analisis Materi

Dimensi Dimensi Kognitif
Pengetahuan
Mengingat Memaha Menerapk Menganal Menilai/ Mencipta/
create
/ mi/Unders an/applyi isis/analy Evaluate

Remember tanding ng zing

ing

Faktual

Konseptual 3.11.1

Prosedural 3.11.2 3.1.3

3.11.4

Metakognitif

A. Rambu-Rambu
1. Karakteristik Peserta didik
a. Siswa SMA Adhyaksa 1 Jambi merupakan siswa yang berasal dari tingkat
kognitif menengah kebawah sehingga materi yang disajikan harus runtut dan
mudah dipahami oleh siswa
b. Siswa sangat menyukai pembelajaran menggunakan gambar, audio visual yang
sangat membantu mereka untuk memahami suatu materi
c. Siswa sering lupa dengan materi sebelumnya seperti persamaan reaksi,
menghitung konsentrasi dan pH yang sangat berguna untuk mendukung
pembelajaran ini.
2. Karakteristik Materi
Materi titrasi asam basa ini memungkinkan siswa untuk mempelajari dan
mengingat kembali materi berikut ini agar mudah dipahami:
a. Asam dan Basa
b. Persamaan Reaksi Asam dan Basa
c. Konsentrasi Asam Basa dan Menghitung pH

B. Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menjelaskan titrasi asam basa, menentukan konsentrasi asam
atau basa dengan titrasi serta menganalisis data berbagai hasil titrasi asam basa dan
menentukan grafik titrasi asam basa menggunakan model pembelajaran problem
based learning.

C. Deskripsi Singkat Materi
Apa kabar peserta didik yang hebat? Semoga Ananda selalu sehat dan semangat dalam
kondisi apapun ya. Aamiin. Selamat berjumpa Kembali di modul pembelajaran Kimia.
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan di
laboratorium untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Oleh karena pengukuran volum
berperan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga disebut dengan analisis volumetri.
Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama kimia analitik dan perhitungannya
didasarkan pada hubungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia. Menurut Raymond Chang,
reaksi kimia yang digunakan sebagai dasar titrasi adalah (1) reaksi yang melibatkan asam
kuat dan basa kuat, (2) reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat,dan (3) reaksi
yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. Pada titrasi asam basa yang perlu diperhatikan
adalah: (a) larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya,(b) indikator
yang fungsinya untuk mengetahui titik akhir titrasi, dan (c) prosedur untuk menghitung
konsentrasi larutan yang ditentukan.

D. Petunjuk Belajar
Proses pembelajaran yang anda ikuti akan berjalan dengan lancar bila anda
mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Pelajari dan pahami peta materi yang disajikan
2. Pahamilah tujuan pembelajaran dan uraian materi pada modul ini
3. Untuk lebih memahami materi pembelajaran, bukalah semua jenis media dan
link media pembelajaran yang ada di modul ini
4. Untuk memudahkan anda mengingat kembali uraian materi, maka bacalah
rangkuman pada modul ini
5. Kerjakanlah tes yang terdapat pada modul ini untuk menguji apakah anda
sudah sampai ke tujuan pembelajaran
6. Diskusikanlah dengan teman-teman kegiatan diskusi dengan sungguh-sungguh
7. Kerjakanlah soal evaluasi untuk mengukur kompetensi secara keseluruhan

E. Peta Konsep

Kegiatan Belajar

a. Uraian Materi

Apa yang kalian pikirkan dengan gambar makanan diatas, pasti lezat ya anak-anak?
Apakah kalian sering mengkonsumsinya dengan mencampurkan sedikit cuka? Jika iya, Apakah
anda tahu kandungan pada cuka makan tersebut? Benar, kandungan dari cuka makan adalah Asam
Asetat (CH3COOH), tahukah kalian berapa jumlah asam asetat dalam cuka makan tersebut?
Bagaimana cara menentukan kadar asam asetat dalam cuka makan?

Untuk memahaminya ananda dapat melihat video pada link berikut ini:
https://youtu.be/Fm6ztzJTras

TITRASI ASAM BASA

Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang digunakan untuk
menentukan molaritas dari suatu asam basa. Reaksi kimia pada titrasi dikenakan pada
larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya dan
larutan yang sudah diketahui volumenya namun tidak diketahui konsentrasinya dan larutan
yang sudah diketahui volume dan konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut “titran”dan biasanya diletakkan dalam labu erlenmeyer, sedangkan
zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”, baik titer maupun titran biasanya berupa larutan. Penambahan
larutan standar ke dalam larutan yang dianalisis dilakukan sedikit demi sedikit sampai
terjadi reaksi sempurna yang disebut dengan “titik ekivalen”. Titik ekivalen terjadi bila
jumlah mol asam dan basa bereaksi secara stoikiometri. Saat diakhirinya proses titrasi

disebut “titik akhir titrasi” yang dapat diketahui dengan adanya perubahan warna larutan
yang dianalisis.

1. Pembuatan Larutan Standar
Untuk membuat suatu larutan standar dengan konsentarsi tertentu dapat digunakan
persamaan:

M = 1000
( )

Terlebih dahulu tentukan molaritas yang ingin dibuat, lalu tentukan volume labu ukur
yang akan digunakan dalam pembuatan larutan. Dengan mengetahui molaritas yang
diinginkan, volume larutan yang akan dibuat dan massa molekul relatif zat, maka kita
dapat menentukan berapa gram zat yang diperlukan untuk dilarutkan.

2. Pengenceran Larutan

Bila larutan terlalu pekat, baik larutan standar
maupun larutan yang dianalisis dapat
diencerkan dengan menambah sejumlah
pelarut. Tentunya dengan dilakukannya
pengenceran molaritas larutan akan berubah.
Perubahan molaritas larutan mengikuti
persamaansebagai berikut:

Gambar Peralatan Titrasi M1 x V1 = M2 x v2

M1 = Molaritas mula-mula
M2 = Molaritas setelah pengenceran
V1 = Volume larutan awal (sebelum

diencerkan)
V2 = Volume akhir setelah ditambah

Pelarut (setelah diencerkan)

3. Penentuan Konsentrasi Zat yang Dianalisis
Sebelum perhitungan, kita harus mengetahui reaksi yang terjadi antara asam dan basa
yang digunakan dalam titrasi dan persamaan reaksi harus stoikiometri. Pada titik
ekivalen, perbandingan mol untuk setiap zat yang terlibat reaksi dapat diketahui dari
persamaan reaksi tersebut, di mana:

Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan jumlah mol zat yang
terlibat dalam reaksi.

Contoh Soal

Hitunglah volume pelarut yang harus ditambahkan jika 100 mL larutan KOH 0,1 M

diencerkan sehingga konsentrasinya menjadi 0,01 M ?

Penyelesaian

Diketahui:

V1 KOH = 100 ml

M1 KOH = 0,1 M

M2 KOH = 0,01 M

Ditanya: V2?

Maka :

M1 x V1 = M2 x V2

0,1 M x 100 ml = 0,01 M x V2

0 1 100 = 1000 mL atau 1 L
V2 = 0 01

4.Proses Titrasi Asam Basa

Untuk melakukan titrasi asam basa, diperlukan beberapa peralatan sebagai berikut :

Perangkat atau alat titrasi asam basa seperti yang tertera pada gambar selain itu ada-ada
alat-alat lain untuk melakukan titrasi. Larutan yang akan dititrasi ditempatkan di dalam
labu erlenmeyer. Beberapa indikator diteteskan ke dalam larutan tersebut. Buret diisi
oleh larutan standar, perlahan-lahan diteteskan ke dalam larutan yang dititrasi sampai
indikator berubah warna.
Indikator yang dipilih sebaiknya yang berubah warna tepat pada titik ekivalen. Titik
ekivalen adalah titik dimana sejumlah mol larutan asam tepat bereaksi dengan larutan
basa. Titik dimana indikator merubah warna sehingga reaksi berhenti disebut titik akhir
titrasi. Idealnya titik akhir bertepatan dengan titik ekivalen. Indikator fenolftalein tidak
berwarna dalam larutan asam dan berwarnamerah keunguan dalam larutan basa. Dalam
suatu reaksi dimana larutan basa ditambahkan pada asam, fenolftalein biasa digunakan
sebagai indikator. Titikakhir ditandai dengan adanya semburat warna merah muda yang

muncul paling cepat setelah 15 detik larutan yang direaksikan dalam erlenmeyer.
Cara menghitung konsentrasi larutan titran atau titer dari data titrasi adalah sebagai
berikut. Pada saat titik akhir titrasi atau saat indikator fenolftalein berubahwarna yaitu pH
= 7, akan dicapai titik ekivalen, maka : Mol H+ = mol OH- ,Oleh karena mol zat =
volum larutan x molaritas, sehingga:

a x = b x

Catatan:
a = valensi asam
b = valensi basa
V = volum
M = molaritas

Misalkan pada suatu percobaan titrasi didapat data sebagai berikut.
Tabel 1. Volume Titran dan Titer pada suatu titrasi asam basa

No Volume HCl(mL) Volume NaOH (mL)
1 20
2 20 50 38,35
3 20
38,35 26,75

26,75 15,14

Untuk menghitung konsentrasi HCl dilakukan dengan cara:

Volume NaOH:
Pada percobaan 1: 50 mL - 38,35 mL = 11,65 mL
Pada percobaan 2: 38,35 mL – 26,75 mL = 11,60 mL
Pada percobaan 3: 26,75 mL – 15,14 mL = 11,61 mL
Volum NaOH rata-rata = 11,62 mL
a .Vasam . Masam = b. Vbasa . Mbasa

1 .20 mL. Masam = 1 . 11,62 mL. 0,1 M
Masam = 0,0581 M .
Jadi konsentrasi HCl= 0,058 M

5. Kurva Titrasi

Bila suatu asam dititrasi dengan basa tetes demi tetes, maka pH asam akan naik
seiring dengan penambahan jumlah basa tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila
suatu basa dititrasi dengan asam tetes demi tetes, pH basa tersebut akan turun seiring
dengan penambahan jumlah asam tersebut. Apabila perubahan jumlah larutan standar
yang ditambahkan dihubungkan dengan perubahan pH-nya, akan diperoleh grafik
dengan pola tertentu yang disebut kurva titrasi.
Kurva titrasi menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang
ditambahkan pada saat titrasi. Pada kurva ini dapat dilihat titik ekivalen dari reaksi
asam-basa pada titrasi.
Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang
berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada
kekuatan asam dan basa yang direaksikan.



6. Indikator Titrasi Asam Basa
Indikator yang biasa digunakan merupakan asam lemah atau basa lemah. Misalkan
kita memiliki indikator asam lemah yang kita lambangkan dengan Hind – dimana
"Ind" adalah bagian indikator yang terlepas dari ion hidrogen: Karena bersifat asam
lemah, maka indikator memiliki Ka untuk indikator disebut Kind. Pikirkanlah apa
yang terjadi pada setengah reaksi selama terjadinya perubahan warna. Pada titik ini
konsentrasi asam dan ionnya adalah sebanding. Pada kasus tersebut, keduanya akan
menghapuskan ungkapan Kind. Anda dapat menggunakan hal ini untuk menentukan
pH pada titik reaksi searah. Jika anda menyusun ulang persamaan yang terakhir pada
bagian sebelah kiri, dan kemudian mengubahnya pada pH dan pKind, Anda akan
memperoleh

[H+] = Kind pH = pKind

Hal itu berarti bahwa pH dimana indikator berubah warna sama dengan harga pKind.
Titik akhir untuk indikator bergantung seluruhnya pada harga pKind seperti pada
tabel berikut.
Tabel 3 Trayek pH beberapa indikator

Warna Trayek
pH
Indikator Asam Basa pKind
3,2 – 4,4
Metil Jingga merah kuning 3,7 3,8 – 5,4
Bromoserol Hijau 4,7 4,8 – 6,0
Metil Merah kuning biru 5,1 6,0 – 7,6
Bromtimol Biru 7,0 6,8 – 8,4
Fenol Merah kuning merah 7,9 8,2 – 10,0
Fenolptalein 9,4
kuning biru

kuning merah

Tidak berwarna pink

Berikut ini perubahan warna indikator pada setiap pH disajikan dalam tabelberikut.

Tabel 3 Perubahan Warna Indikator dan Trayek pH

Indikator Perubahan Warna
Fenolftalein

 Tipe: HIn + H2O In- + H3O+
 pK: 9,5
 Trayek pH: 8,0 – 9,8
 Warna pada pH rendah : tidak berwarna
 Warna pada pH tinggi : merah-violet

Metil Jingga

 Tipe : InH+ + H2O In + H3O+
 pK: 3.46

Indikator Perubahan Warna
Metil Merah  Trayek pH: 3,1 – 4,4
 Warna pada pH rendah : merah
 Warna pada pH tinggi : oranye-kuning

 Tipe: InH+ + H2O In + H3O+
 pK: 5,00
 Trayek pH: 4,4 – 6,2
 Warna pada pH rendah : merah
 Warna pada pH tinggi : kuning

Bromtimol Biru

 Nama Lain: 3',3''-dibromothymolsulfonephtalein
 Tipe : HIn + H2O In- + H3O+
 pK : 7,30
 Trayek pH: 6,0 – 7,6
 Warna pada pH rendah : kuning
 Warna pada pH tinggi : biru

Dari semua indikator-indikator tersebut, hanya beberapa indikator yang biasa
digunakan untuk menentukan larutan termasuk asam, basa, atau netral, seperti
fenolftalein, metil jingga, metil merah, dan fenol merah. Hal ini disebabkan karena
kemudahan mendapatkannya, ekonomis, dan akurat.

7. Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa
Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun.Sebaliknya,
jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH
larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam
yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva
titrasi menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau
sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada
kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
A. Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M
sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH
selama titrasi tersebut.

Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:

Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, perubahan pH drastis terjadi sekitar
titik ekivalen pH titik ekivalen = 7 (netral).

Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun,
yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein
yang lebih mudah diamati.

Perhitungan perubahan pH :
Reaksi yang terjadi sebagai berikut : HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(aq)

 Sebelum penambahan larutan NaOH
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas, sebelum NaOH
ditambahkan pH = 1,
40 mL HCl 0,1 M
[H+] = [HCl] = 0,1 M
pH Awal = –log [H+]
pH Awal = –log (0,1) = 1

pH Awal = 1
 Setelah penambahan 10 ml NaOH (sebelum mencapai titik ekivalen) pH menjadi1,22.

Perhitungannya :
Hitung sisa jumlah asam kuat HCl yang belum dinetralkanbasa kuat NaOH.

[HCl] sisa = ℎ



= . − .

+

= 40.0,1−10.0,1

50

= 3 / 50 = 0,06 M
pH = – log [H+]

= - log 0,06 = 2 –log 6 = 2-0,778 = 1,22
 Pada saat titik ekivalen , pH = 7 bersifat netral.

Va . Ma = Vb . Mb
40. 0,1 = 40 . 0,1
4 mmol = 4 mmol
Titik ekuivalen ini adalah ketika jumlah asam kuat sebanding dengan jumlah basa kuat
dan oleh karenanya pH netral atau pH sama dengan 7.
Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit
kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).
Reaksi hidrolisisnya :
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → tidak bereaksi
Cl- (aq) + H2O(l) → tidak bereaksi

 Penambahan 50 mL larutan NaOH 0,1 M (Setelah mencapai titik ekivalen),pH
= 12.
Hitung sisa jumlah basa kuat NaOH setelah digunakan menetralkan asam kuatHCl.
[NaOH] sisa = ( Jumlah NaOH sisa)/(Volume Campuran)

= . − 1.

+

= 50.0,1−40.0,1

50+40

= 1 / 90 = 0,01M

pOH = – log [OH-]
= - log 0,01 = 2

pH = 14 – 2 = 12

Contoh Soal

Misal 50 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi dengan NaOH 0,1 M (basa kuat).

Perubahan pH dapat dihitung sebagai berikut:
- Sebelum dititrasi, dalam larutan hanya terdapat HCl sehingga [H+] = [HCl]dan

pH = -log [H+].
- Sebelum titik ekivalen, masih terdapat sisa HCl sehingga [H+] = [HCl]sisa dan

pH = -log [H+].
- Tepat ekivalen [H+] = [OH-] = 10-7 sehingga pH = 7.
- Setelah titik ekivalen, terdapat kelebihan NaOH sehingga [OH-] = [NaOH]sisa,

pOH = -log [OH-] dan pH = 14 – pOH

- Reaksi yang terjadi :

HCl + NaOH NaCl + H2O

HCl NaOH Jumlah moL dalam Vt
larutan (mL)
[HCL] [NaOH] [NaCl] p
V V H
(mL) mmol (mL) Mmol HCl NaOH NaCl
50 1.00
50 5.0 - - 5.0 - - 50 0.100 - - 1.18
50 5.0 10 1.0 4.0 - 1.0 1.60
50 5.0 30 3.0 2.0 - 3.0 60 0.067 - 0.017 1.95
50 5.0 40 4.0 1.0 - 4.0 2.28
50 5.0 45 4.5 0.5 - 4.5 80 0.025 - 0.038 7.00
50 5.0 50 5.0 - - 5.0 11.68
50 5.0 55 5.5 - 0.5 5.0 90 0.011 - 0.044 12.22
50 5.0 70 7.0 - 2.0 5.0 12.46
50 5.0 90 9.0 - 4.0 5.0 95 0.005 - 0.047 12.52
5.0 100 10 - 5.0 5.0
100 - - 0.050

105 - 0.005 0.048

120 - 0.017 0.042

140 - 0.029 0.036

150 - 0.033 0.033

pH Kurva titrasinya (yakni grafik pH versus volume NaOH 0,1 M) adalah :

14
12
10
8
6
4
2
0

Volume NaOH 0,1 M

TES FORMATIF
1. Perhatikan data hasil titrasi antara Ba(OH)2 dengan larutan asam asetat 0,15 M

berikut!

Percobaan Volume Ba(OH)2 Volume CH3COOH 0,15
1 30 mL M

39,8 mL

2 30 mL 40,0 mL

3 30 mL 40,2 mL

Berdasarkan data tersebut, massa Ba(OH)2 yang bereaksi adalah ....
(Ar Ba = 56 gram. mol-1 ; O = 16 gram. mol-1 ; H = 1 gram. mol-1)
A. 0,54 gram
B. 0,30 gram
C. 0,27 gram
D. 0,15 gram
E. 0,10 gram
2. Perhatikan gambar titrasi berikut!

Sebanyak 25 mL H2SO4 (Mr = 98) dititrasi dengan 50 mL NaOH 0,1 M menggunakan
indikator fenolftalein sampai mencapai titik akhir titrasi. Massa H2SO4 dalam 25 mL
larutan H2SO4 yang dititrasi adalah ....

A. 75 mg
B. 125 mg

C. 245 mg

D. 450 mg

E. 650 mg
3. Perhatikan trayek pH indikator berikut !

Indikator Trayek pH

Methyl orange 3,1 – 4,4

Phenolftalin 8,0 – 9,8

Bromthymol blue 6,0 – 7,6

Berdasarkan grafik tersebut, pasangan larutan asam basa dan indikator yang
digunakan pada titrasi tersebut adalah....

A. larutan CH3COOH dititrasi oleh larutan NaOH dengan indikator bromthymol
blue

B. larutan CH3COOH dititrasi oleh larutan NH4OH dengan indikator phenolftalein
C. larutan CH3COOH dititrasi oleh larutan NaOH dengan indikator methyl orange
D. larutan HCl dititrasi oleh larutan NaOH dengan indikator phenolftalein
E. larutan HCl dititrasi oleh larutan NH4OH dengan indikator phenolftalein


Click to View FlipBook Version