The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by luluktiyas87, 2021-08-05 01:12:19

Apel Ajaib

Apel Ajaib

Listoman Tanjung

Apel
Ajaib

www.anakrajin.com

Cerita
Anak

Apel Ajaib

Cerita
Anak

Penulis Cerita : Listoman Tanjung
Ilustrator : Dede Rahmat
Tataletak : Gie

Cerita ini fiktif, hanya imajinasi penulis belaka. Jika ada
kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun
cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada
unsur kesengajaan.

© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari www.anakrajin.com.

Pertama kali di terbitkan oleh :
www.anakrajin.com

Cika berjalan gontai di bawah terik sinar
matahari. Wajahnya pucat dan badannya
sangat lemah, sejak tadi malam dia belum
makan apapun. Anak yatim piatu ini rela
menahan lapar asal tidak mencuri. Cika
memang dikenal rajin dan suka menolong.

1© www.anakrajin.com

Cika menghentikan langkahnya. Matanya
tak berkedip menatap sebuah apel yang
tergolek di pinggir jalan. Kondisi apel ini su-
dah agak membusuk tapi terlihat lezat di-
matanya yang sedang lapar.

2 © www.anakrajin.com

Gadis kecil ini langsung menjulurkan
tangannya untuk mengambil apel. Belum
sempat tangannya menyetuh apel,
seekor semut muncul dari dalam apel dan
langsung berkata lantang “Hei ini apelku,
aku yang lebih dulu menemukannya.”

3© www.anakrajin.com

Cika sangat kaget, tak menyangka apel
itu milik semut. “Bagilah sedikit apel itu
untukku, bukankah apel itu terlalu besar
untukmu?” pinta Cika kepada semut.
“Tidak bisa, apel ini bukan hanya untukku
sendiri tapi untuk semua keluargaku.” balas
semut tegas.

4 © www.anakrajin.com

Belum sempat Cika membalas kata-kata
semut, tiba-tiba buah apel itu bergoyang
keras dan terdengar suara parau “Tanam
aku..ayo tanam aku”. Cika dan semut
kaget, mereka saling pandang dan
serentak melangkah mundur menjauhi
apel.

5© www.anakrajin.com

“Tanam aku..ayo tanam aku” suara itu
kembali terdengar dan semakin keras. Cika
dan semut berunding, mereka sepakat
untuk melaksanakan permintaan apel.
Mereka menanam apel di depan sebuah
gubuk kosong. Cika dan semut bermalam
di gubuk itu, mereka penasaran menanti
apa yang akan terjadi selanjutnya.

6 © www.anakrajin.com

Besok paginya, Cika dan semut tak
percaya dengan apa yang mereka lihat.
Apel yg baru mereka tanam kemarin sudah
tumbuh menjadi pohon apel setinggi satu
meter.

7© www.anakrajin.com

Pertumbuhan pohon apel itu semakin hari
semakin pesat, hanya dalam waktu dua
minggu pohon apel sudah menjadi pohon
besar yang rindang dan lebat buahnya.

8 © www.anakrajin.com

Pohon apel itu tidak pernah berhenti ber-
buah. Buahnya tidak habis dimakan Cika
dan semut. Setiap hari mereka pergi ke
pasar menjual apel.

9© www.anakrajin.com

Orang-orang di pasar sangat suka membeli
buah apel Cika karena disamping buahnya
besar juga rasanya sangat manis dan
lezat. Berapa banyakpun buah apel yang
mereka bawa ke pasar pasti habis terjual.

10 © www.anakrajin.com

Dari hasil penjualan buah apel itu, Cika dan
semut bisa hidup makmur. Tapi Cika tidak
sombong, ia tetap menjadi anak yang
jujur dan suka menolong. Sebagian dari
hasil penjualan apel ia sumbangkan untuk
membantu kesejahteraan anak-anak yatim
piatu.

11© www.anakrajin.com


Click to View FlipBook Version