The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wahyu Widiowati, 2024-02-16 20:17:44

Antologi Puisi

Kumpulan puisi-puisi.

Keywords: #puisi

i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberi kemudahan menyelesaikan menulis puisi – puisi dalam buku ini. Adapun maksud penyusunan karya tulis ini adalah untuk meningkatkan kreativitas penulis dalam menulis karya sastra, khususnya puisi. Rasa terimakasih kami kepada keluarga besar SD Negeri 01 Krompeng Kecamatan Talun Kabupaten dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu. Penulis berharap buku kumpulan puisi ini dapat menambah perbendaharaan sastra budaya dan menjadi motivasi para pembaca untuk mengapresiasi karya seni dan membangkitkan semangat para pembaca. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Pekalongan, Februari 2021 Penulis, Wahyu Widiowati, S.Pd. SD Nip. 19861113 200801 2 002


ii DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………………………………………………………………................ i Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………………………….. ii Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii Jendela Kebencian ……………………………………………………………………………………………………………………………..` 1 Teruntuk Anakku ……………………………………………………………………………………………………………………………….. 2 Menunggu Kemarau Dimusim Hujan ………………………………………………………………………………………………….. 3 Luka Membiru ……………………………………………………………………………………………………………………………………. 4 Iklas Tak Bertepi ………………………………………………………………………………………………………………………………… 5 Nistakah Aku …………………………………………………………………………………………………………………………………….. 6 Patung yang bernyawa ………………………………………………………………………………………………………………………. 7 Mengikat Awan Hitam ……………………………………………………………………………………………………………………….. 8 Hantaran Rindu …………………………………………………………………………………………………………………………………. 9 Jeritan Kalbu ……………………………………………………………………………………………………………………………………… 10 Darah Tak Lagi Memerah ………………………………………………………………………………………………………………….. 11 Angin menghanyutkan kenangan ……………………………………………………………………………………………………… 12 Bangku Kosong ………………………………………………………………………………………………………………………………….. 13 Gunung Tinggi …………………………………………………………………………………………………………………………………. 14 Hamparan Sawah yang Indah ……………………………………………………………………………………………………………. 15 Barisan Butir Pasir Di Pantai ……………………………………………………………………………………………………………… 16 Doa ibu dermaga kesuksesan …………………………………………………………………………………………………………….. 17 Harapan kelam …………………………………………………………………………………………………………………………………... 18 Desaku nan permai ……………………………………………………………………………………………………………………………. 19 Alam anugerah Tuhan ………………………………………………………………………………………………………………………… 20


iii Malaikat – malaikat kecilku ……………………………………………………………………………………………………………………..21 Harapan sang peri kecil ……………………………………………………………………………………………………………………………22


1 Jendela Kebencian Daun – daun kemunafikan Alunan aroma amarah Bercampur dalam sebuah kuali pertalian Butiran – butiran warna menyatu dalam sebuah relasi Mungkin kau akan hilang selamanya Canda tawa terkikis derasnya ombak samudra penghianatan Kemunafikan tergambar dalam tiap senyum manis mu Kepura – puraan rasa tergambar dalam detak langkah mu Selamat tinggal ikhwan Keping – keping runtuhan hati akan terbungkus rapi Yang mampu bergerak Dengan rasa yang tergeletak


2 Teruntuk Anakku Dalam doa Disetiap sujudku Menembus batas langit Membelah hamparan samudra Menukik tajam gelombang kehidupan Berharap Tuhan menjagamu Memohon perisai yang kokoh untukmu Agar mampu menggapai tiap mimpi dalam sanubari Ya Tuhan Lindungilah dia dalam teduh kurnia-Mu Titiskan kebesaran jiwa agar membuatnya lebih bermakna Berikan kemuliaan budi agar membuatnya lebih berarti


3 Menunggu Kemarau Dimusim Hujan Selamat malam jiwa – jiwa yang sepi Yang menanti tiada pasti Yang tersungkur dan hamper mati Yang pura – pura tersenyum dalam luka hati Tidurlah.. Malam ini bintang tak bersinar Tertutup rasa yang telah padam Oleh impian dan harapan Menunggu kemarau dimusim hujan


4 Luka Membiru Ada yang lebih membiru selain pilu Dihari itu semua sendu Kembali kelabu Dalam luka yang membiru Tatapan layu memandang api Perlahan akan mati Seakan- akan rasa ini masih sakti Dari segala hal yang menyakiti


5 Iklas Tak Bertepi Akan ku pungut serpihan luka Tersimpan dalam baja bejana cinta Agar tak lagi ada genang luka Mengingatkan ku pada dirinya Aku ikhlas Asal kau bahagia Berlarilah turuti alunan langkah hatimu Berbait- bait doa untukmu Dalam tiap sujudku Biarlah air mata menghujani Namun hati ini ikhlas tak pertepi


6 Nistakah Aku Lelah kaki ini melangkah Menapak lembah, bukit dan mengarungi samudra Tawa, sedih dan air mata terkemas dan terpatri Bahagia pun tak kunjung datang Apa hendak dikata Ombak tak lagi setia pada lautnya Matahari enggan menyapa Rembulan tak lagi tersenyum Apa lagi sang bintang yang pergi entah kemana Mungkin mereka malu dengan kenyataan Benci pada kenistaan ku Hingga semua berpaling Terlalu nistakah aku dimatamu Hingga engkau tak lagi mau bersama


7 Patung yang bernyawa Ukir namamu seindah puisi Tak kan ku tangisi Walau sebutir air mata Tak kan lagi ada nyanyian Senandung mengantarkan aku pada keadaan Andai waktu dapat kuputar Tak kan ku ukir namamu di hati Tak kana da syair – syair nyanyian menghiasi waktu Kau yang kini patung yang bernyawa Tiada sebutir keping hati yang tersisa untukku Demi menuruti Alur tatapan hidup mu


8 Mengikat Awan Hitam Terlalu larut dalam keheningan Rasa yang tak mampu kulikaskan Hanya bayanganmu yang terngiang Selalu ada dalam ingatan Namun apa daya Akan bayangan kelam yang mengharuskan Mengikat awan hitam Jeritan malam itu tak lagi kau hiraukan Amarah setinggi awan Tak mampu terbendungkan Hanya tangisan yang mampu kulakukan


9 Hantaran Rindu Andai aku punya sayap Aku akan terbang Ku bawa semua kerinduan Tanpa ada yang menghalangi Andai aku air Kuhanyutkan semua rasa rindu ini Dari rasa yang amat tinggi Tanpa ada yang menghalangi Andai aku api Akan ku bakar haling rintang ini Hingga jadi abu Hantaran rindu


10 Jeritan Kalbu Suara dalam kalbu dan irama lagu Tiap alunan nada mengingatkan ku pada mu Tak kuat rasanya memendam rasa yang terlalu Kini ku harus sabar menunggu Tentang sebuah waktu Tentang jeritan kalbu Tentang harapan palsu Yang menggores relung – relung hatiku Berharap Tuhan mengizinkan ku Bertemu dalam sebuah ikatan Berharap waktu berpihak padaku Hingga janji suci terucap dalam sebuah catatan


11 Darah Tak Lagi Memerah Bara api ambisi hanyutkan hati Menyulut kegelisahan Menyilaukan tatapan dunia Irama langkah ibarat hembusan angina Membangunkan dari sebuah mimpi Sadar tentang sebuah makna penghianatan Aku terdiam dari pembekuan Jemariku mulai menari Memainkan sebuah pena Ingin ku tuang semua rasa Tapi .. Apalah daya Darah ini tak lagi memerah Bersama rasa yang teramat dalam Hanya mampu mengintip malu Didalam peraduan


12 Angin menghanyutkan kenangan Semilir angin menghanyutkan hati Menembus sukma terdalam Membawaku dalam lamunan Mengusik lembaran kenangan Angin .. Rindu ini tak lagi ku genggam Yang sempat ku kunci Angin .. Kau bawa aku melayang Mengingatkan sebuah kenangan Dimasa lampau yang tak mungkin terulang Angin .. Disaat jenuh mulai penuh Aku terjatuh jiwaku lusuh Sesal didada sesak terasa Tanpa ragu mengikat raga


13 Bangku Kosong Tatapan sayu menyapu kalbu Berjejer bangku kosong Berbaris rapi Seakan – akan menyimpan pesan Tentang sebuah kerinduan Suara riang sang pejuang pengetahuan Yang kini terdiam dalam penantian Menunggu sang surya bersinar Dan mengusir kegelapan sebuah pandemi Untuk kembali memberi arwah dalam kesunyian bangku bamgku yang kosong


14 Gunung tinggi Kegagahan menyelimutimu Menjulang tinggi menembus awan Menjadikan terkesima semua insan Teramat indah saat dipandang Aku ingin mendaki Hingga ke puncak tertinggi Tak perduli terjalnya jalan ini Kutapakkan langkah yang pasti Hingga awan yang indah dapat kunikmati


15 Hamparan Sawah yang Indah Ku pandang luas membentang Hamparan sawah indah yang menghijau Tempat para petani Menanam benih padi Keindahan yang tak terkira Anugerah Tuhan yang Maha Esa Bersyukur kita semua Atas alam yang indah atas ciptaan_Nya


16 Barisan Butir Pasir Di Pantai Apa yang membuatku ingin kembali? Butiran pasir berbaris rapi Ombak bersautan seolah – olah saling menyapa Menciptakan kedamaian ditiap sudut kerinduan Itulah keindahanmu Itulah nyanyain alam Itulah lukisan alam Terasa sangat mententramkan Birunya laut dan merdunya suara ombak Mengundang kerinduan untuk kembali Menikmati ciptaan_Mu yang tak terganti Dalam hati hanya dapat berbisik terimaksih Tuhan Kenikmatan ini semoga terus berulang


17 Doaibu dermaga kesuksesan Hati ini begutu menggebu Tiap ku dengar nasihat ibu Rangakain kata – kata merona hatiku Alur ritmik yang mampu memerahkan telinga Jiwaku menggebu – gebu terharu Butiran air mata dalam tiap sujudmu Memecahkan keheningan malam Semua harapan terangkai dalam bait – bait sebuah doa Demi seoarang anak yang tak mampu membalas Samudera kebaikan kau berikan padaku Hingga tak tersisa setes pun dalam tubuh lembutmu Semua mengalir dalam ragaku Doa .. Doamu lah yang mengantarkan ku dalam dermaga kehidupan yang penuh tantangan Hingga aku mampu berlabuh dalam kesuksesan


18 Harapan kelam Malam tanpa bintang Hamparan kegelapan yang mencekam Diantara luka yang berhamburan Mengaburkan pandangan Tentang sebuah harapan yang kelam


19 Desaku nan permai Indahnya alam desaku Terasa begitu damai Sawah luas membentang Pohon tumbuh di lading Angina semilir sangat perlahan Menggendong sejuk ke penjuru alam Desa kecilku nan permai Disinilah sejuta kenangan ku dapatkan sejak aku dilahirkan


20 Alam anugerah Tuhan Alam begitu indah Membentang luas tak terkira Gunung, pantai hingga sawah Sangat elok dipandang mata Gunung yang menjulang Pantai yang berombak Sawah yang sangat permai Adalah anugerah dari Tuhan


21 Malaikat – malaikat kecilku Ditengah sunyinya malam Terdengar getar sebuah pesan Dari sang malaikat – malaikat kecilku Yang sedang merindu Rangkaian kata – kata terukir dalam sebuah doa Teruntuk gurunya yang tak lagi bertegur sapa secara nyata Dalam batin penuh luka aku berkata Ya Allah semoga kami segera bertatap muka Dalam cahaya kemenangan dari sebuah kegelapan Dimasa wabah yang sedang melanda


22 Harapan sang peri kecil Ditengah redupnya penantian Sebuah harapan besar tersimpan Yang hanya dapat diungkapkan dalam sebuah pesan Berharap sebuah penantian akan teriyakan Oleh semesta yang sedang enggan


23 BIODATA PENULIS Nama : Wahyu Widiowati, S.Pd. SD Nip : 19861113 200801 2 002 Unit Kerja : SD Negeri 01 Krompeng , Kec Talun , Kab Pekalongan Mahasiswa S2 Pascasarjana Pendas UPGRIS Alamat Rumah : Rt 02/ Rw : 02 Desa Kalirejo, Kec Talun , Kab Pekalongan 51192 No Hp : 081578011988


Click to View FlipBook Version