DI SUSUN OLEH :
WAN AZURA
KOLOID i
Kata Pengantar
Pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada
mayarakat yang karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak
berkesempatan mengikuti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal.
Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013
pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan peraturan Mendikbud No.24
tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan
adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing
kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi
yang dipelajari. Kegiatan pembelajaran mengarah kepada era revolusi 4.0 dengan
pemanfaatan teknologi digital. Salah satu pemanfaatan teknologi yaitu pengembangan
e-modul dengan menggunakan aplikasi software yang tersedia, sehingga siswa mudah
mengakses informasi secara bebas. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut
menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan
dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Konsekuensi dari sistem tersebut adalah
perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan
siswa untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandirzi. Sehingga
penulis berinisiatif untuk menulis modul berbasis digital Puji penulis ucapkan terima
kasih atas kehadiran Allah SWT, atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan E-
Modul Koloid Berbasis SETS dengan Model PjBL dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Albinus Silalahi, MS. dan Bapak
Moondra Zubir, Ph.D yang telah memberi saran dan masukan dalam pengembangan e-
modul ini sehingga layak untuk digunakan.
Dalam penyusunan E-Modul Biokimia Karbohidrat ini masih ada banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima semua saran dan kritik yang
membangun sehingga panduan ini akan lebih bermanfaat.
Medan, April 2021
Penulis
KOLOID ii
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Petunjuk Penggunaan Modul........................................................................................... iii
Kemampuan yang Diharapkan ........................................................................................ iii
Peta Konsep ...................................................................................................................... 1
Pengantar Modul Berbasis Sets ........................................................................................ 2
A. Pengertian Sistem Koloid.......................................................................................... 3
B. Jenis Koloid............................................................................................................... 5
C. Sifat Koloid ............................................................................................................... 7
D. Pembuatan Koloid ................................................................................................... 15
E. Peranan Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari ...................................................... 17
Rangkuman..................................................................................................................... 22
Tugas Proyek Berbasis SETS ......................................................................................... 22
Evaluasi Materi Koloid................................................................................................... 24
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 33
KOLOID iii
Petunjuk Penggunaan Modul
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan e-modul koloid sebagai berikut :
1. Buka link yang telah diberikan kepada anda. Anda bisa mengakses e-modul melalui
laptop dan android.
2. E-modul hanya dapat di akses apabila anda sudah terkoneksi dengan internet.
3. E-modul ini membahas tentang koloid dalam kehidupan sehari-hari. Dalam modul
ini akan dibahas komponen dan pengelompokkan sistem koloid, sifat, dan
pembuatan sistem koloid serta koloid di sekitar kita.
4. Membaca uraian materi yanf disajikan pada e-modul dengan cermat, tekun dan
sabar. Anda bisa melihat ilustrasi gambar, mendengarkan video pembelajaran,
membuka power point, dan membaca info penting yang telah dimuat pada e-modul.
5. Setelah pembahasan uraian materi, ada penugasan soal latihan untuk melatih anda
berpikir tingkat tinggi yang dapat diakses melalui google form.
6. Merancang percobaan berdasarkan permasalahan yang diberikan kepada anda
terkait materi koloid
7. Setelah masalah tersebut anda selesaikan, anda memberikan informasi yang anda
miliki kepada orang lain agar lebih bermanfaat.
8. Selamat membaca dan mempelajari e-modul ini.
Kemampuan yang diharapkan
1. Menganalisis larutan, utuk membedakan larutan, koloid dan suspense.
2. Menjelaskan jenis koloid dan sifat – sifat koloid
3. Menghubungkan sistem koloid dengan sifat –sifatnya
4. Membedakan koloid Liofob dan koloid hidrofob
5. Menjelaskan pemurnian koloid, pembuatan koloid, dan peranannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Melakukan percobaan pembuatan makanan atau produk lain berupa koloid
KOLOID 1
PETA KONSEP
KOLOID 2
Pengantar Modul
Berbasis SETS
Pada saat pulang sekolah dan masuk ke rumah, kita
melihat cahaya masuk dari jendela dan terlihat partikel debu,
setelah itu kita bergegas untuk mandi karena merasa lelah
seharian, kita mandi menggunakan sabun. Lalu kita membuka womantalk.com
kulkas dan terlihat agar-agar rasa coklat yang menggugah
selera dan salad buah. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita sudah
berhubungan dengan produk atau fenomena yang berkaitan
dengan sistem koloid. Apa itu sistem koloid?
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua sehatq.com
zat atau lebih dimana partikel-partikel zat berukuran koloid
tersebar merata dalam zat lain. Sistem koloid berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari. Cairan tubuh, bahan makanan,
obat, dan bahan kosmetik. Karena sistem koloid sangat Resepkoki.id
berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari , kita harus
mempelajari dengan cermat dan bisa berbagi kepada orange lain atau masyarakat
untuk menambah informasi terkait aplikasi dari pembelajaran sains yang terdapat di
lingkungan dan sosial.
Pada modul ini dibahas bagaimana membedakan larutan, koloid dan
suspense, komponen dan pengelompokan sistem koloid, sifat, pembuatan sistem
koloid dan koloid di sekitar kita.
KOLOID 3
A. Pengertian Sistem Koloid
Larutan adalah campuran yang homogeny antara zat terlarut dan pelarut.
Contohnya gula yang dilarutkan dalam air, molekul molekul gula terbagi sama rata
dalam molekul air, hal ini dapat dilihat dengan mengarahkan sorotan lampu senter
kearah larutan ternyata cahaya diteruskan (transparan) dan berkas cahaya tidak
kelihatan. Bagaimana kalau susu dilarutkan
dalam air?
Gambar 1. Perbedaan larutan, koloid, dan Gambar 2. Efek tyndall
suspensi Sumber : abornoc.blogspot.com
Sumber : virtualedukasi.com
Ostwald pada tahun 1907 mengemukakan istilah sistem terdispersi dan medium
pendispersi berupa zat terlaut dan pelarut. Sistem koloid adalah suatu campuran
heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partil zat yang berukuran koloid
(fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Sistem koloid
merupakan sistem disperse, contoh lainya larutan sejati dan suspense. Larutan
merupakn sistem disperse yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat
dibedakan antara partikel disperse dan pendispersi. Sedangkan suspense merupakan
sistem disperse dengan partikel berukuran besar dan terbentuk endapan. Berikut
perbedaan larutan, koloid dan suspense pada Tabel 1 :
Pembeda Larutan Koloid Suspensi
Jumlah Fasa 1 fasa 2 fasa 2 fasa
Distribusi Partikel
Kejernihan Homogen Heterogen Heterogen
Penyaringan
Kestabilan Jernih Keruh Keruh
Ukuran partikel
Tidak bisa disaring Penyaring ultra Bisa disaring
stabil Stabil Tidak stabil
< 10-7 cm. 10-7 - 10-5 cm. > 10-5cm.
KOLOID 4
Identifikasi Masalah
Setiap pagi kita minum susu untuk pertumbuhan tulang dan otak. Pada siang hari, kita
melihat penjual es campur menambahkan air gula agar rasa es campur manis alami.
Malam nya ayah meminta kita untuk membuat kopi. Coba analisis ketiga sampel di atas,
apakah perbedaannya dan kategorikan!
Yuk klik video
di bawah ini
https://youtu.be/QLjMB2YSgwQ
KOLOID 5
B. Jenis Koloid
Pada sistem koloid zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (zat yang jumlahnya
sedikit), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pendispersi (medium
pendispersi). Sistem koloid terdiri dari 2 fasa yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi.
Fasa terdispersi ataupun pendispersi dapat berupa padat, cair, ataupun gas. Berdasarkan
fasa terdispersi dan pendispersi maka koloid dapat dibagi menjadi 8 jenis disajikan pada
Tabel 2 :
Tabel 2. Jenis Koloid
No Fasa Fasa Jenis/nama Contoh
terdispersi Pendispersi koloid
1 Padat padat Sol padat Paduan logam dan kaca
2 Padat cair Sol Cat, pasta gigi,kanji, agar-
agar dan sol emas
3 Padat Gas Aerosol padat Asap dan debu
4 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, dan mutiara
5 Cair Cair Emulsi Santan, es krim, dan susu
6 Cair Gas Aerosol cair Awan, kabut, dan hair spray
7 Gas Padat Busa padat Batu apung dan karet busa
8 Gas Cair Buih Buih sabun dank rim kocok
Dari delapan jenis koloid tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
1. Sol: koloid yang mempunyai fase terdispersi padat
a. Sol padat : terdispersi padat dan pendispersi
padat seperti emas dan kaca berwarna
b. Sol cair: terdispersi padat dan pendispersi cair
(istilah yang lebih dikenal dengan sol).
c. Sol gas: terdispersi padat dan pendispersi gas Gambar 3. Sol
(aerosol padat). Sumber: republika.com
Sistem Koloid dari partikel padat dan terdispersi dalam zat cair disebut soal. jenis
banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. contohnya sabun deterjen kanji tinta
tulis dan cat
2. Emulsi : koloid yang mengandung fasa terdispersi cair
Berdasarkan wujud zat emulsi terbagi atas :
a. Emulsi padat : terdispersi cair dan pendispersi padat.
b. Emulsi cair: terdispersi cair dan pendispersi cair
c. Emulsi gas: terdispersi cair dan pendispersi gas (aerosol cair)
KOLOID 6
Secara umum Sistem Koloid dari zat cair dan terdispersi
dalam zat cair disebut emulsi syarat terjadinya Emosi adalah
kedua zat cair tidak saling melarutkan
Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian :
a. Emulsi minyak dengan air: contoh santan susu dan Gambar 4 & 5. Contoh Emulsi
latex Sumber. Hot.liputan6.com
b. Emulsi air dalam minyak contohnya minyak ikan dan
bumi.
Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi atau
emulgator. Contoh Emulgator adalah sabun yang dapat
mengemulsikan minyak dalam air. kasein dalam susu, dan
kuning telur dalam mayones.
3. Buih : koloid yang mengandung pasar terdispersi gas
Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut
buih titik untuk menstabilkan bumi diperlukan zat pembuih
misalnya sabun deterjen dan protein. bumi dapat dibuat dengan
mengalirkan suatu zat ke dalam zat cair yang mengandung
pembuih buy digunakan pada berbagai proses misalnya buih Gambar 6. Contoh Buih
sabun pada pengolahan bijih logam sama pada alat pemadam padat
kebakaran dan lain-lain detik-detik yang dapat memecah atau Oryon2014.blogspot.com
mencegah buih antara lain adalah eter isoamil alkohol dan lain-
lain
Buih terdiri atas:
a. Buih padat dengan medium pendispersi padat
contohnya batu apung karet busa dan sterofom
b. Buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair Gambar 7. Contoh Buih
contoh buih sabun dan putih telur. cair
lazada.co.id
4. Aerosol: koloid yang mengandung pendispersi gas
Sistem Koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol.
a. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat contohnya
:asap dan debu di udara
KOLOID 7
b. Jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut
aerosol cair contohnya kabut dan awan
Produk yang berbentuk aerosol cari seperti hairspray
semprot, obat nyamuk, cat semprot Dan lain-lain. Untuk
menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong
(aerosol CFC/chlorofluorocarbon dan karbondioksida).
Koloid yang setengah kaku buka kurung antara padat dan
cair disebut gel. Contohnya, agar-agar, lem kanji, selai Gambar 8.: contoh aerosol
gelatin titik yang dapat terbentuk dari suatu sel yang Facetofeet.com
adsorpsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid.
Identifikasi Masalah
Terkait materi koloid yang sudah dipelajari, identifikasi masalah lingkungan atau
kegiatan yang menggunakan produk yang berkaitan dengan jenis koloid.
C. Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Penghamburan cahaya oleh partikel koloid titik jika Seberkas cahaya dilewatkan
pada suatu sistem koloid maka cahaya tersebut
akan dihamburkan Nya sehingga berkas cahaya
akan kelihatan Jika cahaya dilewatkan pada suatu
larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskan
titik sifat koloid seperti inilah yang dinamakan efek
tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk Gambar 9. Efek Tyndall
Youtube.com
membedakan koloid dengan larutan. Gejala Ini
pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday kemudian diselidiki oleh John tyndall
seorang ahli fisika bahasa Inggris.
Efek tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari berwarna biru
sedangkan pada saat matahari terbenam langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah.
hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid yang di
angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan intensitas
KOLOID 8
yang sama. jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi
maka waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita berukuran paling tinggi
(Warna biru) Yang banyak dihamburkan sehingga ketika melihat langit berwarna biru
titik sedangkan ketika matahari terbenam, semburan frekuensi rendah ( warna merah)
Wah lebih banyak dihamburkan sehingga ketika melihat langit berwarna jingga atau
merah.
Gambar 10. Contoh efek tyndall
Sumber : en.wikipedia.com & kaltim.tribunews.com
Gejala efek tyndall dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
a. Sorot lampu mobil pada malam yang bergabung
b. Suara lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
c. Berkas sinar matahari melalui celah pohon di pagi hari.
2. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika
pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus
dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858),
seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari
tumbuhan pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid dalam medium
pendispersinya disebut gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan sebagai berikut:
Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti
pada zat cair dan gas. Sistem koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas,
partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan
menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown.
KOLOID 9
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin
besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin
besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka
gerak Brown semakin lambat.
Gambar 11. Gerak Brown
Sumber : thefamaouspeople.com
3. Muatan Koloid
a. Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pergerakan partikel zat koloid yang bermuatan
menuju arah electrode yang memiliki muatan berlawanan. Pergerakan tersebut terjadi di
dalam medan listrik. Karena partikel koloid mengandung listrik, oleh sebab itu partikel
tersebut bisa bergerak dalam medan listrik. Jadi, dapat diketahui bahwa partikel zat
koloid yang memiliki muatan positif akan bergerak ke arah electrode yang negatif.
Sedangkan partikel zat koloid yang bermuatan negatif akan menuju ke elektrode yang
bermuatan negatif. Karena hal tersebutlah, kemudian elektroforesis merupakan salah
satu cara untuk menentukan jenis muatan listrik yang ada dalam partikel koloid.
Selain itu, elektroforesis juga dapat digunakan sebagai cara untuk memisahkan
partikel koloid. Dengan elektroforesis, partikel koloid dapat dipisahkan berdasarkan
muatannya dan juga berdasarkan ukurannya. Elektroforesis merupakan metode
pemisahan serta analisis makromolekul (DNA, RNA, protein) dan fragmennya,
berdasarkan ukuran dan muatan.
KOLOID 10
Gambar 12. Elektroforesis (Sumber : nuruddinkhoiri.blogspot.com &
sistemkoloid.blogspot.com)
b. Adsorbsi
Adsorbsi adalah sifat partikel koloid yang dapat menyerap ion atau molekul
netral pada permukaannya seperti Fe(OH)3 bermuatan positif dalam air karena
mengadsorpsi ion hydrogen (H+), partikel koloid As2S3 dalam air bermuatan negative
karena mengadsorpsi ion negative.
a. Koloid positif mengadsorpsi kation, contoh : sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, pigmen
pewarna, haemoglobin.
b. Koloid negative mengadsorpsi anion, contoh : sol emas, sol perak, sol fosfor,
tepung dan tanah.
Suatu sistem koloid mempunyai kemampuan mengadsorpsi sebab partikel koloid
memiliki permukaan yang sangat luas.
Sifat adsorpsi dari koloid kita temui pada proses :
Proses pemurnian gula pasir.
Gula yang masih kotor dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan melalui sistem
koloid yang berupa karbon. Kotoran pada gula akan teradsorpsi sehingga di
proleh gula yang putih bersih.
Pada pencelupan serat wol, kapas atau sutera yang akan diwarnai dicelupkan
dalam larutan aluminium sulfat dan larutan basa seperti natrium karbonat,
Al(OH)3 yang bersifat koloid melekat pada serat dan menyerap zat warna
tersebut, tanpa Al(OH)3 serat tidak dapat diadsorpsi.
Tanah mampu mengadsorpsi kuman berbahaya.
c. Koagulasi
Koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan koloid. Peristiwa koagulasi pada
koloid dapat terjadi karena peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis
misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah
yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan
agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan koagulasi adalah sebagai berikut :
KOLOID 11
Pencampuran koloid yang berbeda muatan. Bila sistem koloid yang berbeda
muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap. Misalnya
Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur sol
As2S3. Apabila anda mempunyai tinta dari merk yang berbeda yang satu
merupakan koloid negative dan yang lain merupakan koloid positif, jangan
sampai dicampurkan karena akan terkoagulasi.
Adanya elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu
larutan elektrolit maka ion-ion negative dari larutan elektrolit akan segera ditarik
oleh partikel koloid sehingga ukuran koloid menjadi besar dan akan mengalami
koagulasi. Sebaliknya, koloid negative akan menyerap ion positif dari suatu
larutan elektrolit.
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid, peristiwa koagulasi dapat terjadi
secara :
Mekanik contoh : memanaskan putih telur dan agar-agar
Fisik contoh : penggunaan alat cottrel, alat cottrel biasanya dipakai pada
cerobong asap di industi-industri besar untuk menggumpalkan asap dan debu.
Kimia contoh : menambahkan elektrolit. Koloid yang bermuatan negative akan
menarik koloid bermuatan positif. Misalnya pada penjernihan air, pembentukan
delta, dan getah karet dengan menambahan asam cuka atau asam semut.
Gambar 13. Contoh koagulasi (sumber : pinterdw.blogspot.com)
4. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak
terkoagulasi. Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid
yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid pelindung akan
KOLOID 12
membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok dan
memberi kestabilan.
Contoh Pemanfaatan koloid pelindung adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan es krim digunakan gelatin agar air dan gula tidak mengkristal.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung
yaitu minyak silicon
c. Untuk menstabilkan butiran-butiran halus air dalam margarin digunakan
lecithin.
d. Untuk melindungi partikel karbon dalam tinta gambar digunakan larutan gom.
e. Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid pelindung,
sabun dissesbut sebagai emulgator. Sabun merupakan senyawa organic yang
mengandung senyawa gugus polar dan non polar sehingga mengikat zat polar
dan zat non polar (minyak). Molekul sabun tersusun dari ekor alkil yang
nonpolar dan kepala ion karboksilat yang polar (larut dalam air) prinsip inilah
yang menyebabkan sabun dan detergen memiliki daya pembersih, ekor
nonpolar dari sabun menempel pada kotoran dan kepala polar menempel pada
air.
Gambar 14 Contoh koloid pelindung
5. Dialisis
Untuk stabilitas koloid diperlukan
sejumlah muatanion suatu elektrolit. Akan
tetapi, jika penambahan elektrolit ke dalam
sistem koloid terlalu banyak, kelebihan ini
dapat mengendapkan fase terdispersi dari
koloid itu. Hal ini akan mengganggu
stabilitas sistem koloid tersebut. Untuk
Gambar 15. Dialisis
Sumber : lovelifemedic-.wordpress.com
KOLOID 13
mencegah kelebihan elektrolit, penambahan elektrolit dilakukan dengan cara dialisis.
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau
menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari
selaput semipermiabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong
semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui
oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian akan
diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini
kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid
dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir. Peristiwa dialisis ini
diaplikasikan dalam proses pencucian darah di dunia kedokteran.
6. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid
liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang
cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan
(Yunani: lio = cairan, philia = suka). Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika
gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka cairan
(Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci). Jika medium dispersi yang dipakai
adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan
koloid hidrofob.
Gambar 16 : koloid hidrofil dan hidrofob
Sumber : kejarcita.id
KOLOID 14
Contoh:
Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji,
dan gelatin.
Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-
sol sulfida, dan sol-sol logam.
Koloid liofil/hidrofil lebih mantap dan lebih kental
daripada koloid liofob/ hidrofob. Butir-butir koloid Gambar 16. Contoh koloid hidrofil
liofil/hidrofil membungkus diri dengan cairan/air Sumber : bobo.id
mediumnya. Hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Dengan
cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari
agregasi (pengelompokan). Hal demikian tidak terjadi
pada koloid liofob/hidrofob. Koloid liofob/hidrofob
mendapat kestabilan karena mengadsorpsi ion atau
muatan listrik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa
muatan koloid menstabilkan sistem koloid. Gambar 17. Contoh koloid
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan hidrofob
sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat Sumber : something-
dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. essential.wordpress.com
Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk
kembali sol hidrofil. Dengan perkataan lain, sol hidrofil bersifat reversibel. Sebaliknya,
sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat
terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali
dengan air. Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan sebagai berikut.
7. Koloid Asosiasi
Sabun dan detergen larut dalam air tetapi tidak membentuk larutan, melainkan koloid.
Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian polar disebut kepala dan bagian non-
polar disebut ekor. Kepala dari sabun adalah gugus yang tertarik ke air (hidrofil).,
sedangkan ekornyagugus hidrokarbon bersifat hidrofob.
Jika dilarutkan dalam air mngadakan asosiasi dilarutkan dlm air akan mengadakan
asosiasi karena gugus non-polar (ekornya) saling tarik menarik sehingga terbentuk
KOLOID 15
partikel koloid. Dengan demikian lemak dengan bantuan sabun dapat larut dalam air,
sehingga lemak yang mlekat pada kain mudah larut atau mudah dicuci.
Fungsi deterge atau sabun ada dua, yaitu :
a. Penghubung anatara air dan lemak disebut koloid asosiasi
b. Penurun tegangan permukaan air sehingg air mudah membasahi pakaian
D. PEMBUATAN KOLOID
a. Cara kondensasi
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid. Cara
ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia seperti reaksi redoks, hidrolisis,
dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1) Reaksi subtitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka akan
terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin besar sampai
berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi
Na2SO3(aq) + 2HCl(aq) →2 NaCl(aq)+ H2O(l) + S(s)
2) Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat melalui
hidrolisis larutan FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3. Hidrolisis larutan
AlCl3 akan menghasilkan koloid Al(OH)3. Reaksinya adalah:
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) +3HCl(aq)
AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)
3) Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol
belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu
dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2
KOLOID 16
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)
4) Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3 dengan
larutan H2S. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(s) + 6H2O(l)
5) Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase terdispersi yang
semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika
dicampur dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
b. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat
dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur bredig).
1) Cara Mekanik
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan
sol belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir,
kemudian mencampur dengan air.
2) Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi).
Contohnya :
Endapan AgI dapat dipeptisasi dengan menambahkan larutan elektrolit dari ion
sejenis misalnya KI
Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3
Agar-agar dipeptisasi oleh air
3) Cara Busur Bredig
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi,
kemudian diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan
terlempar kedalam air, lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk
partikel koloid. Jadi cara busur bredig ini merupakan gabungan cara disperse dan
kondensasi.
KOLOID 17
4) Cara Homogenisasi
Homogenisasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogeny
dan berukuran partikel koloid. Misal untuk membuat koloid tipe emulsi, seperti susu.
Pada pembuatan susu, ukuran partikel
E. Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
Proses di alam, sekitar kita banyak berhubungan dengan sistem koloid. Protoplasma
dalam sel makhluk hidup menunjukkan sistem koloi. Tanah juga merupakan sistem
koloid dan pemahaman tentang sistem koloid sangat membantu dalam meningkatkan
kesuburan lahan.
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang
tidak dapat saling melarutkan secara homogeny dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar.
Dalam hal industry, kimia koloid banyak dimanfaatkan pada pembuatan berbagai
produk antara lain komestik, tekstil, farmasi,sabun dan detergen, makanan seperti: hair
spray, tinta, obat-obatan, biscuit, keju, mentega, cat, keramik, kaca, semen, karet,
insektisida, plastic dan lain-lain. Dengan fakta ini menunjukkan betapa luas peranan
sistem koloid dalam sehari-hari.
Dengan memperhatikan sifat-sifat koloid banyak hal yang dapat dimanfaatkan, anatara
lain
a. Dalam Bidang Kosmetik
Berbagai bahan kosmetik berupa cairan, biasanya
dibuat berupa koloid untuk menjaga kestabilan.
Dalam bidang kosmetik, kita sering menggunakan
berbagai macam produk dalam bentuk koloid
seperti pembersih muka, pewangi badan
berbentuk spray, semprot rambut, jeli untuk Gambar 18 Contoh koloid di
rambut, dan produk kosmetik lainnya. bidang kosmetik
b. Industri Farmasi Sumber liputan6.com
Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak
mudah rusak. Contoh: obat dalam bentuk sirup, dan suntikan. Apabila kita sakit
KOLOID 18
perut yang disebabkan oleh bakteri maka dianjurkan minum oralit atau norit, karena
dalam usus dapat membentuk sistem koloid yang mengadsorpsi bakteri, sehingga
bakteri tersebut mati.
Gambar 19. Contoh koloid dalam bidang farmasi
Sumber : blibli.com
c. Menghilangkan bau badan
Untuk menghilangkan bau badan digunakan aluminium stearate. Aluminium
stearate digosokkan pada ketiak, bila ketiak mengeluarkan keringat maka
aluminium stearate akan membentuk koloid Al(OH)3 yang mengabsorbsi bau
badan.
d. Penggunaan Arang Aktif
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben
yang dibuat dengan memanaskan arang dalam
udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan
untuk menyerap berbagai zat. Obat norit
mengandung zat arang aktif yang berfungsi Gambar 20 Contoh arang
menyerap berbagai zat dan racun dalam usus. aktif.
Sumber : klikdokter.com
https://www.youtube.com/watch?v=0KozcywBkK4
KOLOID 19
e. Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negative. Jika terdapat
luka kecil, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion ini akan menetralkan muatan-muatan
partikel koloid protein dan membantu penggumpalan darah.
f. Membantu Pasien Gagal Ginjal
Proses dialisi dengan alat dialisator untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan
zat terlarut. Penerapan dalam kesehatan adalah mesin pencuci darah untuk
penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput
semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa
koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialysis
koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal
dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh
pasien.
g. Industri Bahan Makanan
Untuk menjaga kestabilan bahan makanan, bahan tersebut dibuat dalam bentuk
koloid seperti mentega, keju, es cream, jelly dan lain-lain.
Gambar 21. Contoh koloi industry bahan makanan
Sumber : tribunnews.com
h. Sebagai Bahan Pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian
dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian dengan
sabun atau detergen berfungsi sebagai emulgator.
Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam
air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau
minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan Gambar 22. Contoh bahan
dengan air. pencuci
Sumber : bukalapak.com
KOLOID 20
https://www.youtube.com/watch?v=8
1smJFWmK4c
i. Industri Tekstil
Pada proses pencelupan bahan (untuk perwarnaan) agar daya serapnya tinggi
sehingga dapat melekat pada tekstil
j. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung
asap dan partikel berbahaya dapat
diatasi dengan menggunakan alat yang
disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja
alat ini memanfaatkan sifat muatan dan
penggumpalan koloid sehingga gas
yang dikeluarkan ke udara telah bebas
dari asap dan partikel berbahaya. Asap
dari pabrik sebelum meninggalkan Gambar 23. Cottrel
Sumber: : pinterdw.blogspot.com
cerobong asap dialirkan melalui ujung-
ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai
75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam
udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan.
Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang
lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan,
yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu
yang berharga (misalnya debu logam).
k. Penjernihan Air
Pada dasarnya penjernihan air dilakukan secara bertahap. Mula-mula
mengendapkan atau menyaring bahan-bahan yang tidak larut dengan saringan pasir.
Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia, misalnya tawas atau
aluminium sulfat dan kapur agar bahan menggumpal, selanjutnya mengendap dan
kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit penyakit.
KOLOID 21
l. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negative. Sedangkan air laut mengandung ion-inon Na+, Mg2+, dan Ca2+ yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertmeu di laut, maka ion-ion positif dari air
laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat, sehingga terjadi koagulasi yang
akan membentuk sauatu delta.
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
https://jurnalpost.com/mengenal-sistem-koloid-dan-penerapannya-dalam-
kehidupan-sehari-hari/12711/
Quiz Time
https://www.educandy.com/site/resource.php?activity-code=9f485
KOLOID 22
Rangkuman
1. Sistem koloid merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi yang
tersebar merata dalam medium pendispersi.
2. Jenis koloid yaitu sol padat, sol, aerosol padat, emulsi padat, emulsi, aerosol
cair, busa padat dan buih.
3. Sistem koloid memiliki sifat yaitu effek tyndall, gerak broen, muatan koloid
(elektroforesis, adsorbs, koagulasi), koloid pelindung, dialysis, koloid liofil dan
liofob.
4. Koloid asosiasi tersusun atas partikel yang terdiri atas gugus kepala bersifat
hidrofil (polar) dan gugus ekor bersifat hidrofob (non-polar).
5. Partikel koloid dapat dibut dari penggabungan partikel larutan sejati (cara
kondensasi), atau pemecahan partikel suspense (cara disperse).
6. Sistem koloid berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari, industry kosmetik,
farmasi, menghilangkan bau badan, penggunaan arang aktif, penggumpalan
darah, membantu pasien gagal ginjal, industry makanan, pembuatan sabun,
mengurangi polusi udara, penjernihan air, dan pembentukan delta di muara
sungai.
KOLOID 23
Buatlah inovasi terkait sistem koloid yang ada
dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
bahan alam yang ditemukan disekitar daerah
tempat tinggalmu dan sosialisasikan produk
yang telah dikembangkan kepada masyarakat
sekitar. Dengan format laporan tugas proyek
yang telah disediakan.
Format Laporan
Tugas Proyek
1. Cover
Berisi judul produk yang dikembangkan
Kelompok dan nama Anggota
Desain cover
2. Judul percobaan
3. Tujuan Percobaan
4. Tinjauan teori
Minimal 2 Buku
Minimal 1 jurnal
5. Alat dan Bahan
A. Alat
Nama Alat Jumlah
B. Bahan Jumlah
Nama Bahan
6. Prosedur Kerja
Flow Chart
7. Hasil dan Pembahasan
8. Kesimpulan
KOLOID 24
Evaluasi Materi Koloid
I. Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Tepat ! Jenis Koloid
1. Data tentang koloid yang tepat adalah...
Emulsi
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Sol
Gel
A Padat Cair Busa padat
B Cair Gas
C Gas Cair
D Gas Padat
E Padat Padat Aerosol
2. Perhatikan penerapan sifat koloid berikut!
(1) Penyaringan asap pabrik dengan alat Cottrel.
(2) Pemutihan gula dengan karbon aktif.
(3) Penjernihan air dengan tawas.
(4) Sorot lampu di malam hari berkabut.
(5) Cuci darah pada penderita ginjal.
Sifat adsorpsi ditunjukkan pada nomor….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
3. Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair
adalah….
A. Asap
B. Awan
C. Agar-agar
D. Mutiara
E. Batu apung
4. Perhatikan beberapa proses pembuatan koloid berikut:
(1) H2S ditambahkan ke dalam endapan NiS;
KOLOID 25
(2) sol logam dibuat dengan cara busur Bredig;
(3) larutan AgNO3 diteteskan ke dalam larutan HCl;
(4) larutan FeCl3 diteteskan ke dalam air mendidih; dan
(5) agar-agar dipeptisasi dalam air
Contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah...
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
5. Berikut ini beberapa fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid dalam
kehidupan:
1. Proses cuci darah
2. Kabut di pegunungan
3. Pembentukan delta di muara sungai
4. Pemutihan gula
5. proses kerja obat diare
Sifat koagulasi koloid dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
6. Koloid yang dibuat dengan cara kondensasi (hidrolisa) yaitu ….
A. pembuatan sol Al(OH)3 dengan cara menambahkan AlCl3 ke dalam Al(OH)3
B. peptisasi As2S3 dalam air dengan menambahkan gas H2S
C. membuat sol logam dengan cara busur Bredig
D. pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara mereaksikan FeCl3 dengan air panas
E. membuat sol belerang dengan cara menggerus butir-butir belerang yang
dicampur butir gula lalu dilarutkan dalam air
7. Berikut ini adalah beberapa sifat koloid:
KOLOID 26
1. efek Tyndall;
2. gerak Brown;
3. koagulasi;
4. elektroforensi; dan
5. dialisis.
Aspek sifat koloid pada proses pengolahan air untuk memperoleh air bersih adalah...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
8. Berikut ini beberapa sifat koloid:
1. dialisis;
2. koagulasi;
3. adsorbsi;
4. efek Tyndall; dan
5. koloid pelindung.
Proses menghilangkan bau badan dengan deodorant dan memanaskan putih telur
merupakan penerapan sifat koloid, berturut-turut....
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 3 dan 2
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
9. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena… (UN 2014)
A. Gaya gravitasi
B. Gaya elektrolisis
C. Tumbukan antara partikel koloid
D. Tumbukan antara partikel pendispersi
E. Tumbukan partikel pendispersi dan partikel koloid
10. Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair
adalah …
KOLOID 27
A. asap
B. awan
C. agar-agar
D. mutiara
E. batu apung
11. Pembuatan sol Fe(OH)3 dapat dilakukan dengan cara …
A. mekanik
B. peptisasi
C. reaksi redoks
D. hidrolisis
E. dekomposisi rangkap
12. Proses pembuatan koloid berikut ini yang tergolong cara kondensasi adalah …
A. menambahkan larutan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3
B. menambahkan larutan jenuh jenuh FeCl3 ke dalam air panas
C. mengalirkan arus listrik tegangan tinggi ke dalamm larutan AuCl3
D. memasukkan sebuk belerang yang sudah digerus ke dalam air
E. menambahkan alkohol 95 % ke dalam larutan jenuh kalsium asetat
13. Tinta merupakan sistem koloid yang fasa terdispersi dan medium pendispersinya
adalah ...
A. gas – padat
B. cair – gas
C. padat - gas
D. cair - padat
E. padat – cair
14. Pemberian tawas dalam proses air minum dimaksudkan untuk ….
A. mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih
B. membunuh kuman yang berbahaya
C. menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
D. menghilangkan bau tak sedap
E. memberikan rasa segar pada air
15. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan
cara….
KOLOID 28
A. elektrolisis
B. elektroforesis
C. dialisis
D. dekantasi
E. presipitasi
Pembahasan: Proses pemurnian koloid dan elektrolit disebut dengan dialisis,
16. As2S3 adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Larutan yang paling baik
untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah …
A. kalium fosfat
B. magnesium fosfat
C. barium nitrat
D. besi (III) klorida
E. besi (II) sulfat
17. Orang yang terkena penyakit gagal ginjal harus melakukan pencucian darah, yang
biaya pencuciannya relative mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan
berdasarkan…
a. elektrolisis
b. dialIsis
c. peptisasi
d. elektroforesis
e. hidrolisis
18. Gel agar-agar yang ditambahkan pada pembuatan es krim berfungsi sebagai
koloid….
A. Pendingin
B. Pelindung
C. Pemecah
D. Pemisah
E. Adsorpsi
19. Di antara zat-zat di bawah ini yang tidak dapat membentuk koloid liofil jika
didispersikan ke dalam air adalah….
A. Kanji
B. Belerang
KOLOID 29
C. Gelatin
D. Sabun
E. Agar-agar
20. Pembuatan koloid berikut tergolong cara disperse adalah….
A. Pembuatan sol belerang dengan dialiri gas H2S dalam larutan SO2
B. Pembuatan kanji dengan memanaskan amilum
C. Pembuatan sol emas dengan mereduksi larutan garam emas
D. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan diberi FeCl3 dalam air mendidih
E. Pembuatan AgCl dengan merekasikan larutan AgNO3 encer dengan larutan
NaCl encer
II. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Dalam pembahasan tentang koloid kita mengenal istilah fasa terdispersi dan fasa
pendispersi. Apa yang dimaksud fasa terdispersi dan fasa pendispersi tersebut?
2. Jelaskan pengertian jenis koloid di bawah ini dan beri 3 contoh :
a. Sol
b. Aerosol
c. emulsi
3. Tentukan fasa terdispersi dan fasa pendispersi dari :
a. agar-agar
b. ice cream
c. hair spray
4. Jelaskan sifat-sifat koloid.
5. Mengapa pada air susu akan terjadi endapan jika ditambahkan air jeruk? Jelaskan!
6. Selama masa disperse COVID-19 dibutuhkan air bersih dan jernih. Bagaimana cara
yang anda lakukan agar anda bisa mencuci tangan dengan air bersih dan jernih untuk
menghidari virus?
7. Apa fungsi sabun pada pembuatan emulsi minyak dengan air?
8. Pada malam hari anda menghidupkan sorotan lampu mobil. Apa yang dapat anda
lihat dalam sorotan lampu tersebut?
9. Indah menderita batuk dan dokter memberikannya obat sirup. Ketika Indah akan
meminum obat, ia mengguncang terlebih dahulu botol obat sirup tersebut.
Identifikasi pernyataan tersebut!
KOLOID 30
10. Untuk membuat sup daging bumbu dapur digerus sampai halus selanjutnya
dituangkan ke dalam air mendidih, dan kuah menjadi sistem koloid. Apakah cara
pembuatan koloid dalam sup daging
Kunci Jawaban Materi Koloid
I. Pilihan Berganda
1. D
2. B
3. D
4. C
5. C
6. D
7. C
8. C
9. E
10. D
11. D
12. B
13. E
14. A
15. C
16. D
17. B
18. B
19. B
20. B
II. Essay
1. Fasa terdispersi adalah zat terlarut, sedangkan fasa pendispersi adalah zat
pelarut
2. Sol adalah partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
Contohnya: tinta, air sungai, dan cat
KOLOID 31
Aerosol adalah partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat,
contohnya : asap dan debu
Jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol padat, contohnya
kabut dan awan
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
Emulsi minyak dalam air. Contoh santan, susu, dan lateks
Emulsi air dalam minyak. Contoh minyak ikan, minyak bumi
3. Agar-agar adalah fasa terdispersi padat dalam fasa pendisperi cair
Ice cream adalah fasa terdispersi cair dalam fasa pendispersi cair
Hair spray adalah fasa terdispersi cair dalam fasa pendispersi gas
4. Sifat-sifat koloid :
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh partikel koloid sehingga berkas
cahaya tersebut akan kelihatan
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik karena
partikel koloid bermuatan listrik
Gerak brown adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid yang disebabkan oleh
tumbukan yang tidak seimbang antara molekul pendispersi dengan terdispersi
dan hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra.
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari ion pengganggu dengan
menggunakan membrane semipermiabel dalam medium mengalir
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid, koagulasi dapat terjadi karena
mekanik
5. Sebab emulsi susu akan rusak (pecah) dengan adanya ion-ion H+ dari jeruk.
6. Pengolahan air bersih bersih dapat dilakukan dengan cara menyerap ion (pengotor)
atau molekul pada permukaan air dengan adanya gaya tarik menarik antara pertikel.
Cara yang bisa digunakan yaitu dengan membuat alat penjernih air dengan metode
filtrasi sederhana dengan menggunakan karbon aktif atau tawas sebagai adsorben.
Penggunaan tawas untuk penjernihan air juga berkaitan dengan koagulasi
(penggumpalan partikel koloid)
7. Sabun berfungsi sebagai emulgator yaitu memecah partikel terdispersi sehingga
menyatu dengan partikel pendispersi membentuk koloid.
KOLOID 32
8. Karena dalam sirup obat batuk mengandung koloid yang bersifat liofob (kurang
stabil).
9. Terdapat partikel kecil yang bergerak tanpa henti. Gerak partikel tersebut yaitu
gerak brown. Gerak acak (zig-zag) partikel koloid yang disebabkan oleh tumbukan
yang tidak seimbang antara molekul pendispersi dengan terdispersi dan hanya
diamati dengan mikroskop ultra.
10. Cara mekanik (disperse) merupakan cara pembuatan partikel koloid dari partikel
yang lebih besar. Beberapa metode yang biasa digunakan dengan cara disperse
adalah cara mekanik, cara peptisasi, cara homogenisasi , dan cara busur listrik
bredig.
KOLOID 33
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas Asas & Struktur, Jilid I, Edisi kelima, Jakarta:
Binarupa Aksara.
Petrucci, R. H. (1992). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat, Jilid
ketiga. Jakarta: Erlangga.
Purba, M. (2006). Kimia SMA/MA kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Polling, C. H. R. (1992). Ilmu Kimia. Jakarta: Erlangga