The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nayzilla23g, 2023-02-20 10:31:49

7

7

Nama : Alaya Sadin Absen : 07 Kelas : X AKL 3 KERAJAAN MAJAPAHIT SECARA DIAKRONIK DAN SINKRONIK Dari Pararaton diketahui bahwa Raja Jayanegara mempunyai julukan ‘Kala Gemet’ Julukan ini disematkan karena Sang Raja memiliki kepribadian yang kurang baik dan dianggap lemah sebagai penguasa. Pasalnya, pada masa pemerintahan Jayanegara, Kerajaan Majapahit sering mengalami pemberontakan. Di mana salah satu alasan terjadinya pemberontakan karena Jayanegara adalah Raja berdarah campuran Jawa-Melayu, bukan keturunan Kertanagara murni.


Salah satu pemberontakan paling berbahaya terjadi pada tahun 1319 oleh Ra Kuti. Ibu kota Majapahit bahkan berhasil direbut kaum pemberontak, sedangkan Jayanagara sekeluarga terpaksa mengungsi ke desa Badander. Gajah Mada merupakan sosok yang disegani dalam kerajaan Majapahit. Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Hamengkubumi Majapahit dikarenakan pada masa pemerintahan adik Jayanegara yaitu Gayatri atau Bhre Kahuripan pada tahun 1331 M, di Sadeng dan Keta terjadi pemberontakan yang dilatarbelakangi oleh tewasnya patih pertama Kerajaan Majapahit bernama Nambi, orang yang berjasa mengangkat derajat dua daerah tersebut. Tewasnya Nambi membawa duka sekaligus menyulut kemarahan Sadeng dan Keta. Namun, pemberontakan ini akhirnya dapat diatasi oleh Gajah Mada. Sehingga, ia mendapatkan gelar tersebut. Sumpah palapa adalah sumpah yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada. “Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. Sumpah tersebut memiliki arti sebagai berikut.


“Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Kamu Gajah Mada, “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa” Perang Bubat yang juga disebut Pasunda Bubat adalah pertempuran antara bala sentana Raja Sunda dan angkatan perang Majapahit yang berlangsung di alun-alun Bubat, kawasan utara Trowulan, ibu kota Majapahit, pada tahun 1279 Saka atau 1357 Masehi. Berawal dari Hayam Wuruk yang ingin menikahi Citra Rashmi dari Kerajaan Pajajaran. Namun, Gajah Mada melarang Hayam Wuruk menyambut rombongan Kerajaan Pajajaran karena tidaklah pantas seorang Raja dari kerajaan besar menyambut rombongan dengan mendatangi di persinggahan Bubat dan ingin menaklukkan secara paksa. Gajah Mada meminta agar penyerahan Citra Rashmi sebagai tanda tahluk Kerajaan Pajajaran terhadap Majapahit. Itulah yang memicu kemarahan Raja Sri Baduga dan terjadilah peristiwa perang Bubat.Dyah Pitaloka melakukan bunuh diri untuk membela kehormatan kerajaan.


Click to View FlipBook Version