The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tdi.sabin, 2023-08-23 06:07:25

Booklet - Jakarta Walking Tour

Booklet - Jakarta Walking Tour

STROLLING AROUND TJIKINI Jakarta Walking Tour


Tentang DJAKARTA DAN TJIKINI WELCOME TO JAKARTA HISTORICAL OF TJIKINI DESTINATIONS MUST TRY! LOCAL FOOD WEBSITE GUIDE 01 03 04 30 37


Welcome To DJAKARTA Jakarta bermula dari pelabuhan kecil di estuari sungai Ciliwung sekitar 500 tahun yang lalu. Lambat laun, pelabuhan kecil ini bertransformasi menjadi pusat perdagangan internasional yang mempertemukan ragam bangsa di dunia. Rekam jejak Jakarta bisa ditemukan melalui beberapa prasasti yang ditemukan di sekitar pelabuhan dan sepanjang sungai Ciliwung. Sejarah tentang Jakarta tercatat oleh para pengembara Eropa di abad ke-16. Kala itu, Jakarta marak disebut sebagai Kalapa, yang merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda. Pelabuhan yang turut menjadi pusat perniagaan Portugis kala itu diserang oleh Pangeran Fatahillah pada 22 Juni 1527. Sejak itu, Pangeran Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Tanggal penyerangan itu hingga kini diperingati sebagai HUT Kota Jakarta. Kemudian pada abad ke-16, VOC Belanda tiba dan mengambil alih kekuasaan atas Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia, yang diambil dari nenek moyang bansa Belanda, Batavieren. Kondisi geografis Batavia serupa dengan negara Belanda, sehingga pemerintah kolonial Belanda membangun kota dengan kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir seperti di Belanda. Pemerintah kolonial Belanda selanjutnya mendirikan pusat pemerintahan, dan memindahkannya ke daratan yang lebih tinggi dengan nama Weltevreden. 1


Welcome To Batavia mulai menjadi pusat pergerakan nasional di awal abad ke-20 yang ditandai dengan Kongres Pemuda Kedua di tahun 1928. Sejak pendudukan Jepang di Indonesia akibat perang Dunia ke-II pada tahun 1942-1945, Batavia berganti nama menjadi Jakarta, atau Jakarta Tokubetsu Shi. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan. Kemudian secara resmi pada tahun 1966 Jakarta menjadi Ibu Kota Negara. Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta berkembang pesat dengan dibangunnya lokasi bisnis, akomodasi, hingga kedutaan besar bagi negara sahabat. Jakarta terus berkembang menjadi megapolitan dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia di abad ke-21 ini. Kehidupan perkotaan yang semarak dengan berbagai keragaman, warisan budaya, hingga destinasi kelas dunia kini berkumpul dan bisa ditemukan di Jakarta. DJAKARTA Baca disini : https://jakarta.go.id/sejarah-jakarta 2


Cikini yang dikenal sebagai kawasan elit di masa lalu, ternyata menyimpan sejarah yang jarang diketahui banyak orang. Sejumlah bangunan dan kisah-kisah di baliknya menyimpan sejarah tersembunyi dari zaman pemerintahan Hindia Belanda hingga saat ini. Kebanyakan orang yang berwisata ke kawasan Cikini hanya mengunjungi Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun, ada beberapa tempat di kawasan tersebut yang menyimpan sejarah kental dalam perkembangan bangsa Indonesia. HISTORICAL OF TJIKINI 3


IstMerPerpuMasjidCutMeutia Sarinah MAPS Moseum Nasional Indonesia STROLLING AROUND DJAKARTA - TJIKINI Jakarta Walking Tour Taman Menteng SD Menteng 01pagi BunderanHI


TuguTani TokoGn. Agung Museum Kebangkitan HotelGrenAlia Jakarta Kwitang Galeri Nasional Museum Sumpah Pemuda PantiAsuhan Muslimin Masjid Istiqlal Lapangan Banteng tana rdeka Monas usnas Gedung Joang'45 KantorPos Cikini PerpusDKI TIM Masjid JamiAl Makmur IMERIUI Tugu Proklamasi Rumah Hasyim Ning Taman Suropati


Dikutip dari buku Ngubek-Ngubek Jakarte karya Cai, (2014) disebutkan bahwa asal usul atau sejarah dari patung Tugu Tani dimulai ketika Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri Sarwo Edhie Wibowo, meminta Gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo yang kala itu memimpin Jakarta untuk merakit patung yang telah menjadi ikon kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Namun menurut Mantan Panglima RPKAD patung yang dibuat tersebut yang berupa seorang petani yang membawa senapan dan sebuah pistol tidak melambangkan perjuangan petani Indonesia, selain itu patung tersebut dinilai mirip dengan PKI. Namun beberapa pihak menyangkal bahwa patung tersebut merupakan representatif dari PKI. Pasalnya patung tersebut dibuat dan direncanakan jauh sebelum peristiwa G30SPKI mencuat ke permukaan. Pendapat tersebut disampaikan oleh Adam Malik, di mana menurutnya gagasan pembuatan patung Tugu Tani sudah muncul sejak Soekarno berkunjung ke Uni Soviet pada tahun 1960. Salah satu bagian menarik dari patung Tugu Tani adalah ada sebuah prasasti yang berisi pesan sarat makna dari Soekarno. Dalam prasasti tersebut tertulis “Hanya bangsa yang menghargai pahlawanpahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar”. Prasasti tersebut ditulis dalam ejaan lama sesuai dengan ejaan yang berlaku pada masa itu yaitu sekitar tahun 1963. Soekarno sendiri memang berulang kali mengingatkan pentingnya sejarah dan pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Karena tanpa pengorbanan para pahlawan Indonesia belum tentu bisa merdeka dari para penjajah. Sejarah: TUGU TANI Baca disini : https://kumparan.com Alamat: Jl. Menteng Raya No.1, RT.1/RW.10, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340 Maps: https://goo.gl/maps/kfSWz2SCzjced8z9A Jarak: 400 m 4


Tugu Proklamasi merupakan monumen yang dibangun sebagai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen ini berdiri bersama Tugu Petir dan Monumen Pahlawan Proklamator Sukarno-Hatta di kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Di dekat Monumen Pahlawan Proklamator SukarnoHatta, juga terdapat sebuah monumen naskah proklamasi yang terbuat dari marmer hitam. Tugu Proklamasi atau sering disebut dengan tugu jarum, dibangun untuk memperingati satu tahun kemerdekaan Indonesia pada 1946. Di lokasi kompleks Taman Proklamasi, Tugu Proklamasi menjadi monumen pertama yang didirikan. Pembangunan Tugu Proklamasi diprakarsai oleh Ikatan Wanita Djakarta, dan beberapa tokoh seperti Nyonya Johanna Masdani, Mien Wiranakusumah, Zus Ratulangi (putri Sam Ratulangi), Zubaedah, Nyonya Gerung, dan Maria Ulfa. Adapun arsitek Tugu Proklamasi adalah Dra Yos Masdani Tumbuan, yang saat itu masih menjadi mahasiswi dan juga anggotan Ikatan Wanita Djakarta. Sementara itu, dana untuk membangun monumen ini didapatkan dari Kaum Republiken atau orang-orang yang pro terhadap kemerdekaan RI. Setelah dibangun, peresmian Tugu Proklamasi sempat akan ditunda karena keberadaan tentara Belanda dan Sekutu di Jakarta. Namun pada akhirnya, tugu yang dulu disebut sebagai Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia itu diresmikan oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir pada 17 Agustus 1946. Sejarah: TUGU PROKLAMASI Baca disini : https://www.kompas.com Alamat: Jl. Proklamasi No.10, RT.10/RW.2, Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320 Maps: https://goo.gl/maps/DHqkcaYAMCQDKywZ6 Jarak: 4.2 km 5


Perpustakaan Taman Ismail Marzuki merupakan salah satu perpustakaan besar yang berada di Kota Jakarta dan telah di revitalisasi dari tahun 2019. Pada tanggal 08 Juli 2022, perpustakaan ini resmi kembali dibuka untuk umum dengan wajah yang baru berupa bangunan yang memiliki design modern dan instagramable dengan beragam fasilitas menarik yang ada di dalamnya. Untuk area perpustakaan terletak di lantai 3-6 di Gedung Panjang Kawasan TIM (Taman Ismail Marzuki). Fasilitas yang ada di perpustakaan ini makin di perluas, mulai dari area ruang baca terbuka, bilik bermain untuk anak, ruang membaca disabilitas, ruang privasi, ruang podcast, ruang multimedia, ruang koleksi dan ruang komunitas. Jadi selain menjadi tempat untuk membaca, perpustakaan ini juga dapat membuat anak-anak bermain permainan edukatif yang tentunya akan membuat anak-anak senang sekaligus menambah wawasan pengetahuannya. Koleksi buku yang dimilikinya juga sangatlah banyak, lebih dari 150.000 eksemplar dan 4.395 koleksi di PDS (Pusat Dokumentasi Sastra) HB Jassin. Anda dapat menemukan buku-buku berbagai jenis seperti buku-buku umum, buku-buku untuk anak, buku tentang sejarah Jakarta, dan berbagai jenis buku lainnya Sejarah: PERPUSTAKAAN DKI JAKARTA TAMAN ISMAIL MARZUKI Baca disini : https://nusantarapedia.net Alamat: Jl. Cikini Raya No.73, RT.8/RW.2, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Maps: https://goo.gl/maps/qe1jYYUdQvq8qGU38 Jarak: 1.7 km 6


Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) merupakan perpustakaan milik pemerintah Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta dan sebagian besar perkantorannya di Jalan Salemba Raya No. 28A. Gedung Perpusnas yang terletak di Jalan Medan Merdeka merupakan perpustakaan nasional tertinggi di dunia (126,3 meter) dengan 27 lantai, termasuk tiga lantai parkir bawah tanah. Berdasarkan sejarahnya, Perpusnas bermula dari didirikannya Bataviaasch Genootschap yang menjadi pelopor Perpusnas pada 24 April 1778. Bataviaasch Genoothscap dibubarkan pada tahun 1950. Perpusnas sebagai perpustakaan yang berskala nasional ini merupakan lembaga nonkementerian yang tidak hanya melayani anggota suatu perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tetapi juga melayani anggota masyarakat dari semua lapisan dan golongan. Koleksi Perpusnas terbuka untuk umum, namun tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang. Layanan Perpusnas berupaya untuk berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi kebutuhan bahan pustaka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejarah: PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (PERPUSNAS) Baca disini : https://www.jakarta.go.id/perpustakaan-nasional Alamat: Jl. Medan Merdeka Sel. No.11, Gambir, Central Jakarta City, Jakarta 10110 Maps: https://goo.gl/maps/iLM4EeX1B5NiP7Xx6 Jarak: 1.7 km 7


Taman Ismail Marzuki (disingkat TIM) merupakan salah satu landmark utama kota Jakarta. Tempat yang memiliki nama lengkap ‘Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki’ ini menjadi simbol eksistensi Jakarta sebagai pusat perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Kawasan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki atau PKJ TIM, dahulu merupakan lahan Taman Raden Saleh, disebut juga Kebun Binatang Cikini. Setelah Kebun Binatang dipindah ke Ragunan selanjutnya kawasan tersebut dijadikan Science Center ditandai dengan Pembangunan Planetarium Jakarta melalui Kepres nomor 155 tahun 1963, peletakan batu pertama tahun 1964. Akibat gejolak politik tahun 1965 menyebabkan pembangunan Planetarium Jakarta terhenti, kemudian pada masa gubernur Ali Sadikin pembangunannya dilanjutkan sekaligus dibangun Pusat Kesenian Jakarta. Pada tanggal 10 Nopember 1968 kawasan PKJ TIM diresmikan, dan tanggal 10 Nopember dijadikan Hari Jadi PKJ TIM. Nama TIM sendiri berasal dari nama seorang komponis pejuang Indonesia, Ismail Marzuki. Keberadaan TIM merupakan penghargaan atas kontribusinya bagi khazanah musik indonesia. Selain diabadikan sebagai nama pusat kesenian yang terletak di Jalan Cikini Raya 73 ini, Ismail Marzuki juga dianugerahi gelar pahlawan nasional yang secara resmi di umumkan pada tanggal 10 November 2004. Sejarah: TAMAN ISMAIL MARZUKI Baca disini : http://Indonesia Kaya.com - TIM Jl. Cikini Raya No.73, RT.8/RW.2, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Maps: https://goo.gl/maps/r3uvk9GT2TLAZp8u9 Jarak: 1.7 km 8


Bangunan kokoh, cat putih gading menjadi ciri khas Gedung Joang 45. Pilar-pilar tinggi pada bagian depan menunjukkan kalau bangunan ini merupakan peninggalan Belanda. Gedung Joang 45 memang dibangun oleh arsitek Belanda. Pemilik pertamanya pun pengusaha Belanda. Namanya, LC Schomper. Pada 1939, ia mendirikan Hotel Schomper untuk dijadikan tempat singgah pejabat tinggi Belanda, pengusaha asing dan pejabat pribumi yang berkunjung ke Batavia. Terletak di Jalan Menteng Nomor 31, Jakarta Pusat, bangunan bersejarah ini menyimpan banyak kenangan tentang kisah perjuangan pemuda Indonesia pada era pemerintahan Belanda dan Jepang. Schomper dan keluarganya hidup bahagia di hotel miliknya. Namun, kebahagiaan mereka berakhir sejak Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942. Sejak 1972, Gedung Menteng 31 ditetapkan sebagai bangunan bersejarah oleh Gubernur DKI Jakarta. Setahun kemudian bangunan bersejarah tersebut dipugar agar layak dikunjungi. Selesai pemugaran, Presiden RI meresmikan bangunan sebagai museum. Gedungnya dinamai Gedung Joang 45. Dari pintu masuk bergaya arsitektur Belanda, pengunjung dapat langsung membaca sejarah perjuangan pemuda Indonesia merebut kemerdekaan RI pada papan dokumentari yang dipajang di dinding. Terpampang pula foto para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia. Lagu tradisional Betawi juga kerap diperdengarkan di sana untuk menemani para pengunjung saat tur mengelilingi museum. Sejarah: GEDUNG JOANG ‘45 Baca disini : https://www.indonesia.go.id/ Alamat: Jl. Menteng Raya No.31, RT.1/RW.10, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340 Maps: https://goo.gl/maps/FP63RfX9bUXtKsyD9 Jarak: 900 m 9


Kantor Pos Cikini atau Tjikini Postkantoor merupakan salah satu kantor pos yang memiliki cerita panjang. Sejarah Kantor Pos Cikini dimulai sejak 1920-an. Kantor pos yang berlokasi di Jalan Cikini Raya itu didirikan pada era penghapusan sistem tanam paksa sekitar tahun 1870 hingga pertengahan abad 20. Sejak mulai berdiri, dinding Kantor Pos Cikini berwarna oranye. Hingga saat ini, bangunan ikonik kantor pos tersebut masih terjaga dan terpelihara. Saat Kantor Pos Cikini didirikan, Indonesia masih dikuasai Belanda. Kantor pos satu ini juga pernah melewati masa penjajahan Jepang. Tjikini Postkantoor mempunyai bangunan unik bergaya Eropa dengan desain art deco yang khas dan berbeda dari kantor pos lainnya. Bentuk bangunan ikonik kantor pos masih dapat dilihat sampai sekarang dan banyak dianggap sebagai tempat wisata sejarah yang gratis di area Jakarta. Meski telah melalui renovasi, gaya bangunan Eropa Tjikini Postkantoor tetap dipertahankan sebagai ciri khasnya. Posisi tepat Kantor Pos Cikini berada di pertigaan jalan dekat Monumen Nasional serta Taman Ismail Marzuki. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, membuat banyak orang merujuk ke tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata sejarah Jakarta untuk sekadar bernostalgia dan mengenang kantor pos di masa lalu. Pengunjung yang datang tak melulu mereka yang punya keperluan menggunakan layanan pos, melainkan mereka yang hanya ingin berswafoto dengan latar nuansa zaman kolonial. Namun sayang, jejak pendiri Tjikini Postkantoor atau sosok pencetus desain bangunan ini tidak terekam sejarah. Sejarah: KANTOR POS CIKINI Baca disini : https://www.cnnindonesia.com Alamat: Kantor Pos Indonesia - Cikini, 16, Jl. Cikini Raya No.2, RT.16/RW.1, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Maps: https://goo.gl/maps/tVPSrLm7m4iZReNy6 Jarak: 1.0 km 10


Toko Buku Gunung Agung memang memiliki sejarah yang panjang. Toko buku ini tercatat sebagai salah satu penerbitan swasta yang berdiri pada awal kemerdekaan Indonesia. Dilansir dari laman Gunung Agung, Toko Buku Gunung Agung berdiri pada 1953. Pendirinya adalah Tjio Wie Tay yang juga dikenal sebagai Haji Masagung. Mulanya Tjio Wie Tay membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat bernama Thay San Kongsie pada 1945. Saat itu barang yang diperdagangkannya adalah rokok. Namun, dilansir dari buku Sejarah Perbukuan (2022), pasca kemerdekaan Indonesia, permintaan bukubuku di Indonesia sangat tinggi. Peluang ini dilihat oleh Thay San Kongsie yang kemudian membuka toko buku impor dan majalah. Seiring perkembangan bisnis yang semakin besar dan kompleks di awal tahun pasca kemerdekaan, Tjio Wie Tay mendirikan perusahaan baru yang menerbitkan dan mengimpor buku, bernama Firma Gunung Agung pada 1953. Ide ini ditolak oleh Lie Tay San sehingga ia mundur dari kongsi tersebut. Lalu, berdirilah Firma Gunung Agung yang ditandai dengan perhelatan pameran buku di Jakarta pada 8 September 1953. Setelah masa kejayaan, Toko Buku Gunung Agung mengalami masa pahit terutama ketika pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia pada 2020 lalu. Saat itu, Toko Buku Gunung Agung harus menutup beberapa toko mereka yang berlokasi di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta. Penutupan beberapa toko dilakukan tidak hanya akibat pandemi Covid-19, melainkan untuk menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat biaya operasiomal yang besar. Sejarah: TOKO BUKU GUNUNG AGUNG KWITANG 38 SENEN Baca disini : https://www.kompas.com Alamat: Jl. Kwitang No.38, RT.1/RW.1, Kwitang, Senen, Central Jakarta City, Jakarta 10420 Maps: https://goo.gl/maps/qnt42CKdd34wJrYe8 Jarak: 240 m 11


Rumah berpagar putih itu tampak megah di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Lokasinya tak terlalu jauh dari gerbang Taman Ismail Marzuki (TIM). Itu adalah rumah Hasyim Ning, begitu orang-orang menyebutnya. Adalah Masagoes Noer Moechammad Hasjim Ning atau yang dikenal sebagai Hasjim Ning, seorang pengusaha sukses yang juga keponakan dari Wakil Presiden RI ke-1, Moh. Hatta. Semasa hidupnya, Hasjim Ning sukses menjadi pengusaha mobil hingga dikenal sebagai 'Raja Mobil Indonesia.' Sebelum sukses berbisnis otomotif, Hasyim Ning pernah menjajal beberapa sektor bisnis seperti pertambangan dan perkebunan. Rumahnya yang terletak di Jalan Cikini Raya No.24, Jakarta Pusat, menjadi salah satu rumah bersejarah di ibu kota. Dengan latar sedemikian rupa, rumah Hasyim Ning dijadikan tempat berkumpulnya 5 parpol dan ormas Islam pada 2014 lalu. Rumah Hasyim Ning memang punya pesona sendiri. Mengutip Antara, konon, rumah bersejarah ini pernah dijadikan lokasi syuting film legendaris Indonesia, Catatan Si Boy. Sejarah: RUMAH BERSEJARAH HASYIM NING DI CIKINI Baca disini : https://www.cnnindonesia.com Alamat: Jalan Cikini Raya No.24, Jakarta Pusat Maps: https://goo.gl/maps/UpnH4eT87oaAobpK9 Jarak: 1.5 km 12


Sarinah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang digagas oleh Bapak Proklamator Indonesia, Presiden Soekarno, untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Misi besar tersebut diwujudkan melalui pembangunan Gedung Sarinah di Jl. M. H. Thamrin, Jakarta. Peresmian Gedung Sarinah pada 15 Agustus 1966 sekaligus menandai kehadirannya sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Mengemban amanat Presiden Soekarno bahwa Sarinah harus menjadi pusat perdagangan dan promosi barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat, hingga saat ini Sarinah terus menjunjung tinggi komitmennya untuk mendukung kemajuan produk-produk usaha kecil, menengah, dan koperasi. Merespons kebutuhan konsumen yang beragam, di usianya yang kini lebih dari lima dekade, Sarinah telah melebarkan sayap usaha dengan menelurkan sejumlah anak usaha. Peran aktif Sarinah sebagai mitra menjangkau perajin tradisional di pelosok, koperasi di berbagai desa dan kota, hingga desainer busana ternama di ibukota. Di sisi lain, kegiatan perdagangannya telah mencakup aktivitas ekspor dan impor beragam komoditas dan mebel. Sejarah: SARINAH Baca disini : https://sarinah.co.id/sejarah Alamat: Jl. M.H. Thamrin No.11, RT.8/RW.4, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350 Maps: https://goo.gl/maps/rstH1kWnas7ZwtSF9 Jarak: 3.4 km 13


Masjid yang berlokasi di Jalan Cut Mutiah no 1 Jakpus ini sejak tahun 1961 resmi menjadi cagar budaya karena merupakan bagunan peningalan Belanda. Bagunan ini tidak boleh diubah hanya dapat direnovasi. Sejarah Masjid Cut Meutia ini cukup panjang, karena memang sebelumnya bangunan ini bukan diperuntukan untuk masjid. Masjid ini baru resmi menjadi masjid Tingkat Provinsi tahun 1987 yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Sebelumnya, masjid ini merupakan kantor arsitek Belanda, NV De Bouwpleg Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879 - 1942) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng. Setelah Jepang mengalahkan Belanda, gedung ini menjadi kantor Jawatan Kereta Api Belanda dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang selama tahun 1942-1945. Setelah Indonesia merdeka, masjid ini digunakan sebagai Kantor Urusan Perumahan, hingga Kantor Urusan Agama tahun 1964- 1970. Masjid ini memiliki keunikan karena tidak memiliki kubah dan menara karena memang sejak awal bukan diperuntukan untuk masjid, selain itu, mihrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat (tidak di tengah seperti lazimnya). Selain itu posisi safnya juga terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat. Sejarah: MASJID CUT MEUTIA Baca disini : https://pusat.jakarta.go.id Alamat: Jl. Taman Cut Mutiah No.1, RT.10/RW.5, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350 Maps: https://goo.gl/maps/npjVc2QMy19v2w3x9 Jarak: 1.4 km 14


Jakarta pernah menjadi pusat penyebaran Islam di Indonesia. Tak heran jika kawasan metropolitan ini banyak ditemukan masjid bersejarah. Sebut saja Masjid Jami Al Ma'mur. Masjid yang berlokasi di di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat ini merupakan salah satu masjid tertua dengan sejarahnya yang panjang. Merujuk Dinas Kebudayaan Jakarta, sejarah Masjid Jami Al Ma'mur Cikini dibangun sejak akhir abad 19, tepatnya pada 1890 oleh maestro pelukis Indonesia, Raden Saleh Syarif Bustaman. Artinya, telah ratusan tahun masjid berdiri sejak masa Hindia Belanda hingga kini. Bangunan yang juga disebut Masjid Raden Saleh Cikini tersebut mulanya merupakan pindahan surau sederhana di kediaman Raden Saleh yang luasnya dari Cikini hingga Tugu Tani, Menteng. Sepeninggal Raden Saleh, masjid ini beberapa kali berpindah kepemilikan. Lahan dan bangunan masjid dibeli Sayed Abdullah bin Alatas yang selanjutnya dijual kepada yayasan milik pemerintah kolonial Belanda, Koningen Emma Ziekenhuis. Yayasan Emma Ziekenhuis mulanya berencana ingin membongkar masjid tersebut untuk dibangun rumah sakit nonprofit dan aktivitas misionaris di atas lahan. Namun, rencana tersebut mendapat penolakan oleh warga setempat hingga memicu aksi perlawanan. Jami Al Ma'mur Cikini, saat ini bangunan tersebut telah diresmikan sebagai cagar budaya oleh Gubernur DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 9 Tahun 1999. Sejarah: MASJID JAMI AL MA’MUR Baca disini : https://www.cnnindonesia.com Alamat: Jl. Raden Saleh Raya No.30, RT.3/RW.3, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Maps: https://goo.gl/maps/f8YZ7hS1jyxZAGTs6 Jarak: 2.4 km 15


Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Dibagun di atas lahan seluas 9'5 hektar masjid ini memiliki sejarah panjang pembagunan selama 17 tahun. Perjalanan sejarah pembangunan masjid ini berawal dari keinginan Presiden Soekarno yang ingin membuat masjid di dekat kawasan monas dan juga Gereja Katedral sebagai simbol toleransi beragama. Pada tahun 1955 presiden kemudian mengadakan sayembara membuat desain bagunan Masjid Istiqlal. Dari 30 arsitek yang mengikuti sayembara itu, terpilih seorang arsitek beragama Katolik, Friedrich Silaban yang menjadi pemenang. Desain silaban yang otentik tentang ketuhanan merepresentasikan keinginan Soekarno saat itu. Masjid ini baru mulai dibangun tahun 1961, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1978. Masjid istiqlal memiliki kubah dengan diameter 45 meter yang dikelilingi ukiran ayat kursi yang melambangkan kemerdekaan Indonesia, memiliki 12 tiang yang melambangkan kelahiran Nabi Muhammd 12 Rabiul Awwal, memiliki empat lantai balkon, dan satu lantai dasar yang melambangkan Lima Rukun Islam, memiliki tinggi 6.666 sentimeter yang melambangkan jumlah surat dalam Al-Quran, dan hanya memiliki satu menara sebagai simbol Keesaan Allah SWT. Sejarah: MASJID ISTIQLAL Baca disini : https://pusat.jakarta.go.id Alamat: Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710 Maps: https://goo.gl/maps/3Lxmxk7Ndt8wgHQ36 Jarak: 2.9 km 16


Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan museum seni rupa modern dan kontemporer Indonesia di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. GNI berdiri pada 1998 dan kemudian diresmikan operasionalnya pada 8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang kala itu dijabat oleh Juwono Sudarsono. Gedung GNI yang berciri khas arsitektural kolonial Belanda ini terletak di jantung ibu kota, Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat (dulu Koningsplein Oost). Karya seni rupa yang menjadi koleksi GNI/koleksi negara yang merupakan karya para seniman Indonesia dan mancanegara. Para seniman Indonesia tersebut beberapa di antaranya adalah Raden Saleh, S. Sudjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Barli Sasmitawinata, Trubus, Popo Iskandar, H. Widayat, Sudjana Kerton, Srihadi Soedarsono, Jim Supangkat, FX. Harsono, S. Prinka, Priyanto S., Hildawati Soemantri, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, Ida Bagus Made, Lucia Hartini, Iriantine Karnaya, Dolorosa Sinaga, Semsar Siahaan, I Ketut Soki, I Nyoman Erawan, Dede Eri Supria, Heri Dono, Ivan Sagita, dan perupa potensial lainnya. Sedangkan para seniman mancanegara beberapa di antaranya adalah Wassily Kandinsky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney (Ukraina), Zao Wou Ki (Tiongkok), dan Pierre Soulages (Prancis). Ada juga koleksi GNI yang merupakan karya perupa asal Sudan, India, Peru, Kuba, Vietnam, dan Myanmar. Sejarah: GALERI NASIONAL INDONESIA Baca disini : https://gni.kemdikbud.go.id Alamat: Jl. Medan Merdeka Tim. No.14, RT.6/RW.1, Gambir, Central Jakarta City, Jakarta 10110 Maps: https://goo.gl/maps/Ybwbq422k4m7LiJN8 Jarak: 1.1 km 17


Museum Kebangkitan Nasional menempati sebuah komplek bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1899 diatas tanah seluas 15.742 m2. Bangunan tersebut pada awalnya diperuntukan sebagai gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), atau Sekolah Dokter Bumiputra. Konstruksi gedung STOVIA terlihat sangat kokoh karena bangunannya terdiri atas susunan tembok yang tebal. STOVIA merupakan penyempurnaan dari sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden (sekarang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto). Sekolah Dokter Jawa menempati salah satu bangunan yang ada dalam rumah sakit militer, karena pengajarnya merangkap sebagai dokter di rumah sakit tersebut. Kegiatan pembangunan gedung sempat terhenti karena kekurangan biaya, karena itu Dokter H.F. Rool selaku Direktur Sekolah Dokter Jawa berjuang keras mengumpulkan dana untuk membiayai pembangunan gedung tersebut. Berkat bantuan pengusaha perkebunan dari Deli, pembangunan gedung dan asrama pelajar kedokteran dapat diselesaikan pada bulan September 1901. Tanggal 1 Maret 1902 gedung tersebut secara resmi digunakan untuk pendidikan kedokteran dan asrama yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang dibutuhkan oleh penghuninya. Gedung baru tersebut menjadi tempat belajar dan tempat tinggal yang menyenangkan, karena lingkungan sekitar gedung sangat asri. Halaman gedung dipenuhi hamparan rumput diselingi dengan tamantaman yang indah. Sejarah: MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL Baca disini : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id Alamat: Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Maps: https://goo.gl/maps/tYu662ackHozbvao8 Jarak: 400 m 18


Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20. Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis. Mahasiswa yang pernah tinggal adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana. INDONESISCHE CLUBHUIS/ CLUBGEBOUW, 1927 GEDUNG SUMPAH PEMUDA, 1928 RUMAH TINGGAL, 1934-1937 TOKO BUNGA, 1937-1948 HOTEL HERSIA, 1948-1951 KANTOR INSPEKTORAT BEA & CUKAI, 1951-1970 MUSEUM SUMPAH PEMUDA, 1973-Sekarang Pada tanggal 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Gedung Kramat Raya 106 dijadikan Museum karena memiliki sederet perjalanan sejarah dan menjadi saksi dari proses panjang pembentukan semangat perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia. Di tempat dilaksanaannya Kongres Pemuda Kedua ini, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan. Sejarah: a. b. c. d. e. f. g. MUSEUM SUMPAH PEMUDA Baca disini : https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/ Alamat: Jl. Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Senen, Central Jakarta City, Jakarta 10420 Maps: https://goo.gl/maps/ZENWV6Ke2StVax3Z7 Jarak: 1.0 km 19


Pada tahun 1955 Presiden Soekarno membuat sayembara desain untuk membuat monumen yang mengenang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sayembara ini dilakukan dalam dua periode yakni Tahun 1955 dan 1960. Desain milik Silaban berhasil terpilih pada sayembara pertama, namun pada sayembara selanjutnya tak satupun karya berhasil terpilih. Presiden Soekarno kemudian memutuskan meminta kembali Silaban untuk mendesain ulang Monumen Nasional sesuai dengan konsep pemikirannya yang berbentuk Lingga dan Yoni. Selain Silaban, ada beberapa arsitek lain yang juga terlibat dalam pembangunan Monas yakni R.M. Soedarsono. Monas resmi dibangun pada 17 Agustus 1961 dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Monumen Nasional atau yang populer disebut Monas merupakan monumen peringatan yang memiliki tinggi 132 meter atau sekitar 433 kaki dan dibangun diarea seluas 80 Hektar. Monas sendiri memiliki keindahan yang terletak di bagian puncak tugu karena terdapat lidah api yang dilapisi oleh lembaran emas yang menggambarkan sebuah semangat perjuangan Bangsa Indonesia yang menyala-nyala layaknya api. Tujuan didirikan Monas untuk mengenang perlawanan dan perjuangan Bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, memberikan Bangsa Indonesia inspirasi dan membangkitkan jiwa semangat patriotisme sebagai generasi penerus bangsa. Sejarah: MONUMEN NASIONAL Baca disini : https://jakarta-tourism.go.id/ Alamat: RT.5/RW.2, Gambir, Central Jakarta City, Jakarta 10110 Maps: https://goo.gl/maps/LHHUSpADYRzg9umR9 Jarak: 1.8 Km 20


iMuseum IMERI FKUI diresmikan pada tanggal 14 September 2017. Museum ini memiliki lebih dari 5.000 koleksi yang kebanyakan merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, ketika FK UI masih bernama School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Koleksi ini berupa spesimen kedokteran dan benda-benda peninggalan atau artefak, berupa alat bantu pendidikan kedokteran, video, dan media directory. Salah satu keunggulan dari museum yang beralamat di Jl. Salemba Raya No.6, RW.5, Kenari, Senen, Jakarta Pusat ini adalah hadirnya 3D human visualization table. Yaitu sebuah mesin media pembelajaran terkini yang baru hadir pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, dan kini dapat dilihat secara langsung di iMuseum IMERI FKUI. Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki 3D human body visualization table ini, maka memungkinkan para mahasiswa melakukan simulasi operasi internal dalam tubuh manusia melalui pencitraan 3 dimensi anatomi tubuh manusia yang ditampilkan alat ini. Di museum ini juga disediakan fasilitas penunjang pendidikan bagi komunitas kesehatan dan kedokteran, berupa koleksi spesimen kesehatan sejak jaman Hindia Belanda hingga era modern. Sejarah: INDONESIA MUSEUM OF HEALTH AND MEDICINE (IMUSEUM IMERI) FKUI Baca disini : https://www.daerahkita.com Alamat: Jl. Salemba Raya No.6, RW.5, Kenari, Senen, Jakarta Pusat Maps: https://goo.gl/maps/KP9WMQ7HKQKHkzd58 Jarak: 2.9 km 21


Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum). Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan. Sejarah: MUSEUM NASIONAL INDONESIA Baca disini : https://www.museumnasional.or.id/tentang-kami Alamat: Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110 Maps: https://goo.gl/maps/3TdMS1cGpy5Zpb3e8 Jarak: 2.7 km 22


Dirangkum dari situs jakarta.go.id, Taman Menteng ini dahulunya adalah Stadion Menteng yang merupakan markas tim kesayangan warga Jakarta, yaitu Persija Jakarta. Jauh sebelum itu, taman ini sudah ada sejak 1920-an yang digunakan sebagai tempat berolahraga orang Belanda. Tahun 1961, Persija mulai membutuhkan stadion yang representatif sehingga digunakanlah taman itu sebagai Stadion Menteng atau Stadion Persija. Baru pada 2004, rencana pengalihan stadion menjadi taman dimulai dengan sayembara desain taman. Pemindahan ini dilakukan karena Jakarta dirasa masih kekurangan ruang terbuka hijau. Taman Menteng diresmikan pada 28 April 2007 dengan 44 sumur resapan hingga lahan parkir. Kawasan cagar budaya ini memiliki keunikan karena dibuat oleh Belanda. Thomas Karsten adalah sosok perancang tata ruang Taman Menteng dengan konsep 'kota taman' yang modern. Di kawasan ini, terdapat 23 taman kecil yang bisa digunakan warga bersantai. Sejarah: TAMAN MENTENG Baca disini : https://travel.detik.com/domestic-destination Alamat: Jl. HOS. Cokroaminoto, RT.3/RW.5, Menteng, Central Jakarta City, Jakarta 10310 Maps: https://goo.gl/maps/doTwfuGT79KKMvZF7 Jarak: 2.9 km 23


Taman Suropati ini sebelumnya bernama Burgemeester Bisschopplein yang dinamakan sesuai sesuai dengan nama walikota Jakarta saat itu, G.J Bisschop periode jabatan 1916-1920. Sejarah Taman Suropati, pusat kota taman Menteng ini pada tahun 1912 merupakan sebuah lapangan. Wilayah tersebut adalah wilayah tanah partikelir Gondangdia dan Menteng. Lapangan yang dirancang oleh Moojen ini menjadi pusat dimana titik temu jalan-jalan utama. Namun pada tahun 1918 rencana Moojen diubah. Pemerintah Batavia saat itu menugaskan F.J. Kubatz dan F.J.L Ghijsels sebagai arsitek untuk menyempurnakan lapangan itu, dikarenakan lapangan bundar itu tidak efektif dalam hal kelancaran lalu lintas. Dapat disimpulkan bahwa taman kota itu sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Yang dimana merupakan hasil penyempurnaan dari rencana Moojen yang kemudian direalisasikan oleh Kubatz menjadi sebuah taman di pusat kawasan Menteng. Setelah Indonesia merdeka dan terlepas dari para penjajah, taman ini dinamakan Taman Suropati. Nama Suropati diambil dari salah satu pahlawan nasional yang berjasa mengusir penjajah dari tanah air, yaitu Untung Suropati. Beliau seorang pejuang perang Indonesia yang beberapa kali memimpin pemberontakan melawan Perusahaan Hindia Timur Belanda dan di anugerahi dengan gelar Pahlawan Nasional Indonesia tahun 1975. Sejarah: TAMAN SUROPATI Baca disini : https://museumnusantara.com/taman-suropati/ Alamat: Jl. Taman Suropati No.5, RT.5/RW.5, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310 Maps: https://goo.gl/maps/fNJA9zgAroczeBCX6 Jarak: 2.8 km 24


Dari sekian banyak lembaga pendidikan negeri yang berada di kawasan Menteng Jakarta Pusat, terdapat satu sekolah yang namanya dikenal hingga Negeri Paman Sam. Lembaga pendidikan tersebut bernama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Menteng 1 Menteng yang di mana mantan Presiden Amerika Serikat yakni Barack Obama pernah menimba ilmu ketika ia masih kecil. Berdasarkan keterangan dari encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, SDN Menteng 01 Jakarta yang berlokasi di Jalan Besuki No.4, Jakarta Pusat ini sebenarnya memiliki nilai sejarah. Pasalnya, sekolah ini sudah berdiri semenjak 1934. Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak Belanda dan bangsawan Indonesia ini didirikan oleh Carpentier Alting Stichting Nassau School. Lalu Pemerintah Indonesia mengambilalih sekolah tersebut dari Belanda pada 1962. Pada buku “Barack Obama in Hawai’I and Indonesia: The Making of a Global President” dijelaskan bahwasanya Ann memilih SDN 1 Menteng karena dipandang memiliki biaya terjangkau dibandingkan sekolah internasional yang ada di Jakarta. Selain itu SDN 1 Menteng juga sudah memiliki reputasi yang baik di kalangan warga Jakarta kala itu. Masa kecil Obama di SDN 1 Menteng Jakarta Pusat pun masih bisa dilihat hingga kini jejaknya. Salah satunya adalah melalui plakat berwarna perak yang berada di gapura sekolah dasar tersebut. Di sana tertera wajah mantan Presiden Amerika Serikat tersebut dengan tulisan yang berbunyi “Barack Hussein Obama II, the 44th President of the United States of America, attended this school from 1969-1971.” Sejarah: SEKOLAH OBAMA (SDN MENTENG 1) Baca disini : https://pingpoint.co.id/sekolah-obama Alamat: Jl. Besuki No.4, RT.3/RW.5, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310 Maps: https://goo.gl/maps/4zL3a5NGNLgEQNzf7 Jarak: 3.3 km 25


Kwitang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Kawasan ini dulunya berada di lingkup Weltevreden, tempat pusat Kota Jakarta di Zaman Hindia Belanda. Nama Kwitang berasal dari seorang pengembara sekaligus pedagang dari China yang bernama Kwee Tang Kiam. Sukses karena usahanya, ia menjadi tuan tanah di lingkungan tempat tinggalnya, sehingga orangorang Betawi di zaman itu menyebut kampung tempatnya tinggal sebagai Kwitang. Selain dikenal tempat ahli pencak silat, Kwitang rupanya pernah berjaya di tahun 80-an menjadi pusat penjualan buku. Kwitang juga terkenal karena memiliki lapak buku bekas tersendiri yang disebut pasar buku Kwitang. Lokasi ini menjadi tempat legendaris di kalangan anak muda yang mencari buku bekas, baru, hingga buku-buku lama yang sudah tidak dicetak. Pasar Buku Kwitang terletak di Jalan Kwitang Raya, Jakarta Pusat, yang mulai buka dari pukul delapan pagi hingga enam sore. Di tempat ini menawarkan berbagai jenis buku, seperti buku sekolah, kuliah, buku bekas, hingga novel, semuanya lengkap ada di sini. Bahkan, jika beruntung kamu juga bisa mendapatkan beberapa buku langka yang mungkin sudah tidak terbit lagi dan sulit untuk menemukannya di tokotoko buku lainnya. Harga yang ditawarkan di Pasar Buku Kwitang juga terbilang lebih bersahabat jika dibandingkan dengan toko buku besar, sehingga bisa menghemat pengeluaran kamu. Sejarah: PASAR BUKU KWITANG Baca disini : https://kumparan.com/sejarah-kwitang Alamat: Jalan Kwitang Raya, Kwitang, Senen, RT.2/RW.7, RT.2/RW.7, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420 Maps: https://goo.gl/maps/SLNaWrrCSGwFsaYNA Jarak: 550 m 26


Lapangan Banteng yang teletak di Jakarta Pusat kini menjadi salah satu ruang terbuka favorit bagi warga Jakarta untuk menghabiskan waktu akhir pekan atau sekadar berbincang menikmati senja yang tenggelam. Revitalisasi Lapangan Banteng yang selesai pada 2018, membuat lapangan ini menjadi salah satu spot menarik untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama keluarga, sahabat ataupaun pasangan. Lapangan Banteng yang mulai direvitalisasi di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan. Keistimewaan dari taman ini adalah pertunjukan air menari yang dapat disaksikan setiap akhir pekan pada pukul 18.30, 19.30, dan 20.30 WIB. Dahulu, tempat ini bernama Waterlooplein atau Lapangan Waterloo. Dikutip dari buku berjudul The Origin of The Place Names in Jakarta atau Asal-usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Lapangan Banteng dikenal dengan sebutan Lapangan Singa. Hal ini dikarenakan di bagian tengah dari lapangan tersebut terpancang tugu peringatan kemenangan perang di waterloo dengan patung singa di atasnya. Namun, pada zaman pendudukan tentara Jepang, tugu tersebut dirobohkan. Setelah itu, atas inisiasi Bung Karno kemudian dibangun Monumen Pembebasan Irian Barat. Monumen ini dibuat untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bung Karno berharap bahwa siapapun yang memandangnya akan bergolak adrenalinnya, terpicu rasa nasionalismenya, dan bangga terhadap para pejuang Tanah Air. Kini, Lapangan Banteng menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta karena memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sejarah: LAPANGAN BANTENG Baca disini : https://jakarta-tourism.go.id/article/detail/lapangan-banteng Alamat: Pasar Baru, Sawah Besar, Central Jakarta City, Jakarta 10710 Maps: https://goo.gl/maps/bmsAYcZkPwrBEynU7 Jarak: 2 Km 27


Istana Negara pada awalnya merupakan kediaman pribadi seorang warga negara Belanda yang bernama J.A. van Braam. Ia mulai membangun kediamannya pada tahun 1796, (pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten) sampai dengan tahun 1804 (pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Sieberg). Namun, pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia-Belanda, dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jenderal Belanda. Oleh karena itu pula, istana ini dijuluki “Hotel Gubernur Jenderal. Di antara peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara tersebut adalah tatkala Jenderal de Kock menguraikan rencananya untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada Gubernur Jenderal Baron van der Capellen. Demikian pula halnya tatkala Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel. Setelah kemerdekaan, pada tanggal 25 Maret 1947, di gedung itu terjadi penandatanganan naskah Persetujuan Linggajati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. van Mook. Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggajati pada Selasa, 25 Maret 1947. Setahun kemudian, pada 13 Maret 1948, Istana Negara kembali menjadi tuan rumah untukpertemuan empat mata antara Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jendral Dr. Hubertus J. van Mook. Sejarah: ISTANA NEGARA Baca disini : https://www.setneg.go.id/baca/index/istana_negara Alamat: Jl. Medan Merdeka Utara, RT.3/RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110 Maps: https://goo.gl/maps/ag61kAfHz6cFmUFG9 Jarak: 4.1 km 28


Berawal dari rasa prihatin melihat anak-anak bumi putera yang kehilangan sosok ibu, lima perempuan pribumi kala itu tergerak membantu dengan mendirikan sebuah panti asuhan. Panti asuhan bernama Rumah Piatu Muslimin (RPM) itu menempati bangunan kolonial di Jalan Kramat Raya No. 11. Kini, Rumah Piatu Muslimin tak hanya menampung anak yatim piatu saja melainkan anakanak terlantar demi terbukanya masa depan mereka. Tak sulit menemukan lokasi rumah bergaya campuran klasik eropa dan lokal ini di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Rumah piatu itu diapit oleh deretan gerai nasi kapau yang sudah tersohor, tak jauh dari gedung bekas bioskop tua Grand Senen. Bangunan yang berdiri di lahan seluas kurang lebih 3.000 meter ini memiliki halaman yang luas di depan. Rumah Piatu Muslimin mulanya diprakarsai oleh Sitti Zahra Goenawan, seorang aktivis sosial dan tokoh pergerakan perempuan. Ia juga merupakan Ketua Perkumpulan Sarekat Istri Jacatra, yang beranggotakan kaum ibu. Sitti merasa prihatin melihat anak-anak bumi putera di masa penjajahan yang miskin dan terlantar. Awalnya panti asuhan ini hanya menampung anak-anak yang kehilangan sosok ibu. Selain itu, alasan dinamakan rumah piatu karena anak yang ditinggal ibu (piatu) hidupnya lebih menderita ketimbang ditinggal ayah (yatim). Pada tanggal 10 Juli 1931, Sitti, sejumlah anggota Sarekat Istri Jacatra dan beberapa tokoh Islam membentuk badan dan kepengurusan panti asuhan. Dari pertemuan itu terbentuk lah lima pengurus inti rumah piatu tersebut. Kelimanya yaitu Ne'ma Badjenet Effendi, Sitti Zahra Goenawan, Soekartiah Soedjak, Willy Soesman dan Ramenun Abdoel Chalik. Sitti Zahra Goenawan ditunjuk sebagai Ketua Pengurus RPM. Sejarah: PANTI ASUHAN RUMAH PIATU MUSLIMIN Baca disini : https://jakarta.tribunnews.com-sejarah-rumah-piatu-muslimin Alamat: Muslim Orphanage, Jl. Kramat Raya No.11, Kramat, Senen, Central Jakarta City, Jakarta 10450 Maps: https://goo.gl/maps/wZvt7oX5jhvWd2tV9 Jarak: 1.1 km 29


Djakarta FOOD


MUST TRY! LOCAL FOOD Gado-gadoBonbin Sudah buka sejak 1960, Gado-gado Bonbin pertama kali diperkenalkan oleh Ny. Lanny sebagai pemiliknya. Pada tahun tersebut, belum sebanyak sekarang penjaja gado-gado siram di Jakarta. Alamat: Jalan Cikini IV Nomor 1, RT.14/RW.5, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hari & jam buka: setiap hari, jam 09.00 - 18.00 SotoBetawiH. Ma'ruf Ke Jakarta memang gak lengkap tanpa makan soto betawi. Gak sulit kok menemukan penjual soto betawi enak di Jakarta. Tapi kalau kamu cari yang legendaris ya Soto Betawi H. Ma'ruf yang cocok didatangi. Bisa dibilang, warung soto ini menjadi salah satu kuliner legendaris di Cikini mengingat pertama kali didirikan pada tahun 1940. Alamat: Jalan Cikini Raya Nomor 73, RT.8/RW.2, Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hari & jam buka: setiap hari, jam 10.00 - 20.30. 31


MUST TRY! LOCAL FOOD Roti TanEkTjoan Kalau gak mau makan berat atau ingin cari oleholeh yang autentik Jakarta, coba datangi salah satu toko roti legendaris di Jakarta, khususnya di Cikini. Namanya Toko Roti Tan Ek Tjoan yang sudah buka sejak 1921. Roti pertama yang diproduksi mereka adalah roti gambang yang sekarang terkenal sebagai makanan khas Betawi. Selain mempertahankan roti gambang, Toko Roti Tan Ek Tjoan juga punya banyak varian lain seperti roti meses, roti isi daging, dan yang gak kalah terkenal yaitu roti buayanya. Meskipun toko yang berada di Cikini sudah tidak beroperasi, kamu masih bisa membeli aneka rotinya melalui abang-abang dengan gerobak. NasiUdukGondangdia Kalau mampir ke kawasan Cikini, jangan lupa cicip nasi uduk legendarisnya, Nasi Uduk Gondangdia namanya. Nah, nasi uduk yang satu ini bukanya dari 1993 dan rasanya tetap sama, bahkan semakin enak. Warungnya bersih, rapi, dan lumayan luas. Kamu bisa ajak teman-teman atau keluarga makan di sini bersama. Alamat: Jalan Cikini IV Nomor 12, RT.15/RW.5, Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hari dan jam buka: setiap hari, jam 10.00 - 23.00. 32


MUST TRY! LOCAL FOOD Tjanang ,EsKrimFavoritBungKarno BuburAyamCikiniHRSulaiman Penampilan Bubur Ayam yang berada di Jakarta ini memang terlihat sederhana dengan taburan daging ayam, kacang dan emping, tetapi kalau soal rasa tidak usah di ragukan lagi. Di tambah lagi bubur ini mengguanakan kecap cap tiga jari dari cirebon. Alamat : Jl. Cisadane No.121, RT.9/RW.4, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 Buka : 06.00 AM - 11.00 PM Tjanang adalah es krim favorit Bung Karno. Es krim sederhana ini mampu merebut hati Soekarno hingga sering dipesan untuk dinikmati bersama keluarganya. Kedai es krim Tjanang didirikan oleh Lim Sim Fie di daerah Cikini pada tahun 1951. Lim Sim Fie merupakan seorang imigran dari Tiongkok, yang mendarat di Jakarta pada tahun 1940-an. Pada tahun 2020 lalu, es krim Tjanang masih ada di lobby Hotel Cikini. Namun, es krim ini sudah tidak disajikan dalam mangkuk stainless melainkan cup plastik. Ada beragam pilihan rasa, seperti kopyor, malaga, tape ketan, kacang ijo, durian, alpukat, dan masih banyak lagi. Untuk kisaran harga, es krim Tjanang dibanderol dengan harga Rp15 ribu hingga Rp80 ribu, tergantung ukuran cup. 33


MUST TRY! LOCAL FOOD BakoelKoffie Sisi lain dari Cikini yang menyimpan sejarah yang sama adalah Bakoel Koffe. Sejarah Bakoel Koffe yang berjarak tak jauh dari Kantor Pos Cikini dimulai sejak abad ke-19, ketika seorang imigran asal Guangdong, Cina Selatan, bernama Liauw Tek Soen dan istrinya yang merupakan penduduk asli Indonesia mendirikan warung nasi di daerah Molenvliet Oost atau yang sekarang bernama Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. MieAyamGondangdia Mie Ayam Gondangdia merupakan satu tempat makan terkenal di Cikini, dan telah berjalan sejak tahun 1968. Alamat : Jl. RP. Soeroso No.36, RT.15/RW.5, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350 Buka : 09.00 AM - 8 PM Pada saat itu, seorang pedagang wanita menawarkan biji kopi yang dibawanya menggunakan bakul kepada Tek Sun. Biasanya, kopi hanya dijual kepada saudagar Belanda untuk dinikmati kalangan atas orangorang Belanda. Liauw Tek Soen membeli biji kopi yang ditawarkan pedagang itu dan menjualnya di warungnya. Ternyata kopi yang dibeli Tek Sun dan istrinya itu menjadi kopi favorit di warungnya. Pada tahun 1927, Liauw Tek Soen mendirikan pabrik kopi pertama di Weltevreden yang dinamakan Tek Soen Hoo, Eerste Weltevredensche Koffiebranderij. Dua Dua tahun kemudian, dia menyerahkan usaha keluarga tersebut ke anaknya Liauw Tek Siong. 34


WEBSITEGUIDE https://jakarta-tourism.go.id/ Panduan, Kuliner, Acara, Akomodasi di Jakarta https://jakartagoodguide.wordpress.com Instagram:@jktgoodguide/ Tour berjalan kaki. Anda akan ditemani oleh salah satu pemandu kami ke beberapa bagian paling menarik di Jakarta. Seperti pemandu, dia akan menceritakan kisah di balik bangunan, jalan, atau area. Terdapat 3 rute di weekday dan 12 rute di weekend Jakarta Tourism Jakarta Good Guide 35


KASIH TERIMA


Click to View FlipBook Version