Biografi K.H Hasyim Asy’ari Dipresentasikan oleh : Dinda ayu putri
Daftar Isi Riwayat Hidup........................................................................................................ 1 Pendidikan K. H Asy’ari.................................................................................... 2 Mendirikan Pesantren NU............................................................................... 3 Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Secara Umum dan Pendidikan Islam............................................................................................................................ 4 Peta Konsep............................................................................................................. 5 Fatwa Jihad.............................................................................................................. 6 Refleksi....................................................................................................................... 7 Daftar Pustaka...................................................................................................... 8
Sosoknya dikenal sebagai tokoh ulama pemikir dan pejuang, serta pahlawan nasional yang menjadi salah satu tokoh besar Indonesia abad ke-20. KH Hasyim Asy'ari lahir pada Selasa Kliwon, 24 Zulkaidah 1287 Hijriah, bertepatan dengaan tanggal 14 Februari 1871 Masehi, di pesantren Gedang, Tambakrejo, Kabupaten Jombang. Dia merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara, putra dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. Dari jalur ayah, nasab Kiai Hasyim bersambung kepada Maulana Ishak hingga Imam Ja'tar Shadiq bin Muhammad Al-Bagir. Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada pemimpin Kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya VI (Lembu Peteng), yang berputra Karebet atau Jaka Tingkir. Dalam sejarah tercatat Jaka Tingkir adalah raja Pajang pertama (tahun 1568 M) dengan gelar Sultan Pajang atau Pangeran Adiwijaya. Riwayat Hidup
KH. Abdul Hakim Mahfudz (ayah kh Hasyim Asy'ari) mengungkapkan, Kiai Hasyim mulai berkelana untuk belajar ke sejumlah pesantren di usia 15 tahun. Dia pernah menjadi santri di Pesantren Wonorejo Jombang, Pesantren Wonokoyo Probolinggo, kemudian Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren Trenggilis Surabaya." KH Hasyim Asy'ari melanjutkan mencari ilmu ke Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, di bawah asuhan Kiai Kholil bin Abdul Latif. Kemudian pada tahun 1307 Hijriah atau tahun 1891 Masehi, Kiai Hasyim kembali ke tanah Jawa dan belajar di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo, di bawah bimbingan Kiai Ya'qub. Pendidikan K. H. Asy’ari
Pada umur 21 keilmuannya yang dinilai sudah mumpuni, KH Hasyim Asy'ari dipercaya untuk mengajar di Masjidil Haram berkarenasama tujuh ulama Indonesia lainnya, antara lain Syekh Nawawi al- Bantani dan Syekh Anmad Khatib al-Minakabawi.kemudian Pada 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng. Awalnya, santri berjumlah delapan, lalu tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang. Mendirikan Pesantren Mendirikan NU Nahdlatul Ulama di dirikan Setelah mendapatkan masukan dari beberapa kiai pengasuh pesantren, serta petunjuk gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama. Organisasi kebangkitan ulama itu secara resmi didirikan pada 16 Rajab 1344 hijriyah atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi, dengan KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai Rois Akbar.
1. Teologi, dalam hal ini KH Hasyim Asy’ari mengatakan ada tiga tingkatan dalam mengartikan tuhan (tahwid), tingkatan pertama pujian terhadap keesaan tuhan hal ini dimiliki oleh orang awam, tingkatan kedua meliputi pengetahuan dan pengertian mengenai keesaan tuhan hal ini dimiliki oleh Ulama’ , tingkatan ketiga tumbuh dari perasaan terdalam mengenai hakim agung dan hal ini dimiliki oleh para Sufi. 2. Ahlussunnah wal Jama’ah, Hasyim Asy’ari menerima doktrin ini karena sesuai dengan tujuan NU khususnya yang berkaitan dengan dengan membangun hubungan ‘ulama’ Indonesia yaitu mengikuti salah satu madzhab sunni dan menjaga kurikulum pesantren agar sesuai dengan prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah yang berarti mengikuti ajaran nabi Muhammad dan perkataanulama’. 3. Tasawwuf, secara garis besar pemikiran tasawwuf KH Hasyim Asy’ari bertujuan memperbaiki prilaku umat Islam secara umum serta sesuai dengan prinsip prinsip Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Secara Umum dan Pendidikan Islam
Peta Konsep mengenai Pemikiran Beliau Dalam Bidang Pendidikan 1. Signifikasi Pendidikan 2. Tujuan Pendidikan 3. Karakteristik Guru 4. Tugas & Tanggung Jawab 5. Sistem pendidikan 7. Metode pengajaran 8. Proses belajar mengajar 9. Evaluasi
FATWA JIHAD fatwa jihad itu memunculkan gerakan perlawanan di mana- mana terhadap tentara Belanda dan sekutu. Salah satu yang terbesar dan heroik, yakni pertempuran di Surabaya oleh arekarek Suroboyo, pada 10 November 1945. KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947. Jenazahnya dikebumikan di Pesantren Tebuireng Jombang Saat Belanda menjajah, KH Hasyim Asy'ari pernah diberi anugerah bintang jasa. Namun pemberian dari Belanda ditolak olehnya Penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta tersebut, selain menghentikan polemik dasar negara, juga menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Atas jasanya semasa hidup terhadap negara, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy'ari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.
Hikmah yang dapat dipetik dari Perjalanan K. H. Asy’ari ini adalah Sebagai ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asy'ari mempunyai semangat nasionalisme yang kuat. Beliau memberikan dukungan penuh kepada para pejuang tanah air dengan mengobarkan resolusi jihad. Refleksi Satu hal, yang juga keistimewaan KH. Hasyim Asy'ari, adalah kemandirian. Tidak seperti putra kiai lain, beliau adalah sosok yang memiliki etos kerja yang tinggi. Sang kakek, mendidiknya agar mandiri dan tidak mudah bergantung pada orang lain.
Daftar Pustaka https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Kutubkhanah/article https://www.detik.com/jatim/berita/d-6980512/biografi-kh-hasyim-asyari https://amp.kompas.com/regional/read/2021/04/21/215543878/bio grafi-kh-hasyim-asyari-asal-silsilah-pemikiran-hingga-perjuangan