The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ratmigiman, 2021-11-27 19:18:34

Dongeng Kancil dan Jerapah Berleher Panjang

TT3-CERITA JERAPAH

Keywords: Enter keywords

NAMA : SURATMI

NIM : 857713719

MTK : STRATEGI

PEMBELAJARAN

TUTOR : BU FARAH RIZKIYA PUTRI

TUGAS : Membuat Cerita

Menggunakan Anyflip

TEMA : Binatang

Sub Tema : Jerapah

Dongeng Kancil dan
Jerapah Si Leher Panjang

Ada segerobolan binatang berjalan-jalan ditepi sungai, mereka adalah Jerapah,
Kambing, Keledai, Domba, Kancil, dan Kura-kura.

Ketika Kambing, Keledai, Domba, dan Kura-kura berjalan-jalan bersama sambil
bercerita, bernyanyi tiba-tiba datanglah seekor Jerapah. Kemudian Jerapah pun
berteriak

“Awas, minggir!” terdengar suara si Jerapah, mengusir tiga binatang – Kambing,
Keledai, dan Domba, yang sedang minum di pinggir sungai “Kalian ini mengganggu
hakku.”

Mereka sangat kesal dengan tingkah Jerapah yang seolah-olah tempat itu adalah
miliknya sendiri. Bahkan Dombapun sangat kesal dan berbisik dengan teman-
temannya.

Domba berbisik, “Memangnya, sungai ini milik dia sendiri?”

“Ssst, nanti kamu ditendang lagi seperti waktu itu,” kata Kambing dan Keledai
memenangkan.

Jerapah sangat angkuh dengan apa yang dimilikinya dalam dirinya. Dan Jerapah
pun berkata dengan santainya.

“Aah, aku ini memang ganteng. Badanku keren, leherku jenjang, kukuku rapi, buluku
halus,” kata Jerapah memandangi pantulan dirinya di air sungai yang jernih
“Wajahku, apalagi, selalu bersih bersinar.” Lalu mencela tiga ekor binatang yang
sedang menunduk. “Memangnya kalian? Lihat, deh, sudah tidak tinggi ditambah
badan kalian kotor… issh! Apa sih kelebihan kalian?”
“Padahal aku haus,” bisik Kambing gelisah setelah menunggu sekian lama dan
Jerapah belum selesai minum.
Ini sudah ke sekian kalinya Jerapah bertindak semena-mena kepada mereka
bertiga. Dia pernah menendang dan menghina si Domba saat Domba menegurnya
karena si Jerapah menggosokkan kukunya di tumpukan bulu domba. Domba
mulanya akan memberikan bulu itu untuk alas tidur beberapa anak kucing hutan
yang baru lahir. Bulu-bulu domba itu menjadi kotor dan Domba batal
memberikannya. Jerapah juga memakan rerumputan yang dikumpulkan si Keledai
tanpa izinnya lalu pergi meninggalkan tempat Keledai dalam keadaan berantakan.
Jerapah juga pernah dengan sengaja menendang ember-ember berisi susu milik si
Kambing.
“Dia selalu menghina dan semena-mena terhadap kita,” bisik Keledai.
Datanglah seekor Kancil. Tanpa izin, dia mendekat lalu menyeruput air sungai,
“Aaaah, segar sekali.”

“Hey, apa yang kamu lakukan? Ini sungaiku. Tidak boleh ada yang minum saat aku
minum,” Jerapah berkata dengan sewot.

“Hah? Siapa bilang?” sanggah Kancil. “Sungai ini ada di hutan, dan aku tidak melihat
papan tulisan jika sungai ini milikmu, jadi semestinya semua boleh minum.”
“Kamu binatang kecil, jelek, kotor yang menjengkelkan!” seru Jerapah. “Aku bisa
menendangmu, atau menaruhmu di dahan pohon yang tinggi dengan kepalaku.”
“Ya, kamu memang tinggi, tapi aku tidak yakin jika kamu bisa berlari untuk
menangkapku.” Ucap Kancil.
“Jangan menentang, kau akan menyesal, Kancil!” Jerapah pun berteriak marah.
“Ayo buktikan,. Kejar aku sekarang,” kata kancil. Jeraah berjalan mendekati dan
kancil mulai berlari.
Kancil berlari sangat kencang, melewati batu-batu, pohong, ilalang, dengan zigzag.
Meskipun kakinya sangat panjang, namun Jerapah agak kesulitan mengejar Kancil.
Lehernya yang tinggi membuat dia kesulitan melihat ke bawah sehingga ia sering
tersandung. Kadang lehernya juga tersangkut dahan tinggi. Ia juga sulit berlari zig
zag, karena setiap belokan dia kesulitan berlari.

Kancill sampai ke sebuah gua, lalu masuk ke dalam. Jerapah menyusulnya.
Semakin dalam, semakin gelap dan sempit. Batuan stalaktif di atap gua menusuk-
nusuk wajah dan kepala Jerapah.
“Maafkan aku. Disini gelap sekali,” kata kancil. “Ayo, aku tolong kau untuk berdiri,
dan menuju ke cahaya itu.”

Cahaya kecil itu adaah tempat mereka masuk ke gua. Kanil memapah Jerapah
keluar dari gua. Ternyata di luar, sudah ada Domba, Keledai dan Babi menunggu.
“Teman kalian ini perlu pertolongan pertama, adakah yang bisa?”
“Aku bisa, “ kata Keledai.
“Aku akan mengambilkan air untuk membersihkan luka-lukanya,” kata Kambing.
“Dan aku akan mengambilkan bulu Domba untuk menutup lukamu dan alat P3K,”
kata Domba.
“Kenapa kalian baik sekali?” tanya Jerapah dibalik derai air matanya dan wajahnya
yang mengeluarkan darah. “Padahal aku sombong dan semena-mena kepada
kalian.”

“Ya, memang kamu sombong terhadap kami,” kata Kelledai,”tapi dalam keadaan
luka begini dan kamu membutuhkan pertolongan, tidak mungkin kami tinggalkan jika
kami bisa menolongmu.”
“Jika dirimu tinggi, kamu bisa mengambil sesuatu dari tempat lebih tinggi, sementara
jika kamu pendek, kamu bisa mudah meihat hambatan di bawah. Setiap makhluk
memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi kita harus saling bekerja sama, bukan
malah menghina,”kata kancil. “Nah, kamu sudah di tangah yang tepat, Jerapah. Aku
pamit pergidulu ya.”
“Aku minta maaf atas kesombonganku, ya.” Kata Jerapah. Mulai sekarang, mari kita
berteman.”
Domba, Keledai dan Kambing, dan kura-kura tersenyum mengiyakan.

Link Vidio
https://youtu.be/N-5mB9dPBvM


Click to View FlipBook Version