JAMUR MAKROSKOPIS
di DESA BATU KETEBUNG
KECAMATAN SERAWAI
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kapuas Sintang
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan E-book ini dengan judul
Identifikasi Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai dan
Implementasinya dalam pembuatan E-book.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan,dukungan,arahan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: pembimbing I Ibu
Hilda Aqua Kusuma Wardani, S.Si.,M.Si dan pembimbing II Ibu Desi Ratnasari,
S.Pd.,M.Si yang telah mengarahkan dan membimbing penulis. Sehingga E-book ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa E-book ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
terwujudnya karya yang lebih baik di masa mendatang. Penulis berharap semoga E-
book ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.
Sintang, Agustus 2021
Penulis
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi ...........................................................................................................3
Pendahuluan......................................................................................................4
Peta Desa Batu Ketebung .................................................................................7
Pycnoporus Sanguineus....................................................................................8
Lentinus Sajor-Coju..........................................................................................9
Earliella Scabrosa ............................................................................................11
Polyporus Arcularius........................................................................................12
Microporus Xanthopus .....................................................................................13
Panus Neostrigosus ..........................................................................................14
Trametes Villosa ...............................................................................................15
Lignosus Rhinoceros.........................................................................................16
Genoderma Applanatum...................................................................................17
Marasmiellus Candidus ....................................................................................18
Marasmius Rotula .............................................................................................20
Stereum Hirsutum .............................................................................................22
Stereum Ostrea ...............................................................................................23
Volvariella Sp ...................................................................................................24
Pluteus boudieri................................................................................................25
Auricularia Auricular .......................................................................................27
Deadalea Quercina...........................................................................................28
Pleurotus Sp......................................................................................................30
Daldenia Concentrica.......................................................................................31
Schizophyllum Commune..................................................................................33
Dacryopinax Spathularia..................................................................................34
Cookeina Sulcipes.............................................................................................36
Cyathus Striatus................................................................................................37
Lecinum Aurantium ..........................................................................................39
Russula Albida ..................................................................................................40
Phallus Indusiatus ............................................................................................42
Lentaria Surculus .............................................................................................43
Hygrocybe Miniata ...........................................................................................45
Clavulinopsis Corallinorosacea .......................................................................46
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 3
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam salah
satunya jamur. Jamur merupakan satu diantara berbagai jenis organisme yang
berperan penting dalam menjaga keseimbangan membantu proses dekomposisi
bahan organik untuk mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan. Oleh
karena itu, jamur ikut membantu menyuburkan tanah melalui penyediaan
nutrisi bagi tumbuhan, sehingga hutan tumbuh dengan subur (Tampubolon,
2010: 65). Berdasarkan bentuk tubuh buahnya jamur dibedakan menjadi jamur
Makroskopis dan Mikroskopis. Jamur makroskopis adalah jamur yang tubuh
buahnya bisa terlihat jelas tanpa mikroskop, Sedangkan untuk melihat bentuk
fisik jamur mikroskopis adalah dengan menggunakan mikroskop. Tubuh buah
dari jamur makroskopis memiliki bentuk dan warna yang mencolok seperti
merah cerah, coklat cerah, orange, putih, kuning, krem bahkan berwarna hitam.
Jamur makroskopis sebagian besar hidup sebagai saprofit. Habitat jamur yang
hidup sebagai saprofit misalnya pada tanah, serasah, pada batang pohon, kayu
lapuk, dan pada sisa-sisa tumbuhan atau hewan (Purwanto dkk, 2017: 79).
Jamur, khususnya kelompok jamur makroskopis merupakan kelompok utama
organisme pendegradasi lignoselulosa karena mampu menghasilkan enzim-
enzim pendegradasi lignoselulosa seperti selulase, ligninase, dan hemiselulase.
sehingga siklus materi di alam dapat terus berlangsung (Munir, 2006:65).
Selain itu, kelompok jamur makroskopis secara nyata mempengaruhi jaring-
jaring makanan di hutan, kelangsungan hidup atau perkecambahan anakan-
anakan pohon, pertumbuhan pohon, dan keseluruhan kesehatan hutan. Jadi,
keberadaan jamur makroskopis adalah indikator penting komunitas hutan yang
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 4
dinamis (Molina dkk, 2001: 176). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
di Desa Batu Ketebung di ketahui bahwa pengidentifikasian jamur
makroskopis hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian dan
penelusuran pustaka. Masyarakat setempat hanya memanfaatkan jamur
makroskopis sebagai bahan pangan bagi jamur makroskopis yang dapat
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi
jamur makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai agar hasil
penelitian yang diperoleh dapat memberikan informasi, serta dapat dijadikan
sumber belajar siswa, diantaranya menggunakan media e-book.
Jamur merupakan salah satu konsep yang diajarkan disekolah pada
pembelajaran biologi, sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
(Wardhani, 2017: 63). Salah satu media pembelajaran yang mengimplementa-
sikan perkembangan teknologi dan komunikasi dengan interaksi pengguna
yang sedang dikembangkan saat ini adalah buku digital atau dikenal dengan e-
book. Buku digital atau disebut juga e-book merupakan sebuah publikasi yang
terdiri dari teks, gambar, maupun suara dan dipublikasikan dalam bentuk
digital yang dapat dibaca di komputer maupun perangkat elektronik lainnya
seperti android atau tablet. E-book atau electronic book (atau juga digital book)
adalah evolusi dari buku cetak yang biasa kita baca sehari-hari (Subiyantoro,
2014: 131).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai terdapat 29 spesies jamur makroskopis yang tergolong ke
dalam 18 famili yaitu, famili Polyporaceae, famili Marasmiaceae, famili
Streaceae, famili Pluteaceae, famili Auriculariaceae, famili Fomitopsidaceae,
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 5
famili Tricholomataceae, famili Xylariaceae, famili Schizophyllaceae, famili
Dacrymycetaceae, famili Sarcosyphaceae, famili Agaricaceae, famili
Boletaceae, famili Russulaceae, famili Hallaceae, famili Lentariaceae, famili
Hygrophoraceae, famili Clavariaceae. Setiap spesies jamur makrosklopis yang
ditemukan dilapangan tumbuh pada substrat yang berbeda seperti kayu lapuk,
kayu mati, kayu hidup, ranting ranting, tanah dan seresah.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 6
PETA LOKASI PENELITIAN
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 7
1. Famili Polyporaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 9 spesies
yang tergolong ke dalam famili Polyporaceae, yaitu spesies Pycnoporus
sanguineus, spesies Lentinus sajor-coju, spesies Earliella scabrosa, spesies
Polyporus arcularius, spesies Microporus xanthopus, spesies Panus
neostrigosus, spesies Trametes villosa, spesies Lignosus rhinoceros, spesies
Genoderma applanatum. Setiap spesies jamur makroskopis dari famili
Polyporaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati, ranting
kayu,dan pohon. Famili Polyporaceae memiliki jenis spesies yang paling
banyak ditemukan pada saat penelitian dikarenakan jenis spesies dari famili
Polyporaceae merupakan jamur dekomposer yang banyak tumbuh pada
pohon yang telah mati. Artinya jamur yang ada di kawasan ini adalah
umumnya bersifat saprofit. Deskripsi spesies jamur makroskopis yang
masuk ke dalam famili Polyporaceae adalah sebagai berikut:
a. Pycnoporus sanguineus
Menurut Hasanuddin (2014 : 43) klasifikasi Pycnoporus sanguineus
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyrachis
Spesies : Pycnoporus sanguineus
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 8
Pycnoporus sanguineus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti kipas, berwarna merah-kemerahan dengan bagian tepi
buah jamur berwarna putih. Permukaan tudung rata dan terdapat garis
pertumbuhan yang melingkari tubuh buah. Pycnoporus sanguineus
mempunyai tubuh buah yang hampir duduk atau bertangkai sangat
pendek. Tekstur tubuh buah jamur Pycnoporus sanguineus keras dan
semakin ketepi daging buahnya semakin tipis. Ukuran diameter tudung
Pycnoporus sanguineus pada saat ditemukan di lapangan ± 5,4 cm dan
tumbuh pada kayu mati (Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Pycnoporus sanguineus
Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga tidak dapat
dikonsumsi, namun menurut Hasanuddin (2014 : 43) senyawa pada
jamur Pycnoporus sanguineus dapat digunakan sebagai obat kanker dan
sebagai anti bakteri.
b. Lentinus sajor-coju
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 248) klasifikasi Lentinus sajor-caju
adalah sebagai berikut:
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 9
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Poliporaceae
Genus : Lentinus
Spesies : Lentinus sajor-coju
Lentinus sajor-coju ini pada saat penelitian di lapangan hidup
secara berkoloni dan ditemukan tumbuh pada kayu mati. Spesies ini
memiliki bentuk tudung seperti corong, berwarna krem sedikit
kecoklatan dan bertekstur licin, pada tepi tudung jamur ini tidak
beraturan (bergelombang), bagian tengah tudung melengkung kebawah.
Jamur ini memiliki lamella yang terdapat dibawah tudung berbentuk
seperti insang dan turun mencapai tangkai, tangkai jamur Lentinus sajor-
coju ini berwarna putih dan memiliki annulus. Pada saat ditemukan
ukuran diameter tudung ± 9,8 cm dan tangkai berukuran ± 1,58-1,7 cm.
Posisi tangkai tidak berada ditengah dan dalam satu tangkai hanya
terdapat satu tudung jamur ( Gambar 4.2)
Gambar 4.2 Lentinus sajor-coju
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 10
Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi, oleh sebab itu
masyarakat Desa Batu Ketebung memanfaatkan jamur ini sebagai bahan
pangan dan masyarakat setempat mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat golongk.
c. Earliella scabrosa
Menurut Rahma, (2018: 94) klasifikasi Earliella scabrosa adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomicetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Earliella
Spesies : Earliella scabrosa
Earliella scabrosa oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Jamur ini ditemukan tumbuh pada kayu
mati, hidup secara berkoloni dan tumpang tindih. Spesies ini memiliki
tudung berbentuk seperti kipas, terdapat garis petumbuhan pada
tudungnya,berwarna cokelat kehitaman dan tepinya berwarna putih.
Bentuk tepi tudung jika dilihat dari permukaan bergelombang dan pada
permukaan bagian atas kusam sedangkan pada permukaan bagian bawah
tudung terdapat pori-pori halus. Jamur ini tidak memiliki tangkai dan
bertekstur keras. Pada saat ditemukan ukuran diameter jamur ini ± 5,6
cm. Jamur Earliella scabrous ini tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.3).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 11
Gambar 4.3 Earliella scabrosa
d. Polyporus arcularius
Menurut Asnah (2010: 47) klasifikasi Polyporus arcularius adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyporus
Spesies : Polyporus arcularius
Jamur Polyporus arcularius ini ditemukan tumbuh pada kayu mati.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong, pada permukaan tudung
terdapat rambut, berwarna cokelat, pada bagian bawah tudung terdapat
lamella berbentuk seperti insang menuju tangkai. Jamur ini memiliki
tangkai berwarna cokelat. Pada saat penelitian di lapangan ukuran
diameter tudung jamur Polyporus arcularius ± 1,6 cm dengan panjang
tangkai ±3 cm serta diameter tangkai ±0,31 cm (Gambar 4.4).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 12
Gambar 4.4 Polyporus arcularius
Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi oleh karena itu
masyarakat memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan dan
masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat kepuak karena spesies ini sering ditemukan tumbuh pada pohon
kapuak atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan pohon benda atau
bendo (Artocarpus elasticus)
e. Microporus xanthopus
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Microporus xanthopus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Microporus
Spesies : Microporus xanthopus
Microporus xanthopus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong, ditemukan tumbuh pada ranting
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 13
kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong, berwarna
coklat kekuningan bercampur dengan warna coklat kemerahan dengan
bagian tepi tudung berwarna putih. Permukaan tudung terdapat garis
kosentris yang melingkar di bagian atas tudung, tekstur tudung jamur ini
tipis dan liat. Jamur ini memiliki tangkai berwarna coklat muda
kekuningan. Pada saat penelitian di lapangan ukuran diameter tudung
jamur Microporus xanthopus, yaitu ± 5 cm dengan panjang tangkai ± 5
cm (Gambar 4.5). Jamur ini merupakan jamur beracun.
Gambar 4.5 Microporus xanthopus
f. Panus neostrigosus
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 249) klasifikasi panus neostrigosus
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporal
Famili : Polyporaceae
Genus : Panus
Spesies : Panus neostrigosus
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 14
Jamur makroskopis spesies panus neostrigosus ditemukan tumbuh
pada kayu mati, oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan
sebutan kulat bulu karena terdapat rambut halus pada permukaan tudung
Panus neostrigosus. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong,
berwarna cokelat keunguan dan sedikit jingga. Permukaan tudung
terdapat rambut halus yang bersifat kaku, dan pada tepi tudung
melengkung ke bagian bawah, memiliki lamella berbentuk insang,
berwarna putih menuju tangkai. Pada saat ditemukan tudung berdiameter
± 3,4 cm dan panjang tangkai ± 2 cm (Gambar 4.6).
Gambar 4.6 Panus neostrigosus
Jamur ini dapat dikonsumsi, oleh sebab itu masyarakat setempat
memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan.
g. Trametes villosa
Menurut Hasyiati ( 2019: 73) klasifikasi trametes villosa adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 15
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Trametes
Spesies : Trametes villosa
Trametes villosa ditemukan tumbuh menempel pada kayu mati.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk setengah lingkaran
menyerupai kipas, berwarna kuning keabu-abuan bercampur hijau.
Permukaan tudung memiliki garis konsentris, berbulu dan bertekstur
tipis. Jamur ini tidak memiliki tangkai. Pada saat ditemukan ukuran
diameter tudung ± 7 cm. Jamur ini merupakan jamur beracun sehingga
tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.7)
Gambar 4.7 Trametes villosa
h. Lignosus rhinoceros
Menurut Rahmadani, (2019 : 63) klasifikasi lignosus rhinoceros adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 16
Divisi : Basisiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Lignosus
Spesies : Lignosus rhinoceros
Lignosus rhinoceros ditemukan tumbuh ditanah hidup secara soliter.
Spesies ini memiliki bentuk tudung datar, berwarna cokelat. Permukaan
atas jamur ini tampak ada rambut halus. Pada saat ditemukan ukuran
tudung ± 5,5 cm dan panjang tangkai ± 8,7 cm dengan diameter tangkai
± 0,5 cm. Lignosus rhinoceros ini memiliki akar yang menyerupai buah
dengan diameter ±3,7 cm dan tinggi ± 3,6 cm (Gambar 4.8).
Gambar 4.8 Lignosus rhinoceros
Akar jamur ini memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, tergantung dari
kualitas akar jamur Lignosus rhinoceros tersebut. Masyarakat setempat
mengenal jamur ini dengan sebutan kulat sengkedigel.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 17
i. Genoderma applanatum
Menurut Hiola, (2011 : 96) klasifikasi Genoderma applanatum adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Genoderma
Spesies : Genoderma applanatum
Genoderma applanatum oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong, ditemukan tumbuh menempel pada
kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk kipas, berwarna coklat
dengan bagian tepi jamur ini berwarna putih. Permukaan tudung tampak
bergelombang dan pada bagian bawah tudung terdapat pori-pori kecil
berwarna putih. Genoderma applanatum tidak memiliki tangkai,
bertekstur keras dan mempunyai garis pertumbuhan berwarna merah
kecoklatan. Ukuran diameter tudung Genoderma applanatum pada saat
penelitian di lapangan berukuran ± 5,6 cm (Gambar 4.9).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 18
Gambar 4.9 Genoderma applanatum
Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga tidak dapat
dikonsumsi, namun menurut Hiola, (2011 : 96) jamur ini dapat dijadikan
sebagai bahan obat-obatan karena memiliki bahan aktif anti tumor .
2. Famili Marasmiaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 2 spesies
yang tergolong ke dalam famili Marasmiaceae yaitu, spesies Marasmiellus
candidus dan spesies Marasmius Rotula. Setiap spesies jamur makroskopis
dari famili Marasmiaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu
mati dan seresah. Deskripsi spesies jamur makroskopis yang masuk ke
dalam famili Marasmiaceae adalah sebagai berikut:
a. Marasmiellus candidus
Menurut Asnah (2010 : 34) klasifikasi Marasmiellus candidus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 19
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmiellus
Spesies : Marasmiellus candidus
Marasmiellus candidus ditemukan tumbuh pada ranting kayu
yang sudah mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna putih. Permukaan tudung licin dan terdapat lamella berbentuk
insang bertekstur lunak. Marasmiellus candidus memiliki tangkai
berwarna putih. Ukuran diameter tudung ± 2,6 cm panjang tangkai ± 1
cm serta diameter tangkai ± 0,21 cm (Gambar 4.10).
Gambar 4.10 Marasmiellus candidus
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan
sebutan kulat bubor atau dalam bahasa Indonesia disebut bubur karena
memiliki tekstur yang mudah hancur dan ketika sudah busuk tampak
seperti bubur. Spesies ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi oleh
karena itu, masyarakat Desa Batu Ketebung memanfaatkan ini sebagai
bahan pangan.
b. Marasmius rotula
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Marasmius rotula adalah
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 20
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmius
Spesies : Marasmius Rotula
Spesies ini memiliki tudung menyerupai payung, berwarna putih.
Permukaan tudung bertekstur halus dan tipis, pada bagian bawah tudung
terdapat lamella yang berbentuk seperti insang tetapi tidak padat.
Marasmius rotula memiliki tangkai yang letaknya sentral, berwarna
hitam dan semakin menuju tudung warnanya coklat kemerahan. Ukuran
diameter ± tudung 3,5 cm. dengan panjang tangkai ± 7 cm dan diameter
tangkai ± 0,45 cm. pada saat penelitian di lapangan spesies ini ditemukan
tumbuh diseresah daun mati (Gambar 4.11).
Gambar 4.11 Marasmius rotula
Jamur ini merupakan jamur beracun. Masyarakat Desa Batu Ketebung
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 21
mengenal jamur ini dengan sebutan kulat payongk karena memiliki
bentuk seperti payung.
3. Famili Streaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 2 spesies
yang tergolong ke dalam famili Streaceae yaitu, spesies Stereum Hirsutum
dan spesies Stereum ostrea. Setiap spesies jamur makroskopis dari famili
Streaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu lapuk dan ranting
kayu. Deskripsi spesies jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili
Streaceae adalah sebagai berikut:
a. Stereum hirsutum
Menurut Hiola, (2011: 99) klasifikasi Stereum hirsutum adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum hirsutum
Stereum hirsutum hidup secara berkoloni, ditemukan menempel
pada kayu yang sudah lapuk, oleh masyarakat Desa Batu Ketebung jamur
ini dikenal dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki bentuk
tudung seperti kipas, berwarna orange dan terdapat garis-garis konsentris
di permukaan tudung, tepi tudung berwarna putih pudar. Struktur tudung
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 22
jamur ini tipis dan memiliki permukaan tudung yang halus. Saat
ditemukan ukuran diameter tudungnya ± 9,1 cm (Gambar 4.12).
Gambar 4.12 Stereum hirsutum
Masyarakat Desa Batu Ketebung biasanya menggunakan jamur ini untuk
campuran air mandi bayi dari umur 1 – 7 hari karena oleh masyarakat
setempat dipercaya dapat mengatasi perut kembung pada bayi.
b. Stereum ostrea
Menurut Hiola, (2011: 100) klasifikasi Stereum ostrea adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum ostrea
Stereum ostrea ditemukan tumbuh pada ranting kayu mati.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 23
kulat gadong. Spesies ini memiliki bentuk tudung seperti kipas,
berwarana cokelat kekuningan dan disisi tudung berwarna putih,
memiliki garis konsentris dipermukaan tudungnya. Tekstur jamur ini
keras dan tidak memiliki tangkai. Pada saat ditemukan ukuran diameter
jamur ini ± 3,8 cm. Jamur ini tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.13).
Gambar 4.13 Stereum ostrea
4. Famili Pluteaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 2 spesies yang
tergolong ke dalam famili Pluteaceae yaitu, spesies Volvariella Sp dan
Pluteus boudieri. Spesies jamur makroskopis dari famili Pluteaceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu hidup. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Pluteaceae adalah sebagai
berikut:
a. Volvariella sp
Menurut Abbas, dkk (2011 : 172) klasifikasi Volvariella sp adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 24
Ordo : Agaricales
Famili : Pluteacea
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella Sp
Volvariella sp ini ditemukan tumbuh menempel pada kayu hidup.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung, berwarna putih dan
bertekstur lunak. Permukaan tudung rata, licin, dan lunak, pada bagian
bawah tudung terdapat lamella yang berbentuk insang. Spesies ini
memiliki tangkai, berwarna sama seperti tudung dan terdapat volva pada
bagian tangkainya. Ukuran diameter tudung ± 3,6 cm dan panjang
tangkai ± 3,5 cm (Gambar 4.16).
Gambar 4.16 Volvariella Sp
Volvariella sp dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan karena
jamur ini dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal
jamur ini dengan sebutan kulat nyiur.
b. Pluteus boudieri
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Pluteus boudieri adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 25
Divisi : Eumycetes
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Pluteales
Famili : Pluteaceae
Genus : Pluteus
Spesies : Pluteus boudieri
Pluteus boudieri oleh masyarakat desa batu ketebung dikenal
dengan sebutan kulat batongk, hidup berkoloni dan ditemukan tumbuh
pada kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti payung,
berwarna krem keputih-putihan. Permukaan tudung menonjoldan
terdapat lamella berbentuk insang berwarna putih yang terletak di bawah
permukaan tudung. Spesies ini memiliki tangkai berwarna putih yang
melekat pada substrat, bertekstur lunak dan mudah hancur. Pluteus
boudieri ini pada saat ditemukan di lapangan memiliki diameter tudung
berukuran ± 1,1 cm dan panjang tangkai ± 3,1 cm dengan diameter
tangkai ± 0,3 cm. Spesies ini tergolong jamur yang tidak dapat
dikonsumsi (Gambar 4.25).
Gambar 4.25 Pluteus boudieri
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 26
5. Famili Auriculariaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Auriculariaceae yaitu, spesies Auricularia
auricular. Spesies jamur makroskopis dari famili Auriculariaceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu lapuk. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Auriculariaceae adalah sebagai
berikut:
a. Auricularia auricular
Menurut Asnah, (2010: 12) klasifikasi Auricularia auricular adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia auricular
Auricularia auricular oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat ceber. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti telinga, berwarna coklat muda dengan tekstur seperti
gelatin, elastis, dan transparan. Auricularia auricular mempunyai tubuh
buah yang duduk atau tidak memiliki tangkai. Spesies ini pada saat
penelitian di lapangan ditemukan tumbuh pada kayu lapuk, hidup secara
berkelompok dengan ukuran diameter tudung ± 7,8 cm. Masyarakat Desa
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 27
Batu Ketebung memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan (Gambar
4.13).
Gambar 4.14 Auricularia auricular
6. Famili Fomitopsidaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Fomitopsidaceae yaitu, spesies Deadalea
quercina. Spesies jamur makroskopis dari famili Fomitopsidaceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu lapuk. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Fomitopsidaceae adalah sebagai
berikut:
a. Deadalea quercina
Menurut Das dan Aminuzzaman, ( 2017 : 7) klasifikasi Deadalea
quercina adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Polyporales
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 28
Famili : Fomitopsidaceae
Genus : Deadalea
Spesies : Deadalea quercina
Deadalea quercina oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Tumbuh menempel pada kayu mati.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti kipas, berwarna coklat
kekuningan, dengan diameter tudung ± 5 cm dan tidak memiliki tangkai.
Permukaan tudung terdapat garis pertumbuhan dan pada bagian bawah
tudung memiliki lamella berbentuk insang. Tekstur Deadalea quercina
ini keras dan tebal. Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga
tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.15).
Gambar 4.15 Deadalea quercina
7. Famili Tricholomataceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Tricholomataceae yaitu, spesies Pleurotus
ostreatus. Spesies jamur makroskopis dari famili Tricholomataceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu lapuk. Deskripsi spesies jamur
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 29
makroskopis yang masuk ke dalam famili Tricholomataceae adalah sebagai
berikut:
a. Pleurotus ostreatus
Menurut Hasanuddin ( 2014 : 45 ) klasifikasi Pleurotus ostreatus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Pleurotus ostreatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan kulat putih. Tumbuh menempel pada kayu lapuk, dan hidup
secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna putih. Permukaan tudung datar dan sedikit corong dibagian
dekat tangkai, pada bagian bawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang, berwarna putih. Pleurotus ostreatus memiliki tangkai yang
terletak ditengah tudung. Diketahui pada saat penelitian di lapangan
ukuran diameter tudung ± 4,1 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan
diameter tangkai 0,3 cm. Jamur ini dimanfaatkan masyarakat setempat
sebagai bahan pangan dan sebagai obat (Gambar 4.17).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 30
Gambar 4.17 Pleurotus ostreatus
8. Famili Xylariaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Xylariaceae yaitu, spesies Daldinia
concentrica. Spesies jamur makroskopis dari famili Xylariaceae ditemukan
tumbuh pada substrat seperti kayu mati. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Xylariaceae adalah sebagai
berikut:
a. Daldinia concentrica
Menurut Asnah, ( 2010 : 20 ) klasifikasi Daldinia concentrica adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordarimycetes
Ordo : Xylariales
Famili : Xylariaceae
Genus : Daldinia
Spesies : Daldinia concentrica
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 31
Daldinia concentrica ditemukan tumbuh menempel pada kayu
mati. Spesies ini berbentuk seperti bola pejal, berwarna hitam kecoklatan.
Permukaan polos, tebal, dan ketika dibelah akan tampak struktur
konsentris berwarna abu-abu berlapis hitam. Ukuran badan buah
Daldinia concentrica ± 2,3 cm (Gambar 4.18).
Gambar 4.18 Daldinia concentrica
Spesies ini merupakan jamur beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal Daldinia concentrica dengan
sebutan kulat ati todong karena menyerupai seperti hati ular. Ati dalam
bahasa Indonesia artinya hati sedangkan todong artinya ular kobra.
9. Famili Schizophyllaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Schizophyllaceae yaitu, spesies
Schizophyllum commune. Spesies jamur makroskopis dari famili
Schizophyllaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati .
Deskripsi spesies jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili
Schizophyllaceae adalah sebagai berikut:
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 32
a. Schizophyllum commune
Menurut Tampubolon ( 2012 : 45 ) klasifikasi Schizophyllum commune
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Schizophyllaceae
Genus : Schizophyllum
Spesies : Schizophyllum commune
Schizophyllum commune ditemukan tumbuh pada kayu mati dan
hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki bentuk tudung yang
berbeda-beda seperti bentuk ginjal dan bentuk kipas dengan tepi yang
berlekuk hingga badan buah tampak seperti bercabang, berwarna putih
agak kecoklatan. Permukaan tudung tampak berkerut dengan tekstur
yang lembut, pada bagian bawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang, dan pada tepi tudung terdapat struktur yang tidak beraturan.
Bagian pangkal Schizophyllum commune agak sempit merupakan bagian
yang melekat pada substrat. Ukuran diameter tudung spesies ini pada saat
ditemukan di lapangan ± 2,6 cm (Gambar 4.19).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 33
Gambar 4.19 Schizophyllum commune
Schizophyllum commune oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat tahon karena spesies hidup dalam jangka waktu
yang panjang dan dapat ditemui sepanjang tahun. Tahon dalam bahasa
Indonesia artinya tahun. Jamur ini merupakan jamur yang dapat
dikonsumsi.
10. Famili Dacrymycetaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam family Dacrymycetaceae yaitu, spesies
Dacryopinax spathularia. Spesies jamur makroskopis dari famili
Dacrymycetaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati.
Deskripsi spesies jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili
Dacrymycetaceae adalah sebagai berikut:
a. Dacryopinax spathularia
Menurut Rahma, (2018: 92-93) klasifikasi Dacryopinax spathularia
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 34
Kelas : Dacrymycetes
Ordo : Dacrymycetales
Famili : Dacrymycetaceae
Genus : Dacryopinax
Spesies : Dacryopinax spathularia
Dacryopinax spathularia oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat loter kuning, pada saat penelitian
ditemukan tumbuh pada kayu mati, dan hidup secara berkoloni. Spesies
ini memiliki badan buah berbentuk spatula, berwarna orange
kekuningan. Dacryopinax spathularia memiliki tekstur halus dan
kenyal seperti agar-agar. Berukuran kecil ± 2,0 cm (Gambar 4.20).
Gambar 4.20 Dacryopinax spathularia
Spesies ini biasanya dijadikan masyarakat Desa Batu Ketebung sebagai
obat tradisional seperti penyakit tubuh kuning.
11. Famili Sarcosyphaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Sarcosyphaceae yaitu, spesies Cookeina
sulcipes. Spesies jamur makroskopis dari famili Sarcosyphaceae
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 35
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati. Deskripsi spesies
jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili Sarcosyphaceae adalah
sebagai berikut:
a. Cookeina sulcipes
Menurut Ristiani, (2018: 7) klasifikasi Cookeina sulcipes adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Pezizomycetes
Ordo : Pezizales
Famili : Sarcosyphaceae
Genus : Cookeina
Spesies : Cookeina sulcipes
Cookeina sulcipes ditemukan tumbuh pada kayu mati, hidup
secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti
mangkok, berwarna orange di permukaan tudung dan di bawah tudung.
Permukaan tudung Cookeina sulcipes ini licin dan pada bagian atas
tudung terdapat bulu-bulu halus. Spesies ini memiliki tangkai berwarna
putih kekuningan. Cookeina sulcipes memiliki ukuran diameter tudung
± 2,3 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan diameter tangkai ± 0,5
cm (Gambar 4.21).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 36
Gambar 4.21 Cookeina sulcipes
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat mangkok dan memanfaatkanya sebagai bahan pangan karena
dapat dikonsumsi.
12. Famili Agaricaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1
spesies yang tergolong ke dalam famili Agaricaceae yaitu, spesies Cyathus
striatus. Spesies jamur makroskopis dari famili Agaricaceae ditemukan
tumbuh pada substrat seperti ranting kayu. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Agaricaceae adalah sebagai
berikut:
a. Cyathus striatus
Menurut Darwis, dkk (2010: 23) klasifikasi Cyathus striatus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 37
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Cyathus
Spesies : Cyathus striatus
Cyathus striatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat sarang burong, ditemukan tumbuh pada ranting
kayu mati dan hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk mangkok dengan bagian bawahnya mengecil, berwarna
coklat tua pada bagian luar tudung, sedangkan pada bagian dalam jamur
ini beralur dengan permukaan dalamnya licin dan memiliki warna abu-
abu kecoklatan. Cyathus striatus memiliki spora yang melekat pada
badan buah jamur dengan ukuran spora ± 1 mm dan diameter tudung
0,5 cm (Gambar 4.22).
Gambar 4.22 Cyathus striatus
Masyarakat Desa Batu Ketebung tidak mengkonsumsi jamur ini.
Menurut Darwis, dkk (2011: 3) spesies ini tidak dapat dikonsumsi
namun tidak beracun.
13. famili Boletaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 38
spesies yang tergolong ke dalam famili Boletaceae yaitu, spesies Lecinum
aurantium. Spesies jamur makroskopis dari famili Boletaceae ditemukan
tumbuh pada substrat seperti tanah. Deskripsi spesies jamur makroskopis
yang masuk ke dalam famili Boletaceae adalah sebagai berikut:
a. Lecinum aurantium
Menurut Hasanuddin ( 2014: 41) klasifikasi Lecinum aurantium adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Boletaceae
Genus : Leccinum
Spesies : Lecinum aurantium
Lecinum aurantium ditemukan tumbuh di tanah yang lembab
dan hidup secara soliter. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna coklat pada bagian permukaan tudung, sedangkan bagian tepi
tudung berwarna coklat keputihan, dan bertekstur lunak. Lecinum
aurantium memiliki tangkai berwarna coklat keputihan dan tampak
sedikit bergaris hitam. Spesies ini pada saat penelitian di lapangan
memiliki ukuran diameter tudung ± 2,4 cm dengan panjang tangkai ± 5
cm (Gambar 4.23).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 39
Gambar 4.23 Lecinum aurantium
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat pantai aria. Spesies ini termasuk jamur beracun, namun menurut
Hasanuddin (2014: 41) Jamur ini dapat jamur ini dapat dikonsumsi, jika
diolah dengan baik dan benar karena jika tidak diolah dengan baik dan
benar maka akan menimbulkan keracunan.
14. Famili Russulaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Russulaceae yaitu, spesies Russula albida.
Spesies jamur makroskopis dari famili Russulaceae ditemukan tumbuh
pada substrat seperti tanah. Deskripsi spesies jamur makroskopis yang
masuk ke dalam famili Russulaceae adalah sebagai berikut:
a. Russula albida
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Russula albida adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 40
Ordo : Russulales
Famili : Russulaceae
Genus : Russula
Spesies : Russula albida
Russula albida pada saat ditemukan tumbuh di tanah, hidup
secara soliter. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung, berwarna
putih kecoklatan. Permukaan tudung datar dan sedikit melengkung ke
dalam pada bagian dekat tangkai, sedangkan pada bagian bawah tudung
terdapat lamella berwarna putih. Spesies ini bertekstur halus dan lunak
serta memiliki tangkai berwarna putih. Russula albida pada saat
ditemukan di lapangan memiliki ukuran diameter tudung ± 3,7 dan
panjang tangkai ± 3 cm dengan diameter tangkai ± 0,6 cm (Gambar
4.24). Spesies ini tidak dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu
Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat tanoh.
Gambar 4.24 Russula Albida
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 41
15. Famili Hallaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies
yang tergolong ke dalam famili Hallaceae yaitu, spesies Phallus
indusiatus. Spesies jamur makroskopis dari famili Hallaceae ditemukan
tumbuh pada substrat seperti tanah. Deskripsi spesies jamur makroskopis
yang masuk ke dalam famili Hallaceae adalah sebagai berikut:
a. Phallus indusiatus
Menurut Rahmadani, (2019 : 66) klasifikasi Phallus indusiatus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Phallales
Famili : Hallaceae
Genus : Phallus
Spesies : Phallus indusiatus
Phallus indusiatus ditemukan tumbuh di tanah dalam kondisi
sudah menua, dan hidup secara berkoloni. Masyarakat Desa Batu
Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat jalo. Spesies ini
memiliki tudung berbentuk seperti lonceng, berwarna coklat. Jamur ini
memiliki jaring-jaring halus yang menyerupai tudung pengantin wanita
berwarna putih dan memiliki tangkai silindris berwarna putih dengan
cawan yang terletak di pangkal tangkai dan didalamnya terdapat lendir
yang mengeluarkan bau tidak sedap. Ukuran diameter tudung spesies
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 42
ini ± 4,7 cm dan panjang tangkai ± 9 cm (Gambar 4.26).
Gambar 4.26 Phallus indusiatus
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengatakan jamur ini dapat
dikonsumsi apabila dalam kondisi baru mekar atau masih muda.
16. Famili Lentariaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1
spesies yang tergolong ke dalam famili Lentariaceae yaitu, spesies
Lentaria surculus. Spesies jamur makroskopis dari famili Lentariaceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti ranting kayu. Deskripsi spesies
jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili Lentariaceae adalah
sebagai berikut:
a. Lentaria surculus
Menurut Susan dan Retnowati, (2017: 248) klasifikasi Lentaria
surculus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 43
Ordo : Gomphales
Famili : Lentariaceae
Genus : Lentaria
Spesies : Lentaria surculus
Lentaria surculus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
seperti karang laut dan memiliki banyak cabang pada bagian tudungnya,
berwarna krem dengan tekstur keras. Lentaria surculus ditemukan
tumbuh pada ranting kayu yang sudah mati, dan pada saat penelitian
panjang jamur ini 3,7 cm dengan diameter 1,5 cm. Jamur ini tidak dapat
dikonsumsi (Gambar 4.27).
Gambar 4.27 Lentaria surculus
17. Famili Hygrophoraceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1 spesies yang
tergolong ke dalam famili Hygrophoraceae yaitu, spesies Hygrocybe
miniata. Spesies jamur makroskopis dari famili Hygrophoraceae
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 44
ditemukan tumbuh pada substrat seperti tanah. Deskripsi spesies jamur
makroskopis yang masuk ke dalam famili Hygrophoraceae adalah sebagai
berikut:
a. Hygrocybe miniata
Menurut Priskila dkk (2018 : 579) klasifikasi Hygrocybe miniata adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricimycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Hygrophoraceae
Genus : Hygrocybe
Spesies : Hygrocybe miniata
Hygrocybe miniata ditemukan di tanah dan hidup berkoloni.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti payung, berwarna merah.
Permukaan tudung rata dan dibawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang. Hygrocybe miniata memiliki tangkai bewarna kuning dengan
tekstur lunak dan mudah hancur. Hygrocybe miniata ini pada saat
penelitian di lapangan memiliki diameter tudung ± 4 cm dan panjang
tangkai ± 6,7 cm dengan diameter tangkai ± 0,4 cm (Gambar 4.24).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 45
Gambar 4.28 Hygrocybe miniata
Jamur ini dapat dikonsumsi. Masyarakat desa batu ketebung mengenal
jamur ini dengan sebutan kulat sengayan.
18. Famili Clavariaceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 1
spesies yang tergolong ke dalam famili Clavariaceae yaitu, spesies
Clavulinopsis corallinorosacea. Spesies jamur makroskopis dari famili
Clavariaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti tanah. Deskripsi
spesies jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili Clavariaceae
adalah sebagai berikut:
a. Clavulinopsis corallinorosacea
Menurut Rahmawati dkk, (2018:60) klasifikasi Clavulinopsis
corallinorosacea adalah sebagi berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Clavariaceae
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 46
Genus : Clavulinopsis
Spesies : Clavulinopsis corallinorosacea
Clavulinopsis corallinorosacea oleh masyarakat desa batu
ketebung dikenal dengan kulat karong, pada saat penelitian jamur
ditemukan tumbuh di tanah. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
seperti karang, berwarna orange. Bertekstur lunak dan tidak memiliki
tangkai. Ukuran panjang tubuh buah jamur ini ± 5,2 cm dengan
diameter tubuh buah ± 3 mm. Clavulinopsis corallinorosacea
merupakan jamur yang tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.24).
Gambar 4.29 Clavulinopsis corallinorosacea
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 47
DAFTAR PUSTAKA
Abbas B, Listyorini F.H, Dan Martato E.A. 2011. Karakteristik Jamur Sagu (
Volvariella Sp.) Endemik Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173
Asnah. 2010. Iventarisasi Jamur Makroskopis Di Ekowisata Tangkahan Taman
Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatra Utara. Tesis. Medan:
USU Repository
Darwis W, Desnalianatif, Dan Suprianti R. (2011). Iventarisasi Jamur Yang Dapat
Dikonsumsi Dan Beracun Yang Terdapat Dihutan Dan Sekitar Desa Tanjung
Kemuning Kaur Bengkulu. Konservasi Hayati. 7(2): 1-8
Darwis W, Suprianti R, Safitri E. (2010) “ Jamur Nidulariales Yang Terdapat Di
Hutan Dan Di Sekitar Desa Pajar Bulan Semidang Alas Seluma Bengkulu”
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati. 6(2) :20-26
Das, K Dan Aminuzzaman, M. 2017. Morphological And Ecological
Characterization Of Xylotrophic Fungi In Mangrove Forest Region Of
Bangladesh. Journal Of Advances In Biology & Biotechnology. 11(4): 1-15
Molina, R., D. Pilz, J. Smith, S. Dunham, T. Dreisbach, T. O'Dell, Dan M.
Castelellano.2001. Conservation And Management Of Forest Fungi In The
Pacific Northwestern United States: An Integrated Ecosystem Approach.
Cambridge University Press. Cambridge.
Priskila, H. A. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Di Kawasan
Hutan Sekunder Areal Iuphhk-Hti Pt. Bhatara Alam Lestari Kabupaten
Mempawah. Hutan Lestari , 569-582.
Purwanto P.B,Zaman M.N,Yusuf Muhammad, Romli Mochhammad, Syafi’I Imam,
Hardhaka Tri, Faudi B.F, Rouf A.S.R,M.S.A, Adi Arfiyansyah, Laily Zainul.
(2017). Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Cagar Alam Nusakambangan
Timur. Proceeding Biology Education Conference, 79 - 82.
Rahma, K. (2018). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Perkebunan Kelapa Sawit
Kecamatan Meureubo Aceh Barat Sebagai Materi Pendukung Pembelajaran
Kingdom Fungi Di Sma Negeri 1 Meureubo. Biologi , 1-172.
Rahmadani, A. (2019). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Stasiun Penelitian
Soraya Kawasan Ekosistem Leuser Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi
Fungi. Biologi , 1-132.
Rahmawati, L. R. (2018). Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Anggota Kelas
Basidiomycota Di Hutan Bayur, Kabupaten Landak,Kalimantan Barat.
Mikologi Indonesia, 56-65.
Ristiyani, E. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Ascomycota Pada
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 48
Subiyantoro, Eko. 2014. Menapak Di Era Digital Denganmemasyarakatkan
BukuDigital.Http://Www.Vedcmalang.Com/Pppptkboemlg/Index.Php/Menuu
tama/TeKnologiinformasi/1114-Eko-Subiyantorowidyaiswara-Muda
Departementeknologiinformasi-Pppptk-Boe-Malang (Diakses Pada 15 Mei
2017)
Susan D, Dan Retnowati A. (2017). Catatan Beberapa Jamur Makro Dari Pulau
Enggano: Diversitas Dan Potensinya [Notes On Some Macro Fungi From
Enggano Island: Diversity And Its Potency]. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 243-
255.
Tampubolon, S.D.B.M., Utoro, B., Yunasti. 2010. Keanekaragaman Jamur
Makroskopis Di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa
Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara. [Jurnal]. Medan. Program Studi
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Wardhani, H. A. K. (2017). Jamur Makroskopis Di Kawasan Menyurai. Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,Vol 1.Nomor 2 (Halaman 63 - 68)
.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 49
BIODATA PENULIS
Nama : Dina Frasiska Sari
NIM : 170300047731
Tempat, Tanggal Lahir : Batu Ketebung, 19 Mei 1999
Agama : Katolik
Alamat Lengkap : Dsn. Natai Penyapat, Ds. Batu Ketebung
Kec. Serawai, Kab. Sintang.
Status : Belum Kawin
Pendidikan :1. SDN 02 Ella Hilir, Lulus Tahun 2011
2. SMPN 1 Serawai, Lulus Tahun 2014
3. SMK Bina Kusuma Nanga Pinoh, Lulus Tahun 2017
Sintang, Agustus 2021
Penulis
Dina Fransiska Sari
NIM. 170300047731
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 50