JAMUR MAKROSKOPIS
di DESA BATU KETEBUNG
KECAMATAN SERAWAI
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kapuas Sintang
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan e-book ini dengan judul
“Identifikasi Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai dan
Implementasinya dalam pembuatan E-book".
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian e-book ini, penulis tidak
terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak sehingga
terselesaikannya e-book ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada pembimbing I dan pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing
penulis sehingga e-book ini terselesai dengan baik.
E-book ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi terwujudnya karya ilmiah
yang lebih baik di masa mendatang. Penulis berharap semoga e-book ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Sintang, Agustus 2021
Penulis
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi ...........................................................................................................3
Pendahuluan......................................................................................................4
Peta Desa Batu Ketebung .................................................................................6
Pycnoporus Sanguineus....................................................................................7
Lentinus Sajor-Coju..........................................................................................8
Earliella Scabrosa ............................................................................................9
Polyporus Arcularius........................................................................................11
Microporus Xanthopus .....................................................................................12
Panus Neostrigosus ..........................................................................................13
Trametes Villosa ...............................................................................................14
Lignosus Rhinoceros.........................................................................................15
Genoderma Applanatum...................................................................................16
Marasmiellus Candidus ....................................................................................18
Marasmius Rotula .............................................................................................19
Stereum Hirsutum .............................................................................................21
Stereum Ostrea ...............................................................................................22
Volvariella Sp ...................................................................................................23
Pluteus boudieri................................................................................................24
Auricularia Auricular .......................................................................................26
Deadalea Quercina...........................................................................................27
Pleurotus Sp......................................................................................................28
Daldenia Concentrica.......................................................................................30
Schizophyllum Commune..................................................................................31
Dacryopinax Spathularia..................................................................................33
Cookeina Sulcipes.............................................................................................34
Cyathus Striatus................................................................................................36
Lecinum Aurantium ..........................................................................................37
Russula Albida ..................................................................................................39
Phallus Indusiatus ............................................................................................40
Lentaria Surculus .............................................................................................41
Hygrocybe Miniata ...........................................................................................43
Clavulinopsis Corallinorosacea .......................................................................44
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 3
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam salah
satunya jamur. Jamur merupakan satu diantara berbagai jenis organisme yang
berperan penting dalam menjaga keseimbangan membantu proses dekomposisi
bahan organik untuk mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan. Oleh
karena itu, jamur ikut membantu menyuburkan tanah melalui penyediaan
nutrisi bagi tumbuhan, sehingga hutan tumbuh dengan subur (Tampubolon,
2010: 65). Berdasarkan bentuk tubuh buahnya jamur dibedakan menjadi jamur
Makroskopis dan Mikroskopis. Jamur makroskopis adalah jamur yang tubuh
buahnya bisa terlihat jelas tanpa mikroskop, Sedangkan untuk melihat bentuk
fisik jamur mikroskopis adalah dengan menggunakan mikroskop. Tubuh buah
dari jamur makroskopis memiliki bentuk dan warna yang mencolok seperti
merah cerah, coklat cerah, orange, putih, kuning, krem bahkan berwarna hitam.
Jamur makroskopis sebagian besar hidup sebagai saprofit. Habitat jamur yang
hidup sebagai saprofit misalnya pada tanah, serasah, pada batang pohon, kayu
lapuk, dan pada sisa-sisa tumbuhan atau hewan (Purwanto dkk, 2017: 79).
Jamur, khususnya kelompok jamur makroskopis merupakan kelompok utama
organisme pendegradasi lignoselulosa karena mampu menghasilkan enzim-
enzim pendegradasi lignoselulosa seperti selulase, ligninase, dan hemiselulase.
sehingga siklus materi di alam dapat terus berlangsung (Munir, 2006:65).
Selain itu, kelompok jamur makroskopis secara nyata mempengaruhi jaring-
jaring makanan di hutan, kelangsungan hidup atau perkecambahan anakan-
anakan pohon, pertumbuhan pohon, dan keseluruhan kesehatan hutan. Jadi,
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 4
keberadaan jamur makroskopis adalah indikator penting komunitas hutan yang
dinamis (Molina dkk, 2001: 176).
Desa Batu Ketebung termasuk daerah terpencil dan daratan rendah
memiliki hutan dengan kenopi ujung pohon menutupi permukaan tanah
sehingga dapat meningkatkan kelembaban pada tanah, hal ini sangat
mendukung pertumbuhan jamur makroskopis. Masyarakat setempat hanya
memanfaatkan jamur makroskopis sebagai bahan pangan bagi jamur
makroskopis yang dapat dikonsumsi dan sebagai obat-obatan. Menurut
Badalyan, (2012 : 22) jamur secara luas diketahui memiliki nilai gizi dan
pengobatan. Jamur juga memiliki rendah lemak, protein tinggi dan vitamin.
Jamur mengandung beberapa mineral dan elemen, serta sejumlah serat
makanan.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 5
PETA LOKASI PENELITIAN
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 6
1. Famili Polyporaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di desa batu ketebung kecamatan
serawai yang tergolong ke dalam famili Polyporaceae terdapat 9 spesies,
yaitu spesies Pycnoporus sanguineus, spesies Lentinus sajor-coju, spesies
Earliella scabrosa, spesies Polyporus arcularius, spesies Microporus
xanthopus, spesies Panus neostrigosus, spesies Trametes villosa, spesies
Lignosus rhinoceros, spesies Genoderma applanatum. Setiap spesies jamur
makroskopis dari famili Polyporaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu mati, ranting kayu,dan pohon.
a. Pycnoporus sanguineus
Menurut Hasanuddin (2014 : 43) klasifikasi Pycnoporus sanguineus
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyrachis
Spesies : Pycnoporus sanguineus
Pycnoporus sanguineus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti kipas, berwarna merah-kemerahan dengan bagian tepi
buah jamur berwarna putih. Permukaan tudung rata dan terdapat garis
pertumbuhan yang melingkari tubuh buah. Pycnoporus sanguineus
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 7
mempunyai tubuh buah yang hampir duduk atau bertangkai sangat
pendek. Tekstur tubuh buah jamur Pycnoporus sanguineus keras dan
semakin ketepi daging buahnya semakin tipis. Ukuran diameter tudung
Pycnoporus sanguineus pada saat ditemukan di lapangan ± 5,4 cm dan
tumbuh pada kayu mati (Gambar 4.1).
Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga tidak dapat
dikonsumsi, namun menurut Hasanuddin (2014 : 43) senyawa pada
jamur Pycnoporus sanguineus dapat digunakan sebagai obat kanker dan
sebagai anti bakteri.
b. Lentinus sajor-coju
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 248) klasifikasi Lentinus sajor-caju
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Poliporaceae
Genus : Lentinus
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 8
Spesies : Lentinus sajor-coju
Lentinus sajor-coju ini pada saat penelitian di lapangan hidup
secara berkoloni dan ditemukan tumbuh pada kayu mati. Spesies ini
memiliki bentuk tudung seperti corong, berwarna krem sedikit
kecoklatan dan bertekstur licin, pada tepi tudung jamur ini tidak
beraturan (bergelombang), bagian tengah tudung melengkung kebawah.
Jamur ini memiliki lamella yang terdapat dibawah tudung berbentuk
seperti insang dan turun mencapai tangkai, tangkai jamur Lentinus sajor-
coju ini berwarna putih dan memiliki annulus. Pada saat ditemukan
ukuran diameter tudung ± 9,8 cm dan tangkai berukuran ± 1,58-1,7 cm.
Posisi tangkai tidak berada ditengah dan dalam satu tangkai hanya
terdapat satu tudung jamur ( Gambar 4.2)
Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi, oleh sebab itu
masyarakat Desa Batu Ketebung memanfaatkan jamur ini sebagai bahan
pangan dan masyarakat setempat mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat golongk.
c. Earliella scabrosa
Menurut Rahma, (2018: 94) klasifikasi Earliella scabrosa adalah sebagai
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 9
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomicetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Earliella
Spesies : Earliella scabrosa
Earliella scabrosa oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Jamur ini ditemukan tumbuh pada kayu
mati, hidup secara berkoloni dan tumpang tindih. Spesies ini memiliki
tudung berbentuk seperti kipas, terdapat garis petumbuhan pada
tudungnya,berwarna cokelat kehitaman dan tepinya berwarna putih.
Bentuk tepi tudung jika dilihat dari permukaan bergelombang dan pada
permukaan bagian atas kusam sedangkan pada permukaan bagian bawah
tudung terdapat pori-pori halus. Jamur ini tidak memiliki tangkai dan
bertekstur keras. Pada saat ditemukan ukuran diameter jamur ini ± 5,6
cm. Jamur Earliella scabrous ini tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.3).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 10
d. Polyporus arcularius
Menurut Asnah (2010: 47) klasifikasi Polyporus arcularius adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyporus
Spesies : Polyporus arcularius
Jamur Polyporus arcularius ini ditemukan tumbuh pada kayu mati.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong, pada permukaan tudung
terdapat rambut, berwarna cokelat, pada bagian bawah tudung terdapat
lamella berbentuk seperti insang menuju tangkai. Jamur ini memiliki
tangkai berwarna cokelat. Pada saat penelitian di lapangan ukuran
diameter tudung jamur Polyporus arcularius ± 1,6 cm dengan panjang
tangkai ±3 cm serta diameter tangkai ±0,31 cm (Gambar 4.4).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 11
Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi oleh karena itu
masyarakat memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan dan
masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat kepuak karena spesies ini sering ditemukan tumbuh pada pohon
kapuak atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan pohon benda atau
bendo (Artocarpus elasticus)
e. Microporus xanthopus
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Microporus xanthopus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Microporus
Spesies : Microporus xanthopus
Microporus xanthopus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong, ditemukan tumbuh pada ranting
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 12
kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong, berwarna
coklat kekuningan bercampur dengan warna coklat kemerahan dengan
bagian tepi tudung berwarna putih. Permukaan tudung terdapat garis
kosentris yang melingkar di bagian atas tudung, tekstur tudung jamur ini
tipis dan liat. Jamur ini memiliki tangkai berwarna coklat muda
kekuningan. Pada saat penelitian di lapangan ukuran diameter tudung
jamur Microporus xanthopus, yaitu ± 5 cm dengan panjang tangkai ± 5
cm (Gambar 4.5). Jamur ini merupakan jamur beracun.
f. Panus neostrigosus
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 249) klasifikasi panus neostrigosus
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporal
Famili : Polyporaceae
Genus : Panus
Spesies : Panus neostrigosus
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 13
Jamur makroskopis spesies panus neostrigosus ditemukan tumbuh
pada kayu mati, oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan
sebutan kulat bulu karena terdapat rambut halus pada permukaan tudung
Panus neostrigosus. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong,
berwarna cokelat keunguan dan sedikit jingga. Permukaan tudung
terdapat rambut halus yang bersifat kaku, dan pada tepi tudung
melengkung ke bagian bawah, memiliki lamella berbentuk insang,
berwarna putih menuju tangkai. Pada saat ditemukan tudung berdiameter
± 3,4 cm dan panjang tangkai ± 2 cm (Gambar 4.6).
Jamur ini dapat dikonsumsi, oleh sebab itu masyarakat setempat
memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan.
g. Trametes villosa
Menurut Hasyiati ( 2019: 73) klasifikasi trametes villosa adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 14
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Trametes
Spesies : Trametes villosa
Trametes villosa ditemukan tumbuh menempel pada kayu mati.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk setengah lingkaran
menyerupai kipas, berwarna kuning keabu-abuan bercampur hijau.
Permukaan tudung memiliki garis konsentris, berbulu dan bertekstur
tipis. Jamur ini tidak memiliki tangkai. Pada saat ditemukan ukuran
diameter tudung ± 7 cm. Jamur ini merupakan jamur beracun sehingga
tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.7)
h. Lignosus rhinoceros
Menurut Rahmadani, (2019 : 63) klasifikasi lignosus rhinoceros adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basisiomycota
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 15
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Lignosus
Spesies : Lignosus rhinoceros
Lignosus rhinoceros ditemukan tumbuh ditanah hidup secara soliter.
Spesies ini memiliki bentuk tudung datar, berwarna cokelat. Permukaan
atas jamur ini tampak ada rambut halus. Pada saat ditemukan ukuran
tudung ± 5,5 cm dan panjang tangkai ± 8,7 cm dengan diameter tangkai
± 0,5 cm. Lignosus rhinoceros ini memiliki akar yang menyerupai buah
dengan diameter ±3,7 cm dan tinggi ± 3,6 cm (Gambar 4.8).
Akar jamur ini memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, tergantung dari
kualitas akar jamur Lignosus rhinoceros tersebut. Masyarakat setempat
mengenal jamur ini dengan sebutan kulat sengkedigel.
i. Genoderma applanatum
Menurut Hiola, (2011 : 96) klasifikasi Genoderma applanatum adalah
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 16
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Genoderma
Spesies : Genoderma applanatum
Genoderma applanatum oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat gadong, ditemukan tumbuh menempel pada
kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk kipas, berwarna coklat
dengan bagian tepi jamur ini berwarna putih. Permukaan tudung tampak
bergelombang dan pada bagian bawah tudung terdapat pori-pori kecil
berwarna putih. Genoderma applanatum tidak memiliki tangkai,
bertekstur keras dan mempunyai garis pertumbuhan berwarna merah
kecoklatan. Ukuran diameter tudung Genoderma applanatum pada saat
penelitian di lapangan berukuran ± 5,6 cm (Gambar 4.9).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 17
Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga tidak dapat
dikonsumsi, namun menurut Hiola, (2011 : 96) jamur ini dapat dijadikan
sebagai bahan obat-obatan karena memiliki bahan aktif anti tumor .
2. Famili Marasmiaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Marasmiaceae terdapat
2 spesies, yaitu spesies Marasmiellus candidus dan spesies Marasmius
Rotula. Setiap spesies jamur makroskopis dari famili Marasmiaceae
ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati dan seresah.
a. Marasmiellus candidus
Menurut Asnah (2010 : 34) klasifikasi Marasmiellus candidus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmiellus
Spesies : Marasmiellus candidus
Marasmiellus candidus ditemukan tumbuh pada ranting kayu
yang sudah mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna putih. Permukaan tudung licin dan terdapat lamella berbentuk
insang bertekstur lunak. Marasmiellus candidus memiliki tangkai
berwarna putih. Ukuran diameter tudung ± 2,6 cm panjang tangkai ± 1
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 18
cm serta diameter tangkai ± 0,21 cm (Gambar 4.10).
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan
sebutan kulat bubor atau dalam bahasa Indonesia disebut bubur karena
memiliki tekstur yang mudah hancur dan ketika sudah busuk tampak
seperti bubur. Spesies ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi oleh
karena itu, masyarakat Desa Batu Ketebung memanfaatkan ini sebagai
bahan pangan.
b. Marasmius rotula
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Marasmius rotula adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmius
Spesies : Marasmius Rotula
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 19
Spesies ini memiliki tudung menyerupai payung, berwarna putih.
Permukaan tudung bertekstur halus dan tipis, pada bagian bawah tudung
terdapat lamella yang berbentuk seperti insang tetapi tidak padat.
Marasmius rotula memiliki tangkai yang letaknya sentral, berwarna
hitam dan semakin menuju tudung warnanya coklat kemerahan. Ukuran
diameter ± tudung 3,5 cm. dengan panjang tangkai ± 7 cm dan diameter
tangkai ± 0,45 cm. pada saat penelitian di lapangan spesies ini ditemukan
tumbuh diseresah daun mati (Gambar 4.11).
Jamur ini merupakan jamur beracun. Masyarakat Desa Batu Ketebung
mengenal jamur ini dengan sebutan kulat payongk karena memiliki
bentuk seperti payung.
3. Famili Streaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Streaceae terdapat 2
spesies, yaitu spesies Stereum Hirsutum dan spesies Stereum ostrea. Setiap
spesies jamur makroskopis dari famili Streaceae ditemukan tumbuh pada
substrat seperti kayu lapuk dan ranting kayu.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 20
a. Stereum hirsutum
Menurut Hiola, (2011: 99) klasifikasi Stereum hirsutum adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum hirsutum
Stereum hirsutum hidup secara berkoloni, ditemukan menempel
pada kayu yang sudah lapuk, oleh masyarakat Desa Batu Ketebung jamur
ini dikenal dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki bentuk
tudung seperti kipas, berwarna orange dan terdapat garis-garis konsentris
di permukaan tudung, tepi tudung berwarna putih pudar. Struktur tudung
jamur ini tipis dan memiliki permukaan tudung yang halus. Saat
ditemukan ukuran diameter tudungnya ± 9,1 cm (Gambar 4.12).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 21
Masyarakat Desa Batu Ketebung biasanya menggunakan jamur ini untuk
campuran air mandi bayi dari umur 1 – 7 hari karena oleh masyarakat
setempat dipercaya dapat mengatasi perut kembung pada bayi.
b. Stereum ostrea
Menurut Hiola, (2011: 100) klasifikasi Stereum ostrea adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum ostrea
Stereum ostrea ditemukan tumbuh pada ranting kayu mati.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat gadong. Spesies ini memiliki bentuk tudung seperti kipas,
berwarana cokelat kekuningan dan disisi tudung berwarna putih,
memiliki garis konsentris dipermukaan tudungnya. Tekstur jamur ini
keras dan tidak memiliki tangkai. Pada saat ditemukan ukuran diameter
jamur ini ± 3,8 cm. Jamur ini tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.13).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 22
4. Famili Pluteaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Pluteaceae terdapat 2
spesies, yaitu spesies Volvariella Sp dan Pluteus boudieri. Spesies jamur
makroskopis dari famili Pluteaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti
kayu hidup.
a. Volvariella sp
Menurut Abbas, dkk (2011 : 172) klasifikasi Volvariella sp adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Pluteacea
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella Sp
Volvariella sp ini ditemukan tumbuh menempel pada kayu hidup.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung, berwarna putih dan
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 23
bertekstur lunak. Permukaan tudung rata, licin, dan lunak, pada bagian
bawah tudung terdapat lamella yang berbentuk insang. Spesies ini
memiliki tangkai, berwarna sama seperti tudung dan terdapat volva pada
bagian tangkainya. Ukuran diameter tudung ± 3,6 cm dan panjang
tangkai ± 3,5 cm (Gambar 4.16).
Volvariella sp dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan karena
jamur ini dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal
jamur ini dengan sebutan kulat nyiur.
b. Pluteus boudieri
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Pluteus boudieri adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Eumycetes
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Pluteales
Famili : Pluteaceae
Genus : Pluteus
Spesies : Pluteus boudieri
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 24
Pluteus boudieri oleh masyarakat desa batu ketebung dikenal
dengan sebutan kulat batongk, hidup berkoloni dan ditemukan tumbuh
pada kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti payung,
berwarna krem keputih-putihan. Permukaan tudung menonjoldan
terdapat lamella berbentuk insang berwarna putih yang terletak di bawah
permukaan tudung. Spesies ini memiliki tangkai berwarna putih yang
melekat pada substrat, bertekstur lunak dan mudah hancur. Pluteus
boudieri ini pada saat ditemukan di lapangan memiliki diameter tudung
berukuran ± 1,1 cm dan panjang tangkai ± 3,1 cm dengan diameter
tangkai ± 0,3 cm. Spesies ini tergolong jamur yang tidak dapat
dikonsumsi (Gambar 4.25).
5. Famili Auriculariaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Auriculariaceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Auricularia auricular. Spesies jamur
makroskopis dari famili Auriculariaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu lapuk.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 25
a. Auricularia auricular
Menurut Asnah, (2010: 12) klasifikasi Auricularia auricular adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia auricular
Auricularia auricular oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat ceber. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti telinga, berwarna coklat muda dengan tekstur seperti
gelatin, elastis, dan transparan. Auricularia auricular mempunyai tubuh
buah yang duduk atau tidak memiliki tangkai. Spesies ini pada saat
penelitian di lapangan ditemukan tumbuh pada kayu lapuk, hidup secara
berkelompok dengan ukuran diameter tudung ± 7,8 cm. Masyarakat Desa
Batu Ketebung memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan (Gambar
4.13).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 26
6. Famili Fomitopsidaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Fomitopsidaceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Deadalea quercina. Spesies jamur
makroskopis dari famili Fomitopsidaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu lapuk.
a. Deadalea quercina
Menurut Das dan Aminuzzaman, ( 2017 : 7) klasifikasi Deadalea
quercina adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Fomitopsidaceae
Genus : Deadalea
Spesies : Deadalea quercina
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 27
Deadalea quercina oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Tumbuh menempel pada kayu mati.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti kipas, berwarna coklat
kekuningan, dengan diameter tudung ± 5 cm dan tidak memiliki tangkai.
Permukaan tudung terdapat garis pertumbuhan dan pada bagian bawah
tudung memiliki lamella berbentuk insang. Tekstur Deadalea quercina
ini keras dan tebal. Spesies ini merupakan jamur yang beracun sehingga
tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.15).
7. Famili Tricholomataceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Tricholomataceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Pleurotus ostreatus. Spesies jamur
makroskopis dari famili Tricholomataceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu lapuk.
a. Pleurotus ostreatus
Menurut Hasanuddin ( 2014 : 45 ) klasifikasi Pleurotus ostreatus adalah
sebagai berikut:
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 28
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Pleurotus ostreatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan kulat putih. Tumbuh menempel pada kayu lapuk, dan hidup
secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna putih. Permukaan tudung datar dan sedikit corong dibagian
dekat tangkai, pada bagian bawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang, berwarna putih. Pleurotus ostreatus memiliki tangkai yang
terletak ditengah tudung. Diketahui pada saat penelitian di lapangan
ukuran diameter tudung ± 4,1 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan
diameter tangkai 0,3 cm. Jamur ini dimanfaatkan masyarakat setempat
sebagai bahan pangan dan sebagai obat (Gambar 4.17).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 29
8. Famili Xylariaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Xylariaceae terdapat 1
spesies, yaitu spesies Daldinia concentrica. Spesies jamur makroskopis dari
famili Xylariaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti kayu mati.
Deskripsi spesies jamur makroskopis yang masuk ke dalam famili
Xylariaceae adalah sebagai berikut:
a. Daldinia concentrica
Menurut Asnah, ( 2010 : 20 ) klasifikasi Daldinia concentrica adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordarimycetes
Ordo : Xylariales
Famili : Xylariaceae
Genus : Daldinia
Spesies : Daldinia concentrica
Daldinia concentrica ditemukan tumbuh menempel pada kayu
mati. Spesies ini berbentuk seperti bola pejal, berwarna hitam kecoklatan.
Permukaan polos, tebal, dan ketika dibelah akan tampak struktur
konsentris berwarna abu-abu berlapis hitam. Ukuran badan buah
Daldinia concentrica ± 2,3 cm (Gambar 4.18).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 30
Spesies ini merupakan jamur beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal Daldinia concentrica dengan
sebutan kulat ati todong karena menyerupai seperti hati ular. Ati dalam
bahasa Indonesia artinya hati sedangkan todong artinya ular kobra.
9. Famili Schizophyllaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Schizophyllaceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Schizophyllum commune. Spesies jamur
makroskopis dari famili Schizophyllaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu mati.
a. Schizophyllum commune
Menurut Tampubolon ( 2012 : 45 ) klasifikasi Schizophyllum commune
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 31
Famili : Schizophyllaceae
Genus : Schizophyllum
Spesies : Schizophyllum commune
Schizophyllum commune ditemukan tumbuh pada kayu mati dan
hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki bentuk tudung yang
berbeda-beda seperti bentuk ginjal dan bentuk kipas dengan tepi yang
berlekuk hingga badan buah tampak seperti bercabang, berwarna putih
agak kecoklatan. Permukaan tudung tampak berkerut dengan tekstur
yang lembut, pada bagian bawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang, dan pada tepi tudung terdapat struktur yang tidak beraturan.
Bagian pangkal Schizophyllum commune agak sempit merupakan bagian
yang melekat pada substrat. Ukuran diameter tudung spesies ini pada saat
ditemukan di lapangan ± 2,6 cm (Gambar 4.19).
Schizophyllum commune oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat tahon karena spesies hidup dalam jangka waktu
yang panjang dan dapat ditemui sepanjang tahun. Tahon dalam bahasa
Indonesia artinya tahun. Jamur ini merupakan jamur yang dapat
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 32
dikonsumsi.
10. Famili Dacrymycetaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Dacrymycetaceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Dacryopinax spathularia. Spesies jamur
makroskopis dari famili Dacrymycetaceae ditemukan tumbuh pada
substrat seperti kayu mati.
a. Dacryopinax spathularia
Menurut Rahma, (2018: 92-93) klasifikasi Dacryopinax spathularia
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Dacrymycetes
Ordo : Dacrymycetales
Famili : Dacrymycetaceae
Genus : Dacryopinax
Spesies : Dacryopinax spathularia
Dacryopinax spathularia oleh masyarakat Desa Batu Ketebung
dikenal dengan sebutan kulat loter kuning, pada saat penelitian
ditemukan tumbuh pada kayu mati, dan hidup secara berkoloni. Spesies
ini memiliki badan buah berbentuk spatula, berwarna orange
kekuningan. Dacryopinax spathularia memiliki tekstur halus dan
kenyal seperti agar-agar. Berukuran kecil ± 2,0 cm (Gambar 4.20).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 33
Spesies ini biasanya dijadikan masyarakat Desa Batu Ketebung sebagai
obat tradisional seperti penyakit tubuh kuning.
11. Famili Sarcosyphaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Sarcosyphaceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Cookeina sulcipes. Spesies jamur
makroskopis dari famili Sarcosyphaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti kayu mati.
a. Cookeina sulcipes
Menurut Ristiani, (2018: 7) klasifikasi Cookeina sulcipes adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Pezizomycetes
Ordo : Pezizales
Famili : Sarcosyphaceae
Genus : Cookeina
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 34
Spesies : Cookeina sulcipes
Cookeina sulcipes ditemukan tumbuh pada kayu mati, hidup
secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti
mangkok, berwarna orange di permukaan tudung dan di bawah tudung.
Permukaan tudung Cookeina sulcipes ini licin dan pada bagian atas
tudung terdapat bulu-bulu halus. Spesies ini memiliki tangkai berwarna
putih kekuningan. Cookeina sulcipes memiliki ukuran diameter tudung
± 2,3 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan diameter tangkai ± 0,5
cm (Gambar 4.21).
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat mangkok dan memanfaatkanya sebagai bahan pangan karena
dapat dikonsumsi.
12. Famili Agaricaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Agaricaceae terdapat
1 spesies, yaitu spesies Cyathus striatus. Spesies jamur makroskopis dari
famili Agaricaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti ranting kayu.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 35
a. Cyathus striatus
Menurut Darwis, dkk (2010: 23) klasifikasi Cyathus striatus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Cyathus
Spesies : Cyathus striatus
Cyathus striatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat sarang burong, ditemukan tumbuh pada ranting
kayu mati dan hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk mangkok dengan bagian bawahnya mengecil, berwarna
coklat tua pada bagian luar tudung, sedangkan pada bagian dalam jamur
ini beralur dengan permukaan dalamnya licin dan memiliki warna abu-
abu kecoklatan. Cyathus striatus memiliki spora yang melekat pada
badan buah jamur dengan ukuran spora ± 1 mm dan diameter tudung
0,5 cm (Gambar 4.22).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 36
Masyarakat Desa Batu Ketebung tidak mengkonsumsi jamur ini.
Menurut Darwis, dkk (2011: 3) spesies ini tidak dapat dikonsumsi
namun tidak beracun.
13. famili Boletaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Boletaceae terdapat 1
spesies, yaitu spesies Lecinum aurantium. Spesies jamur makroskopis dari
famili Boletaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti tanah.
a. Lecinum aurantium
Menurut Hasanuddin ( 2014: 41) klasifikasi Lecinum aurantium adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Boletaceae
Genus : Leccinum
Spesies : Lecinum aurantium
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 37
Lecinum aurantium ditemukan tumbuh di tanah yang lembab
dan hidup secara soliter. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung,
berwarna coklat pada bagian permukaan tudung, sedangkan bagian tepi
tudung berwarna coklat keputihan, dan bertekstur lunak. Lecinum
aurantium memiliki tangkai berwarna coklat keputihan dan tampak
sedikit bergaris hitam. Spesies ini pada saat penelitian di lapangan
memiliki ukuran diameter tudung ± 2,4 cm dengan panjang tangkai ± 5
cm (Gambar 4.23).
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan
kulat pantai arai. Spesies ini termasuk jamur beracun, namun menurut
Hasanuddin (2014: 41) Jamur ini dapat jamur ini dapat dikonsumsi, jika
diolah dengan baik dan benar karena jika tidak diolah dengan baik dan
benar maka akan menimbulkan keracunan.
14. Famili Russulaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Russulaceae terdapat
1 spesies, yaitu spesies Russula albida. Spesies jamur makroskopis dari
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 38
famili Russulaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti tanah.
a. Russula albida
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Russula albida adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Russulaceae
Genus : Russula
Spesies : Russula albida
Russula albida pada saat ditemukan tumbuh di tanah, hidup
secara soliter. Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung, berwarna
putih kecoklatan. Permukaan tudung datar dan sedikit melengkung ke
dalam pada bagian dekat tangkai, sedangkan pada bagian bawah tudung
terdapat lamella berwarna putih. Spesies ini bertekstur halus dan lunak
serta memiliki tangkai berwarna putih. Russula albida pada saat
ditemukan di lapangan memiliki ukuran diameter tudung ± 3,7 dan
panjang tangkai ± 3 cm dengan diameter tangkai ± 0,6 cm (Gambar
4.24). Spesies ini tidak dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu
Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat tanoh.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 39
15. Famili Hallaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Hallaceae terdapat 1
spesies, yaitu spesies Phallus indusiatus. Spesies jamur makroskopis dari
famili Hallaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti tanah.
a. Phallus indusiatus
Menurut Rahmadani, (2019 : 66) klasifikasi Phallus indusiatus adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Phallales
Famili : Hallaceae
Genus : Phallus
Spesies : Phallus indusiatus
Phallus indusiatus ditemukan tumbuh di tanah dalam kondisi
sudah menua, dan hidup secara berkoloni. Masyarakat Desa Batu
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 40
Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat jalo. Spesies ini
memiliki tudung berbentuk seperti lonceng, berwarna coklat. Jamur ini
memiliki jaring-jaring halus yang menyerupai tudung pengantin wanita
berwarna putih dan memiliki tangkai silindris berwarna putih dengan
cawan yang terletak di pangkal tangkai dan didalamnya terdapat lendir
yang mengeluarkan bau tidak sedap. Ukuran diameter tudung spesies
ini ± 4,7 cm dan panjang tangkai ± 9 cm (Gambar 4.26).
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengatakan jamur ini dapat
dikonsumsi apabila dalam kondisi baru mekar atau masih muda.
16. Famili Lentariaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Lentariaceae terdapat
1 spesies, yaitu spesies Lentaria surculus. Spesies jamur makroskopis dari
famili Lentariaceae ditemukan tumbuh pada substrat seperti ranting kayu.
a. Lentaria surculus
Menurut Susan dan Retnowati, (2017: 248) klasifikasi Lentaria
surculus adalah sebagai berikut:
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 41
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Gomphales
Famili : Lentariaceae
Genus : Lentaria
Spesies : Lentaria surculus
Lentaria surculus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal
dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
seperti karang laut dan memiliki banyak cabang pada bagian tudungnya,
berwarna krem dengan tekstur keras. Lentaria surculus ditemukan
tumbuh pada ranting kayu yang sudah mati, dan pada saat penelitian
panjang jamur ini 3,7 cm dengan diameter 1,5 cm. Jamur ini tidak dapat
dikonsumsi (Gambar 4.27).
17. Famili Hygrophoraceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Hygrophoraceae
terdapat 1 spesies, yaitu spesies Hygrocybe miniata. Spesies jamur
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 42
makroskopis dari famili Hygrophoraceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti tanah.
a. Hygrocybe miniata
Menurut Priskila dkk (2018 : 579) klasifikasi Hygrocybe miniata adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricimycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Hygrophoraceae
Genus : Hygrocybe
Spesies : Hygrocybe miniata
Hygrocybe miniata ditemukan di tanah dan hidup berkoloni.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti payung, berwarna merah.
Permukaan tudung rata dan dibawah tudung terdapat lamella berbentuk
insang. Hygrocybe miniata memiliki tangkai bewarna kuning dengan
tekstur lunak dan mudah hancur. Hygrocybe miniata ini pada saat
penelitian di lapangan memiliki diameter tudung ± 4 cm dan panjang
tangkai ± 6,7 cm dengan diameter tangkai ± 0,4 cm (Gambar 4.24).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 43
Jamur ini dapat dikonsumsi. Masyarakat desa batu ketebung mengenal
jamur ini dengan sebutan kulat sengayan.
18. Famili Clavariaceae
Jamur makroskopis yang ditemukan di Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai yang tergolong ke dalam famili Clavariaceae terdapat
1 spesies, yaitu spesies Clavulinopsis corallinorosacea. Spesies jamur
makroskopis dari famili Clavariaceae ditemukan tumbuh pada substrat
seperti tanah.
a. Clavulinopsis corallinorosacea
Menurut Rahmawati dkk, (2018:60) klasifikasi Clavulinopsis
corallinorosacea adalah sebagi berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Clavariaceae
Genus : Clavulinopsis
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 44
Spesies : Clavulinopsis corallinorosacea
Clavulinopsis corallinorosacea oleh masyarakat desa batu
ketebung dikenal dengan kulat karong, pada saat penelitian jamur
ditemukan tumbuh di tanah. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
seperti karang, berwarna orange. Bertekstur lunak dan tidak memiliki
tangkai. Ukuran panjang tubuh buah jamur ini ± 5,2 cm dengan
diameter tubuh buah ± 3 mm. Clavulinopsis corallinorosacea
merupakan jamur yang tidak dapat dikonsumsi (Gambar 4.24).
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 45
DAFTAR PUSTAKA
Abbas B, Listyorini F.H, Dan Martato E.A. 2011. Karakteristik Jamur Sagu (
Volvariella Sp.) Endemik Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173
Asnah. 2010. Iventarisasi Jamur Makroskopis Di Ekowisata Tangkahan Taman
Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatra Utara. Tesis. Medan:
USU Repository
Badalyan, S.M. (2012). Edible Ectomycorrhizal Mushrooms. Berlin: Springer-
Verlag.
Darwis W, Desnalianatif, Dan Suprianti R. (2011). Iventarisasi Jamur Yang Dapat
Dikonsumsi Dan Beracun Yang Terdapat Dihutan Dan Sekitar Desa Tanjung
Kemuning Kaur Bengkulu. Konservasi Hayati. 7(2): 1-8
Darwis W, Suprianti R, Safitri E. (2010) “ Jamur Nidulariales Yang Terdapat Di
Hutan Dan Di Sekitar Desa Pajar Bulan Semidang Alas Seluma Bengkulu”
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati. 6(2) :20-26
Das, K Dan Aminuzzaman, M. 2017. Morphological And Ecological
Characterization Of Xylotrophic Fungi In Mangrove Forest Region Of
Bangladesh. Journal Of Advances In Biology & Biotechnology. 11(4): 1-15
Molina, R., D. Pilz, J. Smith, S. Dunham, T. Dreisbach, T. O'Dell, Dan M.
Castelellano.2001. Conservation And Management Of Forest Fungi In The
Pacific Northwestern United States: An Integrated Ecosystem Approach.
Cambridge University Press. Cambridge.
Priskila, H. A. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Di Kawasan
Hutan Sekunder Areal Iuphhk-Hti Pt. Bhatara Alam Lestari Kabupaten
Mempawah. Hutan Lestari , 569-582.
Purwanto P.B,Zaman M.N,Yusuf Muhammad, Romli Mochhammad, Syafi’I Imam,
Hardhaka Tri, Faudi B.F, Rouf A.S.R,M.S.A, Adi Arfiyansyah, Laily Zainul.
(2017). Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Cagar Alam Nusakambangan
Timur. Proceeding Biology Education Conference, 79 - 82.
Rahma, K. (2018). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Perkebunan Kelapa Sawit
Kecamatan Meureubo Aceh Barat Sebagai Materi Pendukung Pembelajaran
Kingdom Fungi Di Sma Negeri 1 Meureubo. Biologi , 1-172.
Rahmadani, A. (2019). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Stasiun Penelitian
Soraya Kawasan Ekosistem Leuser Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi
Fungi. Biologi , 1-132.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 46
Rahmawati, L. R. (2018). Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Anggota Kelas
Basidiomycota Di Hutan Bayur, Kabupaten Landak,Kalimantan Barat.
Mikologi Indonesia, 56-65.
Ristiyani, E. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Ascomycota Pada
Susan D, Dan Retnowati A. (2017). Catatan Beberapa Jamur Makro Dari Pulau
Enggano: Diversitas Dan Potensinya [Notes On Some Macro Fungi From
Enggano Island: Diversity And Its Potency]. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 243-
255.
Tampubolon, S.D.B.M., Utoro, B., Yunasti. 2010. Keanekaragaman Jamur
Makroskopis Di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa
Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara. [Jurnal]. Medan. Program Studi
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 47
BIODATA PENULIS
Dina Fransiska Sari, lahir di Batu Ketebung pada tanggal 19 Mei 1999. Anak
ketiga dari 3 bersaudara, ayah bernama Ujo dan ibu bernama Selimah. Beragama
Katolik dan bertempat tinggal di Dusun Natai Penyapat Desa Batu Ketebung
Kecamatan Serawai Kabupaten Sintang. Penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN 02 Ella Hilir pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 1 Serawai dan selesai pada tahun 2014 kemudian penulis menyelesaikan
pendidikan di SMK Bina Kusuma Nanga Pinoh pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis
melanjutkan ke Perguruan Tinggi Di Universitas Kapuas Sintang (UNKA), pada Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Biologi, Program Studi Pendidikan Biologi
sampai sekarang.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung Kecamatan Serawai | 48