JAMUR MAKROSKOPIS
di Desa Batu Ketebung
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kapuas Sintang
2021
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan e-book ini dengan judul “Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung"
Penulis menyadari bahwa usaha penyelesaian e-book ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya bantuan, dukungan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: pembimbing I Ibu Hilda Aqua Kusuma Wardani,
S.Si.,M.Si dan pembimbing II Ibu Desi Ratnasari, S.Pd.,M.Si yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis sehingga e-book ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa e-book ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya karya yamg lebih baik di masa
mendatang. Penulis berharap semoga e-book ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.
Sintang, Agustus 2021
Penulis
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar................................................................................................................2
Daftar isi ......................................................................................................................... 3
Pendahuluan ...................................................................................................................4
Pycnoporus sanguineus ..................................................................................................5
Lentinus sajor-coju.........................................................................................................6
Earliella scabrosa ..........................................................................................................7
Polyporus arcularius ......................................................................................................8
Microporus xanthopus....................................................................................................9
Panus neostrigosus.........................................................................................................10
Trametes villosa..............................................................................................................11
Lignosus rhinoceros .......................................................................................................12
Genoderma applanatum .................................................................................................13
Marasmiellus candidus...................................................................................................14
marasmius rotula ............................................................................................................15
Stereum hirsutum............................................................................................................16
Stereum ostrea ..............................................................................................................17
Volvariella sp..................................................................................................................18
Pluteus boudieri..............................................................................................................18
Auricularia auricular .....................................................................................................20
Deadalea quercina .........................................................................................................21
Pleurotus sp .................................................................................................................... 22
Daldenia concentrica .....................................................................................................23
Schizophyllum commune ................................................................................................ 24
Dacryopinax spathularia................................................................................................ 25
Cookeina sulcipes ...........................................................................................................26
Cyathus striatus ..............................................................................................................27
Lecinum aurantium.........................................................................................................28
Russula albida ................................................................................................................29
Phallus indusiatus ..........................................................................................................30
Lentaria surculus............................................................................................................31
Hygrocybe miniata .........................................................................................................32
Clavulinopsis corallinorosacea...................................................................................... 33
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 3
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman hayati (biodiversity). Selain
kaya akan keanekaragaman hayati hewan dan tumbuhan, Indonesia juga memiliki keanekaragaman
jamur yang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh lingkungannya yang lembab sehingga mendukung
pertumbuhan jamur (Ristiyani 2018:4)
Jamur makroskopis adalah jamur sejati yang ukurannya relatif besar (makroskopis) dan dapat
dilihat dengan kasat mata, dapat dipegang dan dipetik, serta bentuknya beragam (Gunawan & Agustin
2001:57). Jamur termasuk salah satu kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Seperti halnya
kingdom tumbuhan, maka jamur juga memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi. Namun
pengetahuan dan pengenalan kita tentang jamur dalam kehidupan sehari-hari tidak sebaik tumbuhan
tingkat tinggi. Hal ini disebabkan jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu dengan kondisi dan
kemampuan hidup yang juga terbatas. Umumnya jamur banyak ditemukan pada saat musim penghujan
pada kayu lapuk, serasah maupun pohon-pohon masih tumbuh menurut Hiola (2011: 93).
Kemajuan teknologi sekarang ini mendorong banyak perubahan dalam kehidupan manusia dari
era informasi ke era digital di segala bidang (Fitria, 2018:1193). Salah satu bentuk perubahan kemajuan
teknologi yaitu buku digital atau e-book. Dulu buku bisa kita baca dalam bentuk lembaran-lembaran
kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibaca oleh kalangan masyarakat. Tapi sekarang
seiring dengan kemajuan zaman, buku tidak hanya berbentuk kertas tapi bisa berbentuk digital yang
bisa di simpan dalam handphone, laptop, dan tablet. Buku digital atau e-book bisa menjadi salah satu
solusi dalam menumbuhkan minat baca di dunia pendidikan pada khususnya, dan masyarakat Indonesia
umumnya. Dengan berbagai keunggulan dan daya tarik buku digital diharapkan mampu menumbuhkan
minat baca sehingga kemampuan literasi masyarakat Indonesia semakin meningkat. Dengan demikian
minat baca akan semakin tumbuh.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 4
Famili Polyporaceae
1. Pycnoporus sanguineus
Menurut Hasanuddin (2014 : 43) klasifikasi Pycnoporus sanguineus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyrachis
Spesies : Pycnoporus sanguineus
AAAAA C
AB
Deskripsi:
Pycnoporus sanguineus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti kipas, berwarna merah-kemerahan dengan
bagian tepi buah jamur berwarna putih. Permukaan tudung rata dan terdapat garis pertumbuhan
yang melingkari tubuh buah. Spesies ini mempunyai tubuh buah yang hampir duduk atau
bertangkai sangat pendek. Tekstur tubuh buah jamur Pycnoporus sanguineus keras dan semakin
ketepi daging buahnya semakin tipis. Ukuran diameter tudung Pycnoporus sanguineus pada saat
ditemukan ± 5,4 cm dan tumbuh pada kayu mati. Spesies ini merupakan jamur yang beracun
sehingga tidak dapat dikonsumsi, namun menurut Hasanuddin (2014 : 43) senyawa pada jamur
Pycnoporus sanguineus dapat digunakan sebagai obat kanker dan sebagai anti bakteri.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 5
2. Lentinus sajor-coju
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 248) klasifikasi Lentinus sajor-caju adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Poliporaceae
Genus : Lentinus
Spesies : Lentinus sajor-coju
ABC
Deskripsi:
Lentinus sajor-coju ini pada saat ditemukan hidup secara berkoloni dan ditemukan tumbuh
pada kayu mati. Spesies ini memiliki bentuk tudung seperti corong, berwarna krem sedikit
kecoklatan dan bertekstur licin, pada tepi tudung jamur ini tidak beraturan (bergelombang), bagian
tengah tudung melengkung kebawah. Jamur ini memiliki lamella yang terdapat dibawah tudung
berbentuk seperti insang dan turun mencapai tangkai, tangkai jamur Lentinus sajor-coju ini
berwarna putih dan memiliki annulus. Pada saat ditemukan ukuran diameter tudung ± 9,8 cm dan
tangkai berukuran ± 1,58-1,7 cm. Posisi tangkai tidak berada ditengah dan dalam satu tangkai
hanya terdapat satu tudung jamur. Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi, Masyarakat
Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat golongk.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 6
3. Earliella scabrosa
Menurut Rahma, (2018: 94) klasifikasi Earliella scabrosa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomicetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Earliella
Spesies : Earliella scabrosa
AB
Deskripsi:
Earliella scabrosa oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong. Jamur ini ditemukan tumbuh pada kayu mati, hidup secara berkoloni dan tumpang tindih.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti kipas, terdapat garis petumbuhan pada
tudungnya,berwarna cokelat kehitaman dan tepinya berwarna putih. Bentuk tepi tudung jika dilihat
dari permukaan bergelombang dan pada permukaan bagian atas kusam sedangkan pada permukaan
bagian bawah tudung terdapat pori-pori halus. Jamur ini tidak memiliki tangkai dan bertekstur
keras. Pada saat ditemukan ukuran diameter jamur ini ± 5,6 cm. Jamur Earliella scabrous ini tidak
dapat dikonsumsi
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 7
4. Polyporus arcularius
Menurut Asnah (2010: 47) klasifikasi Polyporus arcularius adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Polyporus
Spesies : Polyporus arcularius
A BC
Deskripsi:
Jamur Polyporus arcularius ini ditemukan tumbuh pada kayu mati. Spesies ini memiliki
tudung berbentuk corong, pada permukaan tudung terdapat rambut, berwarna cokelat, pada bagian
bawah tudung terdapat lamella berbentuk seperti insang menuju tangkai. Jamur ini memiliki
tangkai berwarna cokelat. Pada saat penelitian di lapangan ukuran diameter tudung jamur
Polyporus arcularius ± 1,6 cm dengan panjang tangkai ±3 cm serta diameter tangkai ±0,31 cm.
Jamur ini merupakan jamur yang dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal
jamur ini dengan sebutan kulat kepuak.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 8
5. Microporus xanthopus
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Microporus xanthopus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Microporus
Spesies : Microporus xanthopus
ABC
Deskripsi:
Microporus xanthopus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong, ditemukan tumbuh pada ranting kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong,
berwarna coklat kekuningan bercampur dengan warna coklat kemerahan dengan bagian tepi tudung
berwarna putih. Permukaan tudung terdapat garis kosentris yang melingkar di bagian atas tudung,
tekstur tudung jamur ini tipis dan liat. Jamur ini memiliki tangkai berwarna coklat muda
kekuningan. Pada saat penelitian di lapangan ukuran diameter tudung jamur Microporus xanthopus,
yaitu ± 5 cm dengan panjang tangkai ± 5 cm. Jamur ini merupakan jamur beracun.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 9
6. Panus neostrigosus
Menurut Susan dan Retnowati (2017: 249) klasifikasi panus neostrigosus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporal
Famili : Polyporaceae
Genus : Panus
Spesies : Panus neostrigosus
ABC
Deskripsi:
Jamur makroskopis spesies panus neostrigosus ditemukan tumbuh pada kayu mati, oleh
masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat bulu karena terdapat rambut halus
pada permukaan tudung Panus neostrigosus. Spesies ini memiliki tudung berbentuk corong,
berwarna cokelat keunguan dan sedikit jingga. Permukaan tudung terdapat rambut halus yang
bersifat kaku, dan pada tepi tudung melengkung ke bagian bawah, memiliki lamella berbentuk
insang, berwarna putih menuju tangkai. Pada saat ditemukan tudung berdiameter ± 3,4 cm dan
panjang tangkai ± 2 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 10
7. Trametes villosa
Menurut Hasyiati ( 2019: 73) klasifikasi trametes villosa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Trametes
Spesies : Trametes villosa
AB
Deskripsi:
Trametes villosa ditemukan tumbuh menempel pada kayu mati. Masyarakat Desa Batu
Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
setengah lingkaran menyerupai kipas, berwarna kuning keabu-abuan bercampur hijau. Permukaan
tudung memiliki garis konsentris, berbulu dan bertekstur tipis. Jamur ini tidak memiliki tangkai.
Pada saat ditemukan ukuran diameter tudung ± 7 cm. Jamur ini merupakan jamur beracun sehingga
tidak dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 11
8. Lignosus rhinoceros
Menurut Rahmadani, (2019 : 63) klasifikasi lignosus rhinoceros adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basisiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Lignosus
Spesies : Lignosus rhinoceros
ABC
Deskripsi:
Lignosus rhinoceros ditemukan tumbuh ditanah hidup secara soliter. Spesies ini memiliki
bentuk tudung datar, berwarna cokelat. Permukaan atas jamur ini tampak ada rambut halus. Pada
saat ditemukan ukuran tudung ± 5,5 cm dan panjang tangkai ± 8,7 cm dengan diameter tangkai ±
0,5 cm. Lignosus rhinoceros ini memiliki akar yang menyerupai buah dengan diameter ±3,7 cm dan
tinggi ± 3,6 cm. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat
sengkedigel.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 12
9. Genoderma applanatum
Menurut Hiola, (2011 : 96) klasifikasi Genoderma applanatum adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Polyporaceae
Genus : Genoderma
Spesies : Genoderma applanatum
A
Deskripsi:
Genoderma applanatum oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong, ditemukan tumbuh menempel pada kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
kipas, berwarna coklat dengan bagian tepi jamur ini berwarna putih. Permukaan tudung tampak
bergelombang dan pada bagian bawah tudung terdapat pori-pori kecil berwarna putih. Genoderma
applanatum tidak memiliki tangkai, bertekstur keras dan mempunyai garis pertumbuhan berwarna
merah kecoklatan. Ukuran diameter tudung Genoderma applanatum pada saat penelitian di
lapangan berukuran ± 5,6 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 13
Famili Marasmiaceae
1. Marasmiellus candidus
Menurut Asnah (2010 : 34) klasifikasi Marasmiellus candidus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmiellus
Spesies : Marasmiellus candidus
A B C
Deskripsi:
Marasmiellus candidus ditemukan tumbuh pada ranting kayu yang sudah mati. Spesies ini
memiliki tudung berbentuk payung, berwarna putih. Permukaan tudung licin dan terdapat lamella
berbentuk insang bertekstur lunak. Marasmiellus candidus memiliki tangkai berwarna putih.
Ukuran diameter tudung ± 2,6 cm panjang tangkai ± 1 cm serta diameter tangkai ± 0,21 cm. Jamur
ini dapat dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat
bubor.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 14
2. Marasmius rotula
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Marasmius rotula adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Marasmius
Spesies : Marasmius Rotula
AB C
Deskripsi:
Spesies ini memiliki tudung menyerupai payung, berwarna putih. Permukaan tudung
bertekstur halus dan tipis, pada bagian bawah tudung terdapat lamella yang berbentuk seperti
insang tetapi tidak padat. Marasmius rotula memiliki tangkai yang letaknya sentral, berwarna hitam
dan semakin menuju tudung warnanya coklat kemerahan. Ukuran diameter ± tudung 3,5 cm.
dengan panjang tangkai ± 7 cm dan diameter tangkai ± 0,45 cm. pada saat penelitian di lapangan
spesies ini ditemukan tumbuh diseresah daun mati. Jamur ini merupakan jamur beracun.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat payongk.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 15
Famili Streaceae
1. Stereum hirsutum
Menurut Hiola, (2011: 99) klasifikasi Stereum hirsutum adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum hirsutum
ABC
Deskripsi:
Stereum hirsutum hidup secara berkoloni, ditemukan menempel pada kayu yang sudah
lapuk, oleh masyarakat Desa Batu Ketebung jamur ini dikenal dengan sebutan kulat gadong.
Spesies ini memiliki bentuk tudung seperti kipas, berwarna orange dan terdapat garis-garis
konsentris di permukaan tudung, tepi tudung berwarna putih pudar. Struktur tudung jamur ini tipis
dan memiliki permukaan tudung yang halus. Saat ditemukan ukuran diameter tudungnya ± 9,1 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 16
2. Stereum ostrea
Menurut Hiola, (2011: 100) klasifikasi Stereum ostrea adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Stereaceae
Genus : Stereum
Spesies : Stereum ostrea
AB C
Deskripsi:
Stereum ostrea ditemukan tumbuh pada ranting kayu mati. Masyarakat Desa Batu Ketebung
mengenal jamur ini dengan sebutan kulat gadong. Spesies ini memiliki bentuk tudung seperti kipas,
berwarana cokelat kekuningan dan disisi tudung berwarna putih, memiliki garis konsentris
dipermukaan tudungnya. Tekstur jamur ini keras dan tidak memiliki tangkai. Pada saat ditemukan
ukuran diameter jamur ini ± 3,8 cm. Jamur ini tidak dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 17
Famili Pluteaceae
1. Volvariella sp
Menurut Abbas, dkk (2011 : 172) klasifikasi Volvariella sp adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Pluteacea
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella Sp
AB C
Deskripsi:
Volvariella sp ini ditemukan tumbuh menempel pada kayu hidup. Spesies ini memiliki
tudung berbentuk payung, berwarna putih dan bertekstur lunak. Permukaan tudung rata, licin, dan
lunak, pada bagian bawah tudung terdapat lamella yang berbentuk insang. Spesies ini memiliki
tangkai, berwarna sama seperti tudung dan terdapat volva pada bagian tangkainya. Ukuran diameter
tudung ± 3,6 cm dan panjang tangkai ± 3,5 cm. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur
ini dengan sebutan kulat nyiur.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 18
2. Pluteus boudieri
Menurut Hasanuddin ( 2014: 50) klasifikasi Pluteus boudieri adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Eumycetes
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Pluteales
Famili : Pluteaceae
Genus : Pluteus
Spesies : Pluteus boudieri
ABC
Deskripsi:
Pluteus boudieri oleh masyarakat desa batu ketebung dikenal dengan sebutan kulat batongk,
hidup berkoloni dan ditemukan tumbuh pada kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk
seperti payung, berwarna krem keputih-putihan. Permukaan tudung menonjoldan terdapat lamella
berbentuk insang berwarna putih yang terletak di bawah permukaan tudung. Spesies ini memiliki
tangkai berwarna putih yang melekat pada substrat, bertekstur lunak dan mudah hancur. Pluteus
boudieri ini pada saat ditemukan di lapangan memiliki diameter tudung berukuran ± 1,1 cm dan
panjang tangkai ± 3,1 cm dengan diameter tangkai ± 0,3 cm. Spesies ini tergolong jamur yang tidak
dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 19
Famili Auriculariaceae
1. Auricularia auricular
Menurut Asnah, (2010: 12) klasifikasi Auricularia auricular adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia auricular
AB
Deskripsi:
Auricularia auricular oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
ceber. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti telinga, berwarna coklat muda dengan tekstur
seperti gelatin, elastis, dan transparan. Auricularia auricular mempunyai tubuh buah yang duduk
atau tidak memiliki tangkai. Spesies ini pada saat penelitian di lapangan ditemukan tumbuh pada
kayu lapuk, hidup secara berkelompok dengan ukuran diameter tudung ± 7,8 cm. Masyarakat Desa
Batu Ketebung memanfaatkan jamur ini sebagai bahan pangan.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 20
Famili Fomitopsidaceae
1. Deadalea quercina
Menurut Das dan Aminuzzaman, ( 2017 : 7) klasifikasi Deadalea quercina adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Fomitopsidaceae
Genus : Deadalea
Spesies : Deadalea quercina
A BC
Deskripsi:
Deadalea quercina oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong. Tumbuh menempel pada kayu mati. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti kipas,
berwarna coklat kekuningan, dengan diameter tudung ± 5 cm dan tidak memiliki tangkai.
Permukaan tudung terdapat garis pertumbuhan dan pada bagian bawah tudung memiliki lamella
berbentuk insang. Tekstur Deadalea quercina ini keras dan tebal. Spesies ini merupakan jamur
yang beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 21
Famili Tricholomataceae
1. Pleurotus ostreatus
Menurut Hasanuddin ( 2014 : 45 ) klasifikasi Pleurotus ostreatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
AB C
Deskripsi:
Pleurotus ostreatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan kulat putih.
Tumbuh menempel pada kayu lapuk, dan hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk payung, berwarna putih. Permukaan tudung datar dan sedikit corong dibagian dekat
tangkai, pada bagian bawah tudung terdapat lamella berbentuk insang, berwarna putih. Pleurotus
ostreatus memiliki tangkai yang terletak ditengah tudung. Diketahui pada saat penelitian di
lapangan ukuran diameter tudung ± 4,1 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan diameter tangkai
0,3 cm. Jamur ini dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai bahan pangan dan sebagai obat.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 22
Famili Xylariaceae
1. Daldinia concentrica
Menurut Asnah, ( 2010 : 20 ) klasifikasi Daldinia concentrica adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordarimycetes
Ordo : Xylariales
Famili : Xylariaceae
Genus : Daldinia
Spesies : Daldinia concentrica
AB
Deskripsi:
Daldinia concentrica ditemukan tumbuh menempel pada kayu mati. Spesies ini berbentuk
seperti bola pejal, berwarna hitam kecoklatan. Permukaan polos, tebal, dan ketika dibelah akan
tampak struktur konsentris berwarna abu-abu berlapis hitam. Ukuran badan buah Daldinia
concentrica ± 2,3 cm. Spesies ini merupakan jamur beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal Daldinia concentrica dengan sebutan kulat ati todong.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 23
Famili Schizophyllaceae
1. Schizophyllum commune
Menurut Tampubolon ( 2012 : 45 ) klasifikasi Schizophyllum commune adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Schizophyllaceae
Genus : Schizophyllum
Spesies : Schizophyllum commune
AB
Deskripsi:
Schizophyllum commune ditemukan tumbuh pada kayu mati dan hidup secara berkoloni.
Spesies ini memiliki bentuk tudung yang berbeda-beda seperti bentuk ginjal dan bentuk kipas
dengan tepi yang berlekuk hingga badan buah tampak seperti bercabang, berwarna putih agak
kecoklatan. Permukaan tudung tampak berkerut dengan tekstur yang lembut, pada bagian bawah
tudung terdapat lamella berbentuk insang, dan pada tepi tudung terdapat struktur yang tidak
beraturan. Bagian pangkal Schizophyllum commune agak sempit merupakan bagian yang melekat
pada substrat. Ukuran diameter tudung spesies ini pada saat ditemukan di lapangan ± 2,6 cm.
Schizophyllum commune oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat tahon.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 24
Famili Dacrymycetaceae
1. Dacryopinax spathularia
Menurut Rahma, (2018: 92-93) klasifikasi Dacryopinax spathularia adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Dacrymycetes
Ordo : Dacrymycetales
Famili : Dacrymycetaceae
Genus : Dacryopinax
Spesies : Dacryopinax spathularia
AB
Deskripsi:
Dacryopinax spathularia oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan
kulat loter kuning, pada saat penelitian ditemukan tumbuh pada kayu mati, dan hidup secara
berkoloni. Spesies ini memiliki badan buah berbentuk spatula, berwarna orange kekuningan.
Dacryopinax spathularia memiliki tekstur halus dan kenyal seperti agar-agar. Berukuran kecil ±
2,0 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 25
Famili Sarcosyphaceae
1. Cookeina sulcipes
Menurut Ristiani, (2018: 7) klasifikasi Cookeina sulcipes adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Pezizomycetes
Ordo : Pezizales
Famili : Sarcosyphaceae
Genus : Cookeina
Spesies : Cookeina sulcipes
AB
Deskripsi:
Cookeina sulcipes ditemukan tumbuh pada kayu mati, hidup secara berkoloni. Spesies ini
memiliki tudung berbentuk seperti mangkok, berwarna orange di permukaan tudung dan di bawah
tudung. Permukaan tudung Cookeina sulcipes ini licin dan pada bagian atas tudung terdapat bulu-
bulu halus. Spesies ini memiliki tangkai berwarna putih kekuningan. Cookeina sulcipes memiliki
ukuran diameter tudung ± 2,3 cm dengan panjang tangkai ± 2,6 cm dan diameter tangkai ± 0,5 cm.
Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat mangkok.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 26
Famili Agaricaceae
1. Cyathus striatus
Menurut Darwis, dkk (2010: 23) klasifikasi Cyathus striatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Cyathus
Spesies : Cyathus striatus
AB C
Deskripsi:
Cyathus striatus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat sarang
burong, ditemukan tumbuh pada ranting kayu mati dan hidup secara berkoloni. Spesies ini memiliki
tudung berbentuk mangkok dengan bagian bawahnya mengecil, berwarna coklat tua pada bagian
luar tudung, sedangkan pada bagian dalam jamur ini beralur dengan permukaan dalamnya licin dan
memiliki warna abu-abu kecoklatan. Cyathus striatus memiliki spora yang melekat pada badan
buah jamur dengan ukuran spora ± 1 mm dan diameter tudung 0,5 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 27
Famili Boletaceae
1. Lecinum aurantium
Menurut Hasanuddin ( 2014: 41) klasifikasi Lecinum aurantium adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Boletaceae
Genus : Leccinum
Spesies : Lecinum aurantium
AB
Deskripsi:
Lecinum aurantium ditemukan tumbuh di tanah yang lembab dan hidup secara soliter.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk payung, berwarna coklat pada bagian permukaan tudung,
sedangkan bagian tepi tudung berwarna coklat keputihan, dan bertekstur lunak. Lecinum aurantium
memiliki tangkai berwarna coklat keputihan dan tampak sedikit bergaris hitam. Spesies ini pada
saat penelitian di lapangan memiliki ukuran diameter tudung ± 2,4 cm dengan panjang tangkai ± 5
cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 28
Famili Russulaceae
1. Russula albida
Menurut Rahmadani (2019 : 66) klasifikasi Russula albida adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Russulales
Famili : Russulaceae
Genus : Russula
Spesies : Russula albida
AB
Deskripsi:
Russula albida pada saat ditemukan tumbuh di tanah, hidup secara soliter. Spesies ini
memiliki tudung berbentuk payung, berwarna putih kecoklatan. Permukaan tudung datar dan
sedikit melengkung ke dalam pada bagian dekat tangkai, sedangkan pada bagian bawah tudung
terdapat lamella berwarna putih. Spesies ini bertekstur halus dan lunak serta memiliki tangkai
berwarna putih. Russula albida pada saat ditemukan di lapangan memiliki ukuran diameter tudung
± 3,7 dan panjang tangkai ± 3 cm dengan diameter tangkai ± 0,6 cm. Spesies ini tidak dapat
dikonsumsi. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat tanoh.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 29
Famili Hallaceae
1. Phallus indusiatus
Menurut Rahmadani, (2019 : 66) klasifikasi Phallus indusiatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Phallales
Famili : Hallaceae
Genus : Phallus
Spesies : Phallus indusiatus
AB
Deskripsi:
Phallus indusiatus ditemukan tumbuh di tanah dalam kondisi sudah menua, dan hidup
secara berkoloni. Masyarakat Desa Batu Ketebung mengenal jamur ini dengan sebutan kulat jalo.
Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti lonceng, berwarna coklat. Jamur ini memiliki jaring-
jaring halus yang menyerupai tudung pengantin wanita berwarna putih dan memiliki tangkai
silindris berwarna putih dengan cawan yang terletak di pangkal tangkai dan didalamnya terdapat
lendir yang mengeluarkan bau tidak sedap. Ukuran diameter tudung spesies ini ± 4,7 cm dan
panjang tangkai ± 9 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 30
Famili Lentariaceae
1. Lentaria surculus
Menurut Susan dan Retnowati, (2017: 248) klasifikasi Lentaria surculus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Gomphales
Famili : Lentariaceae
Genus : Lentaria
Spesies : Lentaria surculus
AB
Deskripsi:
Lentaria surculus oleh masyarakat Desa Batu Ketebung dikenal dengan sebutan kulat
gadong. Spesies ini memiliki tudung berbentuk seperti karang laut dan memiliki banyak cabang
pada bagian tudungnya, berwarna krem dengan tekstur keras. Lentaria surculus ditemukan tumbuh
pada ranting kayu yang sudah mati, dan pada saat penelitian panjang jamur ini 3,7 cm dengan
diameter 1,5 cm. Jamur ini tidak dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 31
Famili Hygrophoraceae
1. Hygrocybe miniata
Menurut Priskila dkk (2018 : 579) klasifikasi Hygrocybe miniata adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricimycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Hygrophoraceae
Genus : Hygrocybe
Spesies : Hygrocybe miniata
AB
Deskripsi:
Hygrocybe miniata ditemukan di tanah dan hidup berkoloni. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti payung, berwarna merah. Permukaan tudung rata dan dibawah tudung terdapat
lamella berbentuk insang. Hygrocybe miniata memiliki tangkai bewarna kuning dengan tekstur
lunak dan mudah hancur. Hygrocybe miniata ini pada saat penelitian di lapangan memiliki diameter
tudung ± 4 cm dan panjang tangkai ± 6,7 cm dengan diameter tangkai ± 0,4 cm.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 32
Famili Clavariaceae
1. Clavulinopsis corallinorosacea
Menurut Rahmawati dkk, (2018:60) klasifikasi Clavulinopsis corallinorosacea adalah sebagi
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Clavariaceae
Genus : Clavulinopsis
Spesies : Clavulinopsis corallinorosacea
AB
Deskripsi:
Clavulinopsis corallinorosacea oleh masyarakat desa batu ketebung dikenal dengan kulat
karong, pada saat penelitian jamur ditemukan tumbuh di tanah. Spesies ini memiliki tudung
berbentuk seperti karang, berwarna orange. Bertekstur lunak dan tidak memiliki tangkai. Ukuran
panjang tubuh buah jamur ini ± 5,2 cm dengan diameter tubuh buah ± 3 mm. Clavulinopsis
corallinorosacea merupakan jamur yang tidak dapat dikonsumsi.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 33
DAFTAR PUSTAKA
Abbas B, Listyorini F.H, Dan Martato E.A. 2011. Karakteristik Jamur Sagu ( Volvariella Sp.) Endemik
Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173
Asnah. 2010. Iventarisasi Jamur Makroskopis Di Ekowisata Tangkahan Taman Nasional Gunung
Leuser Kabupaten Langkat Sumatra Utara. Tesis. Medan: USU Repository
Darwis W, Suprianti R, Safitri E. (2010) “ Jamur Nidulariales Yang Terdapat Di Hutan Dan Di Sekitar
Desa Pajar Bulan Semidang Alas Seluma Bengkulu” Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati. 6(2) :20-
26
Das, K Dan Aminuzzaman, M. 2017. Morphological And Ecological Characterization Of Xylotrophic
Fungi In Mangrove Forest Region Of Bangladesh. Journal Of Advances In Biology &
Biotechnology. 11(4): 1-15
Fitria, H. (2018). Pengembangan Strategi Problem Based Learning Pada Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar. Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang.1193-1202.
Hasanuddin. 2014. Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran Biologi. Jurnal Biotik.
2(1):38-52
Hasyiati, R. (2019). Keanekaragaman Jenis Jamur Kayu Di Kawasan Pucok Krueng Alue Seulaseh
Sebagai Media Ajar Dalam Pembelajaran Biologi Di Sma Negeri 3 Aceh Barat Daya. Biologi, 1-
158.
Hiola, S. F. (2011). Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di Kawasan Gunung Bawakaraeng (Studi
Kasus: Kawasan Sekitar Desa Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa).
Bionature, 93-101.
Priskila, H. A. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Di Kawasan Hutan Sekunder Areal
Iuphhk-Hti Pt. Bhatara Alam Lestari Kabupaten Mempawah. Hutan Lestari , 569-582.
Rahma, K. (2018). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan
Meureubo Aceh Barat Sebagai Materi Pendukung Pembelajaran Kingdom Fungi Di Sma Negeri
1 Meureubo. Biologi , 1-172.
Rahmadani, A. (2019). Karakteristik Jamur Makroskopis Di Stasiun Penelitian Soraya Kawasan
Ekosistem Leuser Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Fungi. Biologi , 1-132.
Rahmawati, L. R. (2018). Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Anggota Kelas Basidiomycota Di Hutan
Bayur, Kabupaten Landak,Kalimantan Barat. Mikologi Indonesia, 56-65.
Ristiyani, E. (2018). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Ascomycota Pada Hutan Penelitian
Dan Pendidikan Universitas Jambi Di Hutan Harapan Kabupaten Batanghari Sebagai Bahan
Pengayaan Praktikum Mikologi. 1-9 .
Susan D, Dan Retnowati A. (2017). Catatan Beberapa Jamur Makro Dari Pulau Enggano: Diversitas
Dan Potensinya [Notes On Some Macro Fungi From Enggano Island: Diversity And Its
Potency]. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 243-255.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 34
Tampubolon, S.D.B.M., Utoro, B., Yunasti. 2010. Keanekaragaman Jamur Makroskopis Di Hutan
Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara.
[Jurnal]. Medan. Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 35
BIODATA PENULIS
Dina Fransiska Sari, lahir di Batu Ketebung pada tanggal 19 Mei 1999. Anak ketiga
dari 3 bersaudara, ayah bernama Ujo dan ibu bernama Selimah. Beragama Katolik
dan bertempat tinggal di Dusun Natai Penyapat Desa Batu Ketebung Kecamatan
Serawai Kabupaten Sintang. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 02
Ella Hilir pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Serawai
dan selesai pada tahun 2014 kemudian penulis menyelesaikanpendidikan di SMK
BinaKusuma Nanga Pinoh pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Di Universitas Kapuas Sintang (UNKA), pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan
Biologi, Program Studi Pendidikan Biologi sampai sekarang.
Jamur Makroskopis di Desa Batu Ketebung | 36