The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fyuliawatisamsudin, 2022-06-08 09:33:35

PDF- Draft Flip book Tesis

PDF- Draft Flip book Tesis

i

KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan flipbook yang
berjudul “Masuknya Islam Tahun 1500-1989 di Gorontalo ” untuk memenuhi tugas akhir tesis
yang membutuhkan sebuah buku flipbook.

Tak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan buku ini. Dengan selesainya pembuatan
flipbook ini, penulis berharap flipbook ini dapat memberikan manfaat serta dapat
memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa flipbook ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca berkenan
memberikan kritik dan sarannya agar dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki karya-karya
penulis selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Surakarta, Juli 2022

Penulis

ii

Daftar isi

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................. iv

PETA KONSEP PEMBELAJARAN .................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Selayang Pandang Gorontalo .................................................................. 1
B. Sejarah Masuknya Islam di Gorontalo .................................................... 6
C. Peninggalan Sejarah Islam di Gorontalo .................................................. 9
9
1. Masjid Hunto ..................................................................................... 10
2. Makam Raja Panggola ....................................................................... 11
3. Sastra Me’eraji ................................................................................... 16
4. Adat Mome’ti...................................................................................... 20
5. Tumbilatohe ....................................................................................... 23
6. Seni Musik Tradisional ...................................................................... 26
7. Seni Tari Tradisional ..........................................................................

RANGKUMAN ................................................................................................... 28

UJI KOMPETENSI ............................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30

iii

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari dan membahas secara rinci materi ini, siswa diharapkan
dapat menjelaskan bagaiamana Islam bisa berkembang di Gorontalo dan
menjelaskan serta memahami proses masuknya dan peninggalan-peninggalan Islam
di Gorontalo

iv

Peta Konsep Pembelajaran
v

BAB I
ISLAM DI GORONTALO

A. Selayang Pandang Gorontalo
Gorontalo ialah daerah yang terletak di kepuluan Sulawesi yang berada diantara

Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Asal Usul orang Gorontalo itu sendiri
berdasarkan dari cerita turun menurun yang berkembang ialah berasal dari gunung
Tilongkabila, bahwa sebelum abad 10 dimana Gorontalo ini masih merupaan lautan
yang nampak hanyalah gunung Tilongkabila dan Boliiohuto. Seiring berkembangnya
kelompok orang tersebut seemakin banyak dan besar sehingga mereka disebut linula
dan linula berkembang menjadi Kambungu. Kambungu ini sendiri ialah nama desa
yang berada di Gorontalo tepatnya di kecamatan Suwawa saat ini yang sekarang dikenal
menjadi Pinogu1.

Gambar. 1 Peta Teluk Tomini (
Gorontalo – Sulawesi Utara –
Sulawesi Tengah) Tahun 1941

Sumber doc: ANRI Dinas Topografi 2530 dalam
Kearsipan Provinsi Gorontalo

Sebelum masuk pada historis panjang
mengenai pembentukkan Gorontalo itu sendiri, disini
akan membahas sedikit nama dari Gorontalo itu
sendiri. Dari beberapa literatur yang didapatkan asal
usul nama Gorontalo ini yang pertama Hulontalangi yang berasal dari salah satu
kerajaan kemudian disingkat menjadi Hulntalo. Kedua Hulontalangi berasal dari dari
Huo Lolontalango yang berarti orang Gowa yang beralan kesana kemari. Ketiga

1 Lily E.N. Saud.2012.Tradisi Lisan Tuja’I dan Palembohu dalam Upacara Adat Perkawinan di
Gorontalo. Yogyakarta: Kepel Press. Hal 1

1

Hulatalangi dan Hulaa lo tola yang diartikan yaitu mulia. keempat pogotola yang berarti
tempat menunggu. Dari semua sebutan tersebut kata Hulontalo yang digunakan dalam
percakapan masyarakat Gorontalo2.1 Hulondalo atau Gorontalo ialah hasil dari serapan
kata Hulonthalangi yang artinya pengembara turun dari langit. Dimana menurut
legenda dan cerita rakyat yang beredar dimana ada seorang pengembara yang
bermukim di kaki gunung Tilongkabila, dimana gunung ini ialah gunung tertinggi di
Gorontalo yang merupakan pgunungan yang diapit oleh dua wilayah yaitu Gorontalo
dan Bolaang Mongondow. Dimana yang menempati wilayah ini yaitu suku bangsa
Gorontalo yang termasuk dalam rumpun bangsa Melayu-Polinesia dari Bolaang
Mongondow sampai Sangir Talaud sehingga dalam hasil pembaruan dari penduduk asli
dan pendatang lainnya seperti Ternate, Tidore, Bugis, Makasaar dll3.

Gorontalo ialah merupakan provinsi yang dianugrahkan dengan banyaknya
nilai-nilai agama yang saling berpautan yang dapat dijadikan sebagai niali-nilai budaya.
dalam hal ini praktik tradisi mauapun adat dan syara banyak diwarnai dari ajaran Islam
itu sendiri sehingga menjadi falsafah Gorontalo yang dibiasa di sebutkan menggunakan
bahasa daerahnya yaitu adati hulahulaa to syaraa hulahulaa to Quruani apabila
diartikan dalam bahasa Indonesia ialah adat bersendikan syariat, syariat bersendikan
Kitabullah4. Dimana maksudnya dalam menegakan adat tidak hanya serta merta dalam
beradat melainkan mempunyai aturan yang sudah ditetapkan dalam aturan maka hal ini
aturan tersebut berdasarkan menurut isi dari Al-quraan.

Kondisi geografis Gorontalo berada pada 0°19’00’’-1°15’00’’ LU (Lintang
Utara)dan 121°23’00’’-125°14’00’’ BT ( Bujur Timur). Gorontalo ini sendiri memiliki
batas-batas wilayah yang pada umumnya di daerah utara Gorontalo berbatasan dengan
Kerajaan Atinggola, di selatan berbatasan dengan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini,
sebelah timur dengan Kerajaan Bone, di sebelah barat dengan Kerajaan Limboto. Serta
memiliki luas 238 mil² yang masing-masing pembagiannya yaitu Gorontalo 86,76 mil
m²- Limuto (Limboto) 99 m²- Bone 44 m²- Boalemo 4,25²- Atinggola 4m². Wilyah
Gorontalo yang di aliri dua sungai besar Bone-Bolango serta aliran danau Limboto yang
bermuara ke Teluk Tomini. Sehingga sungai ini menjadi akses transportasi untuk
mengangkut hasil pertanian dan hutan. Kondisi demografis Gorontalo sendiri menurut

2 Irfanuddin W.M.2018. Perkembangan Morfologi Kota Gorontalo Dari Masa Tradisional Hingga
Kolonial. Jurnal Berkala Arkeologi. Hal 40

3 Moh Rozkit Bouti.2020.Surat Dari Bumi Serambi Madinah. Guepedia. Hal 42
4 Muhiddin Bakry.2016. Nilai-Nilai Religiustas Adat Mo Me’Ati Pada Masyarakat Kota Gorontalo

(Replika Islam Nusantara). Jurnal Al-Ulum. Hal 186 2

dari laporan kunjungan Van der Hart: “dimana Gorontalo merupakan perompak tetapi
pertengahan abad-19 sudah tidak lagi. Dikarenakan Raja Gorontalo sudah mempatuhi
Pemerintah Belanda. Sebagian besar penduduknya berasal dari ras Melayu beragama
Islam tetapi juga ditemukan memeluk agama kristen”. Menurut Laporan C.B.H Von
Rosemberg tahun 1862 “ Penduduk Gorontalo dibagi menjadi 5 distrik ± 36.800
jiwa.yang masing-masing distrik tersebut penduduk Kota 10.200 jiwa ; Telaga 12.100
; Kabila 9.400 jiwa; Tapa 3.500jiwa ; dan pagoeat ibukota Bomboela 1.600 jiwa5.

Gambar 2. Teluk
Gorontalo

Sumber doc: KITLV 31033

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 1953 Daerah Sulawesi
Utara di bubarkan dan daerah Gorontalo Afdeeling Gorontalo menjadi daerah otonom
Swatantara tingkat II yang beribukotakan Gorontalo. sesuai dengan Undang-undang
nomor 29 tahun 1929 tentang tentang pembentukkan daerah-daerah tingkat II dan Kota
Praja di Sulawesi. Sehingga Kota Praja menjadi Gorontao\lo di resmikan pada tanggal
20 Mei 1960 6.

5 Jhon Rivel Purba. 2018. Pelayaran dan Perdagangan Kopra di Gorontalo. Yogyakarta: Amara
Books.Hal 20-26

6 Mahasiswa IKIP Negeri Manado.1980. Laporan Penelitian: Sejarah Pekembangan Kota Gorontalo
Titik Berat Pemetaan Kota dan Perkembangan Pendidikan. IKIP Manado Cabang Gorontalo. Hal.29

3

Gambar 3. Peta Wilayah
Gorontalo bagian dari
(Residen Manado) tahun 1941
Sumber gambar : ANRI Dinas Topografi 3443 dalam Arsip
Provinsi Gorontalo

Video singkat Asal Usul Gorontalo

4

Gambar 4.
Peta Gorontalo Saat

Ini

Sumber gambar :
https://www.big.go.id/assets/download/Atlas-Administrasi/29-

Peta-Wilayah-Prov-Gorontalo.pdf

5

B. Sejarah Masuknya Islam di Gorontalo

Yang perlu diketahui bahwa sebelum Sultan Amai mempersunting Putri
Owutango yang memang notabenenya dari kalangan keluarga beragama Islam ternyata
Sultan Amai ialah seorang lelaki asli dari Gorontalo yang belum memeluk agama Islam
tetapi ia adalah dulunya sebagai penyembah kepercayaan Animisme atau dalam kamus
besar bahasa Indonesia yang diartikan sebagai mempercayai kepada roh yang mendiami
semua benda seperti pohon, batu, sungai, gunung dsb. Dengan keadaan Sultan Amai ini
belum beragama Islam tetapi sudah menyukai putri Owutango dan ingin
mempesuntingnya sehingga Sultan Amai diberikan sebuah persyaratan oleh ayahanda
Putri Ouwatngo yang dimana persyaratan tersebut ± mengatakan bahwa “ apabila kamu
benar-benar ingin mempersunting putri saya kamu harus menjadi seorang mualaf serta
menggunakan Qur’an sebagai tatanan kehidupan mu sendiri dan rakyat mu” 7.

Sebelum Islam menjadi agama yang resmi di Gorontalo dimana dulunya sudah
ada dulunya hidup adat dan tradisi di tengah masyarakat. Islam yang diperkenalkan oleh
Raja Amai serta tokoh pendakwa Islam yang mengasikan adat serta tradisi lokal. Islam
yang dibalut dengan budaya lokal pada waktu itu. Proses pengenalan Islam yang
bersifat historis, dinamis mauapun dialogis sehingga antara Islam, adat dan tradisi lokal
dapat berproses secara ilmiah dan berlangsng lama. Sehingga ada tiga proses yang
dilalui: pertama akomodatif, dimana Islam tidak menegasikan adat dan tradisi lokal.
Berarti dalam adat memiliki referensi tersendiri dalam kehidupan masyarakat
Gorontalo. dimana lahir rumusan falsafah Syara’a topa-topango adati yang diartikan
syarak bertumpu pada adat. Rumusan falsafah ini dirumuskan oleh Raja Amai yang
menjelaskan posisi adat lebih kuat dibandingkan dengan syarak yang dikarekan syarak
masih bersandar pada adat8.

Makna dari falsafah Adat bersandikan Syara’, syara bersandikan Kitabullah
ialahh dimana segala sesuatu yang dibuat dengan berlandaskan agama serta adat dan
selagi tidak bertentangan satu sama lain. Hal ini yang lebih ditekankan dalam istilah
syara tersebut ialah syariat Islam. Karena memang mayoritas masyrakat Gorontalo
ialah beragama Islam. Sehingga syara tersebut dimaksudpkan dengan makna syariat
Islam yakni firman Allah yang berhubungan dengan mukalaf atau wajib menjalankan

7 Rizky Firmansyah.2016. Revitalisasi Aksara Bonda: Mengangkat Martabat Peradaban Gorontalo.
Kantor Bahasa Gorontalo: Provinsi Gorontalo. Hal 187.

8 Sofyan A.P. Kau.2019. Tafsir Islam Atas Adat Gorontalo: Mengungkap Argumen Filosofis-Teologis.
Malang: Inteligensia Media. Hal 2

6

hukum agama yang sudah diatur berupa perintah baik, perintah larangan serta
ketetapan-ketetapan yang telah di atur dalam dali-dali yang terperinci yaitu Al-qur’an9.

Sebagai agama yang universal serta kosmopolit yang mempunyai cerita historis
yang panjang khususnya the golden age atau pada masa kejayaan Islam ± dari abad 7-
13 masehi, tradisi serta pemikiran yang berbeda-beda senantiasa bersikap terbuka
bahkan tak jarang memberikan suatu apresiasi dengan mengadopsi serta menjadikan
tradisi dan pemikiran menjadi bagian dari integral Islam itu sendiri. Dalam peradaban
Yunani yang terkenal dengan filsafatnya memiliki pengaruh yang kuat dalam
pembangunan tradisi berfilsafat dalam Islam. Maka tak jarang para filsof Muslim
berupaya untuk memadukan antara agama (Islam) dengan filsafat dalam pembangunan
tradisi yang dimana kedua hal ini bersumber yang sama yaitu Allah10.

Secara langsung maupun tidak langsung pemikiran yang sudah menjadi
pedoman dari eksistensi dalam masyrakat yang dipengaruhi oleh berbagai nilai atau
yang bersumber dari agama yang dianut. Dari pergerakan yang berhasil dipeengaruhi
terwujud dalam kegiatan masyarakat sebagai tindakan serta karya-karya yang
bersimbolkan suci. Suprlan mendefinisikan bahwa suatu sistem keyakinan yang dianut
serta tindakan yang direalisasikan oleh masyarakat atau sekelompok orang yang
memberi respon terhadap apa yang diyakini sebagai gaib ataupun suci. Maupun yang
berbeda keyakinan sekalipun tetap mengikuti landasan yang berlaku pada setiap
keyakinan tersebut11.

Rancangan adat yang dibuat oleh Raja Amai dengan berpegang falsafah telah
menghasilkan suatu rumusan adat yang akan diberlakukan oleh masyrakat Gorontalo.
Kurang lebih 185 adat, diantaranya 113 butir masih diberlakukan sampai saat ini, 24
butir yang berkaitan dengan upacara adat perkawinan 21 butir berkaitan dengan adat
kematian dan selebihnya berkaitan dengan kelurga, bermasyrakat, penerimaan tamu
dan penobatan pimpinan. Sehingga pada prinsip adat yang sudah menjadi pegangan
untuk menjalankan sebuah pemerintahan yang berkesinambungan oleh masyrakat serta
berpola pada kehidupan Islami. Adapun beberapa daftar nama-nama raja yang menjabat
dari 1500-1800an:

9 Nurhayati Tine.2018. Tradisi Molonthalo: Meneropong Budaya Lokal di Gorontalo. Ideas Kota

Gorontalo: Publishing. Hal 4

10 Zainal Abidin.2009. Islam dan Tradisi Lokal Dalam Persepektif Multikulturalisme. Jurnal Millah, Vol

VIII No.2 Februari Hal 302

11 Sofyan A.P Kau.2020. Islam dan Budaya Lokal Adat Gorontalo: Makna Filosofis, Normatif, Edukatif

dan Gender. Malang: Inteligensia Media. Hal 15 7

No. Nama Raja Thn Menjabat No. Nama Raja Thn Menjabat
1. Raja Amay 1785
1525-1550 10. Raja Biya
2. Raja Matolodulakiki 1789
3. Raja Pongoliyadon 1550-1585 11. Raja Tapu 1804
4. Raja Moliyo II 1615 12. Raja Haidari I Hanya 40 hari
5. Raja Eyato 1646 13. Raja Lihawa Monooarfa 1804
6. Raja Polomolo 14. Raja Haidari II 1832
7. Raja Lepe 1673-1679 15. Raja Walangadi 1836
8. Raja Nuwa Ilato 1686 16. Raja Wadipalapa II 1849
9. Raja Walango 1700 17. Raja Panjurawa
1720
1748

Sumber: J.U.S Nadjamuddin. 1975. Hal.21

8

C. Peninggalan Sejarah Islam di Gorontalo
1. Masjid Hunto

Gambar 5. Masjid
Hunto Sultan
Amay

Sumber gambar: Doc Pribadi

Masjid Hunto ialah masjid pertama yang didirikan oleh raja Amai untuk tempat
penyiaran dakwah Islam di Gorontalo. Artefak masjid yang bertuliskan 1495 yang
menunjukkan bahwa Islam dan Gorontalo telah mengalami perjumpaan. Masjid Hunto
ini dibuatkan oleh Raja Amai sebagai tempat tinggal dari kedelapan kerajaan kecil
yang berasal dari kerajaan Palasa yaitu kerajaan Tamalate, Lemboo, Siyendeng,
Hulangato, Siduan, Sipoyo, Soginti dan Bunuyo yang sudah menjadi saksi antara Putri
Owutango dan Raja Amai. Mereka ini ialah layaknya seperti utusan wali Allah yang
hampir menyerupai wali Allah di pulau Jawa yang biasa di sebut Wali Songo12. Selain
penyiaran dakwah dan tabligh masjid yang disebut Tihi Lo Hunto ini juga menjadi pusat
kebudayaan Islam serta kegiatan pendidikan bagi masyarakat. Demikian aktifitas yang
telah dilakukan mulai memperkenalkan serta mengembangkan prinsip adat yang telah
berlaku pada saat kerajaan dengan cara ajaran Islam, sehingga adat mempunyai peran
penting. Sehingga sekitar tahun 1530 agama Islam secara resmi digunakan menjadi
agama kerajaan yang didalamnya untuk mengatur adat istiadat dengan memasukkan
pengaruh Islam13.

Dari pernikahan Raja Amai dan Putri Owutango mereka dikaruniai seorang
putra yang bernama Motolodulakiki. Motolodulakiki adalah putra yang akan menjadi
pelanjut tahta ayahnya itu. Dalam masa kepemimpinan Motolodulakiki Islam
berkembang sangat pesat. Bahkan Motolodulakiki sampai mengirimkan utusan
kerajaan untuk lebih mempelajari tentang ajaran Islam di Ternate, tujuannya ialah

12 M. Rozkit Bouti. 2020. Surat Dari Bumi Serambi Madinah. Guepedia. Hal 47
13 Hasanuddin dan Basri Amin. 2012. Gorontalo Dalam Dinamika Sejarah Masa Kolonial.Yogyakarta:
Ombak. Hal 25

9

setelah utusan sudah lebih mantap dengan konsep tauhid maka tugas mereka ialah

mengajarkan hal tersebut kepada masyarakat. Sehingga agama Islam di Gorontalo

bukan hal baru dan falsafah yang dijunjung membawa dampak baik bagi masyarakat

dimana menjadikan masyarakat dengan amat damai dan hidup tentram. Adapun jikalau

terjadi konflik maka dapat diselesaikan dengan cara besmusyawarah dan

bersilaturahmi14.

Gambar. 6
Silsilah
Keluarga

Sultan Amai

Sumber gambar : Doc Pribadi

2. Makam Raja Ju Panggola

Dupanggola atau Ju Panggola ialah seorang ulama Islam yang mahsyur pada
abad 16. Ju panggola sosok tokoh yang berkharismatik. Nama Ju panggola itu sendiri
dahulunya dikenal oleh masyarakat Gorontalo sebagai kakek tua yang berjubah putih
panjang dan juga dikenal sebagai Ilato yang di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu
kilat15.

Dupanggola atau yang biasa di kenal dengan sapaan Ju Panggola ialah sebutan
untuk Raja Matodulakiki atau Raja Ilato. Raja Matodulakiki atau Ju Panggola ialah
putra dari seorang Sultan Amai dan Putri Owutango. Dan Raja Ilato menikah dengan
Tolanguhula yang mempunyai tiga keturunan, yakni dua perempuan seorang
perempuan yang bernama Ndoba dan Tiliaya dan satu seorang laki-laki yang bernama
Naha.

Menurut beberapa sumber literatur yang didapatkan masih menjadi teka teki
yang belum terjawab dengan pasti dimana ada yang mengatakan bahwa Raja Ilato itu
yang mendaptkan gelar raja Matodulakiki Putra dari Sultan Amai dan Putri Owutango.
Dengan ini Ju Panggola mendapatkan gelar adat Ta Lo’o Baya Lipu yang dimana

14 M. Rozkit Bouti. 2020. Surat Dari Bumi Serambi Madinah. Guepedia. Hal 47
15 Muh.Rusli. 2016. el Harakah, Vol 18 No 1 .Hal 85

10

orang yang sudah banyak berjasa pada rakyat, sehingga Ju Panggola ini menjadi
lambang kehormatan bagi masyarakat Gorontalo.

Pada masa pemerintahan Raja Matodulakiki atau raja Ilato tahun 1555-
1585 ± 30 tahun yang dimana bangsa Portugis masuk ke Gorontalo yang meminta
bantuan bahan pangan dikarenakan persedian Portugis di rampas bajak laut. Melihat
situasi seperti ini Raja Ilato dengan kemurahan hatinya membantu bangsa Portugis
dan berhasil bertahan lama di Gorontalo16. Seiring dengan berjalannya waktu
Portugis perlahan dapat menguasai Gorontalo dengan cara memperalat pasukan
Ndoba dan Tiliaya yang hendak menempak bajak laut. Tetapi sebelum adanya
kejadian itu raja Ilato bersama Ndoba dan Tiliaya telah membangun sebuah benteng
pertahanan yang dinamakan Otanaha.
3. Sastra Me’eraji

a. Historis Me’eraji
Naskah Me’raji merupakan salah satu dari sekian banyaknya naskah-naskah
keagaamaan di daerah Gorontalo. sastra ini dibacakan setiap peringatan Isra-Miraj
Nabi Muhammad SAW. Dari hasil penelitian Nani Tuloli (1983) terdapat klasifikasi
sastra daerah Gorontalo yaitu sebagai berikut: a. ragam sastra yang menggunakan
bahasa Gorontalo lama atau biasa juga dikenal dengan bahasa adat. b. ragam sastra yang
menggunakan bahasa Gorontalo umum. c. ragam sastra yang menggunakan bahasa
campuran arab, kalimat Al-quraan serta bahasa Gorontalo. d. ragam sastra yng
menggunakan bahasa campuran antara Gorontalo dan Melayu17.
Me’eraji dilaksanakan hanya pada bulan Rajab dan Syaban, selain bulan
tersebut tidak boleh dilaksanakan. Dikarenakan memang dari fungsi meeraji itu sendiri.
Karena me’raji ini sendiri ialah kegiatan membacakan kisah Isra Miraj nabi Muhammad
SAW pada 27 Rajab sampai akhir Syaban. Maka hal ini bila me’eraji di bacakan bukan
bulan tersebut nampaknya 18. Pembacaan naskah me’eraji ini diutarakan menggunakan
bahasa Gorontalo dengan irama tertentu sehingga menjadi syahdu dan enak untuk di
dengarkan. Pembacaan me’eraji ini dibacakan dengan cara bergantian dan dibacakan
dari acara Isra Miraj di mulai sampai larut malam, dikarenakan kisah perjalanan Nabi

16 Momy A.Hunowu. 2020. Linula Molalahu (Sejarah, Tradisi, dan Kearifan). Publisher. Hal 8
17 Karmin Baruadi.2012. Me’eraji. Gorontalo: Katalog dalam Terbitan Ideas Publishing. Hal 1
18 Zainudin Panigoro. Talunani (Dendang Kenduri Siang) di Gorontalo. Ideas Publishing Hal 18

11

Muhammad Saw yang tidak sedikit sehingga pembacaan naskah me’eraji tersebut tidak
dibacakan dengan satu orang saja melainkan lebih19.

Menurut Djamaris (1990) mengatakan bahwa peristiwa yang bertepatan pada
tanggal 27 Rajab yang dinamakan Isra Miraj ini ialah peristiwa besar yang di alami
Nabi Muhammad SAW, dikarenakan peristiwa ini ialah sebgai pengingat akan
kewajiban umat Islam untuk melakukan sembahyang atau ibadah lima kali dalam
semalam. Sehingganya dalam perayaan peristiwa besar ini menjadi peringatan yang
bersejarah bagi seluruh umat Islam. “sejarah Isra Miraja”……. Sehingga dengan
penjelasan perjalanan Isra Miraj ini mempunyai relevansi yangg erat dengan salah satu
kebudayaan masyrakat Gorontalo dengan pelaksanaan peringatan Isra Miraj Nabi
Muhammad SAW. Dalam hal ini kata Meraji mengandung nilai yang bersifat religius
yang bermanfaat untuk memperkuat rasa keagamaan masyarakat pemeluk agama
Islam20.

Naskah meeraji li Nabi Muhammadi ialah merupakah salah satu naskah pengaruh
Islam yang digunakan sebagai media syiar Islam di Gorontalo. berdasarkan klasifikasi
ragam sastra, bahwa me’raji ini masuk dalam kategori isi sastra daerah yang
menggunakan campuran bahasa daerah Gorontalo, kata-kata Arab atau kalimat Al-
qur’aan. Dalam isi penjelasan naskah mera’aji ini sendiri terdiri dari empat bagian
yaitu: (1) sifati, yang berisi tentang kisah perilaku Nabi Muhammad SAW dari lahir
sampai beliau menerima amanah untuk melaksanakan Isra Miraj. (2) Dimana me’raji
ini mengisahkan Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, (3) wafati, dimana kisah ini menjalaskan seputar wafatnya Nabi
Muhammad SAW. (4) wungguli, ini berupa cerita-cerita hiburan yang bersifat
mendidik serta religius (Karmin Baruadi.2012:5).
b. Fungsi Teks Me’eraji

Perkembangan Islam di Gororontalo sangat pesat sekitar tahun ±1500an.
Dimana penyiaran agama ini dilakukan dengan cara berdakwah atau melalui secara
lisan, serta penulisan didalam bentuk sastra. Karena dari beda-bedanya kemampuan
masyrakat pada waktu itu dalam beraksara sehingganya bahasa di alihkan
menggunakan bahasa daerah yang dapat dimengerti oleh masyarakat Gorontalo. adapun
banyaknya fungsi yang digunakan dalam me’raji ini ialah : a). salah satunya untuk

19 Momy A. Hunowu. 2020. Linula Molalahu: Sejarah, Tradisi dan Kearifan. Sumatra Barat: Insan
Cendekia Mandiri. Hal 61

20 Karmin Baruadi.2012. Me’eraji. Gorontalo: Katalog dalam Terbitan Ideas Publishing. Hal 3

12

mengagungkan Nabi Muhammad. Dalam penerjemahan bahasa Gorontalo yang
mengatakan bahwa:

Bahasa Gorontalo Artinya :
Lotombiili ti Isma’ilaa: wu Jibraillu ! Ta Yang artinya: berkata (Malaikat) Ismail:
toonu ta wolanto mai boita ta ma bolo Wahai Jibril! Siapa orang yang bersama
adia opipiyohu lakulio tuan ini, orang yang demikian tampan
dan elok rupanya.
Ti Muhammadi ma losalamu loma’o Nabi Muhammad memberi salam kepada
nabi Ismail dan langsung membalas
Isma’ila wau olo lato tiluaheiio salamu li salamnya Nabi Muhammad dan ia
berkata: Wahai Muhammad! Betapa
Muhammmadi wolo tombiiluilo, uali, wu sayangnya Allah kepada Tuan, sejak
masa Nabi Adam A.S hingga sekarang
Muhammadi! Mai laba-laba tutu ponu hanya tuanlah yang mendapatkan kisah
dan kemuliaan sebesar ini.
wau paladu itu eeya, malo hamalomai

masa Nabiyu’l-Lah Aadamu

Alaihissalam tilunggula u ma masa botia

delo bo ito Eeya ta Labo-labota ponu

wau palade u damanga oodie botie.

(1) Artinya: b. Sebagai fungsi didaktif atau mendidik, Dalam cerita me’raji ini
mengisahkan macam-macam siksa neraka bagi orang yang melakukan perbuatan
tercela. Sehingga dalam cerita me’raji ini membangunkan kesadaran kepada orang
orang yang masih hidup diharapkan untuk tidak melakukan perbuatan tercela. Salah
satunya yang diterjemahkan dalam bahasa Gorontalo ialah: Lonteetoma’o timongolio
ma mola lo udungga olo ta daatala to sikisa, biihimongolio molo odelo biihu unta, wau
hetuangamota lo malaikati lo tombaha dilidi lo tulu lo naraka, yio ma bolo hitanggu-
tangguwayata lo batangalio wolo hihiyonga. Teeto ti Muhammadi lohintu to Jibrailu
wolo totala lo ta oodie? Bolo uama’o lo Jibura’ilu: ta o’odielo ta mongongaala harata
lo ta malo diilalo o tiilo o tiamo to delomo dunia pohumayamai. Artinya: dari situ
mereka berjumpa dengan banyak orang yang disiksa, bibir mereka menyerupai unta
yang di berikan tembaga mendidih oleh Malaikat, menggelepar badan-badan mereka
dan menangis. Nabi Muhammad bertanya kepada Malaikat Jibril: Apakah kesalahan
orang-orang ini wahai Jibril? Lalu Jibril berkata”seperti inilah siksaan orang yang
memakan harta anak yatim piatu”21.
c. Meraji Dalam Bingkai Budaya Gorontalo

21 Ibid.35

13

Kepentingan untuk syiar Islam yang diadakan setiap perinatan Isra Miraj pada
tanggal 27 Rajab, dimana me’raji ini dibacakan dirumahrumah penduduk maupun di
masjid yang secara resmi dilakukan dua kali yaitu pada Isra Miraj dan Nisfu Sya’ban.
Adapun tata cara yang sudah di tetapkan menurut adat. Proses perencanaan awal
pembacaan naskah meraji ini melalui beberapa tahap selayaknya membuat acara besar
yaitu: (1) penentuan hari,tanggal & tempat (2) membentuk sebuah kepanitian yang
berguna sebagai penanggung jawab pada masing-masing tugas, (3) penentuan
perlengkapanserta biaya, (4) penentuan tata cara pelaksanaan. Dimana juga dalam
tradisi me’raji ini dapat di lihat dari tempt duduk. Jadi dalam tradisi tersebut semua
kalangan masyrkat turut hadir termasuk khalifah harus duduk bersila. Yang menurut
huhulo’alo lo aadati dibagi menurut stratifikasi masyrakat. Adapun rangkaian
kegiatan awal pelaksanaan tradisi perayaan Isra Miraj ini menurut adat antara lain:

Mopo’ota Pemberitahuan kepada pihak pemerintah oleh dua orang
pegawai syara
Moloduo
Lenggota lo pohutu : Undangan pemangku adat
Pelaksanaan acara :
a. Mopobulio
b. Mopodungga Mengatur tempat duduk menurut tertibnya
Menyuguhkan minuman ringan oleh pemangku adat &
& mopoluduo
lo yilumo mempersilahkan untuk diminum

c. Mopotouli lo Mengambil kembali peralatan minum tadi
u yilumo
Khalifah dipersilhkan untuk moohsulu (tahlilan) :
d. Mopoma’lumu momuata bohu (menjemput bara api), mopoloduo lo bohu

(mempersilhkan tahlilan).

Moome’raji: Perendla lo Eeya : Tomoloololio debolo paramnu Allahu
Ta’ala Jibrailu wau Miika’ilu, “ Potuhuta Mola
pembacaan naskah
me’raji. Sepenggal isi Timongoli ode dunia, ode ta iloponu’u Nabi Muhammadi,
naskah Me’raji dalam
mola tiangimai li mongoli, pobutulamai moli hulungo,
bahasa Gorontalo: tuudu wa’u hilao modunggaya wau mototombiilua wolio,

wau pohamaimalo limongoli makuta wolo pakeeyangi to

delomo sorogaa wau wolo buuraki tuawu labo-labo u

mopio kalulio to buuraki dadaatala wau hipiyohela wau

potuhutamolo ode dunia ode ta iloponu Nabi
Muhammadi. Oodito Jibril wau Mikail ma tilonggola’olo
ode soroga wau tto’uledungga mao yio Jibril mamo wua-

wuati’a: “ W Malikiri Riduani: “Tita timongolo? Bolo
uamo’o lo Jibril :” waatia jibrailu. Teeto ma mai hilu’o

14

lo Malikir-Riduani hehebu lo soroga ma tilonggo
tuwotolonao ide delomo soroga wau mama ‘o olo hama
makuta wolo pakeeyangi tanggulio Sundusin wa Istabraki
wau wolo Buuraki tuawu laba-laba tutu mopio lakulio to

Buuraki daadaatala wau hiipiohela boito. Wau ma
polilualai limongongolio lonto delomo soroga wau lato
pilotuhutiomai ode dunia tuutaumai wolo malaikati pitu

lo pulu lo lihu daatalio.
Artinya, Perintah Allah: Sebermula berfirman Allah
kepada Jibril dan Mikail. “ Turunlah kalian berdua
didunia orang yang kukasihi Nabi Muhammad, panggila

oleh kalian menaikkan melalui langit, karena aku
berkeinginan untuk bertemu, berdialog dengannya dan
ambilkan oleh kalian mahkota dan pakaian dari dalam

surga dan seekor burak yang sangat bagus parasnya
diantara barak lainnya dan pergilah kedunia, kepada

orang yang ke berkahi yaitu Nabi Muhammad”,
demikianlah Jibril dan Mikail pergi lah kedalam surga
dan sesampainya didpan pintu surga Jibril berkata” wahai

malaikat Ridwan, Siapa kalian ? saya Jibril. Segera
Malaikat Ridwan membuka pintu dan kemudian Jibril
dan Mikail masuk dan mengambil mahkota dan pakaian

serta seekor burak yang bagus, kemudian Jibril dan
Mikail dari Surga dan langsung membawa ke dunia

dengan malaikat tujuh puluh ribu.

Mp3. SaStra Me’eraji

15

4. Adat Mome’ti
A. Historis Mome’ti & Mohatamu
Mome’ati atau membeat ialah keharusan dalam syariat Islam yang

mempunyai dasar dimana ada perjanjian deng inti penglafasan kalimat syahadat
yaitu melaksanakan rukun Islam dan rukun iman secara utuh bagi seorang muslim
dan sudah baligh (atau dewasa). Dimana pula bagi kewajiban seorang wanita
muslim yang sudah mulai haid atau menstruasi untuk dapat menata diri serta
pengetahuan untuk pembersihan diri dan kesucian dirinya. Maka hal ini ada suatu
adat yang harus dilakukan dari aspek kelahiran keremajaan yang bersifat turun
temurun yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo. Pada hakikatnya acara adat
momeati ialah mempunyai unsur pendidikan moral, pensucian, pendalaman ajaran
agama supaya membudaya didalam kehidupan masing-masing orang. Sehingga
dalam acara adat mome’ati ini mempunyai tahapan kegiatan yang mesti dilakukan
mulai dari molungudu- mohatamu yang merupakan konsekuensi yang diberikan
pada orang tua anak untuk dapat membina anak perempuannya agar tetap menjaga
kesuciannya secara lahir dan batin22.

Pada hakikatnya momeati atau beati adalah suatu cara untuk memulai suatu
janji kepada diri sendiri dan tuhannya dengan kewajiban seorang wanita muslim
yang sudah menstruasi dengan cara dapat memperbaiki serta menata diri untuk hal
yang lebih baik. Lebih tepatnya seorang wanita muslim tersebut dapat melakukan
hal yang sudah di wajibkan oleh Allah dan dapat menghindari yang di laknat oleh
Allah. Sehingga ila mana momeati atau biat merujuk pada QS: al-Fath : (10)23.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa “orang-orang yang berjanji setia kepadmu
(Muhammad) sesungguhnya hanya berjanji setia kepada Allah. Barang siapa yang
melanggar janji kepada Allah sesungguhnya dia melanggar atas janji sendiri dan
brang siapa yang menepati janjinya kepada Allah diberikan pahala yang besar”.

B. Pelaksanaan Adat Mome’ati Mohatamu
Setiap pelaksanaan adat istiadat harus memerlukan beberapa tahap
persiapan untuk menginginkan sesuatu yang hendak di capai dengan sistematis.

22 Farha Daulima. Tata Cara Adat Mome’ati Dan Mohatamu. Galeri Budaya Daerah : Provinsi
Gorontalo. Hal 2

23 Muhiddin Bakry.2016. Nilai-Nilai Religiusitas Adat Mo Me’ati Pada Masyarakat Kota Gorontalo
(Replika Islam Nusantara), Al-Ulum Vol 16 No.1 Hal 189

16

Dengan hal ini proses pelaksanaan Adat Mome’ati ini mempunyai serangkaian
proses yang harus dipersiapkan dari hal memilih pelaksana – persiapan – serta
sampai kegiatan momonto (pemberian tanda suci).

Tahap awal yaitu tahap pelaksana atau persiapan yaitu: siapa saja orang
yang diberikan tanggung jawab untuk mengemban tugas dari acara adat ini: a)
harus adanya Hulango atau bidan kampung. Syarat menjadi hulango ini ialah: harus
beragama Islam, mengetahui tata cara adat, mengetahui ramuan tradisional yang
akan digunakan dalam acara adat ini, mengetahui lafal-lahfal yang telah ditetapkan
dari para leluhur dan diakui masyrakat sebagai bidan kampung. b) harus adanya
pemangku adat yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk acara adat ini. c)
harus adanya Syara atau imam dan hatibi. d) harus adanya rekan-rekan yang
mempersiapkan perlengkapan benda-benda budaya yang akan digunakan & e)
harus pula penata busana adat yang akan dipakaikan kepada si pembuat acara24.

Setelah tahap memilih pelaksana dilanjutkan dengan tahap persiapan. Jadi
pada tahap persiapan ini rekan-rekan yang telah diberikan tugas dan tanggung
jawab dalam mempersiapkan benda-benda budaya harus mempersiapkan atribut
adat atau benda-benda budaya yaitu :

a) Molungudu yang berarti mandi uap yang berisi ramuann tradisional yang
telah direbus pada belanga yang terbuat dari tanah yang bercerobong uap
penutupnya. Ada tujuh ramuan yang tradisional diantaranya: timbuale, kulit kayu
telur, kencur, daun sembung, lengkuas, daun dedep dan daging buah pala dan daun
cengkeh. Dimana semua ramuan tersebut di tumbuk kasar lalu masukkan air dan
dimasak sampai mendidih dan gadis di dudukkan dilantai dan menambahkan air
dingin setelah itu langsnung menyiramkan air tersbeut ditubuh sang gadis.

b) Momontho yang berarti pemberian tanda suci. Dimana tujuan ini ialah
menghindari gadis beserta keluarganya dijauhkan dari bala bencana yang
didapatkn dari perlindngan Allah swt serta restu leluhur. Dimana campuran kuning,
air dan kapur digosokkan pada botu pongi’ila sehingga menjadi warna merah darah
dan selanjutnya berikan pada dahi, leher, bagian tenggorokan, bahu, lekukan
tangan serta kaki. Pada tahap terakhir bontho dimulai diteruskan kepada orang tua,
tujuannya bahwa sang gadis sudah berjanji pada diri sndiri untuk tidak melakukan
hal tercela.

24 Ibid. Hal 2

17

c) Momohuto atau siraman air kembang. Dimana tujuan ini untuk
mensucikan diri sang gadis dari hadats besar. Tahapan momohuto ini yang pertama
dari orang tua tanpa sajak, selanjutnya diteruskan oleh tujuh pemangku adat yang
berisi bambu kuning, yang tersumbat dengan aneka ragam daun puring. Setelah itu
acara dilanjutkan menuangkan kuning telur di telapak tangan kanan dan kiri setelah
itu diminumkan.

Sumber gambar: Doc pribadi
d) Mopohuta’a to pingge atau menginjakkan kaki diatas piring. Dalam
mopohuta’a to pingge ini bermkna bahwa anak perempuan yang sudah beranjak
dewasa ini agar berhati-hati dalam melangkah artinya jangan sampai gegabah
dalam mengambil keputusan serta jangan mudah dikendalikan oleh materi.

Sumber gambar: Doc pribadi
e) Mome’ati atau membuat ikrar perjanjian. Dalam prosesi ini anak
perempuan di dudukan dalam puade atau kursi singgasana adat Gorontalo
selanjutnya pak Imam mengahmburkan dupa diatas bara api dan membacakan kata-
kata sanjungan kepda Allah swt atas firman serta hadist sebagai inti dari kalimat
tersebut ialah dua kalimat syahadat.
f) Mohatamu atau Khatam Qur’an. Khatam qur’an ini ialah suatu acara adat
yang dilaksanakn bagi anak peremouan dan laki-laki yang sudah menyelesaikan 30

18

juz Al-qur’aan. Acara ini diadakan sebagai pertanda bahwa kewajiban anak anak
untuk belajar mengaji25.

25 Farha Daulima. Tata Cara Adat Mome’ati Dan Mohatamu. Galeri Budaya Daerah : Provinsi Gorontalo.
Hal 15

19

5. Tumbilatohe

Gambar 7. Pesona Tumbilatohe ini
Sumber gambar: Doc Pribadi

Dimana pada perayaan

mengisahkan sebagaiaman perjungan para

leluhur untuk keluar dari zaman animisme

dan masuk ke zaman yang mempunyai

segudang hidayah yaitu ke agama Islam.

Berawal dari penerangan yang sangat minim

hanya diterangi lampu yang terbuat dari

ranting-ranting kayu kering yang disatukan

dan dibakar yang menghasilkan sebuah

cahaya untuk dapat menerangi jalan setapak dari rumah menuju masjid untuk

berjamaah dan tadarus pada malam ramadhan. Untuk memberikan ketahanan

yang lama maka masyarakat Gorontalo menggantinya dengan lampu terbuat

dari damar yang dibungkus menggunakan daun woka. Dengan ukuran ± sebesar

ibu jari dengan panjang 25 cm sampai 30 cm lalu dipajang pada setiap pohon

dipinggiran jalan setapak26.

Lampu yang menggunakan damar ini disebut tohetutu atau lampu asli.

Mengapa dikatakan lampu asli? Lampu ini tahan digunakan satu bulan lamanya

karena tidak mudah mati bila tertiup angin, asapnya hanya sediki, warnanya

berwarna hijau dan proses meleburnya lama. Dengan seiring berkembangnya

zaman dan waktu penggunaan lampu pada malam tumbilatohe banyak

mengalami masa perubahan. Dimana lampu yang digunakan pada sekarang

ialah sebuah botol kecil yang berisikan minyak tanah dan sumbu untuk dapat

mengeluarkan api dan cahaya. Setiap tempat penggunaan lampu tersebut di

kondisikan sesuai daerahnya salah satunya bagian pesisir mereka menggunakan

biya atau kerang yang diletakkan pada potongan bambu serta diletakkan diteras
rumah27.

Tetapi kini penggunaan lampu damar, lampu minyak sudah jarang

digunakan atau sedikit punah karena semakin canggih dan banyaknya peralatan

26 Ali mobiliu.2013. Motoyunuto (Mengungkap dan Memaknai perbagai Istilah Serta Kekayaan Warisan
Leluhur Gorontalo). Gorontalo : Ideas Publishing. Hal 18

27 Ibid. Hal 18

20

lampu yang modern sehingga mereka mengganti dengan lampu hias yang
menggunakan tenaga listrik yang lebih tahan lama hidupnya, dan juga
penggunaan lampu ini sudah tidk digunakan setiap hari pada malam bulan
ramadhan melainkan hanya menjadi suatu peryaan malam 10 terakhir puasa.
Maka hal ini perayaan ini selalu menjadi primadona yang ditunggu-tunggu oleh
masyarakat Gorontalo karena perayaan ini hanya dirayakan satu kali dalam
setahun.

Jadi menurut menurut Abdullah Tuna sebagai kimalaha Ti Ipilo
mengatakan bahwa kesimpulan yang dapat ditarik dengan perayaan
Tumbilatohe ini ialah tumbilatohe sebagai bagian dari budaya Gorontalo yang
tidak bisa dipisahkan dengan sejarah masuknya Islam di Gorontalo. tumbilatohe
juga dapat dijadikan kegiatan untuk menyambut bulan ramadhan dan
tumbilatohe merupakan kegiatan yang khidmat dalam menyambut malam
lailatul qadar28.

Tradisi untuk merayakan ini pada penghujung bulan Ramadhan sangat
kental nuansa nilai Islamnya, dikarenakan disetiap pada perayaannya
masyarakat saling bahu membahu dengan sukarela menyedikan kebutuhan yang
akan digunakan dalam memeriahkan perayaan tradisi Tumbilatohe ini.
tumbilatohe ini berlangsung secara bersama-sama dengan satu waktu sehingga
menjadi semarak dan luas. hal ini menggambarkan Orang Gorontalo mampu
hidup dalam bergotong royong dan sling bahu membahu. Sehingga sinar dan
cahaya mampu bersinar dan menyinari yang lainnya29.

28 Ali mobiliu.2013. Motoyunuto (Mengungkap dan Memaknai perbagai Istilah Serta Kekayaan
Warisan Leluhur Gorontalo). Gorontalo : Ideas Publishing. Hal 18

29 Ibid. Hal 21

21

Video Singkat perayaan Tumbilatohe
22

6. Seni Musik Tradisional
Kata musik tradisional berasal dari 2 kata yaitu musik dan tradisional yang

dimana bahwa kata musik dari bahasa Yunani yaitu mousike yang artinya
memimpin seni dan ilmu sedangkan kata tradisional berasal dari bahasa latin
traditio yang artinya suatu kebiasaan masyarakat yang sifatnya turun temurun.
Dimana menurut Sedyawati (1992) pengertian tradisional yaitu suatu
perkembangan seni pertunjukkan ialah suatu proses penciptaan seni ddalam
suatu kehidupan masyrakat yang berhubungan dengan manusia itu sendiri
terhadap kondisi lingkungannya. Musik tradisional ialah jenis musik yang
ditercipta dari berkembangnya suatu budaya tertentu yang diwariskan secara
turun temurun. Musik tradisional pula tumbuh dari sutau yang daerah yang
dipengaruhi oleh adat istiadat, kepercayaan serta agama, sehingga musik daerah
ini mempunyai ciri khas yang dapat menjadi suatu dengan daerah lainnya30.

Sekitar tahun 1425 pada waktu itu akan dilangsungkan pernikahan Raja
Sultan Amai dan Putri Owutango. Dalam pernikahan berlangsung mereka
menggelar tari dan musik tradisional. Seni tari yang di diselenggarakan yaitu
tarian sengkekelo serta musik tradisional yaitu hilimbu dimana dalam musik
tersebut menggunakan alat musik seperti kecapi, gambusi,rabana, alababu,
maruasi serta tulali. Seseorang pembuat alat musik ini yang memainkan alat
tersebut dengan mengiringi lagu-lagu. Dengan kemampuan menciptakan serta
memainkan alat musik tersebut terus diupayakan oleh Raja Amai agar menjadi
turun temurun oleh generasi selanjutnya dan masih digunakan sampai saat ini31.

Pada abad ± 14 dan 15, tarian dan musik tradisional telah menjadi bagian
dari rakyat serta di lingkungan kerajaan. Sehingga seiring berjalannya waktu
tarianu maupun musik tradisonal sudah menjadi suatu kebutuhan ketika liyango
atau upacaran syukuran yang berupa pesta rakyat. Pada ketika sengkekelo yang
sudah diciptakan sehingga tarian tarian yang lainnya ikut berkembang seperti
tidi yang dimana tarian ini pula sudah melekat pada masyrakat kalangan atas
menengah dan bawah. Pakaian yang dikenakan juga menggunakan pakaian adat
yang disebut bili’u untuk perempuan dan paluwala untuk laki-laki, pakaian ini

30 Ketut Wisnawa.2020. Seni Musik Tradisi Nusantara. Bandung: Nilacakra Publishing Hal 3
31 Suwardi, Farha Daulima. Suwardi Bay & Farha Daulima.2006. Alat Musik Tradisional. Forum Suara
Perempuan, LSM Mbu’I Bungale. Hal 6

23

menjadi simbol turun temurun dari keluarga raja dan digunakan sampai saat
ini32.
a. Rebana

Rebana ialah alat musik tradisional yang digunakan oleh masyarakat
Gorontalo setelah Islam masuknya Islam di Pulau Sulawesi tepatnya di
Gorontalo pada masa kekuasaan Sultan Amai sekitar tahun 1425M. Rebana
ini sendiri sudah akrab di telinga masyarakat Gorontalo karena dijadikan
alat musik penting untuk dijadikan sebagai pengiring ritual upacara adat
atau upacara keagamaan33. Sejak abad 15 alat musik bernuansa Islam ini
sudah dapat dikatakan sebagai kesenian Buruda dan Turunani yang tertua di
dan alat ini masih dilestarikan sampai saat ini yang tidak lari dari falsafah
hidup masyarakat Gorontalo34.

Rabana yang terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kulit sapi atau kulit
kambing yang dipukul orang beberapa orang. Keberadaan rabana dahulunya
menjadi salah satu diantara yang lain untuk dijadikan sebagai media dakwah
dalam menyampaikan syiar Islam.

Gambar. 8 Rabana
Sumber gambar: Doc Pribadi

32 Ibid. Hal 6

33 Toto Sugiarto, Dkk. 2021. Ensiklopedia Alat Musik Tradisional: DKI Jakarta Hingga Kalimantan

Selatan: Hikam Pustaka. Hal 5

34 Suwardi, Farha Daulima. Suwardi Bay & Farha Daulima.2006. Alat Musik Tradisional. Forum Suara

Perempuan, LSM Mbu’I Bungale. Hal 75 24

b. Polopalo
Polopalo ialah sebuah alat musik tradisional yang berasal dari

Gorontalo. Polopalo terbuat dari bahan bambu yang bentuknya mirip
dengan garputala atau menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah alat
untuk menyelaraskan nada. Polopalo ini termasuk alat musik yang dipukul
dan dipulkannya pada bagian anggota tubuh seperti lutut. Untuk
menghasilkan suatu ritme yang unik perkembangan polopalo ini dirubah
semenarik mungkin sehingga terbagi menjadi beberapa jenis ukuran.
Polopalo ini dibuatkan sebuah pemukulan dari kayu yang dilapisi karet agar
membuat anggota tubuh tidak sakit dan juga untuk mempermudah untuk
memainkannya sehingga bunyi yang di hasilkan semakin nyaring35.

Alat musik yang berkaitan erat dengan tatanan masyarakat Gorontalo ini
memaknai penggunaan bambu pada polopalo ialah dimana masyrakat
Gorontalo di artikan mudah hidup dan tumbuh yang digambarkan dalam
kerukunan yang dimiliki masyarakat Gorontalo36.

Gambar. 9 Polopalo
Sumber gambar: Doc Pribadi
Mp3 Suara Polopalo

35 Toto Sugiarto, Dkk. 2021. Ensiklopedia Alat Musik Tradisional: DKI Jakarta Hingga Kalimantan
Selatan: Hikam Pustaka. Hal 4

36 Rahmawati Ohi. 2019. Nilai Organologi Akustik Polopalo. Selonding Jurnal Etnomusikologi, Vol 15
No 1 Hal 41

25

7. Seni Tari Tradisional

Gambar 8
Foto Penari
Gorontalo

A
Sumber gambar: KITLV 155839

Tari Tidi
Tidi diartikan dalam bahasa Indonesia ialah tari. Tarian tidi
Diasumsikkan sudah ada sejak zaman Raja Eyato yang mengandung unsur
tarian tidi tidak lepas dengan falsafah yang sudah ada yaitu Adati Hulo-
Huloqa To Saraqa, Saraqa Huto-Huloqa To Kuruqani yang artinya Adat
bersandikan Syara dan Syara bersandikan Al-qur’an. Dimana yang
disebutkan dalam buku Bila dan Daulima: 2006 Ny.N Oli’I jenis tarian tidi
ada tujuh jenis yaitu: tidi da’a, tidi polopalo, tidi lo tihuo, tidi lo oayabu, tidi
tonggalo, tidi lo maluo dan tidi lo bituo37.
Sesuai dengan adanya tarian ini yang berlandaskan syareat Islam sudah
pasti alat musik, gerakan, serta pakaian yang digunakan penari ini tari tidi ini
yang sesuai dengan nilai agama Islam. Sehingganya dalam penggunaan
busana tari ini mempunyai makna tersirat yang melambangkan keterikatan
yaitu:
❖ Keterikatan dalam menjalankan syareat Islam
❖ Keterikatan sebagai ratu rumah tangga
❖ Menjalin kekerabatan antar sesama entah itu keluarga serta

masyarakat
❖ Membatasi pergaulan sehari-hari

37

26

❖ Menjalankan hak serta kewajiban dalam rumah tangga yang sesuai
adat dan syara38.

Ketujuh jenis tarian Tidi ini berbeda-beda jumlah penari, busana yang
digunakan, aksesoris, alat tari, alat musik serta lagu yang digunakan. Dalam
hal ini pelaksanaan tari tidi ini dipentaskan sesuai dengan acara yang
dilaksanakan. Biasanya tarian Tidi ini di gunakan dalam acara pertunangan
maupun pernikahan.

Video Tarian Tidi

38 Farha Daulima, Riners Bila.2006. Mengenal Tarian Daerah Tradisional dan Klasik Gorontalo. Forum
Suara Perempuan LSM Mbu’I Bungale: Prov. Gorontalo. Hal 20

27

RANGKUMAN
Sebelum Islam menjadi agama yang resmi di Gorontalo dimana dulunya sudah
ada dulunya hidup adat dan tradisi di tengah masyarakat. Munculnya Raja Amai yang
menikahi seorang Putri dari Kerajaan Palasa yang notabenen nya beragama Islam
sehingga Amai memeluk Islam. Sehingga Islam yang diperkenalkan oleh Raja Amai
serta tokoh pendakwa Islam yang mengasikan adat serta tradisi lokal. Islam yang
dibalut dengan budaya lokal pada waktu itu.
Rancangan adat yang dibuat oleh Raja Amai dengan berpegang falsafah telah
menghasilkan suatu rumusan adat yang akan diberlakukan oleh masyrakat Gorontalo.
Kurang lebih 185 adat, diantaranya 113 butir masih diberlakukan sampai saat ini, 24
butir yang berkaitan dengan upacara adat perkawinan 21 butir berkaitan dengan adat
kematian dan selebihnya berkaitan dengan kelurga, bermasyrakat, penerimaan tamu
dan penobatan pimpinan. Sehingga pada prinsip adat yang sudah menjadi pegangan
untuk menjalankan sebuah pemerintahan yang berkesinambungan oleh masyrakat serta
berpola pada kehidupan Islami.
Dari lahirnya adat istiradat yang berpegang teguh oleh falsah yang berbunyi
Syara’a topa-topango adati yang diartikan syarak bertumpu pada adat. Sehingga Islam
sendiri di bumi Gorontalo mempunyai beberapa peninggalan yang sampai saat ini
masih dapat digunakan maupun dilaksanakan tanpa ada paksaan melainkan sudah
menjadi tradisi atau kebiasaan. Antara lain yaitu :
1. Masjid Hunto
2. Makam Raja Panggola
3. Sastra Me’eraji
4. Adat Mome’ti
5. Tumbilatohe
6. Seni Musik Tradsional
7. Seni Tari Tradisional

28

Uji Kompetensi
Kerjakan dengan benar ya

29

Daftar Pustaka
Ali Mobiliu. (2013). Motoyunuto (Mengungkap dan Memaknai perbagai

Istilah Serta Kekayaan Warisan Leluhur Gorontalo). Ideas Publishing:
Gorontalo
Farha Daulima. Tata Cara Adat Mome’ati Dan Mohatamu. Galeri Budaya
Daerah : Provinsi Gorontalo
Farha Daulima, Irwan Hamzah. Pesona Wisata Tumbilatohe (Setiap 17 Provinsi
di Wilayah Provinsi Gorontalo). 2007. Galeri Budaya Daerah- LSM
Mbu’I Bungale: Gorontalo
Farha Daulima, Reiners.(2006) Mengenal Tarian Daerah Tradisional dan Klasik
Gorontalo. Forum Suara Perempuan LSM Mbu’I Bungale: Prov.
Gorontalo
Hasanuddin dan Basri Amin. (2012). Gorontalo Dalam Dinamika Sejarah Masa
Kolonial
Irfanuddin Wahid Marzuki. (2018). Perkembangan Morfologi Kota Gorontalo
Dari Masa Tradisional Hingga Kolonial. Berkala Arkeologi, Vol 38
Edisi No.1 Mei. Pp 39-58
Ismail Suardi Wekked, Dkk. (2021). Menyempurnakan Setengah Agama:
Akulurasi Islam dan Budaya Lokal dalam Perkawinan Masyarakat
Sulawesi Utara dan Gorontalo. Samudra Biru (IKAPI). Yogyakarta
Jhon Rivel Purba. (2018). Pelayaran dan Perdagangan Kopra di Gorontalo
(1888-1942). Amara Books: Yogyakarta
J.U.S Nadjamuddin. (1975). Disekitar Kerajaan Suwawa Serta Terjadinya
Pohalaa. Surabaya
Ketut Wisnawa.(2020). Seni Musik Tradisi Nusantara. Nilacakra Publishing
House: Bandung
Lily EN Saud. (2012). Tradisi Lisan Tuja’I dan Palembohu Dalam Upacara
Adat Perkawinan di Gorontalo. Kepel Press: Yogyakarta
Mahasiswa IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo. (1980). Sejarah
Perkembangan Kota Gorontalo Titik Berat Pemetaan Kota dan
Perkembangan Pendidikan. Laporan Penelitian- IKIP Negeri Manado
Cabang Gorontalo
Mohamad Rozkit Bouti. (2020). Surat Dari Bumi Serambi Madinah. Guepedia

30

Momy A. Hunowu. (2020). Linula Molalahu: Sejarah, Tradisi dan Kearifan.
Insan Cendekia Mandiri: Sumatra Barat

Muhiddin Bakry.(2016). Nilai-Nilai Religiustas Adat Mo Me’Ati Pada
Masyarakat Kota Gorontalo (Replika Islam Nusantara). Al-Ulum, Vol 16
No.01 Juni

Nurhayati Tine. (2018). Tradisi Molonthalo: Meneropong Budaya Lokal di
Gorontalo. Ideas Publishing: Kota Gorontalo

Rizky Firmansyah , Dkk. (2016). Revitalisasi Aksara Bonda: Mengangkat
Martabat Peradaban Gorontalo. Kantor Bahasa Gorontalo: Provinsi
Gorontalo

Suwardi Bay & Farha Daulima. (2006). Alat Musik Tradisional. Forum Suara
Perempuan, LSM Mbu’I Bungale

Sofyan A.P.Kau. (2019). Tafsir Islam Atas Adat Gorontalo: Mengungkap
Argumen Filosofis-Teologis. Inteligensia Media: Malang

Sofyan A.P.Kau. (2020). Islam dan Budaya Lokal Adat Gorontalo: Makna
Filosofis, Normatif, Edukatif dan Gender. Inteligensia Media: Malang

Toto Sugiarto, Dkk. 2021. Ensiklopedia Alat Musik Tradisional: DKI Jakarta
Hingga Kalimantan Selatan: Hikam Pustaka.

Zainal Abidin. (2009). Islam dan Tradisi Lokal Dalam Persepektif
Multikulturalisme. Jurnal Millah, Vol VIII No.2 Februari. Pp 297-309

Zainudin Panigoro. Tulunani Dendang Kenduri Siang di Gorontalo. Ideas
Publishing

https://www.youtube.com/watch?v=ztkg-aB2a4Q (Selayang pandang
Gorontalo)

https://www.youtube.com/watch?v=8FkiuJLeOek (Meeraji)
https://www.youtube.com/watch?v=GJOGGjzFyXs (Tari Tidi)
https://www.youtube.com/watch?v=C0ZeyVJ1BD4 (Momeati / Pembeatan)

31

32


Click to View FlipBook Version