The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menjelaskan tentang penelitian penulis mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KP2KP Larantuka

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ndolumartyn30, 2022-10-09 22:27:57

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan/KP2KP Larantuka)

Buku ini menjelaskan tentang penelitian penulis mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KP2KP Larantuka

Keywords: Reformasi administrasi perpajakan,pengetahuan perpajakan,kepatuhan wasjib pajak

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI
PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan

Konsultasi Perpajakan/KP2KP Larantuka)

Oleh:
Martinus Ndolu

190620163

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI
PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan

Konsultasi Perpajakan/KP2KP Larantuka)

SKRIPSI

Diajukan Kepada:
Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Derajat
Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:
Martinus Ndolu

190620163

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022

i

ii

iii

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan segala
kekurangan yang saya miliki. Terimakasih berlimpah juga ku haturkan kepada
Tuhan karena telah menghadirkan orang orang berarti dalam hidup saya yang selalu
memberikan dukungan dan doa sehingga tugas akhir skripsi saya ini bisa saya
selesaikan dengan baik. Dengan segalah kerendahan hati saya mengucapkan
terimakasih kepada orang–orang baik ini yang selalu mendukung saya dan untuk
karya sederhana ini ku persembahkan kepada :

BAPAK DAN MAMA TERCINTA
Untuk Bapak (Timoteus Ndolu dan Mama (Maria Pire Piran) tercinta, apa yang
saya dapatkan hari ini belum mampu membayar semua kebaikan, keringat dan juga
lelahmu selama ini untuk saya. Terimakasih untuk segala dukungan kalian baik
dalam bentuk materi maupun moril. Karya ini saya persembahkan untuk kalian,
sebagai wujud rasa terimakasih atas segala pengorbanan dan jeri payah kalian
selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi S1 ini.

PENDAMPING HIDUPKU TERCINTA
Sebagai tanda terima kasih, kupersembahkan skripsi ini kepadamu pendamping
masa depanku (Maria Oktaviana Timu Hurit dan anakku tercinta Mikhael Hor
Ndolu) yang selalu ada buat saya baik dalam susah maupun senang hingga skripsi
ini selesai

v

ADIK-ADIK TERCINTA DAN TEMAN TEMAN
Sebagai tanda terimakasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk adik-adikku
(Adrianus Ndolu dan Odilia Ndolu) terimakasih telah memberiku semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini dan juga untuk teman teman mahasiswa transferan dari
Politeknik API Yogyakarta yang selalu ada disaat aku kesulitan dan telah memberi
semangat hingga skripsi ini selesai.
DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
Bapak Martinus Budiantara, SE., M.Si,Ak, CA selaku dosen pembimbing skripsi
saya, terimakasih banyak bapak sudah membantu saya selama ini, sudah dinasehati
dan diarahkan hingga skripsi ini selesai
Tanpa mereka semua karya ini tidak akan pernah tercipta

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI
PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan
Dan Konsultasi Perpajakan/KP2KP Larantuka)”. Penelitian ini disusun sebagai
persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas
Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Tanpa bantuan serta kerjasama
yang baik dari berbagai pihak, penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Agus Slamet, S.TP., M.P selaku Rektor Universitas Mercu Buana
Yogyakarta

2. Ibu Dr. Auditi Nuvriasari, SE, MM, selaku Dekan Universitas Mercu Buana
Yogyakarta

3. Bapak Dr. Hasim As’ari SE., M.M selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

4. Bapak Martinus Budiantara, SE., M.Si,Ak, CA selaku Dosen Pembimbing
5. Terimaksih banyak buat kedua orang tuaku dan seluruh keluarga besar

yang telah mendukung saya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Semua sahabat yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat serta

doa sehingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dikarenakan kemampuan penulis yang masih terbatas. Penulis mengharapkan

vii

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap semoga proposal skripsi dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak

Larantuka, 16 Januari 2022
Martinus Ndolu

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
ABSTRAK.................................................................................................................. xiv
ABSTRACT.................................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian .....................................................................1
B. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................6
C. Pembatasan Masalah Penelitian...........................................................................6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian................................................................................................7
F. Kerangka Penulisan Skripsi .................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................9
A. Grand Theory .......................................................................................................9
B. Pajak ...................................................................................................................10
C. Reformasi Administrasi Perpajakan..................................................................15
D. Pengetahuan Perpajakan ...................................................................................23
E. Kepatuhan Wajib Pajak .....................................................................................24
F. Penelitian Terdahulu ..........................................................................................25
G. Pengembangan Hipotesis Penelitian ..................................................................26
H. Kerangka Pemikiran ..........................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................29
A. Metode Penelitian ...............................................................................................29

1. Jenis Penelitian ............................................................................................29
2. Lokasi Penelitian..........................................................................................30
3. Populasi Dan Sampel ...................................................................................30
4. Metode Pengumpulan Data .........................................................................31

ix

5. Definisi Operasional Variabel .....................................................................32
6. Instrumen Penelitian Yang Digunakan.......................................................35
B. Metode Analisis Data..........................................................................................36
1. Analisis Data ................................................................................................36
2. Uji Kualitas Data .........................................................................................37
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................39
4. Uji Hipotesis .................................................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................44
A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................................44
B. Analisis Data .......................................................................................................47
C. Pembahasan ........................................................................................................58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................60
A. Kesimpulan .........................................................................................................60
B. Saran ...................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................62
LAMPIRAN ................................................................................................................65

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Penerimaan Perpajakan ..............................................................2
Gambar 1. 2 Grafik Penerimaan Negara Bukan Pajak ...............................................2
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran .............................................................................28
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas ..............................................................................51
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan......................................................52
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot..................................................................................53

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................25
Tabel 3. 1 Penarikan Sampel Berdasarkan Yount .....................................................31
Tabel 3. 2 Operasional Variabel .................................................................................33
Tabel 4. 1 Deskripsi Responden Berdasarkan............................................................44
Tabel 4. 2 Hasil Uji Deskripsi Responden ..................................................................45
Tabel 4. 3 Hasil Uji Responden Berdasarkan.............................................................46
Tabel 4. 4 Hasil UJi Validitas .....................................................................................47
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................49
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test .............50
Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................54
Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda............................................................55
Tabel 4. 9 Hasil Uji T Untuk Variabel X1dan X2 Terhadap Y .................................57
Tabel 4. 10 Uji Koefisien Determinasi ........................................................................58

xii

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN.............................................................66
LAMPIRAN 2 UJI KUALITAS DATA......................................................................69
LAMPIRAN 3 UJI ASUMSI KLASIK.......................................................................73
LAMPIRAN 4 UJI HIPOTESIS.................................................................................76
LAMPIRAN 5 DATA PENELITIAN.........................................................................76

xiii

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
reformasi administrasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Penelititan ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan/KP2KP Larantuka yang berada di bawah naungan KPP
Pratama Maumere. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan Cluster
sampling/Area sampling. Metode uji yang digunakan yaitu analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Reformasi Administrasi
Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak

xiv

ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of tax administration
reform and tax knowledge on taxpayer compliance. This research was conducted
at the Office of Tax Counseling and Consultation Services/KP2KP Larantuka which
is under the auspices of KPP Pratama Maumere. Determination of the sample is
done by using cluster sampling / area sampling. The test method used is multiple
linear regression analysis. The results of this study indicate that Tax Administration
Reform and Tax Knowledge have a significant effect on taxpayer compliance

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pajak merupakan salah satu penerimaan negara berupa iuran atau

kontribusi wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak)
dengan tidak dapat memperoleh balas jasa atau imbalan secara langsung.
Kontribusi wajib kepada kas negara tersebut dipungut dan bersifat memaksa,
akan tetapi secara bertahap terjadi perubahan pandangan masyarakat terhadap
pajak. Dari ketakutan untuk membayar pajak sampai kepada kesadaran untuk
membayar pajak. Begitu besarnya kontribusi pajak terhadap penerimaan
negara sehingga penerimaan pajak dapat mempengaruhi jalannya roda
pemerintahan. Kurang lebih 2/3 penerimaan negara saat ini bersumber dari
pajak dan dan terus meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak yang terdapat pada
RAPBN 2019, sebagai berikut:

1

2

Gambar 1. 1 Grafik Penerimaan Perpajakan
(dalam trilliun rupiah)

Sumber: Kemenkeu.com
Gambar 1. 2 Grafik Penerimaan Negara Bukan Pajak
(dalam trilliun rupiah)

Sumber: Kemenkeu.com

3

Berdasarkan grafik diatas maka dapat kita ketahui bahwa penerimaan
negara yang paling tinggi serta mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu
penerimaan yang bersumber dari pajak, maka untuk mencapai target
penerimaan perpajakan, pemerintah akan teruas melaksanakan reformasi
perpajakan dengan meningkatkan kepatuhan dan pengawasan, transparansi
informasi perpajakan, serta pemberian insentif yang tepat sasaran untuk
mendorong peningkatan investasi. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan
merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam,
khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan. Hal ini dikarenakan
penerimaan sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas, suatu
saat akan habis dan tidak bisa diperbaharui lagi. Hal ini tentu berbeda dengan
pajak dimana sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk (Widayati dan Nurlis, 2010).

Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak, berbagai cara dilakukan
oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) salah satunya yaitu dengan melakukan
reformasi administrasi perpajakan. Hal ini dilakukan dengan pembenahan
pegawai perpajakan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
rangka memahami, menguasai, dan melaksanakan peraturan perpajakan yang
berlaku. Selain itu hal-hal yang harus dibenahi antara lain: prosedur, tata kerja,
disiplin, maupun mental fiskus (pegawai pajak). DJP sendiri menekankan pada
peningkatan pelayanan kepada wajib pajak agar dapat mendorong kepatuhan
wajib pajak yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja fiskus dalam
peningkatan pajak.

4

Kebiajakan reformasi sangat erat kaitannya dengan administrasi, dimana
tujuan administrasi sendiri adalah mengelola berbagai upaya perubahan
didalam organisasi sesuai dengan kondisi-kondisi dan karakteristik-
karakteristik perubahan yang harus dilakukan (Kusdi, 2009). DJP dalam
mengimplementasikan peran administrasi dalam reformasi perpajakan telah
melakukan perubahan dalam berbagai aspek baik berupa perubahan struktur,
prosedur, strategi serta budaya organisasi.

Reformasi administrasi yang telah dilakukan tersebut sebagai bentuk
usaha DJP untuk mengamankan pendapatan negara dari sektor pajak.
Kenyataan yang ada di Indonesia menunjukan tingkat kepatuhan wajib pajak
masih rendah. Hal ini terlihat pada belum optimalnya penerimaan pajak (tax
gap) dan tax ratio Indonesia masih terendah di kawasan ASEAN yaitu sebesar
11,6 untuk tahun 2005 yang dihitung dari jumlah seluruh pajak yang
dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto atau yang sering disebut PDB.
Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak ini mendorong pihak DJP untuk
melakukan upaya yang sungguh-sungguh serta berkesinambungan.

Perubahan mendasar yang berkaitan dengan reformasi administrasi
perpajakan terjadi pada tahun 2004, dimana DJP berusaha untuk memenuhi
aspirasi wajib pajak dengan mempermudah tata cara pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT). Hal itu ditandai dengan dikeluarkannya keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tanggal 14 mei 2004 tentang
penyampaian SPT secara elektronik atau yang sering dikenal dengan e-SPT.
Setelah sukses dengan program tersebut, pada tanggal 24 januari 2005

5

bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-
sama dengan DJP meluncurkan produk Payment Online System yaitu sistem
pelaporan/penyampaian pajak dengan SPT secara elektronik yang dilakukan
melalui sistem online secara real rime. Perubahan tersebut meliputi pelayanan
kepada wajib pajak dari yang semula wajib pajak harus menyampaikan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara langsung, tetapi sekarang
menyampaikan SPT dapat dilakukan secara online kapan saja dan dimana saja.

Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak juga disebabkan antara lain
pengetahuan sebagian besar wajib pajak tentang pajak dan petugas pajak yang
masih rendah (Gardina dan Haryanto, 2006). Sebagian besar wajib pajak
memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak, selain itu ada juga yang
diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet dan buku-
buku perpajakan. Namun, pada kenyataannya pelaksanaan kegiatan tersebut
tidak sering dilakukan. Bahkan, pengetahuan tentang pajak belum tentu
dimengerti secara menyeluruh oleh wajib pajak kecuali mereka yang
menempuh jurusan perpajakan. Selain itu, kurangnya sosialisasi juga akan
berdampak pada pegetahuan wajib pajak sehingga berdampak pada rendahnya
tingkat kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya tertarik untuk mengangkat
permasalahan ini dengan melakukan penelitian mengenai “PENGARUH
REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi
empiris pada KP2KP Larantuka)”.

6

B. Perumusan Masalah Penelitian
1. Apakah Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di KP2KP Larantuka?
2. Apakah Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Di KP2KP Larantuka?

C. Pembatasan Masalah Penelitian
Pembatasan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk menghindari
adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian ini
lebih terarah sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Dalam penelitian ini
terdapat pembatasan masalah, yaitu:
1. Wajib pajak yang akan dilakukan survei dalam penelitian ini yaitu wajib
pajak yang terdaftar di KP2KP Larantuka
2. Karena wajib pajak di KP2KP sangat banyak sehingga dalam penelitian ini
penulis membatasi penelitian dilakukan hanya pada salah satu Kecamatan
3. Periode penelitian yaitu pada tahun 2021

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di KP2KP Larantuka
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di KP2KP Larantuka

7

E. Manfaat Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan
wawasan ilmiah kepada penulis maupun pembaca mengenai pengaruh
reformasi administrasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta memberikan
sumbangan koseptual untuk penelitian serupa maupun akademika lainnya
3. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
sebagai bahan masukan serta evaluasi untuk pemerintahan secara khusus
DJP agar semakin giat untuk memberikan inovasi-inovasi yang dapat
mempermudah wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya
4. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
wajib pajak tentang bagaimana pengaruh reformasi administrasi
perpajakan dan pengetahuan perpajakan sehingga wajib pajak yang selama
ini masih kesulitan untuk melakukan kewajibannya dapat segera terbantu

F. Kerangka Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 Bab, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah
penelitian, pembatasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian serta kerangka penulisan skripsi.

8

BAB II: LANDASAN TEORI
Memuat tentang identifikasi semua variabel yang terlibat dalam
permasalahan penelitian, tinjauan pustaka / hasil penelitian terdahulu
serta pengembangan hipotesis (bila ada)

BAB III: METODE PENELITIAN
Memuat penjelasan mengenai metode penelitian serta metode yang
digunakan untuk menganalisis data

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu
dan tidak dipecah menjadi sub bab tersendiri. Bab ini terdiri atas
gambaran umum penelitian,analisis data serta pembahasan

BAB V: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian, saran yang ditulis
berdasarkan pada kesimpulan yang telah ditulis serta keterbatasan yang
terjadi selama penelitian

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Grand Theory
1. Teori Kontribusi
Teori kontribusi adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri
maupun sumbangan. Dalam hal ini kontribusi dapat diartikan sebagai
materi atau tindakan. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini
dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang
kemudian menjadi bidang spesialis agar lebih tepat sesuai dengan
kompetensi.
Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran,
kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya (Anne Ahira,
2012). Teori kontribusi berhubungan dengan keterlibatan petugas pajak
dan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak dan kepatuhan
wajib pajak.
2. Teori Atribusi
Teori atribusi adalah teori yang menjelaskan mengenai perilaku
seseorang. Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider yang
berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi
antara kekuatan internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang

9

10

seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal yaitu faktor yang
berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.

Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa teori
atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab diri sendiri menilai
orang lain tergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu perilaku
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak baik
yang berasal dari faktor reformasi administrasi maupun faktor
pengetahuan perpajakan dapat dijelaskan dengan teori atribusi internal dan
eksternal, dimana teori tersebut menjelaskan mengenai pengetahuan wajib
pajak dan juga faktor eksternal seperti reformasi administrasi perpajakan.

B. Pajak
1. Definisi Pajak
Undang-undang (UU) Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sementara
menurut P. J. A. Andriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubung

11

dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan ( Waluyo,
2011).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pajak
adalah iuran wajib yang disetorkan untuk negara dan bersifat mengikat,
dimana negara dapat memaksakan pembayarannya, yang dalam
prakteknya penyetor tidak diberikan imbalan dan hasilnya untuk
kemakmuran rakyat.
2. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu fungsi Budgetair dan fungsi Regularend
(Mardiasmo, 2011:1):
a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah
satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran
baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara,
pemerintah berupaya memasukan uang semaksimal mungkin untuk
kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi
maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak.
b. Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mrngatur dan melaksanakan pemerintahan dalam bidang sosial dan
ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang

12

keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai pengatur adalah
sebagai berikut:
1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) dikenakan pada
saat transaksi jual beli barang mewah. Makin mewah suatu barang
maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut
semakin mahal harganya. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar
rakyatnya tidak berlomba-lomba untuk mengkonsumsi barang
mewah (mengurangi gaya hidup mewah).
2) Tarif Pajak Progresif.
Tarif ini dikenakan atas penghasilan yang dimaksudkan agar
pihak yang memperoleh penghasilan tinggi akan memberikan
kontribusi yang tinggi pula sehingga terjadi pemerataan.
3. Pengelompokan Pajak
Pajak dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok (Mardiasmo, 2011:
5) sebagai berikut:
a. Menurut Golongannya
1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain. Misalnnya Pajak Penghasilan (PPh).
2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Misalnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).

13

b. Menurut Sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Misalnya Pajak Penghasilan.(PPh).
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang bcrpangkal pada objeknya tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Misalnya: Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)

c. Menurut Lembaga Pemungutannya
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Misalnya:
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
atas Barang Mewah dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
Daerah terdiri dari Pajak Propinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
Pajak propinsi antara lain: pajak Kendaraan Bermotor dan pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sedangkan Pajak
Kabupaten/Kota, misalnya: Pajak Hotel, Pajak Restoran dan
Pajak Hiburan.

4. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dilakukan melalui tiga cara (Waluyo,

2011: 17), yaitu:

14

a. Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi kepercayaan kepada
wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
wajib pajak tersebut.
2) Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang, fiscus hanya bertugas
mengawasi.

b. Official Assessment System
Adalah Sistem pemungutan pajak yang dibayar oleh wajib pajak
setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk melalui
Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus

c. Withholding Tax System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

15

bersangkutan) untuk mencntukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak.
Ciri-cirinya: Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang
adalah pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak

C. Reformasi Administrasi Perpajakan
1. Reformasi Perpajakan
Menurut Nasucha dalam Satriyo (2007), reformasi perpajakan adalah
perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Reformasi
perpajakan yang sekarang menjadi prioritas menyangkut modernisasi
administrasi perpajakn yang menengah (tiga hingga enam tahun) dengan
tujuan tercapainya:
a) Tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi
b) Kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi
c) Produktivitas aparat perpajakan yang tinggi
Sebagaimana kondisi masyarakat yang selalu berubah serta tuntutan
adanya reformasi di semua bidang, kondisi dan situasi yang terjadi di
dalam proses pemberian layanan maupun penerapan administrasi kepada
wajib pajak juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Saat ini juga
wajib pajak sudah cukup kritis dalam melihat setiap perubahan kebijakan
pemerintah terutama dalam bidang fiskal. Kondisi ini mengharuskan DJP
untuk melakukan reformasi di bidang perpajakan. Menurut Gunandi
(2006), reformasi perpajakan meliputi dua area, yaitu reformasi kebijakan

16

pajak (tax policy) yang merupakan regulasi atau peraturan perpajakan yang
berupa undang-undang perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan.
Sebagaimana yang menjadi sasaran sejak tahun 2002, bahwa reformasi
perpajakan secara komprehensif sebagai satu kesatuan dilakukan terhadap
tiga bidang pokok atau utama secara langsung dimana menyentuh pilar
perpajakan, yaitu:
1) Bidang administrasi, yaitu modernisasi administrasi perpajakan
2) Bidang peraturan, dengan melakukan amandemen terhadap Undang-

Undang perpajakan
3) Bidang pengawasan, membangun bank data perpajakan nasional

Reformasi perpajakan yang didukung pemerintah telah membuat
kebijakan perpajakan baru dengan mengubah Undang-Undang. Selama ini
pemerintah telah mengalami empat tahap reformasi perpajakan,
diantaranya:

a) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal 1
Januari 1984

b) Undang-Undang No. 9 Tahun 1994 Tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan

c) Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 Tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang No. 6 Tahun1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan

17

d) Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang ini berlaku sejak Januari 2008

2. Administrasi Perpajakan
Menurut Lumbantoruan (1997), administrasi perpajakan (tax

administration) adalah cara-cara atau prosedur pengenaan dan
pemungutan pajak. Mengenai peran administrasi perpajakan, Pandiangan
(2008) mengemukakan bahwa administrasi perpajakan diupayakan untuk
merealisasikan peraturan perpajakan, dan penerimaan negara sebagaimana
amanat APBN.

Menurut Gunadi (2006), administrasi pajak dalam arti sempit
merupakan penatausahaan dan pelayanan yang dilakukan di kantor pajak
maupun di tempat wajib pajak, sedangkan administrasi pajak dalam arti
luas meliputi fungsi, sistem dan organisasi atau kelembagaan. Sebagai
suatu fungsi, administrasi perpajakan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian perpajakan. Sebagai
suatu sistem, administrasi perpajakan merupakan seperangkat unsur yaitu
peraturan perundang-undangan, sarana dan prasarana, dan wajib pajak
yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menjalankan fungsi dan
tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sebagai lembaga,
administrasi perpajakan merupakan institusi yang mengelola sistem dan
mengelola proses perpajakan yang terwujud pada kantor pusat, wilayah
dan pelayanan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga
merupakan salah satu tolak ukur kinerja administrasi pajak. Administrasi

18

perpajakan harus sebagai Service point yang memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat sekaligus pusat informasi perpajakan.

Pembaruan sistem parpajakan harus disusun sebaik-baiknya sehingga
menjadi instrumen yang mampu bekerja secara efektif dan efisien.
Menurut Gunadi (2006), administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila
mampu mengatasi masalah-masalah sebagai berikut:
a) Wajib pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers)

Artinya sejauh mana administrasi pajak mampu mendeteksi dan
mengambil tindakan terhadap anggota masyarakat yang belum
terdaftar sebagai wajib pajak walaupun seharusnya yang bersangkutan
sudah memenuhi ketentuan untuk menjadi wajib pajak.
b) Wajib pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau
stopfiling taxpayer
Menyikapi wajib pajak yang sudah terdaftar tetapi tidak
menyampaikan SPT atau juga biasa disebut stopfiling taxpayers,
misalnya dengan melakukan pemeriksaan pajak untuk mengetahui
sebab-sebab tidak disampaikannya SPT tersebut. Kendala yang
mungkin saja dihadapi adalah terbatasnya jumlah tenaga pemeriksa.
c) Penyelundupan pajak atau tax evaders
Penyelundupan pajak (tax evaders) yaitu wajib pajak yang
melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan
perundang-undangan. Keberhasilan sistem self assessment yang
memberi kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk

19

memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang, sangat tergantung dari kejujuran wajib pajak. Tidak mudah
untuk mengetahui apakah wajib pajak melakukan penyelundupan
pajak atau tidak. Dukungan adanya bank data tentang wajib pajak dan
seluruh aktivitas usahanya sangat diperlukan.
d) Penunggak pajak atau delinquent taxpayers
Dari tahun ke tahun tunggakan pajak jumlahnya semakin besar. Upaya
pencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan
penagihan secara insentif.
Administrasi perpajakan dinyatakan berkualitas buruk apabila hanya
dapat dikumpulkan penerimaan yang besar dari sektor-sektor yang mudah
dikenakan pajak (misalnya orang-orang yang berpenghasilan tetap).
Namun, tidak mampu untuk mengenakan pajak terhadap kalangan
pengusaha dan professional. Dengan demikian tingkat pengumpulan pajak
bukan merupakan ukuran efektivitas administrasi perpajakan, melainkan
ukuran yang lebih akurat adalah “jurang pemisah kepatuhan”, yaitu jurang
pemisah antara pemasukan yang actual dengan potensi perpajakan yang
sebenarnya (Bird dan Jantscher dalam Suherman, 2009).
Menurut Mansury (2003), yang menjadi dasar terselenggaranya
administrasi perpajakan yang baik meliputi:
1) Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan Undang-Undang yang
memudahkan bagi administrasi dan memberi kejelasan bagi wajib
pajak.

20

2) Kesederhanaan akan mengurangi penyelundupan pajak.
Kesederhanaan dimaksud baik perumusan yuridis, yang memberikan
kemudahan untuk dipahamimaupun kesederhanaan untuk
dilaksanakan oleh aparat pemenuhan kewajiban oleh wajib pajak.

3) Reformasi dalam bidang perpajakan yang realistis harus
mempertimbangkan kemudahan tercapainya efisiensi dan efektivitas
administrasi perpajakan, semenjak dirumuskannya kebijakan
perpajakan.

4) Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif perlu disusun dengan
memperhatikan pengaturan, pengumpulan, pengolahan dan
pemanfaatan informasi tentang subjek dan objek pajak.

3. Reformasi Administrasi Perpajakan
Menurut Gunadi (2006), reformasi administrasi perpajakan memiliki

tujuan utama untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Tujuan yang kedua yaitu untuk
mengadministrasikan penerimaan pajak sehingga transparansi dan
akuntabilitas penerimaan sekaligus pengeluaran pembayaran dana dari
pajak setiap saat dapat diketahui. Yang ketiga, memberikan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak, terutama kepada
aparat pengumpul pajak, kepada wajib pajak, ataupun kepada masyarakat
pembayar pajak.

Persyaratan yang penting bagi reformasi administrasi perpajakan ialah
penyederhanaan, strategi dan komitmen. Penyederhanaan sistem

21

perpajakan adalah memastikan administrasi dapat dilakukan secara efektif
dalam konteks yang umum yaitu kepatuhan. Penyederhanaan merupakan
elemen penting agar reformasi berhasil, dimana administrasi dituntut
secara sederhana agar pengelolaannya mudah. Strategi reformasi
administrasi perpajakan berkaitan dengan rencana yang komprehensif
untuk menentukan prioritas yang jelas dari berbagai tugas yang harus
dituntaskan sesuai sumber daya yang ada. Reformasi administrasi
perpajakan akan berhasil apabila ada komitmen kuat dari lapisan
pengambil keputusan dan manajerial.

Menurut Nasucha (2004), reformasi administrasi perpajakan adalah
penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu,
kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat.
Agar reformasi administrasi perpajakan dapat berhasil, maka dibutuhkan:
a. Struktur pajak yang disederhanakan untuk kemudahan, kepatuhan dan

administrasi
b. Strategi reformasi yang cocok harus dikembangkan
c. Komitmen politik yang kuat terhadap peningkatan administrasi

perpajakan
Pada negara-negara berkembang yang mana sistem perpajakannya
yang kuat serta strukturnya yang telah ditetapkan, reformasi perpajakan
mengacu pada usaha peningkatan administrasi perpajakan.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip good governance, reformasi
administrasi perpajakan dengan mengedepankan tujuan penerimaan

22

negara dan mendorong tingkat kepatuhan sukarela, mengarah kepada hal
berikut:
1) Partisipasi masyarakat yang tertib sosial karena pajak pada

hakekatnya adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat
2) Landasan dan kepastian hokum pengenaan, pemungutan dan
penarikan pajak
3) Transparansi baik dari administrasi perpajakan, masyarakat yang
membayar pajak maupun pihak yang terkait dengan sistem perpajakan
4) Responsiveness, yaitu peka dan fleksibel terhadap pertumbuhan
sosial, politik, hukum dan kebutuhan ekonomi
5) Keadilan dalam sistem perpajakan
6) Adanya visi strategic dari administrator pajak
7) Prinsip efektif dan efisiensi
8) Profesionalisme dalam proses perpajakan
9) Akuntabilitas dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

Dua tugas utama reformasi administrasi perpajakan adalah untuk
mencapai efektivitas yang tinggi dan efisiensi yang berupa kemampuan
untuk membuat biaya administrasi per unit penerimaan pajak dengan
sekecil-kecilnya

23

D. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan merupakan hasil

pengetahuan, ingatan dan ilmu yang dimiliki oleh wajib pajak mengenai
peraturan perpajakan yang tercantum dalam undang-undang perpajakan.
Menurut Rahayu (2010), konsep pengetahuan atau pemahaman pajak yaitu
wajib pajak harus meliputi pengetahuan mengenai sistem pepajakan di
Indonesia, dan pengetahuan mengenai fungsi peprajakan. Tingkat kepatuhan
wajib pajak akan semakin tinggi apabila pengetahuan dan wawasan yang tinggi
dalam diri wajib pajak (Supriyati dan Nur Hidayah, 2008).

Menurut Hardiningsih dan Nila (2011), pengetahuan pajak yaitu suatu
usaha untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan dengan
cara mengubah perilaku wajib pajak atau kelompok wajib pajak melalui
pengajaran serta pelatihan

Menurut Mardiasmo (2009) ada beberapa indikator yang terkait dengan
pengetahuan perpajakan, yaitu:
1. Pengetahuan wajib pajak terhadap fungsi pajak
2. Pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan pajak
3. Pengetahuan wajib pajak terhadap pendaftaran sebagai wajib pajak
4. Pengetahuan wajib pajak terhadap tata cara pembayaran pajak
5. Pengetahuan wajib pajak terhadap tarif pajak

24

E. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Lasnova Fasmi dkk (2013:18), kepatuhan perpajakan

didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan wajib
pajak telah diupayakan dengan mengubah reformasi administrasi perpajakan.
Menurut Asri Fika Agusti dkk (2001), pada hakekatnya kepatuhan wajib pajak
dipengaruhi oleh kondisi reformasi administrasi perpajakan yang meliputi tax
services dan tax enforcement.

Menurut Lasnofa Fasmi dkk (2013:5), ketika sistem perpajakan suatu
negara telah maju, pendekatan reformasi diletakan pada peningkatan dalam
kepatuhan dan administrasi perpajakan. Peningkatan kepatuhan sangat penting
dalam reformasi perpajakan, dan mungkin lebih penting daripada perubahan
struktural dalam sistem perpajakan.

Menurut Cristina dan Kepramareni (2012) ada beberapa indikator yang
terkait dengan kepatuhan wajib pajak:
1. Wajib pajak dapat menghitung pajak sendiri
2. Wajib pajak membayar pajak dan melakukan pelaporan dengan tepat

waktu
3. Wajib pajak membayar pajak dalam jumlah yang sesuai peraturan
4. Wajib pajak melaksanakan peraturan pajak yang berlaku

25

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sebelumnya sangat penting untuk diungkap karena

dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna
bagi penulis. Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Adapun persamaan dan perbedaannya dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Ivone Kartikaputri Pengaruh Reformasi Reformasi administrasi

(2013). Administrasi perpajakan memiliki

Perpajakan Terhadap pengaruh positif dan

Kinerja pelayanan signifikan terhadap

Perpajakan dan kepatuhan wajib pajak

Kepatuhan Wajib di KPP Pratama

Pajak Yogyakarta

2. Lisa Ersanawita Pengaruh Reformasi Reformasi administrasi

(2015). Administrasi perpajakan tidak

Perpajakan Dan berpengaruh terhadap

Pengetahuan kepatuhan wajib pajak

Perpajakan Terhadap di KPP Pratama Sleman,

Kepatuhan Wajib Sedangkan Pengetahuan

Pajak Di KPP perpajakan

Pratama Sleman berpengaaruh terhadap

26

kepatuhan wajib pajak

di KKP Pratama Sleman

3. Bagas Syahputra Pengaruh Reformasi Reformasi administrasi

(2019). Administrasi perpajakan dan

Perpajakan Dan pengetahuan perpajakan

Pengetahuan berpengaruh signifikan

Perpajakan Terhadap terhadap kepatuhan

Kepatuhan Wajib wajib pajak orang

Pajak Orang Pribadi pribadi pada KPP

Pada KPP Pratama Pratama Binjai

Binjai

G. Pengembangan Hipotesis Penelitian
1. Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak
Reformasi administrasi perpajakan adalah penyempurnaan kinerja
administrasi, baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar
semakin efisien, ekonomis dan cepat. Dalam hal ini berarti apabila
semakin adanya reformasi administrasi perpajakan yang semakin baik,
maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak.
Hasil penelitian dari Ivone Kartikaputri (2013) menyatakan bahwa
reformasi administrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian Bagas

27

Syahputra (2019) yang juga mengatakan bahwa reformasi administrasi
perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka hipotesis pertama sebagai berikut:
H1 : Reformasi administrasi perpajakan berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak
2. Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat
mempengaruhi wajib pajak terhadap sistem perpajakan. Semakin luas
pengetahuan wajib pajak tentang apa saja manfaat serta fungsi pajak maka
akan semakin tinggi kesadaran wajib pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya.

Baik penelitian yang dilakukan oleh Ivone Kartikaputri (2013), Lisa
Ersanawita (2013) maupun oleh Bagas Syahputra (2019) memiliki
kesamaan perpektif yang menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Maka berdasarkan
penjabaran diatas, diambil hipotesis yang kedua yaitu:
H2 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak.

H. Kerangka Pemikiran
Hubungan antar variabel yang akan diteliti tersebut dapat dijelaskan

melalui suatu model yang disebut dengan paradigm penelitian atau model
penelitian (Sugiyono, 2009). Reformasi administrasi perpajakan bertujuan

28

untuk memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Dasar bagi terwujudnya suatu administrasi pajak yang baik
adalah diterapkannya prinsip-prinsip manajemen modern yaitu Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling, terdapatnya kebijakan perpajakan yang
jelas dan sederhana sehingga memudahkan wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibannya, tersedianya pegawai pajak yang berkualitas dan jujur serta
pelaksanaan penegakan hukum yang tegas dan konsisten

Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas atau independent, yaitu:
reformasi administrasi perpajakan (X1), dan pengetahuan perpajakan (X2),
sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kepatuhan wajib pajak (Y). Sehingga dapat disajikan dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Reformasi Administrasi Kepatuhan Wajib Pajak
Perpajakan (Y)
(X1)

Pengetahuan Perpajakan
(X2)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif verifikatif.
Penelitian deskriptif verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel
yang diteliti dalam situasi tertentu yang bertujuan untuk memberikan
kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspen
yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang,
organisasi, orientasi industri, atau lainnya.
Penulis menggunakan metode deskriptif verifikatif karena penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas pengaruh reformasi
administrasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak dengan melakukan pengajuan hipotesis untuk membuktikan
hipotesis ditolak atau diterima serta untuk menunjukan besarnya arah
hubungan yang terjadi.
Jika dilihat dari pendekatan analisisnya. Maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada
data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial
(dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan

29

30

hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil
(Azwar, 2003).

2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Larantuka yang beralamat di Jalan Basuki
Rahmat No. 45a, Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Lokasi ini dipilih
penulis karena KP2KP Larantuka merupakan satu-satunya tempat
pelayanan pajak yang ada di Kabupaten Flores Timur yang merupakan
kantor wilayah yang bertugas untuk membantu KPP Pratama Maumere
yang berada di Kabupaten Sikka.

3. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015), sehingga populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak KP2KP
Larantuka.

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2015). Penentuan sampel responden dalam penelitian
ini menggunakan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberi peluang /kesempatan sama bagi populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu Cluster Sampling/Sampling Area. Teknik pengambilan sampel ini
digunakan apabila populasi tidak terdiri dari individu-individu melainkan

31

kelompok atau cluster. Teknik ini digunakan apabila objek yang akan
diteliti sangat luas.

Sedangkan untuk penarikan sampel didasarkan pada tabel persentase
sampling yang dikemukakan Yount sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Penarikan Sampel Berdasarkan Yount

Besarnya Populasi Besar Sampel

0-100 100%

101-1000 10%

1001-5000 5%

5001-10000 3%

>10000 1%

Sumber: Yount dalam Hertanto, 2015, hlm. 7

Penentuan sampel berdasarkan tabel persentasi sampling menurut Yount

diatas maka jumlah populasi pada kecamatan Tanjung Bunga sebanyak

398 maka penentuan besarnya sampel sebanya 39,8 sampel sehingga

dibulatkan menjadi 40 sampel.

Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Wajip pajak yang telah terdaftar pada KP2KP Larantuka di

Kecamatan Tanjung Bunga

b. Wajib pajak yang telah memilki NPWP minimal selama satu tahun

4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini yaitu dengan kuesioner (angket). Kuesioner dilakukan dengan

32

menyebarkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden (sampel
penelitian). Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan dengan menandai alternatif yang dianggap paling sesuai.
Dalam kuisoner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang
mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X serta variabel Y.

5. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:
a. Reformasi administrasi perpajakan (X1) adalah tentang bagaimana

Langkah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi yang
dilakukan oleh DJP yang meliputi dua pokok yaitu reformasi
kebijakan pajak yang berupa undang-undang dan reformasi
administrasi pajak.
b. Pengetahuan perpajakan (X2) adalah tentang sebagai mana besar
pengetahuan wajib pajak tentang peraturan yang tercantum dalam
undang-undang perpajakan. Adapaun indikator yang dalam
menentukan pengetahuan wajib pajak adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan terakhir yang ditempuh wajib pajak
2) Pendidikan perpajakan formal
3) Pengetahuan tentang pajak
4) Pengetahuan tentang peraturan perpajakan
5) Pengetahuan tentang sanksi perpajakan
6) Pengetahuan tentang manfaat pajak

33

c. Kepatuhan wajib pajak (Y) adalah wajib pajak yang mempunyai
kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan
yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi secara
seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik
hukum maupun administrasi.

Tabel 3. 2 Operasional Variabel

Variabel Indikator No. Butir Skala

Pertanyaan Pertanyaan Pengukuran

Reformasi 1. Pembagian tugas 1 Ordinal

Administrasi yang jelas

Perpajakan 2. Tindakan 2

(X1) pelanggaran

disiplin

3. Pemberian sanksi 3

4. Penyederhanaan 4

prosedur

5. Penilaian prestasi 5

pegawai

6. Penyederhanaan 6

formular

7. Fasilitas yang 7

memadai

34

Pengetahuan 1. Dasar-dasar 8 Ordinal
Ordinal
Perpajakan perpajakan

(X2) 2. Fungsi pajak 9

3. Jenis-jenis pajak 10

4. Asas pemungutan 11

pajak

5. Undang-undang 12

tentang perpajakan

6. Sanksi perpajakan 13

Kepatuhan 1. Menghitung pajak 14

Wajib Pajak yang harus dibayar

(Y) 2. Menghitung sendiri 15

3. Memakai jasa 16

konsultan

4. Menghitung SSP 17

dan SPT masa dan

tahunan dengan

benar

5. Tepat waktu

membayar pajak 18

6. Tepat waktu

melapor pajak 19


Click to View FlipBook Version