The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ardiansyah08, 2022-09-06 08:24:09

AKSI NYATA BERBAGI 1.4_ARDIANSYAH

AKSI NYATA BERBAGI 1.4_ARDIANSYAH

SALAM & BAHAGIA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ibu dan Bapak Guru hebat SMA Negeri 1 Bungo
yang saya hormati

AKSI NYATA BERBAGI

Modul 1.4 Budaya Positif

OLEH:
ARDIANSYAH, S.Pd., M.Si
CGP_A5 SMA NEGERI 1 BUNGO

Pertanyaan Pemantik

Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?

1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau

membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
4. Sudahkan kita mengetahui segitiga restitusi?

Topik dalam Eksplorasi Konsep

1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal*
2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi*
3. Keyakinan Kelas
4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5. Restitusi: 5 Posisi Kontrol
6. Restitusi: Segitiga Restitusi

Disiplin Positif

Teori Kontrol/ Choice Theory-William Glasser

Anda tidak bisa Semua perilaku - Model Berpikir Realitas (kebutuhan) kita berbeda.
mengontrol orang lain, memiliki tujuan. Menang-menang, Kita berusaha memahami
hanya Anda yang bisa pandangan orang lain tentang
mengontrol diri Anda. - Kolaborasi dan dunia.
konsensus menciptakan Setiap orang memiliki gambaran
pilihan-pilihan baru. berbeda.

Makna Disiplin Motivasi Teori Motivasi 5 Posisi Kontrol 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Ekstrinsik 1. Untuk menghindari hukuman
Belajar kontrol diri 1. Penghukum Penguasaan
dengan menggali Motivasi 2. Untuk mendapatkan imbalan 2. Pembuat Rasa Bersalah Kasih sayang dan Rasa Diterima
potensi kita, agar Intrinsik
tercapai tujuan 3. Untuk menghargai diri sendiri 3. Teman Kesenangan
mulia, yaitu Nilai-Nilai 4. Pemantau Kebebasan
sesuatu menjadi
seseorang yang Kebajikan Universal 5. Manajer
kita inginkan
berdasarkan Keyakinan Kelas Segitiga Restitusi
nilai-nilai yang kita 1. Menstabilkan Identitas
hargai.
2. Validasi kebutuhan
3. Menanyakan Keyakinan

Mulai Dari Diri

Budaya Positif atau Ekosistem Positif

Gu ru mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah dapat
menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi
yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar
Dewantara.

“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani
(dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi
misalnya, hanya d a p a t menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah,
memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur
yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.”

(Ki Hadjar Dewantara, Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937

Perubahan Paradigma

Kegiatan Kepalan Tangan

Ada A dan B (Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat
berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan
genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah
kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan
berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa
membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar
dapat membuka kepalan tangan Anda.

Apa yang terjadi?

Eksplorasi Konsep

Disiplin Positif dan
Nilai-nilai Kebajikan Universal

Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol

Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?

Stimulus Respon Teori Kontrol

Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang
berpandangan sama dengan kita. lain tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.

Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.

Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

Pemaksaan a d a pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.

Apakah makna ‘Disiplin’?

• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.

• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, ap a yang dia

hargai.

• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi sesuatu yang

dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan
umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan, bukan dengan ap a
yang kita hargai, atau pencapaian suatu tujuan mulia.

Warih Wijayanti, CEC, Elaborasi Konsep CGP A-5, kl 34 & 35

Nilai-Nilai Kebajikan Universal

Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.

● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,

sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane
Gossen, 1998)
● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif

Eksplorasi Konsep

Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi

Teori Motivasi Perilaku Manusia

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Motivasi Eksternal
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
Motivasi Eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan apabila saya Motivasi Internal
melakukannya? Tujuan Disiplin
Positif
3. Untuk menghargai diri sendiri
Saya akan menjadi orang yang seperti a p a bila saya

melakukannya?

“Merdeka”
menurut Ki Hajar Dewantara

“...merdeka itu artinya; tidak
hanya terlepas dari perintah;
akan tetapi juga cakap
buat memerintah diri sendiri”

(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima,
2013, Halaman 469)

Apa itu ‘Restitusi’?

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali
pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)

9 Ciri-ciri Restitusi

1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.

2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada

kelompoknya.

Eksplorasi Konsep
Keyakinan Kelas

Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?

● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?

● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?

● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu p a d a saat
mengikuti pelatihan?

Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan
lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian
peraturan-peraturan.

Budaya Positif

Lingkungan Positif
Keyakinan Kelas

Peraturan Kelas



Peraturan Keyakinan kelas

Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab
Menghormati Orang Lain
Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain, Berkomitmen

Hadir di sekolah 15 menit Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
sebelum pembelajaran dimulai Kesehatan
Menghormati orang lain, Bersabar
Dilarang Melakukan Kekerasan Kesehatan, Keselamatan
Dilarang Menggunakan Narkoba Keselamatan, Keamanan
Bergantian atau menunggu giliran
Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor

AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS

Hukuman dan Penghargaan

Dihukum oleh Penghargaan

Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka
Panjang

Penghargaan menghukum

Penghargaan mengurangi ketepatan

Penghargaan tidak efektif

Penghargaan merusak hubungan

DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN

Penghargaan menurunkan kualitas

Penghargaan mematikan
kreatifitas

Penghargaan mengurangi
motivasi intrinsik

TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat
lagi”, karena terlambat ke sekolah. Hukuman
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di Hukuman
sekolah. Konsekuensi
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan Konsekuensi
masker ke sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Konsekuensi

Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat
belajar.
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena
tidak mengenakan sepatu hitam.
Melakukan pemanasan sendiri karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK.

Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi

Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi

Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam
waktu lama jangka waktu pendek

Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin

Paksaan Stimulus-tanggapan

Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri

Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan

Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
dihargai untuk sementara (time out)

Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur



Eksplorasi Konsep

Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas

Kebutuhan Dasar Manusia

Kasih Sayang dan Penguasaan
Rasa Diterima

Bertahan
Hidup

Kesenangan Kebebasan

● Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu
mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak a da suara.
Padahal kan aku suka dan senang menyanyi.”

Kebutuhan:
● Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit

rambut baru”.

Kebutuhan:
● Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu

Guru aja.

Kebutuhan:
● Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke

teman-temanku di depan kelas”.

Kebutuhan:





Eksplorasi Konsep
5 Posisi Kontrol

MOTIVASI: IDENTITAS GAGAL 5 POSISI KONTROL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar)

Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri
Ketergantungan pada Orang Lain
MANAJER
PENGHUKUM PEMBUAT TEMAN PEMANTAU
ORANG MERASA Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Guru Berbuat: Menghardik BERSALAH Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur
Guru Berkata: Menunjuk-nunjuk untuk muridnya. “Apa yang kita yakini?
Berceramah dan Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Hasil: Menyakiti mengatakan, “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?”
Menyindir “Seharusnya…” Ibu…” memperbaiki masalah ini?”
“Kalau kamu tidak
melakukannya, awas ya! “Ibu kecewa…” “Masa kamu tidak mau, Menguatkan pribadi
Rasakan!”
“Kamu seharusnya ingat tidak Ibu pernah
kamu sudah tahu. Ibu bantu…”

lelah sekali
mengatakannya. Ibu

stress…”

Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila
Menyalahkan orang lain Menyangkal diawasi
Berbohong
Berbohong

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
guru di dalam Dunia sebagai orang yang peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Dunia luar Dunia Berkualitas Berkualitas
Berkualitas sangat penting di Dunia dunia Berkualitas
Berkualitas Berkualitas
“Maafkan saya.”
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”

Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?

dirinya.

Tugas Siapa yang Mengatakan?

Pernyataan-pernyataan Pembuat orang merasa bersalah
Penghukum
“Saya kecewa sekali dengan kamu…” Teman
Pemantau
“Kamu tidak pernah benar Manajer
melakukannya….” Penghukum
“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…”

“Apakah kamu mau mendapatkan stiker
bintang hari ini?”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan
masalah ini?”
“Kamu selalu yang paling terakhir…”

Eksplorasi Konsep
Segitiga Restitusi

Segitiga Restitusi

Ruang Kolaborasi

Terima Kasih

TUGAS SIAPA? (1)

Guru : Menurut kalian, apa tugas utama saya sebagai guru?
Murid 1 : Mengajar murid, Bu.
Murid 2 : Membuat murid belajar, Bu.
Guru : Apakah menurut kalian, saya bisa membuat kalian belajar? Katakanlah, saya

ingin Fulan belajar sejarah kemerdekaan Indonesia. Bagaimana caranya saya

membuat dia mempelajari itu?
Murid 3 : Mengajarkannya dengan cara yang menarik, Bu.
Guru : Katakanlah saya sudah membuat pelajarannya semenarik mungkin, murid-murid

lain tertarik, tetapi dia tetap tidak mau mempelajarinya. Bagaimana saya bisa

membuat dia mempelajari itu?

Murid 4 : Beri dia hadiah, Bu.

TUGAS SIAPA? (2)

Guru : Saya bisa memberikan dia bonus nilai. Tetapi, jika dia tidak mau bonus nilai,

bagaimana saya bisa membuat dia mempelajari itu?
Murid 5 : Beri hukuman, Bu.
Murid 6 : Kirim ke Kepala Sekolah.
Murid 7 : Skors.
Murid 8 : Panggil orang tuanya.
Guru : Pertanyaan saya tetap sama. Jika saya melakukan itu semua dan dia tetap tidak

mau menyerap informasi yang saya berikan, bisakah saya membuat dia

mempelajarinya?

Apa yang bisa kita
simpulkan dari
percakapan
tersebut?

Bisakah kita
membuat
murid kita
belajar?

Jawabannya: TIDAK BISA

• Sebagai guru kita hanya bisa berusaha agar murid-murid kita
belajar.

• Namun keputusan untuk belajar atau tidak, adalah keputusan
mereka.

• Mereka bisa terlihat seolah-olah mereka menyimak kita. Namun
apa yang ada di pikirannya, apakah dia sedang menyimak atau
memikirkan hal lain, itu sepenuhnya keputusan dia.

Segala sesuatu YOU CAN ONLY CONTROL
dalam hidup itu YOURSELF,

pilihan. YOU CAN'T CONTROL OTHERS.
Siapa yang memilih?
William Glasser, M.D.
Diri sendiri.

Begitu pula untuk belajar atau
tidak. Itu pilihan.

“Dikarenakan kita tidak selalu hadir untuk melindungi murid kita pada
saat-saat kritis, takdir mereka bergantung pada kemampuan mereka untuk
membuat keputusan yang baik secara mandiri.

Kita berharap mereka cukup kuat dan mandiri untuk mengevaluasi pro dan
kontra dari situasi; menimbang resiko dan keuntungan; hasil langsung
melawan konsekuensi jangka panjang; dan membuat keputusan-keputusan
yang baik.”

- Dorothy Law Nolte & Rachel Harris “Teenagers Learn What They Live”

Dikarenakan yang Bagaimana
bisa mengontrol caranya kita bisa
diri kita itu hanya menuntun murid
diri kita sendiri ...
kita agar bisa
memerintah/
mengontrol diri
sendiri dan

membuat
keputusan yang

baik?

Menghindari ekstrinsik Menuntun murid untuk memiliki
rasa skit motivasi perilaku untuk

pemenuhan diri pribadi

Mengharapkan
penghargaan ekstrinsik
dari orang lain

Pemenuhan intrinsik
diri pribadi

BERTAHAN HIDUP Semua perilaku memiliki tujuan
• Keselamatan □ Memenuhi kebutuhan dasar manusia
• Keamanan
• Kesehatan LOVE POWER PENGUASAAN
• Memiliki SURVIVAL • Kontrol
FUN FREEDOM • Prestasi
keturunan • Kompetisi
• Pengaruh
CINTA KASIH/DITERIMA
• Keintiman KEBEBASAN
• Keanggotaan • Kemerdekaan
• Keterhubungan • Mobilitas
• Hubungan • Pilihan
• Kreativitas
KESENANGAN
• Hiburan
• Kegembiraan
• Tawa
• Belajar

Setiap manusia mempersepsikan kebutuhan dasar mereka secara
berbeda sehingga mereka memiliki kebutuhan dasar yang
tingkatannya berbeda-beda pula.

Kita perlu memahami kebutuhan dasar murid agar bisa mengetahui
cara menuntun mereka dengan tepat.

Yuk, temukan kebutuhan dasar kita dengan cara mengisi kuesioner
berikut!

Temukan Kebutuhan Dasar Anda (1)

Tulis satu turus (I) untuk satu pernyataan yang sesuai dengan diri Anda

KOLOM 1 KOLOM 2
❑ Saya ingin memegang kendali
❑ Saya ingin disukai ❑ Saya mengamati sebelum mencoba

❑ Saya sangat dekat dengan teman dan hal-hal baru
keluarga saya ❑ Saya merasa stres dengan kesalahan saya
❑ Saya sangat teratur dan sistematik
❑ Saya bersedia bekerja untuk orang lain ❑ Saya suka menjadi yang terbaik

❑ Bagi saya teman sangat penting

❑ Saya menyukai kegiatan yang bersifat
kerja sama


Click to View FlipBook Version