The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku panduan ini merupakan acuan dalam pengelolaan OSIS di tingkat sekolah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Sutiyono Sutiyono, 2023-11-21 17:30:29

Buku Panduan Pengelolaan OSIS

Buku panduan ini merupakan acuan dalam pengelolaan OSIS di tingkat sekolah

Keywords: panduan osis

B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 46 4) Mengambil Alih Pimpinan Sidang “Dengan ini pimpinan sidang Saya ambil alih.” (Tok… ) 5) Menskorsing Sidang “Dengan ini, sidang saya skorsing selama 15 menit.” (Tok… Tok) 6) Mencabut Skorsing “Dengan ini, skorsing 15 menit Saya cabut dan Saya nyatakn sidang dilanjutkan.” (Tok… Tok…) 7) Memberi Peringatan Kepada Peserta Sidang (Tok…..) “Peserta Sidang harap tenang !” 4. Syarat-syarat Presidium Sidang : 1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab 2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan 3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis 4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan 5. Sikap Presidium Sidang : 1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin; 2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan; 3. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta. 6. Quorum dan Pengambilan Keputusan 1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada panitia (bisa juga ditentukan melalui kensensus); 2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak ( 1/2 + 1) dari peserta yang hadir di persidangan; 3. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 47 7. Interupsi Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut. Macam-macam interupsi antara lain. 1. Point of clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi pembahasan. 2. Point of view : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapatan, tanggapan, usulan, saran 3. Point of order : interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap janggal. 4. Point of solution : interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas. 5. Point of information : interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan kondisi yang menjadi poko pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan . 6. Point of privilege (rehabilitation) : interupsi yang berfungsi untuk membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang atau kelompok karena dipandang pembicaraan tersebut menyimpan dari etika atau menyinggung perasahaan. Pelaksanaan Interupsi : Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari presidium sidang. Interupsi diatas interupsi berlaku selama tidak mengganggu persidangan. Apabila dalam persidangan, presidium sidang tidak mampu menguasai dan mendendalikan jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan presidium sidang dan atau peserta sidang.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 48 8. Tata tertib Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat. a.Sanksi-sanksi : Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usuran peserta sidang yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahulukan oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali). Kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang lain. b.Istilah dalam persidangan 1) Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang. 2) PK/peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan. 3) Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sangat penting untuk di ungkapkan D. Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Pemilihan Calon Ketua dan Wakil Ketua dilakukan dengan cara Demokrasi melalui panitia pemilihan (MPK/OSIS). Sebelum dilakukan pemilihan ada tahapantahapan dalam memilih calon ketua dan wakil ketua yaitu : 1. Kriteria Calon Ketua dan Wakil 2. Penjaringan Bakal Calon Ketua/Wakil dan Penetapan Calon Ketua/Wakil 3. Penetapan Calon Ketua dan Wakil 4. Pelatihan Kepemimpinan calon ketua MPK dan atau OSIS 5. Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua 6. Pemungutan Suara 7. Penghitungan Suara


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 49 E. Tata Cara Penyusunan AD ART, Pengajuan AD ART, Pengesahan AD ART Dalam sebuah organisasi khusus OSIS terdapat AD ART. AD ART adalah singkatan dari “Anggaran Dasar Aturan Rumah Tangga”,merupakan aturan tertulis yang berisi mengenai peraturan-peraturan pokok yang terdapat dalam organisasi. Proses penyusunan AD ART pada umumnya dilakukan pada waktu kepengurusan terbentuk atau pada waktu akan ganti kepengurusan. AD ART bersifat mengikat dan menyangkut kepentingan seluruh anggota. Cara penyusunan AD ART adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Bersama AD ART harus disusun untuk kepentingan bersama atau kepentingan organisasi itu sendiri, dalam arti bukan sekedar membuat AD ART. AD ART yang baik isinya sesuai dengan bentuk dan kebutuhan organisasi dalam hal ini khususnya OSIS. 2. Menggunakan Bahasa yang Jelas Penggunaan kata yang tepat menghindari terjadinya salah tafsir pada poinpoin pasal dan ayat yang terdapat di dalam AD ART 3. Hindari Kata-kata yang Bermakna Ganda Kata-kata yang memiliki multitafsir bias menyebabkan salah paham dan masalah tafsir setiap anggotanya. Dalam AD ART kalimat harus memiliki satu arti atau makna yang jelas. 4. Sesuai Konteks AD ART bersifat dinamis,dalam arti harus disesuaikan dengan konteks. Namun bukan berarti AD ART selalu harus mengalami perombakan dan bukan berarti juga AD ART menjadi kitab suci yang tidak boleh diubah. 5. Tidak Copy Paste Isi dari AD ART itu harus asli dengan keadaan organisasi itu sendiri khusus OSIS jangan sampai meng-Copy Paste dari organisasi lain, cukup hanya sebagai rujukan saja.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 50 BAB VII TATA PERSURATAN DAN KEARSIPAN A. Beberapa Pengertian Guna memudahkan pemahaman terhadap tata persuratan dan kearsipan perlu diberikan beberapa pengertian sebagai berikut : 1. Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh satu pihak kepada piha lain. 2. Surat dinas adalah surat yang berisi hal penting brkenaan dengan administrasi , pemerintahan dan pembangunan yang dibuat oleh lembaga pemerintahan. 3. Nota Dinas adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau oleh bawahan kepada atasan atau setingkat yang berisikan catatan singkat tentang suatu pokok persoalan kedinasan. 4. Memo adalah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan kepada bawahan tentang pokok persoalan kedinasan. 5. Surat pengantar adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau pejabat yang berisi penjelasan singkat tentang surat dokumen dan/atau barang, bahan lain yang dikirimkan. 6. Surat kawat atau telegram adalah surat singkat dengan menggunakan kata kata biasa dan/atau kata kata sandi mengenai suatu hal yang perlu cepat di selesaikan dan disampaikan melalui telegraf. 7. Surat keputusan merupakan surat yang berisi keputusan tentang suatu hal yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. 8. Surat edaran merupakan surat yang berisi penjelasan atau petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah yang tg telah ada. 9. Surat undangan merupakan surat pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadiri suatu acara pada waktu dan tempat yang telah di tentukan. 10.Surat tugas adalah surat yang berisi penugasan dari pejabat yang berwenang kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 51 11.Surat kuasa adalah surat yyang berisis kewenangan penerima kuasa untuk bertindak atau melakukan suatu kegiatan atas naka pemberi kuasa. 12.Surat pengumuman merupakan surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu hal yang ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum. 13.Surat pernyataan adalah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut. 14.Surat keterangan adalah surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak menimbulkan keraguan. 15.Berita acara adalah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa mengenai waktu kejadian, tempat kejadian, keterangan, dan petunjuk lain sehubungan dengan kejadian atau peristiwa tersebut. 16.Penerima surat atau pengirim surat adalah petugas yangg menerima surat masuk atau mengirim surat keluar. 17.Pengarah surat adalah pimpinann satuan kerrja yang menangani surat menyurat dna kearrsipan atau petugas ysng ditunjuk untuk mengarahkan surat sesuai dengan masalahnya. 18.Pengolah surat adalah petugas yang mengolah atau yang menyelesaikan isi surat. 19.Penata arsip adalah petugas yang melaksanakan penataan arsip. B. Pengurusan Surat Pengurusan surat merupakan bagian dari administrasi kantor sekolah dan dilaksanakan oleh petugas tata usaha sekolah. Pengurusan surat meliputi mencatat, mengarahkan dan mengendalikan surat baik surat masuk maupun surat keluar. 1) Pengurusan Surat Masuk Proses pengurusan surat masuk dilaksanakan oleh petugas tata usaha sekolah. Banyaknya petugas di sesuaikan dengan kebutuhan. Urusan kerjanya: menerima surat masuk dan mengecek kebenaran alamatnya, membubuhkan tanda tangan atau paraf pada buku ekspedisi pengantar surat, kemudian memilah surat untuk memisahkan surat dinas dan pribadi, memilah surat dinas atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak rahasia (terbuka). Begitu juga membuka surat surat yang tidak rahasia mengeluarkan dari sampulnya,


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 52 memilah surat surat yang penting dan tidak penting (rutin), dan menyampaikan surat dinas yang sudah dipilah kepada petugas pencatat surat. Selanjutnya proses pengurusan surat dilaksanakan melaui kegiatankegiatan pengurusan surat masuk biasa (rutin), penting dan rahasia (tertuttup). a. Pengurusan Surat Masuk Biasa (Rutin) Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana pencatat surat, melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin. Setiap surat yang diterima oleh satuan kerja yang menangani surat menyurat dan kearsipan dikelompokkan berdasarkan instansi atau satuan kerja asl surat. Selanjutnya masing masing kelompok surat dicatat pada lembar pengantar surat berdasarkan satuan kerja pengolah surat yang bersangkutan. Prosedur pengurusan surat biasa dilaksanakan sebagai berikut : 1. Penerima surat bertugas : a) Menerima surat masuk dan memeriksa kebenaran alamat; b) Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada buku ekspedisi pengantar surat; c) Memilah surat antara surat dinas dan surat pribadi; d) Memilah surat dinas antara yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat rahasia; e) Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat biasa dan surat penting, meneliti kelengkapan lampiran jika ada, dan membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan nomor urut tiap bulan. 2. Pencatat surat bertugas : a) Menerima surat dari pengirim surat; b) Mencatat surat dalam lembar pengantar surat biasa (rutin) rangkap dua; c) Menyampaikan surat beserta lembar pengantar rangkap dua kepada pengarah surat. 3. Pengarah surat bertugas : a) Menerima surat beserta lembar pengantar surat; b) Meneliti surat apakah sesuai dengan lemvar pengantar;


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 53 c) Menyampaikan surat beserta lembar pwengantar rangkap dua kepada petugas tata usaha pengolah surat; d) Menerima kembali satu lembar pengantar asli dari petugas tata usaha pengolah surat dan menyimpannya. 4. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas : a) Menerima dan meneliti surat dan lembar pengantar rangkap dua yang diterima dari pengarah surat; b) Memaraf lembar penganraer dan mengembalikan satu lembar pengantar asli kepada pengarah surat; c) Menyimpan lembar pengantar kedua; d) Menyampaikan surat disertai lembar disposisi rangkap dua kepada pimpinan pengolah surat. e) Pimpinan pengolah surat bertugas : f) Menerima surat dan lembar disposisi dari petugas tata usaha pengolah surat; g) Memberikan disposisi kepada pelaksana pengolah surat. b. Pengurusan Surat Masuk Penting Suatu surat diidentifikasi sebagai surat penting apabila : 1. surat yang bersangkutan terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat berakibat terganggunya kelancaran pekerjaan; 2. surat tersebut hilang atau terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat menimbulkan kerugian yang berarti; 3. surat tersebut memerlukan tindak lanjut; 4. surat tersebut mempengaruhi kelanjutan hidup organisasi yang bersangkutan; dan/atau 5. surat tersebut hilang sehingga sulit memperoleh informasi tentang surat itu di tempat lain. Prosedur pengurusan surat penting dilaksanakan sebagai berikut 1. Penerima surat melaksanakan tugas a. Menerima surat masuk dan memeriksa kebenaran alamat; b. Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada bukunekspedisi pengantar surat; c. Memilih surat antara surat dinas dan surat pribadi;


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 54 d. Memilih surat dinas yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat rahasia; e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilah antara surat biasa dan surat penting, meneliti kelengkapa lampiran jika ada, dan membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan nomor urut tiap bulan. 2. Pencatat surat bertugas : a. Menerima surat penting dari petugas penerima surat; b. Mencatat surat penting pada kartu kendali; c. Menyampaikan surat beserta kartu kendali rangkap tiga kepada pengarah surat. 3. Pengarahan surat bertugas : a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pencatat surat dan meneliti kebenaran pengisi kartu kendali; b. Menentukan kessatuan kerja dengan cara memlilih surat yang harus di arahkan, dengan menuliskannya pada kolom pengolahan yang tercantum dalam kartu kendali; c. Menyampaian surat beserta kartu kendali pada oetugas tata usaha penelola surat; d. Menerima kembali kartu kendali dari petugas tata usaha pengolah lembar kartu kesatu dan kedua; e. Menyampaikan kartu kendali lembar kedua kepada penata arsip; f. Menyimpan kartu kendali lembar kesatu. 4. Penata arsip bertugas : a. Menerima kartu kendali lembar kedua dari pengarah surat dan menyimpan di dalam file kartu kendali; dan b. Menerima kartu kendali lembar ketiga bersama surat aslinya dari unit pengolah untuk disimpaan kalau sudah inaktif serta menyerahkan kartu kendali lembar kedua kepada petugas tata usaha pengolah surat. 5. Petugas tata usaha pengolah surat bertugas : a. Menerima surat beserta kartu kendali rangkap tiga dari pengarah surat;


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 55 b. Memaraf kartu kendali pada kolom paraf dan mengembalikan kartu kendali lembar kesatu dan kedua kepada pengarah surat; c. Menyimpan kartu kendali lembar ketiga; d. Menyampaikan surat kepada pimpinana pengolah surat dengan dilampiri lembar disposisi rangakap dua. e. Menerima kembali surat dari pimpinan pengolah surat dan meneruskannya kepada pelaksana pengolah surat sesuai dengan isi disposisi; dan f. Menyimpan lembar disposisi kedua; 6. Pimpinan pengolah surat bertugas: a.Menerima surat dari petugas tata usaha pengolah surat; b.Memberikan disposisi pada lembar disposisi surat rangkap dua; dan c.Menyampaikan suart kepada tugas tata usaha pengolah surat untuk diteruskan ke pelaksana pengolah surat agar diproses sesuai dengan isi disposisi surat. 7. Pelaksana pengolah surat bertugas : a.Menerima surat yang sudah dilampiri lembar disposisi pimpinan pengolah surat b.Mempelajari dan meproses surat selanjutnya sesuai dengan disposisi pimpinan pengolah surat; dan c.Menyampaikan hasil pengolah surat kepada pimpinan pengolah surat melalui petugas tata usaha pengolah surat. Prosedur pengurusan surat rahasia dilaksanakan sebagai berikut: 1. Penerima surat melaksanakan tugas: a. Menerima surat masuk dan memeriksa kembali alamat; b. Membubuhkan paraf atau tanda tangan pada buku ekspedisi pengantar surat; c. Memilih surat antara surat dinas dan pribadi; d. Memilih surat dinas antara yang bersifat rahasia dan yang tidak bersifat rahasia; e. Membuka surat yang tidak bersifat rahasia, memilih antara surat biasa dan surat penting, meneliti kelengkapab lampran jika ada, dan membubuhkan cap/stempel penerimaan, serta menuliskan tanggal dan nomor urut tiap bulan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 56 2. Mencatat surat bertugas: a. Mencatat nomor dan tanggal surat rahasia pada lembar surat rahasia rangkap dua; b. Menyampaikan surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantar kepada petugas tata usaha pengolah surat. 3. Pengarah surat bertugas : a. Menerima surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantarnya; b. Menyampaikan surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantar pada petugas tata usaha pengolah surat. 4. Petugas tata usaha pengolah bertugas : a. Menerima surat dalam keadaan tertutup bersama lembar pengantar rangkap dua dari pengarah surat; b. Memaraf lembar pengantar surat rahasia dan menyampaikan kembali satu lembar pengantar tersebut kepada pengarah surat; c. Menyimpan satu lembar pengantar surat rahasia; d. Menyampaikan surat dala keadaan tertutup disertai lembar disposisi rangkap dua kepada pimpinan pengolah surat; e. Menerima kembali surat yang di anggap tidak rahasia lagi dengan disposisi pimpinan pengolah surat sesuai dengan isi disposisi. 5. Pimpinan pengolah surat bertugas: a. Menerima surat dalam keadaan tertutup dari petugas tata usaha pengolah surat; b. Membuka surat tersebut dan membaca isinya; c. Menyimpan surat yang bersifat rahasia; d. Memberikan disposisi kepada pelaksana pengolah surat untuk surat yang di anggap tidak rahasia lagi; e. Menyampaikan surat dan disposisi kepada petugas tata usaha pengolah surat untuk di teruskan kepada pelaksana petugas surat yang bersangkutan; f. Petugas tata usaha pengolah surat memproses surat tersebut sebagai surat penting dengan menggunakan kartu kendali.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 57 6. Pelaksana pengolah surat bertugas : a. Menerima dan mempelajari surat dan disposisi dari pengolah/ pimpinan satuan organisasi; b. Melaksanakan pengolahan sesuai disposisi; c. Menyampaikan hasil pengolahan kepada pengolah/pimpinan. 2) Pengurusan surat keluar a. Pengurusan surat keluar meliputi pencatatan pada lembar pengantar rutin untuk surat rutin, kartu kendali untuk sarat penting, dan lembar pengantar rahasia untuk surat rahasia. b. Surat keluar dibagi atas tiga golongan, yaitu: 1. Surat biasa; 2. Surat penting; dan 3. Surat rahasia. c. Pengurusan surat keluar dimulai sejak pembuatan konsep surat sampai dengan pengirimannya. d. Surat dinas keluar dibuat dengan menggunakan lembar konsep surat. e. Surat rahasia ditangani dari awal sampai dengan pengiriman atas tanggung jawab sepenuhnya pimpinan pengolah surat. f. Pada dasarnya pengiriman surat keluar harus melalui satu pintu. g. Kode surat keluar. C. Uraian Tentang Format Pengurusan Surat a. Pengurusan surat meliputi: mencatat, mengarahkan, dan mengendalikan surat baik surat masuk maupun surat keluar. b. Pengurusan Surat Masuk Urusan kerja pengurusan surat masuk, yaitu: menerima surat masuk dan mengecekkebenaranalamatnya, membubuhkan tanda tangan/ paraf pada buku ekspedisi peng antar surat, kemudian memilih surat untuk memisahkan surat dinas dan surat pribadi, memilih surat dinas atas dasar rahasia (tertutup) dengan tidak rahasia (terbuka).


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 58 c. Pengurusan surat masuk dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pengurusan surat masuk biasa (rutin) Pengurusan surat biasa tidak menggunakan kartu sebagai sarana pencatat surat, melainkan menggunakan lembar pengantar surat rutin. Setiap surat yang diterima oleh satuan kerja yang menangani surat menyurat dan kearsipan dikelompokkan berdasarkan instansi atau satuan kerja asal surat. Selanjutnya, masing-masing kelompok surat dicatat pada lembar pengantar surat berdasarkan satuan kerja pengolah surat yang bersangkutan. 2. Pengurusan surat masuk penting Surat diidentifikasi sebagai surat penting apabila: 1. Surat terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat berakibat terganggunya kelancaran pekerjaan; 2. Surat hilang/ terlambat sampai di unit pengolah sehingga dapat menimbulkan kerugian; 3. Surat memerlukan tindak lanjut; 4. Surat mempengaruhi kelanjutan hidup organisasi yang bersangkutan; 5. Surat hilang sehingga sulit memperoleh informasi tentang surat tersebut di tempat lain. D. Pengelolaan Arsip Arsip Sebagai pusat ingatan, sumber informasi, dan sumber penelitian. Arsip harus dikelola dengan cara: 1. Sistem penataan/penyimpanan arsip, yaitu dengan menggunakan: a. Sistem masalah b. System abjad c. System tanggal d. System wilayah 2. Arsip pasif penting dan permanen, harus dirawat dan dijaga agar terjamin keamanan dan keutuhannya, antara lain, arsip-arsip yang menyangkut SK pengangkatan Pengurus OSIS, dll. 3. Untuk mencegah penumpukan arsip yang tidak berguna, dilakukan penyusutan/pemusnahan arsip yang tidak berguna dengan prosedur yang berlaku sesuai dengan PP No.34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 59 E. Jenis Surat dan Susunannya a) Menurut kepentingan dan pengirimnya 1) Surat pribadi, yaitu dikirimkan sesorang kepada orang lain atau kepada organisasi/lembaga. Kalau surat ditujukan kepada teman atau keluarga, format penulisan dan bahasa relatif bebas. Akan tetapi bila ditujukan kepada organisasi atau lembaga maka bentuk dan bahasa yang digunakan harus resmi, misalkan surat lamaran keja, pengaduan, pengajuan mutasi, kenaikan pangkat, dsb. 2) Surat dinas, yaitu digunakan instansi pemerintah untuk kepentingan administrasi pemerintahan. 3) Surat niaga, yaitu dipergunakan oleh perusahaan atau badan usaha. 4) Surat sosial, yaitu digunakan oleh organisasi kemasyarakatan yang bersifat nonprofit. b) Menurut isinya Surat dapat dikelompokkan menjadi pemberitahuan, keputusan, pemerintah, panggilan, perjanjian, laporan, pengantar, peringatan, penawaran, pesanan, undangan dan lamaran pekerjaan. c) Menurut sifatnya 1) Biasa yaitu isi dapat diketahui oleh orang lain selain yang dituju. 2) Terbatas (konfidensial) yaitu isi hanya boleh diketahui oleh kalangan tertentu yang terkait saja. 3) Rahasiayaitu isinya hanya boleh diketahui oleh orang yang dituju. d) Berdasarkan banyaknya sasaran Surat dapat dikelompokkan menjadi biasa, edaran dan pengumuman. e) Berdasarkan tingkat kepentingan penyelesaiannya Surat terbagi atas biasa, kilat dan kilat khusus. f) Berdasarkan wujudnya Surat terbagi atas bersampul, kartu pos, warkat pos, telegram, teleks, faksimile, memo dan nota. g) Berdasarkan ruang lingkup sasarannya Surat terbagi atas intern dan ekstern.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 60 h) Susunanya 1) Objektif 2) Sistematis 3) Singkat, Jelas masalahnya, alamat tujuan dan alamat pengirim 4) Lengkap isinya 5) Sopan 6) Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas,bentuk surat,ketikan dan sebagainya) 7) Bahasa Surat Menggunakan bahasa yang komunikatif, dapat di mengerti artinya oleh penulis surat 8) Bahasa baku/resmi, yakni sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 61 BAB VIII ADMINISTRASI PERLENGKAPAN A. Pengertian Dan Tujuan 1. Pengertian Administrasi adalah proses mempergunakan dan mengikut sertakan semua sumber potensi yang tersedia dan sesuai. Baik personal maupun material dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien. Perlengkapan adalah kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan sarana yang ada di sekolah agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. 2. Tujuan a. Pengadaan perlengkapan sesuai kebutuhan b. Pendayagunaan yang ada secara optimal b. Barang yang ada dipelihara dengan baik c. Penghapusan barang yang rusak/hilang d. Meningkatkan kualitas pelaksanaan program. B. Perencanaan perlengkapan 1. Barang yang habis dipakai a. Menyusun daftar perlengkapan b. Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan c. Menyusun rencana pengadaan barang. 2. Barang yang tidak habis dipakai a. Menganalisis dan menyusun rencana b. Memperkirakan biaya c. Menetapkan skalaprioritas. C. Penataan perlengkapan 1. Perbandingan luas lantai dengan perabot 2. Kelonggaran jarak dan dinding kiri/kanan 3. Jarak satu perabot dengan perabot lain 4. Jarak deret perabot paling belakang dengan tembok belakang 5. Arah menghadapnya perabot dan Kesesuaian dan keseimbangan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 62 D. Pemeliharaan Perlengkapan Tujuan : Barang tetap dan siap pakai Pelaksanaan : Perawatan/pencegahan Kerusakan : Perawatan ringan, genting bocor, meja/kursi patah. E. Penginventarisan a. Inventaris : kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan barang. b. Pelaksanaan 1) Kartu Inventaris Ruang (Format 2) 2) Kartu Invnentaris Barang (Format 3-1/2-4) 3) Buku Inventaris (Format4) pelaksanaan ; Kepala Sekolah F. Penghapusan Inventaris Meniadakan barang karena tidak berfungsi 1. Karena Hilang 2. Karena Mati (hewan) 3. Karena berlebih/tidak diperlukan. Prosedur : Sekretaris melaporkan daftar penghapusan ke Pembina lalu nanti Pembina ke Kesiswaan Bagian Sarana untuk di proses. Pemeriksaan : Untuk menjamin pengelolaan barang (Format1) Perlengkapan : Denah Ruang OSIS, kalender pendidikan, Struktur Organisasi, Rencana kerja Tahunan dan RAPBO, daftar Pembina, gambar Presiden dan Wakil, Bendera Merah Putih, Lambang Negara/Teks Pancasila.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 63 BAB IX ADMINISTRASI KEUANGAN OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan salah satu organisasi yang penting dalam kehidupan sekolah. Salah satu tanggung jawab utama OSIS adalah mengelola keuangan dengan baik. Administrasi keuangan yang baik adalah kunci keberhasilan OSIS dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan. Dalam materi ini, kita akan membahas berbagai aspek administrasi keuangan OSIS, termasuk pengumpulan dana, pengeluaran, pencatatan, dan pengawasan. Semua aspek ini penting untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan keuangan OSIS. A. Pengumpulan Dana a. Sumber Dana • Iuran anggota OSIS: Tetapkan iuran tahunan atau semesteran untuk anggota OSIS. • Dana sponsor: Cari sponsor atau donatur untuk mendukung kegiatan OSIS. • Penggalangan dana: Adakan acara penggalangan dana seperti bazar atau konser amal. b. Rencana Pengumpulan Dana • Buat rencana keuangan tahunan yang mencantumkan target pengumpulan dana dan cara mencapainya. • Tetapkan sasaran dana dari masing-masing sumber untuk mencapai kebutuhan OSIS. B. Pengeluaran Dana a. Rencana Anggaran • Buat anggaran tahunan yang mencantumkan estimasi biaya untuk setiap kegiatan atau program OSIS. • Prioritaskan kegiatan yang paling penting dan sesuaikan anggaran sesuai kebutuhan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 64 b. Pengeluaran yang Bertanggung Jawab • Pastikan setiap pengeluaran disetujui oleh pengurus OSIS dan sesuai dengan anggaran. • Simpan bukti pembayaran dan faktur dengan rapi. C. Pencatatan Keuangan a. Pencatatan Pendapatan dan Pengeluaran • Gunakan software atau aplikasi keuangan sederhana untuk mencatat semua pendapatan dan pengeluaran. • Catat dengan rinci setiap transaksi, termasuk tanggal, sumber, dan tujuan. b. Laporan Keuangan • Buat laporan keuangan berkala (bulanan atau triwulanan) untuk mengikuti perkembangan keuangan OSIS. • Bagikan laporan keuangan kepada anggota OSIS dan pihak sekolah. D. Pengawasan Keuangan a. Audit Internal • Lakukan audit internal secara berkala untuk memastikan transparansi dan keberesan keuangan. • Gunakan tim yang independen untuk melakukan audit. b. Pertanggungjawaban • Setiap pengurus OSIS harus bertanggung jawab atas penggunaan dana yang mereka tangani. • Pastikan setiap pengeluaran sesuai dengan tujuan OSIS. c. Transparansi dan Komunikasi • Bagikan informasi tentang keuangan OSIS secara terbuka kepada seluruh anggota OSIS dan pihak sekolah. • Selalu komunikasikan perkembangan keuangan kepada semua pihak yang berkepentingan. E. Evaluasi dan Peningkatan • Evaluasi keberhasilan pengumpulan dana dan pengeluaran secara berkala. • Tinjau kembali anggaran dan rencana keuangan secara rutin untuk meningkatkan efisiensi.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 65 BAB X HAMBATAN DALAM PEMBINAAN OSIS DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN A. Hambatan Pembinaan OSIS 1. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai bagian dari kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses belajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan. 2. Pengelolaan OSIS Pengelolaan ini menyangkut segi kualitas pengelola/siswa seperti : 1. Kepemimpinan, merupakan kemampuan dan kewibawaan menggerakkan segala sumber daya secara optimal. 2. Manajemen, merupakan kemampuan menyusun, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan dengan program kesiswaan; 3. Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi; 4. Kemampuan, memahami makna OSIS sebagai organisasi yang memiliki tujuan, sebagai kehidupan kelompok, memiliki sejumlah program terkoordinasi serta berkelanjutan dalam waktu tertentu; 5. Hubungan kerjasama, baik antara sesama siswa maupun siswa dengan pembinanya. 3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan wawasan wiyatamandala. Siswa dan proses belajar mengajar merupakan nafas dari kehidupan sekolah. Kelemahan dalam segi ini merupakan kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan. OSIS sebagai organisasi siswa di sekolah harus dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan kehidupan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap pengaruh negatif terhadap kehidupan sekolah, dan memiliki kemampuan melaksanakan program kegiatan pembinaan kesiswaan agar dapat menunjang


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 66 pencapaian tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya manusia Pancasila dalam pembangunan. 4. Pendanaan Dana OSIS yang bersumber dari iuran komite dirasa kurang dapat menunjang pelaksanaan program OSIS. Untuk itu perlu dicari pemecahan bersama antar instansi terkait, agar dapat dihasilkan suatu mekanisme pendanaan yang lebih rasional. Dalam hal ini pemerintah daerah, sebagai pengendali pelaksanaan kegiatan di daerah sangat berperan. 5. Pembinaan Perlu ada pembinaan secara terus menerus, berjenjang dan dilengkapi dengan perangkat informasi (buku-buku juklak, juknis, dan lain-lain) agar ada persepsi yang sama antara para pembina dan siswa yang dibina. Setiap laporan OSIS harus dievaluasi untuk pembinaan selanjutnya. B. Langkah-langkah Penanggulangan Agar OSIS dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut di atas, paling tidak ada 5 (lima) langkah pemecahannya. 1. OSIS harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu mewujudkan arti maupun peranannya sebagai suatu organisasi. 2. Pengurus OSIS dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti : 1) Kepemimpinannya. 2) Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisiasi. 3) Loyalitasnya. 4) Keteladanannya, dan kewibawaannya. 5) Keluasan dalam wawasannya. 6) Kemampuan berkomunikasi. 7) Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab. 8) Kejujuran dan keadilan. 3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pembinanan yang berkaitan dengan penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangannya.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 67 4. Untuk memecahkan masalah pendananan OSIS, program OSIS dapat dilampiri dengan saran-saran pemecahan tentang pendanaan. Saran tersebut dalam kesempatan tertentu dapat dibicarakan bersama. Tidak mungkin dapat dipecahkan sepihak oleh para pengurus OSIS. Oleh karena itu para pembina dan juga komite sekolah, melalui kepala sekolah perlu diberikan pengertian sehingga timbul kesadaran bahwa dana untuk OSIS adalah menjadi tanggung jawab bersama. 5. Pembinaan dapat dilakukan melalui : a. Personilnya; dengan pelatihan-pelatihan, diskusi, rapat-rapat, dan lain sebagainya. b. Informasi tertulis; peraturan, juklak, juknis, surat edaran, dan lain-lain. c. Kegiatan terpadu yang diadakan oleh dan dengan intern sekolah, antar sekolah, dan antar sekolah dengan masyarakat. Kegiatan ini dapat dikoordinasikan oleh sekolah yang bersangkutan, aparat pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat. 6. Para pembina hendaknya dapat menghindarkan diri dari perbuatan atau campur tangan dengan memberikan kesan menguasai, mengatur, memaksakan, dan perilaku lain yang sejenis, sehingga OSIS merasa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan dan mengembangkan gagasan, ide sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangan mereka.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 68 BAB XI EVALUASI DAN PELAPORAN Selain untuk mengetahui keterlaksanaan program, evaluasi dan pelaporan juga dapat dijadikan sebagai dasar penilaian dalam aspek kepribadian siswa dan menjadi dokumen penting bagi sekolah. Pada bagian ini diungkapkan tentang manfaat aspek evaluasi dan pelaporan terkait dengan kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan oleh sekolah. A. Keterlaksanaan program Program kegiatan pembinaan OSIS yang direncanakan dan telah dilaksanakan perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada proses pelaksanaan, tetapi juga dilakukan pada akhir kegiatan, yang dimaksudkan untuk mengukur keterlaksanaan program yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari tujuan, ada kendala serta perubahan dapat segera diperbaiki untuk penyempurnaan pelaksanaan program dimasa yang akan datang. Keterlaksanaan program pembinaan OSIS dapat dilihat kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan program yang direncanakan. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian apakah program yang telah direncanakan telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. B. Dokumentasi sekolah Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah dan menyampaikan informasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan di sekolah baik dalam bentuk tulisan , gambar, maupun dalam bentuk lainnya, ditujukan kepada warga sekolah, masyarakat dan dinas dengan menggunakan media cetak, elektronik dan jenis lainnya. Informasi dalam bentuk dokumentasi kegiatan dibutuhkan oleh pihak terkait untuk mengetahui keterlaksanaan program pembinaan kesiswaan yang telah dilaksanakan, juga sebagai bahan informasi yang berguna bagi masyarakat luas, dan dapat dijadikan media dalam pengambilan keputusan bagi pihak terkait. Kegiatan ini diharapkan juga dapat menumbuhkan inspirasi dan kreatifitas yang tinggi dikalangan siswa yang memiliki kecerdasan yang beragam.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 69 C.Pemetaan Pembinaan Kesiswaan 1. Dinas Pendidikan Kabupaten / kota a. Mengkoordinasinasikan, mensosialisasikan dan melakukan pemetaan pembinaan kesiswaan pada sekolah di wilayahnya. b. Membantu dinas kabupaten./ kota dalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan kesiswaan c. Melakukan monitoring pelaksanaan program pembinaan kesiswaan d. Membantu dinas pendidikan provinsi dalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan kesiswaan e. Menjabarkan kebijakan Kepala Dinas dalam bidang pembinaan kesiswaan f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keterlaksanaan pembinaan kesiswaan 2. Dinas Pendidikan Provinsi a. Menjabarkan Kebijakan Menteri Pendidikan Nasional c.q. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Gubernur yang berkaitan dengan Program-program Pendidikan khususnya Pembinaan kesiswaan. b. Melakukan Pemetaan, menyusun program dan membuat pedomanpedoman yang berkaitan dengan pembinaan kesiswaan. c. Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi terkait program-program pembinaan kesiswaan dengan unit kerja dibawahnya. d. Melakukan pemantauan dan menerima laporan tentang keterlaksanaan program-program pembinaan kesiswaan. 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas a. Melaksanakan penyusunan program kerja subdirektorat. b. Menyiapkan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kegiatan kesiswaan. c. melaksanakan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria kegiatan kesiswaan. d. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan kesiswaan. e. melaksanakan pemberian bimbingan teknis kegiatan kesiswaan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 70 f. melaksanakan supervisi dan evaluasi kegiatan kesiswaan. g. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen subdirektorat. h. melaksanakan penyusunan laporan subdirektorat. i. melakukan penyusunan program kerja seksi dan penyiapan penyusunan program kerja subdirektorat. j. melakukan peyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan bakat, pengembangan kreativitas dan prestasi siswa. k. melakukan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria pembinaan bakat, pengembangan kreativitas, dan prestasi siswa. l. melakukan penyiapan bahan peyusunan pedoman pelaksanaan pembinaan bakat, pengembangan kreativitas, dan prestasi siswa. m.melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kompetisi bakat, kreativitas dan prestasi siswa. n. melakukan penyiapan bahan pemberia bimbingan teknis pembinaan bakat, pengembangan kreativitas dan prestasi siswa. o. melakukan penyiapan bahan supervisi dan evaluasi pelaksanaan bakat, pengembangan kreativitas dan prestasi siswa. p. melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen. q. melakukan penyusunan laporan seksi. r. melakukan penyusunan program kerja seksi. s. melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan kepribadian siswa. t. melakukan penyiapan bahan perumusan standar dan kriteria pembinaan kepribadian siswa. u. melakukan penyiapan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis pembinaan kepribadian siswa. v. melakukan penyiapan bahan supervisi dan evaluasi pelaksanaan pembinaan kepribadian siswa. w. melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen seksi. x. Melakukan penyusunan laporan seksi dan penyiapan penyusunan laporan subdirektorat.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 71 PENUTUP Buku panduan teknis ini disusun sebagai pegangan bagi para Pembina OSIS dengan harapan untuk mendukung agar pembinaan kesiswaan dapat terealisasi secara optimal di sekolah. Harapan ini ditujukan kepada semua pihak terutama para Pembina OSIS yakni kepala sekolah, wakil bidang kesiswaan, konselor, pembina osis dan pelatih ekstrakurikuler untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing membantu pengembangan potensi siswa secara optimal sesuai dengan kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang dimilikinya. Pengembangan potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di sekolah tidak cukup hanya dengan pelajaran di dalam kelas, melainkan harus didukung oleh kegiatan dan pengawasan di luar kelas, oleh karena itu dihimbau kepada setiap warga sekolah untuk membantu memperlancar pembinaan kesiswaan di sekolah masing-masing. Pihak internal sekolah yang terkait di dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan potensi siswa, sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah, untuk memberikan pengawasan secara optimal kepada seluruh warga sekolah sehubungan dengan pembinaan kesiswaan di lingkungan sekolah. 2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, untuk membantu dalam penyusunan program, melakukan koordinasi, pemantauan dan pelaporan kepada kepala sekolah. 3. Konselor, mengidentifikasi bakat dan minat siswa serta mengembangkan potensi siswa. 4. Pembina OSIS, memberikan usulan yang berkaitan dengan program-program pembinaan kesiswaan 5. Pelatih, memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan siswa 6. Organisasi kesiswaan, sebagai wadah dalam membina kegiatan, menyalurkan dan mengembangkan potensi serta kemampuan yang dimiliki siswa. 7. Siswa, mengikuti seluruh program kegiatan dalam mengembangkan potensi diri dalam pencapaian prestasi sesuai bakat, minat dan kreatifitas


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 72 Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. 2. OSIS sebagai suatu organisasi intra sekolah merupakan bagian internal dari kehidupan sekolah, sehingga keberadaan OSIS diharapkan mampu mendukung terwujudnya sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wawasan wiyatamandala). 3. Dalam menumbuhkembangkan OSIS, adalah menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah. 4. Dalam proses tumbuh dan berkembang OSIS sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan memegang peranan yang sangat menentukan untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 73 DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Di sekolah; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; Buku Pedoman Pembinaan Kesiswaan.


B u k u P a n d u a n P e n g e l o l a a n O S I S S I T I n d o n e s i a | 74 BIO DATA PENULIS Sutiyono, lahir di Purworejo, 29 Juli 1978, merupakan putra keenam dari Bapak Wasiyo dan Ibu Wagirah. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Surorejo (1987), SMP Negeri 1 Banyuurip (1993), SMA Negeri 2 Purworejo (1996), Melanjutkan ke Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro ( 2002). Pada tahun 2010 melanjutkan studi S2 di Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta pada Program Studi Manajemen Pendidikan. Sejak tahun 1998 mulai bekerja sebagai guru di SDIT Al Fatah bekasi, kemudian tahun 2000 mengajar di SDIT Al Fidaa. Pernah menduduki jabatan sebagai kepala sekolah SDIT Al Fidaa tahun 2003 sd 2006. Pada tahun 2006 mengikuti seleksi CPNS pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan dinyatakan lulus sebagai PNS dan bertugas sebagai guru Produktif Teknik Elektronika di SMK Negeri 1 Setu Bekasi sampai dengan sekarang. Tugas tambahan yang pernah diberikan yaitu sebagai Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum serta Pernah Menjadi PLH Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Setu. Disamping itu sejak tahun 2006 mendirikan Yayasan Insania Islamia yang bergerak dalam Bidang Pendidikan dengan jabatan sebagai sekretaris Yayasan Insania Islamia. Adapun Organisasi yang diikuti adalah JSIT Indonesia sebagai Kepala Devisi OSIS dan Alumni JSIT Indonesia, Trainer Pusdiklat JSIT Indonesia, IKADI Sebagai Kepala Departemen Organisasi dan Keanggotaan, LP3MB sebagai Direktur LP3MB, POSKAB sebagai Pembina OSIS Kab Bekasi, Founder Quantum Education Centre. Menikah dengan Yuli Nurchayati, S.Sos, tahun 2003 dan dikarunia 3 anak, yaitu Muhammad Hafidz Abdullah ( 19 tahun ), Rayhana Hanin Akmalia ( 16 tahun ) dan Muhammad Haykal Imaddudin ( 11 tahun )


Click to View FlipBook Version