The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Jurnal dwi mingguan ini saya buat dengan model 4F

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ariwardani31, 2022-11-07 20:02:04

Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.1_Ari Kusuma Wardani

Jurnal dwi mingguan ini saya buat dengan model 4F

JurDnMwaoilMduiRnlegf1g.l1ueksi

PENFGAASJILAITRAPTROARK:TPIKUR: AWRAINATROIFIN

CALONARSGDIUNKRKU0U2OS1TUPSAEMUNASNGAGWGMAEAAIRRRKADIKUNANNDAJAIN,AGSN.KGPAdT. AN 7

Introduction

Perkenalkan nama Ari Kusuma Wardani, S.Pd., CGP
Angkatan 7 Kota Samarinda. Saya akan

menyapaikan mengenai jurnal dwiminggu modul
1.1.A tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar

Dewantara. Jurnal dwimingguan merupakan salah
satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru
penggerak. Tugas ini dibuat untuk merefleksikan
semua pengalaman dan ilmu yang didapat selama 2
minggu. Saya akan mencoba merefleksikan modul

1.1 tentang "Filosofi Ki Hadjar Dewantara"
menggunakan model 1 yaitu 4F. 4F merupakan
model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger
Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P.

Model 4F

Facts Feelings Findings Future

Facts

Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT karena atas karunia-Nya dinyatakan
lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Tanggal 20 Oktober
2022 CGP Angkatan 7 secara resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak
Nadiem Makarim, B.A., M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP
Angkatan 7 se-Indonesia. Pembukaan dilanjutkan oleh BGP Kalimantan Timur
sekaligus menjelaskan secara teknis LMS yang akan digunakan sebagai media
pembelajaran selama pendidikan CGP. Tanggal 21 Oktober 2022 CGP diwajibkan
mengerjakan preetest yang ada di LMS. Informasi oleh fasilitator dan pengajar
praktik dilakukan melalui grup WA. Pada tanggal 23 November 2022 merupakan
kegiatan Lokakarya Orientasi Program Guru Penggerak Angkatan 7 bertempat di
SMA Negeri 5 Samarinda dari pukul 08.00 - 16.00 WITA. Pada kegiatan tersebut juga
dihadirkan Kepala Sekolah dan Pengawas. Selanjutnya fasilitator menghimbau
peserta CGP untuk mencoba simulasi pada LMS dan dilanjutkan dengan
mempelajari modul 1.1 yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep serta berdiskusi di
ruang virtual bersama fasilitator. Di ruang kolaborasi CGP berkolaborasi bersama
kelompoknya masing-masing dengan didampingi fasilitator dan PP yang terus
memberikan arahan dan motivasi kepada kami.

Facts

Kurang lebih selama dua minggu, kami belajar mandiri melalui LMS yang dirancang
sangat bersahabat, sehingga para CGP tidak kesulitan untuk mengakses fitur-fitr
yang ada di dalam LMS. Kegiatan demi kegiatan dilalui dimulai dengan membuat
karya berupa demonstrasi kontekstual. Dalam hal ini, saya harus menggali kembali
kompetensi dalam design dan presentasi. Melalui kegiatan Elaborasi Pemahaman
bersama instruktur Ibu Ani Suparti, kami mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai konsep filosofi Ki Hajar Dewantara dan penerapannya pada
konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah setempat.

Berdiskusi dan terus belajar sehingga kami dituntut untuk membuat karya-karya
inovatif berupa grafik, infografis, video, dll dalam modul koneksi antar materi,
kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya sendiri lebih memilih
memanfaatkan aplikasi canva untuk membuat video presentasi dan
mengunggahnya di youtube.
Seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilalui pada modul 1.1 mengenai Filosofi
Pemikiran Ki Hajar Dewantara memberikan kesan dan pengalaman mendalam bagi
saya.

Feelings

Selama kurang lebih dua minggu menjalani pendidikan CGP, banyak sekali hal
yang dirasakan antara senang, sedih, khawatir, semangat, down bercampur
menjadi satu. Rasa sedih saat harus menyelesaikan tugas, namun anak saya yang
baru berusia 1 tahun sakit dan membutuhkan perhatian penuh. Pikiran terbagi
antara mempriorotaskan anak dan tugas. Belum lagi dengan tugas utama saya
sebagai pendidik di sekolah yang tidak dapat saya abaikan. Tentu hal tersebut
menimbulkan kekhawatiran yang begitu besar. Rasa khawatir tidak dapat
mengikuti pendidikan CGP ini dengan maksimal dan terlambat dalam mengirim
tugas. Namun, dengan dukungan dari berbagai pihak kembali menumbuhkan
semangat dalam diri saya meskipun saya harus membagi waktu antar tugas di
sekolah, tugas sebagai ibu, dan tugas CGP. Saya terus membangun semangat dan
kepercayaan diri untuk terus melanjutkan perjuangan menjadi guru penggerak
yang baru berjalan dua minggu. Perasaan bangga dapat menjadi bagian dari CGP
perlahan mengikis rasa kekhawatiran tersebut. Dengan tekad dan keinginan yang
kuat saya akan terus berusaha untuk menyelesaikan program guru penggerak ini.

Feelings

Terlebih setelah mempelajari materi pada modul 1.1 mengenai Filosofi Pendidikan
Nasional menurut Ki Hajar Dewantara membuat saya semakin memahami hakikat
seorang murid yang telah memiliki bakat dan minat masing-masing sesuai kodrat
alam dan kodrat zamannya, sehingga sebagai guru hanya dapat menuntun dan
mengarahkannya agar mereka dapat menjadi manusia yang seutuhnya. Saya
bertekad untuk melakukan perubahan-perubahan di kelas saya agar pembelajaran
yang saya lakukan lebih menyenangkan dan berkesan bagi peserta didik saya.

Saya akan berusaha untuk mendidik mereka dengan perasaan penuh kasih sayang
seperti halnya merawat tanaman agar dapat menghasilkan hasil yang baik. Saya
percaya tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan jika kita mau berusaha dan
melakukan yang terbaik. Semoga melalui program pendidikan guru penggerak
saya dapat mewujudkan merdeka belajar dan merdeka mengajar yang sesuai
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara

Findings

Melalui proses pendidikan guru penggerak ini, banyak sekali hal yang saya peroleh
mulai dari ilmu pengetahuan yang baru, pengalaman baru, teman baru, fasilitator,
dan pengajar praktik. Setelah mempelajari modul 1.1 ini, saya menemukan hal-hal
yang kurang saya pahami sebelumnya mengenai filosofi pendidikan menurut Ki
Hajar Dewantara. Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Saya memahami bahwa pengajaran
yang bermakna bukanlah tentang teori semata, melainkan bukti nyata di dalam
kelas. Saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat, dan hakikatnya sebagai
manusia merdeka yang tidak bergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar
pada kekuatan diri sendiri.

Future

Dengan pengetahuan baru yang saya dapatkan, tentunya saya akan melakukan
perubahan di masa yang akan datang. Terutama sebagai seorang pendidik saya
akan melakukan hal terbaik dalam proses pembelajaran di kelas agar tujuan
pendidikan untuk menciptakan merdeka belajar dan mewujudkan pelajar yang
berprofil pancasila dapat tercapai dengan baik. Jika dikaitkan dengan filosofi
pendidikan Ki Hajar Dewantara banyak hal yang harus saya benahi. Siswa bukan
lagi objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Pembelajaran
yang berpusat pada guru harus segera diubah dengan pembelajaran yang berpusat
pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan di dalam kelas. Memberi
kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus
terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga
menjadi manusia seutuhnya. Memaksakan sesuatu hal kepada peserta didik harus
diubah dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak
lahir bisa berkembang ke arah yang lebih baik dan kodrat zaman di mana mereka
hidup saat ini sehingga mereka dapat menjadi manusia yang seutuhnya baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Teimakasih
Salam Guru Penggerak!


Click to View FlipBook Version